Anda di halaman 1dari 4

Kios 1954.

Keadaan PendidikanJumlah penduduk laki-laki yang belum


tamat SD sebanyak 2.738 jiwa dan telah tamat SLTP/MTs sebanyak
4.755 jiwa dan telah tamat SLTP/MTs sebanyak 4.395 jiwa. Untuk
pendidikan yang lain belum tersedia data. B.Gambaran Umum
Puskesmas Bendosari 1.VisiVisi Puskesmas Bendosari adalah Kecamatan
Bendosari Sehat 2015.2.MisiMisi mencerminkan peran, fungsi dan
kewenangan Puskesmas Bendosari yang secara teknis bertanggungjawab
terhadap pencapaian tujuan dan sasaran. Adapun misi Puskesmas
Bendosari yaitu :a.Menggerakkan pembangunan yang berwawasan
kesehatan.b.Mendorong kemandirian untuk hidup sehat.c.Memelihara dan
meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau.d.Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga
dan masyarakat beserta lingkungannya.3.Motto Bersama masyarakat
menuju Kecamatan Bendosari Sehat 2015.4.StrategiStrategi pelaksanaan
pembangunan kesehatan dengan memperhatikan faktor-faktor kunci
keberhasilan sebagai berikut:1.Komitmen semua pihak terkait yang
meliputi kesamaan pemahaman tenmtang pentingmya keshatan sesuai
dengan prinsip paradigma sehat.2.Meningkatnya citra positif pelayanan
kesehatan diberbagai lapisan masyarakat.3.Kelangsungan dan keselarasan
pembangunan antara lintas program dan lintas sektoral.4.Ketersediaan
pemerataan dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia yang
berkualitas dan sesuai kebutuhan.5.Kecukupan proporsi aplikasi
pembiayaan kesehatan dan tersedianya pembiayaan kesehatan bagi
kelompok rentan/miskin serta pelayanan yang bersifat public good
termasuk pembiayaan kejadian luar biasa dan penanggulangan
bencana.C.Pemberantasan Penyakit Tuberkulosis (P2TB)Penyakit Tuberkulosis
merupakan salah satu penyakit menular yang masih sulit
ditanggulangi karena sangat erat berkaitan dengan perilaku masyarakat
dan kondisi lingkungan sosial ekonomi, tujuan jangka panjang
program pencegahan dan pemberantasan TB (P2TB) adalah menurunkan
angka kesakitan dan angka kematian penyakit TB dengan cara
memutuskan rantai penularan sehingga penyakit TB tidak lagi
merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia, sedangkan tujuan
jangka pendeknya adalah meningkatnya angka kesembuhan minimal 85%
dari cakupan penemuan penderita sehingga dapat mencapai 70% dari
perkiraan semua penderita paru BTA positif.Tahun 2010 terdapat
255 kasus suspek TB dengan 9 kasus BTA positif, 18 kasus BTA
negatif, telah diobati 27 kasus, 1 penderita dinyatakan sembuh dan
1 penderita dinyatakan meninggal. Data tersebut dapat digambarkan
dalam grafik :Gambar 1. Diagram data penderita TB di
Puskesmas Bendosari tahun 2010Angka penemuan penderita/Case
Detection Rate (CDR) untuk tahun 2010 di Puskesmas

Bendosari sebesar :Dari perhitungan diatas, didapatkan CDR di


Puskesmas Bendosari pada tahun 2010 adalah 12,85 %. Angka
tersebut masih jauh dari target yang diharapkan yaitu 70%. Faktor
penyebab rendahnya CDR : c.1.Man a.i.1.a.Beban kerja petugas yang
masih tinggi, a.i.1.b.kurangnya koordinasi dengan pelayanan kesehatan
swasta/kerjasama lintas program,a.i.1.c.kurangnya pengetahuan tentang TB
dari semua petugas Puskesmas, a.i.1.d.kurang edukasi pada masyarakat
tentang pengobatan TB. 2. Money

dana sebenarnya udah mencukupiKemitraan dan dukungan Pemerintah


Daerah (Kota dan Kabupaten) kurang dalam pembiayaan program
pengendalian TB.3. Material Kesulitan suspek kasus mengeluarkan
dahak, meskipun telah diberikan mukolitik-ekspektoran (terutama pasien
suspek TB yang telah diobati sebelumnya dengan obat anti-
tuberkulosis/ OAT yang tidak standar) dan kualitas dahak yang
diperiksa kurang baik. 4. Methods a. Program TB hanya
mengandalkan Passive Case Finding (PCF) untuk menjaring
kasus TB.b. Penerapan estimasi prevalensi kasus BTA positif TB
yang seragam di seluruh Indonesia, yaitu 107 kasus/100,000 penduduk,
untuk semua kota, kabupaten dan kecamatan.Untuk mengatasi masalah
tersebut disarankan agar diterapkan penyesuaian (adjustment) estimasi
prevalensi kasus TB yang digunakan sebagai target CDR di tingkat
kota, kabupaten, maupun kecamatan. Sebagai contoh, banyak analisis
menunjukkan, tingkat pendapatan penduduk, kepadatan penduduk, kondisi
lingkungan pemukiman, dan infeksi HIV/AIDS di suatu wilayah
merupakan faktor risiko TB. Karena itu estimasi kasus TB dapat
disesuaikan menurut variabel-variabel tersebut. Dengan angka korelasi
(penyesuaian) tersebut maka provinsi/ kota/ kabupaten/ kecamatan yang
penduduknya memiliki tingkat pendapatan lebih tinggi, kepadatan
penduduk lebih rendah, lingkungan pemukiman lebih bersih, dan
insidensi infeksi HIV/ AIDS, memiliki estimasi prevalensi kasus TB
yang lebih rendah daripada provinsi/ kota/ kabupaten/ kecamatan yang
penduduknya memiliki tingkat pendapatan lebih rendah, kepadatan
penduduk lebih tinggi, lingkungan pemukiman lebih buruk, dan
insidensi infeksi HIV/ AIDS lebih tinggi. Dengan metode itu dapat
dihindari overestimasi dan underestimasi tentang prevalensi kasus TB
di suatu populasi.Selain itu, untuk mengatasi rendahnya tingkat CDR
Tuberkulosis khususnya di Puskesmas Bendosari, maka dapat dilakukan
beberapa langkah diantaranya : (1) meningkatkan keaktifan bagi
petugas dalam mencari penderita, (2) meningkatkan koordinasi dengan
pelayanan kesehatan swasta, (3) melakukan bimbingan teknis medis
secara rutin tentang TB kepada semua petugas pelayanan, (4)
memberikan penyuluhan kepada penderita dan keluarganya tentang
resiko penyakit TB, (5) upaya menggerakkan partisipasi masyarakat
untuk meningkatkan penjaringan kasus TB.

BAB IVKESIMPULAN DAN


SARANA . K e s i m p u l a n 1. Angka penemuan kasus/Case
Detection Rate (CDR) di Puskesmas Bendosari p a da tahun 2010
adalah 12,85% dan angka tersebut jauh lebih rendah dari target
yang diharapkan yaitu 70%. c.2.Faktor penyebab rendahnya CDR : (1)
beban kerja petugas masih tinggi, (2) kurangnya koordinasi dengan
pelayanan kesehatan swasta/kerjasama lintas program, (3) kurangnya
pengetahuan tentang TB dari semua petugas Puskesmas, (4) kurang
edukasi pada masyarakat tentang pengobatan TB.B.Saran1.Memberikan
tambahan pengetahuan secara berkala kepada petugas Puskesmas tentang
program TB dan penyuluhan kepada masyarakat tentang Tuberkulosis.
2.Menambah petugas yang menangani permasalahan Tuberkulosis di
Puskesmas Bendosari.3.Kerjasama yang kokoh antar lintas program
antara Puskesmas, Rumah Sakit, dokter Spesialis Paru serta warga
masyarakat untuk mewujudkan tercapainya keberhasilan peningkatan
angka penemuan kasus Tuberkulosis.

Anda mungkin juga menyukai