Isi2170742794137 PDF
Isi2170742794137 PDF
LANDASAN TEORI
satelit yang digunakan untuk menentukan lokasi yang tepat pada permukaan
bumi. Ada dua buah kategori penggunaan frekuensi yang berbeda pada GPS.
Frekuensi yang biasa digunakan oleh masyarakat sipil pada umumnya adalah
1575,42 MHz (L1) Sedangkan untuk frekuensi 1227,6 MHz (L2) digunakan untuk
kanan atau Right Handed Circular Polarization (RHCP), oleh sebab itu antena
penerimaan sinyal yang kuat dan baik. Kemurnian polarisasi melingkar memiliki
dan merambat lewat udara dan juga dapat merambat lewat ruang angkasa yang
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
(seperti molekul udara). Pada bagian ini akan dibahas beberapa konsep
satu gelombang dan sepanjang lintasannya akan terus terulang dalam bentuk-
bentuk yang selalu sama sepanjang masa. Dalam frekuensi radio, panjang
Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran per peristiwa dalam selang waktu
tertentu, dinyatakan dalam satuan Hertz (Hz). Sebagai contoh, bila terdapat
peristiwa yang terjadi satu kali per detik, maka frekuensinya adalah 1 Hz.
Semakin kecil nilai frekuensi maka semakin besar panjang gelombangnya dan
(2.1)
Dimana :
= panjang gelombang
f = frekuensi (Hz)
elektromagnetik dari media kabel ke media udara dan sebaliknya. Untuk dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
antena harus memiliki sifat yang sesuai dengan kabel pencatunya. Sistem kerja
Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena adalah gambaran sifat radiasi,
pancaran maupun penerimaan sinyal suatu antena pada medan jauh sebagai fungsi
arah atau sudut. Pola radiasi dapat terlihat pada Gambar 2.2. berikut ini :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
Berdasarkan Gambar 2.2. ada beberapa bagian penting dari pola radiasi
antena, yaitu :
a. Main Lobe : berkas radiasi yang memiliki pancaran radiasi antena yang
terbesar.
pancaran radiasi lebih rendah dan arah yang berlainan dengan main
Back Lobe : Minor lobe yang berlawanan arah dengan main lobe.
c. Half Power Beam Width (HPBW) : sudut yang dibentuk oleh titik yang
satu arah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
2.3.2 Gain
Ada dua jenis parameter penguatan (gain) yaitu absolute gain dan relative
gain. Absolute gain pada sebuah antena didefinisikan sebagai perbandingan antara
intensitas pada arah tertentu dengan intensitas radiasi yang diperoleh jika daya
yang diterima oleh antena teradiasi secara isotropic. Intensitas radiasi yang
berhubungan dengan daya yang diradiasikan secara isotropic sama dengan daya
yang diterima oleh antena (P in) dibagi dengan 4. Absolute gain dapat dihitung
(2.2)
dengan perolehan daya pada antena referensi pada arah yang direferensikan juga.
Daya masukkan harus sama diantara kedua antena itu. Akan tetapi, antena
(2.3)
Jika arah tidak ditentukan, maka perolehan daya biasanya diperoleh dari
2.3.3 Bandwidth
impedansi masukan, pola radiasi, beamwidth, polarisasi, gain, VSWR dan return
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
loss) memenuhi spesifikasi standar. Bandwidth dapat dilihat pada Gambar 2.3.
berikut [2] :
Bandwidth dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.4. berikut ini [2]:
(2.4)
Dimana :
f2 = frekuensi tertinggi
f1 = frekuensi terendah
fc = frekuensi tengah
atau gain, yang bervariasi menurut frekuensi memenuhi nilai tertentu. Nilai
keadaan yang sesuai dengan saluran pencatu. Hal ini terjadi karena
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
frekuensi. Nilai matching ini dapat dilihat dari koefisien refleksi dan
VSWR. Pada umumnya nilai koefisien refleksi dan VSWR yang masih
wave) maksimum (|V|max) dengan minimum (|V|min). Pada saluran transmisi ada
dua komponen gelombang tegangan, yaitu tegangan yang dikirimkan (Vo+) dan
(2.5)
memperlihatkan besarnya magnitude dan fasa dari refleksi. Untuk beberapa kasus,
terbuka.
(2.6)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
Kondisi yang paling baik adalah ketika VSWR bernilai 1 yang berarti
tidak ada refleksi ketika saluran dalam keadaan matching sempurna. Namun,
kondisi ini pada praktiknya sulit untuk didapatkan. Pada umumnya nilai VSWR
(Vo) dibanding dengan gelombang yang dikirim (Vo+). Return Loss dapat terjadi
frekuensi. Return loss dapat dicari menggunakan persamaan 2.7 berikut [2]:
(2.7)
adalah di bawah -10 dB. Dengan nilai ini, dapat dikatakan bahwa nilai gelombang
dikirimkan atau dengan kata lain, saluran transmisi sudah dapat dianggap
matching. Nilai parameter ini dapat menjadi salah satu acuan untuk melihat
apakah antena sudah mampu bekerja pada frekuensi yang diharapkan atau tidak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
mikrostrip dalam bentuk yang paling umum terdiri dari 3 elemen, yaitu elemen
Ada banyak jenis substrat yang digunakan pada antena mikrostrip ini.
Jenis yang paling sering digunakan adalah FR-4 (lossy). Bahan substrat terdiri
dari dua golongan, yaitu lossy dan lossless. Lossy merupakan jenis dimana masih
FR-4 (lossy) merupakan material komposit yang terdiri dari kain fiberglass
tenun dengan resin pengikat epoxy yang tahan api. FR singkatan dari flame
retardant dan menunjukkan bahwa bahan anti mudah terbakar dari FR-4 telah
memenuhi standar UL94V-0. FR-4 tersusun dari bahan resin epoxy, tenunan kain
penyerapan air yang nol, FR-4 ini paling sering digunakan sebagai insulator listrik
yang memiliki kekuatan mekanik yang cukup besar. Bahan ini dikenal untuk
mempertahankan nilai-nilai mekanik yang tinggi dan kualitas isolasi listrik dalam
kondisi baik kering dan lembab. Kelas sebutan untuk laminasi epoxy terdiri dari
G10, G11 FR4 dan FR5. Dari kelas tersebut, FR4 merupakan yang paling banyak
digunakan saat ini. G-10, pendahulu FR-4 memiliki sifat yang mudah terbakar.
Struktur umum dari antena mikrostrip dapat dilihat pada Gambar 2.4.
berikut [3]:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
(patch). Bentuk umum dari patch antena mikrostrip seperti terlihat pada Gambar
Bentuk patch yang akan dirancang pada tugas akhir ini adalah persegi. Hal
ini dipilih karena sesuai dengan tujuan perancangan yaitu ingin membuat antena
yang ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan ukuran yang telah beredar
dipasaran. Dan ukuran dimensi antena yang telah beredar saat ini adalah sekitar
10 cm x 10 cm (berbentuk persegi).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
pula kerugian. Keuntungan dan kerugian tersebut seperti ditunjukkan pada Tabel
2.1. berikut :
rendah
murah
sederhana
2.4.1 Gain
antena yang dituju dengan daya yang dipancarkan atau diterima antena isotropis.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
(2.8)
Dimana :
2.4.2 Polarisasi
oleh antena. Jika arah tidak ditentukan, maka polarisasi merupakan polarisasi dari
arah gain maksimum. Pada praktiknya, polarisasi dari energi yang teradiasi
bervariasi dengan arah dari tengah antena, sehingga bagian lain dari pola radiasi
vektor medan elektrik yang bervariasi menurut waktu. Selain itu, polarisasi juga
dapat didefinisikan sebagai gelombang yang diradiasikan dan diterima oleh antena
(melingkar) dan atau elliptical (elips) seperti ditunjukkan pada Tabel 2.2.
Polarisasi melingkar saat ini sangat penting dalam industri desain antena,
lurus terhadap arah propagasi, lalu memberikan fleksibilitas lebih banyak sudut
antara transmisi dan penerima antena. Polarisasi melingkar saat ini digunakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
dalam banyak aplikasi komersial dan militer. Namun sulit untuk mendesain
antena dengan polarisasi melingkar yang baik. Antena mikrostrip pada awalnya
medan elektrik atau medan elektrik atau elektrik atau magnet pada
magnet pada titik magnet berada pada titik tersebut berada pada
setiap waktu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
microstrip feed. Namun, pada laporan ini hanya akan dibahas mengenai teknik
Coaxial feed adalah salah satu teknik dasar yang digunakan dalam
dalam disolder ke bagian patch. Penampang coaxial feed seperti ditunjukkan pada
Coaxial feed cukup mudah untuk didesain dan dalam fabrikasinya. Namun
pencatuan ini memiliki kelemahan, yaitu membutuhkan tingkat presisi yang tinggi
dan ketika pabrikasi menggunakan substrat yang tebal, probe yang lebih lebar
feeding.
patch persegi dengan Lp sebagai panjang sisi patch. Bentuk patch persegi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Lp
Lp
Untuk mencari dimensi patch yaitu Lp menggunakan persamaan 2.9 berikut ini
[5]:
(2.9)
(2.10)
Dimana :
h = ketebalan substrat
r = frekuesi resonansi
Untuk panjang sisi subtratnya (Lg) dapat diperoleh menggunakan persamaan 2.11
berikut [5]:
Lg = (6xh) + Lp (2.11)
Dimana :
h = ketebalan substrat
akan ditentukan spesifikasi dimensi slot berbentuk persegi panjang pada antena
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
ini. Dimensi slot akan menentukan bagaimana antena ini beradiasi. Untuk panjang
slot (ls) dapat diperoleh menggunakan persamaan 2.12 berikut ini [5]:
ls = (2.12)
Untuk lebar slot (ws) diperoleh menggunakan persamaan 2.13 berikut ini [5]:
ws = (2.13)
Dimana :
CST 2014 merupakan bagian dari studio design CST yang menawarkan
sejumlah pemecahan masalah yang berbeda untuk berbagai jenis aplikasi. Hal ini
elektrodinamika lebih dari tiga dekade lalu. Berikut tampilan awal CST 2014
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
simulasi berupa grafik dengan nilai parameter frekuensi, koefisien refleksi, gain,
axial ratio dan juga bisa melihat hasil pola radiasi dan polarisasi dari antena yang
dirancang.
Kesulitan yang dimaksud antara lain dalam menentukan posisi dimensi sesuai
karakteristik yang diinginkan. Oleh karena itu, setiap perancangan yang dilakukan
tidak mudah mendapatkan hasil yang sesuai, perlu dilakukan optimasi yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Pada skripsi ini penulis merangkum peneletian sejenis yang pernah dilakukan:
http://digilib.mercubuana.ac.id/