BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Dari penyusunan makalah ini diharapkan penulis dapat mengerti,
memahami dan memperoleh gambaran tentang penyakit Miocardium
infraction
1.3.2 Tujuan Khusus
Setelah penulisan makalah ini, penulis mampu: Menjelaskan
konsep dasar penyakit Miocardium infraction (MCI) dimulai dari
penjelasan anatomi fisiologi Miocardium infraction, pengertian, penyebab,
patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostik sampai dengan
penatalaksanaan medik serta komplikasi pada Miocardium infraction.
BAB II
3
PEMBAHASAN
2. Faktor predisposisi :
a. Faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
- usia lebih dari 40 tahun
- jenis kelamin : insiden pada pria tinggi,
sedangkan pada wanita meningkat setelah menopause
- hereditas
- Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam.
b. Faktor resiko yang dapat diubah :
- Mayor :
hiperlipidemia
hipertensi
Merokok
Diabetes
Obesitas
Diet tinggi lemak jenuh, kalori
- Minor:
Inaktifitas fisik
Pola kepribadian tipe A (emosional,
agresif, ambisius, kompetitif).
Stress psikologis berlebihan.
TIPE NYERI
SKALA KETERANGAN
10 Tipe nyeri sangat berat.
7-9 Tipe nyeri berat.
4-6 Tipe nyeri sedang.
1-3 Tipe nyeri ringan.
(Sumber: Saduran dan, Sudiharto, Skala Nyeri, 1996 ; 23).
7
Aterosklerosis
Trombosis
Konstriksi arteri koronaria
Gangguan perfusi
Gagal jantung
jaringan
2.4 PENATALAKSANAAN
Tirah baring (bed rest total)
Oksigenasi 4 Lpm (saturasi dipertahankan > 90%)
Aspirin 160-325 mg dikunyah
Nitrat diberikan 5 mg SL (sublingual), dapat diulang 3 x lalu
lanjutkan dengan drip intravenous bila masih nyeri
10
Beta bloker
Ace inhibitor
Pada pasien dengan infark anterior, kongstif paru, EF < 40%, jika
tidak terdapat tanda-tanda hipotensi < 100 mmHg atau < 30
mmHgdari base line
Angiotensin receptor bloker ( ARB)
Diberikan bila intoleran pada ACE inhibitor
Heparinisasi
Diberikan pada keadaan infark anterior luas, resiko tinggi
thrombosis, LV fungsi buruk, fibrilasi atrium, curiga thrombus,
intrakardiak onset STEMI > 12 jam tanpa revaskularisasi
Pengobatan nyeri
Morfin sulfat IV dosis 2-4 mg interval 5-15 menit
NSAID lain dihentikan atau dihindari
Anti anxietas
Sesuai kondisi
Pencahar
Laboratorium
Biomarker kardiak, darah lengkap, elektrolit, ureum, kreatinin
Revaskularisasi fibrinolitik Vs PCI dilakukan pada pasien 12
jam
Terapi Fibrinolitik
Direkomendasikan pada 3 jam, tindakan invasif tidak mungkin
dilakukan atau akan terlambat
Waktu antar pasien tiba sampai dengan inflasi balon > 90 menit
(Waktu antar pasien tiba sampai dengan inflasi balon) dikurangi
(waktu antara pasien tiba sampai dengan proses fibrinolitik) > 1 jam
Rescue PCI
Dilakukan bila terdapat kegagalan fibrinolitik pada pasien infark
luas yang disertai ;
Hemodinamik tidak stabil atau dengan aritmia
Keluhan iskemik berkepanjangan
Syock kardiogenik
Beberapa derajat kelainan sesaat fungsi ventrikel kiri terjadi pada lebih
dari separuh pasien dengan infark miokard. Tanda klinis yang paling
umum adalah ronki paru dan irama derap (gallop rhythm) S3 dan S4.
Kongesti paru juga seringkali terlihat pada foto toraks dada.
8. Remodeling Ventrikel
Segera setelah acuet myocardium infarction, ventrikel kiri mulai
berdilatasi. Secara akut, hal ini terjadi sebagai akibat perluasan infark.
Selanjutnya, pemanjangan segmen yang tidak mengalami infark juga
terjadi. Pembesaran ruang keseluruhan berhubungan dengan ukuran
infark, dengan derajat dilatasi yang lebih besar menyebabkan gangguan
hemodinamik yang lebih berat, lebih sering terjadi gagal jantung, dan juga
prognosis yang lebih buruk (Horrison, 2000).
BAB III
16
KESIMPULAN