Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2017
KONSEP LABA
PENDAHULUAN
Tujuan utama dalam pelaporan laba adalah memberikan informasi yang berguna bagi mereka
yang berkepentingan dalam laporan keuangan.
Meskipun akuntansi memberikan kata-kata manis pada interpretasi dunia-nyata atas laba
akuntansi (umumnya disebut laba ekonomi), atau dampak perilakunya (baik kemampuan
prediktifnya ataupun relevansi umum dalam proses keputusan) mereka umumnya
mendasarkan prinsip dan aturan pada premis yang mungkin tidak berkaitan dengan
fenomena dunia-nyata atau pengaruh perilaku. Sebagai contoh, Kelompok Studi tentang
Tujuan Laporan Keuangan mengatakan bahwa penghasilan .. didasarkan pada ketentuan
dan aturan yang harus logis dan secara internal konsisten, sekalipun hal itu mungkin tidak
serasi dengan pandangan para ekonom atas laba. Ketentuan dan aturan itu dibuat logis dan
konsisten dengan mendasarkan pada premis dan konsep yang telah dikembangkan dari
praktik yang ada. Konsep-konsep tersebut seperti realisasi, penandingan, dasar akrual, dan
alokasi biaya dapat didefinisikan hanya dalam pengertian aturan yang tepat, karena hal itu
tidak mempunyai padanan dalam dunia nyata.
Akuntan telah menggunakan istilah-istilah ini begitu sering dan begitu lama sehingga
sulit untuk menerima kenyataan bahwa hal itu tidak mempunyai signifikansi di luar peranan
terbatasnya dalam logika struktur akuntansi. Tidak adanya signifikansi dapat merupakan satu
alasan mengapa banyak mahasiswa mengalami kesulitan menangkap arti konsep-konsep
akuntansi; mereka berusaha memberikan signifikansi interpretif terhadap konsep-konsep
SFAC l mengansumsikan bahwa laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja
suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan arus kas
masa depan.
Penulis lain mengansumsikan bahwa laba akuntansi adalah relevan dengan cara yang
biasa untuk model-model keputusan dari investor dan kreditor.
Bedford, di pihak lain, menegaskan bahwa pembaca laporan laba harus menyadari bahwa
arti laba akuntasnsi hanya dapat dimengerti dengan bagaimana laba diukur
(operasionalisme). Yaitu, pembaca harus memahami operasi yang digunakan oleh akuntan
untuk menghasilkan jumlah laba.
Melibatkan pencatatan perubahan dalam penilaian aktiva dan kewajiban hanya bila
merupakan hasil dari transaksi. Transaksi eksternal berasal dari melakukan bisnis dengan
pihak luar dan transfer aktiva atau kewajiban ke atau dari perusahaan itu. Transaksi internal
berasal dari penggunaan atau konversi aktiva di dalam perusahaan. Pendekatan transaksi siap
memberi kemungkinan pada konsep pengakuan pada waktu penjualan atau pertukaran dan
pada konvensi biaya dalam akuntansi.
1. Komponen laba bersih dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara, seperti menurut
produk atau golongan pelanggan, untuk mendapatkan informasi yang lebih berguna bagi
manajemen.
2. Laba yang berasal dari berbagai sumber seperti dari operasi dan dari penyebab eksternal
dapat dilaporkan secara terpisah sejauh hal itu dapat diukur.
Beberapa konsep laba bersih yang dihitung dengan metode yang berbeda untuk
menghitung pemeliharaan modal, dapat digabungkan ke dalam pendekatan transaksi dengan
membuat penyesuaian pada pendapatan dan beban pada saat setiap transaksi dicatat dan
dengan membuat penyesuaian pada aktiva pada setiap akhir periode. Jadi, praktik akuntansi
dewasa ini adalah gabungan dari konsep pemeliharaan modal dari laba, konsep operasi, dan
pendekatan berdasarkan transaksi pada pengukuran laba.
Pendekatan aktivitas pada laba berbeda dengan pendekatan transaksi dalam hal ia
memusatkan pada deskripsi aktivitas sebuah perusahaan dan bukan pada pelaporan transaksi.
Yaitu, laba diasumsikan timbul bila aktivitas-aktivitas atau kejadian-kejadian tertentu terjadi,
tidak hanya sebagai hasil dari transaksi spesifik. Sebagai contoh, laba aktivitas akan dicatat
selama proses perencanaan, pembelian, produksi, dan penjualan, termasuk selama proses
penagihan. Perbedaan utama adalah bahwa pendekatan transaksi didasarkan pada proses
pelaporan yang mengukur suatu kejadian eksternal yaitu transaksi; sedang pendekatan
aktivitas didasarkan pada konsep aktivitas atau kejadian dunia-nyata dalam pengertian yang
lebih luas.
Salah satu manfaat yang diasumsikan dari pendekatan aktivitas adalah bahwa hal itu
memungkinkan pengukuran beberapa konsep yang berbeda dari laba, yang dapat digunakan
untuk tujuan yang berbeda. Laba yang berasal dari produksi dan penjualan barang melibatkan
jenis evaluasi dan prediksi yang berbeda daripada laba yang berasal dari pembelian atau
penjualan sekuritas atau dari penahanan aktiva untuk keuntungan modal yang diharapkan.
Selanjutnya, klasifikasi komponen laba menurut jenis operasi memungkinkan prediksi yang
lebih baik karena pola perilaku yang berbeda dari jenis aktivitas yang berbeda.
Akuntan mengandalkan pada dua konsep ekonomi dalam mendefinisikan laba. Pertama
perubahan dalam kesejahteraan. Kedua maksimisasi laba dalam kondisi-kondisi tertentu dari
pasar, permintaan produk, dan biaya masukan.
Operasi efisien dari sebuah perusahaan mempengaruhi baik aliran deviden saat ini
maupun penggunaan modal yang diinvestasikan untuk memberikan aliran deviden masa
depan. Pemegang ekuitas saat ini dapat mengambil langkah-langkah yang perlu untuk
mendapatkan manajemen baru jika manajemen yang sekarang tidak beroperasi secara efisien,
atau mereka dapat memberikan insentif atau bonus kepada manajemen yang efisien.
Pemegang saham prospektif akan berusaha untuk mengevaluasi efisiensi manajemen sebelum
menginvestasikan atau menetapkan nilai pada saham perusahaan tersebut. Dalam kasus
manapun, pengukuran efisiensi perusahaan memberikan dasar untuk keputusan-keputusan.
Tujuan mengukur efisiensi suatu perusahaan dicerminkan dalam SFAC l, dinyatakan bahwa
Pelaporan Keuangan harus memberikan informasi tentang kinerja keuangan selama suatu
periode.
Efisiensi mempunyai acuan dunia nyata paling tidak dalam konsep. Salah satu
interpretasinya adalah bahwa itu merupakan kemampuan relatif untuk mendapatkan keluaran
maksimum dalam jumlah sumber daya tertentu, atau suatu kombinasi sumber daya yang
optimum bersama dengan permintaan tertentu akan produk (dan karenanya harga) guna
memungkinkan imbalan yang maksimum bagi pemilik. Efisiensi adalah suatu istilah yang
relatif dan hanya mempunyai arti bila dibandingkan dengan yang ideal atau beberapa dasar
lain. Hal itu juga tergantung pada apakah sasaran perusahaan untuk memaksimalkan laba atau
untuk memberikan imbalan atas investasi yang wajar atau pantas.
Jika laba bersih dibagi dengan modal yang diinvestasikan, maka hasilnya disebut tingkat
imbalan atas investasi. Imbalan ini dapat dihitung dengan membagi laba bersih kepada
Dasar lain untuk membandingkan laba adalah total pendapatan dari periode yang
bersangkutan. Meskipun total pendapatan periode itu dapat diukur lebih akurat daripada
modal yang diinvestasikan, penggunaan total pendapatan sebagai dasar mempunyai
kekurangan nyata. Perbandingan laba bersih terhadap penjualan untuk beberapa tahun sah
hanya jika pemanfaatan kapasitas adalah sama setiap tahun atau jika kegagalan untuk
memanfaatkan kapasitas dipandang sebagai bagian dari inefisiensi manajemen.
Kedua imbalan itu merupakan ukuran efisiensi untuk aktiva yang digunakan, tetapi
keduanya didefinisikan dengan sangat berbeda.
NI
= TA (1)
dimana
NI = Laba bersih
= ( (1+)
) (2)
=1
Karena itu, perbedan antara kedua angka itu berasal dari metode penyusutan yang berbeda.
Akuntan menggunakan metode penyusutan garis lurus (SL) atau dipercepat (AD); ekonom
menggunakan metode bunga (I). Metode bunga bekerja tepat berlawanan dengan metode
penyusutan dipercepat.
Dalam teori tampak seolah-olah ukuran akuntansi akan sesuai dengan ukuran ekonomi,
namun kesimpulan ini tidak berlaku karena parameter yang ada di dalam model dianggap
konstan sedangkan dalam dunia-nyata tidak konstan. Inflasi mengubah harga pokok aktiva;
perubahan yang diperkirakan dalam laju inflasi mempengaruhi tingkat diskonto; faktor
penawaran dan permintaan mempengaruhi resiko perusahaan; dan seterusnya. Pendek kata,
analisis itu berubah terus menerus. Pada titik yang ekstrem, seseorang dapat menyediakan
informasi arus kas saja dan meninggalkan semua perhitungan selanjutnya untuk laba ekonomi
kepada para investor.
Terdapat sejumlah asimetri informasi, dimana satu pihak mengetahui lebih banyak dari
yang lain. Perdagangan, dalam situasi tersebut bias tak terjadi. Pertimbangkan misalnya,
pengaruh bertaruh pada satu sisi mata uang dimana beberapa orang menuntut agar mata uang
itu jatuh pada sisi mereka. Sampai kesepakatan dapat dicapai tentang kemungkinan dari hal
ini, semua taruhan akan berhenti. Dalam dunia semacam itu, pasar dinyatakan tidak lengkap.
Dalam suatu dunia yang tidak pasti dan tidak lengkap konsensus tentang fakta tidak
mungkin dilakukan karena tidak ada fakta seperti itu, hanya pendapat, estimasi dan dugaan.
Dalam dunia tersebut, laba bersih perusahaan tidak dapat didefenisikan sebagai kesepkatan
dari semua. Hanya dapat diberikan suatu defenisi sintaktik. Jadi dapat dikatakan bahwa
Konsep pragmatik dari laba berkaitan dengan proses keputusan dari investor dan
kreditor, reaksi harga sekuritas dalam pasar yang teratur terhadap pelaporan laba, keputusan
pengeluaran modal dari manajemen, dan reaksi umpan balik dari manajemen dan akuntan.
Pendekatan ini membicarakan studi prilaku pada tingkat individu dalam akuntansi, teori
pasar efisien, dan bagaimana akuntansi positif memperluas kerja ini ke bidang pengaturan.
Begitu banyak hasil kerja telah muncul dalam bidang inidalam dua decade sehingga
tidak mungkin memberikan diskusi yang memadai dari masing-masing atau bahkan
memberikan daftar lengkap dari banyak pendekatan yang dikemukakan dalam literatur.
SFAC menyatakan bahwa investor, kreditor, dan pihak lain berkepentingan dalam
menetapkan prospek arus kas bersih perusahaan, tetapi mereka sering menggunakan laba
untuk membantu mereka mengevaluasi daya menghasilkan laba masa depan, atau
menetapkan resiko investasi atau memberi pinjaman kepada perusahaan. Jadi, ada hubungan
yang diasumsikan antara laba yang dilaporkan dan arus kas, termasuk kas yang dibagikan
kepada pemilik.
Banyak peneliti berusaha memberi bukti pada asumsi-asumsi FASB. Satu arah, penelitian
menanyakan angka-angka spesifik apakah yang disukai investor dan pihak lain dalam
menetapkan prospek perusahaan. Angka-angka tersebut disebut indikator ikhtisar karena hal
itu tampak dimaksudkan untuk mengikhtisarkan keberhasilan atau kegagalan relatif dari suatu
perusahaan. Laba per saham adalah salah satu indikator tersebut dan telah mendapat banyak
perhatian dalam riset akademis. Satu arah penelitian memeriksa nilainya dalam meramalkan
kebangkrutan.
Bagi banyak perusahan, prediksi laba diasumsikan lebih relevan dalam meramalkan harga
pasar masa depan saham daripada prediksi distribusi dividen jangka pendek, dan distribusi
jangka panjang yang diasumsikan tergantung pada faktor-faktor laba yang ditahan dan
Dapatkah pengetahuan tentang laba masalalu membantu dalam meramalkan laba masa
depan dan dengan demikian dalam nilai masa berjalan dari perusahaan. Tiada bukti bahwa
kondisi-kondisi ini berlaku. Namun demikian, karena banyak investor yakin bahwa prediksi
laba masa depan yang dilaporkan relevan bagi evaluasi saham suatu perusahaan dalam
keputusan jual-beli, banyak penulis menyatakan bahwa ada sejumlah keabsahan dalam
penyajian pengukuran laba yang akan memungkinkan proyeksi masa depan. Konsep
kemampuan meramalkan inilah yang mengarah pada argumen-argumen untuk meratakan laba
periodik. Menurut pendapat pengarang, perataan menyembunyikan lebih banyak informasi
daripada mengungkapkannya. Informasi mengenai keragaman aktivitas dari tahun ke tahun
adalah relevan dalam evaluasi atas resiko dan karenanya relevan dalam proses keputusan.
Pengamatan langsung dan tidak langsung menyatakan bahwa laba per saham dan
proyeksi laba per saham yang dilaporkan mempunyai dampak langsung pada harga pasar
saham biasa dan dalam permintaan oleh masing-masing investor meskipun hipotesis pasar
yang efisien menyiratkan bahwa perorangan tidak dapat memperoleh pengetahuan dari
informasi ini. Akan tetapi, dalam bentuk setengah kuat dari hipotesis pasar efisien (harga
sekuritas mencerminkan sepenuhnya semua informasi yang tersedia secara umum tentang
perusahaan tersebut) pemggunaan kandungan informasi dari laba yang dilaporkan
diasumsikan merupakan dasar dari reaksi pasar terhadap informasi ini. Beberapa studi
empiris telah menyatakan bahwa laba per saham atau proyeksi laba per saham yang
dilaporkan tidak mempunyai dampak langsung pada harga pasar saham biasa.
Bukti pertama dari hubungan antara laba akuntansi dan harga sekuritas diberikan oleh
Profesor Australia, Ray Ball dan Philip Brown, yang berada di Universitas Chicago pada saat
itu. Hasil-hasil studi mereka pada dasarnya adalah bahwa harga sekuritas bergerak dalam
arah yang sama sama seperti laba akuntansi, telah diperkuatkan berkali-kali setelah itu. Pasar
berperilaku seolah-olah laba menyampaikan informasi. Itu tetap merupakan bukti pertama di
mana akuntan mampu memperlihatkan bahwa angka-angka akuntansi bersifat informatif.
Laba akuntansi yang dilaporkan telah menjadi dasar dari banyak hubungan hukum dan
kontraktual dalam masyarakat; sampai sejauh ini hal itu mempunyai implikasi perilaku
sekalipun mungkin tidak mempunyai interpretasi semantik. Peranan yang dimainkan oleh
laba dalam kisar kontrak yang luas memberi banyak pandangan ke dalam cara laba dapat
diperkirakan untuk berperilaku. Sebagai contoh, satu hipotesis yang menyatakan bahwa
perusahaan-perusahaan yang mendekati batas perjanjian kreditnya akan memilih metode
akuntansi yang melambungkan laba bersih, dan dengan demikian meningkatkan angka
ekuitas dalam rasio utang-pada-ekuitas.
Kekuatan dari pendekatan kontraktual adalah bahwa hal itu tidak menuntut interpretasi
semantik dari perubahan akuntansi. Pendukung pendekatan itu menyatakan bahwa
masyarakat dapat setuju untuk bermain dengan aturan apapapun yang dipilih tanpa
memperhatikan apakah itu masuk akal atau tidak. Posisi ini dipandang ekstrem oleh beberapa
pihak yang memperdebatkan bahwa semua teori dalam jangka panjang harus didasarkan pada
konsep-konsep yang mempunyai signifikansi interpretif, teori laba pragmatik tidak dapat sah
dalam jangka panjang tanpa konsep laba dunia-nyata dan pembuktian dari implikasi
perilakunya.
Salah satu tujuan utama perusahaan bisnis adalah memaksimisasikan arus dividen kepada
pemegang saham selama keseluruhan umur perusahaan itu, atau maksimisasi dari nilai
likuiditas atau nilai pasar dari perusahaan itu pada akhir umurnya, atau pada titik-titik
interim, atau beberapa kombinasi dari ini.
Konsep laba operasi kini (current operating concept of income) memusatkan pada
pengukuran efisiensi perusahaan bisnis. Istilah efisien berkaitan dengan pemanfaatan secara
efektif sumber daya perusahaan dalam mengoperasikan perusahaan dan menghasilkan laba.
Pendukung konsep operasi kini menyatakan bahwa laba bersih yang dilaporkan lebih
berarti untuk perbandingan antar periode dan antar perusahaan dan untuk membuat prediksi.
Mereka juga menyatakan bahwa, meski klasifikasi pos-pos operasi dan non operasi mungkin
sulit, akuntan yang terlatih berada pada posisi yang lebih baik untuk membuat klasifikasi ini
dari pada pihak luar atau bukan akuntan. Harus ada pengungkapan penuh atas pos-pos bukan
masa berjalan dan bukan operasi, tetapi para analis keuangan dan sering pengguna lain dari
data akuntansi sering menekankan satu angka untuk laba bersih untuk tahun itu. Jadi,
dinyatakan bahwa, jika hanya satu angka yang dikutip, laba bersih operasi masa berjalan
lebih berguna sebagai ukuran kinerja operasi masa berjalan.
Konsep laba all-inclusive didefinisikan sebagai total perubahan dalam modal yang diakui
dengan mencatat atau revaluasi perusahaan selama suatu periode tertentu, kecuali untuk
pembagian dividend an transaksi modal. Ini merupakan konsep yang dirujuk oleh FASB
sebagai laba komprehensif.
FASB memilih untuk menguraikan konsep laba yang mencerminkan hanya masa berjalan
dengan istilah penghasilan (earning). Dengan demikian diperoleh hirarki berikut:
Laba Bersih = Penghasilan + efek kumulatif perubahan prinsip akuntansi pada tahun-tahun
sebelumnya
Perbedaan utama antara konsep laba operasi kini dan all-inclusive adalah dalam tujuan
yang diasumsikan untuk pelaporan laba bersih.
Pendukung konsep laba kinerja operasi kini (current operating performance) seringkali
mengklaim bahwa pos-pos operasi pada umumnya didefinisikan sebagai berulang dalam
operasi bisnis dan bahwa pos non operasi umumnya dipandang tidak biasa dan tak dapat
diramalkan. Akan tetapi, ini tidak benar. Banyak pos mungkin bersifat operasi, tetapi tidak
harus berulang. Di pihak lain, beberapa peristiwa non operasi bersifat berulang.
Manfaat dari mengklasifikasikan beban dan kredit laba sebagai berulang dan tak berulang
didasarkan pada kegunaan yang meningkat dari angka laba bersih yang dihasilkan dalam
membuat prediksi oleh investor. Mungkin lebih sulit bagi pihak luar untuk membedakan
antara kejadian berulang dan tak berulang dibanding membedakan pos-pos operasi dan non
operasi.
Kelebihan dari klasifikasi dan pelaporan laba berulang serupa dengan kekurangan konsep
laba operasi kini. Kekurangan ini dapat segera diketahui dalam pembahasan mengenai konsep
laba all-inclusive.
Pedoman dalam masalah ini diberikan dalam paragraf 23 dari APB 9, digantikan oleh
SFAS 16, yang menyatakan bahwa:
a. Dapat secara spesifik diidentifikasikan dengan dan secara langsung berkaitan dengan
aktifitas dari periode sebelumnya tertentu
Penyusunan APB 20, yang didorong oleh konsensus mereka bahwa laba all-inclusive lebih
baik, setuju bahwa penyesuaian periode sebelumnya harus tetap jarang terjadi. Efek umum
dari perubahan prinsip karenanya perlu ditunjukkan dalam laporan rugi laba periode berjalan,
sebagai bagian dari laba bersih. Satu-satunya pengecualian yang diperkenankan adalah:
APB 30 mendefinisikan pos-pos luar biasa sebagai kejadian dan transaksi yang tidak
sering (atau tidak berulang) dan tidak biasa (tidak berkaitan dengan operasi normal). Kedua
kriteria harus terpenuhi dalam dalam klasifikasi pos-pos luar biasa. Satu-satunya
pengecualian dalam aturan umum ini adalah keuntungan atau kerugian pelunasan utang, yang
Operasi yang dihentikan diliput dalam ketentuan APB 30, yang dimaksudkan untuk
mengklasifikasikan pos-pos sekuritas ekuitas demikian rupa sehingga memberi kepada para
pembacanya perasaan berapa laba yang mungkin layak diharapkan dari operasi yang
berlanjut. Perusahaan harus memisahkan laba atau rugi sesudah pajak yang dihasilkan dari
opersai yang dihentikan dalam periode berjalan dan sebelum tanggal pengukuran, yang
didefinisikan sebagai tanggal di mana manajemen mengikat diri sendiri pada suatu rencana
formal untuk melepaskan operasi bersangkutan. Laba atau rugi yang dihasilkan oleh operasi
yang dihentikan dalam periode antara tanggal pengukuran dan tanggal pelepasan merupakan
bagian dari keuntungan dan kerugian, sesudah pajak, pada penjualan operasi tersebut. Jika ini
diestimasi merupakan kerugian, estimasi tersebut harus ditunjukkan.
Maksud dari laporan ini mulia. Akan tetapi, dalam praktik, masalah menetukan apa yang
harus dimasukkan dalam operasi yang dihentikan dan apa yang dalam operasi yang
berlanjutbegitu besar sehingga membuat interpretasi atas hasilnya sangat sulit. Kandungan
informasi dalam pemisahan ini sangat tidak pasti.
7. Pengungkapan
Dengan banyaknya kategori yang berada yang sekarang tampak dalam suatu laporan rugi
laba, beberapa kesepakatan untuk penyajiannya diperlukan untuk mempermudah
interpretasinya. Suatu
Berasal dari pendekatan kepemilikan pada akuntansi, laba bersih biasanya diasumsikan
berarti penghasilan bersih atau laba bersih yang terutang kepada pemegang saham atau
pemilik saat ini dari perusahaan tersebut. Akan tetapi, mungkin terdapat alasan sah untuk
penyajian angka laba bersih yang merupakan penghasilan bersih pada kelompok penerima
yang lebuh sempit atau lebih luas.
Secara luas, adalah mungkin untuk memandang perusahaan sejumlah besar pengklaim
atau pihak yang berkepentingan, termasuk tidak hanya pemilik dan investor lain, tetapi juga
karyawan dan tuan tanah dari property yang disewa. Pandangan ini disebut Pendekatan
nilai-tambah. Dalam pengertian ekonomi, nilai-tambah adalah harga pasar dari keluaran
suatu perusahaan dikurangi harga barang dan jasa yang diperoleh melalui transfer dari
perusahaan lain. Jadi, semua karyawan, pemilik, kreditor dan pemerintah (melalui pajak)
adalah penerima dari laba perusahaan.
Konsep nilai-tambah menjadi paling berarti apabila diterapkan pada perusahaan yang
sangat besar yang mempangaruhi hidup ribuan orang dan mempunyai kepentingan sosial dan
Konsep laba bersih mempunyai manfaat dari sudut pandang pemisahan aspek keuangan
perusahaan dari operasi. Laba bersih pada perusahaan adalah suatu konsep operasi dari laba
bersih. Bunga pada pemegang utang dan laba pada pemegang saham bersifat keuangan. Pajak
penghasilan bukan bersifat keuangan ataupun benar-benar operasi; dan pemasukannya dari
perhitungan laba bersih perusahaan mempunyai beberapa kelebihan karena hal itu bukan
merupakan biaya masukan yang dapat dikendalikan.
Sesuai dengan konsep satuan usaha dari perusahaan bisnis, pemegang saham dan
pemegang utang jangka panjang keduanya dipandang sama sebagai investor dari modal
permanen.
Dalam konsep satuan usaha, laba kepada investor mencakup bunga atas utang, dividen
pada pemegang saham preferen dan pemegang saham biasa, dan sisa yang tak dibagikan.
Konsep laba ini mempunyai manfaat yang besar untuk beberapa tujuan;
1. Keputusan mengenai sumber modal jangka panjang lebih bersifat keuangan daripada
masalah operasi. Karena itu, laba bersih kepada investor mencerminkan lebih jelas hasil-
hasil operasi.
2. Karena membedakan struktur keuangan, perbandingan di antara perusahaan dapat dibuat
lebih segera dengan menggunakan konsep laba ini.
Dalam perhitungan laba bersih kepada investor, pajak penghasilan diberlakukan sebagai
beban. Pendapat pengarang ini adalah posisi yang realistik. Selanjutnya, laba perusahaan
sesudah pajak lebih stabil menurut industri daripada laba sebelum pajak; pajak
penghasilan tampak diteruskan mirip dengan beban lain-lain. Juga, investor dan manajer,
keduanya tampaknya mengambil sebagian besar keputusan mereka berdasarkan laba sesudah
pajak.
Sudut pandang yang paling tradisional dan diterima dari laba bersih adalah bahwa hal itu
merupakan imbalan kepada pemilik perusahaan. Meskipun konsep ini mempunyai dasar
yang kuat dalam pendekatan kepemilikan, banyak pengarang menerapkannya pada
pendekatan satuan usaha dan menganggap laba akuntansi kepada satuan usaha merupakan
kewajiban kepada pemilik.
Konsep laba kepada pemegang saham juga mempunyai dukungan dalam bidang
ekonomi. Meski definisi laba ekonomi berbeda dengan laba akuntansi, para ekonom
biasanya memperlakukan laba akuntansi secara statistik sebagai total imbalan dari
wiraswastawan dalam berbagai peranannya sebagai manajer, investor modal, penanggung
resiko, dan penyedia sewa. Konsep itu bisa atau tidak bisa lebih baik, tetapi fakta yang
realistik adalah bahwa pemakai laporan auditor biasanya menafsirkan laba bersih sebagai
imbalan kepada pemegang saham.
Dalam laporan keuangan yang disajikan terutama bagi pemegang saham dan investor,
laba bersih yang tersedia untuk pembagian kepada pemegang saham biasa biasanya
diapandang merupakan jumlah angka tunggal yang paling penting dalam laporan. Karena itu,
terdapat dukungan pragmatik untuk menyajikan laporan dimana laba bersih kepada
pemegang ekuitas tersisa dapat segera diperoleh.
Dalam suatu perusahaan yang menguntungkan dengan umur yang tak terbatas, pemegang
ekuitas tersisa adalah pemegang saham biasa atau investor yang dapat menjadi pemegang
Peraga 10
Ekuitas diambil dari kata equal yang berarti keadilan. Dengan kata lain, ekuitas dapat
ditafsirkan sebagai bagian yang adil dari seseorang. Banyak orang yang menggunakan istilah
ekuitas untuk mencakup semua yang meminjamkan uang kepada perusahaan. Mereka
memandang persamaan akuntansi yang mendasar sebagai :
Aktiva = Ekuitas
Karenanya, mereka akan menganggap ekuitas kreditor dan ekuitas pemilik sebagai dua
jenis ekuitas. Yang lain menggunakan istilah ekuitas dalam pengertian yang lebih sempit
untuk mencakup hanya ekuitas pemilik dan menyebutkan ekuitas kreditor sebagai kewajiban.
Sehingga persamaan akuntansi menjadi sebagai :
Sedangkan yang lain tampaknya menyamakan ekuitas dengan kepentingan dari pemegang
saham.
1. Ekuitas Pemilik
Ekuitas pemilik, yang biasa disebut sebagai modal atau ekuitas pemegang saham dalam
suatu perseroan, merupakan suatu selisih antara aktiva perseroan dan kewajibannya. Hal ini
seringkali disebut sebagai aktiva bersih dari perseroan tersebut.
2. Laba ditahan.
Secara umum laba ditahan merepresentasikan pendapatan/kerugian bersih perusahaan
yang diakumulasikan dan belum didistribusikan.
Dalam beberapa kasus, hak dan prioritas dari beberapa kelas saham perseroan adalah
serupa dengan beberapa jenis utang jangka panjang. Namun secara umum ada perbedaan
nyata antara ekuitas pemegang saham dan kewajiban. Ini mencakup :
Dalam keadaan normal, kreditor dan pemegang utang memiliki prioritas lebih daripada
pemegang saham, mengenai pembayaran bunga periodik dan pengembalian pokok
pinjaman. Pemegang saham preferen mungkin memiliki prioritas lebih daripada
pemegang saham biasa. Tetapi keduanya merupakan klaim terakhir setelah klaim dari
kreditor. Secara umum, pemegang saham tidak dapat mengharapkan pengembalian modal
pada tanggal yang dapat ditetapkan.
2. Teori Kepemilikan
Gagasan hak pemilik (proprietorship) muncul dari upaya untuk menetapkan logika pada
persamaan pembukuan berpasangan (double entry). Dalam persamaan akuntansi A - L =
P, pemilik adalah pusat kepentingan. Aktiva diasumsikan dimiliki oleh pemilik dan
kewajiban merupakan kewajiban pemilik.
Menurut teori kepemilikan, pendapatan adalah kenaikan dalam hak pemilik dan beban
adalah penurunan. Jadi laba bersih (kelebihan pendapatan atas beban, diakrualkan langsung
ke pemilik) merupakan kenaikan dalam kekayaan pemilik. Dan karena laba adalah kenaikan
dalam kekayaan, laba tersebut langsung ditambahkan ke modal pemilik atau hak pemilik.
Teori kepemilikan juga disiratkan dalam berbagai praktik akuntansi dan dalam
terminologi akuntansi berkaitan dengan perseroan. Contohnya, pendapatan bersih
perusahaan sekali direferensikan sebagai pendapatan bersih pemegang saham. Sehingga
dalam laporan keuangan terdapat juga earnings per share dan terkadang merujuk ke nilai
buku per saham. Pendapatan bersih pemegang saham dapat diinterpretasikan sebagai sisa
pendapatan bersih yang dapat dialokasikan ke pemegang saham, dan Nilai buku per saham
dapat diintrepretasikan sebagai nilai buku ekuitas per saham dalam pendekatan entitas.
3. Teori Entitas
Keberadaan suatu satuan usaha yang terpisah dari urusan pribadi dan kepentingan lain
dari pemilik dan pemegang ekuitas lain diakui dalam semua konsep pemilik dan ekuitas.
Namun, dalam teori entitas (entity), perusahaan bisnis dipandang mempunyai keberadaan
terpisah, bahkan secara personal, dari pemiliknya. Pendiri dan pemilik tidak harus
teridentifikasi dengan keberadaan perusahaan itu.
Teori entitas mempunyai penerapan utama dalam bentuk perusahaan perseroan, tetapi hal
itu juga relevan bagi perusahaan-perusahaan yang bukan perseroan, yang mempunyai
kelanjutan eksistensi terpisah dari kehidupan masing-masing individu.
Beberapa pengarang telah mengusulkan atau menyiratkan bahwa teori kepemilikan dan
entitas mengarah pada dasar yang berbeda untuk penilaian aktiva. Menurut teori entitas,
perusahaan tidak berkepentingan dengan nilai sekarang karena penekanannya adalah pada
akuntabilitas biaya bagi pemilik dan pemegang ekuitas lain.
Ahli teori akuntansi William Paton menyatakan ekuitas residual sebagai salah satu dari
beberapa jenis ekuitas dalam teori entitas. Paton menekankan hubungan khusus dari
pemegang ekuitas residual dengan pekerjaan akuntan karena dalam ekuitas tersebut banyak
pekerjaannya menjadi terfokus. Perubahan dalam penilaian aktiva, perubahan dalam laba
dan dalam laba ditahan, dan perubahan dalam hak pemegang ekuitas lain semuanya
dicerminkan dalam ekuitas residual dari pemegang saham biasa. Tetapi dalam kasus tertentu,
di mana kerugian jumlahnya besar atau kebangkrutan, ekuitas pemegang saham biasa dapat
hilang dan pemegang saham preferen atau pemegang obligasi dapat menjadi pemegang
ekuitas residual.
Tujuan dari pendekatan ekuitas residual adalah untuk memberikan informasi yang lebih
baik kepada pemegang saham biasa untuk mengambil keputusan investasi. Pemegang saham
biasa pada umumnya dipandang mempunyai ekuitas residual dalam laba perusahaan dan
dalam aktiva bersih sesuai likuidasi akhir. Karena laporan keuangan umumnya tidak
disiapkan berdasarkan likuidasi yang mungkin, informasi yang diberikan menegnai ekuitas
residu harus bermanfaat dalam meramalkan dividen masa depan yang mungkin bagi
pemegang saham biasa, termasuk dividen likuidasi.
Teori perusahaan (enterprise) dari perusahaan adalah konsep yang lebih luas daripada
teori entitas, tetapi kurang didefinisikan baik dalam lingkup dan aplikasi. Dalam teori
perusahaan, perseroan adalah suatu lembaga sosial yang berusaha untuk memberi manfaat
bagi banyak kelompok yang berkepentingan. Dalam bentuk luas, teori perusahaan mungkin
dipandang sebagai teori akuntansi sosial.
Konsep perusahaan ini paling dapat diterapkan pada perseroan modern yang besar yang
mempunyai kewajiban untuk mempertimbangkan efek tindakan-tindakannya terhadap
bebagai kelompok dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Dari sudut pandang
akuntansi, ini berarti bahwa tanggungjawab pelaporan yang tepat tidak hanya kepada
pemegang saham dan kreditor, tetapi juga pada kelompok lain dan masyarakat umum.
Konsep laba yang paling relevan dalam konsep tangungjawab sosial perusahaan yang luas
ini adalah konsep nilai tambah. Total nilai yang ditambahkan oleh perusahaan adalah nilai
pasar barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh perusahaan itu dikurangi nilai barang-
barang dan jasa-jasa yang diperoleh melalui transfer perusahaan lain. Istilah laba bersih
perusahaan, seperti yang digunakan oleh penyataan AAA 1957, adalah konsep yang lebih
sempit daripada konsep nilai tambah. Posisi laba ditahan dalam teori perusahaan serupa
dengan posisinya dalam konsep entitas.
6. Teori Dana
Teori dana menyingkirkan hubungan pribadi yang diasumsikan dalam teori kepemilikan
dan personalisasi perusahaan sebagai suatu unit ekonomi dan unit legal dalam unit entitas. Di
samping itu, teori danan member ganti dengan unit operasional, atau berorientasi-aktivitas,
sebagai dasar untuk akuntansi. Bidang kepetinagn ini, yang disebut dana, mencakup
kelompok aktiva dan kewajiban yang berkaitan dan pembatasan yang merupakan fungsi dan
aktivitas ekonomi yang spesifik.
Teori dana didasarkan pada persamaan Aktiva = Pembatasan Aktiva. Aktiva merupakan
jasa prospektif pada dana atau unit operasional. Kewajiban merupakan pembatasan terhadap
aktiva spesifik atau umum dari dana. Modal yang diinvestasikan merupakan pembatasan legal
atau keuangan dari penggunaan aktiva; yaitu modal yang diinvestasikan harus dipertahankan
tidak berkurang kecuali jika wewenang spesifik telah diperoleh (dengan beberapa
pengecualian) untuk likuidasi sebagian atau seluruhnya.
Walaupun konsep pendapatan dapat dipertahankan dalam konsep dana, ini bukan
merupakan konsep sentral dari pelaporan keuangan. Sebalikanya, uraian operasi dana
disajikan lebih jelas dalam laporan dana. Laoran keuangan utama adalah iktisar statis atas
sumber-sumber dan penggunaan dana. Laporan laba rugi, jika memang ada, adalah pelengkap
laporan danasuatu uraian atas dana yang diperoleh dari operasi.
7. Posisi FASB
FASB berpegang teguh pada teori entitas residual ketika membahas mengenai pemilik
ekuitas, yang didefinisikan sebagai kepentingan sisa dalam aktiva suatu entitas yang
tertinggal setelah dikurangi dengan kewajibannya. Mereka menyebut selisih antara aktiva
dan kewajiban sebagai aktiva bersih dalam kasus organisasi nirlaba dan menyatakan bahwa
kedua istilah tersebut dapat dipertukarkan.
Ekuitas pemilik dari persekutuan atau kemitraan serupa dengan ekuitas perorangan,
kecuali bahwa hal itu diklasifikasikan sesuai dengan kepentingan setiap sekutu atau
Hubungan antara perseroan, pemegang saham, dan kreditor, lebih terlibat dari pada
hubungan dalam satu perusahaan perorangan atau dalam suatu persekutuan. Tujuan paling
mendasar dari klasifikasi ekuitas pemegang saham adalah untuk memberikan informasi
kepada pemegang saham, investor, kreditor, dan kelompok kepentingan lain mengenai
efisiensi dan pengurusan manajemen. Klasifikasi itu juga harus memberikan informasi
mengenai kepentinagn ekonomi historis dan prospektif dari kelompok-kelompok yang
memegang ekuitas spesifik (seperti karyawan, pelanggan, dan pemerintah) yang mempunyai
kepentingan ekonomi umum dalam perseroan. Dalam memenuhi tujuan ini, informasi dalam
laporan keuangan harus mengungkapkan beberapa atas semua dari yang berikut:
Klasifikasi empat arah tradisional dari ekuitas pemegang sahamsaham modal, modal
disetor yang lebih besar dari nilai pari atau nilai yang ditetapkan (agio saham), modal
Kebanyakan Negara bagian mendefinisikan modal legal (modal berdasar hukum atau
modal yang ditetapkan) sebagai nilai agregat dari semua saham bernilai pari yang diterbitkan
(tidak segera dibatalkan) dan pertimbangan agregat yang dterima untuk semua saham yang
diterbitakan tanpa nilai pari. Akan tetapi, dalam kasus saham berniali tanpa pari, banyak
Negara bagian mengizinkan direktur atau pemegang saham untuk menetapkan berapa banyak
dari pertimbangan yang diterima harus dogolongkan sebagai modal legal dan berapa banyak
uang digolongkan sebagai tambahan modal disetor.
Akibat perbedaan antara modal legal dan modal yang diinvestasikan untuk tujuan
akuntansi dan keuangan, pemisahan modal yang diinvestasikan menjadi modal saham dan
tambahan modal yang disetor mungkin lebih menyesatkan daripada membantu. Salah satu
alternatif adalah mengungkapkan dalam catatan kaki apa yang dipandang akuntan sebagai
modal legal atau yang ditetapkan.
Menurut pendapat Hendriksen dan Van Breda, pengungkapan modal legal mungkin
tidak perlu dalam semua kasus kecuali dalam perusahaan kecil atau baru berdiri. Dalam
perusahaan yang besar dan menguntungkan, modal legal pada dasarnya merupakan bagian
kecil dari total ekuitas pemegang saham.
Pengungkapan distribusi atau disposisi yang diniatkan dari suatu perseroan tidak sama
dengan pengungkapan batasan pada disposisi laba. Karena itu, klasifikasi ekuitas pemegang
saham dan catatan kaki pada laporan keuangan harus membedakan secara jelas antar kedua
ini.
Asumsi umum yang awal adalah bahwa dividen tunai tidak boleh dibayarkan jika
hasilnya akan mengurangi aktiva bersih di bawah total modal disetor pada perusahaan itu,
Laba yang Ditahan untuk Penggunaan dalam Perusahaan atau cukup disebut Laba
Ditahan menyiratkan bahwa laba yang tidak dibagikan sebagai dividen telah diinvestasikan
secara permanen dalam perusahaan. implikasi ini didukung oleh dua pengamatan umum:
Karena klasifikasi sebagian ekuitas pemegang saham sebagai laba ditahan tidak
menunjukkan jumlah yang mungkin harus dibayarkan sebagai dividen di masa depan atau
pun tidak ada niat perusahaan untuk itu, suatu alternative adalah menunjukkan pembatasan
legal, kontraktual atau keuangan untuk pembayaran dividen.
Pembataran dividen ke pemegang saham biasa juga dibatasi oleh prefensi kontraktual
yang diberikan kepada pemegang saham preferen atau kelompok pemegang saham lain yang
diberi hak prioritas di atas pemegang saham residual itu.
Kreditor selalu mempunyai prioritas dalam likuidasi daripada pemegang saham, dan
kelas pemegang saham tertentu memiliki prioritas lebih atas kelas lain sesuai dengan pasal-
pasal dalam anggaran dasar perseroan atau sesuai dengan perjanjian kontraktual. Preferen
likuidasi dari saham preferen mungkin sama dengan nilai pari atau nilai yang ditetapkan per
saham atau itu juga dapat mencakup premium. Biasanya, dividen preferen yang tertunggak
dimasukkan jika dividen preferen bersifat kumulatif.
Preferen likuidasi, karenanya, tidak sama seperti modal legal atau yang ditetapkan.
Jika suatu perusahaan yang menguntungkan tidak mempunyai maksud untuk likuidasi ,
preferensi likuidasi mungkin secara relatif tidak penting. Tetapi jika total preferensi menjadi
Persyaratan untuk konsolidasi diatur oleh paragraf semula No. 2 dan 3 dari ARB 51
yang ditetapkan tahun 1959. Yang pertama dari paragraf ini menyatakan bahwa:
Kondisi biasa untuk kepentingan keuangan yang mengendalikan adalah kepemilikan hak suara
mayoritas, dan, karenanya, sebagai aturan umum kepemilikan oleh suatu perusahaan, langsung
dan tidak langsung, atau atas lebih dari lama puluh persen saham suara yang beredar dari
perusahaan lain, adalah kondisi yang mengarah pada konsolidasi.
Yang kedua dari paragraf- paragraf itu kemudian menambahkan peringatan bahwa:
laporan yang terpisah atau laporan yang digabungkan akan lebih baik untuk anak perusahaan atau
kelompok anak perusahaan jika penyajian informasi leuangan mengenai aktivitas tertentu dari
anak-anak perusahaan itu akan lebih informatif bagi pemegang saham saham dan kreditor induk
perusahaan daripada pemasukan anak-anak perusahaan itu dalam konsolidasi. Misalnya, laporan
terpisah dapat disyaratkan bagi anak perusahaan yang merupakan bank atau perusahaan asuransi
dan mungkin lebih baik bagi perusahaan keuangan di mana induk perusahaan dan anak-anak
perusahaan lain terlibat dalam proses pabrikasi.
1. Prosedur Konsolidasi
Konsolidasi induk perusahaan dengan anak perusahaannya dalam prinsipnya bersifat
langsung. Dua perusahaan atau lebih dikonsolidasikan dengan menambahkan aktiva dan
Nilai aktiva anak perusahaan dalam laporan konsolidasi = nilai buku aktiva +
persentase kepentingan mayoritas x (nilai wajar nilai buku)
Alternatifnya :
Nilai yang disesuaikan = a + x (f a)
(+)
Accounting Research Bulletin No.51, stndar semula dan masih berlaku atas
konsolidasi, menyatakan bahwa :
Tujuan dari laporan konsolidasi adalah untuk menyajikan, terutama untuk kepentingan
pemegang saham dan kreditor induk perusahaan, hasil hasil operasi dan posisi keuangan
induk perusahaan dan anak perusahaan yang pada dasarnya seolah kelompok suatu
perusahaan tunggal dengan satu atau lebih cabang atau divisi.
Neraca Konsolidasi.
Dalam neraca, praktik menambahkan bersama klasifikasi terpisah aktiva dan kewajiban
induk dan anak perusahaan adalah sejalan dengan gagasan menyajikan laporan keuangan
perusahaan secara keseluruhan. Agar konsisten dengan pendekatan entitas pada laporan
konsolidasi, revisi penilaian aktiva anak perusahaan harus mencakup tidak hanya jumlah
yang dibayarkan ke induk perusahaan, tetapi juga bagian kepentingan minoritas dalam
penilaian yang meningkat. Biaya adalah relevan pada saat akuisisi hanya karena itu
merupakan bukti terbaik dari nilai. Apabila hanya sebagian dari kepentingan yang diperoleh,
biaya dari kepentingan sebagian harus digunakan sebagai bukti dati nilai keseluruhan.
Penjualan antar perusahaan dan laba antar perusahaan dihilangkan per entitas, dan
penjualan serta beban lain digabungkan untuk menunjukkan aktivitas perusahaan secara
keseluruhan. Laba bersih adalah bukan laba secara keseluruhan, tetapi hanya bagian yang
dialokasikan ke kepentingan mayoritas. Laba bersih konsolidasi merupakan ekuitas
kepemilikan dari pemegang saham induk perusahaan dalam laba keseluruhan perusahaan.
Modal yang ditanam, atau disetor (contributed), merupakan investasi dalam sebuah
badan usaha oleh para pemiliknya. Dalam hal perseroan, modal yang ditanam meliputi
jumlah total yang dibayarkan untuk sahamsaham, ditambah laba ditahan yang dikapitalisasi.
Jumlah ini mungkin bertambah oleh adanya penempatan atau penjualan lembarlembar
saham tambahan, oleh perolehan dan penjualan kembali saham yang diperoleh kembali, oleh
konversi utang menjadi ekuitas pemegang saham, dan oleh pemindahan laba ditahan ke
modal yang ditanam. Namun, prinsip dasar yang banyak dianut paling tidak sejak awal tahun
1930-an adalah bahwa laba ditahan tidak boleh mencakup pengkreditan dari transaksi-
transaksi dalam akun saham perusahaan sendiri atau pemindahan dari akun modal disetor
atau akun-akun modal lainnya.
Bila lembar-lembar saham yang sebelumnya tidak diterbitkan dijual secara tunai atau
dengan imbalan lain, kenaikan total dalam ekuitas dimasukkan dalam modal yang ditanam.
Di beberapa negara bagian, peraturan yang mengatur perseroan memperlakukan saham yang
sudah dipesan, tetapi belum diterbitkan, sebagai bagian dari modal legal. Akan tetapi, Model
Business Corporation Act hanya memasukkan dalam modal yang ditetapkan ini saham yang
Jika pesanan itu tidak dimaksudkan untuk ditagih, atau jika waktu penagihan tidak
pasti, pesanan itu tidak benar-benar menunjukkan modal yang ditanam. Bila obligasi
konvertibel ditukar dengan saham, selama ini ada dua metode yang disarankan untuk
memperlakukan konversi ini:
2. Konversi Utang
Bila obligasi konvertibel ditukar dengan saham, selama ini ada dua metode yang
disarankan untuk memperlakukan konversi.
1. Metode nilai buku
Nilai buku utang jangka panjang di reklasifikasi, ketika saham baru diterbitkan,
sebagai saham modal atau tambahan laba disetor. Tidak ada keuntungan atau kerugian
yang diakui pada transaksi karena nilai buku utang hanya dikonversi ke ekuitas
2. Metode nilai pasar
Harga pasar obligasi dikapitalisasi sebagai ekuitas pemegang saham. Semua kelebihan
harga sekarang terhadap nilai buku obligasi, ditunjukkan sebagai extraordinary loss
on conversion. Jika nilai buku obligasi melebihi harga pasar saat ini, maka diakui
sebagai extraordinary gain on conversion
Untuk konversi saham preferen menjadi saham biasa, prosedur yang konvensional
adalah mengikuti metode nilai buku untuk konversi obligasi. Berarti, nilai pari saham
Cara lainnya adalah memindahkan ke dalam saham biasa suatu jumlah sebesar nilai pasar
masa berjalan saham preferen yang ditarik atau saham biasa baru yang diterbitkan, walaupun
jumlah-jumlah ini seharusnya cukup dekat. Jika jumlah ini melebihi modal yang disetor dari
saham preferen yang ditarik, kelebihan itu harus dipindahkan dari laba ditahan. Hasilnya
adalah hilangnya klasifikasi menurut sumber semula. Prosedur ini juga mempunyai beberapa
implikasi yang menarik. Pertama, prosedur ini menyiratkan diterimanya teori entitas yang
kaku ini, karena prosedur ini menafsirkan laba ditahan itu sendiri sebagai ekuitas
perusahaan. Kedua, prosedur ini menyiratkan bahwa nilai pasar masa berjalan saham biasa
tidak mencerminkan suatu kepentingan dalam laba ditahan.
Baik dividen saham maupun pemecahan saham pada dasarnya merupakan manuver-
manuver keuangan yang tidak ada hubungannya dengan prinsip akuntansi mengenai
penentuan penghasilan dan penilaian neraca. Sebenarnya, jika para akuntan berpegang teguh
pada klasifikasi ekuitas menurut sumber aslinya, tidak perlu ada reklasifikasi ekuitas sebagai
akibat dari jenis-jenis transaksi ini. Satu-satunya yang akan diisyaratkan adalah
pengungkapan perubahan dalam jumlah lembar saham beredar dan perubahan dalam nilai
pari atau nilai yang ditetapkan. Akan perlu juga menghitung kembali laba perusahaan yang
dilaporkan untuk periode berjalan dan periode-periode terdahulu.
1. Nilai pari, atau nilai yang ditetapkan (atau jumlah modal legal lainnya), saham yang
diterbitkan sebagai dividen
2. Nilai pasar masa berjalan saham yang diterbitkan
3. Modal disetor per saham sebelum dividen dikali jumlah lembar saham yang
diterbitkan
Sebagian besar akuntan setuju bahwa dividen saham bukanlah menghasilan bagi
penerimanya, tetapi mereka berbeda pendapat mengenai dasar pemikiran yang menghasilkan
simpulan ini. Committee on Accounting Procedure (CAP) AICPA mendasarkan
keyakinannya, bahwa dividen saham bukan penghasilan bagi penerimanya, pada teori entitas.
CAP berpendapat bahwa perseroan perupakan satuan usaha yang terpisah dan tidak mungkin
ada penghasilan bagi pemegang saham sampai ada pemisahan (severance) aktiva perseroan.
Penghasilan bagi perseroan adalah penghasilan perseroan, bukan penghasilan bagi pemegang
saham.
Dengan penafsiran teori entitas yang lazim, bahwa dividen saham bukan penghasilan bagi
penghasilan bagi penerimanya, masalahnya menjadi masalah penentuan seberapa besar, jika
ada, ekuitas perseroan yang harus direklasifikasi. CAP merekomendasikan bahwa tidak perlu
mengkapitalisasi jumlah yang lebih besar daripada yang diperlukan untuk memenuhi
persyaratan legal dalam dua kasus khusus:
1. Bila jumlah lembar saham tambahan yang diterbitkan begitu besarnya sehingga secara
wajar dapat diperkirakan bahwa harga pasar per saham akan berkurang secara
material
2. Dalam hal perusahaan tertutuo dimana dapat diperkirakan bahwa pengetahuan yang
mendalam tentang urusan-urusan perseroan akan mencegah timbulnya implikasi oleh
pemegang saham bahwa dividen saham merupakan distribusi penghasilan perseroan
Walaupun CAP tidak mengakui bahwa dividen saham adalah penghasilan bagi penerimanya,
CAP merekomendasikan agar jumlah yang dikapitalisasi (yang dipindahkan ke saham modal
dan tambahan modal disetor) seharusnya adalah suatu jumlah yang sama besar dengan nilai
wajar (nilai pasar) saham yang diterbitkan dalam semua kasus dimana jumlah saham yang
diterbitkan begitu kecilnya jika dibandingkan dengan total saham yang beredar sehingga
tidak mempunyai dampak yang nyata pada harga pasar per saham.
Masalah utama yang diperselisihkan adalah penilaian jasa dan penentuan kenaikan yang
timbul dalam modal yang ditanam akibat pemberian opsi saham. Metode penilaian yang
paling umum diusulkan adalah:
1. Selisih lebih nilai wajar saham diatas harga opsi pada tanggal opsi diberikan
2. Selisih lebih pada tanggal opsi itu menjadi milik karyawan
3. Selisih lebih nilai wajar diatas harga opsi pada tanggal opsi itu pertama kali dapat
digunakan
4. Selisih lebih pada tanggal opsi itu benar-benar digunakan
5. Biaya bagi perseroan pada tanggal penggunaan, setelah disesuaikan untuk
memperhitungkan dampak pajak penghasilan pada perusahaan
6. Kemungkinan nilai opsi bagi penerima pada tanggal pemberian
Ketika ekuitas pemegang saham meningkat sebagai akibat dari transaksi dengan
pemegang saham, akuntan secara umum setuju bahwa tidak ada keuntungan dan tidak ada
bagian peningkatan yang harus ditambahkan ke pendapatan atau laba ditahan. Tetapi ketika
ekuitas pemegang saham berkurang dikarenakan adanya akuisisi saham perusahaan itu
sendiri, akuntan tidak setuju berkaitan dengan efek pada modal yang diinvestasikan dan laba
ditahan. Dua pertanyaan mendasar yang berhubungan dengan kontroversi ini adalah:
Jika perusahaan memperoleh sahamnya sendiri dan kemudian menjual saham itu
kepada pemegang saham lain dengan harga sebesar harga perolehan, tampaknya tidak logis
bila klasifikasi ekuitas pemegang saham harus terganggu hanya karena perseroan memegang
saham itu.
Yang pertama didasarkan pada premis bahwa makna (substansi) lebih penting
daripada bentuk dan bahwa suatu perseroan tidak boleh memindahkan jumlah-jumlah dari
laba ditahan ke modal yang ditanam hanya karena pemindahan itu terjadi untuk menangani
perpindahan saham dari suatu pemegang saham ke pemegang saham lainnya.
G. PENGGABUNGAN USAHA
Ketika aset perusahaan satu dibeli oleh perusahaan lain sebagai akibat dari transaksi
pembelian yang melibatkan pembayaran kas atau pertukaran aset lain, aset yang dibeli secara
umum dicatat dalam akun perusahaan yang membeli pada nilai biaya yang diasumsikan
menunjukkan nilai sekarang. Sedangkan biaya historis dari perusahaan yang dibeli tidak lagi
relevan. Dan ekuitas pemegang saham perusahaan yang membeli tidak meningkat atau tidak
direklasifikasikan karena transaksi ini.
2. Penyatuan kepentingan
Suatu penyatuan kepentingan diasumsikan terjadi bila dua atau lebih perusahaan
bergabung untuk melaksanakan fungsi-fungsi usaha mereka sebagai satu badan usaha
ekonomi tunggal.
Rasio laba per saham mungkin merupakan ikhtisar data akuntansi yang paling sering
dipublikasikan karena dianggap mengandung informasi yang berguna dalam membuat
prediksi mengenai dividen per saham di masa depan dan harga saham di masa depan. Laba
per saham juga dianggap relevan dalam evaluasi atas efektivitas manajemen dan kebijakan
dividen
Perhitungan rasio laba per saham memerlukan perhitungan dengan laba bersih bagi
pemegang saham biasa sebagai pembilang dan jumlah saham biasa yang terkait sebagai
penyebut. Penjelasan perhitungannya adalah sebagai berikut:
Perhitungan Laba
Karena laba hanya berkaitan dengans sekuritas saham biasa dengan hak residual,
dividen yang dibayarkan atau yang terutang untuk sekuritas-sekuritas senior harus
dikurangkan dari angka laba bersih yang diperlihatkan dalam laporan laba rugi. Jika ada
penambahan pada lembar saham biasa dalam penyebut untuk menunjukkan utang konvertibel
yang beredar, beban bunga untuk tahun tersebut, setelah disesuaikan untuk memperhitungkan
pengaruh pajak penghasilan, harus ditambahkan pada laba bersih yang dilaporkan.