Anda di halaman 1dari 17

PARTISI EKSTRAK

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Untuk mencari sumber obat yang baru dari tumbuhan, para

peneliti tidak terkecuali mahasiswa telah melakukan penelitian

mengenai suatu tanaman yang belum pernah diteliti untuk

mendapatkan komponen obat yang dapat digunakan untuk

pengobatan. Komponen dari tumbuhan tersebut kemudian diisolasi

dan diidentifikasi komponen bahan aktifnya yang mengandung nilai

terapeutik atau bahan berkhasiat.

Salah satu cara memperoleh komponen kimia tumbuhan yaitu

dengan melakukan ekstraksi. Ekstraksi bertujuan untuk mendapatkan

ekstrak dari tanaman tertentu yang akan digunakan sebagai obat atau

bahan obat dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Ekstrak terbagi

dalam tiga bagian yaitu ekstrak cair, ekstrak kental dan ekstrak kering.

Langkah selanjutnya setelah ekstraksi adalah partisi. Partisi

ekstrak yaitu pemisahan suatu campuran yang tidak saling bercampur

baik cairan dengan cairan maupun padatan dengan cairan. ada dua

macam partisi yaitu partisi cair-cair dan partisi padat cair. Partisi cair-

cair sangat berguna untuk memisahkan analit dengan cara melaukan

partisi campur antar dua pelarut yang tidak saling bercampur. Salah

satu fasenya seringkali berupa air dan fase lain adalah pelarut organik.

Sedangkan partisi padat cair adalah proses pemisahan suatu sampel

AYU MARLIAN HJ. MIFTA KHAERATI IKHSAN


15020140017
PARTISI EKSTRAK

yang biasanya berbentuk padat untuk mendapatkan komponen dari zat

terlarut dari campuran dalam padatan dengan menggunakan pelarut

yang sesuai. Metode padat cair dapat dilakukan dengan pengadukan

maupun pengocokan dalam wadah dengan atau tanpa pemanasan.

B. Maksud praktikum

Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk melakukan

partisi ekstrak daun waru (Hibiscus tiliaceus) dengan metode partisi

cair-cair menggunakan pelarut n-heksan dan n-butanol jenuh air.

C. Tujuan praktikum

Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mendapatkan atau

memperoleh ekstrak daun waru (Hibiscus tiliaceus) dari pelarut n-

heksan dan n-butanol jenuh air dengan metode partisi cair-cair.

AYU MARLIAN HJ. MIFTA KHAERATI IKHSAN


15020140017
PARTISI EKSTRAK

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tanaman

1. Klasifikasi tumbuhan (itis.gov)

Kingdom :Plantae - plantes, Planta, Vegetal, plants

Subkingdom : Viridiplantae

Infrakingkom : Streptophyta land plants

Superdivision : Embryophyta

Division : Tracheophyta

Subdivision : Spermatophytina

Class : Magnoliopsida

Superorder : Rosanae

Order : Malvales

Family : Malvaceae mallows, mauves

Genus : Talipariti Fryxell

Spesies : Talipariti tiliaceum (L.) Fryxell

2. Nama Lain

nama: hau (bahasa hawai), purau (bahasa tahiti), beach

Hibiscus, Tewalpin, Sea Hibicus, atau Coastal Cottonwood (bahasa

inggris). Di Indonesia tumbuhan ini memiliki banyak nama seperti

baru (Gayo, Belitung, Sumba) (Starr, 2003).

AYU MARLIAN HJ. MIFTA KHAERATI IKHSAN


15020140017
PARTISI EKSTRAK

Waru (Hibiscus tiliaceus) termasuk suku malvaceae. Banyak

terdapat di Indonesia, di pantai yang tidak berawa, di pinggiran

sugai, ditanah datar, dan di pegunungan hingga ketinggian 1700

meter di atas pemrukaan laut. Pada tanah yang baik, tumbuhan itu

batangnya lurus dan daunnya kecil. Pada tanah yang kurang subur,

batangnya bengkok dan daunnya lebih lebar (Fajri et al., 2009).

Pohon ini cepat tumbuh sampai ketinggian 5-15 meter, garis

tengah batang 40-50 cm; bercabang dan berwarna cokelat. Daun

merupakan daun tunggal, bertangkai, berbentuk jantung, lingkaran

lebar/bulat telur, tidak berlekuk dengan diameter kurang dari 19 cm.

daun menjari, sebagian dari tulang daun utama dengan kelenjar

berbentuk celah pada sisi bawah dan berparuh pendek, panjang 3

cm, beruang 5 tidak sempurna, membuka dengan 5 katup (Fajri et

al., 2009).

3. Kandungan Kimia

Daun waru mengandung senyawa polifenol, saponin, dan

flavonoid. Akar waru mengandung senyawa tannin, saponin, dan

flavonoid (Kumar et al., 2008).

4. Manfaat

Daun waru dapat digunakan untuk megobati TB paru-paru,

batuk, sesak napas, radang amandel (tonsillitis), demam, disentri

pada anak, muntah darah, radang usus, bisul, abses, dan rambut

rontok (indah dan darwati, 2013).

AYU MARLIAN HJ. MIFTA KHAERATI IKHSAN


15020140017
PARTISI EKSTRAK

B. Uraian Praktikum

Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu

padatan atau cairan dengan bantuan pelarut atau dapat pula dikatakan

ekstraksi merupakan proses pemisahan satu atau lebih komponen dari

suatu campuran homogeny menggunakan pelarut cair sebagai separating

gen, pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari

komponene-komponen dalam campuran. Ekstraksi pelarut cair-cair

merupakan satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran yang

dipisahkan dengan bantuan pelarut, ektraksi cair-cair tidak

dapat digunakan apabila pemisahan campuran dengan cara destilasi

karena kepekaannya terhadap panas atau tidak ekonomis. Seperti pada

ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri dari pencampuran

secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fase

cair sempurna (Yazid, 2005).

Di antara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau

disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik

dan popular. Alasan utamanya adalah bahwa peemisahan ini dapat

dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Seseorang tidak

memerlukan alat yang khusus atau canggih kecuali corong pisah. Prinsip

metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan

tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur, seperti benzene,

karbon tetraklorida atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut dapat di

transfer pada jumlah yang berbeda dalam keadaan dua fase pelarut.

AYU MARLIAN HJ. MIFTA KHAERATI IKHSAN


15020140017
PARTISI EKSTRAK

Teknik ini dapat digunakan untuk kegunaan preparatif, pemurnian,

pemisahan serta analisis pada semua skala kerja (Khopkar, 2008)

Mekanisme reaksi di bagi atas tiga tahap, antara lain (Khopkar,

2008):

1. Pembentukan kompleks tidak bermuatan yang merupakan golongan

ekstraksi

2. Distribusi dari kompleks yang terekstraksi

3. Interaksinya yang mungkin dalam fase organik

Berdasarkan bentuk campurannya (yang diekstraksi), suatu

ekstraksi dibedakan menjadi dua, yaitu (Yazid, 2005):

1. Ektraksi padat-cair, zat yang diekstraksi terdapat didalam campuran

yang berbentuk padatan.

2. Ekstraksi cair-cair, zat yang diekstraksi terdapat dalam campuran yang

berbentuk cairan.

Pada ekstraksi cair-cair, zat yang diekstraksi terdapat didalam

campuran yang berbentuk cair. Ekstraksi cair-cair sering juga disebut

ekstraksi pelarut, banyak dilakukan untuk memisahkan zat seperti iod,

atau logam-logam tertentu dalam larutan air. (Yazid, 2005)

Ekstraksi cair-cair digunakan sebagai cara untuk memperlakukan

sampel atau clean-up sampel untuk memisahkan analit-analit dari

komponen matrix yang mungkin menggangu pada saat kuantifikasi atau

deteksi analit. Disamping itu, ekstraksi pelarut juga digunakan untuk

memekatkan analit yang ada didalam sampel dalam jumlah kecil sehingga

AYU MARLIAN HJ. MIFTA KHAERATI IKHSAN


15020140017
PARTISI EKSTRAK

tidak memungkinkan atau menyulitkan untuk deteksi dan kuantifikasinya.

Salah satu fasenya seringkali berupa air dan faes yang lain pelarut

organik seperti kloroform atau petroleum eter. Senyawa-senyawa yang

bersifat polar akan ditemukan didalam fase air,sedangkan senyawa-

senyawa yang bersifat hidrofobik akan masuk pada pelarut anorganik.

Analit yang tereksasi kedalam pelarut organik akan mudah diperoleh

kembali dengan cara penguapan pelarut, sedangkan analit yang masuk

kedalam fase air seringkali diinjeksikan secara langsung kedalam kolom

(Rohman, 2009).

AYU MARLIAN HJ. MIFTA KHAERATI IKHSAN


15020140017
PARTISI EKSTRAK

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Alat yang Digunakan

Adapun alat yang digunakan dalam peraktikum ini yaitu batang

pengaduk, mangkok kaca, cawan porselin, corong pisah, gelas kimia,

gelas ukur, hair drayer, pipet tetes, sendok tanduk, timbangan, toples

kaca, analitik dan vial.

2. Bahan yang Digunakan

Adapun bahan yang digunakan dalam peraktikum ini yaitu

aquades, aluminium foil, ekstrak kental daun daun waru (Hibiscus

tiliaceus L), label, n-heksan, n-butanol jenuh air, dan tissue .

B. Prosedur Kerja (Anonim, 2016)

1. Ekstraksi Cair-cair dengan pelarut n-heksan

Ditimbang 2 gram ekstrak kental daun daun waru (Hibiscus

tiliaceus L) disuspensikan dengan air sebanyak 20 ml, kemudian

dimasukkan dalam corong pisah dan tambahkan dengan n-heksan

sebanyak 40 ml, kocok sampai merata dengan sesekali membuka kran

corong pisah kemudian diamkan sampai terjadi pemisahan dari fase

air dan fase n-heksan, pisahkan fase air dan fase n-heksan. Kemudian

fase air dimasukkan kembali kedalam corong pisah dan diekstraksi lagi

dengan n-heksan sebanyak 30 ml dan dilakukan hingga jernih

AYU MARLIAN HJ. MIFTA KHAERATI IKHSAN


15020140017
PARTISI EKSTRAK

(sebanyak 3 kali). Ekstrak n-heksan yang diperoleh dari beberapa kali

penyarian disatukan kemudian diuapkan sampai mendapatkan ekstrak

kental dan dimasukkan kedalam eksikator.

2. Ekstraksi Cair-cair dengan Pelarut n-butanol

Lapisan air dari hasil ekstraksi dengan n-heksan dimasukkan

dalam corong pisah kemudian diekstraksi dengan n-butanol jenuh air

sebanyak 3 kali masing-masing 30 ml. lapisan n-butanol diuapkan

hingga diperoleh ekstrak kental, kemudian dibagi 3 dan dimasukkan

kedalam vial dan diuapkan dalam eksikator.

AYU MARLIAN HJ. MIFTA KHAERATI IKHSAN


15020140017
PARTISI EKSTRAK

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

NO. Pengamatan Sampel

1 Metode Ekstraksi Cair-cair

2 Bobot ekstrak methanol (g) 2g

3 Bobot ekstrak n-heksan (g) 0,37 g

4 Persentase ekstrak n-heksan (%) 18,5 %

5 Bobot ekstrak n-butanol 0,29 g

6 Persentase ekstrak n-butanol (%) 14,5 %

Perhitungan:

bobot ekstrak nheksan( g)


% kadar ekstrak n-heksan = 100%
bobot ekstrak metanol(g)

0,3 7 g
= 2g
100%

= 18,5 %

bobot ekstrak nbutanol(g)


% kadar ekstrak n-butanol = 100%
bobot ekstrak metanol(g)

0,29 g
= 100%
2g

= 14,5 %

AYU MARLIAN HJ. MIFTA KHAERATI IKHSAN


15020140017
PARTISI EKSTRAK

B. Pembahasan

Partisi merupakan proses pemisahan suatu komponen senyawa

dari suatu sampel ekstrak. Partisi umumnya terbagi atas partisi cair-cair

dan partisi padat-cair. Ekstraksi cair-cair digunakan untuk memisahkan

senyawa atas dasar perbedaan kelarutan pada dua jenis pelarut yang

berbeda yang tidak saling bercampur. Jika analit berada dalam pelarut

anorganik, maka pelarut yang digunakan adalah pelarut organik, dan

sebaliknya.

Tujuan dilakukannya partisi yaitu untuk memisahkan komponen

kimia dari sampel berdasarkan tingkat kepolarannya. Prinsip dari

proses partisi yaitu digunakannya dua pelarut yangtidak saling

bercampur untuk melarutkan zat-zat yang ada dalam ekstrak.

Pada praktikum ini, dilakukan ekstraksi cair-cair setelah

dilakukan uji pendahuluan dimana sampel ekstrak metanol dilarutkan

dalam pelarut air dan larut sehingga dipilihlah ekstraksi cair-cair.

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk melakukan partisi

ekstraksi cair-cair pada ekstrak daun waru (Hibiscus tiliaceus).

Praktikum dilakukan dengan cara ditimbang ekstrak daun

senggani kental. Disuspensikan dengan aquades sebanyak 20 mL.

Dimasukkan kedalam corong pisah lalu ditambahkan 40 ml pelarut n-

heksan. Dikocok sampai merata dengan sesekali dibuka krannya.

Didiamkan sampai terjadi pemisahan fase air dan fase n-heksan.

Dipisahkan fase air dan fase n-heksan, fase n-heksan disimpan dalam

AYU MARLIAN HJ. MIFTA KHAERATI IKHSAN


15020140017
PARTISI EKSTRAK

cawan porselin sedangkan fase air dimasukkan kembali kedalam

corong pisah. Ditambahkan lagi dengan 30 ml pelarut n-heksan

(dilakukan perlakuan sebanyak 3 kali). Dikocok sampai merata dengan

sesekali dibuka krannya. Didiamkan sampai terjadi pemisahan fase air

dan fase n-heksan. Dipisahkan fase air dan fase n-heksan, fase n-

heksan disimpan dalam cawan porselin dan disatukan dengan ekstrak

yang pertama. Diuapkan ekstrak n-heksan hingga mendapatkan

ekstrak kental.

Ekstrak n-heksan yang diperoleh diuapkan untuk mendapat

ekstrak n-heksan kering. Dari praktikum ini didapatkan hasil bobot

ekstrak n-heksan sebanyak 0,37 gram.

Fase air dimasukkan kembali kedalam corong pisah.

Ditambahkan lagi dengan 30 ml pelarut n-butanol (dilakukan perlakuan

sebanyak 3 kali). Dikocok sampai merata dengan sesekali dibuka

krannya. Didiamkan sampai terjadi pemisahan fase air dan fase n-

butanol. Dipisahkan fase air dan fase n-butanol, fase n-butanol

disimpan dalam cawan porselin dan disatukan dengan ekstrak yang

pertama. Diuapkan ekstrak n-butanol hingga mendapatkan ekstrak

kental. Ekstrak n-butanol yang diperoleh diuapkan untuk mendapat

ekstrak n-butanol kering. Dari praktikum ini didapatkan hasil bobot

ekstrak n-butanol sebanyak 0,29 gram.

Dari hasil perhitungan didapatkan persentase ekstrak n-heksan

yaitu 18,5% dan persentase ekstrak n-butanol yaitu 14,5%.

AYU MARLIAN HJ. MIFTA KHAERATI IKHSAN


15020140017
PARTISI EKSTRAK

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan ini, maka dapat disimpulkan bahwa

hasil partisi cair-cair ekstrak daun waru (Hibiscus tiliaceus) pada n-heksan

yaitu 18,5% dan pada n-butanol yaitu 14,5%.

B. Saran

Untuk mendapatkan hasil yang akurat, praktikan disarankan agar

lebih teliti dalam melakukan percobaan.

AYU MARLIAN HJ. MIFTA KHAERATI IKHSAN


15020140017
PARTISI EKSTRAK

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2016, Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia I, Fakultas


Farmasi, Universitas Muslim Indonesia, Makassar.

Fajri, N.E., Eni sumiarsih, dan Ridho Ika Dewi A.Y, 2009, Kerapatan dan
Produksi Serasah Tumbuhan Riparian Dominan Perairan Sungai
Siak Di Desa Belading Kecamatan Sabak Auh Kabupaten Provinsi
Riau, Berkala Perikanan Terubuk, ISSN:0126-6265 Vol.37 No.2,
hal:60-77.

Indah, S.Y dan Darwaty, 2013, Keajaiban Daun Tumpas Tuntas Penyakit
Kanker, Diabetes, Ginjal, Hepatitis, Kolesterol, Jantung, graha
pustaka, Jakarta h.60.

ITIS (Integrated Taxonomic Information System). 2016. Taxonomic


Hierarchy: Hibiscus tiliaceus L [online]. Tersedia:
https://www.itis.gov/servlet/singleRpt/SingleRpt?
searchtopic=TSN&searchvalue=845742#null(3 November 2016).

Khopkar, S.M. 2008. Dasar-dasar Kimia Analitik. Jakarta: Erlangga.

Kumar, S., Kumar, D., and Prakash, O., 2008, Evaluation of Antioxidant
Potential, Phenolic and Flavanoid Contents of Hibiscus tiliaceus
Flowers, Electronic Journal of Environmental, Agricultural and food
Chemistry, 7 (4) : 2863-287.

Rohman, A,. 2009. Kromatografi untuk Analisis Obat. Graha Ilmu:


Yogyakarta

Starr, F., K. Starr and L. Loope. 2003. Melastoma candidum Asian


Melastome Melastomataceae. Laporan Penelitian. United States
Geological survey-Biological Resources Division Haleakala Field
Station, Maui, Hawaii.

Yazid,. E,. 2005. Kimia Fisika untuk Paramedis. Andi. Yogyakarta.

AYU MARLIAN HJ. MIFTA KHAERATI IKHSAN


15020140017
PARTISI EKSTRAK

LAMPIRAN

1. Skema Kerja

Ekstraksi Cair-cair dengan pelarut n-heksan

Ditimbang 2 gram ekstrak kental daun daun waru (Hibiscus tiliaceus L)



Disuspensikan dengan air sebanyak 20 ml

Dimasukkan dalam corong pisah

Tambahkan dengan n-heksan sebanyak 40 ml

Kocok sampai merata

Diamkan sampai terjadi pemisahan dari fase air dan fase n-heksan

Pisahkan fase air dan fase n-heksan

Fase air dimasukkan kembali kedalam corong pisah

Diekstraksi lagi dengan n-heksan sebanyak 30 ml

Dilakukan hingga jernih (sebanyak 3 kali)

AYU MARLIAN HJ. MIFTA KHAERATI IKHSAN


15020140017
PARTISI EKSTRAK

Ekstraksi Cair-cair dengan Pelarut n-butanol

Lapisan air dari hasil ekstraksi dengan n-heksan dimasukkan dalam


corong pisah

Diekstraksi dengan n-butanol jenuh air 30 ml

Kocok sampai merata

Diamkan sampai terjadi pemisahan dari fase aiR dan fase minyak

Pisahkan fase air dan fase minyak

Fase air dimasukkan kembali kedalam corong pisah

Diekstraksi lagi dengan n-butanol sebanyak 30 ml

Dilakukan hingga sebanyak 3 kali

2. Gambar

AYU MARLIAN HJ. MIFTA KHAERATI IKHSAN


15020140017
PARTISI EKSTRAK

Terbentuk Fase air dan fase minyak

AYU MARLIAN HJ. MIFTA KHAERATI IKHSAN


15020140017

Anda mungkin juga menyukai