DANGKAL
Reza Afrizona Fauzih1
21100114120029
Email: rezaafrizona@gmail.com
1
TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO
ABSTRAK
Coelenterata berasal dari kata Coilos yang berarti rongga tubuh atau lorong dan enteron
yang berarti usus. Coelenterata memiliki struktur yang lebih kompleks daripada porifera. Namun, ia
tetap digolongkan ke dalam makhluk hidup tingkat rendah. Namanya diambil dari rongga yang
berfungsi sebagai usus yakni solenteron. Jadi hewan ini tidak memiliki usus yang sebenarnya.
Coelenterata termasuk hewan diploblastik (tersusun 2 lapisan kulit), yaitu ektoderma dan mesoderma.
Lapisan ektoderma disebut juga lapisan epidermmis. Sedangkan lapisan endoderma bisa disebut
dengan gastrodermis (gaster = perut, dermis = kulit). Coelenterata juga memiliki tentakel yang
mengandung sel penyengat (cnidoblast) sehingga disebut juga cnidaria. Pembuatan paper didasarkan
pada pengamatan peraga fosil yang mana berdasarkan referensi-referensi bagaimana coelenterata
hidup dan berkembang biak pada daerah laut dangkal.
Kata Kunci: Coelenterata, Cnidaria, Fosil
Fosil Peraga F-132 Pada peraga MDT ini memiliki warna abu-abu
kekuningan, dimensinya 13x9x5 cm, dengan
taksonominya adalah kingdom Animalia, filum
Coelenterata, kelas Anthozoa, ordo Protarea,
family Protarea richmodensis. Peraga ini
memiliki nama Protarea. Pada peraga ini
terlihat morfologi berupa septum yaitu septa
dalam jumlah banyak dan septa dalam fosil
ditunjukkan dengan dinding (pembatas)
vertikal yang membagi rangka luar calyx,
kemudian morfologi calyx yaitu bagian dari
fosil yang berupa tubuh atau kerangka luar
yang pada kenampakannya berupa batang
Gambar 2. Fosil Peraga F-132 dengan bentuk ujung batang lingkaran,
kemudian terdapat morfologi epiteka yaitu
Pada peraga F-132 ini memiliki warna abu-abu berupa bentuk lingkaran tengah yang dibatasi
kekuningan, dimensinya 8x5x3 cm, dengan oleh septum. Organisme ini merupakan
taksonominya adalah kingdom Animalia, filum organisme yang sesil dan hidup menambat
Coelenterata, kelas Anthozoa, ordo didasar laut. Kemudian mati dan terendapkan
Acroporidae, family Acropora panamensis. oleh sedimentasi laut dangkal sehingga
Peraga ini memiliki nama Acropora. Pada mengalami proses pemfosilan dan membatu
peraga ini terlihat morfologi berupa septum menjadi fosil. Memiliki umur geologi
yaitu septa dalam jumlah banyak dan septa Ordovician yang hidup pada daerah laut
dalam fosil ditunjukkan dengan dinding dangkal.
(pembatas) vertikal yang membagi rangka luar
calyx, kemudian morfologi calyx yaitu bagian PEMBAHASAN
dari fosil yang berupa tubuh atau kerangka
luar yang pada kenampakannya berupa batang Jenis peraga fosil yang sedang yang
dengan bentuk ujung batang lingkaran, diamati berupa bodi utuh, karena saat
kemudian terdapat morfologi epiteka yaitu ditemukan masih utuh berupa bodi utuh karang
berupa bentuk lingkaran tengah yang dibatasi Coelenterata yang belum rusak dan masih utuh
oleh septum. Organisme ini merupakan bagian-bagianya. Fosil ini merupakan fosil
organisme yang sesil dan hidup menambat dengan jenis pengawetan bagian keras, hal
didasar laut. Kemudian mati dan terendapkan tersebut didasari oleh cangkang yang yang
oleh sedimentasi laut dangkal sehingga ditemukan merupakan bagian keras dari
mengalami proses pemfosilan dan membatu organisme Coelenterata ini dimana
pengawetan bagian keras ini melibatkan
senyawa karbonatan. Organisme ini Endarto, Danang.2005. Pengantar Geologi
merupakan organisme yang sesil dan hidup Dasar. Surakarta : UNS Press.
menambat didasar laut. Organisme tersebut http://suarageologi.blogspot.com/2013/06/stru
yang tadinya hidup kemudian mati dan bagian ktur-batuan-sedimen.html di akses pada
tubuhnya mengalami pembusukan oleh bakteri hari Kamis 24 Desember 2015 pukul
aerob sehingga membentuk fosil yang terdiri 06:00
dari unsur-unsur kimia berupa zat karbonatan Tim Asisten Makropaleontologi. 2015. Buku
atau zat kapur yang bertahan dari proses Panduan Praktikum Geologi Dasar.
pembusukan. Organisme tersebut terawetkan Semarang: Teknik Geologi.
dengan cara tertimbun material-material
sedimen secara terus menerus dan dengan
waktu yang lama dalam sebuah cekungan yang
relatif stabil untuk mengendapkan sedimen-
sedimen yang telah tertransport oleh media air.
Setelah tertimbun dan terhindar dari proses
pembusukan, organisme tersebut mengalami
diagenesis dari batuan sedimen. Proses
diagenesis tersebut jiga dipengaruhi oleh
adanya tekanan dan suhu yang optimal.
Kemudian akan mengalami kompaksi dan
sementasi yang akan mengisi pori-pori dari
organisme. Pada proses diagenesis ini sendiri
membuat organisme yang tertimbun sedimen
akan mengeras dan membatu menjadi fosil
dengan kandungan karbonatan yang tinggi.
Fosil tersebut yang tadinya terkubur
didalam lapisan bumi kemudia akan
mengalami proses deformasi dan kemudian
akan terangkat ke permukaan bumi, seiring
berjalannya waktu lapisan tadi akan
mengalami proses pelapukan dan erosi
sehingga fosil akan tersingkap dan tampak
pada permukaan bumi.
KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas dapat diambil
poin poin penting bahwa fosil yang ditemukan
berupa organisme Coelenterata karena jenis
peraga fosil yang ditemukan berupa bodi utuh,
karena saat ditemukan masih utuh berupa
cangkang-cangkang yang belum rusak dan
masih utuh bagian-bagianya dan merupakan
kelas Anthozoa. Hidup menambat pada bawah
dasar laut, yang mati dan tersedimentasi
dengan batuan sedimen. Fosil yang ditemukan
tersebut merupakan penciri dari lingkungan
hidup laut dangkal karena hidup dan
berkembang biak pada daerah tersebut dan
tidak tertransport jauh dari tempat hidupnya
serta memiliki umur geologi Mesozoikum-
Holosen.
REFERENSI