Anda di halaman 1dari 3

Etiologi

Penyebab penakit uveitis anterior granulomatosa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu penyebab
yang berkaitan dengan penyakit infeksi dan noninfeksi. Penyebab berdasar penyakit noninfeksi
berkaitan dengan HLA-B27 yang terdiri dari ancylosing spondylitis, reactive arthritis sindrom,
inflammatory bowel disease, sarcoidosis, systemic lupus erythemathous, vogt-koyanagi-harada, dan
multiple sclerosis. Sedangkan penyebab infeksi terdiri dari infeksi bakteri yang meliputi cat scratch
disease (bartonella), lyme disease (borrelia), sifilis , dan tuberculosis. Infeksi virus terdiri dari herpes
simplex 1 dan 2, infeksi varicella zoster, CMV, dan HIV. Infeksi parasite yang terdiri dari infeksi
toxoplasmosis. Tidak semua pasien uveitis granulomatosa berkaitan dengan proses penyakit sistemik.
Perbedaan pasien yang menderita uveitis unilateral dan bilateral diuraikan dibawah ini, beberapa
penyakit biasanya dikaitkan dengan uveitis intermediate,dan uveitis anterior.

Pada penyakit Vogt-Koyanagi-Harada, dapat terjadi uveitis kronik pada perjalanan penyakit ini.
Pada pasien ini biasanya mengalami keluhan bilateral, penglihatan menurun, sakit, mata merah,
yang kadang-kadang disertai dengan sakit kepala, kaku tengkuk, muntah, demam, dan malaise.
Gejalanya adalah ablasio retina serosa pada kedua mata,infiltrat pada koroid, kekeruhan vitreus,
dan edema papil.

Sympathetic Ophtalmia merupakan uveitis granulomatosa yang bilateral biasanya terjadi


setelah trauma tembus atau bedah pada satu mata. Penyakit ini merupakan reaksi auto imun.
Uveitis timbul 2-12 minggu setelah operasi. Gejala meliputi adanya floaters dan visus menurun
pada mata yang simpatik (bukan mata yang terluka). Peradangan bisa di anterior, intermediate,
atau posterior, meskipun koroiditis sering disebabkan karena retinal detachment.

Toxoplasmosis adalah penyebab retinokoroiditis paling umum pada manusia dan


merupakan 28% kasus dari uveitis anterior. Gejala yang timbul meliputi melihat benda
mengambang, penglihatan kabur, dapat terjadi vaskulitis retina yang menimbulkan perdarahan
pada retina, peradangan berakibat terlihatnya sel-sel didalam vitreus dan eksudasi.

Epidemiologi

Uveitis granulomatosa dan nongranulomatosa merupahkan bentuk uveitis paling sering


yang dihadapi oleh dokter mata. Dalam satu penelitian berbasis komunitas, uveitis anterior
menyumbang lebih dari 90% kasus uveitis . Kejadian penyakit uveitis di amerika serikat sekitar
8 kasus per 100.000 penduduk. Akan tetapi kasus tersebut lebih banyak uveitis anterior tipe
nongranulomatosa.

Distribusi penyakit uveitis granulomatosa tidak ada perbedaan dibeberapa negara


meskipun etiologi tertentu mungkin lebih sering pada daerah endemic . kematian pada penyakit
uveitis granulomatosa akibat adanya keterkaitan dengan penyakit sistemik yang mendasari
(Cunningham,2011). Perbedaaan ras tidak berpengaruh pada kejadian penyakit, hal ini
bergantung pada penyebab uvetis granulomatosa itu sendiri, pada sarkoidosis lebih banyak
ditemukan pada kelompok afrika amerika, sedangkan pada penyakit Vogt-Koyanagi-Harada lebih
banyak pada keturunan asia, amerika, india mestizo. Uveitis granulomatous dapat menyerang semua
umur, tidak ada perbedaan antara perempuan dan laki-laki.

Patomekanisme (Cunningham, 2011; Suhardjo,2012)

Patomekanisme uveitis granulomatosa belum diketahui secara pasti. Hal ini diduga berkaitan
dengan proses autoimun atau respon tubuh terhadap proses infeksi sistemik seperti pada penyakit
tuberculosis,
Antigen dari luar sarcoidosis, serta infeksi virus herpes. Tidak Antigen
(antigen eksogen) semua dari
kasus yang(eksogen)
dalam diklasifikasikan sebagai
granulomatosa bersifat granulomatosa saat dilakukan pemeriksaan histologis, granuloma ditemukan
pada penyakit infeksi, autoimun, dan peradangan skunder karena adanya benda asing. Hal ini kemudian
memicu terjadinya inflamasi dan berkembang menjadi hipersensitivitas
Alergi, mekanisme inflamasi kronik. Secara umum proses terjadinya
uveitis dapat dilihat dalam bagan dibawah ini.

Radang iris dan radang badan siliar

Rusaknya Blood Aqueous Barrier

Protein, fibrin, dan sel-sel radang dalam humor akuos.


Pada pemeriksaan biomikroskop (slit lamp) hal ini tampak sebagai flare, yaitu
partikel kecil dengan gerak Brown (efek tyndall).

Migrasi eritrosit ke Bilik Depan Mata (BDM) , hifema (bila proses akut)

Sel-sel radang melekat pada endotel kornea (keratic precipitate)

Sel-sel radang, fibrin, fibroblast menyebabkan


iris melekat pada kapsul lensa anterior (sinekia posterior)
dan pada endotel kornea (sinekia anterior)

Sel-sel radang, fibrin, fibroblas menutup pupil


(seklusio pupil / oklusio pupil)

Gangguan aliran aquous humor


dan peningkatan tekanan intra okuler dan terjadi glaukoma sekunder

Gangguan metabolisme pada lensa, lensa jadi keruh, katarak komplikata

Peradangan menyebar bisa menjadi endoftalmitis dan panoftalmitis

Anda mungkin juga menyukai