PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak didik untuk menjadi pribadi yang tangguh, mandiri, kreatif, dan inovatif
dalam memasuki era globalisasi yang penuh persaingan. Dengan di belakangi ilmu,
iman dan moral-moral agama pada anak.
Perilaku anak pada masa ini sedang dalam pembentukan, selain karena faktor
genetik, lingkungan, sangat berpengaruh dalam pembentukan kepribadiannya, anak
MI (Madrasah Ibtidaiyah) bersifat imitatif atau peniru, apa yang ia lihat, rasakan dan
dengan dari lingkungannya akan diikutinya karena ia belum mengetahui batasan
benar dan salah, baik dan buruk, serta pantas atau tidak pantas. Anak masih belajar
coba ralat berprilaku yang dapat diterima oleh lingkungannya.
Oleh karena itu, masa pendidikan ini adalah masa yang peka untuk menerima
pengaruh dari lingkungannya. Hal ini merupakan kesempatan bagi lingkungan,
dalam hal ini orangtua, guru sekolah, untuk memberikan pengaruh edukatif seluas-
luasnya pada anak, agar membantu mengembangkan perilaku anak yang positif.
Pada anak, perilaku dan moral dapat terbentuk melalui kebiasaan sehari-hari
secara non-formal. Artinya suatu perbuatan yang di lakukan atas anjuran orang
dewasa yang sengaja di tunjukkan kepada anak untuk diikuti . Dalam pendidikan
anak MI,hal ini dapat dilakukan, misalnya : berdoa bersama, mencuci tangan
bersama setelah bermain, menjaga kebersihan, bersifat sopan-santun, mengucapkan
terima kasih, maaf, permisi, dll.
1
Untuk membantu pengembangan perilaku anak, tentunya seorang guru perlu
tahu perkembangan anak dalam aspek-aspek moral, agama, sosial emosional, agar
dapat mengetahui stimulasi apa yang perlu di perhatikan dan dengan strategi
pembelajaran yang bagaimana dapat membantu mengembangkan perilaku anak
tersebut.
Terbukti bahwa kurangnya rasa hormat anak-anak pada orangtua dan guru di
mana orang tua selalu memanjakan anak . Anak tidak mendengarkan nasehat
orangtua dan guru serta kurangnya perhatian orangtua kepada anaknya . Anak-anak
suka berkelahi kepada sesama sebaya, tidak disiplin, tidak mengikuti aturan dan tata
tertib sekolah, membuang sampah tidak pada tempatnya, tidak khusuk dalam berdoa
dan surat-surat pendek dalam Al Quran .
Mengapa metode bercerita ini efektif bagi anak? Jawabnya tidaklah sulit.
Bercerita pada umumnya lebih berkesan dari pada menasehati murni. Sehingga
bercerita terekam jauh lebih kuat dalam memori anak.
Cerita-cerita yang kita dengar dimasa kecil masih bisa kita ingat seperti cerita
para nabi dan Rasul Allah.
Melalui metode bercerita anak di ajak untuk mengambil hikmah tanpa merasa
di gurui, memang harus di akui sering hati kita tidak merasa nyaman bila harus di
cermati, dengan nasehat yang berkepanjangan apalagi pada anak. Berdasarkan uraian
2
yang telah di ungkapkan di atas maka perlu suatu tindakan untuk mencari dan
menerapkan suatu metode pembelajaran yang di gunakan untuk dapat meningkatkan
moral-moral agama pada anak.
Kegitan metode MIS Islamiyah Pelawi Utara merupakan suatu usaha untuk
dapat mengembangkan moral-moral Agama pada anak dan karena belum terlaksana
dengan baik maka perlu di lakukan perbaikan pembelajaran dengan judul Upaya
Meningkatkan Moral-Moral Agama pada anak melalui metode bercerita di MIS
Islamiyah Pelawi Utara Pangkalan berandan Kec. Babalan Kab. Langkat
B. Identifikasi Masalah
Masalah yang dihadapi guru adalah rendahnya nilai moral anak yang di
sebabkan oleh pengaruh lingkungan dan keluarga yang kurang mendidik, sehingga
perilaku tersebut terbawa ke lingkungan sekolah dan mempengaruhi moral teman-
temannya.
C. Analisis Masalah
Jika penyebab dari rendahnya nilai moral anak kemungkinan besar berasal
dari kurangnya teladan yang baik bagi anak di lingkungan keluarga atau lingkungan
3
di sekitar. Oleh karena itu pendidik harus memiliki strategi yang tepat untuk
membantu meningkatkan perkembangan moral anak.
D. Pemecahan Masalah
E. Rumusan Masalah
F. Tujuan penelitian
G. Manfaat Penelitian
4
BAB II
KAJIAN TEORI
Hidup rukun dan tolong menolong termasuk akhlak yang terpuji. Kalian
harus membiasakan untuk hidup rukun dan tolong menolong dengan orang lain
dalam kehidupan sehari-hari. Hidup rukun dan tolong menolong dapat
menghilangkan kebencian dan mewujudkan persatuan.
1. Rukun
Rukun merupakan sifat yang penuh persahabatan. anak yang rukun
ciri ciri nya adalah tidak suka bertengkar atau berkelahi. mereka terhidar
dari perpecahan.taukah kalian,apakah ciri-ciri anak yang rukun.
Anak yang rukun memiliki ciri-ciri,yaitu tidak membeda-bedakan
teman,senang membantu orang lain,menghargai pendapat orang
lain,saling menghormati sesama,dan saling menyayangi sesama. Bagi
anak yang tidak menjalin kerukunan dengan teman,akan tidak
memmpunyai, hidupnya tidak tenang,mudah marah dan
tersinggung,senang bertengkar,dan tidak mau minta maaf jika bersalah.
5
2. Tolong Menolong
Tolong menolong termasuk akhlak terpuji. Seseorang manusia tidak
dapat hidup sendiri tanpa bantuan atau pertolongan orang lain. Perilaku
tolong menolong akan mendatangkan banyak manfaat, antara lain
pekerjaan yang berat akan menjadi ringan, masalah yang sulit dapat
menjadi mudah, dapat terjalin kerukunan hidup dengan orang lain, orang
lain akan senang menolong kalian, dan mempunyai banyak teman.
Kalian semua diwajibkan untuk tolong-menolong dalam berbuat baik
dan di larang tolong menolong di dalam berbuat jahat. Misalnya, kalian
dilarang tolong-menolong dalam mencuri uang saku teman dana
menyontek ketika ulangan.
Adapun akhlak yang baik kepada saudara dalam kehidupan sehari
hari adalah :
a. Selalu hidup rukun dengan saudara
b. Segera saling meminta maaf apabila terjadi pertengkaran
c. Saling menghormati dan menyayangi
d. Segera memberikan bantuan atau pertolongan apabila ada masalah
e. Saling mengingatkan saudara untuk berbuat baik kepada kedua orang
tua
B. Pengertian Metode
Metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk
mencapai tujuan (Suryosubroto; 1995:149). Menurut Rusyan (1996:3),
metode merupakan suatu tata cara untuk melakukan kegiatan dalam rangka
mencapai tujuan tertentu, maka dengan demikian metode pembelajaran
adalah suatu tata cara yang berhubungan erat dengan pelaksanaan proses
pembelajaran. Metode adalah cara guru menyampaikan materi pelajaran
kepada siswa untuk mencapai tujuan (Suprayekti; 2003:13).
1. Metode Ceramah
Metode ceramah menurut Gilstrap dan Martin 1975 : ceramah berasal
dari bahasa latin yaitu Lecturu, Legu ( Legree, lectus) yang berati membaca
kemudian diartikan secara umum dengan mengajar sebagai akibat dari guru
menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan
pelajaran dengan penggunaan buku.
6
Metode ceramah dalam penerapannya di dalam proses belajar mengajar juga
memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain :
Kelemahan :
Kelebihan :
7
Penggunaan metode tanya jawab dimaksudkan agar peserta didik lebih
termotivasi untuk belajar selama proses pembelajaran, sehingga baik guru
atau peserta didik sama-sama aktif dalam proses pembelajaran.
8
Dapat mengetahui kemampuan berpikir siswa dan keistimewaannya
dalam mengemukakan pokok-pokok pikiran dalam jawaban;
Dapat mengetahui sampai sejauh mana penguasaan siswa terhadap apa
yang telah dan sedang dipelajari;
Metode ini dapat dijadikan sebagai pendorong dan pembuka jalan bagi
siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut (dalam rangka belajar)
kepada berbagai sumber belajar, seperti buku, majalah, surat kabar, dan
sebagainya.
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Setting penelitian ini menjelaskan tempat dan waktu dilakukan PTK
serta siklus PTK yang akan dilakukan :
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIS ISLAMIYAH
PELAWI UTARA PANGKALAN BERANDAN KEC. BABALAN
KABUPATEN LANGKAT untuk mata pelajaran akidah akhlak kelas III.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pembelajaran
2013/ 2014, yaitu mulai 03 Mei dan 10 Mei 2014. Penentuan penelitian
mengacu pada kalander akademik sekolah, karena PTK memerlukan
beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di
kelas.
3. Siklus Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui dua siklus untuk melihat
peningkatan Moral agama anak.
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek penelitian
adalah anak- anak di MIS Islamiyah Pelawi Utara.
10
D. Sumber Data
1. Anak
Untuk mendapatkan data tentang perkembangan Moral agama pada
peserta didik.
Tabel
Sumber Data ( Anak )
No Nama Anak Laki- laki Perempuan
1 Adip Prasetia.W
2 Arif Aulia Hari
3 Fauzan Gifai.Srg
4 Fikram Masaid
5 Laila Rizki R
6 Priska Aulia.P
7 Rizki Fajri
8 Yasir Afarat
9 Zulfitria Ananda
2. Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan Moral agama anak.
Tabel 2
11
3. Teman Sejawat atau Kolaborator
Teman sejawat dan kolaborator di maksudkan sebagai sumber data utuk
melihat implementasi penelitian kelas secara komperhensif, nama baik dari
sisi anak maupun guru.
c. Wawancara
Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan selama wawancara diarahkan
untuk mengetahui kendala kendala yang dihadapi anak selama
pembelajaran berlangsung dan kesulitan menyelesaikan tugas yang diberikan.
d. Diskusi
Diskusi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan
pada kegiatan belajar mengajar dimana interaksi antara penelitian dan anak
untuk merangsang kreatifitas anak dalam bentuk ide atau gagasan, dapat
mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain, memperluas
wawasan dan membina untuk terbiasa bermusyawarah dalam memecahkan
suatu masalah. Diskusi juga dilakukan bersama guru, teman sejawat dan
kolaborator untuk refleksi hasil siklus penelitian tindakan kelas.
e. Dokumentasi
Menggunakan daftar hadir anak dan Vidio.
12
mengetahui tingkat perkembangan dalam mengetahui moral akhlak yang
baik..
b. Observasi : Menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat aktivitas
anak dalam proses kegiatan belajar mengajar. Menurut Margono, 2003 dalam
Denny Setiawan, dkk, observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitian. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui tingkat aktivitas
anak dalam mengetahui moral yang baik.
F. Indikator Kinerja
Indikator Kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat
keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu
kegiatan belajar mengajar di kelas. Dalam PTK ini yang akan di lihat
indikator kinerjanya adalah anak dan guru. Guru merupakan fasilitator yang
sangat berpengaruh terhadap aktivitas dan perkembangan anak.
1. Anak
a. Tes
Keberhasilan yang dicapai anak sekurang-kurangnya 85% anak dapat
meningkatkan moral dengan baik dan 75 % anak dapat mengaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Observasi
Observasi dilakukan untuk melihat keaktifan anak dalam mengetahui
tentang moral yang baik.
2. Guru
a. Dokumentasi : kehadiran, Foto, vidio anak
b. Guru : Hasil Observasi/ Pengalaman guru kelas lain terhadap pembelajaran
yang sedang berlangsung.
G. Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif dilakukan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya
tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini. Hal ini dapat di lihat dari
13
persentase tingkat keberhasilan yang di capai anak. Tindakan ini berhasil
apabila paling sedikit 70% untuk meningkatkan moral yang baik.
= 100%
Keterangan:
P : Angka Persentase
f : Jumlah siswa yang mengalami perubahan
n : Jumlah seluruh siswa
2. Data Kualitatif
Tahap data kualitatif yang di lakukan diantaranya :
Melakukan pemeriksaan data terhadap moral yang baik
Menyimpulkan apakah selama tindakan pembelajaran terjadi
peningkatan moral yang baik anak berhasil atau tidak berdasarkan
hasil observasi
Pengambilan keputusan
H. Prosedur Penelitian
Sesuai dengan jenis penelitian ini, yaitu penelitian tindakan kelas, maka
penelitian ini memiliki beberapa tahap yang merupakan suatu siklus. Tiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Pada penelitian
ini akan dilaksanakan dua siklus. Dalam setiap siklus terdiri dari beberapa
tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning)
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini yaitu :
a. Membuat RPP
b. Mempersiapkan metode dan media pembelajaran
c. Mempersiapkan tempat kegiatan pembelajaran yang kondusif
d. Menyiapkan lembaran observasi untuk mengamati kegiatan belajar
mengajar serta keaktifan anak selama proses belajar berlangsung.
2. Pelaksanaan (Acting)
Dalam konteks PTK, istilah dipahami sebagai aktifitas yang
direncanakan dengan sistem untuk menghasilkan adanya peningkatan dalam
14
proses pembelajaran. Dalam melaksanakan tindakan perlu menyusun
langkah-langkah operasional atau skenario pembelajaran dari tindakan yang
dilakukan :
1) Melakukan kegiatan pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti dimana
peneliti sebagai guru dan teman sejawat sebagai kolaborator yang akan
memberikan masukan tentang pembelajaran yang telah berlangsung.
2) Menjelaskan pembelajaran tentang akhlak kepada orang tua, teman, dan
masyarakat
3) Menjelasakan materi pembelajaran yang akan dilakukan
4) Guru memotivasi anak untuk berani dan mampu melaksanakan kegiatan
tersebut.
5) Guru memberi penghargaan pada siswa yang mampu menyelesaikan
kegiatan pembelajaran.
6) Guru memberi penguatan agar anak mampu melakukan kegiatan
pembelajaran dengan rapi.
7) Melakukan pengamatan dan observasi
3. Pengamatan (Observation)
Observasi dilakukan di dalam kelas saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Observasi dilakukan di MIS Islamiyah Pelawi Utara kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini adalah
1) Melaksanakan observasi terhadap pelaksasanaan tindakan dan proses
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disiapkan. Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran
berlangsung.
2) Kemampuan memahami pelajaran yang telah di berikan
4. Refleksi (Reflecting)
Refleksi dilaksanakan berdasarkan analisis, baik dasar observasi
maupun data evaluasi. Refleksi dilakukan dengan tujuan menilai apakah
penguasaan materi, penggunaan media dan sumber belajar, penggunaan
metode pembelajaran, penataan kegiatan, pengelolaan kelas, komunikasi dan
pendekatan terhadap anak, penggunaan waktu, serta penilaian proses hasil
dan belajar terlaksana dengan baik. Dan terpenting adalah untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan atau kendala yang di hadapi untuk perbaikan pada
siklus berikutnya. Refleksi dapat digambarkan sebagai berikut :
15
Diagram 1
Perencanaan
Evaluasi dan
Tindakan I
Refleksi I
Pelaksanaan
SIKLUS I
Tindakan I
Pengamatan/
Observasi I
Perencanaan
Tindakan II
Pelaksanaan
Tindakan II
Evaluasi dan SIKLUS II
Refleksi II
Pengamatan/
Observasi II
I. Personalia Penelitian
II. Tim Peneliti yang terlibat dalam PTK ini adalah :
Tabel 3
Personalia Penelitian
Jam Kerja
No Nama Status Tugas
Perminggu
1. Ahmad Anshari Guru a. Pelaksana PTK
Ritonga (Peneliti) b. Pengumpul Data
Atika Rahmah c. Analisis Data
Azlina Sari d. Pengambil Keputusan 24 jam
Dewi Purwati (hasil PTK)
Dina Purnama
Fera Rahmadani
16
Vella Wati Fajrin
17
BAB IV
A. Deskripsi Persiklus
Skenario Perbaikan
Siklus ke : 1
Langkah-langkah Perbaikan :
18
- Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan indikator dan tingkat
perkembangan
- Materi yang di sajikan sesuai tingkat perkembangan anak
- Media pembelajaran sesuai dengan indikator yang ditentukan, namun ada
beberapa media pendukung materi perlu mendapat motivasi langsung
berupa alat peraga
- Metode pembelajaran yang digunakan memancing anak untuk tertarik dan
senang dengan kegiatan karena sesuai dengan materinya
- Alat penilaian yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan anak
yang dapat mengukur kemajuan belajar anak
3. Fauzan Gifai.Srg
4. Fikram Masaid
19
5. Laila Rizki R
6. Priska Aulia.P
7. Rizki Fajri
8. Yasir Afarat
9. Zulfitria Ananda
Setelah saya melaksanakan siklus 1 maka saya bertanya pada diri sendiri.
a. Mengapa pelaksanaan kegiatan anak dari 9 orang anak hanya 3 anak yang
dapat berhasil dan selebihnya tidak memuaskan atau kurang?
b. Apakah penjelasan dan arahan saya kurang di mengerti anak ?
c. Perlukah media atau alat peraga dalam pengembangan kegiatan ini lebih di
variasikan?
d. Apakah penguatan atau umpan balik terhadap kegiatan anak tidak
menunjukkan sesuatu yang dapat memotivasi anak ?
Berdasarkan hasil refleksi, saya memutuskan untuk mengadakan
perbaikan siklus 2 sebagai berikut :
- Penjelasan kegiatan sebaiknya di perbaiki untuk dapat di mengerti oleh
anak.
- Waktu kegiatan di atur agar jangan terlalu di tentukan
- Media yang digunakan di ganti agar dapat bervariasi yang dapat
memancing minat anak
- Pengaturan duduk anak lebih di perhatikan yang sudah melakukan
kegiatan di dudukkan bersama-sama dengan yang belum melakukan
untuk memancing minat anak.
SKENARIO PERBAIKAN
Siklus ke : 2
20
dengan mendengarkan penjelasan tentang akhlak terpuji
untuk memotivasi anak sesuai dengan tema
Langkah-langkah perbaikan :
21
2. Arif Aulia Hari
3. Fauzan Gifai.Srg
4. Fikram Masaid
5. Laila Rizki R
6. Priska Aulia.P
7. Rizki Fajri
8. Yasir Afarat
9. Zulfitria Ananda
Dari hasil penilaian keseluruhan anak terlihat dan hasil karya anak yang
kurang berhasil sebanyak 1 orang dari 9 anak di kelas III, karena 1 anak
memiliki keterbelakangan mental.
Pelaksanaan perbaikan sudah diatur sesuai RPP pada hari itu tetap di
jalankan seperti biasanya dan sudah di buat serta di rancang untuk kegiatan
awal, inti dan akhir. Kegiatan yang diperbaiki adalah kegiatan pada
pemahaman anak tentang akhlak terpuji kegiatan inti tersebut 60 menit
2. Pembahasan Siklus 2
Pada siklus 2, guru dan teman sejawat dan memutuskan bahwa tidak perlu di
laksanakan siklus ke 3. Karena pada siklus ke 2 kelihatan dari proses
perbaikan dan kegiatan anak yang menunjukkan keberhasilan melakukan
22
kegiatan sehingga pada umumnya anak mampu melakukan kegiatan belajar
dengan baik.
Keputusan untuk tidak melanjutkan perbaikan berdasarkan :
- Kegiatan anak berkembang sangat baik 8 anak tuntas dan hanya 1 anak
yang tidak tuntas di karenakan keterbelakangan mental di kelas III
- Proses kegiatan yang baik terlaksana sesuai rencana perbaikan
- Pendapat teman sejawat (penilaian 1) dan kepala MIS (penilaian 2) yang
menyatakan dan menilai sesuai pengamatannya bahwa proses dan hasil (
sudah baik di lihat dari diagram di bawah ini.
14
12
10
0
Kegiatan sebelum kegiatan Siklus 1 Siklus 2
Dari diagram di atas terlihat ada kenaikan dan peningkatan hasil dari kegiatan
belajar tentang akhlak tersebut setelah ada perbaikan-perbaikan siklus 1 dan
perbaikan siklus 2 sehingga kegiatan tersebut dapat dinyatakan bahwa kegiatan
belajar anak dengan pelaksanaan perbaikan dan rencana-rencana yang di buat
menghasilkan pembelajaran yang lebih baik sesuai dengan hasil yang di harapkan.
23
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang telah di laksanakan pada
kelas III MIS Pelawi Utara Pangkalan Brandan Kec. Babalan Kabupaten Langkat
dari Siklus satu sampai dua dapat di ambil simpulan yaitu :
1. Hasil observasi pada siklus I yakni anak dalam memahami penjelasan yaitu 6
anak (31.25%), melakukan kegiatan sesuai objek tentang akhlak terpuji atau
apa yang di berikan oleh guru yaitu 3 anak ( 50%). Hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan anak pada siklus I adalah 43.75%.
2. Hasil observasi pada siklus II yakni anak dalam memahami penjelasan yaitu 8
anak (75%), melakukan kegiatan sesuai dengan objek tentang akhlak terpuji
atau apa yang di berikan tugas oleh guru yaitu 8 (87.50%). Hal ini
menunjukkan kemampuan anak adalah 83.3%.
3. Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) siklus I sampai siklus II dapat
dilihat bahwa adanya peningkatan kemampuan anak melalui kegiatan
bercerita/ Tanya jawab pada siklus I 43.75%, pada siklus 2 kemampuan
mengetahui tentang akhlak terpuji atau apa yang telah di berikan oleh guru
83.3% , Dari hasil observasi siklus I sampai siklus II maka melalui kegiatan
bercerita / Tanya jawab dapat meningkatkan kemampuan anak.
B. Saran
Setelah penelitian tindakan ini terlaksana dengan baik, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Dalam merencanakan penelitian tindakan sebaiknya memperhatikan segala
sesuatu yang berkaitan dengan indikator pembelajaran yang ingin dicapai dan
mengevaluasi aspek kegiatan pembelajaran yang akan diteliti.
2. Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar hendaknya memperhatikan
aspek perkembangan anak secara individu, mengembangkan skenario rencana
kegiatan belajar mengajar sehingga proses pembelajaran menarik dan
menyenangkan bagi anak.
3. Kepada kepala sekolah dan yayasan di harapkan untuk menyediakan sarana
pembelajaran dapat berjalan secara efektif.
4. Penelitian ini sangat berguna untuk menciptakan guru yang professional,
diharapkan penelitian ini dapat dilaksanakan pada aspek perkembangan anak
yang lainnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2011 Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Rineka Cipta.
http://geogle.com
25
LAMPIRAN
(RPP)
Alokasi waktu : 2 X 35 M
a. Tujuan pembelajaran :
- Siswa dapat membiasakan hidup rukun
- Siswa dapat membiasakan berakhlak baik terhadap
saudara dalam kehidupan sehari-hari
- Siswa dapat membiasakan berakhlak baik terhadap teman
dalam lingkungan sekolah
- Siswa dapat membiasakan hidup tolong menolong
b. Materi pembelajaran :
- Pengertian rukun
- Tolong menolong
- Membiasakan berakhlak baik terhadap saudara dalam
kehiduapan sehari-hari
c. Metode pembelajaran :
- Diskusi
- Tanya jawab
- Penugasan
d. Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pendahuluan :
- Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca
ayat pendek dan doa sebelum belajar
26
- Menjelaskan materi yang akan di ajarkan beserta
kompetensi dasar yang akan di capai
Kegiatan inti :
Kegitan penutup :
Indikator :
27
VIDIO PENELITIAN
BIODATA PENELITI
No HP : 081269992054
Pengalaman Penelitian
No HP : 087734342190
Pengalaman Penelitian
28
- Lebih mengenal anak-anak usia 8 tahun ke atas
- Belajar memahami dan ikut kedunia anak yang
memiliki keterbelakangan mental
- Mempererat silaturrahim kepada Ka. Sekolah
maupun guru-guru yang ada di sana
- Dapat memberikan pengalaman yang baik dan baru
serta berharga bagi saya untuk lebih memperdalam
arti penting pendidikan.
No HP : 0877664412
Pengalaman Penelitian
Nama : Chairiah
Alamat : Pelawi
29
No HP : 085240431212
Pengalaman Penelitian
Alamat : besilam
No HP : 082240405151
Pengalaman Penelitian
Alamat : cempa
30
No HP : 081243431243
Pengalaman Penelitian
Nama : Azwar
No HP : 081269771232
Pengalaman Penelitian
31
.
32