Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar
mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini
diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik kita. Arti
bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh
pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman
langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan
untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat SD/MI sampai dengan
SMA/MA, model pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik secara individual maupun kelompok aktif
mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik. Dalam
upaya praktik pembelajaran terpadu diperlukan landasan-landasan sebagai titik tolak
implementasinya. Pembelajaran terpadu pada dasarnya berangkat dari berbagai landasan
dalam praktik penerapannya. (Yudaamijaya, K., 2012)

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana pengertian landasan pembelajaran terpadu ?
b. Apa saja landasan landasan pembelajaran terpadu/tematik?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian landasan landasan pembelajaran terpadu/tematik
b. Mengetahui landasan-landasan pembelajaran terpadu/ tematik

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Landasan Pembelajaran Terpadu (Tematik)


Landasan merupakan asumsi asumsi yang menjadi dasar atau titik tolak (acuan).
Sedangkan, pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang dalam pembahasan
materinya meliputi atau saling mengaitkan berbagai bidang studi atau mata pelajaran
secara terpadu dalam suatu fokus tertentu. Jadi, Landasan pembelajaran terpadu secara
umum dapat diartikan sebagai asumsi asumsi yang menjadi dasar atau titik tolak
(acuan) dalam rangka praktik pembelajaran yang materinya meliputi atau saling
mengaitkan berbagai bidang studi atau mata pelajaran secara terpadu dalam suatu
fokus tertentu.

2.2 Macam macam Landasan Pembelajaran Terpadu (Tematik)


a. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dapat diartikan sebagai asumsi asumsi yang bersumber
dari filsafat yang menjadi titik tolak (acuan) dalam rangka praktik pembelajaran
terpadu. Secara filosofis, perumusan tujuan atau kompetensi dan materi
pembelajaran terpadu tergantung pada filsafat. Jenis jenis Landasan Fosofis
Pembelajaran Terpadu, berdasarkan aliran filsafatnya dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Aliran Progresivisme (Problem Solving/ Belajar Menyelesaikan Masalah)
Memandang proses pembelajaran yang ditekankan pada pembentukan
kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan
memperhatikan pengalaman siswa. Pada intinya, pembelajaran dilakukan
melalui permasalahan yang dihadapi secara nyata dalam kehidupan sehari-hari
(secara alami). Contoh : Contoh : Guru menyajikan masalah tentang
pembiasan siswa diminta untuk mengamati peristiwa pembiasan yang terjadi
pada kehidupan sehari-hari. Misalnya, terjadinya peristiwa pelangi.

2. Aliran Konstruktivisme ( Direct Experience/ Belajar dari Pengalaman)


Melihat pengalaman langsung siswa sebagai kunci dalam
pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau
bentukan manusia. Manusia mengkrontruksi pengetahuannya melalui interaksi
dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak

2
dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus
diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan
sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus
menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat
berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Aliran kontruktivisme
diperkuat dengan teori pembelajaran konstruktivisme yang merupakan teori
pembelajaran kognitif yang baru dalam psikologi pendidikan yang menyatakan
bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi
kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan aturan lama dan
merevisinya apabila aturan aturan tersebut tidak sesuai lagi. Prinsip yang
sering diambil dari kontruktivisme menurut suparno yaitu:

1. Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif,


2. Takanan dalam proses balajar terletak pada siswa.
3. Mengajar adalah membantu siswa belajar.
4. Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir.
5. Kurikulum menekankan partisipasi siswa, dan
6. Guru sebagai fasilitator
Secara umum, prinsip prinsip tersebut berperan sebagai referensi dan alat
refleksi kritis terhadap praktik,pembaharuan,dan perencanaan pendidikan.
Contoh : Seorang anak ketika tangannya basah memengang lisrik kemudian
dia tersengat listrik. Dari pengalaman tersebut anak itu mengerti bahwa air
merupakan jenis penghantar listrik.
3. Aliran humanisme (kekhasan/ karakteristik siswa)
Melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang
dimilikinya. Pembelajaran dilakukan berlandaskan karakteristik siswa.
Contoh : Anak yang memiliki kecerdasan visual diajarkan materi melalui
gambar-gambar.

b. Landasan Psikologis
Landasan Psikologis dapat diartikan sebagai asumsi asumsi yang bersumber
dari psikologi meliputi psikologi perkembangan dan psikologi belajar yang
menjadi titik tolak dalam rangka praktik pembelajaran terpadu.

3
Dalam landasan psikologis ini didasari oleh teori perkembangan mental Piaget
yang biasa disebut juga teori Perkembangan Intelektual atau Teori Perkembangan
Kognitif bahwa setiap tahap perkembangan Intelektual dilengkapi dengan ciri
ciri tertentu dalam mengkontruksi ilmu pengetahuan, (Ruseffendi, 1988:132).
Pada anak kecil perkembangan berfikirnya ditandai dengan pergerakan
pergerakannya, kemudian berfikir melalui benda konkret sampai berfikir secara
abstrak. Pengetahuan anak menurut Piaget, tidak diperoleh secara pasif melainkan
melalui tindakan, perkembangan kognitif anak bergantung pada seberapa jauh
mereka aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. (Poedjiadi,
1999:61). Dengan demikian tahap perkembangan kognitif anak dalam
memperoleh pengetahuan dan pengalaman pada tahap tertentu dengan cara
berbeda beda berdasarkan kematangan intelektualnya.
Dari sisi psikologi belajar bahwa anak didik :
Memiliki tujuan, tidak diperoleh secara pasif, tetapi anak didik secara
aktif mengkrontruksi struktur kognitifnya.
Belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan anak
didik.
Pengetahuan sesuatu dikontruksi secara personal (pribadi).
Pembelajaran perlu melibatkan pengaturan situasi kelas.
Kurikulum adalah seperangkat pembelajaran, materi, dan sumber, (Susan,
Marilyn dan Tony, 1995: 222).
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terpadu/ tematik
harus berdasarkan landasan psikologis dengan memperhatikan, [1] Proses belajar
berkaitan dengan perilaku manusia (siswa), [2] Dalam proses belajar terjadi interaksi
antara siswa dengan lingkungan belajarnya baik fisik maupun sosial, [3] Melalui
pembelajaran diharapkan terjadi perubahan perilaku siswa menuju pada kedewasaan, [4]
Melalui pembelajaran terpadu diharapkan dapat terbentuk perilaku berupa kompetensi
aktual dan potensial.

c. Landasan Praktis
Landasan praktis, berkaitan dengan kondisi-kondisi nyata yang pada
umumnya terjadi dalam proses pembelajaran saat ini, sehingga harus mendapat
perhatian dalam pembelajaran terpadu yang meliputi :

4
Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga terlalu banyak
informasi yang harus dimuat dalam kurikulum.
Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama
lain, padahal seharusnya saling terkait.
Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran (interdisipliner) sehingga
diperlukan uasaha kolaboratif antara berbagai mata pelajaran untuk
memecahkannya.
Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktek dapat dipersempit
dengan pembelajaran yang dirancang secara terpadu sehingga siswa akan
mampu berpikir teoritis dan pada saat yang sama mampu berpikir praktis.

5
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang mengaitkan berbagai
bidang studi atau mata pelajaran secara terpadu dalam suatu fokus tertentu. Dalam
melaksanakan pembelajaran terpadu, perlu memperhatikan berbagai landasan.
Landasan landasan pembelajaran terpadu meliputi landasan filosofis, landasan
psikologis, dan landasan praktis. Landasan filosofis berdasarkan aliran filsafat
terbagi menjadi aliran progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme.

1.2 Saran
Dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu perlu memperhatikan landasan
pembelajaran terpadu agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pembelajaran
terpadu yang telah diadopsi (digunakan apa adanya) kemudian diadaptasi
(disesuaikan dengan perkembangan pendidikan) namun tidak meninggalkan
landasan-landasan yang telah ada.

6
DAFTAR PUSTAKA

Kadir, A., & Asrohah, H. (2014). Pembelajaran Tematik. Depok: PT Rajagrafindo persada.

Kurniawan, D. (2014). Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik, Penilaian). Bandung:


Alfabeta.

Yudaamijaya, K. (2012, november jumat). Konsep Dasar Pembelajaran Terpadu. retrieved maret
minggu, 2016, from pembelajaran: http://ncosyuda.blogspot.co.id/2012/11/konsep-
dasar-pembelajaran-terpadu.html

Yusuf. (2016). PDGK4205 Konsep Dasar Pembelajaran terpadu. Retrieved Maret Jumat, 2016, from
Catatan Yusuf Jabung: http://catatanyusufjabung.blogspot.co.id/2015/12/pdgk4205-
konsep-dasar-dan-model-model.html

Anda mungkin juga menyukai