Rangkuman Fisiologi NSS
Rangkuman Fisiologi NSS
Fisiologi penglihatan
Cahaya masuk ke pupil -> jumlah diatur m. sphincter pupillae dan m. dilator pupillae ->
difokuskan di lensa -> jatuh di retina (bayangan terbalik) -> ditangkap fotoreseptor (sel
batang hitamputih sel kerucut warna) -> perubahan struktur fotopigmen -> pengaktifan
transdusin -> pengaktifan fosfodiasterase -> penurunan cGMP intra sel -> kanal Na tutup ->
hiperpolarisasi -> respon sel bipolar dan sel lain -> impuls ke saraf optikus -> kortex optik di
area 17 lobus occipitalis.
Media refraksi
Dari luar ke dalam:
1. Kornea : membran transparan avaskular yang fungsinya meneruskan cahaya ke lensa.
Indeks bias kornea lebih besar daripada udara karena kornea memiliki densitas yang
lebih tinggi.
2. Aqueous Humor : cairan di ruangan anterior mata yang densitasnya mirip seperti air.
3. Lensa : media refrakta yang kemampuan refraksinya dapat diubah melalui mekanisme
akomodasi.
4. Vitreous Humor : cairan di ruangan posterior mata yang densitasnya mirip gel.
Kelainan refraksi
Ini gambar MIOPI tanpa koreksi, intinya
adalah, sinar yang difokuskan di depan
retina tanpa ada lensa kacamata
Optotype snellen
Yang penting prinsip nya, baris terakhir yang pasien bisa baca dengan benar itu di baris
berapa, berarti yang diambil angka nya itu di baris bawahnya. Lalu di konversi di kali 3/10,
hasilnya berarti X.
Nah X itu masuk ke 6/X yang berarti pasien dapat membaca huruf optotype snellen pada
jarak 6 meter sedangkan orang normal dapat membaca pada jarak X meter
Begitupula interpretasi dengan visus hitung jari dan visus gelap terang.
Fisiologi keseimbangan
Tergantung organ yang di tanya.
Kalau Kanalis Semisirkularis -> Gerakan akselerasi dan deselerasi rotasional dan angular ->
gerakan endolimfe -> kupula bergerak searah gerakan kepala -> sel-sel rambut menekuk ->
depolarisasi -> impuls menuju N. Vestibularis -> N. Vestibulokoklearis
Kalau utrikulus (gerakan menjauhi vertikal atau gerakan linier horizontal) atau sakulus
(gerakan menjauhi horizontal atau gerakan linier vertikal) -> gerakan otolit sesuai arah gerak
kepala -> sel-sel rambut menekuk -> depolarisasi -> impuls menuju N. Vestibularis -> N.
Vestibulokoklearis
Trik ini sebenernya kurang tepat, tapi cukup cepat kalo dipake buat jawab soal ident
TRIK : CAMPAKKAN SWABACH
Setiap hasil CHL yang negatif yang disertai lateralisasi Pasti CHL di telinga yang
diperiksa = CHL di telinga yang mengalami lateralisasi
Contoh :
CHL (-) dengan lateralisasi ke KIRI
Jawab : CHL AS (Auricula Sinistra)
TRIK LAGI CHL ITU LATERALISASI KE TELINGA YANG TULI
Setiap hasil CHL yang positif yang disertai lateralisasi Pasti SNHL di telinga yang
TIDAK MENGALAMI lateralisasi
Contoh :
CHL (+) dengan lateralisasi ke KIRI
Jawab : SNHL AD (Auricula Dextra)
TRIK LAGI SNHL ITU LATERALISASI KE TELINGA YANG NORMAL
Contoh:
Interpretasikan pemeriksaan berikut !: dilakukan pemeriksaan garpu tala terhadap pasien
dengan keluhan pada telinga kanan didapatkan hasil pada pemeriksaan garpu tala dari
mastoideus dan dipindahkan ke pinna auricula pasien masih dapat mendengar, dilakukan
pemeriksaan kedua, dengan membandingkan garpu tala dari pasien dan pemeriksa
memendek, pada tes ketiga didapatkan garpu tala lebih keras apada telinga kiri!
Gambarkan audiogram pada telinga kanan tuli konduksi sedang dan telinga kiri normal :
25
45
Telinga kiri : simbol X garis AC dan BC berada dibawah 25 dB dan letak berhimpit
Telinga kanan : simbol O dengan garis BC dibawah 25 dB (normal) dan AC diatas 25 dB (tidak
normal)
Trias Meniere
1. SNHL
peningkatan jumlah endolimfe endolimfe di skala media kan embesar --> s. vestibuli
& s.timpani menyempit --> hantaran suara terganggu
2. Tinitus frekuensi rendah
peningkatan endolimfe gangguan depolarisasi sel rambut --> gangguan potensial aksi
--> ditambah dengan hipersensitifitas kupula --> persepsi bunyi terganggu --> bunyi
frekuensi rendah dipersepsi terus-menerus --> tinnitus
3. Vertigo paroksismal (BPPV)
Peningkatan endolimfe otolit lepas jalan-jalan di canalis semisirkularis masuk
kupula kupula hipersensitif kebingungan persepsi posisi vertigo paroksismal
ditambah gangguan nistagmus (mata gerak-gerak)