TUBERKULOSIS PARU
Konsep Medik
Menurut Price A. Syvia (1955 : 753) Tuberculosis Paru adalah merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh Micobakterium Tuberculosis. Menurut Arif Manjoer (2001 472) Tuberculosis paru
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Microbacterium Tuberculosis dengan gejala yang sangat
bervariasi. Menurut Robins dan Kumar (1995 : 161) Tuberculosis paru merupakan penyakit menular
Menurut Suiono Slamet (2001: 820-821) Penyebab Tuberculosis Paru adalah Microbakterium
Tuberculosis, sejems kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang -4/UM dan table 0,3-0,6/UM.
Kuman mempunyai kandungan lipid kompleks. Lipid inilah yang membuat kuman lebih bertahan
terhadap gangguan kimia dan fisik. Kuman dapat bertahan hidup pada udara kering maupun dalam
keadaan dingin (dapat hidup bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini karena kuman berada dalam sifat
Dormant dan sifat Dormant ini kuman dapat bangkit dan menjadikan Tuberculosis aktif lagi.
Menurut Robins dan Kumar (1995 : 161) Penyebab dari Tuberculosis Paru adalah
Microbacterium Tuberculosis yang pada umumnya menyerang paru dapat juga mengani semua organ
atau jaringan dalam tubuh. Paru, tetapi Meskipun jalan lain dapat terlihat, kebanyakan infeksi
didapatkan dari penularan antar penderita secara langsung dari titik ludah yang dibawa angin (Air Bine
Droplet) yang mengandung organism dari seseorang penderita aktif yang rentang.
C. Patofisiologi Tuberculosis
Menurut Sujono Slamet (2001 : 823) Di Indonesia klasifikasi yang banyak dipakai adalah
a. Tuberculosis Paru
1) Tuberculosis tersangka, yang diobati. Disini sputum BTA negatif, tetapi tanda lain positif
2) Tuberculosis paru tersangka yang tidak diobati. Disini sputum BTA negatif dan tanda lain
juga meragukan
5) S t atus Kemoterapi : riwayat pengobatan dengan obat anti Tuberculosis, Menurut WHO
dalam Sujono Slamet (2001: 823) berdasarkan tempi membagi Tuberculosis dalam 4
(1) Kasus BTA negatif dengan kelainan paru yang tidak luas
(2) Kasus ekstra paru selain dari yang disebut dari kategori satu
d) Kategori Empat ditujukan terhadap : Tuberculosis Kronik
Menurut Sujono Slamet (2001: 825) keluhan yang dirasakan penderita dapat bermacam-
a. Demam
Biasanya, subfebris menyerupai demam influenza. Tetapi kadang-kadang panas badan dapat
sembuh sebentar, tetapi kemudian dapat timbul kembali. Begitulah seterusnya hilang
timbulnya demam influenza ini sehingga pasien merasa tidak pernah bebas dari serangan
demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat
b. Batuk Darah
Batuk terjadi karena adanya iritasi pada brokus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk
radang keluar. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non produktif) kemudian setelah timbul
peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum) keadaan yang lanjut berupa batuk darah
c. Sesak Nafas
Pada penyakit yang ringan belum dirasakan sesak nafas. Sesak nafas akan ditemukan pada
penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi setengah badan paru.
d. Nyeri Dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke
Gejala malaise sering ditemukan berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, badan makin
b. Bedrest total
d. Diet TKTP
e. Tidur semifowler
c. Apabila batuk mengganggu dimalam hari, berikan air jeruk panas yang dicampur 1 sendok madu
Menurut Price A. Sylvia Pencegahan Tuberculosis karena sebagai penyakit menular, maka
dibutuhkan upaya pencegahan agar orang lain tidak terkena penyakit tersebut. Upaya pencegahan
a. Dilakukan sterilisasi dahak pada sarung bantal yang digunakan oleh penderita TB paru
b. Sinar matahari langsung membunuh kuman TB dalam + 5 menit, maka memanfaatkan sinar
matahari adalah cara yang paling cocok untuk dilakukan didaerah tropis, karena letak kuman
c. Sodium hipoklovid (1%) melarutkan dahak dan membunuh Tuberculosis dengan cepat tetapi
harus digunakan di wadah gelas, karena bahan tersebut dapat merusak logam.
d. Panas : Tuberculosis dimusnahkan dalam waktu 20 menit pada suhu 60C dan dalam waktu 5
Setiap pasien Tuberculosis harus dirawat disanatorium, yakni tempat yang berudara
segar, sinar matahari yang cukup, suasana yang menyenangkan dan makanan yang
bergizi tinggi
b. Bedrest Era
Dalam hal ini pasien tidak perlu dirawat disanatorium, tetapi cukup diberi istirahat
Disini cukup paru-paru yang sakit saja diistirahatkan dengan melakukan pneumonia
artificial paru-paru yang sakit dibuang secara wedge resection, satu Tabus atau satu
bagian paru.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Yang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, dan lain-lain.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Kebanyakan kasus dijumpai klien masuk dengan keluhan batuk yang lebih dari 3 minggu.
b. Riwayat keluhan utama
Biasanya batuk dialami lebih dari 1 minggu disertai peningkatan suhu tubuh, penurunan nafsu makan dan
kelemahan tubuh.
B. Kebutuhan Dasar Manusia (Gordon)
2. Perubahan nutrisi Menunjukkan berat 1. catat status nutrisi pasien, catat Berguna dalam
kurangn dari kebutuhan badan meningkat. turgor kulit, berat badan dan mendefinisikan
tubuh berhubungan derajat kekurangan berat badan, derajat / masalah
dengan produksi kemampuan / ketidak mampuan dalam menentukan
sputum, anoreksia menelan, riwayat mual-muntal. pilihan interfensi
yang tepat.
2.
awasi masukan atau Berguna dalam
pengeluaran dan berat badan mengukur keefektifan
secara periodic nutrisi dan dukungan
cairan.
3.
berikan perawatan mulut Menurunkan rasa
sebelum dan sesudah tindakan tidak enak karena sisa
pernapasan. sputum atau sisa obat.