Anda di halaman 1dari 21

BAB 2

LANDASAN PERANCANGAN

2.1 Tinjauan umum

2.1.1 Sumber Data

Sumber data diperoleh dan dikumpulkan dari berbagai media untuk dapat
memenuhi materi yang digunakan untuk pengerjaan Tugas Akhir ini.

2.1.1.1 Literatur

Referensi Buku Landscape

Referensi Buku Layout

Referensi Buku Travel Photography

Referensi Buku Travelicious Semarang dan Karimun Jawa

2.1.1.2 Observasi

Mengunjungi dan melakukan observasi tempat-tempat wisata yang di


maksud

Mendokumentasikan lokasi wisata yang dikunjungi

2.1.1.3 Wawancara

Tour guide Pak Aso

Kepala Balai Taman Nasional Karimunjawa, Ibu Pujiyanti

2.1.2 Pengertian Pariwisata

Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan Bab I


Pasal 1 ; dinyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari
kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk
menikmati obyek dan daya tarik wisata

Jadi pengertian wisata itu mengandung unsur yaitu :

1. Kegiatan perjalanan;

3
4

2. Dilakukan secara sukarela;

3. Bersifat sementara;

4. Perjalanan itu seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek


dan daya tarik wisata.

Pariwisata menurut Robert McIntosh bersama Shaskinant Gupta dalam Oka.


A adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan,
bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses
menarik dan melayani wisatawan-wisatawan serta para pengunjung lainnya
(Yoeti, 1992:8).

Menurut Richard Bahar menjelaskan definisi pariwisata sebagai berikut :


Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara
waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan
tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk
berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata
untuk menikmati kegiatan bertamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi
keinginan yang beraneka ragam (Bahar, 2000:46-47).

Menurut definisi yang lebih luas yang dikemukakan oleh H.Kodhyat adalah
sebagai berikut : pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat yang
lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha
mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan
hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu (Kodhyat, 1983:4).
Sedangkan menurut pendapat dari James J. Spillane mengemukakan bahwa
pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan
kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan,
menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain
(Spillane, 1982:20).

2.1.3 Pengertian Objek Wisata

Sedangkan pengertian objek dan daya tarik wisata menurut Undang-undang


Nomor 9 Tahun 1990 yaitu yang menjadi sasaran perjalanan wisata yang
meliputi :

a. Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora
5

dan fauna, seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba


dengan tumbuhan hutan tropis, serta binatang-binatang langka.

b. Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala,


peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro (pertanian), wisata tirta (air),
wisata petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan.

c. Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua,


industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-
tempat ibadah, tempat-tempat ziarah dan lain-lain.
Dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 dijelaskan pula bahwa
Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha- usaha yang terkait di
bidang tersebut. Dengan demikian pariwisata meliputi :

a. Usaha jasa pariwisata (biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata,


pramuwisata, konvensi, perjalanan insentif dan pameran, impresariat,
konsultan pariwisata, informasi pariwisata);

b. Usaha sarana pariwisata yang terdiri dari : akomodasi, rumah makan, bar,
angkutan wisata dan sebagainya;

c. Usaha-usaha jasa yang berkaitan dengan penyelenggaraan pariwisata.

Menurut Chafid Fandeli obyek wisata adalah perwujudan daripada ciptaan


manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan
alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan. (Fandeli
2000:58), Sedangkan obyek wisata alam adalah obyek wisata yang daya
tariknya bersumber pada keindahan sumber daya alam dan tata lingkungannya.

2.1.4 Jenis Objek Wisata

Penggolongan jenis obyek wisata akan terlihat dari ciri-ciri khas yang
ditonjolkan oleh tiap-tiap obyek wisata. Dalam UU No. 9 Tahun 1990 Tentang
Kepariwisataan disebutkan bahwa obyek dan daya tarik wisata terdiri dari :

a. Obyek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang
berwujud keadaan alam, serta flora dan fauna.

b. Obyek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,
6

peninggalan sejarah, wisata agro, wisata tirta, wisata buru, wisata


petualangan alam, taman rekreasi dan tempat hiburan

Basis pengembangan pariwisata adalah potensi sumber daya keragaman


budaya, seni, dan alam (pesona alam). Pengembangan sumber daya tersebut
dikelola melalui pendekatan peningkatan nilai tambah sumber daya secara
terpadu antara pengembangan produk pariwisata dan pengembangan pemasaran
pariwisata melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat lokal dalam rangka
pengembangan pariwisata. Tujuan program ini adalah mengembangkan dan
memperluas diversifikasi produk dan kualitas pariwisata nasional yang berbasis
pada pemberdayaan masyarakat, kesenian, dan kebudayaan, dan sumber daya
alam (pesona alam) local dengan tetap memperhatikan kelestarian seni dan
budaya tradisional serta kelestarian lingkungan hidup setempat,
mengembangkan dan memperluas pasar pariwisata terutama pasar luar negeri.

Berdasarkan hal diatas maka pembangunan kepariwisataan memiliki 3 fungsi


atau tri-fungsi, yaitu :

a. Menggalakkan kegiatan ekonomi

b. Memelihara kepribadian bangsa dan kelestarian fungsi lingkungan hidup

c. Memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa, serta menanamkan jiwa
semangat, dan nilai-nilai luhur bangsa dalam memperkokoh persatuan
dan kesatuan nasional.

Di samping itu untuk tercapainya tri-fungsi tersebut di atas maka harus


ditempuh 3 macam upaya atau tri-fungsinya, yaitu :

a. Pengembangan obyek dan daya tarik wisata

b. Meningkatkan dan mengembangkan promosi dan pemasaran, dan

c. Meningkatkan pendidikan dan pelatihan kepariwisataan.

(Sunardi, 2001:46)

Indonesia memiliki peluang yang besar dalam pengembangan pariwisata. Hal


ini dapat dirinci sebagai berikut :

a. Meskipun pernah terjadi krisis minyak dan resesi ekonomi yang


7

berkepanjangan ternyata wisatawan terus meningkat jumlahnya tidak


banyak berpengaruh,

b. Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, anggaran untuk


berlibur cenderung meningkat,

c. Tersedianya waktu berlibur yang cukup panjang di negara-negara sumber


wisatawan,

d. Kemajuan teknologi di bidang transportasi dan komunikasi mendorong


orang untuk bepergian jauh,

e. Meningkatnya kunjungan wisatawan ke Asia Pasifik memberikan peluang


bagi Indonesia untuk dikunjungi,

f. Diversifikasi produk wisata akan memperluas lingkup pilihan untuk


berlibur ke Indonesia,

g. Tingkat sadar wisata masyarakat semakin meningkat. Hal ini akan dapat
memberikan dukungan yang lebih nyata bagi pengembangan pariwisata,

h. Aksesibilitas ke Indonesia semakin bertambah luas akan mendorong arus


kunjungan wisatawan mancanegara,

i. Semakin mantapnya pengaturan dan kelembagaan di bidang pariwisata


akan mendukung pelaksanaan hal-hal yang berkaitan kerjasama lintas
sektoral baik disektor pemerintah maupun swasta. (Wagito, 2001:8)

Menurut Salah Wahab ada dua hal yang dapat ditawarkan kepada
wisatawan sehingga menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah
tujuan wisata (Wahab, 2003:110), dimana kedua hal tersebut dapat berupa
alamiah atau buatan manusia, yaitu :

i. Sumber-sumber alam

Iklim: udara lembut, bersinar matahari, kering dan bersih.

Tata letak tanah dan pemandangan alam: dataran, pegunungan


yang berpanorama indah, danau, sungai, pantai, bentuk-bentuk yang
unik, pemandangan yang indah, air terjun, daerah gunung berapi,
gua dan lain-lain.

Unsur rimba: hutan-hutan lebat, pohon-pohon langka, dan sebagainya.


8

Flora dan fauna: tumbuhan aneh, barang-barang beragam


jenis dan warna, kemungkinan memancing, berburu dan
bersafari foto binatang buas, taman nasional dan taman suaka
binatang buas dan sebagainya.

Pusat-pusat kesehatan: sumber air mineral alam, kolam


lumpur berkhasiat untuk mandi, sumber air panas alam untuk
penyembuhan penyakit dan sebagainya.

ii. Hasil karya buatan manusia yang ditawarkan

Ada 5 (lima) kategori utama yang ditawarkan, yaitu :

1. Yang berciri sejarah, budaya dan agama :

Monumen-monumen dan peninggalan-peninggalan bersejarah dari


peradaban masa lalu

Tempat-tempat budaya seperti museum, gedung kesenian, tugu


peringatan, perpustakaan, pentas-pentas budaya rakyat, industri seni
kerajinan tangan dan lain-lain.

Perayaan-perayaan tradisional, pameran-pameran, eksibisi, karnaval,


upacaraupacara adat, ziarah-ziarah dan sebagainya.

Bangunan-bangunan raksasa dan biara-biara keagamaan.

2. Prasarana-prasarana
Prasarana umum yang meliputi :

a) Sistem penyediaan air bersih, kelistrikan, jalur-jalur lalu lintas, system


pembangunan limbah, sistem telekomunikasi dan lain-lain.

b) Kebutuhan pokok pola hidup modern misalnya Rumah sakit, apotik,


bank, pusat-pusat pembelanjaan, rumah-rumah piata rambut, toko-toko
bahan makanan, kantor-kantor pemerintahan (polisi, penguasa setempat,
pengadilan dan sebagainya), toko-toko rokok, kedai-kedai obat, toko-
toko kacamata, warung-warung surat kabar, toko-toko buku, bengkel-
bengkel kendaraan bermotor, pompa-pompa bensin dan lain-lain.

c) Prasarana wisata yang meliputi :

i. Tempat-tempat penginapan wisatawan : hotel, motel, pension, rumah


9

susun, kamar keluarga yang disewakan, bangunan-bangunan wisata


sosial (desa wisata, tempat-tempat kemah, tempat-tempat karavan,
pondok remaja dan sebagainya), rumah-rumah katering (restoran, kedai-
kedai minuman, rumahrumah makan sederhana, warung-warung sate dan
sebagainya)

ii. Tempat- tempat menemui wisatawan

Untuk pengurusan perjalanan Agen-agen perjalanan, badan usaha


perjalanan, usaha sewa- menyewa kendaraan serta agen-agen yang
mengatur ekskursi dan jalan-jalan keliling kota

Untuk menyampaikan informasi dan propaganda Kantor-kantor


penerangan wisata di pintu-pintu masuk suatu negara, kota atau
daerah tertentu

Organisasi- organisasi lokal atau sekitarnya yang mengurus pariwisata

Komite-komite upacara perayaan-perayaan khusus

iii. Tempat-tempat rekreasi dan sport : fasilitas sport untuk musim dingin
dan panas, fasilitas perlengkapan sport darat dan air dan lain-lain

d) Sarana pencapaian dan alat transportasi penunjang meliputi :


pelabuhan udara, laut bagi negara-negara yang berbatasan dengan laut,
sungai,atau danau multinasional, kereta api dan alat transportasi darat
lainnya, kapal-kapal, system angkutan udara, angkutan di pegunungan
dan lain-lain.

e) Sarana pelengkap : seperti halnya prasarana, ,maka sarana pelengkap


ini berbeda menurut keadaan perkembangan suatu negara. Pada
umumnya sarana ini meliputi gedung-gedung yang menjadi sumber
produksi jasa-jasa yang cukup penting tetapi tidak mutlak diperlukan
oleh wisatawan. Umumnya sarana pelengkap ini bersifat rekreasi dan
hiburan seperti misalnya : gedung-gedung sandiwara, bioskop, kasino,
nightclub, kedai-kedai minum, warung-warung kopi, klub-klub dan
lain-lain

f) Pola hidup masyarakat yang sudah menjadi salah satu khasanah wisata
yang sangat penting. Cara hidup bangsa, sikap, makanan dan sikap
10

pandangan hidup, kebiasaannya, tradisinya, adat istiadatnya, semua itu


menjadi kekayaan budaya yang menarik wisatawan ke negara mereka.
Hal ini berlaku khususnya bagi negara-negara sedang berkembang
yang masyarakat tradisionalnya berbeda dari masyarakat tempat
wisatawan itu berasal. Modal dasar yang penting lainnya yakni sikap
bangsa dari negara tersebut terhadap wisatawan; keramah tamahan,
keakraban, rasa suka menolong dan tidak bertindak mengeksploitasi
dan lain-lain.

2.1.5 Tentang Karimunjawa

Kawasan Taman Nasional Karimunjawa yang mempunyai luas kawasan


111.625 hektar merupakan satu-satunya kawasan pelestarian alam di provinsi
Jawa Tengah yang mempunyai ekosistem yang unik dan lengkap. Kawasan
Taman Nasional Karimunjawa merupakan perwakilan lima tipe ekosistem yaitu
ekosistem terumbu karang, padang lamun dan rumput laut, hutan mangrove,
hutan pantai, serta hutan hujan tropis dataran rendah.

Keberadaan ekosistem tersebut sangat penting untuk menjaga kestabilan


sistem hidrologi dan iklim mikro wilayah kepulauan Karimunjawa. Hilang atau
rusaknya salah satu ekosistem yang ada akan menyebabkan ketidakseimbangan
fungsi ekosistem lainnya.

Dalam bidang ekonomi nilai keberadaan ekosistem pada Taman Nasional


Karimunjawa yang berupa ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah,
ekosistem hutan mangrove, hutan pantai, padang lamun dan ekosistem terumbu
karang adalah sebesar Rp 11,2 Milyar per tahun (asumsi 1US$ = Rp 9.000,-).

Sedangkan nilai manfaat dari kegiatan wisata berkisar antara 2,9 M 21M
dengan nilai rata-rata 7,5M per tahun. Manfaat langsung yang diterima
masyarakat Karimunjawa berasal dari usaha perikanan tangkap yang mencapai
Rp 6,421M per tahun. Sedangkan budidaya rumput laut mencapai Rp 13M per
tahun.
11

Gambar 2.1 Karimunjawa

2.1.5.1 Ekosistem Hutan Hujan Tropis Dataran Rendah

Ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah menempati ketinggian


0-506 m dpl di Pulau Karimunjawa. Hutan hujan tropis dataran rendah
yang ada di Pulau Karimunjawa merupakan hutan sekunder yang
dicirikan dengan keberadaan perintis seperti Medang Wangi (Crytocarya
tementosa) (Nababan et al, 2010). Tumbuhan yang ada merupakan sisa
kebakaran hutan yang terjadi pada tahun 1950-1960an.

Berdasarkan hasil Eksplorasi Flora yang dilakukan oleh LIPI tahun


2003 (Djarwaningsih et al., 2003) ditemukan 124 spesies dan 5 genus
flora di kawasan hutan hujan tropis dataran rendah Karimunjawa. Jenis
pohon yang sering dijumpai adalah Sentul (Sandoricum koetjape), Ande-
ande (Antidesma montanum), Berasan (Gomphia serrata), Gondorio
(Bouea macrophylla). Termasuk di dalamnya keberadaan flora khas
Karimunjawa yaitu Dewadaru (Fragrarea fragrans) dan Kalimosodo
(Cordia subcordata) yang populasinya mulai menurun karena banyak
digunakan sebagai bahan baku industri kerajinan oleh masyarakat.
Dewadaru tidak ditemukan dalam kawasan konservasi kecuali
tunggaknya, umumnya tumbuh di luar kawasan yaitu di daerah Alang-
Alang, Ujung Gelam, Nyamplungan, dan Legon Nipah (Farid et al,
2003).

Berbagai jenis fauna menghuni kawasan hutan hujan tropis dataran rendah
ini. Jenis fauna darat yang umum dijumpai adalah Rusa (Cervus
timorensis), Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis karimondjawae),
12

kalong besar (Pteropus vampyrus), tikus pohon ekor polos (Niviventer


cremoniventer), landak (Hystrik javanica), musang rase (Vivericula
indica). Mogea et al, (2003) menyebutkan terdapat 16 jenis reptilia dan 2
jenis amphibia di Taman Nasional Karimunjawa, diantara reptil terdapat
jenis Ular Edor (Calloselasma rhodostoma).

Lebih lanjut Mogea et al (2003) menyatakan bahwa di Karimunjawa


ditemukan 23 jenis kupu dari 8 famili. Jenis- jenis kupu endemik adalah
Euploea crameri karimondjawaensis, Euploea Sylvester
karimondjawaensis dan Idea leuconoe ekarimondjawae. Ditemukan
sebanyak 8 jenis Capung sedangkan pada jenis Belalang dijumpai 6 jenis.

Selain itu ditemukan 54 spesies burung yang tergabung dalam 27 famili,


16 jenis diantaranya merupakan spesiesyang dilindungi Undang- Undang.
Berbagai jenis burung khas yang dapat dijumpai diKarimunjawa adalah
Pergam Ketanjar (Ducula rosaceae), Trocokan (Picnonotus govier
var.karimunjawa) dan Betet Karimunjawa (Psitacula alexandri
var.karimunjawa). selain itu ditemukan pula sekitar 22 spesies burung air
migran yang melintasi kawasan Taman Nasional Karimunjawa.

2.1.5.2 Ekosistem Hutan Pantai

Beberapa karakteristik tipe ekosistem ini adalah hidup pada daerah


kering tepi pantai, tidak terpengaruh iklim, tanah berbatu dan berpasir
serta terletak diatas pasang tertinggi (Nababan et al, 2010). Vegetasi
hutan pantai dicirikan oleh adanya Baringtonia speciosa, Ketapang
(Terminalia cattapa), Cemara Laut (Casuarina equisetifolia), Kelapa
(Cocos nucifera), Jati Pasir (Scaerota frustescens), Pandan (Pandanus
tectonus), Setigi (Pemphis acidula) dan Waru Laut (Hibiscus tiliaceus).

2.1.5.3 Ekosistem Mangrove

Taman Nasional karimunjawa mempunyai ekosistem mangrove yang


relative masih asli dan tersebar hampir di seluruh kepulauan
Karimunjawa dengan luasan yang berbeda-beda (Anonim, 2008).
13

Berdasarkan hasil Kegiatan Inventarisasi Penyebaran Mangrove di


Taman Nasional Karimunjawa tahun 2002 ditemukan 44 spesies
mangrove yang termasuk dalam 25 famili.

Dalam kawasan pelestarian ditemukan 25 spesies mangrove sejati


dari 13 famili dan 18 spesies mangrove ikutan dari 7 famili. Sedang di
luar kawasan ditemukan 5 spesies mangrove ikutan dari 5 famili berbeda.

Pada tingkat tiang dan pohon hutan mangrove di kawasan Pulau


Karimunjawa dan Kemujan didominasi jenis Exoccaria agallocha sedang
jenis yang penyebarannya paling luas adalah Rhizopora stylosa.

2.1.5.4 Ekosistem Padang Lamun dan Rumput Laut

Padang lamun tersebar di seluruh perairan Taman Nasional


Karimunjawa sampai kedalaman 25 meter. Struktur komunitas padang
lamun Pulau Karimunjawa tersusun atas 9 spesies yaitu Enhalus
acoroides, Halophila ovalis, Thalassia hemprichi, Cymodocea rotundata,
Halodule uninervis, Halodule pinifolia, Halophila minor, Syringodium
isoetilium, Thalassodensron ciliatum.

Tabel 2 menyajikan penutupan dan jenis yang ada di tiap wilayah


dalam kawasan TN Karimunjawa. Sedangkan untuk makroalga, sampai
saat ini penelitian menunjukkan bahwa terdapat 19 jenis makroalga di
lokasi penelitian dengan jumlah terbesar adalah Chlorophyta
(Wahyuningtyas, 2000). (Balai Taman Nasional Karimunjawa, 2010,
Informasi Karimunjawa, Di Akses tanggal 25 Maret 2015,
http://www.dephut.go.id/uploads/files/INFORMASITAMANNASIONAlK
ARIMUNJAWA.pdf)
15

2.1.5.5 Pariwisata

Objek wisata yang ditawarkan di Karimunjawa :

Pantai Tanjung Gelam

Tanjung Gelam merupakan tanjung atau daratan yang menjorok


kelaut. Pulau ini sebetulnya menjadi satu dengan pulau
Karimunjawatapi terlihat seperti pulau tersendiri. Tanjung ini sangat
indah dengan hamparan pasir putih dan air laut yang bewarna hijau
kebiruan dengan pohon kelapa yang melambai.

Gambar 2.2 Pantai Tanjung Gelam

Pulau Menjangan Besar


Di Pulau Menjangan Besar terdapat tempat penangkaran ikan
hiu.Penangkaran hiu di pulau ini terdiri dari dua kolam. Kolam
pertama berisi hiu muda berusia muda berjumlah sekitar sepuluh
ekor hiu dan kolam kedua hiu berusia tua yang berjumlah sekitar 15
ekor.
16

Gambar 2.3 Pulau Menjangan

Pulau Cemara
Pulau Cemara dapat dibagi menjadi duabagian, yaitu Cemara Besar dan
Cemara Kecil. Terdapat banyak pohon cemara di kedua pulau ini yang
mungkin menjadi dasar nama kedua pulau ini.

Gambar 2.4 Pulau Cemara

Pulau Tengah
Pulau Tengah memiliki daratan yang landai dan hampir di semua bagian ditumbuhi pohon kelapa.
Pulau ini juga memiliki spot yang indah untuk dijadikan tempat untuk snorkeling yang
mempesona.
17

Gambar 2.5 Pulau Tengah

Bukit Jokotuo
Bukit Joko Tuo dapat dicapai dengan pendakian yang relative rendah.
Bukit Joko Tuo dapat menuju ke bukit tersebut dengan berjalan kaki.
Jarak dari alun-alun sekitar 3 km dengan jarak tempuh kurang lebih 15
menit, tracking menanjak dengan pepohonan rindang disisi kanan dan
kiri memberikan kesegaran dan kesejukan tersendiri ketika kita menuju
kesana

Gambar 2.7 Bukit Jokotuo

2.1.6 Analisa SWOT

Analisa lain yang mendukung pengumpulan data-data sehingga semakin


meyakinkan bagi buku ini adalah secara analisa SWOT (Strength, Weakness,
Opportunity, Threat) sehingga dapat dihasilkan beberapa kesimpulan yakni :

Strength

Informasi dalam buku sebagian besar hasil wawancara dengan tour guide
dan bagian humas Balai Taman Nasional Karimunjawa
18

Pembahasan yang menarik dan inspiratif bagi para pembaca

Konten buku didukung dengan pendekatan visual fotografi sehingga


mudah untuk dipahami pembaca.

Buku foto wisata tentang Karimun Jawa pertama di Indonesia

Weakness
Buku menggunakan bahan kertas Mohawk Via Satin 210 gsm dengan
penggunaan hardcover sehingga harga buku ini cukup mahal.

Opportunity

Perkembangan teknologi zaman sekarang yang berkembang pesat

Informasi berasal dari banyak sumber

Banyak orang yang memanfaatkan liburan untuk berjalan jalan

Threat

Munculnya literatur dari media elektronik yang membahas hal serupa


sehingga minat membeli buku berkurang karena merasa lebih praktis
membaca melalui media elektronik.

Wisatawan yang lebih menyukai berwisata di daerah atau


tempat terkenal seperti Jogjakarta, Bali, Lombok bahkan hingga ke
luar negeri.

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1 Landasan Teori

2.2.1.1 Teori Layout Multi-Column grid system

Sistem grid ini terdiri dari beberapa kolom yang dipisahkan dengan
garis horizontal di antara kolom. Berapapun kolom yang digunakan,
sangatlah penting untuk menyesuaikan antara jarak kolom dengan ukuran
font. Jika proporsinya terlalu besar, maka akan terlalu dekat dengan garis
horizontal yang ada dan akan sulit dibaca.
17

Gambar 2.6 Penggunaan Multi-Column Grid

Menurut Surianto Rustan, untuk mendapatkan layout yang baik


(Rustan, 2009:37) diperlukan adanya:

1. Kesatuan komposisi yang baik dan enak untuk dilihat.

2. Variasi, agar tidak monoton / membosankan

3. Keseimbangan dalam layout sehingga terlihat sepadan dan

selaras

Relevansi dalam proses pembuatan bukunya adalah membuat


sesuatu komposisi yang baik dan variasi. Layout yang dihasilkan akan
terlihat sepadan dan selaras.

2.2.1.2 Teori Tipografi San Serif

San Serif adalah huruf yang tidak memiliki garis-garis kecil dan
bersifat solid. Jenis huruf seperti ini lebih tegas, bersifat fungsional dan
lebih modern.

Relevansi antara tipografi yang digunakan adalah agar buku lebih


berkesan modern dan memiliki sifat fungsional. Jenis tipografi yang
digunakan adalah Gotham.
(Desain Studio, 2010, Pengertian Serif dan Sans Serif, di akses
tanggal 25 Maret 2015,
http://www.desainstudio.com/2010/04/pengertian-serif-dan-sans-
serif.html)
18

2.2.1.3 Minimalist Style

Minimalist merepresentasikan pergerakan atau alur, dimana suatu


karya dibiarkan apa adanya. Konten dan pola disusun sesederhana
mungkin untuk menghilangkan segala gangguan agar tidak menghalangi
ekspresi yang ingin diperlihatkan oleh karya tersebut. Dengan adanya
perpaduan material, pola dan prosedur, diharapkan seluruh sumber seni
dapat mengembangkan style ini kepada generasi selanjutnya.

Minimalist bertujuan agar konsumen dapat memasuki dunia yang


ingin diberikan oleh sebuah karya seni tanpa gangguan sedikitpun. Dengan
beberapa proses, seluruh aspek yang ditunjukkan dapat dengan cepat
dicerna oleh pikiran konsumen.
Dengan konsep buku yang dibuat minimalis agar konten buku yang
dibaca memiliki hirarki dan dapat menikmati ekspresi yang akan
disampaikan secara langsung.

(Russel Shot, 2010, What is Minimalism, di akses tanggal 25 Maret


2015,
http://www.studiotreasure.com/styles/minimalism/minimalism1.html )

2.2.1.4 Teori Fotografi Landscape

Menurut Darwis Triadi, hal-hal yang penting dalam mengambil foto


landscape (Triadi, 2014:87-90) adalah :

1. Mengenal rasa dari sebuah tempat

Kita harus tahu apa yang ingin kita foto. Kita harus memperhatikan
cahaya di sekitar, dan jam berapakah yang paling baik untuk
mengambil foto tersebut karena cahaya sangat penting dalam
menghasilkan foto yang penuh detail

2. Pikirkan sifat yang ingin dihasilkan.

Cahaya sangat penting dalam menghasilkan nuansa dari sebuah


foto sehingga sesuai dengan suasana yang ingin kita dapatkan,
entah itu hangat, romantis, dingin, dan lain lain.

3. Mengambil foto di tempat baru.

Selidikilah dulu jika ingin memfoto di tempat yang belum dikenal.


Cari tahu apa yang istimewa dari tempat itu dan kapankah itu. Lalu
19

putuskan akan mengambil foto itu kapan, dengan cara bagaimana,


dan menggunakan lensa jenis apa.
4. Lihat dan pikirkan.

Saat sampai di tempat, lihatlah ke sekitar, dan pikirkanlah foto


yang bagaimanakah dan angle seperti apakah yang ingin
dihasilkan.

5. Membangun kemampuan dan melatih mata.

Berlatih terus menerus membuat kita jadi fotografer yang lebih


baik.

6. Objek pemandangan.

Pikirkan teknik yang terbaik dalam mengambil foto dengan objek


yang berbeda, seperti aliran air, hutan, gurun, laut, petir, dll.

Teori fotografi landscape penting untuk buku Karimunjawa


,karena sebagian besar tempat wisata Karimunjawa adalah wisata
alam terbuka. Menggambarkan keindahan suasana pemandangan
merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembuatan buku
Karimunjawa.

2.2.1.5 Teori Warna

Menurut Color Harmony 2 (Whelan, 1994:463) , warna berkaitan


dengan perasaan dan emosi. Warna berkaitan langsung dengan mata dalam
keadaan wajar, karena itu warna dapat dipandang dari segi visual dan
kejiwaan.

Warna adalah gabungan dari kedua unsur yang sederhana dan


kompleks. Warna adalah mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu objek
ke mata manusia.

Dengan kaitannya dalam catatan perjalanan penulis berkeliling di


Pulau Karimunjawa, warna dapat merefleksikan karakter identitas yang
ingin disampaikan melalui elemen grafis di dalam buku. Dalam
pemanfatan warna sebagai penggugah emosi, warna akan
diimplementasikan sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu. Dan akan
menggunakan warna yang bersifat alam bebas, seperti hijaunya
rerumputan, birunya langit, birunya laut, putihnya pantai, dan cokelatnya
daratan.
19
20
15

Anda mungkin juga menyukai