ANGKUTAN UMUM
WILAYAH PELAYANAN ANGKUTAN UMUM
Disusun oleh :
Dillah Nurfathiyah Mufti
13 511 330
DIK:
Suatu kota X dengan total penduduk 511330 jiwa. Memiliki 7 kelurahan (A,B,C,D,E,F,G)
dengan data sekunder sebagai berikut :
Asumsi:
Pertanyaan :
Dimana C yang digunakan untuk mobil adalah 2 dan untuk motor adalah 1
Kelurahan Jumlah Jumlah K MOBIL L= K. PmC
Penduduk Mobil (V/P)
Potensial Pribadi
Berperjalana (Unit)
n (Jiwa)
PM
A 61360 11450 0,1493 18320
B 73631 11210 0,1218 17935,9513
C 57269 10576 0,1477 16921,6591
D 69541 12634 0,1453 20214,4581
E 61360 10844 0,1414 17350,4
F 44997 9288 0,1651 14860,8661
G 40906 10988 0,2149 17580,6281
8. Jika N< R, suatu daerah tidak dapat dimasukan ke dalam wilayah pelayanan angkutan
umum.
Jika N> R suatu daerah dapat menjadi bagian wilayah pelayanan angkutan umum.
Kelurahan N R N>R (dapat menjadi bagian wilayah
pelayanan angkutan umum)
A dapat menjadi bagian wilayah pelayanan
341456,128 20 angkutan umum
B dapat menjadi bagian wilayah pelayanan
454036,9651 20 angkutan umum
C tidak dapat menjadi bagian wilayah
-30421,39904 20 pelayanan angkutan umum
D dapat menjadi bagian wilayah pelayanan
1544482,236 20 angkutan umum
E dapat menjadi bagian wilayah pelayanan
404877,824 20 angkutan umum
F dapat menjadi bagian wilayah pelayanan
188628,2624 20 angkutan umum
G dapat menjadi bagian wilayah pelayanan
524049,8228 20 angkutan umum
Kesimpulan :
Dari hasil yang didapatkan semua kelurahan dapat menjadi bagian wilayah pelayanan
angkutan umum terkecuali pada kelurahan C karena pada kelurahan C jumlah kendaraan
yang dibutuhkan (jumlah kebutuhan kendaraan) lebih kecil atau lebih sedikit daripada Jumlah
kendaraan minimal untuk pengusaha angkutan umum penumpang dalah hal ini adalah jumlah
minimal bus sedang.
Variabel yang dapat merubah agar sebuah wilayah dapat dilayani oleh angkutan
umum adalah variabel jumlah kendaraan yang dibuthkan harus lebih banyak daripada jumlah
permintaan penumpang agar wilayah tersebut dapat dilayani oleh angkutan umum.