Chapter III-V - 2
Chapter III-V - 2
METODE PENELITIAN
dilakukan untuk tujuan membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan
menggunakan kuesioner dan menggunakan data rekam medik periode Januari -Juni
3.2.1 Populasi
3.2.2 Sampel
Kriteria inklusi:
a. Semua tenaga kesehatan (dokter, perawat, petugas laboratorium dan petugas TB)
Medan periode Januari - Juni 2012 yang lengkap. Misalnya: ditemukan suspek
a. Semua tenaga kesehatan (dokter, perawat, petugas laboratorium dan petugas TB)
b. Data yang tidak lengkap atau tidak memuat informasi dasar yang dibutuhkan
dalam penelitian. Misalnya: tidak ditemukan suspek BTA (+) pada data rekam
medik pasien.
TB paru 2253 orang BTA (+) dari 4 Kecamatan yang lain pada Tahun 2009 dan di
Rumah Sakit Pemerintah baru RSUP H. Adam Malik Medan yang memberikan
Sumber data dalam penelitian ini yaitu data kuesioner yang diambil dari
petugas kesehatan (dokter dan perawat/petugas TB), petugas laboratorium, PMO dan
Data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu tanggapan yang dipilih
yang dibagikan terkait variabel penilaian. Setiap jawaban dari kuesioner penelitian
bebas.
Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif.
Bentuk dan kuantitas akan disajikan dalam bentuk tabel sedangkan data kualitatif
TB paru di Puskesmas atau Rumah sakit yang meliputi dokter, petugas TB paru,
strategi DOTS.
c. Paduan obat adalah obat-obat yang tersedia di Puskesmas dan Rumah Sakit
strategi DOTS.
strategi DOTS.
menelan obat dan memeriksakan diri serta mentaati segala nasehat dari petugas
f. Dukungan petugas menelan obat (PMO) adalah masyarakat yang dengan sukarela
sembuh.
h. Pengobatan TB paru dengan strategi DOTS adalah suatu strategi yang terdiri dari
dengan paduan obat anti tuberkulosis (OAT) jangka pendek dengan pengawasan
pendek dengan mutu terjamin, pencatatan dan pelaporan secara baku untuk
dan pemeriksaan negatif (pada akhir pengobatan dan/atau sebulan sebelum akhir
pengobatan).
mandiri (PPM).
dukungan PMO dan kebijakan program diukur dari beberapa pertanyaan untuk
strategi DOTS.
ii. Pemeriksaan dahak dilakukan oleh analis dan peralatan periksa tersedia lengkap
i. Tersedia laboratorium yang mempunyai fasilitas air dan pembuangan air limbah.
iii.Pemberian OAT dalam jumlah yang cukup dan dosis yang tepat.
ii. RSUP H. Adam Malik Medan dan Puskesmas Helvetia mampu menurunkan
gambaran atau pengertian tentang aspek yang mana dari variabel penelitian tersebut
paru dengan strategi DOTS. Lembaran kerja frekuensi dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Analisis data
Penarikan kesimpulan
Medan.
4.1 Gambaran Umum Puskesmas Helvetia dan RSUP H. Adam Malik Medan
melayani 7 Kelurahan dengan luas wilayah 11,55 Km. Wilayah kerja Puskesmas
Helvetia:
RSUP H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit kelas A, yang terletak
di Jalan Bunga Lao No. 17 Padang Bulan Medan. Rumah sakit ini merupakan rumah
sakit pusat rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera
Berdasarkan dari data rekam medik selama tahun 2012 periode Januari -
Juni tercatat bahwa penemuan suspek TB paru untuk pasien yang berdomisili di kota
Medan sebanyak 70 pasien. Dan yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 45 pasien.
umur di RSUP H. Adam Malik Medan dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Distribusi penderita TB paru menurut umur di RSUP H. Adam Malik
Medan
No Umur (Tahun) Frekuensi Persentase
1 18-29 14 31,11
2 30-41 12 26,67
3 42-53 12 26,67
4 54-65 5 11,11
5 66-78 1 2,22
6 79-90 1 2,22
Jumlah 45 100,00
Berdasarkan Tabel 4.1 bahwa kelompok umur terbanyak adalah 18-29 tahun
(31,11%) sebanyak 14 pasien dan dari kelompok umur kedua terbanyak adalah 30 -
kelamin di RSUP H. Adam Malik Medan dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Distribusi penderita TB paru menurut jenis kelamin di RSUP H. Adam
Malik Medan
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1 Laki-Laki 26 57,78
2 Perempuan 19 42,22
Jumlah 45 100,00
Berdasarkan Tabel 4.2 bahwa dari jenis kelamin yang terbanyak adalah laki-
pendidikan terakhir di RSUP H. Adam Malik Medan dapat dilihat pada Tabel 4.3.
yang berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan yaitu SMA 25 pasien (55,56%), SMP
pekerjaan di RSUP H. Adam Malik Medan dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Distribusi penderita TB paru menurut pekerjaan di RSUP H. Adam Malik
Medan
No Pekerjaan Frekuensi Persentase
1 IRT 16 35,56
2 Buruh 1 2,22
3 Petani 1 2,22
4 Tidak kerja 5 11,11
5 Wiraswasta 22 48,89
Jumlah 45 100,00
Berdasarkan data rekam medik selama periode Januari - Juni 2012 tercatat
bahwa penemuan suspek TB paru untuk pasien yang berdomisili di kota Medan
Tabel 4.6 Distribusi penderita TB paru menurut jenis kelamin di Puskesmas Helvetia
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1 Laki-laki 31 73,81
2 Perempuan 11 26,19
Jumlah 42 100,00
Berdasarkan Tabel 4.6 bahwa dari jenis kelamin yang terbanyak adalah laki-
yang berobat ke Puskesmas Helvetia yaitu SMA 21 pasien (50,00%), SMP 15 pasien
Pada penelitian ini yang menjadi responden adalah yang berhubungan dengan
dan petugas laboratorium) yang bekerja di Puskesmas Helvetia dan RSUP H. Adam
Malik Medan.
Sampai saat ini strategi DOTS merupakan kegiatan yan paling efektif untuk
Jika seluruh komponen DOTS ini dapat terlaksana secara baik, diharapkan
program.
Helvetia dan RSUP H. Adam Malik Medan dari distribusi jawaban Dokter dapat
responden menyatakan:
ii. Sudah pernah mengikuti pelatihan program TB paru dengan strategi DOTS
mencapai 80,00%.
mencapai 100%.
b. Puskesmas Helvetia
ii. Sudah pernah mengikuti pelatihan program TB paru dengan strategi DOTS
mencapai 100%.
mencapai 100%.
Helvetia dan RSUP H. Adam Malik Medan dari distribusi jawaban perawat/petugas
ii. Lama bertugas sebagai petugas program TB paru dengan strategi DOTS 1 3
iii. Dasar petugas memberikan obat anti tuberkulosis (OAT) pada penderita
iv. Selama pengobatan ada penderita yang Drop Out berobat mencapai 100,00%.
v. Usaha yang petugas lakukan jika ada penderita yang Drop Out berobat yaitu
ii. Lama bertugas sebagai petugas program TB paru dengan strategi DOTS 1 3
iii. Dasar petugas memberikan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) pada penderita
iv. Selama pengobatan ada penderita yang Drop Out berobat mencapai 100,00%.
v. Usaha yang petugas lakukan jika ada penderita yang Drop Out berobat yaitu
Helvetia dan RSUP H. Adam Malik Medan dari distribusi jawaban petugas
iii. Slide rata-rata yang diperiksa setiap hari > 15 slide mencapai 100,00%.
pemeriksaan uji silang Cross Check dalam 1 tahun sebanyak 2 kali mencapai
100,00%.
b. Puskesmas Helvetia
iii. Slide rata-rata yang diperiksa setiap hari 15 slide mencapai 100,00%.
pemeriksaan uji silang Cross Check dalam 1 tahun sebanyak 2 kali mencapai
100,00%.
penentuan atau memastikan seseorang telah positif menderita TB paru, untuk itu
prosedur (SOP) dengan kriteria angka kesalahan pembacaan sediaan (error rate)
petugas kesehatan penegak diagnosis TB paru 3 orang dokter, 3 orang perawat dan 2
orang petugas laboratorium (Analis). Tingkat kesalahan ini masih di bawah toleransi
H. Adam Malik Medan mencapai 100% dan Puskesmas Helvetia mencapai 100%.
Helvetia dan RSUP H. Adam Malik Medan dari distribusi jawaban mengenai fungsi
responden menyatakan:
5
i. Mikroskop binokuler yang tersedia untuk pemeriksaan sputum/dahak
mencapai 100,00%.
ii. Semua alat mikroskopis lengkap dan sudah memenuhi standar mencapai
100,00%.
iii. Lama penggunaan mikroskop binokuler yang saudara pakai untuk pemeriksaan
iv. Objek glass yang tersedia untuk pemeriksaan sputum masih dalam keadaan
60
v. Standar jumlah kertas lensa yang dibutuhkan untuk pemeriksaan
vi. Standar jumlah alkohol yang dibutuhkan untuk pemeriksaan 100 200 ml/hari
mencapai 100,00%.
vii. Standar jumlah reagen Ziehl Nelsen yang dibutuhkan untuk pemeriksaan 600
b. Puskesmas Helvetia
ii. Semua alat mikroskopis lengkap dan sudah memenuhi standar 100,00%.
iv. Objek glass yang tersedia untuk pemeriksaan sputum masih dalam keadaan
60
v. Standar jumlah kertas lensa yang dibutuhkan untuk pemeriksaan
vi. Standar jumlah alkohol yang dibutuhkan untuk pemeriksaan 50 100 ml/hari
mencapai 100,00%.
vii. Standar jumlah reagen Ziehl Nelsen yang dibutuhkan untuk pemeriksaan 300
Helvetia dan RSUP H. Adam Malik Medan dari distribusi jawaban mengenai
responden menyatakan:
ii. Laboraturium yang ada mempunyai fasilitas air yang mengalir mencapai
100,00%.
100,00%.
b. Puskesmas Helvetia
ii. Laboraturium yang ada mempunyai fasilitas air yang mengalir mencapai
100,00%.
100,00%.
RSUP H. Adam Malik Medan dengan demikian data hasil pemeriksaan cukup
akurat, artinya tersangka TB paru (suspek) yang diperiksa dahaknya benar dalam
merupakan hasil dari penegak diagnosis yang baik. Hasil ini sesuai dengan pendapat
sebagai alat diagnosis pasti. Bahan yang dapat digunakan adalah dahak, bilasan
memastikan seseorang dikatakan positif TB Paru, maka petugas serta didukung oleh
Puskesmas Helvetia dan RSUP H. Adam Malik Medan dari distribusi jawaban
i. Hal yang membuat saudara sehingga mau menjadi pengawas menelan obat
16,67%.
ii. Jika rumah PMO jauh dari rumah pasien cara mengawasi pasien menelan obat
iv. PMO yang sudah pernah mengikuti pelatihan tentang tugas-tugas pengawas
b. Puskesmas Helvetia
i. Hal yang membuat saudara sehingga mau menjadi pengawas menelan obat
ii. Jika rumah PMO jauh dari rumah pasien cara mengawasi pasien menelan obat
iii. Sebagai petugas pengawas menelan obat perlu diberikan pelatihan tentang TB
iv. PMO yang sudah pernah mengikuti pelatihan tentang tugas-tugas pengawas
100,00%.
sebagai pengawas menelan obat (PMO) bagi penderita TB paru di RSUP H. Adam
penyediaan OAT serta kegiatan penunjang lainnya, artinya tidak ada alokasi khusus
secara rutin setiap triwulan untuk mengetahui kendala yang dihadapi PMO dan
pengobatan penderita TB Paru, untuk itu yang menjadi pengawas menelan obat
sebaiknya petugas kesehatan sehingga dapat memantau secara baik apakah penderita
Puskesmas Helvetia dan RSUP H. Adam Malik Medan dari distribusi jawaban
responden menyatakan:
mencapai 100,00%.
ii. Obat-obatan TB yang tersedia lengkap jenisnya atau paduan obatnya untuk
iii. Pemberian obat TB paru sudah sesuai dengan kategori penderita mencapai
100,00%.
iv. Pemberian obat pada penderita TB paru diberikan dengan paduan obat yang
v. Pemberian obat pada penderita TB paru diberikan dalam jumlah yang cukup
mencapai 100,00%.
vi. Pemberian obat pada penderita TB paru diberikan dengan dosis yang tepat
mencapai 100,00%.
vii. Dalam masa pengobatan terdapat penderita yang mengalami efek samping
mencapai 100,00%.
b. Puskesmas Helvetia
mencapai 100,00%.
ii. Obat-obatan TB yang tersedia lengkap jenisnya atau paduan obatnya untuk
100,00%.
iv. Pemberian obat pada penderita TB paru diberikan dengan paduan obat yang
v. Pemberian obat pada penderita TB paru diberikan dalam jumlah yang cukup
mencapai 100,00%.
vi. Pemberian obat pada penderita TB paru diberikan dengan dosis yang tepat
mencapai 100,00%.
vii. Dalam masa pengobatan terdapat penderita yang mengalami efek samping
mencapai 100,00%.
Obat Anti tuberkulosis (OAT) yang meliputi Isoniazid (H) Rifampisin (R)
Pirazinamid (Z) dan Ethambutol (E) tersedia untuk seluruh pasien (100%) yang
berobat di RSUP H. Adam Malik Medan dan Puskesmas Helvetia. Pengobatan yang
dilakukan adalah obat kombinasi, dengan tahap pengobatan yang dilakukan meliputi
tahap intensif dan lanjutan, disamping itu kepada penderita diberikan obat sisipan.
OAT secara farmakologi dinyatakan mempunyai efek samping, dari 45 orang pasien
Helvetia seluruhnya (100%) mengalami efek samping setelah meminum obat, efek
misalnya, pernah dilaporkan, adanya kombinasi obat rifampisin, INH, serta obat lain
lagi yang tidak tercampur baik sehingga malah menyebabkan keadaan resisten yang
penderita tidak minum obat secara teratur sampai tuntas. Kasus MDR biasanya
diberikan obat sekunder yang mahal harganya walaupun kadang masih kurang
ampuh. Dalam hal ini diperlukan penanganan sangat khusus dan membutuhkann
waktu pengobatan rutin yang jauh lebih lama (bisa dua tahun atau lebih).
penderita TB Paru dengan strategi DOTS, di samping itu perlu penjelasan kepada
pasien tentang efek samping setiap obat yang dikonsumsi, sehingga tidak timbul
Puskesmas Helvetia dan RSUP H. Adam Malik Medan dari distribusi jawaban
responden menyatakan:
100,00%.
iii. Target yang ditetapkan untuk konversi BTA (+) menjadi BTA () dari
85%
iv. Target yang ditetapkan untuk kesembuhan penderita yang diobati
mencapai 100,00%.
v. Target yang ditetapkan untuk error rate yang harus dicapai < 5% mencapai
100,00%.
vi. Obat yang tersedia diberikan secara cuma-cuma dan dijamin ketersediaannya
mencapai 100,00%.
b. Puskesmas Helvetia
ii. Target yang ditetapkan dalam penemuan penderita TB paru 50% mencapai
100,00%.
iv. Target yang ditetapkan untuk kesembuhan penderita yang diobati 85%
mencapai 100,00%.
v. Target yang ditetapkan untuk error rate yang harus dicapai < 5% mencapai
100,00%.
vi. Obat yang tersedia diberikan secara cuma-cuma dan dijamin ketersediaannya
mencapai 100,00%.
dengan strategi DOTS seluruh responden menyatakan dalam kategori tinggi (100%),
pengobatan TB paru harus mendapatkan dukungan yang penuh dari pemerintah dan
TB akan menjadi salah satu prioritas utama dalam program kesehatan, sehingga akan
tersedia dana yang sangat diperlukan dalam pelaksana kegiatan strategi DOTS.
dengan strategi DOTS adalah faktor negatif yang mempunyai persentase tertinggi.
DOTS dalam program pengobatan penderita TB paru sudah terlaksana dengan baik,
aspek orang yang menjadi pengawas menelan obat, yaitu seluruh pengawas menelan
obat di RSUP H. Adam Malik Medan adalah anggota keluarga dan di Puskesmas
Helvetia 85% dari petugas kesehatan, sedangkan yang diharapkan adalah petugas
kesehatan dengan harapan petugas kesehatan tersebut mampu dan memahami baik
target (85%) untuk RSUP H. Adam Malik Medan. Seperti pada lembaran kerja akhir
Adam Malik Medan dan Puskesmas Helvetia dapat dilihat pada Tabel 4.17.
RSUP H.
Belum Mencapai
Adam Malik
Pengawas Menelan Adalah Target
Medan
Obat penyebab
Puskesmas Sudah Mencapai
Helvetia target
dikutip oleh Anwar (1998) menyatakan bahwa dalam membahas hasil suatu
penelitian adalah dengan melihat persentase terbesar (dominan) dari seluruh kategori
yang diteliti (Include Term), untuk dinyatakan sesuai dengan hubungan (Semantic
PMO di RSUP H. Adam Malik Medan (83,33%) responden menyatakan dari pihak
keluarga dan (16,67%) dari pihak petugas kesehatan dan di Puskesmas Helvetia
responden menyatakan (-) karena tidak menjadi bahan pertimbangan sebab seluruh
keluarga pasien harus menjadi PMO dan (83,33%) dari pihak petugas kesehatan.
Komponen pengawas menelan obat yang dilihat dari aspek orang yang menjadi PMO
paru yang menjalani pengobatan, yang menjadi PMO-nya sesuai petunjuk teknis
adalah tenaga kesehatan. Namun dilihat dari pengetahuan tentang tugas sebagai
satu kesatuan yang harus dilaksanakan secara terpadu dan berkelanjutan, sehingga
5.1 Kesimpulan
komponen diketahui bahwa untuk petugas kesehatan (dokter, perawat dan petugas
laboratorium) di kedua tempat tersebut masih ada tenaga kesehatan yang belum
H. Adam Malik Medan dilihat dari peralatan dan prasarana yang digunakan untuk
H. Adam Malik Medan dan Puskesmas Helvetia dilihat dari pengawas menelan
obatnya untuk RSUP H. Adam Malik terlaksana 83,33% dari pihak keluarga dan
16,67% dari tenaga kesehatan karena jarak rumah pasien ke Rumah Sakit yang
adalah tenaga kesehatan sebanyak 83,33%, 16,67% kader dan 100% dari pihak
keluarga pasien karena jarak rumah pasien yang dekat dengan lokasi Puskesmas
Adam Malik Medan sebanyak 66,67% dan Puskesmas Helvetia sebanyak 83,33%.
H. Adam Malik Medan dan Puskesmas Helvetia dilihat dari Paduan obat yang
digunakan untuk melaksanakan Strategi DOTS sudah 100% pada kedua tempat
tersebut.
H. Adam Malik Medan dan Puskesmas Helvetia dilihat dari Kebijakan Program
untuk melaksanakan Strategi DOTS sudah 100% di kedua tempat tersebut. Dan
mampu menurunkan angka error rate mencapai < 5% di kedua tempat tersebut.
h. Berdasarkan data rekam medik dan hasil pengambilan data kuesioner diketahui
yang dilakukan oleh Puskesmas Helvetia dan RSUP H. Adam Malik Medan.
c. RSUP H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit pusat rujukan untuk
Provinsi Sumatera Barat, dan Provinsi Riau. Dengan jumlah pasien yang
banyak.