PENDAHULUAN
Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas atau
epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal,
tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal. Proses keganasan pada epitel
bronkus didahului oleh masa pra kanker. Perubahan pertama yang terjadi pada masa
prakanker disebut metaplasia skuamosa yang ditandai dengan perubahan bentuk epitel
Laporan dari World Health Organitation (WHO) tahun 2012, dari 14 juta
penderita kanker di seluruh dunia, 1,8 juta di antaranya (13%) adalah kanker paru-paru.
Insidensi di dunia tinggi, 19% pada pria (kedua setelah kanker prostat) dan 17% pada
wanita (ketiga setelah kanker payudara dan kanker kolorektal). Berdasarkan data dari
International Agency for Research on Cancer (IARC) pada tahun 2012, kasus kanker
paru-paru yang menimpa pria di Indonesia sebesar 25.322, sedangkan kasus kanker
paru-paru yang menimpa wanita di Indonesia sebesar 9.374. Kanker paru paling sering
ditemukan pada laki-laki dewasa dengan usia lebih dari 40 tahun. Lebih dari 80%
berhubungan dengan kebiasaan merokok, baik aktif maupun pasif (Ancuceanu and
Victoria, 2004).
1
Tingginya angka merokok pada masyarakat Indonesia akan menjadikan kanker
paru sebagai salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Kanker paru merupakan salah
satu jenis penyakit paru yang memerlukan penanganan dan tindakan yang cepat dan
terarah. Penegakan diagnosis penyakit ini membutuhkan keterampilan dan sarana yang
tersebut masih rendah karena dapat menyebabkan peningkatan metastasis dan memberi
oleh Food and Drug Administration (FDA). Sel kanker memiliki kemampuan untuk
'menyamarkan' diri sedemikian rupa, sehingga sistem kekebalan tubuh kita tidak dapat
mendeteksi 'sel jahat' ini dan menghancurkannya. Melalui imunoterapi, sistem kekebalan
tubuh dapat ditingkatkan untuk mendeteksi sel kanker dengan lebih efektif. Pengobatan
mencegah kanker menyebar ke bagian tubuh lain dan membantu sistem kekebalan tubuh
antibodi monoklonal yang dapat memperbaiki kondisi kekebalan tubuh penderita kanker.
Nivolumab adalah salah satu dari generasi baru obat kanker yang dikenal sebagai anti-
PD1s dan anti-PDL1s yang mampu melemahkan sel-sel kanker dalam tubuh. Anti-PD1s
2
dan anti-PDL1s akan bekerja membantu sistem kekebalan tubuh mengenali tumor
sebagai musuh.
pengobatan. Dalam ajaran Islam, berobat termasuk tindakan yang dianjurkan sesuai
Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya, demikian pula Allah
menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian dan janganlah
berobat dengan yang haram. (HR. Abu Dawud dari Abud Darda` RA ), karena Allah
SWT menurunkan penyakit serta menyediakan obatnya. Akan tetapi perlu di yakini
bahwa proses penyembuhan terhadap suatu penyakit hendaklah adanya kecocokan obat
dengan penyakitnya serta tidak pula terlepas dari izin Allah, seperti disebutkan dalam
Hadits : Semua penyakit ada obatnya. Jika sesuai antara penyakit dan obatnya, maka
akan sembuh dengan izin Allah (HR Muslim). Manusia hanya dapat berusaha untuk
pengobatan tetapi tetap Allah SWT yang menyembuhkan. Seperti disebutkan dalam Al-
Quran : Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku. (QS.Asy-Syuaraa
(26) : 80)
Nivolumab adalah salah satu obat yang dapat digunakan untuk mengobati
penyakit kanker paru. Menurut Islam tujuan pengobatan yang dikehendaki syarak dalam
menghindarkan dari mafsadah (hal-hal yang merusak), baik di dunia maupun akhirat.
Lima kemaslahatan tersebut meliputi hifdz al-din (memelihara agama), hifdz al-Nafs
3
(memelihara jiwa), hifdz al-Nasl (memelihara keturunan (kehormatan)), hifdz al-Aql
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis tertarik untuk menulis skripsi
ISLAM.
1.2. Masalah
segi kedokteran?
2. Bagaimana tinjauan Islam terhadap penggunaan nivolumab dalam pengobatan
kanker paru?
1.3. Tujuan
Secara umum, tujuan penelitian skripsi ini ialah untuk mendapatkan pengetahuan
mengenai efektivitas penggunaan nivolumab dalam pengobatan kanker paru ditinjau dari
4
2. Mengetahui dan memahami tinjauan Islam terhadap penggunaan nivolumab dalam
1.4. Manfaat
Adapun beberapa hal yang dapat diharapkan dari penulisan skripsi ini adalah :
1. Bagi Penulis
a. Menambah pengetahuan mengenai terjadinya kanker paru dan penggunaan
nivolumab.
b. Menambah pengetahuan mengenai efektivitas penggunaan nivolumab dalam
pengobatan kanker paru serta menemukan titik temu antara ilmu kedokteran dan
pandangan Islam.
c. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan dalam menulis ilmiah dan berpikir
akan datang.
d. Diharapkan dapat menambah perbendaharaan karya tulis ilmiah bagi Universitas
YARSI.
3. Bagi Masyarakat
5
a. Diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan masyarakat dalam
terbaru yang lebih efektif sehingga dapat menurunkan kematian akibat kanker
paru.
BAB II
6
Paru-paru terletak pada rongga dada, berbentuk kerucut yang ujungnya berada di
atas tulang iga pertama dan dasarnya berada pada diafragma. Paru terbagi menjadi dua
yaitu, paru kanan dan paru kiri. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus sedangkan paru-
paru kiri mempunyai dua lobus. Kelima lobus tersebut dapat terlihat dengan jelas. Setiap
paru-paru terbagi lagi menjadi beberapa subbagian menjadi sekitar sepuluh unit terkecil
yang disebut bronchopulmonary segments. Paru-paru kanan dan kiri dipisahkan oleh
Paru-paru dibungkus oleh selaput tipis yaitu pleura. Pleura terbagi menjadi
pleura viseralis dan pleura pariental. Pleura viseralis yaitu selaput yang langsung
membungkus paru, sedangkan pleura parietal yaitu selaput yang menempel pada rongga
dada. Diantara kedua pleura terdapat rongga yang disebut kavum pleura (Guyton, 2007).
paru di mulai dari sebuah Groove yang berasal dari Foregut. Pada Groove terbentuk dua
kantung yang dilapisi oleh suatu jaringan yang disebut Primary Lung Bud. Bagian
proksimal foregut membagi diri menjadi 2 yaitu esophagus dan trakea. Pada
perkembangan selanjutnya trakea akan bergabung dengan primary lung bud. Primary
setelah bayi lahir dan jumlahnya terus meningkat hingga anak berumur 8 tahun. Alveoli
bertambah besar sesuai dengan perkembangan dinding toraks. Jadi, pertumbuhan dan
perkembangan paru berjalan terus menerus tanpa terputus sampai pertumbuhan somatik
7
Gambar 1. Anatomi paru (Tortora, 2012)
Sistem pernafasan dapat dibagi ke dalam sitem pernafasan bagian atas dan
1. Pernafasan bagian atas meliputi, hidung, rongga hidung, sinus paranasal, dan faring.
2. Pernafasan bagian bawah meliputi, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan alveolus
paru (Guyton, 2007). Pergerakan dari dalam ke luar paru terdiri dari dua proses,
yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi adalah pergerakan dari atmosfer ke dalam
paru, sedangkan ekspirasi adalah pergerakan dari dalam paru ke atmosfer. Agar
proses ventilasi dapat berjalan lancar dibutuhkan fungsi yang baik pada otot
pernafasan dan elastisitas jaringan paru. Otot-otot pernafasan dibagi menjadi dua
yaitu :
1. Otot inspirasi terdiri dari otot interkostalis eksterna, sternokleidomastoideus,
dkk., 2005)
8
Gambar 2. Otot-otot pernafasan inspirasi dan ekspirasi (Tortora,2012)
Paru-paru dan dinding dada adalah struktur yang elastis. Dalam keadaan normal
terdapat lapisan cairan tipis antara paru-paru dan dinding dada sehingga paru-paru
dengan mudah bergeser pada dinding dada. Tekanan pada ruangan antara paru-paru dan
Fungsi utama paru-paru yaitu untuk pertukaran gas antara darah dan atmosfer.
Pertukaran gas tersebut bertujuan untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan
mengeluarkan karbon dioksida. Kebutuhan oksigen dan karbon dioksida terus berubah
sesuai dengan tingkat aktivitas dan metabolisme seseorang, tapi pernafasan harus tetap
dapat memelihara kandungan oksigen dan karbon dioksida tersebut (West, 2004).
Udara masuk ke paru-paru melalui sistem berupa pipa yang menyempit (bronchi
dan bronkiolus) yang bercabang di kedua belah paru-paru utama (trachea). Pipa tersebut
terakhir dimana oksigen dan karbondioksida dipindahkan dari tempat dimana darah
mengalir. Ada lebih dari 300 juta alveoli di dalam paru-paru manusia bersifat elastis.
Ruang udara tersebut dipelihara dalam keadaan terbuka oleh bahan kimia surfaktan yang
1. Ventilasi paru, yang berarti masuk dan keluarnya udara antara alveoli dan atmosfer.
2. Difusi dari oksigen dan karbon dioksida antara alveoli dan darah.
9
3. Transport dari oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan cairan tubuh ke dan
dari sel.
4. Pengaturan ventilasi (Guyton, 2007).
2.3.1. Definisi
Kanker paru adalah tumor ganas yang berasal dari saluran nafas atau epitel
bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak
terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal. Proses keganasan pada epitel
bronkus didahului oleh masa pra kanker. Perubahan pertama yang terjadi pada masa pra
kanker disebut metaplasia skuamosa yang ditandai dengan perubahan bentuk epitel dan
2.3.2. Etiologi
Seperti umumnya kanker yang lain penyebab yang pasti daripada kanker paru
belum diketahui, tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat
karsinogenik merupakan faktor penyebab utama di samping adanya faktor lain seperti
Merokok
Terdapat hubungan antara rata-rata jumlah rokok yang dihisap per hari dengan tingginya
insiden kanker paru. Dikatakan bahwa, 1 dari 9 perokok berat akan menderita kanker
paru. Laporan penelitian beberapa tahun terakhir mengatakan bahwa perokok pasif pun
10
akan beresiko terkena kanker paru. Anak-anak yang terpapar asap rokok selama 25 tahun
pada usia dewasa akan terkena risiko kanker paru dua kali lipat dibandingkan dengan
yang tidak terpapar, dan perempuan yang hidup dengan suami/pasangan perokok juga
Rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia, diantaranya telah diidentifikasi
dapat menyebabkan kanker. Kejadian kanker paru pada perokok dipengaruhi oleh usia
mulai merokok, jumlah batang rokok yang diisap setiap hari, lamanya kebiasaan
Perokok pasif
Semakin banyak orang yang tertarik dengan hubungan antara perokok pasif, atau
mengisap asap rokok yang ditemukan oleh orang lain di dalam ruang tertutup, dengan
risiko terjadinya kanker paru. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pada
orang-orang yang tidak merokok, tetapi mengisap asap dari orang lain, risiko mendapat
Beberapa zat karsinogen seperti asbestos, uranium, radon, arsen, kromium, nikel,
polikistik hidrokarbon, dan vinil klorida dapat menyebabkan kanker paru (Amin, 2009).
Risiko kanker paru di antara pekerja yang menangani asbes kira-kira sepuluh kali lebih
besar daripada masyarakat umum. Risiko kanker paru baik akibat kontak dengan asbes
11
Polusi udara
Termasuk polusi udara di luar maupun di dalam ruangan, gas buangan industri
dan gas buangan kendaraan bermotor mengandung zat karsinogen, terutama karsinogen
benzopiren paling menonjol. Belakangan ini diperhatikan dari bahan dekorasi ruang
seperti formaldehid dan gas radon juga mungkin menjadi faktor risiko timbulnya
Genetik
Terdapat bukti bahwa anggota kelurga pasien kanker paru berisiko lebih besar
terkena penyakit ini. Penelitian sitogenik dan genetik molekuler memperlihatkan bahwa
mutase pada protoonkogen dan gen-gen penekan tumor memiliki arti penting dalam
timbul dan berkembangnya kanker paru, tujuan khususnya adalah pengaktifan onkogen
(termasuk juga gen-gen K-ras dan myc) dan menonaktifkan gen-gen penekan tumor
(termasuk gen rb, p53, dan CDKN2) (Wilson, 2005). Terdapat perubahan/mutase
beberapa gen yang berperanan dalam kanker paru, yakni : Proto oncogene, Tumor
Teori onkogenesis
Terjadinya kanker paru didasari dari perubahan tampilnya gen supresor tumor
dalam genom (onkogen). Adanya inisiator mengubah gen supresor tumor dengan cara
basanya, tampilnya gen erbB1 dan atau neu/erb2 berperan dalam anti apoptosis
(mekanisme sel untuk mati secara alamiah/programmed cell death). Perubahan tampilan
12
gen kasus ini menyebabkan sel sasaran dalam hal ini sel paru berubah menjadi sel
Diet
betakarotene, selenium dan vitamin A menyebabkan tingginya risiko terkena kanker paru
(Amin, 2009).
Penyakit paru
Penyakit paru seperti tuberculosis dan penyakit paru obstruktif kronik juga dapat
menjadi risiko kanker paru. Seseorang dengan penyakit aru obstruktif kronik berisiko
empat sampai enam kali lebih besar terkena kanker paru ketika efek dari merokok
2.3.3. Klasifikasi
dengan tata laksana dan prognosisnya, yaitu small cell lung cancer (SCLC) dan non
small cell lung cancer (NSCLC). SCLC dan beberapa jenis NSCLC (adenokarsinoma,
karsinoma sel skuamosa, dan karsinoma sel besar) berkontribusi terhadap 90% kasus
(Desen, 2013):
13
Karsinoma sel skuamosa (epidermoid) merupakan tipe histologik kanker paru yang
paling sering ditemukan, berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan epitel
termasuk metaplasia, atau displasia akibat merokok jangka panjang, secara khas
sekitar hilus, dan menonjol ke dalam bronki besar. Diameter tumor jarang
kelenjar getah bening hilus, dinding dada, dan mediastinum. Karsinoma ini lebih
sering pada laki-laki daripada perempuan (Wilson, 2005). Sekitar 30-35% dari
dibagi menjadi diferensiasi baik (G1), sedang (G2), dan buruk (G3). Karsinoma
skuamosa terutama timbul di trakea, bronkus paru tipe sentral, karsinoma skuamosa
Adenokarsinoma dapat bertipe sentral maupun tipe perifer, yang ke dua lebih sering.
c. Karsinoma sel besar
Menempati sekitar 10%, meliputi 2 subtipe yaitu sel kanker datia dan kanker sel
jernih. Karsinoma sel besar adalah sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi
sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam-macam. Sel-
sel ini cenderung timbul pada jaringan paru perifer, tumbuh cepat dengan
mesotel dan kanker sel oat campuran. Karakteristik biologis karsinoma paru tipe ini
jelas berbeda dari karsinoma paru tipe lainnya, kekhasannya adalah derajat
sebagai massa abu-abu pucat yang terletak di sentral dengan perluasan ke dalam
parenkim paru dan keterlibatan dini kelenjar getah bening hilus dan mediastinum.
Kanker ini terdiri atas sel tumor dengan bentuk bulat hingga lonjong, sedikit
ditemukan nekrosis dan mungkin luas. Sel tumor sangat rapuh dan sering
lain pada karsinoma sel kecil, yang paling jelas pada pemeriksaan sitologik, adalah
berlipatnya nukleus akibat letak sel tumor dengan sedikit sitoplasma yang saling
2.3.4. Patofisiologi
Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel, daerah asal, dan kecepatan pertumbuhan.
Empat tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma epidermoid (sel skuamosa),
karsinoma sel kecil (sel oat), karsinoma sel besar (tak terdeferensiasi) dan
adenokarsinoma. Sel skuamosa dan karsinoma sel kecil umumnya terbentuk di jalan
napas utama bronkial. Karsinoma sel besar dan adenokarsinoma umumnya tumbuh di
cabang bronkus perifer dan alveoli. Karsinoma sel besar dan karsinoma sel oat tumbuh
15
sangat cepat sehingga mempunyai prognosis buruk. Sedangkan pada sel skuamosa dan
adenokarsinoma prognosis baik karena sel ini pertumbuhan lambat (Elizabeth, 2008).
cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya
lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang
pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar.
Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di
bagian distal. Gejala gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu,
2008).
Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala-gejala klinis.
Bila sudah menampakkan gejala berarti pasien dalam stadium lanjut (Amin,2009).
a. Batuk
Gejala paling sering pada karsinoma paru. Umumnya batuk kering iritatif, tanpa
sputum atau sedikit sputum mukoid putih. Batuk sering kali dikarenakan tumor
16
Gejala paling khas pada karsinoma paru. Umumnya sputum berserat darah atau
sering bercampur dengan sel ganas yang terlepas, angka positif pemeriksaan sitology
sputum tinggi.
c. Dada penuh
Stadium dini hanya tampil sebagai dada terasa penuh ringan, ketika kanker mengenai
pleura parietal atau langsung menginvasi dinding torak, dapat timbul nyeri menetap
di lokasi tersebut.
d. Dispnea
Tumor menyumbat bronkus menimbulkan pneumonia obstruktif atau atelektasis
merupakan salah satu sebab terjadinya napas pendek pasien karsinoma paru. Derajat
menimbulkan efusi pleural maligna juga penyebab dispnea. Selain itu, kanker
alveolar difus menyebabkan kelainan interstitium paru, dapat timbul dyspnea karena
kadang membaik, sulit untuk diterapi. Selain itu demam juga dapat disebabkan oleh
17
Akibat dari karsinoma paru langsung menginvasi atau metastasis kelenjar limfe
udem di bagian kepala, leher bahkan kedua ekstremitas atas, hiperdilatasi vena dan
kapiler darah daerah leher dan dada atas, dan lain-lain terdapat 5-10% pasien
paravertebral servikal VII hingga torakal I, tampak sebagai bola mata ipsilateral
cekung ke dalam, ptosis palpebral superior, celah mata menyempit, pupil mengecil,
dan lain-lain.
c. Sindroma Pancoast
Tumor lebih lanjut mendestruksi iga I, II, dan saraf pleksus brakialis, timbul nyeri
ekstremitas atas.
Gejala lain invasi dan metastasis yang sering ditemukan adalah: mengenai nervus
rekuren laringeus timbul suara serak, sebagian dengan keluhan awal seperti, metastasis
otak timbul sefalgia, muntah, hemiplegia; metastasis tulang timbul nyeri menetap di
dapat menjadi rujukan diagnosis. Artropati pulmonal dapat timbul pada stadium awal
karsinoma paru atau sebelum gejala lokal tumor muncul, bahkan dapat menjadi
18
b. Sindroma karsinoid (sindroma Cassidy)
Gejala klinis utama antara lain, sakit perut, diare, muka merah,
sering ditemukan pada sel kanker kecil, sedangkan karsinoid bronkial umumnya
Gejala penyerta karsinoma paru lainnya adalah hiperkalsemia akibat zat mirip
2.3.6. Diagnosis
penunjang. Gambaran klinik penyakit kanker paru tidak banyak berbeda dari penyakit
paru lainnya, terdiri dari keluhan subyektif dan gejala obyektif. Dari anamnesis akan
didapat keluhan utama dan perjalanan penyakit, serta faktor-faktor lain yang sering
sangat membantu tegaknya diagnosis. Keluhan utama dapat berupa batuk-batuk dengan
atau tanpa dahak (dahak putih, dapat juga purulen), batuk darah, sesak napas, suara
serak, sakit dada, sulit atau sakit menelan, benjolan di pangkal leher, sembab muka dan
leher, kadang-kadang disertai sembab lengan dengan rasa nyeri yang hebat (Desen,
2013).
19
Tidak jarang yang pertama terlihat adalah gejala atau keluhan akibat metastasis
di luar paru, seperti kelainan yang timbul karena kompresi hebat di otak, pembesaran
hepar atau patah tulang kaki. Gejala dan keluhan yang tidak khas seperti berat badan
berkurang, nafsu makan hilang, demam hilang timbul, sindrom paraneoplastik, seperti
(Desen, 2013).
Langkah diagnostik definitif kanker paru antara lain menentukan lokasi lesi
(perifer atau sentral), histologis, staging, penilaian fungsi paru serta identifikasi
Penilaian staging memerlukan pemeriksaan CT scan, MRI, dan PET scan untuk
menilai adanya invasi jaringan sekitar, keterlibatan kelenjar getah bening regional atau
metastasis. Jika tidak terdapat metastasis dan keterlibatan KGB lokal atau regional
operasi dan kemungkinan keganasan. Jika terdapat tanda dan gejala dari metastasis atau
keterlibatan KGB maka segera lakukan biopsy pada lokasi yang paling memungkinkan.
mutlak dibutuhkan untuk menentukan lokasi tumor primer dan metastasis, serta
penentuan stadium penyakit berdasarkan sistem TNM. Pemeriksaan radiologi paru yaitu
foto toraks PA/lateral, bila mungkin CT-scan toraks, bone scan, bone survey, USG
abdomen dan brain-CT dibuthkan untuk menentukan letak kelainan, ukuran tumor dan
metastasis.
20
a. Foto toraks : pada pemeriksaan foto toraks PA/lateral akan dapat dilihat bila massa
tumor dengan ukuran tumor lebih dari 1 cm. tanda yang mendukung keganasan
adalah tepi yang ireguler, disertai identasi pleura, tumor satelit tumor, dan lain-lain.
Pada foto tumor juga dapat ditemukan telah invasi ke dinding dada, efusi pleura,
dengan pengosongan isi pleura dengan punksi berulang atau pemasangan WSD dan
ulangan foto toraks agar bila ada tumor primer dapat diperlihatkan. Keganasan harus
lebih baik daripada foto toraks. CT-scan dapat mendeteksi tumor dengan ukuran
lebih kecil dari 1 cm secar lebih tepat. Demikian juga tanda-tanda proses keganasan
juga tergambar secara lebih baik, bahkan bila terdapat penekanan terhadap bronkus,
tumor intra bronkial, ateletaksis, efusi pleura yang tidak massif dan telah terjadi
invasi ke mediastinum dan dinding dada meski tanpa gejala. Lebih jauh lagi dengan
CT-scan, keterlibatan KGB (N1 s/d N3) dapat dideteksi. Demikian juga ketelitiannya
Indonesia, 2003).
c. Pemeriksaan radiologik lain : kekurangan dari foto toraks dan CT-scan toraks adalah
tidak mampu mendeteksi telah terjadinya metastasis jauh. Untuk itu dibutuhkan
tulang kepala atau jaringan otak, bone scan dan/atau bone survey dapat mendeteksi
metastasis di seluruh jaringan tulang tubuh. USG abdomen dapat melihat ada
21
tidaknya metastasis di hat9, kelenjar adrena dan organ lain dalam rongga perut
Pemeriksaan sitologi
Pemeriksaan sitologi sputum rutin dikerjakan terutama bila pasien ada keluhan
seperti batuk. Pemeriksaan sitologi tidak selalu memberikan hasil positif karena
tergantung dari letak tumor terhadap bronkus, jenis tumor, teknik mengeluarkan sputum,
jumlah sputum yang diperiksa (dianjurkan pemeriksaan 3-5 hari berturut-turut), waktu
Pada kanker paru yang letaknya sentral, pemeriksaan sputum yang baik dapat
memberikan hasil positif sampai 67-85% pada karsinoma sel skuamosa. Pemeriksaan
sitologi sputum dianjurkan sebagai pemeriksaan rutin dan skrining utnuk diagnosis dini
kanker paru, dan saat ini sedang dikembangkan diagnosis dini pemeriksaan sputum
memakai immune staining dengan MAb dengan antibodi 624H12 untuk antigen SCLC
(small cell lung cancer) dan antibody 703D4 untuk antigen NSCLC (non small cell lung
cancer). Laporan dari National Cancer Institute USA, teknik ini memberikan hasil 91%
Pemeriksaan sitologi lain untuk diagnostik kanker paru dapat dilakukan pada
cairan pleura, aspirasi kelenjar getah bening servikal, supraklavikula, bilasan dan sikatan
Pemeriksaan histopatologi
22
Pemeriksaan histopatologi adalah standar emas diagnosis kanker paru untuk
a. Bronkoskopi
Modifikasi dari bronkoskopi serat optic dapat berupa Trans bronchial lung
memberikan konsentrat fluoresensi pada jaringan kanker. Teknik yang terbaru adalah
lebih sensitif daripada white light bronchoscopy untuk deteksi karsinoma in situ dan
displasia berat.
Ultrasound bronchoscopy, juga dikembangkan pada saat ini untuk
dan lesi daerah hilus. Hasil positif dengan bronkoskopi ini dapat mencapai 95%
untuk tumor yang letaknya sentral dan 70-80% untuk tumor yang letaknya perifer.
Trans-bronchial Needle-Aspiration (TBNA) dikerjakan terhadap nodul getah
bening di hilus atau mediastinum. Hasilnya akan lebih baik bila dituntun dengan CT-
scan.
b. Trans Torakal Biopsi (TTB)
Biopsy dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran
20-25% dan hemoptisis sampai 20%. Dengan persiapan yang lebih baik, komplikasi
ini bisa diperkecil. Hasil pemeriksaan akan lebih baik bila ada tuntunan CT scan,
USG, atau fluoroskopi. Biopsi terhadap kelenjar getah bening yang teraba, dapat
scaleneus supraklavikular.
23
c. Torakoskopi
Biopsi tumor di daerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara
torakosopi daripada cara membuta. Untuk tumor yang letaknya di permukaan pleura
dan spesifisitas hingga 100%, sedangkan komplikasi yang terjadi amat kecil.
d. Mediastinokopi
Lebih dari 20% kanker paru bermetastasis ke mediastinum, terutama Small
Cell Ca dan Large Cell Ca. untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah
nilai positif 40%. Dari studi lain, nilai negatif palsu pada mediastinokopi didapat
e. Torakotomi
Torakotomi untuk diagnostik kanker paru dilakukan bila berbaga prosedur
Sampai saat ini belum ada pemeriksaan serologi penanda tumor-tumor untuk
diagnostik kanker paru yang spesifisitasnya tinggi. Beberapa tes yang dipakai adalah
(Cytokeratin fragments 19). NSE diketahui spesifik untuk Small CellCarcinoma dan
sensitivitasnya dilaporkan 52%, sedangkan Cyfra 21-1 mencapai 50% utnuk kelompok
NSE 42% dan Cyfra 21-1 mencapai 50%. Bila pemeriksaan ini digabungkan maka
sensitivitas menjadi 78% untuk kelompok LD dan 82% kelompok ED. Uji serologis
24
tumor marker tersebut di atas sampai saat ini lebih banyak dipakai untuk evaluasi hasil
25
< 7 cm
T3 Tumor > 7 cm atau invasi langsung M1a Nodul tumor terpisah pada sisi
ke struktur dinding dada (termasuk kontralateral
tumor sulkus superior), Tumor dengan nodul pleural atau
n.phrenikus, pleura mediastinal, efusi pleural atau kardial maligna
atau perikardium parietal
Tumor < 2 cm distal dari karina
tanpa melibatkan karina
Tumor yang disertai atelektasis atau
pneumonitis obstruktif seluruh
lapang paru
Nodul tumor multiple terpisah
dalam satu lobus
T4 Tumor dengan ukuran berapapun M1b Metastasis jauh
yang menginvasi struktur
mediastinum, jantung, pembuluh
darah besar, trakea, n.laringeal
rekurens, esophagus, korpus
vertebrae, atau karina. Nodul tumor
multipel terpisah dalam lobus
ipsilateral yang berbeda
2.3.7. Penatalaksanaan
terapi). Kenyataanya pada saat pemilihan terapi, sering bukan hanya diharapkan pada
jenis histologis, derajat dan tampilan penderita saja tetapi juga kondisi non-medis seperti
fasilitas yang dimiliki rumah sakit dan ekonomi penderita juga merupakan faktor yang
a. Pembedahan
Indikasi pembedahan pada kanker paru adalah untuk KPKBSK stadium I dan
II. Pembedahan juga merupakan bagian dari combine modality therapy, misalnya
kemoterapi neoadjuvan untuk KPBKSK stadium IIIA. Indikasi lain adalah bila ada
kegawatan yang memerlukan intervensi bedah, seperti kanker paru dengan sindroma
26
vena kava superior berat.
Segmentektomi atau reseksi baji hanya dikerjakan jika faal paru tidak cukup untuk
lobektomi. Tepi sayatan diperiksa dengan potong beku untuk memastikan bahwa
batas sayatan bronkus bebas tumor. KGB mediastinum diambil dengan diseksi
Hal penting lain yang penting dingat sebelum melakukan tindakan bedah
adalah mengetahui toleransi penderita terhadap jenis tindakan bedah yang akan
dilakukan. Toleransi penderita yang akan dibedah dapat diukur dengan nilai uji faal
paru dan jika tidak memungkin dapat dinilai dari hasil analisis gas darah (AGD).
b. Radioterapi
Radioterapi pada kanker paru dapat menjadi terapi kuratif atau paliatif. Pada
KPKBSK stadium IIIA. Pada kondisi tertentu, radioterapi saja tidak jarang menjadi
meringankan keluhan penderita, seperti sindroma vena kava superiror, nyeri tulang
akibat invasi tumor ke dinding dada dan metastasis tumor di tulang atau otak.
c. Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan pada semua kasus kanker paru. Syarat utama
27
harus ditentukan jenis histologis tumor dan tampilan (performance status) harus
lebih dan 60 menurut skala Karnosfky atau 2 menurut skala WHO. Kemoterapi
kemoterapi. Pada keadaan tertentu, penggunaan 1 jenis obat anti kanker dapat
dilakukan.
d. Imunoterapi
terhadap sel kanker. Imunoterapi hampir selalu menggunakan bahan alami yang
berasal dari mahluk hidup, terutama manusia. Digunakannya bahan alami karena
dapat berfungsi merangsang respon anti tumor dengan tubuh dengan meningkatkan
jumlah sel pembunuh tumor, secara langsung berfungsi sebagai agen pembunuh
tumor, mengurangi mekanisme tubuh yang normal dalam menekan respon imun,
e. Pengobatan Paliatif
Hal yang perlu ditekankan dalam terapi paliatif adalah tujuannya untuk
meningkatkan kualitas hidup penderita sebaik mungkin. Gejala dan tanda karsinoma
Sedangkan keluhan yang sering dijumpai adalah batuk, batuk darah, sesak
napas dan nyeri dada. Pengobatan paliatif untuk kanker paru meliputi radioterapi,
28
intervensi bedah, pemasangan stent dan cryotherapy dapat dilakukan.
f. Rehabilitasi Medik
pendesakan syaraf. Gejala yang tirnbul berupa kesemutan, baal, nyeri dan bahkan
dapat terjadi paresis sampai paralisis otot, dengan akibat akhir terjadinya gangguan
mobilisasi/ambulasi.
Upaya rehabilitasi medik tergantung pada kasus, apakah operabel atau tidak.
Bila operabel tindakan rehabilitasi medik adalah preventif dan restoratif. Bila non-
Untuk penderita kanker paru yang akan dibedah perlu dilakukan rehabilitasi
Tujuan program rehabilitasi medik untuk kasus yang nonoperabel adalah untuk
berdasarkan skala Karnofsky. Upaya ini juga termasuk penanganan paliatif penderita
2.3.8. Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kanker paru dapat dibagi menjadi 2 kelompok,
yaitu SCLC dan NSCLC. Jenis SCLC memiliki angka harapan hidup yang lebih rendah
29
dan tingkat metastasis yang lebih tinggi dibandingkan NSCLC. Pada SCLC sebagian
besar penyebab kematian akibat karsinomatosis, metastasis sistem saraf pusat dan
komplikasi lokal tumor, sementara sebagian besar kasus NSCLC diakibatkan oleh
komplikasi torakal dan metastasis sistem saraf pusat (Pradipta et al, 2014).
Hal yang terpenting pada prognosis kanker paru adalah menentukan stadium
penyakit. Pada kasus kanker paru jenis NSCLC yang dilakukan tindakan pembedahan,
kemungkinan hidup 5 tahun adalah 30%. Pada karsinoma in situ, kemampuan hidup
setelah dilakukan pembedahan adalah 70% pada stadium I, sebesar 35-40% pada
stadium II, sebesar 10-15% pada stadium III, dan kurang dari 10% pada stadium IV.
Kemungkinan hidup rata-rata tumor metastasis bervariasi dari 6 bulan sampai dengan 1
tahun. Hal ini tergantung pada status penderita dan luasnya tumor. Sedangkan untuk
kasus SCLC, kemungkinan hidup rata-rata adalah 1-2 tahun pasca pengobatan.
Sedangkan ketahanan hidup SCLC tanpa terapi hanya 3-5 bulan (Price, 2006).
2.3.9. Pencegahan
Pencegahan yang paling penting adalah tidak merokok sejak usia muda. Berhenti
merokok dapat mengurangi risiko terkena kanker paru. Penelitian dari kelompok
perokok yang berusaha berhenti merokok, hanya 30% yang berhasil (Amin, 2009).
melakukan diagnosis pada populasi yang berisiko tinggi. Populasi yang berisiko tinggi
termasuk orang berumur di atas 50 tahun yang merupakan perokok berat, yaitu lebih dari
2.4. Nivolumab
30
Perkembangan kanker berkaitan erat dengan efisiensi sistem kekebalan tubuh.
Meskipun operasi, radioterapi, dan kemoterapi dapat membunuh sel-sel kanker pada
tingkatnya masing-masing, tetapi tidak ada yang bisa membasmi semua sel kanker
sehingga tubuh bersih dari sel kanker. Jadi, imunoterapi merupakan pengobatan
komprehensif yang penting untuk mengobati kanker. Memilih imunoterapi yang tepat
pada waktu yang tepat akan memberi peluang yang besar menyembuhkan kanker,
Salah satu mekanisme tumor tumor escape adalah kehadiran tumor terkait
oleh sel-sel neoplastik untuk menghambat respon sel T yang berpotensi memberi efek
anti tumor (Pardoll, 2012). Antibodi yang dapat mengikat dan menonaktifkan karena
mengumpulkan traksi yang signifikan untuk pengobatan tumor, termasuk NSCLC (Non
beberapa jenis melanoma (jenis kanker kulit) yang telah menyebar ke bagian lain dari
tubuh atau tidak dapat dihilangkan dengan operasi. Nivolumab juga dapat digunakan
sendiri untuk mengobati beberapa jenis melanoma (jenis kanker kulit) yang telah
menyebar ke bagian lain dari tubuh atau tidak dapat dihilangkan dengan pembedahan
pada orang yang tidak diobati berhasil dengan ipilimumab atau obat lain. Nivolumab
juga digunakan untuk mengobati jenis kanker paru-paru (non-kecil kanker paru-paru sel;
NSCLC) yang telah menyebar ke bagian lain dari tubuh selama atau setelah pengobatan
31
dengan obat kemoterapi lainnya. Nivolumab berada dalam kelas obat yang disebut
antibodi monoklonal. Obat tersebut bekerja dengan membantu sistem kekebalan tubuh
Nivolumab telah disetujui sebagai terapi lini kedua untuk maju NSCLC sel
spesifik immunoglobulin G4 untuk reseptor PD-1 manusia (Chen et al, 2012). Isotipe
subtipe IgG4 memiliki aktivitas ADCC minimal. ADCC yang intak memiliki potensi
untuk menguras sel T yang teraktivasi dan limfosit infiltrasi tumor dan mengurangi
aktivitas PD-1 yang diekspresikan pada sel efektor T dan sel-sel imun lainnya (Chen et
al, 2012). Nivolumab mengikat reseptor PD-1 dengan afinitas tinggi (KD 2,6 nmol/l
dengan analisis Scatchard untuk poliklonal diaktifkan sel T manusia) dan memblok
Reseptor PD-1 adalah reseptor permukaan sel yang diinduksi yang ditemukan
pada sel imun yang diaktifkan, termasuk limfosit dan APC (Antigen Presenting Cells).
antara aktivasi sel T dan toleransi. Peningkatan regulasi PD-1 pada infiltrasi limfosit
CD8+ pada pasien dengan NSCLC telah dikaitkan dengan berkurangnya respon imun
32
Nivolumab adalah penghambat reseptor PD-1 yang diindikasikan untuk pasien
melanoma yang sudah bermetastasis, pasien melanoma dengan metastasis atau dioperasi
dikombinasikan dengan ipililumab, pasien karsinoma sel ginjal yang sebelumnya telah
mendapat terapi anti-angiogenik, dan pasien metastasis dan progresif NSCLC yang
Khasiat dalam uji klinis, agen anti PD-1 dalam pengobatan pertama NSCLC
mendapat perhatian di fase I dosis eskalasi studi nivolumab pada 39 pasien dengan
tumor padat (melanoma, kolorektal, prostat, NSCLC, dan sel ginjal), 6 di antaranya
memiliki NSCLC (Brahmer et al, 2010). Dari 4 pasien mencapai respon klinis, satu
dengan NSCLC mencapai respon parsial lebih dari 14 bulan. Sisanya 5 pasien dengan
Cairan nivolumab disuntikkan ke pembuluh darah lebih dari 60 menit oleh dokter
atau perawat di rumah sakit atau fasilitas medis. Apabila nivolumab diberikan untuk
mengobati melanoma atau kanker paru-paru, biasanya diberikan setiap 2 minggu sekali.
Pada percobaan ketiga, terdapat beberapa efek samping yang ditimbulkan dari
termasuk penyakit paru interstitial, 50 dari 287 pasien mengalami diare atau kolitis, satu
pasien mengalami hepatitis setelah 7,8 bulan pemakaian nivolumab, satu pasien
atau grade 2 termasuk tiroiditis, dan peningkatan TSH (Thyroid Stimulating Hormone)
terjadi pada 17% yang menerima nivolumab dan 5% pasien yang menerima docetaxel.
33
Pengobatan kanker paru tergantung dari histology, stadium, dan status mutasi.
Biopsi dari jaringan tumor diperoleh untuk menentukan subtype histologist. Karsinoma
sel skuamosa adalah subtype dari NSCLC (Non Small Cell Lung Cancer) yang
memberikan 25-30% dari semua diagnosis kanker paru dan merupakan sub tipe yang
Bagi pasien dengan NSCLC (Non Small Cell Lung Cancer) tanpa mutasi aktif,
2015). Tingginya insidens dari NSCLC (Non Small Cell Lung Cancer) dan buruknya
prognosis dari penyakit ini, hamper selalu ada perkembangan selama pengobatan dengan
regimen lini pertama, dan pasien biasanya melanjutkan dengan regimen lini kedua.
Pengobatan lini kedua pada NSCLC (Non Small Cell Lung Cancer) merupakan
salah satu pilihan yang tepat bagi pasien. Beberapa pilihan pengobatan, termasuk
docetaxel, erlotinib, dan yang terbaru, nivolumab (hanya untuk tumor sel skuamosa),
disetujui sebagai terapi lini kedua untuk NSCLC (Non Small Cell Lung Cancer) (Zhang
et al, 2015). Meskipun monoterapi docetaxel umumnya digunakan untuk pasien yang
dapat mentolerir kemoterapi tambahan, saat ini belum ada standar terapi lini kedua untuk
telah menjadi fokus utama dari penelitian pengembangan obat onkologi. penghambat
pos sistem imun yang memediasi respon sel T telah menjanjikan dalam pengobatan
beberapa tumor padat. sel tumor sering mengembangkan mekanisme yang dimiliki untuk
34
Nivolumab telah disetujui sebagai terapi lini kedua untuk NSCLC (Non Small
Cell Lung Cancer) sel skuamosa. Nivolumab adalah antibodi monoklonal rekombinan
dari isotipe immunoglobulin G4 yang mengikat PD-1 penghambat sistem imun pada sel
imun. Nivolumab memblok pengikatan PD-1 dengan PD-L1 dan PD-L2, yang terdapat
pada banyak sel tumor, untuk mencegah inaktivasi pada sistem imun (Rizvi et al, 2015).
nivolumab menjanjikan diberikan pada pasien NSCLC (Non Small Cell Lung Cancer)
sel skuamosa biasanya telah diperkirakan tingkat kelangsungan hidupnya selama satu
tahun hanya 6-18% dan respon sebagian untuk terapi lini kedua dengan docetaxel hanya
5,8-10,8% (Shepherd et al and Fossella et al, 2000). Toksisitas yang signifikan terkait
dengan penggunaan nivolumab. Lebih dari 25% pasien yang menunda penggunaan
karena toksisitas, 74% pasien mengalami toksisitas pada beberapa tingkat, dan 17%
mengalami efek samping tingkat 3 atau 4 (Rizvi et al, 2015). Efek samping yang paling
umum dilaporkan adalah kelelahan, mual, dispnea, nyeri otot, penurunan nafsu makan,
batuk, dan konstipasi. efek samping serius yang biasanya terjadi menyerang sistem imun
dan beberapa pengobatan dengan kortikosteroid. Pneumonitis dan kolitis adalah efek
nivolumab untuk pengobatan lini kedua pada NSCLC (Non Small Cell Lung Cancer),
kelangsungan hidup secara keseluruhan secara signifikan lebih lama untuk pasien yang
diobati dengan nivolumab, dan risiko kematian adalah 41% lebih rendah. Efek samping
35
Bukti untuk toleransi nivolumab cukup menjanjikan, dengan kebanyakan efek
samping menjadi grade 1 atau 2 toksisitas imun yang diatur dengan kortikosteroid dalam
banyak kasus (Brahmer et al, 2010 and Rizvi et al, 2015). Berdasarkan perbandingan
langsung dan tidak langsung pada populasi pasien ini, toksisitas grade 3 atau 4 tampak
dengan neutropenia tingkat 3 atau 4 pada 54-86% pasien, hingga 11% diantaranya harus
menghentikan pengobatan karena efek sampng (Shepherd et al and Fossella et al, 2000).
pengobatan nivolumab dikaitkan dengan efek samping yang sering diobati dengan
36
BAB III
seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan karena paparan atau inhalasi berkepanjangan
suatu zat yang bersifat karsinogenik yang merupakan faktor penyebab utama di samping
adanya faktor lain seperti kekebalan tubuh, genetik, dan lain-lain (Amin, 2009).
Kanker paru merupakan salah satu penyakit yang perlu diobati, Islam
menganjurkan bagi setiap muslim yang sakit untuk berobat. Berbagai riwayat
menunjukkan bahwa Nabi Muhammad saw pernah menyuruh para sahabat agar berobat
ketika sakit, karena Allah SWT menurunkan penyakit beserta obatnya. Sebagaimana
37
Artinya :
Usamah bin Syarik berkata Pada waktu saya berada bersama Rasulullah
SAW, datanglah beberapa orang Badui (pegunungan) lalu berkata : Ya
Rasulullah, apakah kita mesti berobat? Maka beliau menjawab : Ya wahai
hamba Allah, berobatlah kamu karena Allah tidak menurunkan penyakit
melainkan Dia menurunkan juga obatnya, kecuali satu penyakit, Mereka berkata
: Penyakit apa itu? Beliau menjawab : tua. (HR. Ahmad)
Dan juga disebutkan dalam hadits lain yang diriwiyatkan oleh Abu Hurairah, yaitu:
Artinya :
Allah tidak menurunkan suatu penyakit tanpa menurunkan obatnya.(HR.
Bukhari).
Dari hadits Rasullulah saw tersebut di atas menganjurkan berobat apabila sakit,
karena Allah SWT menurunkan penyakit beserta obatnya kecuali penyakit tua. Akan
tetapi perlu diyakini bahwa proses penyembuhan terhadap suatu penyakit hendaklah
adanya kecocokan obat dengan penyakit dan tidak lepas dari izin Allah SWT, manusia
berusaha untuk pengobatan tetapi Allah SWT yang menyembuhkan. Sebagaimana dalam
Artinya :
Setiap penyakit ada obatnya. Jika obat yang tepat diberikan, dengan izin Allah,
penyakit itu akan sembuh. (HR Ahmad dan Hakim)
atau orang yang megetahui. Di bidang kesehatan apabila sakit maka berobatlah kepada
dokter atau yang ahli di bidang pengobatan, agar pengobatan dan perawatan dapat
38
dilakukan dengan tepat. Apabila tidak mengetahuinya, dianjurkan agar bertanya pada
Artinya :
Bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak
mengetahui. (QS An- Nahl (16):43)
adanya kecocokan obat dengan penyakit, kesembuhan tidak terlepas dari izin Allah
SWT, manusia berusaha untuk pengobatan tetapi Allah SWT yang menyembuhkan.
Artinya :
Setiap penyakit ada obatnya. Jika obat yang tepat diberikan, dengan izin Allah,
penyakit itu akan sembuh. (HR Ahmad dan Hakim)
Dapat pula dipahami bahwa proses penyembuhan terhadap suatu penyakit tidak
semata berdasarkan pada hukum kausalitas atau atas bantuan ahli pengobatan, tetapi
ditentukan oleh Allah SWT, Maha Penyembuh yang sebenarnya (Zuhroni, 2012). Seperti
Artinya:
Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku.(QS.Asy-Syuaraa
(26) : 80)
tentang berobat menurut kondisi. Ada yang haram, makruh, mubah, sunnah, bahkanada
yang wajib. Hukum berobat dapat berubah tergantung dari kondisi yang ada (Ali, 2012) :
39
a. Jika penyakit tersebut diduga kuat mengakibatkan kematian, maka
dia mampu berobat, dan diduga kuat penyakitnya bisa sembuh, berobat semacam
c. Jika penyakit itu menular kepada yang lain, mengobati penyakit menular adalah
penderitanya, dan tidakakan sembuh jika dibiarkan lalu mudharat yang timbul
lebih banyak daripada maslahatnya seperti berakibat tidak bias mencari nafkah
untuk diri dan keluarga, atau membebani orang lain dalam perawatan dan
biayanya, maka diawajibkan berobat untuk kemaslahatan diri dan orang lain.
diri dan orang lain, tidak membebani orang lain, tidak mematikan, dan tidak
Jika sakitnya tergolong ringan, tidak melemahkan badan dan tidak berakibat
seperti kondisi hukum wajib dan sunnah untuk berobat, maka boleh baginya berobat
digunakan diduga kuat tidak bermanfaat, maka lebih baik tidak berobat karena
hal itu diduga kuat akan berbuat sia-sia dan membuang harta.
40
b. Jika seorang bersabar dengan penyakitnya yang diderita, mengharap balasan
surga dari ujian ini, maka lebih utama tidak berobat, dan para ulama membawa
hadist Ibnu Abbas dalam kisah seorang wanita yang bersabar atas penyakitnya
c. Jika seorang fajir atau rusak, dan selalu zalim menjadi sadar dengan penyakit
yang diderita, tetapi jika sembuh ia akan kembali menjadi rusak, maka saat itu
d. Jika seorang yang telah jatuh kepada perbuatan maksiat, lalu ditimpa suatu
penyakit, dan dengan penyakit itu dia berharap kepada Allah SWT mengampuni
Jika berobat dengan sesuatu yang haram atau cara yang haram maka
hukumnya haram, seperti berobat dengan khamr/minuman keras, atau sesuatu yang
haram lainnya.
Masalah tentang berobat dengan bahan yang haram, menurut Fiqih dapat
ada obat lain yang suci. Diperbolehkan dengan syarat dalam keadaan darurat dan
berdasarkan dokter Muslim yang ahli dan terpercaya, baik dalam masalah agama
maupun ilmunya, dan tidak ada obat lain dari yang diharamkan atau cara lain
41
2. Nabi Muhammad SAW melarang menggunakan khamr dalam obat-obatan.
Artinya :
Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam telah melarang berobat
dengan sesuatu yang kotor/haram. (HR. Abu Dawud)
3. Khamr itu bukan obat tetapi penyakit, yakni bisa menimbulkan penyakit,
Artinya :
Sesungguhnya khamr itu bukanlah obat, akan tetapi justru penyakit.
(HR. Muslim)
Hadits Nabi tentang hukum berobat dengan racun, Rasulullah SAW bersabda :
Artinya :
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW melarang
mengkonsumsi obat yang al-khabits, Abi Isa berkata maksudnya adalah
racun. (HR. Ahmad, Muslim, Ibnu Majah, dan al-Turmudzi)
manusia menjaga kesehatannya dan juga menjaga tubuhnya dari setiap penyebab yang
dapat menjadikannya menderita sakit. Islam juga memerintahkan agar berobat dengan
barang yang halal. Apabila dalam keadaan yang darurat, diperbolehkan untuk
menggunakan barang-barang yang haram apabila tidak tersedia barang yang halal.
Penderita kanker paru hendaklah bersabar, yakin bahwa ujian sakit mempunyai
hikmah yang tidak dapat diduga oleh manusia, di antaranya Allah akan mengampuni
42
Artinya :
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf telah menceritakan
kepada kami Sufyandari Al Amasydari Ibrahim At Taimi dari Al Harits bin
Suwaiddari Abdullah radliallahu anhu; saya pernah menjenguk Nabi
shallallahu alaihiwasallam ketika sakit, sepertinya beliau sedang merasakan
rasa sakit, kataku selanjutnya; Sepertinya anda sedang merasakan rasa sakit
yang amat berat, oleh karena itulah anda mendapatkan pahala dua kali lipat.
Beliau menjawab: Benar, tidaklah seorang muslim yang tertimpa musibah
melainkan Allah akan menggugurkan kesalahan-kesalahannya sebagai mana
pohon menggugurkan dedaunannya.(HR Bukhari)
Pada Hadits Abdullah bin Masudradhi allahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu
Artinya:
Tidaklah seorang muslim ditimpa gangguan berupa sakit atau lainnya,
melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon
menggugurkan daun-daunnya.(HR. Al-Bukhari no. 5661 dan Muslim no. 6511)
hendaklah bersabar dalam menjalani hidup, manusia tidak lepas dari ujian yang
diberikan oleh Allah SWT, seperti ujian ketakutan, kelaparan, kekurangan harta dan jiwa
(Ikhsan, 2009). Sebagaimana telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:
Artinya:
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS. Al Baqarah (2): 155)
43
Hikmah terpenting sakit dan musibah adalah sebagai penghapus dosa. Hikmah
ini tidak banyak diketahui oleh saudara-saudara kita yang tertimpa musibah. Manusia
ketika ditimpa sakit dan musibah malah mencaci maki, berkeluh kesah, bahkan yang
lebih parah meratapi nasib dan berburuk sangka dengan takdir Allah. Sakit dan musibah
terasa ringan apabila mereka mengetahui hikmah dibalik semua itu disebabkan
banyaknya rahmat dan kasih sayang dari Allah. Hal ini terlihat dari sabda Rasulullah
SAW. Seorang mukmin haruslah sabar dan ridho terhadap takdir Allah apabila sakit dan
Keutamaan sakit yang lainnya adalah memperoleh derajat yang tinggi di sisi
Allah SWT. Sakit dapat memperoleh ganjaran berupa surge manakala seorang muslim
menghadapi penyakit dengan penuh kesabaran. Hal ini karena di dalam surga ada derajat
tertentu yang harus dicapai, bila seorang muslim tidak mampu mencapainya dengan
suatu amal, maka ia bisa memperoleh derajat yang tinggi itu dengan musibah atau
Artinya :
"Hai anak Adam, jika kamu bersabar dan ikhlas saat tertimpa musibah, maka
Aku tidak akan meridhai bagimu sebuah pahala kecuali surga." (HR. Ibnu
Majah)
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kita harus meyakini
bahwa sakit merupakan ujian dan cobaan agar menghadapi penyakit dengan ikhlas,
sabar dan tawakal, dengan harapan penyakit dapat sebagai penghapus dosa. Keadaan
sakit juga dapat menjadi pengingat bagi manusia akan nikmat kesehatan sehingga
musibah sakit ini menjadi peringatan sehingga dapat memanfaatkan waktu ketika sehat
44
dan waktu luang. Allah akan meninggikan derajat orang yang bersabar dalam
Kanker paru merupakan salah satu penyakit dengan gejala batuk dan kehabisan
nafas, hal ini merupakan gejala yang paling sering dirasakan oleh penderita sehingga
satu diantara empat dimensi sehat yaitu fisik, mental, sosial dan spiritual atau iman maka
bisa dikatakan sakit. Oleh sebab itu kanker paru merupakan salah satu penyakit yang
perlu diobati dan Islam menganjurkan bagi setiap muslim yang sakit untuk berobat.
Salah satu hadits Rasullulah saw menganjurkan berobat apabila sakit, karena Allah SWT
menurunkan penyakit beserta obatnya kecuali penyakit tua. Akan tetapi perlu di yakini
bahwa proses penyembuhan terhadap suatu penyakit hendaklah adanya kecocokan obat
dengan penyakit dan tidak lepas dari izin Allah SWT, manusia berusaha untuk
Apabila seorang muslim mengalami musibah sakit seperti kanker paru agar
berobat serta bertanya pada ahlinya. Di bidang kesehatan, apabila sakit maka berobatlah
kepada dokter atau yang ahli di bidang pengobatan, agar pengobatan dan perawatan
dapat dilakukan dengan tepat. Tetapi di samping hal itu, dapat pula dipahami bahwa
proses penyembuhan terhadap suatu penyakit tidak semata berdasarkan pada hukum
kausalitas atau atas bantuan ahli pengobatan, tetapi ditentukan oleh Allah SWT, Maha
Bagi seorang muslim yang mengalami musibah sakit, hendaklah bersabar dalam
menjalani hidup karena manusia tidak lepas dari ujian yang diberikan oleh Allah SWT,
45
seperti ujian ketakutan, kelaparan, kekurangan harta dan jiwa. Begitu juga bagi penderita
kanker paru hendaklah bersabar, yakin bahwa ujian sakit mempunyai hikmah yang tidak
dapat diduga oleh manusia, di antaranya Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa
mengalahkan sel-sel kanker dengan cara meningkatkan reaksi kekebalan tubuh terhadap
sel kanker. Imunoterapi hampir selalu menggunakan bahan alami yang berasal dari
makhluk hidup, terutama manusia. Digunakannya bahan alami karena dapat berfungsi
merangsang respon anti tumor dengan tubuh dengan meningkatkan jumlah sel
pembunuh tumor, secara langsung berfungsi sebagai agen pembunuh tumor, mengurangi
mekanisme tubuh yang normal dalam menekan respon imun, atau berfungsi
Artinya :
Dan apabila aku sakit, maka Dia-lah yang menyembuhkan aku.
(QS. Asy-Syuara (26): 80)
dengan obat. Keyakinan semacam itu mendekati perbuatan syirik. Allah yang
46
memberikan kesembuhan bukanlah obat. Kesembuhan akan diperoleh apabila cocok
SAW mengajarkan agar orang yang sakit senantiasa berdoa kepada Allah SWT.
dan baik. Allah yang menurunkan penyakit kepada seseorang, maka Dia lah yang
menyembuhkannya. Obat yang digunakan juga harus baik dan diridhai Allah, jika
Artinya :
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
direzekikan kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya. (QS. Al-Maidah (5): 88)
diteliti secara ilmiah. Pengobatan dalam Islam tidak boleh berbau syirik.
dokter yang lebih baik. Dalam kedokteran Islam diajarkan bila ada dua obat yang
47
kualitasnya sama maka pertimbangan kedua yang harus diambil adalah yang lebih
efektif dan tidak memiliki efek rusak bagi pasien (Muhadi dan Muadzin, 2012).
Dalam ajaran Islam sebagai ketentuan berobat hendaklah tidak berobat dengan
yang haram, sebagaimana yang dinyatakan pada hadis Nabi di bawah ini (Zuhroni
Artinya :
Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obat, dan Dia jadikan bagi
tiap-tiap penyakit itu obatnya, maka berobatlah kamu, tetapi janganlah
berobat dengan yang haram (HR. Al Bukhari dan Muslim).
mengkonsumsi makanan yang halal dan baik, termasuk obat-obatan yang dibutuhkan
Artinya :
dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan
kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.(QS. Al-
Maidah (5):88)
Pada ayat lain manusia diperintahkan agar makan dan minum yang halal dan baik
48
Artinya :
Makanlah dan minumlah tapi jangan berlebih-lebihan, Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.(QS.Al-Araaf (7) : 31)
Ayat tersebut diatas menyatakan bagi orang yang beriman hendaklah memilih
makanan yang baik dan halal serta tidak berlebihan dalam arti hendaklah memilih
makanan yang seimbang termasuk dalam memilih obat-obatan sesuai dosis dan tidak
boleh berlebihan. Pengertian makanan yang halal, baik dan seimbang adalah sebagai
1. Makanan halal adalah yang tidak disebutkan keharamannya, baik di dalam Al-
mudharat.
2. Makanan dan minuman yang baik atau thayyib berarti lezat, baik, sehat,
mententramkan, paling utama. Kata thayyib berarti makanan yang tidak kotor
dari segi zatnya atau rusak (kadaluarsa), atau tercampur benda najis. Untuk dapat
menilai suatu makanan itu thayyib atau tidak, harus terlebih dahulu diketahui
komposisinya. Bahan makanan yang thayyib bagi umat Islam harus terlebih
dahulu memenuhi syarat halal, karena bahan makanan yang menurut ilmu
Artinya :
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat
di bumi. (QS. Al-Baqarah (2):168)
49
Artinya :
Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah
kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja
menyembah. (QS. An-Nahl (16):114)
resep sehat menyangkut kualitas dan kuantitas makanan artinya Makan dan
minum sesusai dengan kebutuhan pemakan, tidak berlebihan dan tidak kurang.
tidak terlalu kenyang sehingga ada rongga kosong dalam usunya dan sepertiga
Artinya :
Janganlah perut anak Adam dipenuhi dengan beban keburukan dalam perut
hingga memenuhi perut, sekiranya mesti, maka sepertiga untuk makanan,
sepertiga untuk minuman dan sepertiga untuk nafas (udara). (HR. Ahmad dan
Al-Turmudzi)
Di samping makan dan minum yang halal, baik dan seimbang, hendaklah
Artinya:
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan)
yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang
jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.
(QS Al-Maidah (5):3)
50
Keharaman suatu jenis makanan, minuman, termasuk obat-obatan ditentukan adanya 3
aspek, yaitu:
disembelih bukan atas nama Allah SWT, dalam bidang ini tidak perlu dicari lagi
Artinya:
Barang siapa yang berobat dengan minuman keras, niscaya Allah tidak akan
menyembuhkannya. (H.R. Abu Nuaim)
3. Karena cara mendapatkannya, meski dari segi substansi benda halal tetapi jika
menipu, dan yang sejenisnya maka hukumnya haram pula (Zuhroni, 2012).
Namun dalam suatu kondisi tertentu, apabila tidak ditemukan makanan atau obat
yang halal, maka diperbolehkan menggunakan barang yang haram dalam keadaan benar-
Allah SWT:
Artinya:
Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya
dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S.Al-Anam (6):145)
51
Artinya :
Padahal Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang
diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya.
(Q.S.Al-Anam (6) : 119)
Artinya :
Kemudaratan (bahaya) itu membolehkan halhal yang dilarang.
karena suatu keterpaksaan, bahwa dalam keadaan darurat atau sangat mendesak
seseorang boleh memakan makanan yang diharamkan, segala hal yang pada mulanya
waktu selama keadaan darurat atau kebutuhan itu berlaku. Allah SWT memberikan
kemudahan bagi manusia agar tidak menyulitkan hidup (Zuhroni, 2012). Adapun unsur
3. Objek darurat, disyaratkan terjadinya atas diri atau harta sendiri atau harta orang
lain.
darurat.
merupakan salah satu obat untuk kanker paru, yang merupakan sebuah imunoterapi
menggunakan bahan alami yang berasal dari makhluk hidup, terutama manusia. Ajaran
Islam menganjurkan kepada setiap mukmin agar mengkonsumsi makanan yang halal,
baik dan seimbang baik serta tidak boleh memakan makanan yang diharamkan,
Kanker Paru
Kanker paru merupakan salah satu penyakit dengan gejala batuk dan kehabisan
napas, hal ini merupakan gejala yang paling sering dirasakan oleh penderita sehingga
satu diantara empat dimensi sehat yaitu fisik, mental, sosial dan spiritual atau iman maka
bisa dikatakan sakit. Oleh sebab itu kanker paru merupakan salah satu penyakit yang
perlu diobati dan Islam menganjurkan bagi setiap muslim yang sakit untuk berobat.
Salah satu hadits Rasullulah saw menganjurkan berobat apabila sakit, karena Allah SWT
menurunkan penyakit beserta obatnya kecuali penyakit tua. Akan tetapi perlu diyakini
bahwa proses penyembuhan terhadap suatu penyakit hendaklah adanya kecocokan obat
dengan penyakit dan tidak lepas dari izin Allah SWT, manusia berusaha untuk
53
pengobatan tetapi Allah SWT yang menyembuhkan. Apabila seorang muslim mengalami
musibah sakit seperti kanker paru agar berobat serta bertanya pada ahlinya. Di bidang
kesehatan, apabila sakit maka berobatlah kepada dokter atau yang ahli di bidang
pengobatan, agar pengobatan dan perawatan dapat dilakukan dengan tepat. Tetapi
disamping hal itu, dapat pula dipahami bahwa proses penyembuhan terhadap suatu
penyakit tidak semata berdasarkan pada hukum kausalitas atau atas bantuan ahli
pengobatan, tetapi ditentukan oleh Allah SWT, Maha Penyembuh yang sebenarnya. Bagi
seorang muslim yang mengalami musibah sakit, hendaklah bersabar dalam menjalani
hidup karena manusia tidak lepas dari ujian yang diberikan oleh Allah SWT, seperti
ujian ketakutan, kelaparan, kekurangan harta dan jiwa. Begitu juga bagi penderita
kanker paru hendaklah bersabar, yakin bahwa ujian sakit mempunyai hikmah yang tidak
dapat diduga oleh manusia, di antaranya Allah akan mengampuni dosa-dosa sebagai
Nivolumab merupakan salah satu obat untuk kanker paru, yang merupakan
sebuah imunoterapi menggunakan bahan alami yang berasal dari makhluk hidup,
terutama manusia. Di sisi lain, ajaran Islam menganjurkan kepada setiap mukmin agar
mengkonsumsi makanan yang halal, baik dan seimbang serta tidak boleh memakan
manusia apabila sakit, kecuali pada keadaan darurat dan sangat terpaksa dengan batas
sunnah, makruh, mubah, dan haram. Islam sangat melarang keras dan mengharamkan
penggunaan obat yang haram, namun jika dalam keadaan darurat dan terpaksa
54
dibolehkan dengan tujuan semata-mata menyelamatkan jiwa dan harus sesuai
kebutuhan.
menurut kaedah fiqhiyyah pada dasarnya dapat digunakan selama memberikan manfaat
Artinya :
Asal sesuatu adalah boleh, sampai ada dalil yang menunjukkan
keharamannya.
Kaidah tersebut diatas menyatakan bahwa asal dari sesuatu adalah boleh, sampai
ada dalil yang menentukan keharamannya. Oleh sebab itu pada dasarnya menurut kaidah
manfaatnya, maka tidak boleh digunakan, sebagai contoh, pada beberapa pasien
penggunaan obat nivolumab yang dikombinasikan dengan obat lain dapat menyebabkan
Artinya :
Hukum-hukum itu bisa berubah sesuai dengan ada tidaknya sebab.
Artinya :
Hukum-hukum itu bisa berubah sesuai dengan perubahan zaman, tempat dan
keadaan.
55
BAB IV
56
DALAM PENGOBATAN KANKER PARU
Kanker paru merupakan masalah paling utama dalam bidang kedokteran dan
menjadi salah satu penyebab kematian utama di dunia serta merupakan pemyakit
keganasan yang dapat mengakibatkan kematian pada penderitanya karena sel kanker
yang merusak sel lain. Sel kanker adalah sel normal yang mengalami mutasi atau
perubahan genetik dan tumbuh tanpa terkoordinasi dengan sel-sel tubuh lain. Merokok
merupakan penyebab utama terjadinya kanker paru. Kanker paru dapat menimbulkan
berbagai gejala klinis tergantung dari lokasi, ukuran, substansi yang dikeluarkan, dan
metastasis (penyebaran) ke organ yang dikenal. Gejala paling umum yang ditemui pada
penderita kanker paru adalah batuk yang terus-menerus atau menjadi hebat, hemoptisis,
sesak napas, sakit kepala dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena kanker paru yaitu salah satunya
yang digunakan untuk mengalahkan sel-sel kanker dengan cara meningkatkan reaksi
kekebalan tubuh terhadap sel kanker. Nivolumab berada dalam kelas obat yang disebut
antibodi monoklonal. Obat tersebut bekerja dengan membantu sistem kekebalan tubuh
mengandung antibodi monoklonal spesifik IgG4 manusia yang mengikat reseptor PD-1
dengan afinitas tinggi dan memblok interaksinya dengan B7-H1 dan B7-DC. Dalam
sebuah penelitian dilaporkan bahwa pengobatan nivolumab sebagai terapi lini kedua
57
untuk NSCLC (Non Small Cell Lung Cancer) memiliki kelangsungan hidup yang lebih
lama dan memiliki risiko kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan terapi lini
Kanker paru merupakan salah satu penyakit dengan gejala batuk dan kehabisan
napas, hal ini merupakan gejala yang paling sering dirasakan oleh penderita sehingga
dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan. Oleh sebab itu kanker paru merupakan
salah satu penyakit yang perlu diobati dan dalam hadits Rasulullah juga sudah
disebutkan anjuran untuk berobat apabila sakit, karena Allah SWT menurunkan penyakit
beserta dengan obatnya kecuali penyakit tua. Nivolumab merupakan salah satu obat
yang dapat digunakan dalam pengobatan kanker paru. Menurut tinjauan Islam,
penggunaan nivolumab dalam pengobatan kanker paru pada dasarnya sesuai kaedah
mudharat. Tetapi apabila mendatangkan lebih banyak mudharat dari manfaatnya, maka
tidak boleh digunakan. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW bahwa Tidak boleh
melakukan perbuatan (mudharat) yang mencelakan diri sendiri dan orang lain.
dapat digunakan sebagai terapi pengobatan untuk kanker paru, selama penggunaan obat
nivolumab lebih banyak memberikan manfaat dan tidak menimbulkan mudharat dalam
pemakaiannya.
BAB V
58
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Salah satu penatalaksaan yang dapat dilakukan untuk mengobati kanker paru adalah
1 dengan afinitas tinggi dan memblok interaksinya dengan B7-H1 dan B7-DC.
Pengobatan dengan nivolumab efektif digunakan pada NSCLC (Non Small Cell
Lung Cancer) sebagai terapi lini kedua. Nivolumab memberikan kelangsungan hidup
yang lebih lama dan kematian yang lebih rendah pada NSCLC (Non Small Cell Lung
Cancer).
2. Menurut tinjauan Islam, penggunaan nivolumab dalam pengobatan kanker paru pada
sesuatu adalah boleh, sampai ada dalil yang menunjukkan keharamannya. Tetapi
apabila lebih banyak mendatangkan mudharat dari manfaatnya, maka tidak boleh
5.2 Saran
1. Bagi Individu
59
Kepada masing-masing individu disarankan untuk selalu menjaga kesehatan baik
fisik maupun mental, jika terdapat gejala klinis yang telah dijelaskan diatas
Bagi dokter muslim isarankan untuk terus membekali diri dengan ilmu kedokteran
agar dapat meningkatkan ilmu pengetahuan serta melakukan diagnosis dan terapi
secara tepat pada kasus kanker paru ini. Seorang dokter dengan kemampuan five
stars doctor juga sangat disarankan menguasai dan mempunyai kompetensi dalam
melakukan pendekatan baik secara medis dan non medis guna menunjang
3. Bagi Masyarakat
4. Bagi Ulama
Bagi ulama atau tokoh agama disarankan untuk selalu melakukan sosialisasi melalui
ceramah keagamaan dan bekerja sama dengan lembaga kesehatan tentang anjuran
untuk menjaga pola hidup yang dapat mempengaruhi suatu penyakit sehingga
menggunakan sesuatu yang halal dan sesuai syariat Islam serta berobat kepada
ahlinya.
60
DAFTAR PUSTAKA
61
Ali A. 2012. Berobat dalam Islam.
https://maktabahabiyahya.wordpress.com/2012/05/30/berobat-dalam-islam/.
Diakses 15 Februari 2016
American Cancer Society. 2013. Cancer Facts & Figures for African Americans 2013-
2014. Atlanta, Ga: American Cancer Society
Amin, Zulkifli.2009. Kanker Paru, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi V. Interna
Publishing: Jakarta, 2254-2262
Brahmer JR, Drake CG, Wollner I et al. 2010. Phase I study of single-agent anti-
programmed death-1 (MDX1106) in refractory solid tumors: safety, clinical
activity, pharmacodynamics, and im-munologic correlates. J Clin Oncol; 28:3167-
75.
Brahmer J, Reckamp KL, Baas P et al. 2015. Nivolumab versus docetaxel in advanced
squamous non small cell lung cancer. N Engl J Med; 373:123-35.
Brahmer JR, Tykodi SS, Chow LQ et al. 2012. Safety and activity of anti-PD-L1 anti-
body in patients with advanced cancer. N Engl J Med; 366:2455-65.
Fossella F, DeVore R, Kerr R et al. 2000. Randomized phase III trial of docetaxel versus
vinorelbine or ifosfamide in patients with advanced non-small cell lung cancer
previously treated with platinum-containing chemotherapy regimes. J Clin Oncol;
18:2354-62.
Gettinger SN, Brahmer JR, Rizvi NA et al. 2013. A phase III comparative study of
nivolumab (anti-PD-1; BMS-936558; ONO-4538) versus docetaxel in patients
(pts) with previously treated advanced/ metastatic nonsquamous non-small-cell
lung cancer (NSCLC). Abstract presented at American Society of Clinical
Oncology Annual Meeting. Chicago, IL
Guyton, Arthur C. & John E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
Jakarta: EGC
Kumar V, et al. 2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7. Buku Kedokteran EGC
62
Mianoki, Adika. 2012. Asy Syaafii, Zat yang Maha Menyembuhkan.
https://muslim.or.id/8489-asy-syaafii-zat-yang-maha-menyembuhkan.html.
Diakses pada tanggal 22 Februari 2016.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. Kanker Paru: Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: PDPI
Pradipta, Eka, et al. 2014. Kapita Selekta Kedokteran edisi IV. Jakarta: Media
Aesculapius
Price, SA dan Wilson LM. 2006. Patofisiologi Proses-Proses Penyakit Vol.2 Edisi 6.
Jakarta: EGC
Rizvi NA, Mazieres J, Planchard D et al. 2015. Activity and safety of nivolumab, an
anti-PD-1 immune checkpoint inhibitor, for patients with advanced, refractory
squamous non-small-cell lung cancer (CheckMate 063): a phase 2, single-arm
trial. Lancet Oncol; 16:257-65.
Topalian SL, Drake CG, Pardoll DM. 2012. Targeting the PD-1/B7-H1(PD-L1) pathway
to activate anti-tumor im- munity. Curr Opin Immunol 24:207-212
Tortora, G.J, et al. 2012. Principles of Anatomy and Physiology. Edisi 13. USA: John
Wiley & Sons
Zuhroni, Riani N dan Nazaruddin. 2003. Islam untuk Disiplin Imu Kesehatan &
Kedokteran, jilid 2. Departemen Agama Republik Indonesia, Jakarta : 119-124
Zuhroni. 2012. Hukum Islam Terhadap Berbagai Masalah Kedokteran dan Kesehatan
Kontemporer. Jakarta : Bagian Agama Universitas Yarsi
63
Zulmaizarna. 2009. Ahlak Mulia Bagi Para Pemimpin. Bandung: Pustaka Al-fikri.
64