Dodi Faedlulloh
1
Melacak Gerakan Koperasi Dodi Faedlulloh Halaman 2
Yang tidak kalah tajam, kritik terhadap konsep koperasi diberikan Rosa
Luxemburg (1900), dalam karya seminalnya Revolusi atau Reformasi.
Marxis asal Jerman ini menilai, dalam kondisi kapitalisme, koperasi
(produsen) akan selalu berada dalam tekanan kompetisi, sehingga ia
hanya bisa bertahan apabila ia mengamankan pasarnya melalui koperasi
konsumen. Dengan kata lain, kondisi demikian mensituasikan ruang
lingkup gerakan koperasi menjadi terbatas, yakni hanya mengakomodir
pasar domestik atau melayani kebutuhan yang sifatnya langsung seperti
makanan. Berarti, koperasi tidak akan berkesempatan untuk melakukan
pengelolaan pada bidang-bidang strategis, misalnya dalam pengelolaan
industri ekstraktif atau sumber daya alam lainnya. Oleh karena itu,
koperasi dinilainya bukan alat transformasi sosial yang unggul karena tak
lagi merupakan serangan terhadap basis-basis utama dari ekonomi
kapitalis.
Respon terhadap Kritik: Menggali Naskah Marx
Dengan kritik, langkah perjuangan menjadi lebih hebat, begitupula
koperasi. Ragam kritik sebelumnya perlu disambut dengan baik dan
dijadikan pelajaran berharga. Kritik-kritik tersebut harus dibaca secara
dialektis. Apa yang disampaikan Trotsky dan Rosa adalah kritik yang
disebabkan kondisi material dan sejarah tertentu. Argumentasi kedua
pemikir Marxis tersebut ada benarnya, namun juga tak sepenuhnya
benar.
Diskursus paradigma sosialisme sampai hari ini masih diperdebatkan di
sana-sini. Koperasi memang selalu memiliki hubungan yang tidak
nyaman terhadap tradisi filsafat Marxis yang berkonsentrasi pada
kepemilikian negara (Dobrohoczki: 2013). Tapi yang perlu kembali
diingat, sosialisme pun berbicara tentang partisipasi dari bawah. Dan
koperasi secara praktik menjalankan tugas tersebut, bahkan secara
empiris banyak koperasi di belahan dunia telah menjalankannya. Berarti
kita tak perlu berkacamata kuda dalam menjelaskan sosialisme dengan
cara dikotomistik semacam itu.
Koperasi sejati tentu bukanlah koperasi-koperasi seperti konsep yang
dikritik oleh Trotsky dan Rosa. Koperasi yang diperjuangkan adalah
alternatif dari kapitalisme, yaitu koperasi berbasiskan partisipasi,
demokrasi, dan menempatkan kebutuhan riil rakyat sebagai yang utama.
Jadi, ada beberapa hal yang tidak tepat dari kritik mereka bila dilihat dari
situasi hari ini. Ketika Totskty bicara tentang negara sebagai koperasi
dalam skala besar, dalam ranah ini, hemat saya, kita cukup
merekonseptualisasi relasi koperasi dengan negara. Karena negara bisa
menjadi kawan atau lawan bagi koperasi. Di era neoliberal seperti yang
terjadi di Indonesia, koperasi disingkirkan secara sistematis dalam
percaturan sosial ekonomi masyarakat. Namun sebaliknya, misal
Venezuela yang sedang berupaya menuju sosialisme abad 21-nya, justru
mengintegrasikan koperasi dalam dewan-dewan komunal di sana. Tapi
itu pun juga sebenarnya tidak berlaku linear, karena koperasi sejati
Melacak Gerakan Koperasi Dodi Faedlulloh Halaman 3
Penulis adalah pegiat koperasi, tinggal di Purwokerto. Saat ini sedang studi di
Pasca Sarjana Prodi Ilmu Administrasi Publik Universitas Jenderal Soedirman.
Beredar di twitland dengan akun @Dodi_Fdh
-----------------------------------------
Kepustakaan:
Abdul, H. 2013. Krisis Kapitalisme dan Solusinya: Catatan Antropologi
Ekonomi Politik, diakses http://etnohistori.org/krisis-kapitalisme-dan-
solusinya-catatan-antropologi-ekonomi-politik-oleh-hatib-abdul-
kadir.html
Melacak Gerakan Koperasi Dodi Faedlulloh Halaman 6