Anda di halaman 1dari 8

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi
Kompartemen iliopsoas adalah ruang ekstraperitoneal yang terdiri dari
muskulus iliopsoas.1 M. iliopsoas terdiri dari psoas mayor dan iliacus. Muskulus
psoas mayor disebut juga dengan m.psoas magnus, berbentuk fusiformis panjang,
terletak di sisi lateral regio lumbale columna vertebralis dan pinggir pelvis
minor. Otot ini melekat di facies ventralis basis dan tepi caudal processus
transversus semua vertebara lumbal, dan sisi lateral corpus dan discus
intervertebral is vertebra thorakalis terakhir dan semua vertebra lumbal serta
discus intervertebralis yang sesuai. Serabutnya berjalan ke bawah di pinggir pelvis
minor, dan secara gradual semakin mengecil ukurannya, berjalan di bawah
ligamentum inguinale, berakhir sebagai tendo bersama-sama dengan m.iliacus.
Insersio otot ini melekat di trochanter minor femoris, berfungsi untuk flexi femur,
flexi columna vertebralis regio lumbale dengan sedikit membelok ke lateral.
Musculus ini mendapat innervasi dari plexus lumbalis, mengandung serabut-
serabut n.lumbalis ke-2 dan 3. Suplai darah pada otot ini berasal dari keempat
arteri lumbar pada sisi ipsilateral dan drainase vena melalui vena lumbar.
M.psoas minor Disebut pula dengan m.psoas parvus, bentuknya kecil
panjang, terletak di ventral m.psoas major. Origo melekat di sisi corpus vertebra
thorakalis 12 dan vertebra lumbar 1 dan discus intervertebralis yang terletak
diantaranya; musculus ini berakhir sebagai tendo kecil. Insersio musculum ini
melekat di linea pectinea dan eminentia iliopectinea serta tepi lateral fascia iliaca;
seringkali musculus ini tidak ada. Otot ini berfungsi untuk flexi pelvis dan
columna vertebralis regio lumbal. Musculus ini diinnervasi oleh n.lumbalis
pertama.
M.iliacus berbentuk gepeng, trianguler, terdapat di fossa iliaca. Origo
Musculus ini melekat di dua-pertiga bagian atas fossa iliaca, labium intemum
crista iliaca, ligamentum sacroiliaca anterior, ligamentum iliolumbale dan basis
ossis sacri di sebelah dorsal dan ke anterior sejauh SIAS dan SIAl. Insersio

8
melekat di sisi lateral tendo m.psoas major dan beberapa serabutnya memanjang
ke corpus ossis femoris kira-kira 2,5 cm sebelah distal trochanter minor, berfungsi
untuk flexi femur. Secara bersama-sama terhadap articulatio coxae, m.iliopsoas
ini berfungsi untuk flexi. Musculus ini mendapat innervasi dari n.femoralis, yang
mengandung serabut-serabut n.lumbalis ke-2 dan 3.

Gambar 1. Anatomi M. Iliopsoas1


M. psoas terletak dekat dengan beberapa organ seperti kolon sigmoid,
appendiks, jejunum, ureter, aorta abdominal, ginjal, pankreas, tulang belakang,
dan kelenjar getah bening iliac. Oleh sebab itu, infeksi pada organ tersebut dapat
menyebar ke M. psoas. Suplai darah yang besar pada otot ini menjadi faktor
predisposisi penyebaran secara hematogen dari tempat terjadinya infeksi.1

2.2 Abses Psoas


2.3.1 Definisi
Abses psoas adalah abses yang terjadi pada muskulus psoas. 2
Abses adalah kumpulan nanah setempat dalam suatu rongga yang
terbentuk akibat kerusakan jaringan.3

9
2.3.2 Epidemiologi
Abses psoas merupakan kasus yang jarang terjadi dengan
angka kejadian 0,4/100.000 di UK.2 Di Asia dan Afrika , lebih dari
99% abses psoas adalah primer, dimana 17 % dan 61 % di Eropa dan
Amerika Utara. Abses psoas lebih sering terjadi pada usia muda
daripada usia tua. Lebih sering terjadi pada laki-laki daripada
perempuan. Faktor resiko tambahan abses psoas primer adalah usia
dibawah 20 tahun dan dengan status ekonomi yang rendah. Tonich
Bresee et al dalam penelitian terhadap 142 pasien anak-anak dengan
abses posas ditemukan 57 % terjadi pada sebelah kanan 40% pada
sebelah kiri dan 3 % terjadi bilateral.

2.3.3 Etiologi dan Patofisiologi


Abses psoas diklasifikasikan menjadi primer dan sekunder,
tergantung pada ada atau tidaknya penyakit yang mendasari. Abses
psoas primer terjadi sebagai akibat penyebaran infeksi secara
hematogen dari tempat infeksi atau trauma lokal.4

Tabel 1. Abses Psoas Primer1


Abses Psoas Primer dapat Terjadi pada Kondisi:
Diabetes Melitus
Penggunaan obat-obat intravena
AIDS
Gagal Ginjal
Imunosupresi

. DI Amerika Serikat, abses psoas primer terjadi pada 61 %


kasus. Organisme penyebab yang paling sering adalah Staphylococcus
aureus (lebih dari 88%), yang kemudian diikuti dengan Escherichia
coli dan Streptococcus.4
Abses psoas sekunder sering disebabkan oleh campuran flora
4
bakteri enterik, yang pada umumnya adalah E. Coli dan Bacteroides.
4,9 % disebabkan oleh streptococcus dan 2,8 % disebabkan oleh E.

10
Coli. Mycobacterium tuberkulosis sering menjadi penyebab abses
psoas di negara- negara yang sedang berkembang namun jarang terjadi
di negara di dunia belahan barat. Organisme penyebab lainnya adalah
termasuk proteus, Pasteurella multocida, bacteroides, clostridium,
Yersinia enterocolitica, klebsiella, methicillin resistant Staphylococcus
aureus,salmonella, Mycobacterium kansasii, and Mycobacterium
xenopi.1 Abses psoas sekunder dapat disebabkan oleh:

Tabel 2. Abses Psoas Sekunder2


Sumber Lokasi Kondisi
Gastrointestinal Chrons disease
Diverticulitis
Apendisitis
Karsinoma kolorektal
Genitourinari UTI
Instrumentasi
Infeksi Muskuloskeletal Osteomielitis vertebral
Sakrolitis infeksius
Septik Atritis
Lain-lain Trauma
Endokarditis
Karsinoma hepatoseluler
Kateterisasi arteri femoralis

11
Gambar 2. Abses Psoas1

2.3.4 Manifestasi Klinis


Manifestasi klinis abses posas sering bervariasi dan tidak
spesifik. Trias klasik manifestasi klinis terdiri dari demam, nyeri
tulang belakang, dan kesulitan berjalan. Namun, manifestasi ini
hanya terjadi pada 30 % kasus dengan abses psoas. Nyeri bisa
menyebar ke panggul dan paha karena muskulus psoas diinervasi oleh
L2, L3, dan L4.1 Nyeri tulang belakang adalah gejaala yang paling
sering terjadi dengan durasi rata-rata 10 hari sebelum terjadi. Gejala-
gejala lainnya adalah nyeri perut, malaise, nausea, dan kehilangan
berat badan. Pada pemeriksaaan, adanya kesulitan berjalan, masa
yang dapat diraba pada daerah inguinall, nyeri hebat saat
hiperekstensi pasif panggul atau fleksi aktif psoas melawan tangan
pemeriksa bisa menjadi gejala spesifik abses psoas.1

2.3.5 Diagnosis
Anamnesis yang tepat dan pemeriksaan fisik yang baik sangat
diperlukan dalam menegakkan diagnosis abses psoas. Ada beberapa
tes yang dapat dilakukan pada pasien dengan abses psoas melalui
pemeriksaan fisik, meskipun tidak terlalu spesifik untuk penyakit ini.
Prinsip pemeriksaan ini adalah muskulus psoas adalah otot fleksor
utama panggul. Cara melakukan pemeriksaan ini adalah yang pertama
pemeriksa menempatkan tangannya proksimal dari lutut pasien yang
ipsilateral dan meminta pasien untuk mengangkat pahanya melawan
tangan pemeriksa. Hal ini akan menyebabkan kontrasksi m. Psoas
dan menghasilkan nyeri. Kedua, pada posisi pasien yang normal,
hiperekstensi pada panggul yang terkena akan menghasilkan nyeri
karena m psos yang teregang Namun, pemeriksaan ini dapat positif
pada apendisitis karena terjadi peradangan pada psoas namun tidak
sampai membentuk absess.. Tumor yang berasal dari struktur yang

12
berdada diantara pelvis atau daerah lumbar dapat menyerupai abses
psoas.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya peningkatan
jumlah sel darah putih, c-reaktif protein, anemia, dan meningkatkanya
laju endap eritrosit. Kultur darah dapat memberikan hasil yang positif
terhadap organisme penyebab abses. Pemeriksaan USG memberikan
hasil yang positif pada 60% kasus. Ruang intraperitoneal sulit untuk
dilihat dengan USG dan dapat menyerupai gas usus. Ct scan dapat
digunakan sebagai diagnosis definitif dan merupakan gold standard.
Namun, Beberapa peneliti, meyakini bahwa MRI lebih baik dari CT
scan karena dapat membedakan jaringan lunak dan dapat melihat
dinding abses serta struktur disekitaranya tanpa menggunkan media
kontras intravena.1

2.3.6 Diagnosis Banding


-
Divertikulitis, biasanya pada sebelah kiri, memberikan nyeri di
area yang sama, namun jarang memberikan gangguan dermatom di
L1-3
-
Apendisitis, dapat timbul dengan cara yang sama namun pada
apendisitis terdapat gejala klasik seperti riwayat nyeri berpindah
dan nyeri McBurney. Pada apendisitis juga terdapat Psoas sign
yang dapat ditemukan pada apendisitis dan abses psoas.
-
Nyeri pangkal paha (groin strain), biasanya timbul setelah adanya
trauma pada otot. Pola penyebaran nyeri yg ada pada abses psoas
tidak ada. Tidak ada gejala sistemik
-
Meralgia paresthetica, sering hanya menyebabkan parestesia
namun dapat juga menimbulkan nyeri mendadak di permukaan
anterior dan lateral darinpaha karena adanya kompresi pada saraf
femoral kutaneus lateral di sekitar pangkal paha.
-
Sciatica, nyeri punggung karena iritasinoada akar saraf di lumbal
atau sacral yang menyebar ke permukaan posterior atau lateral
paha, lutut dan kaki.

13
-
Renal colic/ pyelonefritis, kondisi ini biasanya ditandai dengan
nyeri pinggang yang menyebar ke pangkal paha dengan mual dan
muntah menjadi gejala penyerta yang sering ditemukan.
-
Endometriosis, pada perempuan, endometriosis retroperitoneal
dapat disertai nyeri panggul kanan dan nyeri perut.
-
Septik artritis panggul, dapat disertai gejala yang sama dengan
psoas abses yaitu kesulitan berjalan dan nyeri di panggul. Nyeri
perut lebih mengarah ke abses psoas namun bila nyeri yang sudah
menjalar ke paha dan punggung juga dapat ditemukan pada septik
artritis. Keduanya memiliki gejala sistemik seperti demam.2

2.3.7 Tata Laksana


Lini pertama tatalaksana yang dilakukan adalah pemberian
antibiotik. Antibiotik yang dipilih adalah antibiotik yang sesuai dengan
hasil kultur abses. Pada pasien yang dicurigai mengalami abses psoas
primer, antibiotik antistafilokokus harus dimulai sebelum hasil kultur ada.
Pada abses psoas sekunder antibiotik yang dipilih adalah antibiotik
spektrum luas seperti klindamisin, penisilin antistafilokokus dan
aminoglikosida.1
Drainase abses dapat dilakukan dengan panduan CT scan yaitu
percutaneous drainage (PCD) atau surgical drainage. PCD kurang invasif
dan menjadi pilihan drainase. Prosedur ini berhubungan dengan morbiditas
dan mortalitas yang rendah. Indikasi dilakukan operasi adalah gagalnya
PCD, kontraindikasi relatif dengan PCD, misalnya kelainan pembekuan
darah dan adanya penyait intrabdominal lainnya yang memerlukan operasi
kadang-kadang PCD digunakan sebagai terapai awal untuk meningkatkan
kondisi pasien sebelum dilakukan operasi. Antibiotik kadang diteruskan
sampai 2 minggu setelah drainase abses lengkap.

2.3.8 Komplikasi
-
Syok sepsis ( lebih dari 20% kasus )
-
Deep venous thrombosis karena kompresi dari luar pada vena
iliaka
-
Hidronefrosis akibat abses menekan ureter

14
-
Illeus
-
Meningitis ( jarang )

2.3.9 Prognosis
Tingkat mortalitas abses psoas primer adalah 2,4 % dan sekunder
adalah 19%. Ricci et al melaporkan bahwa angka mortalitas pada pasien
yang tidak diberikan pengobatan adalah 100%.1

15

Anda mungkin juga menyukai