Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
1. Dio Firman Maghriza
2. Heldy Catur Trianggara
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat berupa
kesehatan dan kebugaran jasmani sehingga penulis bisa melakukan tugas Praktik Kerja Industri
(Prakerin) di PT Wilmar Nabati Indonesia dengan lancar. Sesuai dengan petunjuk dan peraturan
sekolah yang telah menetapkan setiap siswa harus membuat laporan tentang aktivitas praktik
industri untuk meningkatkan etos dan kinerja siswa, kedisiplinan siswa, dan memberikan
pengalaman tentang dunia kerja, maka penulis telah menyelesaikan laporan praktik kerja industri
dengan judul Pengelasan 2G PT Wilmar Nabati Indonesia Gresik-Jawa Timur.
Dalam pembuatan dan penulisan laporan pratik kerja industri, penulis telah menerapkan
segala arahan dan bimbingan sesuai dengan apa yang telah diberikan oleh guru pendamping
praktik kerja industri dan guru pembimbing di sekolah. Dalam penyusun laporan ini tidak lupa
penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu baik melalui
sumbang ilmu maupun materi, terutama pada PT Wilmar Nabati Indonesia yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan praktik kerja industri.
Penulis mohon maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan laporan
dan berharap kepada para pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang membangun sebagai
perbaikan.
Penulis
2
LEMBAR PENGESAHAN
PENGELASAN 2G
PT WILMAR NABATI INDONESIA
GRESIK -JAWA TIMUR
Menyetujui, Mengetahui,
Pembimbing Prakerin Kepala sekolah
3
LEMBAR PENGESAHAN
PENGELASAN 2G
PT WILMAR NABATI INDONESIA
GRESIK -JAWA TIMUR
Menyetujui,
Pembimbing lapangan Head of Departement
Mengetahui
Budi Prasetya
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... 2
4
LEMBAR PENGESAHAN . 3
DAFTAR ISI..
DAFTAR GAMBAR.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.. 7
1.2 Tujuan... 7
1.2.1 Tujuan Umum. 8
1.2.2 Tujuan Khusus 8
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah PT Wilmar Nabati Indonesia 9
2.2 Produk-Produk PT Wilmar Nabati Indonesia... 10
2.3 Catatan Bisnis Wilmar.. 15
2.4 Peta Lokasi PT Wilmar Nabati Indonesia 16
2.5 Struktur Organisasi PT Wilmar Nabati Indonesia 17
BAB III KAJIAN PUSTAKA
3.1 Pengertian Pengelasan... 18
3.2 Jenis-jenis Pengelasan dan Prosesnya... 18
3.2.1 Pengelasan SMAW (Shield Metal Arc Welding) ... 18
3.2.2 Pengelasan Gas Metal Arc Welding (GMAW) .. 20
3.2.3 Pengelasan TIG (Tungsten Inert Gas) ... 24
3.2.4 Pengelasan Asetilin 28
3.3 Gerinda Tangan . 30
3.3.1 Jenis-jenis Mata Gerinda 30
3.3.2 Cara Memasang Mata 31
3.3.3 Cara Menggunakan Gerinda.. 33
3.4 Perlengkapan Keselamatan Kerja Dalam Mengelas.. 34
3.5 Keselamatan Kerja Las . 37
5
4.4.1 Melting Tank.. 46
4.4.2 Kopling Join Us Power Plant. 47
4.4.3 Support Cadridge Filter. 48
4.4.4 Talam Minyak. 49
4.4.5 Rak Sepatu.. 50
4.4.6 Klamp plat.. 51
BAB V PENUTUP
4.1 Kesimpulan... 52
4.2 Saran.. 53
DAFTAR PUSTAKA 54
BAB I
PENDAHULUAN
6
adalah peluang bagi penulis untuk lebih mengerti tentang dunia kerja khususnya dalam bidang
pengelasan. Melaui praktik kerja industri, penulis dapat mengasah kemampuan dan
memperdalam keahlihan dalam kegiatan mengelas dengan mengikuti kerja praktik. Penulis
berharap dapat menyerap ilmu pengelasan yang lebih detail, mempelajari, memahami, dan
menerapkan melalui guru pembimbing yang sudah terbiasa berada dilapangan.
Dengan adanya Praktik Industri penulis bisa memperbaiki diri penulis tentang artinya
menghargai waktu dengan mengajarkan kedisiplinan, serta bisa menata masa depan dengan bekal
pengalaman dan arahan dari karyawan dan guru pembimbing yang lebih berpengalaman. Inti dari
kegiatan Praktik Industri adalah mendidik siswa-siswi agar mengerti tentang dunia kerja
sehingga siswa-siswi setelah lulus dari sekolah sudah memiliki pandangan dan arah tujuan yang
jelas untuk dapat terjun ke dunia kerja dengan bekal yang dapat diandalkan untuk bersaing secara
kompetitif dengan orang lain.
1.2 Tujuan
Menambah pengalaman dalam dunia kerja sesungguhnya yang dapat memberikan wawasan
dan memiliki etos kerja yang tinggi sehingga dapat bersaing tanpa minder dengan orang lain
karna sudah ada bekal, dan dapat mengembangkan keahlihan mengelas yang dapat siap terjun
dalam dunia kerja serta dengan memperoleh masukkan dari guru pembimbing diharapkan siswa
dapat berfikir logis tentang masa depan meraka dengan merancang mulai dari sekarang.
7
5. Siswa dapat mengetahui seberapa berat persaingan dalam dunia kerja.
6. Mengevaluasi sampai sejauh mana kurikulum sekolah yang telah ditetapkan sekolah sesuai
dengan kebutuhan tenaga kerja yang terampil di bidang pengelasan.
7. Memberikan pengalaman serta pengetahuan tentang ilmu pengelasan di PT Wilmar Nabati
Indonesia.
8. Sebagai sarana untuk menjembati hubungan kerja sama antara sekolah dengan perusahaan
PT Wilmar Nabati Indonesia khususnya dalam rekruitmen tenaga kerja.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
8
dan pabrik biodiesel kelapa sawit terbesar di dunia ini berada di komplek industri Wilmar seluas
54 hektar, Jalan Kapten Dharmo Sugondo nomor 56 Gresik. Perusahaan ini dicetuskan oleh
seseorang dari kota di Sumatera Utara yaitu Martua Sitorus yang lahir di Pematang Siantar tahun
1960. Pria yang memiliki nama asli Thio Seng Hap, yang merupakan pemilik perusahaan Wilmar
International bersama Kuok Khoon Hong. Meraka bergerak di bisnis sawit, dan menjadi
perusahaan terbesar di dunia dari usahanya tersebut. Kuok Khoon Hong, Pria berusia 57 tahun
ini adalah keponakan Robert Kuok, raja bisnis gula dan properti Malaysia, bersama Martua
sepakat mengembangkan bisnis bersama-sama. Wilmar sendiri disebut-sebut sebenarnya adalah
singkatan dari kedua nama mereka, yaitu William, nama panggilan Kuok Khoon Hong, dan
Martua Sitorus. Mereka berdua adalah pemilik signifikan Wilmar Holdings Pte Ltd (perusahaan
holding Wilmar International Ltd).
PT Wilmar Nabati Indonesia yang berlokasi di Gresik yang asal mulanya bernama PT
Karya Prajona Nelayan di Paya Pasir, Belawan pada tanggal 1 Agustus 1979 yang memproduksi
es kecil kemudian pada tanggal 1 juli 1981 PT Karya Prajona Nelayan memproduksi es
batangan. Pada tahun 1983 PT Karya Prajona Nelayan pindah ke indrustri kelapa sawit pada
tahun 1987-1988 mulai mengespor hasil minyak kelapa sawit melalui Polonia Trading House
Hongkong. Pada tahun 1989-1990 PT KPN berubah nama menjadi PT Bukit Kapur Reksa yang
bertempat di Dumai. Pabrik ini mulai bergerak bukan lagi hanya memproduksi minyak kelapa
sawit mentah, dan Refenery dengan produksi utama minyak goreng, pabrik kedua dengan nama
PT Sinar Alam Permai di Palembang sebagai pabrik Refenery.Tahun 1991 pabrik ini mulai
merambah bisnis perkebunan kelapa sawit di Sumatra barat dengan nama PT AMP dan PT GMP.
Pada tahun 1993 -1994 PT Bukit Kapur Raksa beroperasi, ekspansi PT Bukit Kapur
Raksa, dan PT Sinar Alam Permai melakukan merge perusahaan dengan China Cereal Oil dan
Grain Company. Tahun 1996 didirikan PT Multimas Nabati Asahan di Kuala Tanjung sebagai
pabrik refenery. Pada tahun 1998 hingga 2005 PT Multimas Nabati Asahan mengembangkan
industrinya di bidang pengolahan kelapa sawit dengan menghasilkan Crude Palm Oil dan
kernel selain itu mulai memproduksi pupuk dengan merk MAHKOTA .
Pada tahun 2006 mulai berekspansi secara internasional dengan melakukan listing bursa
efek di Singapura dengan nama PT Wilmar Internasional Limited. Selanjutnya pada tahun 2008
9
PT Wilmar Internasional Limited mengembangkan usahanya dengan membangun pabrik
Biodiesel, eleochemichal, dan pabrik refenery yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur dan diberi
nama PT Wilmar Nabati Indonesia Gresik. Pada tahun 2010-2011 Wilmar Internasional Limited
memasuki bisnis gula dengan membangun perkebunan tebu di Merauke dan membeli pabrik
gula suncrogen di Australia. Di Banten PT Wilmar Internasional Limited membangun PT
Jawamanis Rafinasi dan PT Duta Sugar Internasional.
b. Sania Royale
Minyak Goreng Sania Royale memiliki tagline sebagai minyak goreng pertama ber-VCO
(Virgin Coconut Oil) dan mengandung MCT yang dapat mengurangi faktor penyebab kanker.
Minyak goreng jenis ini memiliki tiga keunggulan yaitu makanan matang secara merata,
makanan menjadi renyah bernutrisi serta memiliki aroma Sania Royale juga kaya dengan
kandungan nutrisi seperti Omega 9 dan Vitamin
10
Gambar 2.2.1 Minyak Goreng Sania Royale
c. Sania
Minyak goreng Sania memiliki tagline sebagai minyak goreng dengan 2x penyaringan dan
tanpa bahan pengawet. Minyak goeng Sania berbahan baku ROS (RBD Olein Super).
d. Fortune
Minyak goreng Fortune memiliki tagline sebagai minyak goreng yang mengandung
vitamin A dan E, Omega 6 dan 9, serta Non Trans Fat.
e. Sovia
Minyak goreng Sovia memiliki tagline sebagai minyak goreng yang mengandung vitamin
A dan D.
11
Gambar 2.2.4 Minyak Goreng Siip
g. Shortening
Shortening atau yang dikenal sebagai mentega putih merupakan produk tambahan pangan
yang berasal dari turunan stearin. Dalam makanan, shortening berperan sebagai bumbu yang
memperbaiki cita rasa, struktur, tekstrur, keempukan, dan memperbesar volume roti dan kue.
Brand shortening yang diproduksi PT Wilmar Nabati Indonesia anatara lain KFC Huaqi, Golden
Swallow, Palm Tress, Burger King, dan lainnya.
Cocoa Butter Substitute yaitu lemak yang ditambahkan dalam makanan dan berfungsi
sebagai campuran coklat atau pengganti lemak coklat. Coklat yang dibuat dengan CBS memiliki
sifat sangat mirip dengan coklat pada umumnya. Cocoa Butter Substitute merupakan turunan
dari produk PKO
i. Margarin
12
Margarin dimaksudkan sebagai pengganti mentega dengan rupa, bau, konsistensi rasa, dan
nilai gizi yang hampir sama dengan mentega. Margarin merupakan emulsi dengan tipe water in
oil (W/O), yaitu fase air berada dalam fase minyak atau lemak.
13
l. Sabun Illies
Sabun Illies merupakan produk PT Wilmar Nabati Indonesia Gresik yang mempunyai
keunggulan sabun translucent yang merupakan pelembab alami yang melembutkan bagi kulit.
14
d) Salah satu pabrik yang terbesar dalam pengolahan minyak goreng dan turunannya, serta
pabrik Oleochemicals di China.
e) Salah satu pabrik yang terbesar dalam pengolahan minyak goreng dan pemimpin pasar
minyak di India.
f) Pengolah minyak goreng terbesar di Ukraina
g) Pengexport terbesar minyak goreng di Afrika Selatan dan Afrika Timur.
Lokasi merupakan syarat yang sangat penting untuk menentukan kelancaran dari sebuah
perusahaan, PT. Wilmar Nabati Indonesia terletak di wilayah Gresik, tepatnya Jalan Kapten
Darmo Sugondo No. 56 Kelurahan Indro, Gresik, Jawa Timur. Luas keseluruhan area pabrik
yaitu 375 ha.
15
Gambar 2.5.1 Struktur Organisasi PT Wilmar Nabati Indonesia
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
16
3.1 Pengertian Pengelasan
Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara
mencairkan sebagian logam tanpa tekanan atau dengan logam penambah dan menghasilkan
sambungan yang continue. Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas,
meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, pipa saluran, dan sebagainya.Disamping untuk
pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubang-
lubang pada coran dan dapat juga membuat lapisan las pada perkakas serta mempertebal bagian-
bagian yang sudah aus, dan macam macam reparasi lainnya.
Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya sarana untuk mencapai
pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul
memperhatikan dan memperlihatkan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan kegunaan kontruksi
serta kegunaan disepenulisrnya.Karena itu didalam pengelasan, penngetahuan harus turut serta
mendampingi praktik, secara lebih terperinci dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi
bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang cara-cara
pengelasan.
17
Kabel masa dan kabel elektroda berfungsi menyalurkan aliran listrik dari mesin las ke
material las dan kembali lagi ke mesin las. Ukuran kabel masa dan kabel elektroda ini harus
cukup besar untuk mengalirkan arus listrik, apabila kurang besar akan menimbulkan panas pada
kabel dan merusak isolasi kabel yang akhirnya membahayakan pengelasan.
Pemegang elektroda dan klem masa (holder and claim masa)
Pemegang elektrode berguna untuk mengalirkan arus listrik dari kabel elektrode ke
elektrode serta sebagai pegangan elektrode sehingga pengelas tidak merasa panas pada saat
mengelas. Klem masa berguna untuk menghubungan kabel masa dari mesin las dengan material
biasanya klem masa mempunyai per untuk penjepitnya. Klem ini sangat penting karena apabila
klem longgar arus yang dihasilkan tidak stabil sehingga pengelasan tidak dapat berjalan dengan
baik.
Palu las dan sikat kawat (chipping hammer and wire brush)
Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan kerak las pada logam Ias (weld
metal) dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las. Dalam membersihkan
kerak las dengan palu Ias harus berhati-hati karena kemungkinan akan memercik ke mata atau ke
bagian badan lainnya. Jangan membersihkan kerak las sewaktu kerak las masih panas/merah.
Sikat kawat dipergunakan untuk membersihkan benda kerja yang akan dilas dan untuk
membersihkan kerak las yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.
Elektroda
Sebagian besar elektrode las SMAW dilapisi oleh lapisan flux, yang berfungsi sebagai
pembentuk gas yang melindungi cairan logam dari kontaminasi udara sekelilingnya. Selain itu
flux berguna juga untuk membentuk kerak las yang juga berfungsi melindungi cairan las dari
udara sekelilingnya. Kelebihan dan kekurangan penggunaan flux yaitu:
a) Kelebihan
Dapat dipakai dimana saja didalam air maupun di luar air
Pengelasan dengan segala posisi.
Elektroda tersedia dengan mudah dalam banyak ukuran dan diameter.
Perlatan yang digunakan sederhana, murah dan mudah dibawa kemana-mana.
Dapat di kerjakan pada ketebalan berapapun
b) Kekurangan
18
Pengelasan terbatas hanya sampai sepanjang elektoda dan harus melakukan
penyambungan.
Setiap akan melakukan pengelasan berikutnya flag harus dibersihkan.
Tidak dapat digunakan untuk pengelasan bahan baja non ferrous.
Efesiensi endapan rendah
19
gas dapat melindungi las dari udara luar sehingga bisa membentuk suatu sambungan yang
permanen. Arus yang digunakan pada proses pengelasan GMAW adalah arus searah (DC) dan
posisi elektroda kutub positif atau disebut dengan polaritas terbalik agar transfer logam bisa
sempurna.
Mesin las MIG merupakan mesin las DC, umumnya berkemampuan sampai 250 amper.
Dilengkapi dengan sistem kontrol, penggulung kawat gas pelindung, system pendingin dan
rangkaian lain. Sumber tenaga untuk Las MIG ( metal inert gas ) merupakan mesin las
bertegangan konstan. Tenaga yang dikeluarkan dapat berubah-ubah sendiri sesuai dengan
panjang busur. Panjang busur adalah jarak antara ujung elektroda ke benda kerja. Panjang busur
ini bisa distel. Bila busur berubah menjadi lebih pendek dari setelan semula, maka arus
bertambah dan kecepatan kawat berkurang. Sehingga panjang busur kembali semula. Sebaliknya
bila busur berubah menjadi lebih panjang, arus berkurang, kecepatan kawat elektroda bertambah.
20
Alat pengontrol kawat elektroda (wire feeder unit) adalah alat/ perlengkapan utama pada
pengelasan dengan MIG ( metal inert gas ). Alat ini biasanya tidak menyatu dengan mesin las,
tapi merupakan bagian yang terpisah dan ditempatkan berdekatan dengan pengelas dan sebagai
tempat roll kawat dan welding gun.
Welding Gun
21
las ditambah satu kawat sebagai hubungan pentanahan dari mesin las. Kabel sekunder ialah
kabel-kabel yang dipakai untuk keperluan mengelas, terdiri dari kabel yang dihubungkan dengan
tang las dan benda kerja serta kabel-kabel kontrol. Inti Penggunaan kabel pada mesin las
hendaknya disesuaikan dengan kapasitas arus maksimum dari pada mesin las. Makin kecil
diameter kabel atau makin panjang ukuran kabel, maka tahanan/hambatan kabel akan naik,
sebaliknya makin besar diameter kabel dan makin pendek, maka hambatan akan rendah. Pada
ujung kabel las biasanya dipasang sepatu kabel untuk pengikatan kabel pada terminal mesin las
dan pada penjepit elektroda maupun pada penjepit masa.
Pipa kontak
Pipa pengarah elektroda biasa juga disebut pipa kontak. Pipa kontak terbuat dari tembaga,
dan berfungsi untuk membawa arus listrik ke elektroda yang bergerak dan mengarahkan
elektroda tersebut ke daerah kerja pengelasan. Torch dihubungkan dengan sumber listrik pada
mesin las dengan menggunakan kabel. Karena elektroda harus dapat bergerak dengan bebas dan
22
melakukan kontak listrik dengan baik, maka besarnya diameter lubang dari pipa kontak sangat
berpengaruh.
Kelebihan
1. Sangan efisien dan proses pengerjaan yang cepat
2. Dapat digunakan untuk semua posisi pengelasan
Kekurangan
1. Sewaktu waktu dapat terjadi burnback
2. Cacat las porositi sering terjadi
23
3.2.3 Pengelasan TIG (Tungsten Inert Gas)
Las gas tungsten (las TIG) adalah proses pengelasan dimana busur nyala listrik
ditimbulkan oleh elektroda tungsten (elektroda takterumpan) dengan benda kerja logam. Daerah
pengelasan dilindungi oleh gas lindung (gas tidak aktif) agar tidak berkontaminasi dengan udara
luar. Pengelasan busur tungsten gas dapat digunakan hampir untuk semua jenis logam dengan
berbagai ketebalan, tetapi paling banyak digunakan untuk pengelasan aluminium dan baja tahan
karat. Pengelasan ini dapat digunakan secara manual atau dengan mesin secara automatis. Bila
digunakan logam pengisi, harus ditambahkan dari luar baik berupa kawat atau batangan, yang
akan dilebur oleh panas busur yang timbul antara elektrode dan logam dasar. Tetapi bila
digunakan untuk mengelas pelat tipis kadang-kadang tidak diperlukan logam pengisi.
a. Keuntungan TIG
Keuntungan utama dari proses ini yaitu, bisa digunakan untuk membuat root pass
bermutu tinggi dari arah satu sisi pada berbagai jenis bahan. Aplikasi pada pekerjaan GTAW
mempunyai keunggulan pada pengelasan pipa-pipa tipis dan tubing stainless steel diameter kecil,
paduan nikel, paduan tembaga, dan aluminum. Pada pengelasan pipa dinding tebal, GTAW
sering kali dipakai pada root pass untuk pengelasan yang membutuhkan kualitas tinggi, seperti
pada pipa-pipa tekanan tinggi dan temperatur tinggi dan pipa-pipa belokan pada dapur pemanas.
GTAW juga digunakan pada root pass apabila membutuhkan permukaan dalam yang licin,
seperti pada pipa-pipa.
b. Kelemahan TIG
Kelemahan utama proses las GTAW yaitu laju pengisian lebih rendah dibandingkan
dengan proses las lain umpamanya SMAW, di samping itu GTAW mebutuhkan kontrol kelurusan
sambungan yang lebih ketat, untuk menghasilkan pengelasan bermutu tinggi pada pengelasan
dari arah satu sisi. GTAW membutuhkan kebersihan sambungan yang lebih baik untuk
menghilangkan minyak, grease, karat, dan kotoran-kotoran lain agar terhindar dari porosity dan
cacat-cacat las lain.
24
Las gas tungsten (las TIG) adalah proses pengelasan dimana busur nyala listrik
ditimbulkan olektroda tungsten (elektroda tak terumpan) dengan benda kerja logam. Daerah
pengelasan dilindungi oleh gas lindung (gas tidak aktif) agar tidak berkontaminasi dengan udara
luar. Kawat las dapat ditambahkan atau tidak tergantung daribentuk sambungan dan ketebalan
benda kerja yang akan dilas.Perangkat yang dipakai dalam pengelasan las gas tungsten yaitu:
1. Mesin
Mesin las AC/DC merupakan mesin las pembangkit arus AC/DC yang digunakan di dalam
pengelasan las gas tungsten. Pemilihan arus AC atau DC biasanya tergantung pada jenis logam
yang akan dilas.
25
Digunakan untuk menunjukkan besarnya aliran gas lindung yang dipakai di dalam
pengelasan gas tungsten.
8. Elektroda tungsten
Berfungsi sebagai pembangkit busur nyala selama dilakukan pengelasan. Elektroda ini tidak
berfungsi sebagai bahan tambah.
9. Kawat las
Berfungsi sebagai bahan tambah. Tambahkan kawat las jika bahan dasar yang dipanasi dengan
busur tungsten sudah mendekati cair.
10. Assesories
Pilihan dapat berupa sistem pendinginan air untuk pekerjaan pengelasan berat, rheostat kaki,
dan pengatur waktu busur.
26
3.2.4 Pengelasan Asetilin
27
Flux adalah bahan kimia yang digunakan pengelasan logam yang bukan baja lunak,
seperti alumunium, tembaga, besi tuang, stainless steel. Flux berfungsi untuk melindungi cairan
logam dari oksidasi udara luar dan menghilangkan bahan-bahan bukan logam .Jenis flux yang
digunakan dalam pengelasan seperti : borax (NaB4O7), sodium karbonat (Na2CO3), sodium
bikarbonat (NaHCO3), sodium silikat, polassium borat, karbonat, khlorida, sulphat, dan borik
acid (H2BO3).
2. Nyala Karburasi
Nyala Karburasi terjadi apabila terdapat kelebihan asetilen dan pada nyala akan dijumpai
tiga daerah dimana antara kerucut nyala dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang
berwarna keputih-putihan. Nyala Karburasi digunakan untuk pengelasan logam Monel, Nikel,
berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan nonferous.
28
3. Nyala Oksidasi
Nyala oksidasi adalah apabila terdapat kelebihan gas oksigen. Nyalanya mirip dengan
nyala netral hanya kerucut nyala bagian dalam lebih pendek dan selubung luar lebih jelas
warnanya. Nyala oksidasi digunakan untuk pengelasan kuningan dan perunggu.
29
Gambar 3.3.1 Jenis-Jenis Mata Gerinda yang Ada di Workshop
Gambar diatas adalah jenis-jenis mata gerinda yang ada di workshop penulis. Tentunya
masih banyak lagi jenis mata gerinda, tetapi umumnya inilah yang sering penulis gunakan.
1. Cutting wheel: Untuk memotong besi.
2. Flap disc: Untuk mengamplas, penulis biasa menggunakan mata gerinda ini untuk
menghilangkan cat pada kayu atau besi karena tidak terlalu merusak permukaan benda.
3. Grinding wheel: Ini adalah mata gerinda yang sering penulis lihat. Biasa digunakan untuk
mengikis besi.
4. Sanding disc: Seperti kertas gosok/amplas biasa dengan tingkat kehalusan/kekasaran yang
berbeda-beda.
5. backing pad/sanding pad: Mata gerinda ini kurang lebih penggunaannya seperti sandingdisc,
hanya saja permukaanya rata dan dilengkapi karet sebagai backing pad
6. brush wheel: Ini adalah mata gerinda berupa sikat besi yang biasa penulis gunakan untuk
membersihkan permukaan besi dari karat.
30
Gambar 3.3.2.1 Memasang Pelindung
Selanjutnya pasang spacer gerinda, spacer ini berfungsi sebagai dudukan mata gerinda,
terutama mata gerinda jenis cutting wheel/grinding wheel.
31
Agar mata gerinda tidak berputar saat dikencangkan, penulis perlu menekan pengunci pada
bagian belakang gerinda. Tekan tombol dan tahan, lalu kencangkan mur pengunci
menggunakan kunci khusus yang didapatkan saat membeli.
32
Pada bagian belakang gerinda terdapat switch untuk mengatur kecepatan putaran gerinda.
Terkadang penulis perlu merubah kecepatan menjadi pelan untuk mengamplas/memoles
menggunakan gerinda.
Setelah selesai menggunakannya jangan lupa untuk mencabut steker dari stop kontak dan
bersihkan gerinda dari serbuk-serbuk hasil potongan menggunakan kuas.
1. Helm Las
Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las
(sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata, Sinar Ias yang sangat
terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai jarak 16 meter. Helm las ini
dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah Untuk
melindungi kaca penyaring ini biasanya pada bagian luar maupun dalam dilapisi dengan kaca
putih.
33
Gambar 3.4.1 Helm Las
2. Sarung Tangan
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang
pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang sarung tangan.
3. Baju Las/Apron
Baju las/Apron dibuat dari kulit atau dari asbes. Baju las yang lengkap dapat melindungi
badan dan sebagian kaki. Bila mengelas pada posisi diatas kepala, harus memakai baju las yang
lengkap. Pada pengelasan posisi lainnya dapat dipakai apron.
34
Gambar 3.4.3 Baju Las/Apron
4. Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila tidak ada sepatu
las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.
5. Kamar Las
35
Kamar Ias dibuat dari bahan tahan.api. Kamar las penting agar orang yang ada
disepenulisrnya tidak terganggu oleh cahaya las.
Untuk mengeluarkan gas, sebaiknya kamar las dilengkapi dangan sistim ventilasi: Didalam
kamar las ditempatkan meja Ias. Meja las harus bersih dari bahan-bahan yang mudah terbakar
agar terhindar dari kemungkinan terjadinya kebakaran oleh percikan terak las dan bunga api.
36
6. Bahaya tersengat panas juga merupakan hal yang harus dihindari oleh karena itu hindari
memegang benda yang dilas dengan tangantanpa sarung tangan.
BAB IV
METODE PENGELASAN SMAW 2G
37
Pembuatan persiapan las dapat di lakukan dengan beberapa teknik, tergantung bentuk kampuh las
dan sambungan yang akan dikerjakan. Teknik yang biasa dilakukan dalam membuat persiapan las,
khususnya untuk sambungan tumpul dilakukan dengan mesin atau alat pemotong gas (brander potong).
alat pemotong gas (brander potong) dipakai untuk pemotongan pelat, terutama untuk kampuh-kampuh las
yang di bevel, seperti kampuh V atau X. Adapun pada sambungan tumpul perlu persiapan yang lebih
teliti, karena tiap kampuh las mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri, kecuali kampuh I yang tidak
memerlukan persiapan kampuh las, sehingga cukup dipotong lurus saja.
38
Gambar 4.1.3 Ukuran Root Fase
b. Tahap 2
Tahapan kedua adalah filler atau mengisi bagian atas tembusan dengan cara penebalan.
Untuk pengelasan pengisian dilakukan dengan gerakan melingkar dan diusahakan dapat
membakar dengan baik pada kedua sisi kampuh agar tidak terjadi cacat. Gerakan seperti ini
diulangi untuk pengisian berikutnya.
39
Gambar 4.2.2 Proses Filter
c. Tahap 3
Terakhir adalah capping yaitu setelah melakukan pengrataan pada filler lalu ditumpuki
dengan las lagi dan pada tahap ini welder akan bisa menunjukkan seninya dalam pengelasan
berupa alur seperti sisik ikan
Dalam melakukan Root lebih baik melakukan ayunan elektroda seperti gambar dibawah
ini yang paling atas karena lebih mudah dan lebih efektif dan melakukan filler dengan ayunan
pada gambar yang tengah, serta pada capping boleh melakukan dengan memilih diatara 3 ayunan
dibawah ini.
40
4.3 Langkah Kerja Pengelasan 2 G
Memeriksa kesiapan peralatan kerja, termasuk perlengkapan keselamatan dan kesehatan
kerja las.
Menyiapkan 2 buah bahan /pelat baja lunak ukuran 300 x 200 x 10 mm yang kedua sisi
panjangnya telah dibevel 30-35.
Membersihkan bahan dan hilangkan sisi-sisi tajamnya dengan kikir atau grinda.
Membuat root selebar 1-3 mm dengan menggunakan grinda dan kikir, dan yakinkan
bahwa kedua bevel tersebut sama besar dan rata/ sejajar satu sama lainnya.
Mengatur arus pengelasan tiap tahapan sesuai dengan jenis dan diameter elektroda yang
digunakan antara 50-120 Amper.
Mengatur peletakan benda kerja yang sesuai.
Membuat las sepanjang 10-15 mm pada kedua ujung bahan dan yakinkan bahwa kedua
kepingan tersebut rapat dan sejajar dengan jarak root gap 1-3 mm.
Filler dengan mengelas dengan cara melingkar pada plat.
Gunakan elektroda LB52 pada tahap filler 2-3 kali dengan amper 100.
Lakukan penggerindaan jika ada hasil cacat.
Bersihkan las cacat dengan sikat baja dan gerinda agar penampang las catat sedikit tirus.
41
Distorsi (distortion)
Merupakan cacat las yang terjadi akibat kontraksi logam las selama pengelasan yang
mendorong/menarik benda kerja untuk bergerak.
Penyebab Penetrasi Berlebih antara lain karena adanya arus listrik yang terlalu besar dan teknik
pengelasan yang kurang tepat. Hal tersebut dapat dicegah dengan cara mengecilkan arus listrik,
jika perlu gunakanlah elektroda yang lebih kecil dan memercepat kecepatan pengelasan.
42
Gambar 4.3.5 Kurang Penetrasi
Penyebab kurangnya penetrasi disebabkan karena persiapan sambungan (groove) pada benda
kerja yang tebal kurang memadai atau bahkan tidak dilakukan, arus listrik kurang besar, dan
teknik pengelasan kurang tepat. Untuk menghindari kurangnya penetrasi, dapat dicegah dengan
cara meningkatkan arus listrik, bila perlu gunakan elektroda yang lebih besar, mengontrol
kondisi busur las, dan mengurangi kecepatan pengelasan.
Porosity
Porosity merupakan sekelompok gelembung gas yang terjebak di dalam lasan. Porosity
bisa terjadi karena proses pemadatan yang terlalu cepat. Porosity berupa rongga-rongga kecil
berbentuk bola yang mengelompok pada lokasi-lokasi lasan. Terkadang terjadi rongga besar
berbentuk bola yang tunggal atau tidak mengelompok.
Penyebab terjadinya porosity yaitu karena adanya arc length yang terlalu panjang, benda kerja
kotor, elektroda basah/lembab. Hal yang dapat dilakukan supaya tidak terjadi porosity antara lain
menjaga arc length selalu tepat, mebersihkan benda kerja dari minyak, oli, cat, debu, lapisan,
slag, embun, dan kotoran sebelum melakukan pengelasan.
43
Undercut
Undercut adalah salah satu jenis cacat las. Undercut merupakan istilah yang digunakan
untuk menggambarkan sebuah alur (groove) benda kerja yang mencair dan terletak pada
tepi/kaki lasan (manik-manik las) atau bisa dibilang termakannya samping alur las.
44
kesehatan kerja (K3) dalam mengelas yaitu menggunakan helm las/topeng las, apron (pelindung
dada), sarung tangan, dan sepatu safety.
45
Gambar 4.4.1 Melting Tank
46
Taruh plat joint clamb diatasnya
Laslah dengan cara horizontal
Tambahkan lagi diatasnya 2 plat karbon yang sudah dijoint dan las lah dengan cara 2 G dan
berfungsi untuk menyambung AC kopling motor
47
Laslah dengan cara 2G
Lakukan seperti itu hingga ke4 eangle bar terpasang dengan rapi
48
Gambar 4.4.4 Talam Minyak
4.5.5 Rak Sepatu
Rak sepatu memiliki fungsi untuk menaruh sepatu agar terlihat rapi. Bahan dan cara kerja
untuk melakukan pengelasan pada rak sepatu ialah sebagai berikut.
Siapkan plat espandet 4 pcs berukuran 1100 MM x 350 MM, plat karbon siku 850 MM x 60
MM
Taruh empat plat siku membentuk seperti persegi panjang
Masukkan plat espandet satu persatu antara tanah dan plat espandet pertama dengan jarak 100
MM
Miringkan dalam menaruh plat espandet yang samping kanan dengan jarak antar tanah 100
MM dan yang kiri 75 MM
Laslah plat espandet dengan cara 2 G
Setelah selesai taruh plat espandet kedua dengan jarak dari plat espandet yang pertama 200
MM yang kanan dan yang kiri 175 MM
Laslah jika sudah dikira sudah cukup rapi dengan pengelasan 2 G
Lalu taruh plat espandet yang ketiga dengan jarak dari plat espandet yang kedua 300 MM yang
kanan dan yang kiri 275 MM
Lalu laslah antara plat espandet dengan plat siku
Terakhir taruh plat espandet yang keempat dengan jarak dari plat espandet yang ketiga 400
MM yang kanan dan yang kiri 375 MM
Lalu laslah sambungan horizontal 2 G antara plat espandet dengan plat siku
49
Gambar 4.4.5 Rak Sepatu
4.5.6 Klamb Plat
Klambat plat memiliki fungsi untuk mencekam dan mengangkat plat. Bahan dan cara kerja
untuk melakukan pengelasan pada rak sepatu ialah sebagai berikut.
Siapkan 2 pcs plat karbon berukuran 250 MM x 150 MM, stang berukuran 160 MM x 30 MM,
baut mur M 30 1 pcs, dan plat karbon trapesium berukuran190 MM x 150 MM
Siapkan satu buah plat karbon berukuran 250 MM x150 MM
Taruh diatasnya Baut mor M 30 dan stang
Lakukan joint dan pengelasan antara baut dengan plat dengan teknik 2 G
Setelah itu taruh plat trapesium dengan 90 MM dari plat karbon persegi panjang
Laslah dengan cara 2 G antara plat berbentuk trapesium dan persegi panjang
Taruh lagi dibawahnya dengan plat berbentuk persegi panjang
Laslah dengan cara 2 G antara kedua plat
Laslah kedua belah sisi agar kuat
Terakhir bubut borlah dengan diameter 40 MM
50
Gambar 4.4.6 Klamb Plat
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pengertian pengelasan SMAW 2G Pengelasan adalah suatu proses penyambungan plat
atau logam menggunakan elektroda terbungkus sebagai bahan isi menjadi satu dengan tiga
tahapan pengelasan yaitu pertama Root (tembusan), kedua adalah filler atau mengisi bagian atas
tembusan dengan cara penebalan, ketiga adalah capping yaitu hasil teratas berupa alur las.
Pembuatan persiapan las dapat dilakukan dengan beberapa teknik, tergantung bentuk kampuh las
dan sambungan yang akan dikerjakan khususnya untuk sambungan tumpul dilakukan dengan
mesin atau alat pemotong gas (brander potong). Mesin pemotong gas lurus (Straight Cutting
Machine) dipakai untuk pemotongan pelat dan ada juga kampuh I yang tidak memerlukan
persiapan kampuh las, sehingga cukup dipotong lurus saja.
51
Dalam pengelasan 2 G melakukan tiga tahapan pengelasan. Pertama Root (tembusan)
yaitu seorang welder melakukannya dengan bantuan kampuh V dan memberikan ganjalan pada
bawah plat dengan maksud agar tembusan bisa bebas. Tahapan kedua adalah filler atau mengisi
bagian atas tembusan dengan cara penebalan. Terakhir adalah capping yaitu hasil teratas berupa
alur las. Cacat hasil pengelasan berupa Undercut, Incomplete penetration (penetrasi yang kurang
sempurna), Inklusi, Incompletly filled groove (Alur tidak terisi secara sempurna), Lack of fusion
atau Incomplete fusion (Peleburan yang tidak sempurna) itu disebabkan karna seorang welder
kurang berpengalaman dan kurangnya bekal pengetahuan dalam mengelas.
Dalam mengelas penulis harus memakai alat keselamatan kerja las berupa Pakaian
kerja, Helm las/topeng las, apron, sarung tangan, sepatu safty karna guna melindungi badan
penulis dari kecelakaan. Jangan meremekan sekecil apapun kecelakaan karna dapat berakibat
sangat fatal lebih baik mencegah daripada menanggulangi. Dan ada beberapa contoh pengelasan
2G yang ada diworkshop seperti Klamb Plat, Kopling join us power plant, Talam minyak,
Support Cadridge filter, rak sepatu, meltink tank.
4.2 Saran
Dalam penyusunan laporan praktik kerja industri, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun oleh pembaca dan perusahaan atau lembaga terkait untuk kesempurnaan baik
dalam penyusunan laporan maupun materi yang dibahas. Selain itu saran dari penulis untuk
perusahaan ialah sebagai berikut.
1. Jika ada kabel las yang terkelupas untuk segera mengantinya karna dapat terkena sengatan
arus listrik
2. Adanya penambahan jumlah sikat kawat untuk membersihkan benda kerja dari kerak
sehingga hasil pengelasan lebih maksimal
3. Adanya penambahan mesin las SMAW sangat diperlukan karna diworkshop jumlahnya
minim dan sangat diperlukan saat banyak permintaan barang dari plant
4. Perlunya disediakan alat berupa Hearing protection yang berfungsi melindungi pendengaran
saat menggrinda.
52
DAFTAR PUSTAKA
Djamiko, Riswan Dwi. 2008. Teori Pengelasan Logam. Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta
Http://hima-tl.ppns.ac.id/?p=702
Http://andhichempunk.blogspot.co.id/2011/09/posisi-pengelasan-pada-plat.html
Http://jetzukaj.blogspot.co.id/2014/02/posisi-pengelasan-dasar-posisi.html
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Teknik Las SMAW.
53
54