Anda di halaman 1dari 20

Tidak ada satu pun yang tahu kapan dan bagaimana kematian datang

menjemput, yang pasti akan ada dua tempat yang telah disediakan
setelah kematian itu datang: surga dan neraka. Memasuki surga
adalah dambaan setiap insan, siapapun bisa memasukinya. Tidak
membedakan kaya-miskin, pejabat-rakyat, muda-tua, sehat-sakit, asal
ia mau mengikuti anjuran Allah, maka jalan ke surga selalu terbuka.
Surga bukanlah tempat yang diberikan cuma-cuma, tempat tersebut
merupakan karunia dari bentuk kasih sayang Allah setelah kita
berusaha mengamalkan perintah-Nya.

Sayangnya tidak setiap kita tersadar bahwa amalan kebaikan yang


tampak pun rupanya berkadar tinggi di sisi Allah. Seperti amalan
ringan sehari-hari yang bisa jadi beberapa menganggapnya biasa-biasa
saja. Bukankah dunia ini adalah ladang pencarian amal? Tak
memandang seberapa dan amalan apa yang dilakukan, karena yang
paling utama adalah keikhlasan, dan tiada yang lebih berhak
menilainya selain Allah semata.

Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam pernah bersabda: Janganlah


kamu meremehkan sedikit pun dari amal kebaikan, meski hanya
sekadar bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri. (Hadis
riwayat Muslim).

Siapa sih yang tidak ingin masuk surga? Kalau terlontar pertanyaan
seperti itu dapat dipastikan semua mukmin pasti menginginkannya. Di
surga jelas tidak ada rasa sakit, tidak ada kata-kata yang
menjengkelkan, tidak ada percecokan dan peperangan yang membuat
sedih hati. Di surga hanya akan ada himpunan kebaikan, di mana para
syuhada dan perindu nabi bercengkrama bersama. Luar biasa indah
bukan?

Sebagai seorang muslim yang mengharap dapat kembali di tempat


terbaik tersebut, kita tentu akan berupaya untuk meraihnya. Beberapa
upaya yang dapat mengantar kita ke dalam surga Allah adalah dengan
menghidupkan amalan-amalan ringan yang tinggi nilainya di hadapan-
Nya. Dalam buku Amalan-Amalan Ringan Pembuka Pintu
Surga disebutkan beberapa amalan tersebut di antaranya adalah
sebagai berikut:

1. Mengatakan Kebaikan

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan


katakanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah memperbaiki bagimu
amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan
barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia
telah mendapat kemenangan yang besar. (QS Al Ahzaab [32]: 70-71)

Ayat yang diawali dengan panggilan cinta Yaa ayyuhalladziina


aamanu.. (Hai orang-orang yang beriman) seperti di atas
menyampaikan inti pemahaman kepada kita bahwa al-qaul as-
sadid atau perkataan yang benar itu merupakan praktik nyata dari
keimanan seseorang. Perkataan yang senantiasa diperbaiki tersebab
rasa takut pada Allah dan berharap akan manisnya iman yang semakin
terhujam di dalam hati manusia menjadi salah satu amalan untuk
membuka pintu surga, karenanya dalam ayat tersebut orang-orang
mukmin diajak untuk senantiasa memperbaiki perkataannya dengan
berkata yang baik (benar).

2. Memberi tangguh kepada orang lain

Maksud tangguh di sini adalah memberi keluangan waktu sampai


saudaranya yang berhutang sanggup membayar hutangnya atau si
pemberi pinjaman membebaskan hutang peminjam tersebab si
peminjam memang tak sanggup mengembalikan. Dalam selang waktu
untuk menangguhkan hutang saudaranya tersebut, maka Allah akan
senantiasa mengalirkan pahala bagi si pemberi pinjaman.
Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam bersabda yang maksudnya:
Sesiapa yang memberi tangguh kepada orang yang tidak mampu
membayar hutangnya atau mengurangkan bayaran jumlah hutangnya,
niscaya Allah menaunginya di bawah naungan-Nya pada hari yang tidak
ada sebarang naungan padanya selain daripada naungan Allah.( HR.
Riwayat Muslim dan Imam Ahmad)

3. Memasukkan kegembiraan dalam hati seorang muslim

Berikanlah kegembiraan atau kebahagiakan kepada sesama muslim,


karena Allah tidak ridha memberikan balasan untuknya kecuali
surga. Masyaa Allah.. Siapa yang tidak bahagia apabila mengetahui
dirinya akan mendapat balasan surga? Membahagiakan saudara ke
sesama muslim bukanlah hal yang berat, kita dapat menghulurkan
sedekah yang paling mudah dan murah, tetapi sangat besar nilainya
ketika berjumpa: sekuntum senyuman manis. Tiada yang lebih manis
dari senyum yang mengharap Ridha Illahi. Selain itu Bagi sesiapa yang
berkemampuan lebih dalam hal materi tentu memberikan bantuan
berupa materi akan jauh lebih berarti bagi saudaranya yang
membutuhkannya.

Dalam sebuah Hadist Riwayat At-Tabrani disampaikan: Sesungguhnya


amalan yang paling disukai Allah selepas amalan-amalan yang fardhu
ialah menggembirakan seorang muslim, engkau berikan pakaian untuk
menutup auratnya, atau engkau mengenyangkannya ketika dia
kelaparan, atau engkau tunaikan hajatnya.

Bentuk selanjutnya adalah dengan menghubungkan saudaranya


kepada seorang penguasa sehingga hajatnya terpenuhi, memberi
ucapan selamat kepada saudaranya yang tengah berbahagia
serta memperlihatkan perhatian kepada sesama muslim dengan
meminta saran dan doanya. Sederet amalan tadi nampaknya memang
tak begitu berat, akan tetapi tetap saja membutuhkan perjuangan. Bila
salah satu di antaranya dapat kita kerjakan Insyaa Allah akan menjadi
amalan yang tinggi di hadapan Allah Subhanahu wataala.

4. Berterima kasih kepada orang lain


Berterima kasih kepada orang lain adalah perangai yang terpuji,
bentuk ucapan tersebut bukan semata ucapan yang keluar dari lisan
saja. Sempurnanya ketika kita membalas kebaikan mereka dengan
memberikan sesuatu yang sebanding atau lebih baik, namun bila tidak
mampu cukuplah terus menerus mendoakannya hingga kita telah
merasa yakin bahwa kita telah membalas kebaikan saudara sesama
muslim.

Selain itu anjuran agama juga menyampaikan untuk memberikan


pujian kebaikan kepada saudara kita yang telah berbuat baik, salah
satunya dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan menceritakannya
kepada orang lain. Hal ini memang membutuhkan sebuah pengontrolan
diri, sehingga niat senantiasa diluruskan dan si pemberi tidak
terjerumus dalam riya. Mungkin ada benarnya anjuran ini: pujilah
secukupnya dan jadikan motivasi bagi kita untuk ikut terus berbuat
kebaikan seperti mereka.

Dalam QS. Al-Qasas : 25, Allah Subhanahu wa taala berfirman yang


artinya: Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua
wanita itu berjalan dengan malu, ia berkata: Sesungguhnya bapakku
memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu
memberi minum (ternak) kami. Maka tatkala Musa mendatangi
bapaknya (Syuaib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai
dirinya), Syuaib berkata: Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat
dari orang-orang yang zalim itu. (QS. 28 : 25)

Selain itu apabila kita sudah menerima pemberian dari saudara kita,
usahakan agar jangan mengajukan pertanyaan-pertanyaan aneh yang
dapat menyinggung si pemberi. Tidak meremehkan atau menghina
pemberiannya, terlebih mengeluarkan kata-kata yang memaksa si
pemberi agar harus mengeluarkan tambahan pemberian kepada kita.

5. Memberi maaf kepada yang bersalah


Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam mengajarkan kepada kita untuk
senantiasa bersifat pemaaf. Ketika beliau melewati berjalan dan
diganggu oleh seseorang yang tidak menyukainya, beliau selalu
memaafkan. Sampai akhirnya ketika orang yang suka mengganggu itu
sakit maka Rasulullah adalah orang pertama yang datang
menjenguknya. Dalam sebuah potongan sejarah, beliau juga pernah
mendapat perlakuan yang buruk dari masyarakat Thaif, sampai-sampai
malaikat datang dan menanyakan apakah perlu masyarakat yang
berlaku buruk tersebut dihukum, Nabi meminta untuk memaafkan
mereka karena mungkin mereka belum tahu. Masyaa Allah, begitu luar
biasa perangai Sang Rasul Allah. Allahumma sholli ala sayyidina
muhammad wa ala aali sayyidina muhammad.

Memberi maaf memang bukan hal yang mudah bila dikaitkan sampai
pada keikhlasan, meski begitu kebiasaan ini patutlah kita biasakan,
karena perihal keikhlasan hanya Allah saja yang berhak menilai.
Memberi maaf juga bukan menunjukkan seseorang itu lemah atau
tidak mampu membalas. Suka memaafkan justru menunjukkan sifat
kemuliaan seseorang karena ia bercermin langsung dari sifat Allah
yang Maha Pemaaf dan Maha Pengampun, karena seberapa besar pun
kesalahan yang pernah dilakukan hamba-Nya, Allah senantiasa
membukakan pintu maaf yang lebar bagi kita. Bila dikaji lebih dalam,
sikap ini menunjukkan seseorang telah berhasil memilih jalan yang
dekat dengan keridhaan Allah, meski boleh jadi mereka bisa menuntut
balas atas kesalahan orang kepadanya.

Sebagai seorang muslim yang senantiasa berharap surga-Nya, semoga


kita mampu mengamalkan beberapa amalan di atas, sehingga saat
kematian datang menjemput, kita pantas meraih kasih sayang Allah
Azza wa jalla berupa surga yang dirindu setiap umat manusia.

Allahu alam bisshawab.

Astaghfirullahal adzim.
Tafsir Al-Quran, Surat An-Nahl Ayat
97-100
ukuran font
Cetak
Add new comment

Ayat ke 97

(97)










Artinya:
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman,
maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami
beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (16:
97)

Ayat ini meski pendek namun memiliki peran penting dalam


menggambarkan kehidupan orang-orang Mukmin baik di dunia
maupun di akhirat. Pertama-tama, ayat ini menyatakan bahwa iman
merupakan tolok ukur keutamaan di sisi Allah Swt. Tidak ada
perbedaan antara pria dan wanita. Mereka sama dalam pandangan
Allah. Yang membedakan di antara mereka adalah tingkat keimanan
yang mereka miliki. Dalam pandangan Allah, jenis kelamin tidak
berpengaruh dalam meraih derajat keimanan, meski utusan Allah
atau para nabi adalah laki-laki, namun kenabian ilahi adalah
tanggung jawab dan tugas suci yang harus disampaikan ke seluruh
umat manusia.
Tugas ini tidak mungkin dibebankan kepada kaum wanita
mengingat keterbatasan kapasitas yang mereka miliki. Oleh karena
itulah, Allah Swt menunjuk utusan-Nya dari golongan kaum laki-
laki, namun untuk meraih derajat keimanan dan religius yang tinggi
kaum wanita tidak mendapat batasan. Artinya, mereka juga mampu
meraih derajat keimanan yang sempurna, seperti Sayidah Maryam
yang berhasil mencapai derajat yang tinggi di sisi Allah Swt,
sehingga mendapat pelayanan istimewa berupa hidangan dari
langit. Atau Sayidah Fathimah az-Zahra as yang berhasil mencapai
derajat keimanan yang tinggi, hingga kedudukannya disamakan
dengan Ali bin Abi Thalib as.

Keimanan saja tidak cukup untuk menentukan kesempurnaan dan


derajat yang tinggi, namun diperlukan juga amal saleh. Iman dan
amal saleh adalah tolok ukur kesempurnaan seseorang. Keduanya
tidak dapat dipisahkan. Amal saleh tidak terbatas pada tindakan
tertentu, namun setiap perbuatan yang pada dasarnya memiliki
kebaikan dan pelakunya meniatkan kebaikan saat mengerjakannya
juga dapat disebut amal saleh, meski perbuatan tersebut sangat
remeh dan kecil.

Dalam lanjutannya ayat ini mengatakan, mereka yang beriman dan


beramal saleh akan mendapat kehidupan yang bersih di dunia.
Mereka bebas dari segala kejelekan dan perbuatan nista. Selain itu
Allah Swt menjaga mereka dari segala perbuatan yang
menyeleweng dan maksiat. Adapun di akhirat mereka akan
mendapat pahala lebih dari apa yang mereka perbuat di dunia.
Karena Sunnatullah dalam pembalasan perbuatan maksiat
berdasarkan keadilan, namun dalam hal pahala Allah mendahulukan
kemurahan dankasih sayang. Dan hal ini telah disinggung dalam
ayat ini.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:


1. Usia, jenis kelamin, etnis dan kedudukan sosial tidak mendapat
perhatian di sisi Allah. Tolok ukur utama di sisi Allah adalah iman
dan amal saleh.
2. Orang-orang Kafir tidak memiliki kehidupan yang bersih dan suci
di dunia. Sepertinya mereka adalah orang-orang yang mati. Karena
kehidupan sejati hanya milik orang-orang beriman.
Ayat ke 98

(98)





Artinya:
Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta
perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. (16: 98)

Meski ayat ini ditujukan kepada Rasulullah Saw, namun jelas bahwa
seluruh Mukminin juga termasuk di dalamnya. Mengingat urgensitas
masalah ini, maka yang menjadi obyek pembicaraan utama adalah
Rasulullah Saw. Di dalam sebuah riwayat disebutkan, di saat
Rasulullah Saw membaca al-Quran, beliau senantiasa mengucapkan
kalimat Audzu billahi minas Syaithanirrajim, baik itu saat
menunaikan shalat maupun tidak. Setiap perbuatan, baik bisa juga
mengakibatkan hal yang tidak diinginkan, seperti membaca al-
Quran. Terkadang perbuatan baik ini dibarengi dengan riya dan
upaya untuk mengunggulkan diri atau adakalanya seseorang
terjerumus kepada pemahaman yang salah dan berani menafsirkan
al-Quran sesuai dengan pemikirannya sendiri atau sering
disebut tafsir birrayu.

Oleh karena itu, di saat manusia membaca al-Quran, ia dianjurkan


untuk meminta perlindungan kepada Allah dari segala godaan setan
karena hawa nafsu atau fanatik yang tidak pada tempatnya, kerap
menghalangi manusia untuk memiliki kesiapan maknawi saat
membaca al-Quran.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:


1. Kita harus waspada dari godaan setan, meski di saat kita
melakukan perbuatan baik seperti membaca al-Quran.
2. Kita harus meminta lindungan dari Allah dari godaan setan yang
terkutuk.

Ayat ke 99-100





( 99)

(100)


Artinya:
Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-
orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. (16: 99)

Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang


yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang
mempersekutukannya dengan Allah. (16: 100)

Dua ayat ini merupakan kelanjutan pembahasan ayat sebelumnya


yang menggambarkan kepada kita untuk meminta perlindungan
Allah Swt dari godaan setan. Ayat ini menyatakan, meski setan
berusaha menguasasi hati orang-orang Mukmin, namun mereka
yang bertawakal kepada Allah dan meminta perlindungan-Nya akan
selamat dari godaan setan. Lanjutan ayat ini menyebutkan,
sebenarnya setan hanya mampu menguasai mereka yang
mempersekutukan Allah atau orang-orang Muslim yang mengikuti
petunjuk setan. Karena tindakan orang muslim tersebut telah
memberikan kesempatan setan menguasai dirinya. Dengan kata
lain, orang-orang seperti ini, menganggap setan sebagai temannya
dan menerima setiap petunjuk dan perintah setan. Karena jika
tidak, maka Allah tidak akan mengizinkan setan untuk menguasai
orang-orang Mukmin.

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Awalnya setan tidak memiliki daya untuk menguasai manusia,
namun manusia sendiri yang telah membimbing setan untuk
menguasai diri mereka.
2. Orang mukmin sejati tidak akan dikuasai oleh setan. Iman adalah
tameng yang kuat bagi seorang mukmin untuk mempertahankan
dirinya dari serbuan setan. (IRIB Indonesia)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :




"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka
Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."(QS An Nahl : 97).
Penjelasan mufradat ayat

"amal sholih"

Yang dimaksud dengan amalan sholih adalah amalan yang sempurna didalamnya tiga
perkara yaitu :
1. Sesuai dengan petunjuk Nabi Sallalahu Alaihi Wasallam, karena Allah
Ta'ala berfirman:


"Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah".
(QS. Al Hasyr :7).
2. Hendaknya ikhlas, semata-mata karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala,
karena Allah Jalla wa Alaa berfirman :



"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya"(QS.
Al Bayyinah :5).

dan firman-Nya :

"Katakanlah: "Hanya Allah saja yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agamaku". Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain
Dia"(QS. Az Zumar :14-15).

3. Amalan tersebut dibangun diatas pondasi aqidah yang benar, karena Allah
Ta'ala berfirman :

1.

"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan
beriman" (QS. An Nahl : 97).

Dalam ayat ini Allah membatasinya dengan keimanan, pemahaman kebalikannya


adalah jika yang melakukan amalan sholih tersebut bukan seorang mukmin,
maka tidak akan diterima amalannya. (Tafsir Adhwa'ul Bayan).

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah berkata : "amal sholih" adalah amalan yang
sesuai dengan Al Qur'an dan Sunnah Nabi-Nya(Tafsir Al Qur'anul Adzim).


"Kehidupan yang baik "
Para ulama ahli tafsir berbeda pendapat tentang makna "kehidupan yang baik" dalam
ayat ini. Sebagian menafsirkannya dengan kehidupan yang baik di dunia, yaitu
Allah memberikan taufik kepada hamba-Nya kepada apa-apa yang diridhoi-Nya,
memberikan karunia berupa kesehatan serta rezki halal, sebagaimana firman-Nya :





"Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa
neraka"(QS Al Baqarah :201)

Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Radiyallahu anhuma, Sa'id bin Jubair, Adh
dhahak, Atha' bin Abi Rabah Rahimahumullah, bahwa "kehidupan yang baik" dalam
ayat ini adalah "rezki yang baik dan halal di dunia".

Juga dari Abdullah bin Abbas Radiyallahu anhuma, menafsirkannya dengan As


sa'adah(kebahagiaan)

Ali Bin Abi Tholib Radiyallahu anhu, Al Hasan Al Basri, Ikrimah, Za'id bin Wahhab,
Wahhab bin Munabbih Rahimahumullah menafsirkannya dengan Al
qona'ah (kecukupan).

Abu Bakar Al Waraq Rahimahullah menafsirkannya dengan "lezatnya ketaatan"

Abdurrahman bin Nashr As Sa'di Rahimahullah, menafsirkannya dengan "ketenangan


jiwa dan hati serta tidak terpengaruh dengan adanya yang
menggangu ketenangan hatinya, sehingga Allah memberikan rezki yang baik dan halal
kepadanya dari jalan yang tidak disangka-sangka".

Abul Fida' Ibnu Katsir Rahimahullah, berkata : "kehidupan yang baik mencakup
seluruh bentuk kelapangan dari segala sisi"

Yang lainnya menafsirkannya dengan "kehidupan yang baik di akhirat berupa


surga". Seperti, Al Hasan Al Basri, Qotadah, Mujahid, dan Ibn
Zaid Rahimahumullah. (Tafsir Adh'waul Bayan, Tafsir Ath Thobari, Tafsir Fathul
Qodir, Tafsir Al Qur'anul Adzim, Tafsir Al Qurthubi, Tafsir Zaad al Musayyar & Taisir
Al Karim Ar Rahman).
Adapun Abu Ghassan, dari Syarik menafsirkannya dengan "Kehidupan yang baik di
alam kubur" (Tafsir Zaad al Musayyar, karya Ibnul Jauzi Rahimahullah)

Kesimpulannya, makna "kehidupan yang baik" adalah meliputi semua yang telah
disebutkan diatas. Sebagaimana hadits Abdullah bin Amr bin Al Ash Radiyallahu
Anhu, RasulullahSallalah alaihi wasallam bersabda :


"Sungguh beruntunglah orang masuk kedalam islam, diberi rezki yang cukup, dan merasa cukup dengan apa
yang Allah berikan".(HR. Muslim no. 1746. Ahmad no.6284).
(Taisir Al Qur'an Al Adzim).




"Dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan".
Yaitu ganjaran pahala yang terbaik dari apa yang telah mereka kerjakan di
akhirat.Berdasarkan riwayat yang datang dari Abdullah bin Abbas Radiyallahu
anhuma. (Tafsir Adh'waul Bayan, Tafsir Ath Thobari, Tafsir Fathul Qodir, Tafsir Al
Qur'anul Adzim, Tafsir Al Qurthubi, & Taisir Al Karim Ar Rahman).

Penjelasan Ayat
Abul Fida' Ibnu Katsir Rahimahullah mengatakan, ini adalah janji dari Allah Ta'ala,
bagi siapapun yang beramal sholih (yaitu amalan yang sesuai dengan Al Qur'an dan
Sunnah Nabi-Nya), baik laki-laki maupun perempuan dari anak cucu adam, hatinya
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, amalan tersebut diperintahkan dan disyariatkan
dari sisi Allah, maka Allah akan memberikan kepadanya kehidupan yang baik di dunia
serta ganjaran/balasan yang terbaik dari apa yang telah mereka kerjakan di akhirat.
(Tafsir Al Qur'anul Adzim).

Abu Bakar Al Jaza'iri hafidzahullah mengatakan, bahwa yang mendapatkan janji ini
adalah ahli iman dan amal sholih, yaitu keimanan yang benar mengantarkan kepada
amalan sholih, bersih dari syirik dan maksiat. Merekalah yang akan memetik janji dari
Allah berupa kehidupan yang baik, kecukupan, makanan dan minuman yang lezat serta
bersih dari noda (kotoran). Ini di dunia, adapun di akhirat, mereka akan memperoleh
surga dan balasan yang terbaik dari setiap jenis amalan yang telah mereka
kerjakan. (Aisar At Tafasir)

Tips untuk bahagia di dunia dan di akhirat


Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan agar memperoleh kebahagiaan, baik di
kehidupan dunia ini, maupun di akhirat nanti insya Allah :
1. 1.Beriman dan beramal sholih

Allah Ta'ala berfirman :




"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka
Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."(QS An Nahl : 97).

1. 2.Mensyukuri nikmat dan merasa cukup atas karunia dari Allah

Seluruh nikmat, baik kecil sampai kepada yang besar, yang nampak maupun
yang tidak nampak datangnya dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Allah Ta'ala
berfirman :

"Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah (datangnya)". (QS. An Nahl :53).
Al Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah Rahimahullah mengatakan:" Hakikat dari syukur
nikmat adalah mengenali nikmat dan pemberi nikmat, mengakui dan tidak
mengingkarinya, tunduk, cinta dan ridho kepada sang pemberi nikmat atas nikmat-
nikmat tersebut, serta mempergunakan segala nikmat untuk taat dan pada apa-apa
yang dicintai dan diridhoi oleh pemberi nikmat" (Taesir al Aziz Al Hamid hal. 628).

Disamping itu, Allah telah berjanji untuk menambahkan nikmat-Nya bagi siapa yang
mensyukurinya, sekaligus azab yang pedih bagi yang mengkufurinya Allah Ta'ala
berfirman :



"Dan tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(QS.
Ibrahim :7)

Nabi Sallalahu Alaihi wa sallam bersabda :


"Sungguh beruntunglah orang masuk kedalam islam, diberi rezki yang cukup, dan merasa cukup dengan apa
yang Allah berikan".(HR. Muslim no. 1746. Ahmad no.6284).


"lihatlah kepada orang yang derajatnya lebih rendah dari kalian, dan jangan melihat kepada yang diatas kalian,
karena yang demikian itu lebih baik, dan agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang dikaruniakan kepada-
Mu (Muttafaq Alaih)

1. 3.Bersabar dalam melakukan ketaatan, meninggalkan maksiat, serta


menghadapi takdir Allah.

Allah Azza Wa Jalla berfirman :



"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas"(QS. Az
Zumar :10).

Al Allamah As Sa'di Rahimahullah mengatakan :"Ayat ini umum untuk seluruh jenis
sabar. Sabar terhadap takdir Allah yang menyakitkan, jangan marah. Sabar dari
bermaksiat kepada-Nya, jangan dilakukan. Sabar dalam menta'ati-Nya, sehingga
melaksanakan keta'atan kepada-Nya. Allah menjanjikan bagi orang-orang yang
bersabar dengan pahala yang tidak terhitung, yakni tanpa batas, tanpa hitungan dan
tanpa ukuran. Yang demikian itu disebabkan karena keutamaan serta kedudukan sabar
di sisi Allah, dan ini jelas pada setiap perkara".(Taisir Al Karim Ar Rahman).

1. 4.Memohon ampunan ketika melakukan dosa serta bertaubat.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :



"Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada
Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".(QS. An Nisaa':110).

Al Allamah As Sa'di Rahimahullah mengatakan : "yaitu barangsiapa yang berani


melakukan maksiat, tenggelam dalam dosa, lalu ia memohon ampun kepada Allah
dengan sungguh-sungguh, mengakui dan menyesal atas dosa tersebut, kemudian
meninggalkannya serta bertekad untuk tidak melakukannya, inilah yang dijanjikan oleh
yang tidak pernah mengingkari janji dengan pengampunan dan rahmat. ".(Taisir Al
Karim Ar Rahman).

Allah akan mengganti kejahatan orang-orang yang mau bertaubat, beriman serta
beramal sholih dengan kebaikan. Allah Jalla Jalaluhu berfirman :







"Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti
Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS Al Furqan :70)

Disamping itu, dengan istigfar (memohon ampun) kepada Allah, akan membuahkan
rezki di dunia. Allah Azza Wa Jalla berfirman :


*

.

"Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha
Pengampun niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-
anakmu, dan Mengadakan untukmu kebun-kebun dan Mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.

Wallahu A'lam bish showab

Janji Allah Kepada Orang Yang Beriman Dan Beramal

Posted on 26 November 2012

7 Votes
Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi,
orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja
diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah,
hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima
pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada
mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Al
Baqarah 62)

Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh,


mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.
(QS. Al Baqarah 82)

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal


saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat
tinggal, (QS. Al Kahfi 107)

Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang


beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam
surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai.
Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki. (QS.
Al Hajj 14)

(Dan mengutus) seorang Rasul yang membacakan


kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan (bermacam-
macam hukum) supaya Dia mengeluarkan orang-orang
yang beriman dan beramal saleh dari kegelapan kepada
cahaya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan
mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan
memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezki
yang baik kepadanya. (QS. Ath Thalaaq 11)

tetapi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi


mereka pahala yang tidak putus-putusnya. (QS. Al
Insyiqaaq 25)

Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang


bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di
jalan yang benar. (QS. Thaahaa 82)

(Ingatlah) hari (dimana) Allah mengumpulkan kamu pada


hari pengumpulan, itulah hari dinampakkan kesalahan-
kesalahan. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah
dan beramal saleh, niscaya Allah akan menutupi
kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam
jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka
kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar. (QS.
At Taghaabun 9)

Dan orang-orang mukmin dan beramal soleh serta


beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad
dan itulah yang haq dari Tuhan mereka, Allah
menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan
memperbaiki keadaan mereka. (QS. Muhammad 2)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal
saleh, mereka mendapat pahala yang tiada putus-
putusnya. (QS. Fushshilat 8)

agar Allah memberi pahala kepada orang-orang yang


beriman dan beramal saleh dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang
ingkar. (QS. Ar Ruum 45)

Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-


amal yang saleh, sesungguhnya akan Kami tempatkan
mereka pada tempat-tempat yang tinggi di dalam syurga,
yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di
dalamnya. Itulah sebaik-baik pembalasan bagi orang-
orang yang beramal, (QS. Al Ankabuut 58)

Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-


benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa
mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan
yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan. (QS. Al
Ankabuut 7)

Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu:


Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah
lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal
saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-
orang yang sabar. (QS. Al Qashash 80)
kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan
beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan mendapat
kemenangan sesudah menderita kezaliman. Dan orang-
orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat
mana mereka akan kembali. (QS. Asy Syuaraa 227)

Kekuasaan di hari itu ada pada Allah, Dia memberi


keputusan di antara mereka. Maka orang-orang yang
beriman dan beramal saleh adalah di dalam syurga yang
penuh kenikmatan. (QS. Al Hajj 56)

Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi


mereka ampunan dan rezki yang mulia. (QS. Al Hajj 50)

Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh,


tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-
orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik.
(QS. Al Kahfi 30)

Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman


dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan
dan pahala yang besar. (QS. Al Maaidah 9)

Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan


beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka
mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-
tempat yang tinggi (mulia), (QS. Thaahaa 75)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal
saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan
dalam (hati) mereka rasa kasih sayang. (QS. Maryam 96)

kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh,


maka mereka itu akan masuk syurga dan tidak dianiaya
(dirugikan) sedikitpun, (QS. Maryam 60)

Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi


mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik. (QS.
Ar Rad 29)

Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh,


maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan
akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari
perintah-perintah kami. (QS. Al Kahfi 88)

Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan


beramal saleh ke dalam syurga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya
dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan
mereka dalam syurga itu ialah salaam (QS. Ibrahim 23)

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada


Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah
memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni
bagimu dosa-dosamu. (QS. Al Ahzab 70-71)

Anda mungkin juga menyukai