Tugas Akhir Pengauditan II
Tugas Akhir Pengauditan II
ANGGOTA KELOMPOK :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2016
LAPORAN KEUANGAN
1. Laporan Keuangan PT Fastfood Indonesia tahun 2013 yang sudah diaudit.
2. Analisis Laporan Keuangan PT Fastfood Indonesia
a. Nama Kantor Akuntan Publik yang mengaudit perusahaan
Nama Kantor Akuntan Publik yang mengaudit adalah Kantor Akuntan Publik
Purwantoro, Suherman & Surja.
b. Opini yang dikeluarkan oleh auditor eksternal
Laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan PT Fash Food Indonesia Tbk. Tanggal 31 Desember
2013, serta kinerja keuangan dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia (Opini:
Wajar Tanpa Pengecualian).
c. Nama Komisaris dan Direktur Utama perusahaan
- Nama komisaris Utama adalah Anthoni Salim
- Nama Direktur Utama adalah Dick Gelael
d. Metode akuntansi yang digunakan oleh perusahaan untuk beberapa akun
1. Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan atau
nilai realisasi neto (LC-NRV). Biaya perolehan ditentukan dengan
menggunakan metode rata-rata.
2. Aset Tetap
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan rugi penurunan nilai. Penyusutan dihitung dengan metode
garis lurus.
3. Sewa
- Sewa Pembiayaan
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa
tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat
yang terkait dengan kepemilikan aset sewa.
- Sewa Operasi
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak
mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan mandaat yang terkait
dengan kepemilikan aset. Dengan demikian, pembayaran sewa diakui
sebagai laba-rugi dengan metode garis lurus selama masa sewa.
Analisis :
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas bertujuan menguji kecukupan uang, kemampuan organisasi untuk
membayar kewajiban jangka pendeknya (short-term obligations).
- Current Ratio
Current Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aset lancar yang dimiliki. Current ratio pada PT Fastfood
Indonesia pada tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012
yaitu sebesar 0,07 x. Namun penurunan yang terjadi tidak signifikan.Hal
tersebut terlihat dari hasil perhitungan current rasio yaitu pada tahun 2013
sebesar 1,70 dan tahun 2012 sebesar 1,77. Penurunan tersebut menunjukkan
bahwa kemampuan PT Fastfood dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
dengan menggunakan aset lancarnya berkurang pada tahun 2013. Penurunan
terjadi karena total aset lancar yang dimiliki pada tahun 2013 meningkat diikuti
dengan meningkatnya juga kewajiban jangka pendek perusahaan pada tahun
tersebut.
- Quick Ratio
Quick Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aset yang lebih likuid yaitu dengan mengurangkan aset lancar
dengan persediaan. Quick ratio pada PT Fastfood Indonesia pada tahun 2013
mengalami penurunan sebesar 0,06 x dibandingkan tahun 2012. Penurunan yang
terjadi pada tahun 2013 tidak signifikan. Hal tersebut terlihat dari hasil
perhitungan quick ratio yaitu pada tahun 2013 sebesar 1,37 dan tahun 2012
sebesar 1,43. Penurunan tersebut menunjukkan bahwa PT Fastfood Indonesia
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset yang
lebih likuid berkurang pada tahun 2013. Penurunan terjadi karena adanya
peningkatan aset lancar dan persediaan pada tahun 2013 yang diikuti dengan
kenaikan kewajiban lancar perusahaan pada tahun tersebut.
Kesimpulan : Rasio likuiditas pada PT Fastfood Indonesia mengalami
penurunan pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012. Penurunan yang terjadi
menunjukkan bahwa kemampuan PT Fastfood Indonesia untuk membayar
kewajiban jangka pendeknya mengalami penurunan.
b. Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas merupakan ukuran perbandingan dana yang disediakan oleh
pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini
dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh
hutang.
- Debt to Total Assets
Debt to Total Assets menunujukkan besarnya pendanaan perusahaan yang
dibiayai oleh utang dibanding dengan total aset yang dimiliki oleh
perusahaan. Debt to Total Assets pada PT Fastfood Indonesia mengalami
kenaikan sebesar 0,02 pada tahun 2013 dibandingkan pada tahun 2012.
Kenaikan yang terjadi pada tahun 2013 tidak signifikan. Hal tersebut terlihat
dari hasil perhitungan Debt to Total Assets yaitu pada tahun 2013 sebesar 0,46
dan pada tahun 2012 sebesar 0,44. Kenaikan tersebut menunjukkan bahwa
semakin besar perusahaan kewajiban perusahaan yang harus dipenuhi kepada
pihak lain.
- Debt to Total Equity
Debt to Total Equity menunjukkan besarnya pendanaan perusahaan yang
dibiayai oleh kreditur dibandingkan dengan pendanaan yang dibiayai oleh
pemegang saham. Debt to Total Equity pada PT Fastfood Indonesia mengalami
kenaikan pada tahun 2013 sebesar 0,04 dibandingkan tahun 2012 yang tidak
signifikan. Hal tersebut terlihat dari hasil perhitungan debt to total equity yaitu
pada tahun 2013 sebesar 0,84 dan pada tahun 2012 sebesar 0,80. Kenaikan
tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dibiayai oleh kewajiban yang lebih
besar dari total ekuitas yang dimiliki.
- Equity to Total Assets Ratio
Rasio ini menunjukan pentingnya sumber modal pinjaman dan tingkat keamanan
yang dimiliki oleh kreditor. Pada PT Fastfood Indonesia equity to total assets
ratio mengalami penurunan pada tahun 2013 sebesar 0,02 dibandingkan pada
tahun 2012 namun tidak signifikan. Hal tersebut terlihat dari hassil perhitungan
equiy to total assets ratio yaitu pada tahun 2013 sebesar 0,54 dan pada tahun
2012 sebesar 0,56.Penurunan tersebut menunjukkan ekuitas pihak pemilik
perusahaan menurun.
Kesimpulan : Dari hasil perhitungan rasio solvabilitas dapat dilihat bahwa
kinerja perusahaan kurang baik karena perusahaan menanggung risiko finansial
yang semakin besar dari bertambahnya hutang/kewajiban setiap tahunnya.
c. Rasio Profitabilitas
- Gross Proffit Margin
Gross profit margin mengalami peningkatan yang tidak sgnifikan dari 58.51%
menjadi 59.32%, (kenaikan sebesar 0.81%). Hal ini berarti laba kotor
perusahaan mengalami peningkatan.
- Operating profit margin
Operating profit margin perusahaan mengalami penurunan yang signifikan dari
7.6% menjadi 5.1% (penurunan sebesar 2.5%),. Hal ini berarti laba perusahaan
mengalami penurunan. Penurunan laba perusahaan dikarenakan bertambahnya
beban operasi perusahaan tahun 2013 dan meningkatnya penjualan tahun 2013
dibandingkan tahun 2012.
d. Rasio Aktivitas
- Perputaran piutang perusahaan baik walaupun mengalami penurunan di tahun
2013, hal ini berarti perusahaan dapat menagih piutang dengan cepat.
- Perputaran utang perusahaan baik walaupun pada tahun 2013 mengalami
penurunan, hal ini berrti perusahaan dapat dengan cepat menagih utang-utang
yang dimilikinya walaupun pada tahun 2013 mengalami penurunan.
- Perputaran modal kerja baik karena mengalami peningkatan dari tahun 2012
sebesar 10.21 menjadi 10.50 pada tahun 2013.
- Perputaran persediaan perusahaan mengalampi penurunan dari 38 hari menjadi
41 hari, hal ini berarti perusahaan dalam melakukan perputaran persediaan
lambat.
- Perputaran aset perusahaan mengalami peningkatan dari tahun 2012 sebesar 2
menjadi 1.95 pada tahun 2013, hal ini berarti aset mengalami perputaran dengan
cepat.
- Tingkat pengembalian atas modal perusahaan mengalami penurunan dari tahun
2012 sebesar 20.8% menjadi 14.2% pada tahun 2013, hal ini berarti ekuitas yang
dimiliki perusahaan meningkat.
- Tingkat pengembalian atas aset perusahaan mengalami penurunan dari 11.56%
pada tahun 2012 menjadi 7.71% pada tahun 2013, hal ini berarti aktiva yang
dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi
perusahaan namun pada tahun 2013 laba yang dihasilkan menurun.
Analisis:
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Analisis:
Analisis kecenderungan atau Trend Analysis yaitu perbandingan suatu data
tertentu untuk beberapa periode akuntansi, baik dalam bentuk absolut, persentase, atau
rasio. Trend Analysis untuk PT Fastfoood Indonesia disajikan dalam bentuk persen.
Analisis kecenderungan atau Trend Analysis mensyaratkan auditor untuk memeriksa
perubahan-perubahan dalam data sepanjang waktu. Premis yang mendasari analisa ini
adalah bahwa kecenderungan di masa lalu mungkin diharapkan berlanjut di masa yang
akan datang kecuali terjadi perubahan- perubahan keadaan yang material.
Pada PT Fastfood Indonesia perubahan terjadi pada penjualan kotor dan
penjualan lain-lain periode 2012 dan 2013. Penjualan kotor PT Fastfood Indonesia pada
tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 28% dibandingkan tahun 2012. Hal tersebut
disebabkan adanya kenaikan penjualan makanan dan minuman pada tahun 2013.
Penjualan lain-lain PT Fastfood Indonesia juga mengalami kenaikan pada tahun 2013
yattu sebesar 11% dibandingkan tahun 2012. Hal tersebut dikarenakan adanya kenaikan
penjualan CD dan jasa layanan antar pada tahun 2013. Perubahan tidak ditemukan pada
retur dan diskon atau potongan penjualan PT Fastfood Indonesia karena tidak ada return
dan diskon atau potongan penjualan yang diberikan oleh PT Fastfood Indonesia.
4. Skedul Aset Tetap (per 31 Des 2012 dan per 31 Des 2013)
31 Desember 2013
31 Desember 2012
Jenis Aset Tetap Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Harga Perolehan
- Tanah 14.105.921 29.476.000 - 435.118 44.105.921
- Bangunan 31.052.577 - - - 31.052.577
- Mesin dan peralatan 349.793.081 71.097.288 (19.554.300) (763.816) 400.572.253
- Perabotan dan peralatan 43.317.350 14.941.167 (150.621) 942.921 59.050.817
kantor
- Kendaraan bermotor 39.931.210 1.631.900 (1.580.571) 3.026.897 43.009.436
- Kendaraan bermotor 5.459.967 9.763.641 - (3.026.897) 12.196.711
(sewa pembiayaan)
Total 483.748.988 126.909.996 (21.285.492) 614.223 589.987.715
Akumulasi Penyusutan
- Bangunan 16.524.616 1.226.485 - - 17.751.101
- Mesin dan peralatan 174.727.269 35.003.921 (13.424.562) (514.477) 195.792.151
- Perabotan dan peralatan 22.584.314 10.986.925 (76.711) 518.477 34.013.482
kantor
- Kendaraan bermotor 32.489.582 3.232.007 (1.580.571) 1.228.973 35.369.991
- Kendaraan bermotor 1.121.316 2.010.485 - (1.228.973) 1.902.828
(sewa pembiayaan)
Total 247.447.097 52.459.823 (15.081.844) 4.477 284.829.553
Nilai Buku 236.301.891 305.158.162
Analisis :
Pada tahun 2013 PT Fast Food Indonesia tidak melakukan pembelian ataupun
penjualan tanah, sehingga nilai bukunya tetap sama yaitu 44.105.921. Pada tahun 2013
PT Fast Food Indonesia tidak melakukan pembelian bangunan ataupun penjualan
bangunan, sehingga nilai bukunya tetap sama yaitu 31.052.577.
Pada tahun 2013 terjadi perubahan nilai buku untuk mesin dan peralatan. Pada
awalnya nilai buku mesin dan peralatan sebesar 400.572.253 kemudian pada ahir tahun
menjadi 465.906.811. Hal itu disebabkan oleh adanya penambahan sebesar 64.467.366
dan pengurangan sebesar 419.311 serta adanya reklasifikasi menambah sebesar
1.286.503.
Pada tahun 2013 terjadi perubahan nilai buku untuk perabotan dan peralatan
kantor. Pada awalnya nilai buku perabotan dan peralatan kantor 59.050.817 kemudian
pada ahir tahun menjadi 73.499.574. Hal itu disebabkan oleh adanya penambahan
sebesar 12.708.261, pengurangan sebesar 57.232 dan reklasifikasi yang mengurangi
sebesar 232.430.
Pada tahun 2013 terjadi perubahan nilai buku untuk kendaran bermotor. Pada
awalnya nilai buku kendaraan bermotor 35.369.991 kemudian pada ahir tahun menjadi
43.009.436. Hal itu disebabkan oleh adanya penambahan sebesar 2.832.361 dan
pengurangan sebesar 823.828 serta reklasifikasi yang menambah sebesar 2.433.070.
Pada tahun 2013 terjadi perubahan nilai buku untuk kendaran bermotor (sewa
pembiayaan). Pada awalnya nilai buku kendaraan bermotor (sewa pembiayaan)
12.196.711 kemudian pada ahir tahun menjadi 14.372.467. Hal itu disebabkan oleh
adanya penambahan sebesar 4.608.826 dan terdapat reklasifikasi yang mengurangi
sebesar 2.433.070.
Pada tahun 2013 terjadi perubahan akumlasi penyusutan bangunan . Pada
awalnya sebesar 17.751.101 kemudian pada ahir tahun menjadi 18.941.427. Hal itu
disebabkan oleh adanya penambahan sebesar 1.190.326.
Pada tahun 2013 terjadi perubahan akumulasi penyusutan untuk mesin dan
peralatan. Pada awalnya sebesar 195.792.151 kemudian pada akhir tahun menjadi
234.403.553. Hal itu disebabkan oleh adanya penambahan sebesar 38.672.309,
pengurangan sebesar 195.502 dan reklasifikasi yang menambah sebesar 134.595.
Pada tahun 2013 terjadi perubahan akumulasi penyusutan perabotan dan
peralatan kantor. Pada awalnya sebesar 34.013.482 kemudian pada akhir tahun menjadi
46.666.117. Hal itu disebabkan oleh adanya penambahan sebesar 12.708.261 dan
pengurangan sebesar 53.314 serta reklasifikasi yang mengurangi sebesar 2.312.
Pada tahun 2013 terjadi perubahan akumulasi penyusutan kendaran bermotor.
Pada awalnya sebesar 35.369.991 kemudian pada ahir tahun menjadi 39.341.656. Hal
itu disebabkan oleh adanya penambahan sebesar 3.911.209 dan pengurangan sebesar
823.828 serta reklasifikasi yang menambah sebesar 884.284.
Pada tahun 2013 terjadi perubahan akumulasi penyusustan kendaran bermotor
(sewa pembiayaan). Pada awalnya sebesar bermotor (sewa pembiayaan) 1.902.828
kemudian pada ahir tahun menjadi 3.486.163. Hal itu disebabkan oleh adanya
penambahan sebesar 2.467.619 dan reklasifikasi mengurangi sebesar 884.284.