CIBADAK-SUKABUMI 43351
A. Pengertian
1. Hemodialisi sadalah salah satu terapi pengganti ginjal yang
menggunakan alat khusus dengantujuanuntukmengatasi gejala dan
tanda akibat laju filtrasiglomelurus yang rendah sehingga diharapkan
dapat memperpanjang usia dan meningkatkan kualitas kehidupan
2. Unit hemodialisis adalahtempat pelayanan hemodialisis yang terdiri
dari minimal 4 mesin dialysis, didukung dengan unit pemurnian air
(water treatment) dan peralatan pendukung serta mempunyai tenaga
medis minimal terdiri dari 2 perawat mahir hemodialisis, 1 orang
dokter bersertifikat HD, yang diawasi oleh 1 orang dokter internis-
konsul tanginjalhipertensi (KGH)
3. UPHDIRS adalah upaya pelayanan hemodialisis di dalam institusi
rumah sakit yang berada dibawah instalasi penyakit dalam (SMF
penyakit dalam)
B. Tujuan
1. TujuanUmum
Meningkatkan kualitas pelayanan pasien gagal ginjal kronik melalui
pelayanan hemodialisis yang berorientasi pada keselamatan dan
keamanan pasien
2. TujuanKhusus
a. Menjadi panduan/acuan dalam regulasi dan manajemen
pelayanan hemodialisis
1
b. Memberi panduan tugas pokok dan fungsi serta kompetensi
masing-masing tenaga yang terlibat dalam pelayanan hemodialisis
c. Memberikan acuan sarana dan prasaranan yang dibutuhkan
dalam pelayanan hemodialisis
C. Ruang Lingkup
1. Instalasi Rawat jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Gawat darurat
4. Instalasi Intensif
D. Ketenagaan
Ketenagaan pelayanan hemodialisis terdiri dari
1. Tenaga medis yang terdiri dari dokter supervisor, dokter internis
yang bersertifikat HD sebanyak 1 orang, dokter umum yang
bersertifikat HD sebanyak 1 orang.
2. Perawat yang terdiri dari perawat mahir HD sebanyak 4 orang dan
perawat biasa sebanyak 4 orang
3. Teknisi 1orang
4. Tenaga administrasi 1 orang
5. Tenaga lain yang mendukung program
TDK GAWAT DARURAT GAWAT DARURAT GAWAT DARURAT TDK GAWAT DARURAT
3
Jika daftar obat diatas ada yang termasuk high alert medication
maka penyimpanan diatur sesuai dengan panduan high alert
medication
4
f. Tempat penyimpanan obat termasuk tempat khusus obathigh alert
medication
g. Tempat adminitrasi
h. Ruang pendaftaran/penerimaan pasien dan rekam medic
i. Tempat penunjang non medic seperti gudang peralatan, tempat
suci dan pantry
j. RuangTunggu keluarga
k. Toilet yang masing-masing untuk petugas dan pasien/keluarga
l. Tempat spoelhok
m. Tempat reuse
2. Ruangan memenuhi persyaratan kebersihan, ventilasi, penerangan
dan keselamatan kerja dan kebakaran (APAR)
3. Mesin hemodialisis dilakukan kaliberasi secara berkala sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
4. Memiliki fasilitas listrik dan penyedian air bersih (water treatment)
sesuai persyaratan
5. Mempunyai sarana pengolahan limbah dan pembuangan sampah
sesuai dengan panduan pencegahan resiko infeksi (limbah infeksi
uske dalam kantong plastic kuning dsb)
6. Memiliki fasilitas internet untuk mengirimkan laporanberkalake
supervisor dan PERNEFRI Pusat (registrasi PERNEFRI)
6
c. Harus memberikan pelayanan sesuai standar profesi dan
memperhatikan hak pasien termasuk membuat informed consent
3. Tatalaksana hemodialisis (SPO)
a. Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik dengan
membersihkan tempat yang akan dilakukan penusukan
dengan betadin 10% kemudian dengan alkohol 70%.
b. Depper dan kasa yang telah dipakai untuk desinfektan dibuang
pada tempat sampah medis yang telah disediakan
c. Cari tempat yang lebih mudah dilakukan penusukan
d. Jarak penusukan inlet dan outlet diusahakan lebih dari 7 cm
e. Lakukan penusukan pertama kali pada daerah vena (out let)
disertai pemberian loading heparin 1000 U, atau sesuai dosis
kemudian dilakukan penusukan pada daerah arteri (inlet)
f. Dengan ABL (arteri blood line) dan dijalankan blood pump
dengan kecepatan mulai dari 100 ml/menit sampai seluruh
blood line terisi penuh, baru disambungkan dengan bagian
jarum fistula outlet.
g. Kemudian set mesin hemodialisis sesuai program HD
h. Bila kecepatan aliran darah kurang dari 100 ml/menit karena
ada penyulit, pertimbangkan untuk dilakukan penusukan pada
akses yang lain.
i. Untuk proses selama hemodialisis lakukan monitoring
terhadap mesin dan pasien setiap satu jam atau sesuai
keadaan.
j. Untuk mengakhiri hemodialisis pastikan bahwa waktu HD
sudah cukup
k. Darah pasien dimasukkan didorong dengan cairan Nacl 0,9% .
l. Periksa keadaan umum pasien dan vital sign
7
m. Bilakondisi pasienbaik,cabut jarum fistula dan tekanbekas
penusukan sampai tidak ada lagi perdarahan dari tempat
tusukan
n. Bekas tempat tusukan ditutup dengan tensoplast atau dibalut
bila di perlukan.
o. Alat-alat dibereskan
p. Timbang berat badan pasien.
q. Lengkapi status pasien.
r. Mendesinfektan mesin hemodialisis dan membersihkan badan
mesin
s. Mematikan mesin HD(bila tidak dipakai lagi)
J. Sistem pembiayaan
1. Sumber pembiayaan pasien berdasarkan
a. Biaya sendiri
b. Asurasi kesehatan(asuransi kesehatan masyarakat miskin (JKBM
plus/Jamkesmas))
2. Polatarif
a. Konsul dokter
b. Tindakan yang terdiri atas jasa medic, jasa rumah sakit
sertabahan dan alat
K. Pengendalian Limbah
Pengendalian limbah untuk ruang hemodialisis mengikuti pengendalian
limbah di rumah sakit serta aturan yang telah ditetapkan oleh dinas
kesehatan
8
3. Belum mampu melayani HD pada pengidap penyakit hepatitis B
(VHB) ,pengidap penyakit hepatitis C (VHC) dan HIV oleh karena
tidak tersedianya mesin isolasi.
4. Pemakaian dialiser ulang untuk pasien yang tidak mengidap penyakit
hepatitis B (VHB) ,pengidap penyakit hepatitis C (VHC) dan HIV
M. Pencatatan dan Pelaporan
1. Dalam rekam medic dicatat diagnosis medic berdasarkan ICD X dan
dilaporkan ke dinas kesehatan dan departemen kesehatan
2. Mengirin Pelaporan kepusat PERNEFRI secara berkalatiap bulan
9
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT SEKARWANGI
KABUPATEN SUKABUMI
TENTANG
10
mengkoordinir pelayanan pada unit hemodialisis Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Badung Kabupaten Badung.
11
7 Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 3 Tahun 2002
Tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Badung;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
12
KETIGA :Biaya yang dipergunakan untuk kelancaran tugas pengelola
jenis pelayanan Hemodialisis pada SMF Penyakit Dalam
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Badung
dibebankan pada anggaran Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Badung.
2 Hemodialisa Nama : dr I B
Mahendra,SpPD
Nip :
Pangkat/Gol:
13
Ditetapkan di : Mangupura
Pada tanggal : Maret 2012
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Badung
TENTANG
14
b. bahwa perkembangan pelayanan dan perawatan pada
penyakit Ginjal pada umumnya dan penyakit Ginjal kronik
khususunya memerlukan upaya tindakan medik berupa
tindakan hemodialisis.
15
4 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159
/b/Menkes/1988 tentang Rumah Sakit
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
16
dengan struktur organisasi sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini.
Ditetapkan di : Mangupura
Pada tanggal : 20 Maret 2012
KABUPATEN BADUNG
17
Susunan Orgnasisi Unit Pelayanan Hemodialisis
DIREKTUR
BIDANG PELAYANAN
KA.SMF PENYAKIT
DALAM
PENANGGUNG
JAWAB
PELAKSANA HARIAN
Uraian Tugas
18
2. Membangun, mengembangkan kerjasama
dengan pihak lain yang mempunyai
kemampuan atau keterkaitan pada pelayanan
hemoodialisis
3 Kepala SMF
Penyakit Dalam
4 Penanggung
Jawab/
Supervisor
19
8 Administrasi
10 Laboratorium
11 Gizi
20