Tugas Tia
Tugas Tia
menjemput, yang pasti akan ada dua tempat yang telah disediakan
setelah kematian itu datang: surga dan neraka. Memasuki surga
adalah dambaan setiap insan, siapapun bisa memasukinya. Tidak
membedakan kaya-miskin, pejabat-rakyat, muda-tua, sehat-sakit, asal
ia mau mengikuti anjuran Allah, maka jalan ke surga selalu terbuka.
Surga bukanlah tempat yang diberikan cuma-cuma, tempat tersebut
merupakan karunia dari bentuk kasih sayang Allah setelah kita
berusaha mengamalkan perintah-Nya.
Siapa sih yang tidak ingin masuk surga? Kalau terlontar pertanyaan
seperti itu dapat dipastikan semua mukmin pasti menginginkannya. Di
surga jelas tidak ada rasa sakit, tidak ada kata-kata yang
menjengkelkan, tidak ada percecokan dan peperangan yang membuat
sedih hati. Di surga hanya akan ada himpunan kebaikan, di mana para
syuhada dan perindu nabi bercengkrama bersama. Luar biasa indah
bukan?
1. Mengatakan Kebaikan
Selain itu apabila kita sudah menerima pemberian dari saudara kita,
usahakan agar jangan mengajukan pertanyaan-pertanyaan aneh yang
dapat menyinggung si pemberi. Tidak meremehkan atau menghina
pemberiannya, terlebih mengeluarkan kata-kata yang memaksa si
pemberi agar harus mengeluarkan tambahan pemberian kepada kita.
Memberi maaf memang bukan hal yang mudah bila dikaitkan sampai
pada keikhlasan, meski begitu kebiasaan ini patutlah kita biasakan,
karena perihal keikhlasan hanya Allah saja yang berhak menilai.
Memberi maaf juga bukan menunjukkan seseorang itu lemah atau
tidak mampu membalas. Suka memaafkan justru menunjukkan sifat
kemuliaan seseorang karena ia bercermin langsung dari sifat Allah
yang Maha Pemaaf dan Maha Pengampun, karena seberapa besar pun
kesalahan yang pernah dilakukan hamba-Nya, Allah senantiasa
membukakan pintu maaf yang lebar bagi kita. Bila dikaji lebih dalam,
sikap ini menunjukkan seseorang telah berhasil memilih jalan yang
dekat dengan keridhaan Allah, meski boleh jadi mereka bisa menuntut
balas atas kesalahan orang kepadanya.
Astaghfirullahal adzim.
Tafsir Al-Quran, Surat An-Nahl Ayat
97-100
ukuran font
Cetak
Add new comment
Ayat ke 97
(97)
Artinya:
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman,
maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami
beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (16:
97)
(98)
Artinya:
Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta
perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. (16: 98)
Meski ayat ini ditujukan kepada Rasulullah Saw, namun jelas bahwa
seluruh Mukminin juga termasuk di dalamnya. Mengingat urgensitas
masalah ini, maka yang menjadi obyek pembicaraan utama adalah
Rasulullah Saw. Di dalam sebuah riwayat disebutkan, di saat
Rasulullah Saw membaca al-Quran, beliau senantiasa mengucapkan
kalimat Audzu billahi minas Syaithanirrajim, baik itu saat
menunaikan shalat maupun tidak. Setiap perbuatan, baik bisa juga
mengakibatkan hal yang tidak diinginkan, seperti membaca al-
Quran. Terkadang perbuatan baik ini dibarengi dengan riya dan
upaya untuk mengunggulkan diri atau adakalanya seseorang
terjerumus kepada pemahaman yang salah dan berani menafsirkan
al-Quran sesuai dengan pemikirannya sendiri atau sering
disebut tafsir birrayu.
Ayat ke 99-100
( 99)
(100)
Artinya:
Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-
orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. (16: 99)
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Awalnya setan tidak memiliki daya untuk menguasai manusia,
namun manusia sendiri yang telah membimbing setan untuk
menguasai diri mereka.
2. Orang mukmin sejati tidak akan dikuasai oleh setan. Iman adalah
tameng yang kuat bagi seorang mukmin untuk mempertahankan
dirinya dari serbuan setan. (IRIB Indonesia)
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka
Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."(QS An Nahl : 97).
Penjelasan mufradat ayat
"amal sholih"
Yang dimaksud dengan amalan sholih adalah amalan yang sempurna didalamnya tiga
perkara yaitu :
1. Sesuai dengan petunjuk Nabi Sallalahu Alaihi Wasallam, karena Allah
Ta'ala berfirman:
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah".
(QS. Al Hasyr :7).
2. Hendaknya ikhlas, semata-mata karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala,
karena Allah Jalla wa Alaa berfirman :
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya"(QS.
Al Bayyinah :5).
dan firman-Nya :
"Katakanlah: "Hanya Allah saja yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agamaku". Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain
Dia"(QS. Az Zumar :14-15).
3. Amalan tersebut dibangun diatas pondasi aqidah yang benar, karena Allah
Ta'ala berfirman :
1.
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan
beriman" (QS. An Nahl : 97).
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah berkata : "amal sholih" adalah amalan yang
sesuai dengan Al Qur'an dan Sunnah Nabi-Nya(Tafsir Al Qur'anul Adzim).
"Kehidupan yang baik "
Para ulama ahli tafsir berbeda pendapat tentang makna "kehidupan yang baik" dalam
ayat ini. Sebagian menafsirkannya dengan kehidupan yang baik di dunia, yaitu
Allah memberikan taufik kepada hamba-Nya kepada apa-apa yang diridhoi-Nya,
memberikan karunia berupa kesehatan serta rezki halal, sebagaimana firman-Nya :
"Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa
neraka"(QS Al Baqarah :201)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Radiyallahu anhuma, Sa'id bin Jubair, Adh
dhahak, Atha' bin Abi Rabah Rahimahumullah, bahwa "kehidupan yang baik" dalam
ayat ini adalah "rezki yang baik dan halal di dunia".
Ali Bin Abi Tholib Radiyallahu anhu, Al Hasan Al Basri, Ikrimah, Za'id bin Wahhab,
Wahhab bin Munabbih Rahimahumullah menafsirkannya dengan Al
qona'ah (kecukupan).
Abul Fida' Ibnu Katsir Rahimahullah, berkata : "kehidupan yang baik mencakup
seluruh bentuk kelapangan dari segala sisi"
Kesimpulannya, makna "kehidupan yang baik" adalah meliputi semua yang telah
disebutkan diatas. Sebagaimana hadits Abdullah bin Amr bin Al Ash Radiyallahu
Anhu, RasulullahSallalah alaihi wasallam bersabda :
"Sungguh beruntunglah orang masuk kedalam islam, diberi rezki yang cukup, dan merasa cukup dengan apa
yang Allah berikan".(HR. Muslim no. 1746. Ahmad no.6284).
(Taisir Al Qur'an Al Adzim).
"Dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan".
Yaitu ganjaran pahala yang terbaik dari apa yang telah mereka kerjakan di
akhirat.Berdasarkan riwayat yang datang dari Abdullah bin Abbas Radiyallahu
anhuma. (Tafsir Adh'waul Bayan, Tafsir Ath Thobari, Tafsir Fathul Qodir, Tafsir Al
Qur'anul Adzim, Tafsir Al Qurthubi, & Taisir Al Karim Ar Rahman).
Penjelasan Ayat
Abul Fida' Ibnu Katsir Rahimahullah mengatakan, ini adalah janji dari Allah Ta'ala,
bagi siapapun yang beramal sholih (yaitu amalan yang sesuai dengan Al Qur'an dan
Sunnah Nabi-Nya), baik laki-laki maupun perempuan dari anak cucu adam, hatinya
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, amalan tersebut diperintahkan dan disyariatkan
dari sisi Allah, maka Allah akan memberikan kepadanya kehidupan yang baik di dunia
serta ganjaran/balasan yang terbaik dari apa yang telah mereka kerjakan di akhirat.
(Tafsir Al Qur'anul Adzim).
Abu Bakar Al Jaza'iri hafidzahullah mengatakan, bahwa yang mendapatkan janji ini
adalah ahli iman dan amal sholih, yaitu keimanan yang benar mengantarkan kepada
amalan sholih, bersih dari syirik dan maksiat. Merekalah yang akan memetik janji dari
Allah berupa kehidupan yang baik, kecukupan, makanan dan minuman yang lezat serta
bersih dari noda (kotoran). Ini di dunia, adapun di akhirat, mereka akan memperoleh
surga dan balasan yang terbaik dari setiap jenis amalan yang telah mereka
kerjakan. (Aisar At Tafasir)
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka
Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."(QS An Nahl : 97).
Seluruh nikmat, baik kecil sampai kepada yang besar, yang nampak maupun
yang tidak nampak datangnya dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Allah Ta'ala
berfirman :
"Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah (datangnya)". (QS. An Nahl :53).
Al Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah Rahimahullah mengatakan:" Hakikat dari syukur
nikmat adalah mengenali nikmat dan pemberi nikmat, mengakui dan tidak
mengingkarinya, tunduk, cinta dan ridho kepada sang pemberi nikmat atas nikmat-
nikmat tersebut, serta mempergunakan segala nikmat untuk taat dan pada apa-apa
yang dicintai dan diridhoi oleh pemberi nikmat" (Taesir al Aziz Al Hamid hal. 628).
Disamping itu, Allah telah berjanji untuk menambahkan nikmat-Nya bagi siapa yang
mensyukurinya, sekaligus azab yang pedih bagi yang mengkufurinya Allah Ta'ala
berfirman :
"Dan tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(QS.
Ibrahim :7)
"Sungguh beruntunglah orang masuk kedalam islam, diberi rezki yang cukup, dan merasa cukup dengan apa
yang Allah berikan".(HR. Muslim no. 1746. Ahmad no.6284).
"lihatlah kepada orang yang derajatnya lebih rendah dari kalian, dan jangan melihat kepada yang diatas kalian,
karena yang demikian itu lebih baik, dan agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang dikaruniakan kepada-
Mu (Muttafaq Alaih)
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas"(QS. Az
Zumar :10).
Al Allamah As Sa'di Rahimahullah mengatakan :"Ayat ini umum untuk seluruh jenis
sabar. Sabar terhadap takdir Allah yang menyakitkan, jangan marah. Sabar dari
bermaksiat kepada-Nya, jangan dilakukan. Sabar dalam menta'ati-Nya, sehingga
melaksanakan keta'atan kepada-Nya. Allah menjanjikan bagi orang-orang yang
bersabar dengan pahala yang tidak terhitung, yakni tanpa batas, tanpa hitungan dan
tanpa ukuran. Yang demikian itu disebabkan karena keutamaan serta kedudukan sabar
di sisi Allah, dan ini jelas pada setiap perkara".(Taisir Al Karim Ar Rahman).
"Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada
Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".(QS. An Nisaa':110).
Allah akan mengganti kejahatan orang-orang yang mau bertaubat, beriman serta
beramal sholih dengan kebaikan. Allah Jalla Jalaluhu berfirman :
"Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti
Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS Al Furqan :70)
Disamping itu, dengan istigfar (memohon ampun) kepada Allah, akan membuahkan
rezki di dunia. Allah Azza Wa Jalla berfirman :
*
.
"Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha
Pengampun niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-
anakmu, dan Mengadakan untukmu kebun-kebun dan Mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.
7 Votes
Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi,
orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja
diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah,
hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima
pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada
mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Al
Baqarah 62)