.
Jama'ah shalat iedul fithri yang dirahmati Allah.
Segala puji dan syukur bagi Allah pencipta, pemilik juga
pengendali semesta, sang penguasa hari pembalasan, hari
dimana tidak lagi berharga sedikitpun harta, pangkat, jabatan
bahkan anak keturunan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan
kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad S.A.W beserta
keluarga dan sahabat serta para pengikutnya sampai hari
kiamat. Amin ya `alamin
Jama'ah shalat iedul fithri yang dirahmati Allah.
Dengan terbenamnya matahari di ufuk Barat di hari
terakhir Ramadhan, bergemalah takbir, tasbih, tahlil dan
tahmid di seluruh penjuru dunia yang berpenduduk muslim.
Menggema bagaikan gemuruh dalam lebatnya cucuran rahmat
Allah dari langit, bergemuruh laksana ombak-ombak besar
yang memecah di tengah samudera luas. Merasuk jauh
sampai ke sudut kalbu yang terdalam di dada setiap mu'min.
Betapa terasa nikmat, tenang, damai dan tentramnya hati
orang beriman walaupun disana sini sedang berkecambuknya
berbagai kesulitan dan kesukaran hidup.
Kita bersyukur negeri ini masih diberikan kelapangan
untuk melakukan ibadah di hari yang agung ini, dimana pada
belahan bumi yang lain masih sangat banyak saudara kita
seiman yang harus terus bersabar karena masih dihantui
ledakan dan dihujani peluru dan senjata-senjata orang-orang
kafir, sebut saja zionis Israil yang tentu tidak sendirian. Namun
segala kesulitan dan kesukaran hidup tersebut seakan sirna
seketika, hanyut bersama syandunya alunan kalimat-kalimat
suci yang dilantunkan oleh setiap lidah mu'min yang tangguh
dalam sabar dan cerdas dalam syukur.
Hikmah lama yang mencoba menjadikan kita tersadar.
Detik ini di tanah lapang ini, untuk kesekian kalinya kembali
kita dikumpulkan oleh Allah dalam keadaan yang satu. Sama-
sama menghadap Sang Pencipta untuk tujuan yang satu,
yakni beribadah kepadaNya. Bersama-sama tunduk dan sujud
kepadaNya atas perintah dan kebesaranNya, hanya saja
masih dalam pakaian dunia yang beragam, yang syarat
dengan simbol status sosial. Akan tetapi kelak ketika
sangkakala itu digetarkan, kita dikumpulkan dalam jumlah
yang jauh lebih banyak dari hari ini, kembali bersama
menghadap Sang Khaliq untuk mempertanggung jawabkan
semua perbuatan, kembali kita akan disatukan di padang
mahsyar yang begitu luas, akan tetapi tidak lagi dengan
pakaian dunia yang kita bawa dan mampu membedakan satu
sama lain pada hari itu. Maka yakinlah semua ini adalah fana.
Allah berfirman dalam surat Ar Rahman ayat 26 :
"Semua yang ada di bumi itu akan binasa"
Jama'ah shalat ied yang berbahagia.
Pagi ini adalah bukti kesabaran kita, karena tenyata kita
telah mampu menahan diri satu bulan penuh, meski hanya
baru "pada tiga hal yakni; makan, minum dan berhubungan
suami istri". Di hari fithri ini, juga merupakan bentuk syukur kita
karena telah diizinkan kembali bertemu dan bersimpuh di
hadapanNya Sang Penguasa Tunggal. Ketahuilah bahwa
nikmat yang telah kita terima adalah ni'mat yang tiada dua,
barang siapa yang mensyukurinya, maka Allah S.W.T. berjanji
menambah nikmat tersebut, baik dalam bentuk materi maupun
dalam bentuk barokah. Sedang siapa yang mengingkarinya,
maka is berada di bawah ancaman Sang Maha Perkasa.
Sebagaimana firman-Nya dalam Surah Ibrahim ayat 7 :
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Oleh sebab itu, pada pagi yang mulia ini, kita bermohon dan
berharap kepada Allah S.W.T.
Puasa adalah milik-Ku, dan Akulah yang akan memberikan
ganjarannya. Tatkala puasa seorang hamba meninggalkan
syahwat, makan, dan minumnya karena-Ku. Puasa adalah
perisai(dari perbuatan maksiat). Dan bagi orang yang
berpuasa dua kebahagiaan; kebahagiaan di saat berbuka dan
kebahagiaan di saat bersua dengan Robbnya. Sungguh bau
mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Alloh Swt
daripada kasturi.
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka menyembah-Ku.
Jama'ah shalat ied yang dirahmati Allah..
Ada beberapa tipologi atau model manusia dalam sabar
dan syukur:
Pertama : Tangguh dalam sabar meski ujian dan cobaan
menderanya bertubi-tubi seakan tak ada akhirnya, namun
semua itu tak membuatnya menjauh dari Allah S.W.T. Juga
cerdas dalam syukur ketika menerima sejumlah nikmat dan
karunia yang melimpah, tidak lantas menjadikannya lupa diri,
bahkan semakin dekat dan taat kepada Allah S.W.T.
Kedua : Oleng dan terhuyung kesabarannya ketika
diterpa musibah dan bencana, dan membuatnya menjauh dari
Allah S.W.T kemudian tidak jarang muncul sejumlah
pertanyaan yang cenderung menyalahkan Allah S.W.T.
Ketiga : Hilang musnah rasa syukurnya kepada Allah
S.W.T. ketika dibukakan semua pintu-pintu kesenangannya
oleh Allah SWT dan menjadikannya lupa diri serta tenggelam
dalam kubangan kemaksiatan.
Keempat : Tidak ada sabar ketika didatangkan padanya
ujian dan cobaan, juga tidak ada rasa syukur saat
dianugerahkan padanya nikmat dan karunia. Kedua kondisi
itu, baik ketika menjalani ujian dan cobaan maupun ketika
menerima nikmat dan karunia tidak membuatnya semakin
mendekat dan taat kepada Allah S.W.T. justru semakin
membuatnya jauh dari Allah S.W.T. dengan sumpah
serapahnya yang sangat tidak layak untuk dialamatkan
kepada Allah S.W.T Yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang.
Setidaknnya kita menyadari betul dan memahami bahwa
ramadhan memberikan hadiah yang beraneka ragam, kita
tahu bahwa bulan Ramadhan telah mentarbiyah kita semua
umat muslim untuk mampu bersabar dalam melaksanakan
dan tunduk atas perintah Allah Pencipta alam semesta.
Ketika harus menahan lapar demi meraih kemenangan
ketika berbuka, ketika harus menahan dahaga karena yakin
bahwa kasturi lebih indah dan harum baunya, ketika harus
menahan hawa nafsu dari segala macam godaan sebagai
bentuk tunduk dan patuh kepada Sang Pemilik hidup dan
kehidupan, ketika kita mampu menahan diri dari segala hal-hal
mubah yang Allah perbolehkan. Itu sesungguhnya berati pada
hakekatnya diri ini mampu untuk tidak melakukan hal-hal yang
di bolehkan lalu apa alasan bagi kita untuk sulit meninggalkan
hal-hal haram yang dilarang juga dibenci oleh Allah Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang . "Kesimpulan adalah,
bahwa ternyata sabar itu mudah"
Jama'ah shalat ied yang dirahmati Allah..
Jama'ah shalat ied yang dirahmati Allah..
Jama'ah shalat ied yang dirahmati Allah..
Pelajaran berharga lainnya yang dapat kita petik dan kita
tanamkan dalam diri kita setelah sempurna menunaikan
ibadah puasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan adalah
menjadi pribadi muslim yang cerdas dalam mensyukuri semua
nikmat yang Allah telah berikan kepada kita. Bukankah semua
hal dalam hidup ini merupakan karunia dari Allah S.W.T,
bukankah hembusan nafas ini adalah nikmat yang diberikan
cuma-cuma kepada semua makhluknya ngan tujuan
beribadah kepadaNya?. Meski sudah sedemikian jelas dan
gamblang nikmat-nikmat itu Allah curahkan, masih saja
banyak dari kita mendustakannya, seakan Allah tidak pernah
berbuat baik kepada kita. Sehingga wajar dan sangat wajar
memang, jika akhirnya Allah harus mengulang pertanyaan
yang sama sebanyak 31 kali dalam satu surat Ar-Rahman.
"Nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kamu dustakan ".
Nikmat dan karunia Allah yang diberikan kepada umat-
Nya, termasuk kepada bangsa ini, sungguh tak terbatas dan
tidak akan pernah bisa dihitung tuntas oleh siapapun.
Sebagaimana firman Allah; QS. Ibrahim (14) ayat 34 :
Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan
segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu
menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya.
Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat
mengingkari (nikmat Allah).
Sungguh mengagumkan perkara orang mu'min itu,
sesungguhnya seluruh perkaranya adalah baik baginya. Dan
hal itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali oleh orang mu'min.
Jika dia diberi sesuatu yang menggembirakan dia bersyukur,
maka hal itu adalah lebih baik baginya. Dan apabila dia
ditimpa suatu madharat dia bersabar, maka hal itu adalah
lebih balk baginya " ( HR. Muslim).