BBLR Dan Gemelli Part 2
BBLR Dan Gemelli Part 2
Disusun Oleh:
Pembimbing:
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya
berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tutorial Kasus dengan judul Gemeli Dan bayi Berat Lahir rendah. Dalam
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan
yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu
penulis dalam pelaksanaan hingga terselesaikannya laporan kasus ini, diantaranya:
2. Bapak dr. H. Emil Bachtiar Moerad, Sp.P, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman.
3. dr. Sukartini, Sp. A selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman selaku Ketua Lab/SMF Ilmu
Kesehatan Anak FK Unmul.
4. dr. Hendra, Sp.A selaku dosen Pembimbing Tutorial Klinik yang dengan sabar
memberikan arahan, motivasi, saran dan solusi yang sangat berharga dalam
penyusunan laporan kasus ini dan juga yang selalu bersedia meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan, saran, dan solusi selama penulis menjalani
co.assisten di lab/SMF Ilmu Kesehatan Anak.
Akhir kata penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
para pembaca untuk perbaikan kepenulisan di masa mendatang. Terakhir, semoga
2
Tutorial Kasus yang sederhana ini dapat membawa berkah dan memberikan
manfaat bagi seluruh pihak serta turut berperan demi kemajuan ilmu pengetahuan.
Penulis
3
Tutorial Kasus
Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian stase Ilmu Kesehatan Anak
RUTH DJALUNG (1410029051)
Menyetujui,
4
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ........................................................................................ 2
DAFTAR ISI ..................................................................................................... 5
1. PENDAHULUAN ......................................................................................... 6
2. KASUS ........................................................................................................... 8
3. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 17
3.1 Gemeli
3.1.1 Definisi ............................................................................................... 17
3.1.2 Epidemiologi ...................................................................................... 17
3.1.3 Faktor Resiko ...................................................................................... 18
3.1.4 Patofisiologi ........................................................................................ 19
3.1.5 Diagnosis ............................................................................................ 21
3.1.6 Penatalaksanaan .................................................................................. 23
3.1.7 Prognosis .......................................................................................... . 24
3.2 Bayi Berat Lahir Rendah .................................. .............................. 24
4. PEMBAHASAN............................................................................................ 29
5. PENUTUP ............................................................................................ ........ 34
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 35
5
BAB 1
PENDAHULUAN
6
1.2 Tujuan
Untuk mempelajari dan memahami lebih dalam tentang kehamilan Gemeli
dan berat bayi lahir rendah .
7
BAB 2
KASUS
Identitas pasien
- Nama Ayah : L
- Umur : 36 tahun
- Alamat : Jalan Pesut Tenggarong
- Pekerjaan : Swasta
- Ayah perkawinan ke : 1
- Riwayat kesehatan : Tidak ada penyakit
8
Anamnesa
9
Anemia (+)
10
III. Keadaan Bayi Waktu Lahir
APGAR SCORE 1 menit 5 menit
Denyut Jantung 2 2
Usaha Bernapas 1 2
Warna Kulit 1 1
Reaksi Penghisapan - -
Tonus Otot
- 2
11
Wajah : simetris
Mata : Sklera ikterik (-/-)
Konjungtiva anemis (-/-), perdarahan (-)
Kornea jernih
Pupil bulat
Sekret mata (-)
Telinga : daun telinga lengkap, letak sejajar dengan epikantus.
Lengkungan jelas
letak telinga : simetris
Lanugo (+) dibelakang telinga
Hidung : lubang hidung : paten
Septum hidung terletak ditengah
Sekret (-)
Pernapasan cuping hidung (-)
Mulut : sianosis bibir (-)
Bibir simetris dan menyambung
Lidah pendek
Gigi belum tumbuh
Palatum utuh dan menyambung
Leher : pergerakan baik, tanda trauma (-)
Edema (-)
Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Clavicula utuh, tanda fraktur (-)
Thorax : bentuk asimetrik
Puting susu normal
Payudara normal
Pergerakan paru : hemithoraks asimetrik
Pernapasan :
Frekuensi : 62 kali/menit
Retraksi :+
Perkusi : redup (-)
Auskultasi : wheezing (+/-), rhonki (+/-)
12
Jantung : ukuran : normal
Frekuensi : 158 kali/menit
S1S2 tunggal reguler
Bising jantung (-)
Abdomen : bulat
Tali pusat (a/v lengkap), sedikit berbau
Bising usus (+) normal
Organomegali (-)
Kulit : ruam (-)
Lanugo (+) dipunggung
Edema (-)
Jaringan subkutan : tipis
Pembesaran Kelenjar : leher : (-)
Submandibula : (-)
Ketiak : (-)
Inguinal : (-)
Genitalia : Testis : desensus 2 buah
Penis , ukuran : 1x3cm
Lubang uretra terletak di tengah, hipospadia (-), epispadia
(-) sekret (-)
Anus : (+)
Mekonium (-)
Extremitas atas : lengkap, sama panjang
Pergerakan kurang aktif
Jari lengkap
Telapak tangan dapat terbuka, garis tangan normal
Extremitas bawah : lengkap, sama panjang
Pergerakan kurang aktif
Jari lengkap
Garis telapak kaki normal
Vertebra : simetris, pembengkakan (-)
13
Refleks Neurologi
1. Refleks berkedip :+
2. Refleks hisap :-
3. Refleks palmar : (+/+)
4. Refleks rooting :+
5. Babinski : (+/+)
6. Kesadaran : GCS E2V3M2
7. Refleks plantar : (+/+)
8. Uji ortolani : (-/-)
Ballard Score
- Maturitas Fisik
1. Kulit : daerah pucat & pecah-pecah, vena jarang
(3)
2. Lanugo : banyak sekali (1)
3. Garis telapak kaki : garis-garis merah tipis (1)
4. Payudara : areola berbintil benjolan 1-2 mm (2)
5. Mata/telinga : pinna sedikit melengkung,lunak, recoil
lambat (+) (1)
6. Genitalia : testis menuju ke bawah, ruggae sedikit (2)
- Maturitas Neuromuskuler
1. Postur : fleksi minimal sendi lutut (2)
2. Square Window : 45 derajat (2)
3. Recoil arm : < 90 derajat (4)
4. Popliteal : 140 derajat (1)
5. Scarf Sign : melewati garis tengah tubuh (1)
6. Heel to ear : membentuk sudut 235 derajat, tidak sampai
menyentuh telinga (0)
Skor Total : 20
Usia kehamilan : 30-31 minggu
14
Pemeriksaan Saat Kedatangan
I. Airway : gurgling (-)
II. Breathing : sianosis (+)
Saturasi : 93%
III. Circulation : frekuensi : 158 kali/menit
Irama : irreguler
Kuat angkat : (+)
Edema : (-)
Akral : dingin
IV. Disability : GCS E2V3M2
GDS : 72 mg/dl
3.4 DIAGNOSIS
Diagnosa Kerja : Gemeli dan BBLR
3.5 PENATALAKSANAAN
RUANG BAYI
- Pemasangan O2 nasal kanul
- IVFD D10 80cc/kgBB/hr
- Ampicilin inj. 2 x 25 mg
- Gentamicin 1 x 5 mg
- Aminophiline 2 x 2 mg
15
Ruang Perinatologi
- Melanjutkan intervensi
3.6 PROGNOSIS
Dubia et malam
Meninggal : 29 Juni 2015 pukul 22.00
FOLLOW UP
Tanggal Subjektif & Objektif Assesment & Planning
Hari ke- 1 S: Demam (-), batuk dan pilek (-), BAB (+), BAK (+) A: - Gemeli dan BBLR
29-06-2015 O: GCS E2V3M2 P:- Pemasangan O2 nasal kanul
Ruang Bayi Sakura T:36,9C Nadi 158x/i kuat angkat RR 62 x/i, Ane (-/-), -IVFD D10 80cc/kgBB/hr
ikt (-/-), sianosis (+), nafas cuping hidung (-) Rh (+/-),
-Ampicilin inj. 2 x 25 mg
Wh (+/-), retraksi (+), BU(+)N, NT(-), hepatomegali (-),
splenomegali (-), akral hangat (-) -Gentamicin 1 x 5 mg
-Aminophiline 2 x 2 mg
BAB 3
16
TINJAUAN PUSTAKA
GEMELI
3.1 DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
17
Angka kejadian kehamilan multipel menurut hukum Hellin dinyatakan
dalam perbandingan antara kehamilan ganda dan tunggal adalah 1:89, untuk
triplet 1: (89)2, untuk kuadriplet 1:(89)2 dan seterusnya.
3.2.2 Herediter
18
3.2.4 Nutrisi
3.3 PATOFOSIOLOGI
3.3.1 Patofisiologi fetus Multipel
19
merupakan suatu kejadian yang teratogenik sehingga insidensi terjadinya
malformasi meningkat.
20
Kembar monozigotik selalu mempunyai jenis kelamin yang
sama, tetapi perkembangannya lebih lanjut dapat berbeda
tergantung dari waktu preimplantasinya Biasanya, kembar
monozigotik mempunyai karakteristik fisik (kulit, warna mata dan
rambut, bentuk tubuh) serta genetik (golongan darah, grup, serum,
haptoglobin, kecocokan pada skin graft) yang sama dan terkadang
mereka merupakan gambaran cermin dengan yang lain ( dominasi
tangan kanan dan kiri, dll) . Meskipun demikian sidik jari pada
anak kembar monozigotik tidak sama. Triplet monozigot
merupakan hasil dari pembelahan berulangg dari satu ovum yang
disebut juga supertwinning.
Kembar dizigotik merupakan produk dari dua ovum dan dua sperma.
Kedua ovum dilepaskan dari folikel yang berbeda, atau dari satu folikel
tetapisangat jarang, pada waktu yang hampirbersamaan. Kembar dizigotik atau
fraternal dapat mempunyai jenis kelamin dan golongan darah yang sam
ataupunberbeda. Kemiripan diantara kembar dizigotik menyerupai kemiripan pada
saudara kandung.
3.4 DIAGNOSIS
3.4.1 Anamnesis dan manifestasi klinis
Riwayat kehamilan multipel dalam keluarga, usia ibu yang tua, paritas
tinggi, ukuran tubuh ibu yang besar dan riwayat kehamilan multipel pribadi
merupakan petunjuk yang mengarahkan diagnosis kehamilan multipel. Riwayat
penggunaan clamphine citrate, gonadotropin dan kehamilan dengan ART semakin
memperkuat kehamilan.
21
3.4.2 Pemeriksaan Fisik
Pada palpasi uterus teraba 2 kepala janin yang biasanya terdapat pada
kuadran uterus yang berbeda. Diagnosis pada palpasi ini sulit ditegakkan sebelum
trimester 3 bahkan jika posisi janin bertumpuk, ibu obesitas dan adanya
hidramnion palpasi abdominal sulit untuk mengidentifikasi kehamilan multipel
meskipun pada usia kehamilan tua.
Pada trimester pertama, denyut jantung janin dapat dideteksi dengan USG
doppler. Pemeriksaan teliti dengan aural fetal stethoscope dapat diidentifikasi djj
pada usia 18-20 minggu.
22
3. USG : tampak 2 janin atau lebih, kedudukan anak, posisi janin, air
ketuban, letak plasenta, DJJ, TBJ, usia kehamilan, taksiran persalinan
3.5 PENATALAKSANAAN
Persalinan
Banyak komplikasi yang dapat terjadi pada kehamilan multipel, oleh karena
itu persiapan khusus diperlukan saat persalinan. Rekomendasi penanganan
intrapartum yang dapat dilakukan saat persalinan dengan janin lebih dari 1
antara lain :
1. Penolong persalinan yang terlatih harus mengawasi pasien selama proses
persalinan disertai observasi pembukaan serviks dan keadaan janin.
2. Pemasangan infus intravena harus dillakukan untuk memasukkan cairan
secara cepat. Bila tidak terdapat perdarahan atau gangguan metabolisme
selama persalinan diberikan cairan infus dengan dextrose atau ringer laktat
sebanyak 60-120 ml/jam.
3. Seorang dokter spesialis kandungan yang terampil dalam mengidentifikasi
bagian-bagian janin dan dapat melakukan manipulasi intrauteri harus ada.
4. Mesin USG tersedia untuk mengevaluasi posisi dan status janin yang
kedua setelah janin yang pertama lahir.
5. Seorang dokter spesialis anastesi harus siap bila diperlukan persalinan
dengan sectio secaria.
6. Terdapat orang yang terlatih melakukan resusitasi untuk mesing-masing
janin.
7. Ruangan bersalin harus cukup luas untuk semua anggota tim agar dapat
bekerja dengan baik.
Presentasi janin berperan besar dalam dilatasi serviks dan jalan lahir. Jika
presentasi janin pertama adalah kepala maka persalinan dapat dilakukan secara
spontan ataupun dengan forceps. Bila presentasi janin pertama adalah bokong,
masalah utama yang biasanya muncul adalah :
1. Janin biasanya besar dan kemungkinan terjadi after coming head.
23
2. Janin kecil sehingga lahirnya ekstremitas tidak menyebabkan dilatasi
yang adekuat pada serviks dan jalan lahir sehingga kepala sulit lahir.
3. Terjadi pprolaps tali pusat
3.6 PROGNOSIS
Pemberian Minum
Mulailah memberikan ASI dalam 1 jam sesudah kelahiran. Kebanyakan
bayi mampu mengisap. Bayi yang dapat mengisap harus diberi ASI. Bayi yang
24
tidak bisa menyusu harus diberi ASI perah dengan cangkir dan sendok. Ketika
bayi mengisap dari puting dengan baik dan berat badan bertambah, kurangi
pemberian minum melalui sendok dan cangkir.
Periksalah bayi sekurangnya dua kali sehari untuk menilai kemampuan
minum,asupan cairan, adanya suatu TANDA BAHAYA atau tanda-tanda adanya
infeksi bakteri berat. Jika terdapat salah satu tanda ini lakukan pemantauan ketat
di tempat perawatan bayi baru lahir seperti yang dilakukan pada Berat Bayi Lahir
Sangat Rendah (BBLSR). Risiko merawat anak di rumah sakit (misalnya
mendapat infeksi nosokomial),harus seimbang dengan manfaat yang diperoleh
dari perawatan yang lebih baik.
Tatalaksana
Beri oksigen melalui pipa nasal atau nasal prongs jika terdapat salah satu tanda
hipoksemia.
Suhu
Lakukanlah perawatan kulit-ke-kulit di antara kedua payudara ibu atau beri
pakaian di ruangan yang hangat atau dalam humidicrib jika staf telah
berpengalaman dalam menggunakannya. Jika tidak ada penghangat bertenaga
listrik, botol air panas yang dibungkus dengan handuk bermanfaat untuk menjaga
bayi tetap hangat. Pertahankan suhu inti tubuh sekitar 36.5 37.50 C dengan kaki
tetap hangat dan berwarna kemerahan.
25
dengan60 tetes = 1 mL sehingga, 1 tetes per menit = 1 mL per jam. Jika
bayi sehat dan aktif, beri 2-4 mL ASI perah setiap 2 jam melalui pipa
lambung,tergantung berat badan bayi
Bayi sangat kecil yang ditempatkan di bawah pemancar panas atau terapi
sinar memerlukan lebih banyak cairan dibandingkan dengan volume biasa.
Lakukan perawatan hati-hati agar pemberian cairan IV dapat akurat karena
kelebihan cairan dapat berakibat fatal.
Jika mungkin, periksa glukosa darah setiap 6 jam hingga pemberian
minum enteral dimulai, terutama jika bayi mengalami apnu, letargi atau
kejang. Bayi mungkin memerlukan larutan glukosa 10%.
Mulai berikan minum jika kondisi bayi stabil (biasanya pada hari ke-
2,pada bayi yang lebih matur mungkin pada hari ke-1). Pemberian minum
dimulai jika perut tidak distensi dan lembut, terdapat bising usus, telah
keluar mekonium dan tidak terdapat apnu.
Gunakan tabel minum.
Hitung jumlah minum dan waktu pemberiannya.
Jika toleransi minum baik, tingkatkan kebutuhan perhari.
Pemberian susu dimulai dengan 2-4 mL setiap 1-2 jam melalui pipa
lambung.Beberapa BBLSR yang aktif dapat minum dengan cangkir dan
sendok atau pipet steril. Gunakan hanya ASI jika mungkin. Jika volume 2-
4 mL dapat diterima tanpa muntah, distensi perut atau retensi lambung
lebih dari setengah yang diminum, volume dapat ditingkatkan sebanyak 1-
2 mL per minum setiap hari. Kurangi atau hentikan minum jika terdapat
tanda-tanda toleransi yang buruk. Jika target pemberian minum dapat
dicapai dalam 5-7 hari pertama, tetesan IV dapat dilepas untuk
menghindari infeksi.
Minum dapat ditingkatkan selama 2 minggu pertama kehidupan
hingga150-180 mL/kg/hari (minum 19-23 mL setiap 3 jam untuk bayi 1 kg
dan 28-34 mL untuk bayi 1.5 kg). Setelah bayi tumbuh, hitung kembali
volume minum berdasarkan berat badan terakhir.
26
Faktor-faktor risiko sepsis adalah: bayi yang dilahirkan di luar rumah sakit
atau dilahirkan dari ibu yang tidak sehat, pecah ketuban >18 jam, bayi
kecil (mendekati 1 kg).
Jika terdapat salah satu TANDA BAHAYA atau tanda lain infeksi bakteri
berat mulailah pemberian antibiotik.
Apnu
Amati bayi secara ketat terhadap periode apnu dan bila perlu rangsang
pernapasan bayi dengan mengusap dada atau punggung. Jika gagal,
lakukan resusitasi dengan balon dan sungkup.
Jika bayi mengalami episode apnu lebih dari sekali dan atau sampai
membutuhkan resusitasi berikan sitrat kafein atau aminofilin.
Kafein lebih dipilih jika tersedia. Dosis awal sitrat kafein adalah 20 mg/kg
oral atau IV (berikan secara lambat selama 30 menit). Dosis rumatan
sesuai anjuran.
Jika kafein tidak tersedia, berikan dosis awal aminofilin 10 mg/kg secara
oral atau IV selama 15-30 menit. Dosis rumatan sesuai anjuran.
Jika monitor apnu tersedia, maka alat ini harus digunakan.
27
Konseling pada saat BBLR pulang
Lakukan konseling pada orang tua sebelum bayi pulang mengenai :
pemberian ASI eksklusif
menjaga bayi tetap hangat
tanda bahaya untuk mencari pertolongan
Timbang berat badan, nilai minum dan kesehatan secara umum
setiapminggu hingga berat badan bayi mencapai 2.5 kg.
28
BAB 4
PEMBAHASAN
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, Pasien By. Ny GQA usia 1
hari. Diagnosis masuk pasien ini adalah Gemeli dan Berat bayi Lahir rendah.
Diagnosa ini ditegakkan berdasarkan hasil dari anamnesa dan pemeriksaan fisik.
TEORI KASUS
ANAMNESIS
Komplikasi pada ibu akibat gemelli, Sebagian 1. Kelahiran bayi prematur antara
besar bayi gemelli dilahirkan secara prematur 30-31 minggu
sehingga mortalitas gemelli menjadi 4 kali lipat 2. Pada keluarga sang ayah
dibandingkan mortalitas bayi tunggal. Riwayat memiliki riwayat kelahiran
kehamilan multipel dalam keluarga, usia ibu kembar
yang tua, paritas tinggi, ukuran tubuh ibu yang 3. Usia ibu yang di kategorikan
besar dan riwayat kehamilan multipel pribadi sebagai usia tua
merupakan petunjuk yang mengarahkan
diagnosis kehamilan multipel.
PEMERIKSAAN FISIK
29
oedem. Follow up hari 1 (pertama)
3. Polihidramnion S: Demam (-), batuk dan pilek (-), BAB
(+), BAK (+)
4. Terdapat ballottement yang lebih dari 1
O: GCS E2V3M2 T:36,9C Nadi 158x/i
fetus
kuat angkat RR 62 x/i, Ane (-/-), ikt (-/-),
5. Bagian kecil yang multipel sianosis (+), nafas cuping hidung (-) Rh (+/-
), Wh (+/-), retraksi (+), BU(+)N, NT(-),
6. Bunyi jantung yang berbeda dengan
hepatomegali (-), splenomegali (-), akral
denyut jantung janin dan ibu dengan hangat (-)
perbedaan 8 denyut per menit.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENATALAKSANAAN
30
Bayi sangat kecil yang ditempatkan di
bawah pemancar panas atau terapi sinar
memerlukan lebih banyak cairan
dibandingkan dengan volume biasa.
Lakukan perawatan hati-hati agar
pemberian cairan IV dapat akurat karena
kelebihan cairan dapat berakibat fatal.
Jika mungkin, periksa glukosa darah
setiap 6 jam hingga pemberian minum
enteral dimulai, terutama jika bayi
mengalami apnu, letargi atau kejang.
Bayi mungkin memerlukan larutan
glukosa 10%.
Mulai berikan minum jika kondisi bayi
stabil (biasanya pada hari ke-2,pada bayi
yang lebih matur mungkin pada hari ke-
1). Pemberian minum dimulai jika perut
tidak distensi dan lembut, terdapat bising
usus, telah keluar mekonium dan tidak
terdapat apnu.
Gunakan tabel minum.
Hitung jumlah minum dan waktu
pemberiannya.
Jika toleransi minum baik, tingkatkan
kebutuhan perhari.
Pemberian susu dimulai dengan 2-4 mL
setiap 1-2 jam melalui pipa
lambung.Beberapa BBLSR yang aktif
dapat minum dengan cangkir dan sendok
atau pipet steril. Gunakan hanya ASI jika
mungkin. Jika volume 2-4 mL dapat
diterima tanpa muntah, distensi perut atau
31
retensi lambung lebih dari setengah yang
diminum, volume dapat ditingkatkan
sebanyak 1-2 mL per minum setiap hari.
Kurangi atau hentikan minum jika
terdapat tanda-tanda toleransi yang
buruk. Jika target pemberian minum
dapat dicapai dalam 5-7 hari pertama,
tetesan IV dapat dilepas untuk
menghindari infeksi.
Minum dapat ditingkatkan selama 2
minggu pertama kehidupan hingga150-
180 mL/kg/hari (minum 19-23 mL setiap
3 jam untuk bayi 1 kg dan 28-34 mL
untuk bayi 1.5 kg). Setelah bayi tumbuh,
hitung kembali volume minum
berdasarkan berat badan terakhir.
Faktor-faktor risiko sepsis adalah: bayi
yang dilahirkan di luar rumah sakit atau
dilahirkan dari ibu yang tidak sehat,
pecah ketuban >18 jam, bayi kecil
(mendekati 1 kg).
Jika terdapat salah satu TANDA
BAHAYA atau tanda lain infeksi bakteri
berat mulailah pemberian antibiotik.
Amati bayi secara ketat terhadap periode
apnu dan bila perlu rangsang pernapasan
bayi dengan mengusap dada atau
punggung. Jika gagal, lakukan resusitasi
dengan balon dan sungkup.
Jika bayi mengalami episode apnu lebih
dari sekali dan atau sampai
membutuhkan resusitasi berikan sitrat
32
kafein atau aminofilin.
Kafein lebih dipilih jika tersedia. Dosis
awal sitrat kafein adalah 20 mg/kg oral
atau IV (berikan secara lambat selama 30
menit). Dosis rumatan sesuai anjuran.
Jika kafein tidak tersedia, berikan dosis
awal aminofilin 10 mg/kg secara oral
atau IV selama 15-30 menit. Dosis
rumatan sesuai anjuran.
Jika monitor apnu tersedia, maka alat ini
harus digunakan.
33
BAB 5
PENUTUP
Kesimpulan
Kehamilan kembar atau kehamilan multipel ialah suatu kehamilan dengan
dua janin atau lebih. Ada 2 jenis kehamilan kembar yaitu kehamilan kembar
monozigotik dan kembar dizigot. Ada beberapa faktor penyebab kehamilan
kembar yaitu faktor ras, keturunan, umur dan paritas, nutrisi, faktor terapi
infertilitas, dan Assited Reproductive Technology (ART). Diagnosis yang dapat
dilakukan yaitu melakukan anamnesa, inspeksi dan palpasi, auskultasi, VT,
rontgen foto abdomen, USG, EKG total, dan reaksi kehamilan. Penatalaksanaan
kehamilan dapat dilakukan pada saat sebelum hamil, waktu hamil, dan waktu
partus atau persalinan.
Saran
1. Seluruh tenaga medis sebagai petugas kesehatan sebaiknya dapat memberikan
pelayanan antenatal yang berkualitas agar dapat menegakkan diagnosa secara
dini tentang adanya kehamilan kembar atau ganda. Dengan demikian,
penanganan terhadap kehamilan kembar dapat dilakukan sesuai dengan prosedur
yang ada.
2. Dalam menghadapi kehamilan kembar harus dilakukan pengawasan yang lebih
intensif karena kehamilan kembar dapat memberikan resiko yang lebih tinggi
terhadap bayi dan ibu.
3. Ibu hamil kembar wajib memeriksakan kehamilannya kepada tenaga kesehatan
sedini mungkin dan secara teratur.
4. Ibu hamil kembar benar benar tahu tentang kondisi kehamilannya
5. Ibu hamil tahu tentang tanda dan gejala kehamilan kembar sehingga dapat
menjaga kehamilan tetap sehat.
34
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Yusmiati. 2007. Operasi Caesar. Jakarta: EDSA Mahkota.
35