LP Empiema
LP Empiema
EMPIEMA
I. Konsep Penyakit
1.1 Definisi/deskripsi empiema
Empiema adalah terkumpulnya cairan purulen (pus) didalam rongga pleura.
Pada awalnya cairan pleura encer dengan jumlah leukosit rendah,tetapi
sering kali menjadi stadium fibropurulen dan akhirnya sampai pada keadaan
dimana paru-paru tertutup oleh membran eksudat yang kental.Meskipun
empiema sering kali disebabkan oleh komplikasi dari infeksi pulmonal,
namun tidak jarang penyakit ini terjadi karena pengobatan yang terlambat
(Somantri, 2008).
1.2 Etiologi
1.2.1 Infeksi yang berasal dari dalam paru :
a. Pneumonia
b. Abses paru
c. Bronkiektasis
d. TBC paru
e. Aktinomikosis paru
f. Fistel Bronko-Pleura
1.4 Patofisiologi
Akibat invasi basil piogeneik ke pleura, maka akan timbulah peradangan
akut yang diikuti dengan pembentukan eksudat serous. Dengan sel
polimorphonucleus (PMN) baik yang hidup maupun yang mati dan
meningkatnya kadar protein, maka cairan menjadi keruh dan kental. Adanya
endapan endapan fibrin akan membentuk kantung kantung yang
melokalisasi nanah tersebut.Sekresi cairan menuju celah pleura normalnya
membentuk keseimbangan dengan drainase oleh limfatik subpleura. Sistem
limfatik pleura dapat mendrainase hampir 500 ml/hari. Bila volume cairan
pleura melebihi kemampuanlimfatik untuk mengalirkannya maka, efusi akan
terbentuk.
Efusi parapnemonia merupakan sebab umum empiema. Pneumonia
mencetuskan respon inflamasi. Inflamasi yang terjadi dekat dengan pleura
dapat meningkatkan permeabilitas sel mesotelial, yang merupakan lapisan
sel terluar dari pleura. Sel mesotelial yang terkena meningkat
permeabilitasnya terhadap albumin dan protein lainnya. Hal ini mengapa
suatu efusi pleura karena infeksi kaya akan protein. Mediator kimia dari
proses inflamasi menstimulasi mesotelial untuk melepas kemokin, yang
merekrut sel inflamasi lain. Sel mesotelial memegang peranan penting untuk
menarik neutrofil ke celah pleura. Pada kondisi normal, neutrofil tidak
ditemukan pada cairan pleura. Neutrofil ditemukan pada cairan pleura hanya
jika direkrut sebagai bagian dari suau proses inflamasi. Netrofil, fagosit,
mononuklear, dan limfosit meningkatkan respon inflamasi dan
mengeleluarkan mediator untuk menarik sel-sel inflamator lainya ke dalam
pleura.
1.6 Komplikasi
Kemungkinan komplikasi yang terjadi adalah pengentalan pada pleura. Jika
inflamasi telah berlangsung lama, eksudat dapat terjadi di atas paru yang
menganggu ekspansi normal paru. Dalam keadaan ini diperlukan
pembuangan eksudat melalui tindakan bedah (dekortasi). Selang drainase
dibiarkan ditempatnya sampai pus yang mengisi ruang pleural dipantau
melalui rontgen dada dan pasien harus diberitahu bahwa pengobatan ini
dapat membutuhkan waktu lama.
1.7 Penatalaksaan
Sasaran penetalaksanaan adalah mengalirkan cavitas pleura hingga mencapai
ekspansi paru yang optimal. Dicapai dengan drainase yang adekuat,
antibiotika (dosis besar ) dan atau streptokinase. Drainase cairan pleura atau
pus tergantung pada tahapan penyakit dengan :
1.7.1 Aspirasi jarum ( Thorasintesis ),jika cairan tidak terlalu kental
1.7.2 Drainase tertutup dengan WSD, indikasi bila nanah sangat kental,
pnemothoraks
1.7.3 Drainase dada terbuka untuk mengeluarkan pus pleural yang
mengental dan debris serta mesekresi jaringan pulmonal yang
mendasari penyakit.
1.7.4 Dekortikasi, jika inflamasi telah bertahan lama.
1.8 Pathway
Efusi Pleura
Penumpukan cairan
Terjadi pembentukkan
eksudat
EMPIEMA
Gangguan pertukaran
gas
Nyeri dada
Intolernasi aktivitas
II. Rencana asuhan klien dengan gangguan empiema
2.1 Pengkajian
2.1.1 Riwayat keperawatan
a. Riwayat kesehatan sekarang : panas tinggi dan nyeri pada dada
pleuritik. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya tanda-tanda
cairan dalam rongga pleura. Bila stadium ini dibiarkan sampai
beberapa minggu maka akan timbul toksemia, anemia dan clubbing
finger.
b. Riwayat kesehatan masa lalu : pernah mengalami radang paru-paru
(pneumonia), meningitis (radang selaput otak) dan infeksi darah
(sepsis).
c. Riwayat kesehatan keluarga : pernah terinfeksi bakteri
Staphylococcus atau Pneumococcus
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1: Gangguan pertukaran gas (Asuhan Keperawatan Praktis, 363)
2.3.1 Tujuan dan kriteria hasil
a. NOC
1) Respiratory status: Gas exchange
2) Respiratory status: Ventilation
3) Vital sign status
b. Kriteria hasil
1) Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang
adekuat
2) Memelihara kebersihan paru-paru dan bebas dari tanda-tanda
distress pernapasan
3) Tanda-tanda vital dalam rentang normal
2.4 Evaluasi
2.4.1Diagnosa 1: Gangguan pertukaran gas (Asuhan Keperawatan Praktis,
363)
S : - Klien mengatakan dapat bernapas dengan normal kembali
O : - Sesak napas tidak terjadi lagi
- Klien tidak menggunakan napas cuping hidung
- Warna kulit klien normal
- RR normal
- pH darah arteri normal
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi
9. Jakarta: EGC.
http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35526-Kep%20Respirasi-
Askep%20 Empiema.html#popup.
Banjarmasin, 01 Mei 2017
(...) (.....)