Anda di halaman 1dari 101

rumus inflasi

Penelusuran lanjutan
Sekitar 122,000 hasil

1. Cara Menghitung Inflasi


Indeks harga konsumen disebut consumer price index (CPI). Berdasarkan indeks. Rumus
Menghitung Laju Inflasi. Inflasi = IHKN IHK n-1 x 100 IHKn-1 ...
www.scribd.com/doc/13285493/Cara-Meng... - Tembolok - Mirip
2. Inflasi Dan Indeks Harga Kelas x
MENGHITUNG INFLASI RUMUS INDEKS HARGA : Pn IHn = Po IHn : Indeks harga ...
www.scribd.com/doc/14445554/Inflasi-D... - Tembolok - Mirip
3. Indeks harga dan inflasi - Blog Studi Komputer dan Ekonomi
Rumus untuk menghitung Laju inflasi adalah : Laju Inflasi = IHK Periode n - IHK tahun
sebelumnya. Contoh soal : IHK bulan Agustus 2009 sebesar 115,34 dan ...
peunaronesia.blogspot.com/2009/09/ind... - Tembolok - Mirip
4. Rumus Inflasi...??? - PortalReksadana.com
14 Jan 2010 ... Rumus Inflasi - Future Value. Freddy Pieloor's picture. Dear Rekan,. Benar yang
disampaikan oleh Rekan Rina, bahwa untuk mencari nilai uang ...
www.portalreksadana.com/node/408 - Tembolok - Mirip
5. jiunkpe-ns-s1-2002-31496094-3047-suku_bunga-chapter3 - Analisa ...
menggunakan rumus: AYt = aAY t-i + (3AXt-i + Y^ t-i + m dimana,. AY, = first difference spread
inflasi. AX t-i = first difference spread suku bunga deposito ...
digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/eman/2... - Tembolok - Mirip
6. Rumus inflasi ebook download and Rumus inflasi pdf download - on ...
Download rumus inflasi ebook and Download rumus inflasi pdf - on www.findtoyou.com.
www.findtoyou.com/ebook/rumus%2Binfla... - Tembolok - Mirip
7. News Article rumus dampak inflasi terhadap ekonomi Berita IT dan ...
Berita IT Artikel Teknologi Internet dan informasi IT Indonesia . menyediakan berita-berita terbaru
di bidang teknologi informasi. menerima ...
www.beritanet.com/search.php%3Ftext%3... - Mirip
8. Rumus Laju Inflasi - JEVUSKA
Artikel rumus laju inflasi di situs ini gratis 0. Download rumus laju inflasi print for free from
jevuska.com.
www.jevuska.com/topic/rumus%2Blaju%2B... - Tembolok - Mirip
9. Yahoo! Answers - Bagaimanakah rumus untuk menghitung inflasi?
Bagaimanakah rumus untuk menghitung inflasi? 7 menit lalu; - 4 hari tersisa untuk dijawab.
Lapor Penyalahgunaan Jawab Pertanyaan ...
id.answers.yahoo.com/question/index%3... - Tembolok - Mirip
10. Rumus Inflasi In Indonesia - IhramSulthan.Com
Untuk menemukan artikel terkait rumus inflasi in indonesia di IhramSulthan.Com 0 Baca
selanjutnya artikel umum rumus inflasi in indonesia di IhramSulthan.
ihramsulthan.com/topik/rumus%2Binflas... - Tembolok - Mirip
12345678910Berikutnya

1
http://www.scribd.com/doc/13285493/Cara-Menghitung-Inflasi
Cara Menghitung
Inflasi
Cara Menghitung Inflasi
Angka inflasi dihitung
berdasarkan angka indeks yang
dikumpulkan dari beberapa macam
barang yang diperjualbelikan di pasar
dengan masing-masing tingkat
harga. Barang- barang yang
dimaksud adalah barang yang
paling banyak dan merupakan
kebutuhan pokok bagi masyarakat.
Angka indeks yang digunakan
adalah indeks harga konsumen
(IHK). Indeks harga konsumen
disebut consumer price index
(CPI). Berdasarkan indeks

Rumus Menghitung Laju


Inflasi
Inflasi = IHKN IHK n-1 x 100
IHKn-1
2
http://www.scribd.com/doc/14445554/Inflasi-Dan-Indeks-Harga-Kelas-x

INFLASI
EKONOMI X
AGUS SUHENDI, S.Pd
SMA NEGERI 2 DEPOK

Rumus Inflasi
Penyebab Inflasi
Laju Inflasi
Teori Inflasi
Menghitung Inflasi
Inflasi Berat

3
http://peunaronesia.blogspot.com/2009/09/indek-harga-dan-inflasi.html

Berikut Bebarapa Materi Ekonomi SMA kelas X sesuai dengan


kurikulum KTSP, dan beberapa pembahasan Soal-soal Olimpiade Sains
Ekonomi yang sesuai dengan materi :
Indek Harga Dan Inflasi
(Writen By : Agus Triono, S.Pd)

A. Indek Harga
1. Pengertian Angka Indek
Angka indek merupakan suatu konsep yang dapat memberikan
gambaran tentang perubahan-perubahan variabel dari suatu priode ke
periode berikutnya. Dengan demikian angka indek dapat diartikan
sebagai angka perbandingan yang perubahan relatifnya dinyatakan
dalam bentuk prosentase (%) terhadap yang lain.

2. Peranan angka indek dalam ekonomi

Indek harga dalam ekonomi mempunyai peranan antara lain :

Dapat dijadikan standar/pedoman untuk melakukan


perbandingan harga dari waktu ke waktu.
Indek harga merupakan petunjuk/indikator yang dapat
digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi secara umum.
Indek harga pedagang besar dapat memberikan gambaran/trend
dalam perdagangan.
Indek harga konseumen dan indek biaya hidup dapat digunakan
sebagai dasar penetapan gaji, termasuk dasar untuk mengubahnya.
Indek harga yang dibayar/diterima petani dapat
menggambarkan apakah petani semakin makmur atau tidak.
Indek harga dapat dijadikan dasar untuk menetapkan pola /
kebijakan ekonomi dan moneter oleh pemerintah.
3. Jenis-jenis angka indek
a. Indek harga konsumen (IHK)
Indek harga konsumen adalah ukuran statistik yang dapat
menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi pada eceran barang
dan jasa yang diminta oleh konsumen dari waktu ke waktu.

b. Indek harga perdagangan besar (Whole Saler)


Indek harga perdangan besar adalah angka indek yang menunjukkan
perubahan-perubahan yang terjadi atas harga pada pasar primer
mengenai barang-barang tertentu.

c. Indek harga yang diterima petani


Angka indek yang diterima petani adalah indek harga yang
berhubungan dengan pengorbanan (harga pokok) yang telah
dikorbankan denganhasil/yang diterima petani.

d. Indek harga yang dibayar petani.


Indek yang dibayar petani adalah indek harga yang meliputi
pembelian/biaya konsumsi dan pembelanjaan untuk biaya produksi
pertaniannya.

4. Perhitungan angka indek harga (price index).

Angka indek harga adalah angka indek yang


menunjukkan perubahan harga dari suatu periode ke periode lainnya.
angka indek harga dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pn
Pn = --------------- x 100%
Po

Keterangan :
P = angka indek harga pada tahun n
Pn = harga tahun n, tahun yang akan dihitung indeknya
Po = harga tahun dasar

Contoh kasus :
beberapa harga kebutuhan pokok sebagai berikut :
----------------------------------------------------------------
Jenis Harga Tahun 2003 Harga Tahun 2004
barang (Po) (Pn)
---------------------------------------------------------------
Beras 3.000 4.000
Terigu 7.000 8.000
Gula 10.000 8.000
------------------------------------------------------------
Po = 20.000 Pn = 20.000
------------------------------------------------------------
jika tahun 2003 dianggap tahun dasar maka angka indek tahun 2003
adalah 100. sedangkan angka indek tahun 2004 secara agregatif daapt
dicari sebagai berikut :

20.000
Pn = ------------ x 100%
20.000

Pn = 1 x 100%
Pn = 100%,
jadi angka indek tahun 2004 adalah 100%.

5. Indek harga dengan Metode Laspeyres


Perhitungan angka indek laspeyres (IL) merupakan angka indek
tertimbang dengan faktor penimbang (W) secara obyektif. Faktor
penimbangnya ditentukan dengan kuantitas (Q) dengan menggunakan
tahun dasar (Qo). angka indek laspeyres (IL) dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

Pn x Qo
IL = --------------- x 100%
Po x Qo

keterangan :
IL = angka indek laspeyres.
Pn = harga tahun n, tahun yang akan dihitung angka indeknya.
Po = harga tahun dasar.
Qo = kuantitas tahun dasar.

untuk lebih jelasnya tentang IL, mari kita bahas soal dibawah ini :
beberapa harga kebutuhan pokok sebagai berikut :

---------------------------------------------------------------------------------
Jenis Harga Harga Kuantitas (Kg) Po x Qo Pn x Qo
Barang 2003 2004 2003 2004 2003 2004
(Po) (Pn) (Qo) (Qn)
---------------------------------------------------------------------------------
Beras 3.000 4.000 90 95 270.000 360.000
Terigu 7.000 8.000 50 60 350.000 400.000
Gula 10.000 8.000 10 25 100.000 80.000
--------------------------------------------------------------------------------
20.000 20.000 150 180 720.000 840.000
--------------------------------------------------------------------------------

JIka tahun 2003 dianggap sebagai tahun dasar maka angka indek
tahun 2003 adalah 100. untuk angka indek laspeyres tahun 2004
adalah sebagai berikut :

Pn x Qo
IL = --------------- x 100%
Po x Qo
840.000
IL = -------------- x 100%
720.000

IL = 116,67%
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga kebutuhan pokok
pada tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 16,67% dibandingkan
tahun dasar 2003.

6. Indek harga dengan metode Paasche


Angka indek paasche merupakan angka indek tertimbang dengan
faktor penimbang secara obyektif. Faktor penimbangnya ditentukan
dengan jumlah (Q) dengan menggunakan jumlah tahun n (Qn). angka
indek Paasche dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

Pn x Qn
IP = --------------- x 100%
Po x Qn

Contoh Kasus:
Tabel daftar harga beberapa kebutuhan pokok tahun 2003 s/d 2004

--------------------------------------------------------------------------------
Jenis Harga Harga Kuantitas Po x Qn Pn x Qn
Barang 2003 2004 2003 2004 2003 2004
(Po) (Pn) (Qo) (Qn)
--------------------------------------------------------------------------------
Beras 3.000 4.000 90 95 285.000 380.000
Terigu 7.000 8.000 50 60 420.000 480.000
Gula 10.000 8.000 10 25 250.000 200.000
---------------------------------------------------------------------------------
20.000 20.000 150 180 955.000 1.060.000
---------------------------------------------------------------------------------

JIka tahun 2003 dianggap sebagai tahun dasar maka angka indek
tahun 2003 adalah 100. untuk angka indek Paasche tahun 2004
adalah sebagai berikut :

Pn x Qn
IP = --------------- x 100%
Po x Qn

1.060.000
IP = -------------- x 100%
955.000

IP = 110,99%

dengan demikan dapat disimpulkan bahwa harga beberapa kebutuhan


pokok pada tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 10,99%
dibanding tahun dasar 2003.

B. Inflasi
1. Pengertian inflasi
Inflasi adalah suatu keadaan ekonomi yang memperlihatkan naiknya
harga barang dan jasa secara umum dan berlangsung terus menerus.

2. Jenis Inflasi.
Jenis-jenis inflasi debedakan menjadi 3, yaitu :

a. Inflasi dilihat dari asalnya, dibedakan menjadi :

Inflasi dari dalam negeri (domestic inflation) adalah inflasi yang


disebabkan oleh terjadinya peristiwa ekonomi di dalam negeri.
Contoh : gagal panen secara menyeluruh.
Inflasi dari luar negeri (imported inflation) adalah inflasi yang
disebabkan tingginya harga barang-barang yang dibeli dari luar
negeri. contoh : harga bahan baku untuk produksi dalam negeri.

b. Inflasi dilihat dari tingkat keparahan

parah tidaknya inflasi dibedakan menjadi :

Inflasi ringan ( 0% s/d 10% )


Inflasi Sedang ( >10% s/d 30% )
Inflasi berat ( >30% s/d 200% )
Inflasi tak terkendali (Hyper inflation) ( > 100 %)

c. Inflasi dilihat dari penyebabnya, dibedakan menjadi :

Inflasi yang terjadi karena meningkatnya permintaan terhadap


berbagai macam barang dan jasa (demand pull inflation).
Inflasi yang terjadi karena kenaikan ongkos produksi secara
terus menerus, yang disebut dengan cosh push inflation.

3. Penyebab terjadinya inflasi


Inflasi dapat terjadi karena beberapa sebab, antara lain :

Pemerintah, jika penerimaan pemerintah lebih kecil daripada


pengeluaran, maka pemerintah dapat mencetak uang baru, hal ini
akan dapat menimbulkan inflasi jika tidak diimbangi dengan
penambahan produksi yang akan ditawarkan kepada masyarakat.
Pihak swasta, inflasi dapat terjadi jika pihak swasta banyak
menerima kredit dengan jumlah besar untuk memenuhi permintaan
penjamin kredit pihak swasta.
Ekspor impor, jika ekspor lebih besar daripada impor maka
devisa yang diterima akan menambah jumlah uang yang beredar
didalam negeri sehingga kemungkinan dapat menimbulkan inflasi.
Penerimaan dan pengeluaran negara, apabila jumlah penerimaan
lebih kecil dari pengeluaran maka terjadi defisit, sehingga pemerintah
harus mencetak uang baru, tetapi kalau penambahan uang baru tidak
seimbang dengan yang dibutuhkan maka justru dapat menimbulkan
inflasi.

4. Cara mengatasi inflasi.

Untuk mengatasi inflasi, pemerintah melakukan bebarapa kebijakan


sebagai berikut :

Kebijakan moneter, adalah kebijakan pemerintah melalui bank


sentral mengatur jumlah uang yang beredar. kebijakan moneter
berupa kebijakan diskonto, pasar terbuka, Cash ratio dan
pembatasan kredit.
Kebijakan fiskal, adalah kebijakan mengatur pengeluaran
pemerintah dan mengatur perpajakan. untuk mengatasi inflasi
pemerintah mengambil langkah : (1) menekan pengeluaran
pemerintah. (2) menaikkan pajak. (3) mengadakan pinjaman
pemerintah.
Kebijakan non Moneter adalah kebijakan yang dilakukan
pemerintah dalam mengatasi inflasi diluar kebijakan Moneter dan
kebijakan fiskal. kebijakan non moneter yang dilakukan pemerintah
antara lain : mengendalikan harga, menaikkan hasil produksi, dan
kebijakan upah.

5. Cara menghitung inflasi


untuk menghitung besarnya inflasi terlebih dahulu harus diketahui
indek harga konsumen (IHK).
IHK adalah ukuran perubahan harga dari kelompok barang dan jasa
yang paling banyak dikonsumsi oleh rumah tangga dalam jangka
waktu tertentu.
untuk menghitung IHK digunakan rumus :

Harga sekarang
IHK = ----------------------- x 100%
Harga pada tahun dasar

Contoh menghitung IHK :


Harga jenis barang tertentu pada tahun 2003 Rp. 50.000 dan harga
pada tahun dasar Rp. 40.000, maka IHK tahun 2003 adalah...

50.000
IHK = ---------- x 100% = 125%
40.000

Rumus untuk menghitung Laju inflasi adalah :

Laju Inflasi = IHK Periode n - IHK tahun sebelumnya


Contoh soal :
IHK bulan Agustus 2009 sebesar 115,34 dan IHK pada bulan
september 2009 seesar 125,30, maka laju inflasi bulan september
adalah ....
Jawab :
Laju inflasi = 125,30 - 115,34 = 9.96%

DAFTAR PUSTAKA :
Purwanto, Wiji. Ekonomi SMA X. Jakarta : Tunas Melati, 2006.

Demikian saja pembahasan kita pada kesempatan kali ini, Jika ada
pertanyaan seputar indek harga dan inflasi dan juga pertanyaan
seputar soal olimpiade sains ekonomi dan soal ujian UN ekonomi,
silahkan diposkan pada bagian komentar dibawah ini. Terimakasih.
kami tunggu pertanyaannya.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Salam kenal, saya sangat berterima kasih sekali dengan artikel indeks ini.
Semoga Tuhan selalu memberkahi Pak Agus Triono.
27 November 2009 20:15

Zainman mengatakan...

Thankyou buat penulis. Saya kebetulan semester ini diminta mengajarkan


ekonomi makro, salah satunya mengenai indeks harga ini. Lumayan buat
menambah referansi saya.

Trimakasih banyak...

9 April 2010 19:10


siti mengatakan...

saya mau tanya,kebetulan tahun ini skripsi mengenai inflasi dan ihk,saya
ingin mncari perubahan harga dr lap.keuangan dan mnghitung menggunakan
ihk,yg mw saya tanyakan,pada buku indeks harga konsumen yg saya dpt dr
BPS,saya hrs melihat dr sisi mananya,dr kumulasi ihk per kota,atau per jatim
(nasional)?
penelitian saya kali ini didapat dr sebuah cv perusahaan kontraktor di salah
satu kota di jatim.trimakasih,mohon balasannya
16 Januari 2011 00:37

4
http://www.portalreksadana.com/node/408

Dear All,

Berapapun usia Anda sekarang, Anda pasti akan mencapai usia pensiun (55
th)dan saat itu Anda harus KELUAR dari pekerjaan yang disediakan oleh
MAJIKAN Anda. Saat itu siap atau tidak siap, Anda harus SADAR untuk RELA
digantikan sama yang lebih muda, pintar, enerjik dan murah (gaji rendah).

Oleh sebab itu Anda harus memikirkan "APA YANG AKAN ANDA LAKUKAN?" saat
itu, sampai Anda meninggal dunia.

Pernahkan Anda berpikir berapa biaya hidup yang Anda butuhkan selama 25
tahun (bila Anda berencana meninggal pada usia 80 tahun)? Bila Anda saat ini
berusia 30 tahun dan biaya hidup Anda sebesar Rp.3 juta, maka pada usia 55
tahun biaya tsb menjadi Rp.32.5 jt (dengan asumsi inflasi 10% p.a.).

Katakanlah biaya hidup Anda menurun menjadi 80% atau Rp.26 jt, maka biaya
hidup Anda selama 25 tahun adalah Rp.7,8 milyar. Biaya sebesar ini tidak saya
kenakan inflasi dan Anda tidak pakai sakit serta tidak bisa jalan-jalan ke
HAWAII.

Anda 'kan tidak mau saat Pensiun, menjadi BENALU atau PARASIT bagi keluarga?
Sebaliknya Anda layak masih memiliki keuangan yang memadai, sehingga saat
cucu Anda ulang tahun, Anda masih mampu membelikan kado bagi mereka.

Anda harus memulai dari sekarang melakukan INVESTASI yang tepat, dan
pikirkan USAHA APA YANG LAYAK ANDA MILIKI saat itu!!! Usaha ini sebagai
ARENA atau "BENGKEL" OTAK & TUBUH Anda. Benamkanlah dan tenggelamlah
dalam "bengkel" tsb. agar Anda bahagia, sehat dan sejahtera. Mari bangun
Investasi & Usaha Mandiri, agar Anda sejahtera dan bahagia kelak.

JANGAN MENYESAL NANTI, JANGAN BANGKRUT SEBELUM MATI.

Salam,
Freddy Pieloor

Buletin PortalReksadana.com
Financial Planning

Freddy Pieloor's blog


Login or register to post comments

Comments
Submitted by DewAsmara on Mon, 02/08/2010 - 23:35.

Sekedar Sharing

Saya pensiun dini saat krisis. Untung sudah dari beberapa tahun silam persiapan
invest di beberapa produk investasi. Jadi ketika perusahaan bangkrut tanpa
memberikan uang pensiun, masih ada sejumlah dana yang cukup sebagai
cadangan menghadapi hari tua

Login or register to post comments

Submitted by rdlshell on Mon, 01/18/2010 - 07:40.

gampangnya rumus infalsi

Nulis rumusnya aq gk bisa ni disini, tp gampangnya gini, kalo inflasi 10%, dan
uang awal 3 jt. maka mengnitungnya : th 1, 3jtx10% = 3.3jt, th ke 2, 3.3jt x
10% = 3.630 jt, dst sampai berapa tahun yang diinginkan. oh rumusnya sih
Future Value
Login or register to post comments

Submitted by herlan84 on Mon, 01/18/2010 - 00:10.

Rumus Inflasi...???

Dear suhu Freddy dan Master2 PortalReksadana

mhon pencerahanya..cara hitung inflasi, contohnya spt artikel suhu diatas,dari


3jt 25 tahun lg jd 32,5jt. bgmna cara menghitungnya?? tq bgt

Login or register to post comments

Submitted by Freddy Pieloor on Tue, 01/19/2010 - 09:55.

Rumus Inflasi - Future Value

Dear Rekan,

Benar yang disampaikan oleh Rekan Rina, bahwa untuk mencari nilai uang saat
ini di masa depan memakai "Future Value".

Gampangnya begini (asumsi inflasi 10%):


Rp.3 juta tahun ini, akan menjadi Rp.3,3 juta tahun 2011
Rp.3,3 juta di 2011 akan menjadi Rp.3,63 jut di 2012
sampai akhirnya menjadi
Rp.32,5 di 25 tahun mendatang (10,835 kalinya)

Demikian, dan semoga bisa menemukan angka tersebut.

Salam,
Freddy Pieloor

6
7
http://www.jevuska.com/topic/cakupan+teori+ekonomi+makro+output+inflasi+pengangg
uran+dan.html

Artikel menarik lainnya:


Powered by

Cakupan Teori Ekonomi Makro, Output, Inflasi,


Pengangguran, Dan
cakupan teori ekonomi makro, output, inflasi, pengangguran, dan cakupan
teori ekonomi makro, output, inflasi, pengangguran, dan variabel ekonomi makro
lainnya 1. mikroekonomi vs makroekonomi untuk dapat memahami ilmu makro
ekonomi, sebaiknya kita

Source: http://staff.ui.ac.id/internal/060803004/material/SuplemenNoteKuliah1.pdf

Teori Ekonomi 2 (makro)


teori ekonomi 2 (makro) pengangguran dan resesi j. medan kesamaan upah
nominal fluktuasi dalam investasi, output dan tingkat sadono sukirno, pengantar
teori ekonomi makro 6. michael parkin dan robin bade

Source: http://www.unisla.ac.id/doc/sap-ekonomi/MIKRO%202.pdf

Teori Ekonomi 2
teori ekonomi 2 macam dan jenis teori-teori inflasi 1 beberapa cakupan
kebijakan dan perencanaan pembangunan ekonomi wijaya, teori ekonomi makro,
bpfe, yogyakarta 6. michael parkin dan

Source: http://mukhyi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/12130/SAP+TEORIE.pdf

Fakultas Ekonomi Dan Manajemen


fakultas ekonomi dan manajemen dan ketidakmerataan, populasi dan migrasi,
pengangguran diperkuat dengan analisis dan teori - teori ekonomi makro baik
penduduk dan pembangunan ekonomi; dan analisa input-output

Source: http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/14554/16/287-314%20image0001-16.pdf
Metodologi Ekonomika
metodologi ekonomika nasional, inflasi, pengangguran, neraca pembayaran,
nilal mata uang dan teori ekonomi makro adalah teori yang mempelajari stabilitas
dan pertumbuhan cakupan ekonomi dan metodologi

Source: http://eprints.undip.ac.id/16915/1/Metodologi_Ekonomika_(OK).pdf

8
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110104190618AAQGzbD

Bagaimanakah rumus untuk menghitung inflasi?


1 bulan lalu
Lapor Penyalahgunaan

by KONTOP Ndasmu!
Anggota sejak:
31 Agustus 2008
Total poin:
5,073 (Tingkat 5)
Tambah Kontak
Blokir

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Suara


Terbanyak
Ini pertanyaan jadul dan untuk anak SMA:

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum
dan terus-menerus (kontinu). Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses
menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa,
bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum
tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung
secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan
untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai
penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua
yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.

(Jawaban di atas ada di http://id.answers.yahoo.com/question/ind


Nah, untuk menghitung inflasi dengan dasar CPI (Consumer Price Index) atau Indeks
Harga Konsumen (IHK), rumusnya adalah:
Inflasi = [(IHKn IHKn-1)/IHKn-1]x100%

Pengertian:
IHKn = IHK pada tahun/bulan tertentu
IHKn-1= IHK pada tahun/bulan sebelumnya

Jadi tinggal hitung saja angka-angka IHK dalam rentang waktu tertentu. Di Indonesia
Statistik harga secara khusus statistik harga konsumen/retail dikumpulkan dalam rangka
penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK). Indeks ini merupakan salah satu indikator
ekonomi yang secara umum dapat menggambarkan tingkat inflasi/deflasi harga barang
dan jasa. Mulai Juni 2008, IHK disajikan dengan menggunakan tahun dasar 2007=100
dan mencakup 66 kota yang terdiri dari 33 ibukota propinsi dan 33 kota-kota besar di
seluruh Indonesia. IHK sebelumnya menggunakan tahun dasar 2002=100 dan hanya
mencakup 45 kota. (Lihat http://www.bps.go.id/aboutus.php?id_suby

Semoga anak-anak SMA lulus UAN model baru ya... 60:40 katanya ya?
1 bulan lalu
Lapor Penyalahgunaan

100% 2 Suara

Bukan jawaban yang benar? Coba Yahoo!


Search
rumus inflasi Cari
Cari di Yahoo! untuk

Saat ini tidak ada komentar untuk pertanyaan ini.

* Anda harus sign in ke Yahoo! Answers untuk memberikan komentar. Sign in or Daftar.

Jawaban Lain (2)

by buffallo

Anggota sejak:
14 Februari 2009
Total poin:
215 (Tingkat 1)
o Tambah Kontak
o Blokir

inflasi

dalam makro ekonomi, salah satu yang dibahas adalah soal uang sebagai alat
tukar resmi masyarakat. kalau nilai uang menaik atau menurun itu adalah
apresiasi atau depresiasi . jika terjadi depresiasi maka yang terjadi adalah de-
valuasi atau penurunan nilai uang yang diakui negara.

inflasi adalah sisi sebelah lain dari devaluasi, tapi terjadi dalam mekanisme pasar
yang seringkali justru diluar kekuasaan negara. inflasi ini jugalah yang menjadi
salah satu faktor dicetuskannya pemikiran ekonomi makro menggantikan ide
pemikiran ekonomi psar bebas di era sebelumnya. salah satu keinginannya adalah
agar bisa mengendalikan 'inflasi' yang cenderung liar di 'rimba' pasar.

penjelasan paling sederhana biasanya terkait dengan suplay demand. ketika suplay
berlebih harga akan turun, atau sebaliknya jika demand menaik. Namun ini bukan
satu-satunya partner faktor dari terjadinya inflasi atau terjadinya suatu kondisi
nilai uang yang disebut inflasi. faktor lainnya adalah karakter keberlakuan inkam
diskresi atau inkam disposhable ditengah masyarakat. tentu saja jika inkam
diskresi ternyata terlalu menyusut setelah inkam dishposhable dengan sendirinya
akan juga terjadi 'inflasi' dalam artian bukan harga yang menaik, tetapi karena
daya beli yang menurun hingga harga menjadi terasa 'mahal'.

materi referensi:
analisis makro ekonomi islam

o 1 bulan lalu
o Lapor Penyalahgunaan

0% 0 Suara

by Evan Yoteni

Anggota sejak:
05 Januari 2011
Total poin:
643 (Tingkat 2)
o Tambah Kontak
o Blokir
Angka inflasi dihitung berdasarkan angka indeks yang dikumpulkan dari beberapa
macam objek yang ingin kita hitung.

CONTOH : barang yang diperjualbelikan di pasar dengan masing-masing tingkat


harga . Barang- barang yang dimaksud adalah barang yang paling banyak dan
merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat. Angka indeks yang digunakan
adalah indeks harga konsumen (IHK). Indeks harga konsumen disebut consumer
price index (CPI). Berdasarkan indeks.

rumus INFLASI =IHKN-IHK n-1 x 100


IHKn1
cuma ini saja yang saya tahu mudah-mudan berguna,mohon mf klw ada kesalahan

o 1 bulan lalu
o Lapor Penyalahgunaan

Temukan di Ekonomi
Mohon bantuan,,,ak. biaya........?
Ada yg ngerti ga soal ini? kalo ngerti tolong jawab iia?
Apa dampak inflasi bagi perekonomian regional ?please bantu?
Apakah bisa permintaan menciptakan penawarannya sendiri?
10 kelebihan perekonomian Indonesia?

Pertanyaan Terselesaikan
Lihat lainnya

http://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=AsAi9tRKlZiX9.DLqV2A1DT9Rgx.;_
ylv=3?qid=20110212225924AAJRDbb

Mohon bantuan,,,ak. biaya........?


Untuk setiap sepeda yang diproduksi, X Company menegeluarkan biaya bahan baku
langsung $6, tenagak kerja langsung $3, dan biaya overhead variabel $1. Biaya overhead
tetap X Company adalah $1000 per bulan.

1.Berapa biaya utama per unit?


2.Berapa biaya konversi variabel per unit?
3.Berapa biaya manufaktur variable per unit?
4.Berapa total biaya manufaktur yang akan terjadi pada bulan di mana 500 sepeda
diproduksi?

trima kasih....
5 hari lalu
Lapor Penyalahgunaan

by Cher I
Anggota sejak:
08 Februari 2010
Total poin:
4,475 (Tingkat 4)
Tambah Kontak
Blokir

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Penanya


1. Biaya Utama adalah biaya bahan baku ditambah biaya tenaga kerja langsung.
---> $6 + $3 = $9 per unit sepeda

2. biaya konversi variabel adalah biaya tenaga kerja langsung ditambah biaya overhead
pabrik variabel.
----> $6 + $1 = $7 per unit sepeda

3. biaya manufaktur variabel adalah biaya bahan baku langsung + biaya TKL + biaya OH
variabel
----> $6 + $3 + $1 = $10 per unit sepeda

4. Total biaya manufaktur = Bi. Bhn Baku + Bi. TKL + Bi. OH variabel + Bi. OH tetap
-----> $6 + $3 + $1 + $2 = $12 per unit sepeda

Total biaya manufaktur yg terjadi pd bln di mana 500 sepeda diproduksi adalah $6000
-----> 500 unit x $12 = $6000

materi referensi:
Biaya OH tetap X Company = $1000/bulan
speda yg diproduksi pd 1 bln = 500 unit
Biaya OH tetap per unit = $1000 : 500 unit = $2 per unit
4 hari lalu
Lapor Penyalahgunaan
Penilaian Penanya:

Komentar Penanya:
trima kasih....
Panel Tindakan:
0 bintang - tandai ini sebagai Pertanyaan Menarik!

Siapa yang menilainya menarik


Jadilah orang pertama yang menandai pertanyaan ini sebagai pertanyaan yang
menarik!

Email
Beri Komentar (0)
Simpan
o Tambahkan ke Daftar Pantau pribadi
o Simpan ke Yahoo! Bookmarks
o RSS

Saat ini tidak ada komentar untuk pertanyaan ini.

* Anda harus sign in ke Yahoo! Answers untuk memberikan komentar. Sign in or Daftar.

Jawaban Lain (2)


Mulai
Tampilkan:

by Guktong

Anggota sejak:
02 Januari 2011
Total poin:
5,946 (Tingkat 5)
o Tambah Kontak
o Blokir

sorry, ane cuman dapet D dulu mata kuliah itu :)

o 5 hari lalu
o Lapor Penyalahgunaan

by Gita
Anggota sejak:
24 Januari 2011
Total poin:
555 (Tingkat 2)
o Tambah Kontak
o Blokir

PR ekonomi ya??
haduh jurasan aku bukan IPS nih,,
maaf2 ga bisa bantu,,,
enak dijurusan IPA loh..

o 5 hari lalu
o Lapor Penyalahgunaan

http://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=AsAi9tRKlZiX9.DLqV2A1DT9Rgx.;_
ylv=3?qid=20110212013725AAM2p2j

Pertanyaan Terselesaikan
Lihat lainnya

Ada yg ngerti ga soal ini? kalo ngerti tolong jawab iia?


jika buku tulis sebagai produksi akhir,maka identifikasi yang termasuk produksi
antaranya (intermediate goods)
6 hari lalu
Lapor Penyalahgunaan

by Reni
Anggota sejak:
03 Januari 2011
Total poin:
701 (Tingkat 2)
Tambah Kontak
Blokir

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Suara


Terbanyak
Menurut saya produksi antaranya adalah kertas karena sebelum dibentuk menjadi buku
tulis, terlebih dahulu buku tulis berwujud lembaran2 kertas..
6 hari lalu
Lapor Penyalahgunaan

100% 1 Suara
Panel Tindakan:
0 bintang - tandai ini sebagai Pertanyaan Menarik!

Siapa yang menilainya menarik


Jadilah orang pertama yang menandai pertanyaan ini sebagai pertanyaan yang
menarik!

Email
Beri Komentar (0)
Simpan
o Tambahkan ke Daftar Pantau pribadi
o Simpan ke Yahoo! Bookmarks
o RSS

Saat ini tidak ada komentar untuk pertanyaan ini.

* Anda harus sign in ke Yahoo! Answers untuk memberikan komentar. Sign in or Daftar.

Jawaban Lain (1)

by jordan

Anggota sejak:
25 Januari 2011
Total poin:
316 (Tingkat 2)
o Tambah Kontak
o Blokir

kyknya sih kertas.

materi referensi:
pendapat sendiri

o 6 hari lalu
o Lapor Penyalahgunaan

http://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=AvB.YPPyZBcJH7YMz07LYUL9Rgx.;
_ylv=3?qid=20110211063956AAS3BuF

Pertanyaan Terselesaikan
Lihat lainnya

Apa dampak inflasi bagi perekonomian regional ?please


bantu?
1 minggu lalu
Lapor Penyalahgunaan

by Alfinn Ramdhani
Anggota sejak:
08 Oktober 2010
Total poin:
1,029 (Tingkat 3)
Tambah Kontak
Blokir

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Penanya


Inflasi dapat mengakibatkan perekonomian tidak berkembang.inflasi berdampak sebagai
berikut :
1. Mendorong penanaman modal spekulatif
2. Menyebabkan tingkat bunga meningkat dan akan mengurangi investasi.
3. Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi di masa depan.jika gagal
mengendalikan inflasi, akan berdampak terhadap ketidakpastian ekonomi.
4. Menimbulkan masalah neraca pembayaran. Inflasi akan menyebabkan harga barang-
barang impor lebih murah daripada harga barang yang dihasilkan di dalam negeri
1 minggu lalu
Lapor Penyalahgunaan

Penilaian Penanya:

Komentar Penanya:
mkasih banyak.
succes for you
Panel Tindakan:
1 bintang - tandai ini sebagai Pertanyaan Menarik!

Siapa yang menilainya menarik


1. Alfinn Ramdhani
Email
Beri Komentar (0)
Simpan

o Tambahkan ke Daftar Pantau pribadi


o Simpan ke Yahoo! Bookmarks
o RSS

Saat ini tidak ada komentar untuk pertanyaan ini.

* Anda harus sign in ke Yahoo! Answers untuk memberikan komentar. Sign in or Daftar.

Jawaban Lain (3)


Mulai
Tampilkan:

by Zul

Anggota sejak:
08 Desember 2010
Total poin:
2,690 (Tingkat 4)
o Tambah Kontak
o Blokir

Daya beli masyarakat rendah, pertumbuhan ekonomi melamban, tingkat


kemiskinan naik.

o 1 minggu lalu
o Lapor Penyalahgunaan

by sty

Anggota sejak:
14 Juni 2010
Total poin:
914 (Tingkat 2)
o Tambah Kontak
o Blokir

Inflasi adalah suatu proses atau peristiwa kenaikan tingkat herga barang-barang
secara umum.
inflasi sangat merugikan masyarakat karena dapat mengakibatkan orang
cenderung menyimpan kekayaannya dalam bentuk barang daripada dalam bentuk
tabungan uang, tidak adanya investasi berupa uang tunai, pengusaha enggan untuk
melakukan investasi, dan daya beli masyarakat menurun karena nilai uang turun

o 1 minggu lalu
o Lapor Penyalahgunaan

by Bagas Putra

Anggota sejak:
14 Januari 2011
Total poin:
1,195 (Tingkat 3)
o Tambah Kontak
o Blokir

inflasi sangat merugikan masyarakat karena dapat mengakibatkan orang


cenderung menyimpan kekayaannya dalam bentuk barang daripada dalam bentuk
tabungan uang, tidak adanya investasi berupa uang tunai, pengusaha enggan untuk
melakukan investasi, dan daya beli masyarakat menurun karena nilai uang turun

o 1 minggu lalu
o Lapor Penyalahgunaan

http://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=AjbbVZo8O1YBrKRv7wE44fb9Rgx.;_
ylv=3?qid=20110211063133AAZKP0R

Pertanyaan Terselesaikan
Lihat lainnya

Apakah bisa permintaan menciptakan penawarannya


sendiri?
kita tahu bahwa hukum say menyatakan bahwa penawaran dpt menciptakan permintaan
nya sendiri.sekarang dibalik,
apakah permintaan bisa menciptakan penawarannya sendiri?
knp?klo bisa kasih contoh ya biar ngerti.
thanks :)
1 minggu lalu
Lapor Penyalahgunaan

by eka_irgi...
Anggota sejak:
17 Juli 2010
Total poin:
196 (Tingkat 1)
Tambah Kontak
Blokir

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Penanya


permintaan bisa menciptakan penawaran sendiri.
karena permintaan itu diciptakan atas keinginan kita sendiri,penawaran dapat tercipta
dengan adanya kesepakatan antara pihak yang berhubungan dengan permintaan itu
sendiri.
contoh : jika kita ingin membeli sebuah rumah diperumahan,yang pertama kita minta
adalah bentuk dari bangunan yang seperti apa yang kita inginkan,selanjutnya melakukan
penawaran ,,,,,
jika tidak sesuai dengan permintaan kita biasanya akan tercipta penawaran tersendiri buat
kita....
6 hari lalu
Lapor Penyalahgunaan

Penilaian Penanya:

Komentar Penanya:
okay,thanks ya :)

http://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=Ao5T8kF4yinuQGxN74dqYnf9Rgx.;_y
lv=3?qid=20110210080451AAUojwB

Pertanyaan Terselesaikan
Lihat lainnya
10 kelebihan perekonomian Indonesia?
1 minggu lalu
Lapor Penyalahgunaan

by Sally Tamachan
Anggota sejak:
17 Desember 2010
Total poin:
497 (Tingkat 2)
Tambah Kontak
Blokir

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Suara


Terbanyak
Ciri-ciri positif:
1. Perekonomian disusun sbg usaha bersama atas dasar asas kekeluargaan.
2. Cabang-cabang produksi yg penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang
banyak di kuasai oleh negara.
3. Bumi, air, dan kekayaan alam yg terkandung di dalamnya, sbg pokok-pokok
kemakmuran rakyat dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarny untuk
kemakmuran rakyat.
4. Sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan dengan permufakatan lembaga
perwakilan rakyat dan pengawasan terhadap kebijaksanaannya ada pada lembaga
perwakilan rakyat.
5. Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yg dikehendaki serta
mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yg layak bagi kemanusiaan.
6. Hak milik perseorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dg
kepentingan masyarakat.
7. Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya
dalam batas-batas yg tidak merugikan kepentingan umum.
8. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

materi referensi:
buku ekonomi kelas x. >.<
1 minggu lalu
Lapor Penyalahgunaan

100% 2 Suara
1
http://id.shvoong.com/business-management/marketing/2065869-pengertian-inflasi/

---------------------------
Microsoft Internet Explorer
shvoong.com The Global Source for Summaries & Reviews
Daftarkan diri

pengertian inflasi
Sekitar 462,000 hasil
Masuk
Write & earn
Pengertian Inflasi
23 Okt 2010 ... Inflasi adalah Peningkatan tingkat harga umum dari barang dan jasa dalam
periode tertentu. Tipe Inflasi Inflasi mungkin berakibat ...
id.shvoong.com/business-management/ma... - Tembolok - Mirip
sarmi jawanti ( 20206889 ): Pengertian Inflasi
10 Mar 2010 ... PENGERTIAN INFLASI. Inflasi adalah kenaikan harga secara umum, atau inflasi
dapat juga dikatakan sebagai penurunan daya beli uang. ...
sarmijawanti.blogspot.com/2010/03/pen... - Tembolok - Mirip
Definisi / Pengertian Inflasi, Stagnasi & Stagflasi Serta Dampak ...
17 Des 2007 ... A. Arti Inflasi. Inflasi adalah suatu keadaan di mana harga barang-barang secara
umum mengalami kenaikan dan berlangsung dalam waktu yang ...
organisasi.org/definisi-pengertian-in... - Tembolok - Mirip
Pengertian dan Arti Inflasi dalam Ekonomi Online Sciences
18 Feb 2011 ... Inflasi adalah suatu proses atau peristiwa kenaikan tingkat herga barang-barang
secara umum. Atau dapar dikatakan inflasi adalah suatu ...
www.g-excess.com/id/pengertian-dan-ar... - Tembolok - Mirip
Pengertian Inflasi Ekonomi, Kasus dan Kenyataan | INDOSKRIPSI
17 Feb 2008 ... Inflasi adalah kenaikan harga secara umum, atau inflasi dapat juga dikatakan
sebagai penurunan daya beli uang. Makin tinggi kenaikan harga ...
one.indoskripsi.com/node/720 - Tembolok - Mirip
Inflasi ; Definisi, Komponen, Tingkat dan Metode Pengukuran ...
Menurut para pakar beberapa pengertian mengenai inflasi: 1. Menurut Nopirin (1987:25) Proses
kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus ...
jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/infla... - Tembolok - Mirip
Pengertian Inflasi Fery24's_Shinigami
Pengertian Inflasi April 25, 2010. Filed under: Uncategorized fery24 @ 7:35 pm. inflasi adalah
suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan ...
fery24.wordpress.com/2010/04/25/121/ - Tembolok - Mirip
Pengertian inflasi powerpoint download and Pengertian inflasi ppt ...
Download pengertian inflasi powerpoint and Download pengertian inflasi ppt - on
www.findtoyou.com.
www.findtoyou.com/powerpoint/pengerti... - Tembolok - Mirip
Yahoo! Answers - Kajilah inflasi dan deflasi dari segala segi ...
Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong
perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan ...
id.answers.yahoo.com/question/index%3... - Tembolok - Mirip
hella: PENGERTIAN INFLASI
8 Nov 2010 ... PENGERTIAN INFLASI. Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses
meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) ...
hellahandira.blogspot.com/2010/11/pen... - Tembolok - Mirip
Pencarian berhubungan dengan: pengertian inflasi
penyebab inflasi inflasi menyebabkan
pengertian deflasi arti inflasi dan deflasi
pengertian pengangguran definisi inflasi dan deflasi
pengertian deflasi dan inflasi penanggulangan inflasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Berikutnya
Ketegori

Bahasa

Cari



Halaman Utama Shvoong Bisnis & Keuangan Marketing & Penjualan Pengertian Inflasi
> > >

Follow us:
t
f

Pengertian Inflasi
oleh: AndaiYani Pengarang : Jeff Madura
Summary ratin g: 2 stars (25 Tinjauan)
Kunjungan : 3205
kata:300

More About : pengertian inflasi

Inflasi adalah Peningkatan tingkat harga umum dari barang dan jasa dalam periode
tertentu.
Tipe Inflasi
Inflasi mungkin berakibat bertambahnya biaya produksi. Misalnya apabila harga bahan
bakar naik, dan biaya transportasi untuk memproduksi barang pun naik. Perusahaan
yang terbebani biaya lebih tinggi akibat biaya transportasi tinggi menaikkan harga
pokoknya untuk menutupi biaya yang tinggi. Situasi ini ketika perusahaan menaikkan
harga karena biaya juga naik disebut cost push inflation (inflasi biaya dorong). Begitu
juga dengan demand pull inflation yang berarti apabila harga barang dan jasa
tertariknaik karena adanya permintaan konsumen yang tinggi.Inflasi adalah Peningkatan
tingkat harga umum dari barang dan jasa dalam periode tertentu.
Tipe Inflasi
Inflasi mungkin berakibat bertambahnya biaya produksi. Misalnya apabila harga bahan
bakar naik, dan biaya transportasi untuk memproduksi barang pun naik. Perusahaan
yang terbebani biaya lebih tinggi akibat biaya transportasi tinggi menaikkan harga
pokoknya untuk menutupi biaya yang tinggi. Situasi ini ketika perusahaan menaikkan
harga karena biaya juga naik disebut cost push inflation (inflasi biaya dorong). Begitu
juga dengan demand pull inflation yang berarti apabila harga barang dan jasa
tertariknaik karena adanya permintaan konsumen yang tinggi.
Diterbitkan di: Oktober 23, 2010 Diperbarui: Oktober 23, 2010

Mohon Resensi ini dinilai :12345

Nilai : 1 2 3 4 5

More About : pengertian inflasi

Lebih lanjut tentang: Pengertian Inflasi

2
http://sarmijawanti.blogspot.com/2010/03/pengertian-inflasi.html

SARMI JAWANTI ( 20206889 )


Page

Home
Gallery
Lagu
About

Web
Blog ini
Di-link Dari Sini
Web
0

Pengertian Inflasi
PENGERTIAN INFLASI
Inflasi adalah kenaikan harga secara umum, atau inflasi dapat juga dikatakan sebagai
penurunan daya beli uang. Makin tinggi kenaikan harga makin turun nilai uang. Defenisi
diatas memberikan makna bahwa, kenaikan harga barang tertentu atau kenaikan harga
karena panen yang gagal misalnya, tidak termasuk inflasi.
Ukuran inflasi yang paling banyak adalah digunakan adalah: Consumer price indeks
atau cost of living indeks. Indeks ini berdasarkan pada harga dari satu paket barang
yang dipilih dan mewakili pola pengeluaran konsumen. Barang-barang dalam paket itu
dibobot sesuai dengan kepentingan relatifnya bagi konsumen. Dan data harga diperoleh
dalam bentuk indeksasi. Indeks yang lain juga dapat diperoleh dari deflatoir GNP pada
harga konstan. Kelebihan indeks ini bukan hanya memperhitungkan harga barang
konsumen tetapi juga harga barang kapital dan barang ekspor.
Inflasi adalah masalah seluruh dunia. Namun berdasarkan data negara yang sedang
berkembang, yang lebih banyak pengalamannya dalam hal ini inflasi dibanding dengan
negara industri. Penyebaran inflasi keseluruh dunia terjadi oleh karena adanya
mekanisme perdagangan keuangan yang saling berkaitan antara negara dunia.
Inflasi merembes keseluruh dunia dengan bebas. Kenaikan harga minyak empat
setengah kali pada tahun 1973 1974 telah meningkatkan laju inflasi dunia dengan
cepat pada tahun 1974 1975. Demikian juga perluasan money supply dunia pada
tahun 1970 an telah mendorong inflasi. Kenyataan ini adalah akibat kekakuan
exchange rate. Bila exchange rate (nilai tukar), fleksibel sempurna maka inflasi dapat
dihindari. Sebaliknya kebanyakan negara dunia memiliki tingkat penukaran mata uang
asing (exchange rate) yang tidak fleksibel, sehingga inflasi tak dapat dihindari.
Generalisasi seperti ini tentu ada kecualinya, yaitu negara yang mempunyai sistem
perencanaan sentral di Eropa Timur atau Uni Soviet (tempo dulu). Pada negara-negara
ini harga ditetapkan oleh pemerintah pusat (secara administratif). Jadi bukan karena
permainan permintaan dan penawaran. Ini tidak berarti bahwa permintaan tidak pernah
melebihi penawaran. Bila kenyataan ini juga terjadi maka penjatahan atau antri dapat
diberlakukan terhadap produksi, sebelum penawaran ditingkatkan.
A. Arti Inflasi
Inflasi adalah suatu keadaan di mana harga barang-barang secara umum
mengalami kenaikan dan berlangsung dalam waktu yang lama terus-
menerus. Harga barang yang ada mengalami kenaikan nilai dari waktu-waktu
sebelumnya dan berlaku di mana-mana dan dalam rentang waktu yang cukup
lama
D. Dampak Sosial Dari Inflasi
Inflasi dapat menyebabkan gangguan pada stabilitas ekonomi di mana para
pelaku ekonomi enggan untuk melakukan spekulasi dalam perekonomian. Di
samping itu inflasi juga bisa memperburuk tingkat kesejahteraan masyarakat
akibat menurunnya daya beli masyarakat secara umum akibat harga-harga
yang naik. Selain itu distribusi pendapatan pun semakin buruk akibat tidak
semua orang dapat menyesuaikan diri dengan inflasi yang terjadi.
INFLASI DI INDONESIA
Tingkat inflasi merupakan variabel ekonomi makro paling penting dan paling
ditakuti oleh para pelaku ekonomi termasuk Pemerintah, karena dapat
membawa pengaruh buruk pada struktur biaya produksi dan tingkat
kesejahteraan. Bahkan satu rezim kabinet pemerintahan dapat jatuh hanya
karena tidak dapat menekan dan mengendalikan lonjakan tingkat inflasi.
Tingkat inflasi yang naik berpuluh kali lipat, seperti yang dialami oleh
pemerintahan rezim Soekarno dan rezim Marcos, menjadi bukti nyata dari
rawannya dampak negatif yang harus ditanggung para pengusaha dan
masyarakat.
Dalam jangka pendek, tingkat inflasi di Indonesia dapat ditekan di bawah
angka 10% setelah sebelumnya mengalami lonjakan yang terduga mencapai
18 persen pada akhir tahun 2005. Lonjakan tersebut lebih banyak
dipengaruhi oleh dampak negatif dari pengaruh multiplier peningkatan harga
minyak bumi dunia pada kisaran 60 sampai 70 dollar AS selama tahun 2005.
Seperti kita alami tingginya harga minyak bumi dunia ini membawa implikasi
dikeluarkannya kebijakan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) di
dalam negeri dan pengurangan subsidi Pemerintah untuk harga BBM
tersebut.
Pada paruh pertama tahun 2006 ini, harga minyak bumi tersebut belum juga
turun, sebagian dipengaruhi oleh ekskalasi ketegangan akibat serangan
pasukan Israel ke wilayah Libanon Selatan. Penurunan tingkat inflasi pada
pertengahan tahun 2006 membawa ruang gerak yang lebih leluasa bagi Bank
Indonesia untuk segera menurunkan tingkat bunga BI Rate secara bertahap.
Kecenderungan ini mendapatkan response dari kalangan dunia usaha dan
masyarakat dengan meningkatnya tingkat kepercayaan konsumen pada
bulan Agustus.
Perkembangan Inflasi 1970 2005 Gejolak dan perkembangan tingkat inflasi
di Indonesia memiliki kecenderungan berikut ini :
Dari kondisi tingkat inflasi yang sangat tinggi (hyperinflation) pada masa
pemerintahan Orde Lama (kabinet Soekarno) maka praktis sejak tahun 1970
Indonesia mengalami tingkat inflasi yang sedang. Hyperinflation adalah
tingkat inflasi melebihi 50 % per bulannya.
Tingkat inflasi ini kemudian menunjukkan trend yang menurun selama
periode 1970-71, yang sebagian besar didorong oleh program stabilisasi
ekonomi yang dijalankan pemerintah pada era kabinet Soeharto.
Tingkat inflasi ternyata masih naik kembali pada periode 1972-74, yang
akhirnya mencapai 41% pada tahun 1974.
Tingkat inflasi ini berhasil ditekan selama periode 1970-1992 mencapai
tingkatan rata-rata 12,7% per tahunnya. Baru kemudian sejak tahun 1988,
angka inflasi selalu dibawah 10% dihitung dengan metode indeks biaya hidup
.
Pada era pemerintahan sejak krisis perekonomian pada tahun 1998-99, laju
inflasi masih bergejolak; tetapi dengan rentan fluktuasi batas satu digit
( dibawah tingkat 10%).
Program pengendalian inflasi yang sukses setelah krisis ekonomi, masih
bergejolak kembali pada pertengahan tahun 2005. Gejolak ini dipengaruhi
oleh kebijakan pemerintahan kabinet Soesilo Bambang Yudhoyono dalam
melepas program subsidi BBM dan menaikankan harga BBM di dalam negeri.
Faktor-Faktor Pemicu Tingkat Inflasi Laju kenaikan tingkat inflasi dipengaruhi
oleh berbagai faktor, sebagian ditentukan dari sudut pandang teori inflasi
yang dianut. Pada kasus perekonomian di Indonesia paling tidak terdapat
beberapa faktor yang baik secara langsung maupun secara psikologis dapat
mendorong trend kenaikan tingkat inflasi. Faktor ekonomi dan non-ekonomi
yang diperkirakan mempengaruhi tingkat inflasi di negara kita antara lain
dapat diidentifikasi berikut ini:
(1) Adanya peningkatan jumlah uang beredar. Peningkatan jumlah uang
beredar ini di Indonesia disebabkan antara lain oleh peristiwa:
Kenaikan harga migas di luar negeri
Meningkatnya bantuan luar negeri
Masuknya modal asing, khususnya investasi portfolio di pasar uang
Meningkatnya anggaran Pemerintah secara mencolok
Depresiasi nilai Rupiah dan gejolak mata uang konvertibel
(2) Adanya tekanan pada tingkat harga umum, yang dapat dipengaruhi oleh
kejadian-kejadian berikut ini :
Penurunan produksi pangan akibat musim kering yang berkepanjangan
Peningkatan harga komoditi umum secara mendadak
Pencabutan program subsidi BBM
Kenaikan harga BBM yang mencolok
Kenaikan tarif listrik
(3) Kebijakan Pemerintah dalam mendorong kegiatan ekspor non-migas;
maupun kebijakan lainnya yang bersifat distortif seperti antara lain:
Lonjakan inflasi setelah dikeluarkannya kebijakan devaluasi
Kebijakan tata niaga yang menciptakan pasar yang oligopolistis dan
monopolistis
Pungutan-pungutan yang dikenakan dalam perjalanan lalu lintas barang dan
mobilitas tenaga kerja
Kebijakan peningkatan tingkat upah minimum regional
(4) Peningkatan pertumbuhan agregat demand yang dipicu oleh perubahan
selera masyarakat, atau kebijakan pemberian bonus perusahaan dan faktor
spekulatif lainnya:
Pemberian bonus THR mendekati jatuhnya Hari Raya.
Pemberian bonus prestasi perusahaan
Perkembangan pusat belanja yang ekspansif dengan mematikan fungsi
keberadaan pasar tradisional di lokalitas tertentu.
Pada masa lalu pencetus inflasi di Indonesia lebih dipengaruhi oleh inflasi
yang berasal dari impor bahan baku dan penolong. Hal ini beralasan karena
sebagian besar dari bahan baku tersebut masih diimpor dari luar negeri,
akibat struktur industri yang sedikit mengandung local content.
Dua faktor dapat berpengaruh atas kenaikkan harga di dalam negeri.
Jika terjadi kelangkaan pasokan akibat gangguan logistik atau perubahan
permintaaan dunia atas bahan baku tersebut di dunia.
Jika terjadi penurunan nilai rupiah kita terhadap mata uang asing utama
seperti dollar Amerika Serikat.
Saat ini inflasi di negara kita lebih banyak dipengaruhi oleh lonjakan harga
minyak bumi di pasar internasional, yang dapat mendorong lebih lanjut biaya
pengadaan sumber energi listrik dan bahan bakar untuk sebagian besar
pabrik-pabrik pengolahan.
Dimasa depan ancaman lonjakan harga minyak bumi masih akan
mengancam inflasi di negara kita. Potensi kelangkaan bahan baku batubara
dan gas akan juga terjadi dan mengakibat kan kenaikkan biaya energi.
Disamping itu ancaman jangka menengah atas kemungkinan terjadinya
inflasi di beberapa daerah di Indonesia adalah akibat adanya kelangkaan
bahan makanan pokok masyarakat yang timbul akibat paceklik, hama
penyakit, dan penurunan produktivitas padi, kedelai dan kacang-kacangan.
Memang inflasi pada tingkat yang rendah merupakan perangsang bagi
produsen untuk menambah kapasitas produksinya; tetapi jika terlalu tinggi
akan memberikan dampak negatif atas meningkatnya ketidakpastian dan
penurunan daya beli konsumen, sekaligus potensi penjualan perusahaan.
(copyright@aditiawan chandra)

DIPOSKAN OLEH SARMI JAWANTI DI 06.41


3
http://organisasi.org/definisi-pengertian-inflasi-stagnasi-stagflasi-serta-dampak-sosial-
inflasi

Definisi / Pengertian Inflasi, Stagnasi & Stagflasi Serta Dampak


Sosial Inflasi
Mon, 17/12/2007 - 3:02pm godam64

A. Arti Inflasi

Inflasi adalah suatu keadaan di mana harga barang-barang secara umum mengalami

kenaikan dan berlangsung dalam waktu yang lama terus-menerus. Harga barang yang

ada mengalami kenaikan nilai dari waktu-waktu sebelumnya dan berlaku di mana-mana

dan dalam rentang waktu yang cukup lama

B. Arti Stagnasi

Stagnasi adalah suatu keadaan di mana tingkat pertumbuhan ekonomi adalah sekitar 0%

per tahun.

C. Arti Stagflasi

Stagflasi adalah suatu kondisi suatu perekonomian mengalami inflasi dan stagnasi dalam

waktu yang bersamaan.

D. Dampak Sosial Dari Inflasi

Inflasi dapat menyebabkan gangguan pada stabilitas ekonomi di mana para pelaku

ekonomi enggan untuk melakukan spekulasi dalam perekonomian. Di samping itu inflasi

juga bisa memperburuk tingkat kesejahteraan masyarakat akibat menurunnya daya beli

masyarakat secara umum akibat harga-harga yang naik. Selain itu distribusi pendapatan

pun semakin buruk akibat tidak semua orang dapat menyesuaikan diri dengan inflasi

yang terjadi.

4
http://www.g-excess.com/id/pengertian-dan-arti-inflasi-dalam-ekonomi.html

Pengertian dan Arti Inflasi dalam Ekonomi

Inflasi adalah suatu proses atau peristiwa kenaikan tingkat herga barang-barang secara
umum. Atau dapar dikatakan inflasi adalah suatu proses menurunnya nilai uang secara
kontinu.
Inflasi dikatakan sebagai proses kenaikan harga apabila ada kecenderungan harga meningkat
terus menerus atau tidak bersifat musiman.

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam Inflasi:

Macam-macam Inflasi dalam Ekonomi


Penyebab Inflasi dan Teori Inflasi dalam Ekonomi
Pengaruh dan Akibat Inflasi dalam Ekonomi
Cara Mengatasi Inflasi dalam Ekonomi

5
http://www.journalonlines.info/

6
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/inflasi-definisi-komponen-tingkat-dan.html

Inflasi ; Definisi, Komponen, Tingkat dan Metode Pengukuran


Bahan Kuliah Bank dan Lembaga Keuangan. Definisi Inflasi :

Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum dan

terus menerus selama waktu tertentu . Menurut para pakar beberapa pengertian mengenai inflasi:

1. Menurut Nopirin (1987:25)

Proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus selama peride tertentu.

2. Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998: 578-603)

Inflasi dinyatakan sebagai kenaikan harga secara umum. Jadi tingkat inflasi adalah tingkat perubahan

harga secara umum yang dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

Rate of inflation (year t) = Price level (year t)- price level (year t-l) :Pricelevel(yeartl)

Komponen Inflasi

Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi, Prathama dan Mandala

(2001:203)

1. Kenaikan harga

Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi darpada harga periode sebelumnya.
2. Bersifat umum

Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan

harga secara umum naik.

3. Berlangsung terus menerus

Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika terjadi sesaat, karena itu

perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan

Tingkat Inflasi

Kondisi inflasi menurut Samuelson (1998:581), berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi tiga bagian

yaitu

1) Merayap {Creeping Inflation)

Laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% pertahun), kenaikan harga berjalan lambat dengan persentase

yang kecil serta dalam jangka waktu yang relatif lama.

2) Inflasi menengah {Galloping Inflation)

Ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan kadang-kadang berjalan dalam waktu yang relatif

pendek serta mempunyai sifat akselerasi yang arrinya harga-harga minggu/bulan ini lebih tinggi dari

minggu/bulan lalu dan seterusnya.

3) Inflasi Tinggi {Hyper Inflation)

Inflasi yang paling parah dengan dtandai dengan kenaikan harga sampai 5 atau 6 kali dan nilai uang

merosot dengan tajam. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran

belanja.

Metode Pengukuran Inflasi

Suatu kenaiikan harga dalam inflasi dapat diukur dengan menggunakan indeks harga. Ada beberapa

indeks harga yang dapat digunakan untuk mengukur laju inflasi (Nopirin,1987:25) antara lain:

a) ConsumerPriceIndex (CPI)

Indeks yang digunakan untuk mengukur biaya atau pengeluaran rumah tangga dalam membeli sejumlah

barang bagi keperluan kebuthan hidup:

CPI= (Cost of marketbasket ingiven year : Cost of marketbasket in base year) x 100%

b) Produsen PriceIndex dikenal dengan Whosale Price Index

Index yang lebih menitikberatkan pada perdagangan besar seperti harga bahan mentah (raw material),

bahan baku atau barang setengah jadi. Indeks PPI ini sejalan dengan indeks CPI.

c) GNP Deflator

GNP deflator ini merupakan jenis indeks yang berbeda dengan indeks CPI dan PPI, dimana indeks ini

mencangkup jumlah barang dan jasa yang termasuk dalam hitungan GNP, sehingga jumlahnya lebih

banyak dibanding dengan kedua indeks diatas:


GNP Deflator = (GNP Nominal : GNP Riil) x 100%

Faktor - faktor yang mempengaruhi Inflasi

Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998:587), ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya inflasi:

a. DemandPull Inflation

Timbul apabila permintaan agregat meningkat lebih cepat dibandingkan dengan potensi produktif

perekonomian, menarik harga ke atas untuk menyeimbangkan penawaran dan pennintaan agregat.

b. Cost Push Inflation or Supply Shock Inflation

Inflasi yang diakibatkan oleh peningkatan biaya selama periode pengangguran tinggi dan penggunaan

sumber daya yang kurang efektif.

Sedangkan faktor- faktor yang menyebabkan timbulnya inflasi tidak hanya dipengaruhi oleh Demand Pull

Inflation dan Cost Push Inflation tetapi juga dipengaruhi oleh :

a) Domestic Inflation

Tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga barang secara

umum di dalam negeri.

b) ImportedInflation

Tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga-harga barang

import secara umum

Labels: Manajemen Keuangan

7
http://fery24.wordpress.com/2010/04/25/121/

Pengertian Inflasi April 25, 2010

Filed under: Uncategorized fery24 @ 7:35 pm

inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan


terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata
lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara
kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-
rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi
belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses
kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-
mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan
peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab
meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi,
dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.

Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan,


sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan
harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%
30% setahun; berat antara 30%100% setahun; dan hiperinflasi atau
inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100%
setahun.

Penggolongan
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi
yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri.
Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit
anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan
gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal.
Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai
akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya
produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor
barang.

Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh


terhadap harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan
satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed
Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang
secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open
Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya
sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga
orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus
merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
4. Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)

Penyebab
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan atau
desakan biaya produksi. Inflasi tarikan permintaan terjadi akibat adanya
permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada
tingkat harga. Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa
mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor
produksi. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu
kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini
terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu
perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment.

Inflasi desakan biaya terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input)


sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan
ikut naik. Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal,yaitu

kenaikan harga,misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji,misalnya


kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan
harga barang-barang. dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
inflasi adalah sebagai berikut:

1. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan


barang dan jasa
2. Tuntutan kenaikan upah dari pekerja.
3. Kenaikan harga barang impor
4. Penambahan penawaran uang dengan cara mencetak uang baru
5. Kekacauan politik dan ekonomi seperti yang pernah terjadi di Indonesia tahun 1998.
akibatnya angka inflasi mencapai 70%.

Dampak
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah
atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai
pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih
baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang
bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.
Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi
tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan
perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja,
menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga
meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti
pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan
kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka
menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.

Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat


merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun
1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun
kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya,
uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan
keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya
inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan
dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.

Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai


mata uang semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga,
namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun.
Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit
berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan
dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.

Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi


menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur,
nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya,
kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian
karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat
peminjaman.
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang
diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini
terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya
(biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi
menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan
produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya.
Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu.
Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen
tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).

Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di


suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman
modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan,
ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya
tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

Peranan dari bank sentral


Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi.
Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan
tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan
memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya
tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk
pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan
bahwa bank sentral yang kurang independen salah satunya disebabkan
intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter
untuk mendorong perekonomian akan mendorong tingkat inflasi yang
lebih tinggi.

Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau


tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga.
Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai
tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata
uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun
eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh
bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh Bank Indonesia.

10
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080407065750AAnYGxS

Kajilah inflasi dan deflasi dari segala segi!


(pengertian,jenis,dampak, penanggulangan,dll)?
3 tahun lalu
Lapor Penyalahgunaan

by okta
Anggota sejak:
03 April 2008
Total poin:
15,903 (Tingkat 6)
Tambah Kontak
Blokir

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Suara


Terbanyak
Hai sArAs ....
Salam hangat, Semoga bermanfaat

INFLASI
1. Pengertian
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum
dan terus-menerus (kontinu). Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses
menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa,
bukan tinggi-rendahnya tingkat harga.

2.Jenis
Inflasi dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan
hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10%
setahun; inflasi sedang antara 10%30% setahun; berat antara 30%100% setahun; dan
hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100%
3.Dampak
a. Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya
inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti
dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan
membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.
Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali
(hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu.
Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan
produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti
pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan
menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot
dan terpuruk dari waktu ke waktu.

b. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih
tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong
untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun,
bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan
produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa
menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup
mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi
pada pengusaha kecil).

c. Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara,


mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif,
kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca
pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

4. Penyebab
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan atau desakan biaya
produksi.

Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan
total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya
permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap
faktor-faktor produksi. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian
menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu
kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi
full employment.

Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat meningkatnya biaya
produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan
ikut naik.

5. Penggolongan
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
4. Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)

6. Penanggulangan
peran bank sentral sangat berpengaruh
Peran bank sentral

Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral
suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang
wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam
artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral
-termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa
bank sentral yang kurang independen -- salah satunya disebabkan intervensi pemerintah
yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian -- akan
mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.

Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga
sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga
berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan
karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi)
maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank
sentral di seluruh dunia, termasuk oleh Bank Indonesia.

DEFLESI

1. Pengertian
Dalam keuangan modern, deflasi didefinisikan sebagai meningkatnya permintaan
terhadap uang berdasarkan jumlah uang yang berada di masyarakat. Teori Jumlah
Peredaran Uang (Quantity Theory of Money) didapatkan dari persamaan Fisher sebagai
berikut:

MV = PT

Ket :

M : Money Supply atau Persediaan Uang di masyarakat

V : Velocity atau kecepatan perputaran uang.

P : Average Price Level atau tingkat harga rata-rata.

T : Total Number of transactions atau Jumlah Transaksi.


2.Penyebab
Jadi dapat disimpulkan bahwa ada empat buah penyebab Deflasi :

1. Menurunnya persediaan uang di masyarakat.

2. Meningkatnya Persediaan Barang

3. Menurunnya permintaan akan barang.

4. Naiknya permintaan akan uang

3. Dampak
Deflasi dapat menyebabkan menurunnya persediaan uang di masyarakat dan akan
menyebabkan depresi besar (seperti yang dialami Amerika dulu) dan juga akan membuat
pasar Investasi (Saham) akan mengalami kekacauan.

Dikarenakan harga barang mengalami penurunan, konsumen memiliki kemampuan untuk


menunda belanja mereka lebih lama lagi dengan harapan harga barang akan turun lebih
jauh. Akibatnya aktivitas ekonomi akan melambat dan memberikan pengaruh pada spiral
deflasi (deflationary spiral).

Dampak susulan dari melesunya kegiatan ekonomi adalah banyak pekerja yang akhirnya
mengalami PHK karena pemiliki bisnis tidak sanggup membayar gaji karyawannya (lha
barang tidak laku, mau bayar dari mana?). Dengan demikian pendapatan yang diterima
masyarakat menjadi sedikit dan jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin
berkurang.

Dari sisi investasi, deflasi juga mengakibatkan melesunya investasi di sektor riil maupun
di lantai bursa. Akibatnya ini akan menambah berat kelesuan ekonomi dikarenakan tidak
ada lagi aktivitas bisnis yang berjalan.

Deflasi juga dapat menyebabkan suku bunga disuatu negara menjadi nol persen. Lalu
diikuti juga dengan turunnya suku bunga pinjaman di bank. Ini memang merupakan
langkah paliatif untuk mencegah masyarakat menyimpan uangnya di bank yang dapat
membuat peredaran uang semakin kecil.

4. Penanggulangan
Cara mengatasi Deflasi

Deflasi dapat diibaratkan jatuh sakitnya seseorang karena jarang berolah raga. Apabila
seseorang pada dasarnya memiliki kaki normal namun malas menggunakannya, maka ini
akan mengakibatkan menyusutnya otot-otot kaki yang jarang digunakan tersebut. Dalam
jangka waktu lebih lama orang tersebut akan tidak dapat berjalan sama sekali berhubung
otot sudah terlalu lemah untuk digunakan. Apabila keadaan ini justru didiamkan, bukan
tidak mungkin akan mengalami kelumpuhan selamanya.
Hal ini parallel dengan deflasi. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan melatih
kembali otot-otot yang sudah lama tidak digunakan. Meski memakan waktu lama, hal ini
adalah satu-satunya cara untuk mengembalikan kekuatan otot yang melemah. Dengan
kata lain untuk mencegah deflasi menjadi krisis ekonomi besar, pemerintah dan semua
pihak yang terkait harus bersepakat untuk memulai kembali kegiatan ekonomi yang
sempat terhenti karena salah urus tersebut. Tentu saja ini membutuhkan waktu yang tidak
sedikir. Lazim dikatakan oleh para analis eknonomi bahwa deflasi merupakan kondisi
krisis moneter yang sebenarnya tidak memiliki obat yang efektif. Apabila pada inflasi
Bank Sentral dapat menaikkan suku bunga untuk menahannya, menurunkan suku bunga
bahkan hingga nol persen bukanlah jalan keluar bagi deflasi. Pasalnya ini akan membuat
pemasukan pemerintah menjadi nol juga atau bahkan negative. Belum lagi hal ini akan
memicu aksi spekulan luar negeri yang dapat menjalankan Carry Trade sehingga nilai
uang justru menjadi jatuh. Akibatnya, biaya impor menjadi terbebani sementara ekspor
tidak menunjukkan kenaikan signifikan berhubung melemahnya mata uang disebabkan
oleh aksi spekulan semata-mata.

Cara yang paling lazim digunakan adalah memberikan stimulus ekonomi berupa bantuan
likuiditas ke sektor bisnis. Dengan demikian diharapkan kegiatan ekonomi kembali
berputar. Pemerintah juga dapat memotong pajak dan meningkatkan belanjanya sendiri
untuk menggairahkan perekonomian. Dari sisi Bank Sentral, pemerintah juga dapat
meningkatkan peredaran uang di masyarakat dengan membeli surat hutang sektor swasta
dan menukarkannya dengan uang tunai. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan
memotong suku bunga. Namun seperti dijelaskan di atas, memotong suku bunga
bukanlah jalan keluar yang sesungguhnya tetapi hanya sekedar pengobatan sementara
untuk menggairahkan ekonomi dan mengharapkan harga bergerak naik dengan
sendirinya.

materi referensi:
References

http://web.mit.edu

http://www.elliottwave.com

http://www.federalreserve.gov

http://www.thenation.com

http://www.mises.org

http://www.inflationdata.com

http://en.wikipedia.org
3 tahun lalu
Lapor Penyalahgunaan
Bukan jawaban yang benar? Coba Yahoo!
Search
pengertian infl
Cari di Yahoo! untuk Cari

Pencarian Terkait:
pengertian inflasi adalah
pengertian inflasi dan deflasi

Jawaban Lain (2)

by tio

Anggota sejak:
26 November 2007
Total poin:
4,505 (Tingkat 4)
o Tambah Kontak
o Blokir

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga


secara umum dan terus-menerus (kontinu). Dengan kata lain, inflasi juga
merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah
proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat
harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap
terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling
pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan
peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab
meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang
paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.

Inflasi dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu inflasi ringan, sedang,
berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di
bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%30% setahun; berat antara
30%100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila
kenaikan harga berada di atas 100% setahun.
Penyebab
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan atau desakan biaya
produksi.

Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat adanya
permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga.
Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan
bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi. Meningkatnya
permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor
produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam
permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full
employment.

Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat meningkatnya biaya
produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang
dihasilkan ikut naik.

Penggolongan
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang
berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal
dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang
dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat
harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri
adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa
terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan
tarif impor barang.

Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga.
Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang
tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila
kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut
sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi
demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat
sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus
merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).

Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :

Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)


Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)

Mengukur inflasi
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah
indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:

Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks
yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-
barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering
digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga
bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan
harga barang-barang konsumsi.
Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-
komoditas tertentu.
Indeks harga barang-barang modal
Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru,
barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.

Dampak
Pekerja dengan gaji tetap sangat dirugikan dengan adanya Inflasi.Inflasi memiliki
dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi.
Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti
dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan
nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan
investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi
inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan
perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung,
atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat.
Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta
serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga
sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke
waktu.

Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita
ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990,
uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun
2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal
setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan
keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi.
Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji
mengikuti tingkat inflasi.

Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang
semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat
inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung,
dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang
dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan
masyarakat.

Bagi orang yang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi menguntungkan,
karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah
dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang
meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian
lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.

Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih
tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan
terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha
besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada
akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan
produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu.
Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut
mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).

Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu


negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang
bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan
ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan
kesejahteraan masyarakat.

Peran bank sentral


Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank
sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada
tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang
independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak
di luar bank sentral -termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah
studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independen -- salah satunya
disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan
moneter untuk mendorong perekonomian -- akan mendorong tingkat inflasi yang
lebih tinggi.

Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku
bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral
juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini
disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan
oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting
banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh Bank
Indonesia.

Dalam ekonomi, deflasi (bahasa Inggris deflation) adalah suatu periode dimana
harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang bertambah.[1] Deflasi adalah
kebalikan dari inflasi. Bila inflasi terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang
beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi karena kurangnya jumlah uang yang
beredar, dimana cara menanggulanginya adalah dengan cara menurunkan tingkat
suku bunga.

materi referensi:
Wikipedia

o 3 tahun lalu
o Lapor Penyalahgunaan

0% 0 Suara

by JIN DARI TIMUR TENGAH

Anggota sejak:
14 Maret 2008
Total poin:
2,134 (Tingkat 3)
o Tambah Kontak
o Blokir

Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga dalam satu periode. Misal Inflasi bulan
Januari, Inflasi tahun 2007, dsb.
Inflasi berdampak:
a. Baik. Dengan adanya inflasi maka produsen memperoleh margin keuntungan
sehingga tidak ragu untuk menyetok barang dan belanja modal lainnya.
Bank akan menetapkan suku bunga yang cukup tinggi untuk mengimbangi inflasi
sehingga banyak orang akan berinvestasi dengan membuka tabungan dan deposito

b. Buruk. Inflasi akan menyebabkan nilai uang tidak lagi berarti di masa depan
karena akan terus merosot. Inflasi menyebabkan kemiskinan dan membuat yang
kaya makin kaya yang miskin makin miskin. Orang kaya akan membeli tanah dan
properti yang akan terus naik harganya sedangkan orang miskin tidak akan pernah
mampu punya rumah atau mobil karena harganya terus naik akibat inflasi.
Inflasi tinggi suku bunga tinggi sehingga orang banyak menabung tapi tidak ada
yang meminjam. Bank akan kelebihan dana dan mengakibatkan bank bangkrut
sehingga tinggal menunggu resesi ekonomi.
Inflasi menyebabkan barang langka di pasaran karena orang lebih suka
menyimpan barang daripada memegang uang.

Deflasi adalah penurunan harga dalam perekonomian di masa waktu tertentu.


Dampak :
a. Baik, deflasi akan membuat orang menyimpan uang sehingga uang benar-benar
dihargai dan jaminan keamanan sosial politik. Orang akan banyak berinvestasi
langsung dan ketersediaan barang terjamin.

b. Buruk. deflasi akan membuat jatuh nilai properti. Orang lebih suka
mendepositokan uangnya di bank atau pasar modal daripada beli properti yang
tidak naik.

Penanggulangan : Inflasi harus terjadi setiap tahun. Inflasi yang baik sekitar 5%
per tahun. Di atas itu berbahaya. Di bawah 5% akan mengakibatkan produsen
tutup karena bahan baku yang disetok akan tidak bernilai.

o 3 tahun lalu
o Lapor Penyalahgunaan

0% 0 Suara

Temukan di Ekonomi
Mohon bantuan,,,ak. biaya........?
Ada yg ngerti ga soal ini? kalo ngerti tolong jawab iia?
Apa dampak inflasi bagi perekonomian regional ?please bantu?
Apakah bisa permintaan menciptakan penawarannya sendiri?

wikipedia definis inflasi


Sekitar 58,900 hasil

Menampilkan hasil untuk wikipedia definisi inflasi. Atau telusuri wikipedia


definis inflasi
1. Inflasi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat ...
id.wikipedia.org/wiki/Inflasi - Tembolok - Mirip
2. Kebijakan moneter - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
... antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat ...
id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter - Tembolok - Mirip
3. Pengertian Inflasi Wikipedia - IhramSulthan.Com
Untuk menemukan artikel terkait pengertian inflasi wikipedia di IhramSulthan.Com 0 Baca
selanjutnya artikel umum pengertian inflasi wikipedia di ...
ihramsulthan.com/topik/pengertian%2Bi... - Tembolok - Mirip
4. Kurva Inflasi Wikipedia - IhramSulthan.Com
Untuk menemukan artikel terkait kurva inflasi wikipedia di IhramSulthan. ...
ihramsulthan.com/topik/kurva%2Binflas... - Tembolok - Mirip
5. Definisi Inflasi Dan Deflasi - Contoh Makalah di Mina Love
Kumpulan cerita berisi definisi inflasi dan deflasi di MinaLove.com 0. ... deflasi wikipedia
bahasa melayu ensiklopedia bebas Dalam ekonomi, ...
minalove.com/artikel/definisi%2Binfla... - Tembolok - Mirip
6. A. Pengertian Inflasi Menurut sumber Wikipedia - Blogspot
1 Agu 2010 ... Berikut ini pengertian inflasi yang saya kutip dari wikipedia sebagai bahan
pembanding, meskipun secara teoritis tetap sama. ...
opinimasding.blogspot.com/2010/08/pen... - Tembolok - Mirip
7. TELAAH SINGKAT PENGENDALIAN INFLASI DALAM PERSPEKTIF
KEBIJAKAN ...
21 Jul 2010 ... Wikipedia memberikan definisi kebijakan moneter dengan sebuah proses yang ...
Adapun definisi inflasi dalam Dictionary of Economics ...
salmantotal.staff.fkip.uns.ac.id/2010... - Tembolok - Mirip
8. telaah-singkat-pengendalian-inflasi-dalam-perspekti-kebijakan ...
186 40 Monetary Policy, dalam http://www.wikipedia.com 41 Dictionary of Economics ... Kedua,
sebagaimana halnya definisi kebijakan moneter, definisi inflasi ...
www.scribd.com/doc/47466523/telaah-si... - Tembolok - Mirip
9. definisi inflasi doc~4 - Find-Docs.com - Free Documents Search Engine
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia ... Laju inflasi di Indonesia
terkategori ... Definisi tujuan keempat sulit ditegaskan, ...
www.find-docs.com/definisi-inflasi-do... - Tembolok - Mirip
10. BHARA CENTRUM: Pengendalian Inflasi dalam Perspektif Kebijakan ...
20 Nov 2009 ... Wikipedia memberikan definisi kebijakan moneter dengan sebuah proses yang
... Adapun definisi inflasi dalam Dictionary of Economics ...
developmentcountry.blogspot.com/2009/... - Tembolok - Mirip
12345678910Berikutnya

1
http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi

Inflasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

tingkat inflasi di dunia

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai
termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang.[1] Dengan kata lain,
inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi
adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat
harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator
untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga
berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga
digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat
sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi,
dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.

Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat,
dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10%
setahun; inflasi sedang antara 10%30% setahun; berat antara 30%100% setahun; dan
hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100%
setahun.

Daftar isi
[sembunyikan]
1 Penyebab
2 Penggolongan
3 Mengukur inflasi
4 Dampak
5 Peran bank
sentral
6 Lihat pula
7 Pranala luar

8 Referensi

[sunting] Penyebab
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan(tekanan) produksi dan/atau
distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya
distribusi).[rujukan?] Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam
kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari
peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah
(Government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan
pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.

Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan
total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar
sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga.
Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap
barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor
produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian
menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu
kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi
full employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas
dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak
faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran
jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang
terjadi di sektor industri keuangan.

Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan
produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara
umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran
aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan
normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-
penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap
produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi
sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi
(pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk
menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu
kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat
terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang
sangat penting.

Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal,yaitu

kenaikan harga,misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji,misalnya kenaikan gaji PNS
akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.

[sunting] Penggolongan
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal
dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam
negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan
cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan
menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai
akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di
luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.

Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika
kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi
itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi
pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open
Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat
harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih
lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali
(Hiperinflasi).

Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :

1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)


2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
4. Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)

[sunting] Mengukur inflasi


Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks
harga. Indeks harga tersebut di antaranya:

Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks
yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari
barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP
sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan
harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan
meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-
komoditas tertentu.
Indeks harga barang-barang modal
Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru,
barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.

[sunting] Dampak
Pekerja dengan gaji tetap sangat dirugikan dengan adanya Inflasi.

Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya
inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti
dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan
membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.
Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali
(hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu.
Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan
produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti
pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan
menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot
dan terpuruk dari waktu ke waktu.

Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil
contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang
pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga
belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang
pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang
yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha,
tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja
di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.

Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang
semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di
atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan
investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan
dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena
pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada
saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan
mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada
saat peminjaman.

Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih
tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong
untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun,
bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan
produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa
menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup
mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi
pada pengusaha kecil).

Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara,


mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif,
kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca
pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

[sunting] Peran bank sentral


Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral
suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang
wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam
artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral
-termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa
bank sentral yang kurang independen -- salah satunya disebabkan intervensi pemerintah
yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian -- akan
mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.

Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku
bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga
berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan
karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi)
maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank
sentral di seluruh dunia, termasuk oleh Bank Indonesia.

[sunting] Lihat pula


Aturan 72 (sebuah aturan "ibu jari" untuk menghitung periode untuk inflasi
menyetengahkan harga pembelian dari jumlah tetap)
Bank sentral
Deflasi
Devaluasi
Ekonomi
Ekonomi mikro
Ekonomi makro
Inflasi dan perekonomian Indonesia
Hiperinflasi
Monetarisme
Revolusi harga
Uang

[sunting] Pranala luar


Arguments for and against inflation and inflation targeting
The Inflation Calculator
Another Inflation Calculator by the Bureau of Labor Statistics
Project Gutenberg Edition of Fiat Money Inflation in France: How ... -
November 2004
The mechanics of inflation The great government swindle and how it works is
one of a series of documents about economics and money at abelard.org
Basics of Inflation
Tingkat Inflasi Tahunan (Indeks Harga Konsumen)

[sunting] Referensi
1. Barro, Robert J. Macroeconomics
2. Brown, A. World Inflation Since 1950
3. Case, Karl E. and Fair, Ray C. Principles of Macroeconomics
4. Bureau of Labor Statistics
5. Kieler, Mads The ECB's Inflation Objective
6. George Reisman, Capitalism: A Treatise on Economics (Ottawa : Jameson
Books, 1990), 503-506 & Chapter 19 ISBN 0-915463-73-3
7. Murray N. Rothbard, What has government done to our money? ISBN 0-
945466-10-2. Good introduction to Austrian school's view on money, inflation
etc.

1. ^ Ekspektasi kenaikan harga ini antara lain bisa disebabkan adanya


kekhawatiran konsumen terhadap kenaikan tarif-tarif komoditas yang
dikendalikan pemerintah, seperti BBM, listrik, serta ketidaklancaran distribusi
barang dan/atau berkurangnya ketersediaan barang atau jasa sebagai akibat
mahalnya biaya transportasi atau miniminya infratstruktur yang memadai,

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi"

2
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter
Kebijakan moneter
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk
mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih
sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman,
"margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai
peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan
pemerintah lain.

Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk
mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi
yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran
internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian
terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan
stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor
perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil. [1]

Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang
tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk
mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur
keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat
terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi
barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas
pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar
valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila
mengalami kesulitan likuiditas.

Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah
atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu : [2]

1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy

Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar

1. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy

Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga
dengan kebijakan uang ketat (tight money policy)
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter,
yaitu antara lain : [3]

1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)

Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual
atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah
jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila
ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga
pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah
SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat
Berharga Pasar Uang.

1. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)

Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat
bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami
kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah
uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya
menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.

1. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)

Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan
jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk
menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk
menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.

1. Himbauan Moral (Moral Persuasion)

Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan
jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau
perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk
mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke
bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.

Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank
Indonesia. [4]

Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap
harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut,
sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi
sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan
menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai
tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh
karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi
volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level
tertentu.

Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan


kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau
suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh
Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut
menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik
rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib
minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan
cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.

[sunting] Lihat pula


Devaluasi mata uang
Inflasi
Monetary base
Kebijakan moneter UE
Kebijakan moneter AS
Kebijakan moneter Swedia
Uang
Sistem persediaan internasional

[sunting] referensi
1. ^ http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/kebijakan-moneter-derfinisi-dan.html
2. ^ http://organisasi.org/definisi-pengertian-kebijakan-moneter-dan-kebijakan-
fiskal-instrumen-serta-penjelasannya
3. ^ http://organisasi.org/definisi-pengertian-kebijakan-moneter-dan-kebijakan-
fiskal-instrumen-serta-penjelasannya
4. ^ http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Tujuan+Kebijakan+Moneter/

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter"

3
4
5
6
http://opinimasding.blogspot.com/2010/08/pengertian-inflasi-menurut-sumber.html
Minggu, 01 Agustus 2010
A. Pengertian Inflasi Menurut sumber
Wikipedia
Berikut ini pengertian inflasi yang saya kutip dari wikipedia sebagai bahan pembanding,
meskipun secara teoritis tetap sama. Sebelum saya akan menerangkan pengertian dari
definisi teknis mulai dari tahap pencacahan di lapangan, pengawasan/pemeriksaan,
editing/coding, pengolahan/data entry, tabulasi tabel IHK (Indeks Harga Konsumen) dan
Inflasi, hingga pressrelease atau BRS (Berita Resmi Statistik). Pengertian Inflasi menurut
Wikipedia adalah sbb :

Inflasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai
termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang.[1] Dengan kata lain,
inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi
adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat
harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator
untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga
berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga
digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat
sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi,
dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.

Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat,
dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10%
setahun; inflasi sedang antara 10%30% setahun; berat antara 30%100% setahun; dan
hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100%
setahun.

Penyebab Inflasi

Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan(tekanan) produksi dan/atau
distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya
distribusi).[rujukan?] Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam
kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari
peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah
(Government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan
pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.

Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan
total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar
sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga.
Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap
barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor
produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian
menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu
kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi
full employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas
dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak
faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran
jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang
terjadi di sektor industri keuangan.

Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan
produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara
umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran
aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan
normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-
penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap
produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi
sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi
(pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk
menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu
kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat
terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang
sangat penting.

Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal,yaitu

kenaikan harga,misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji,misalnya kenaikan gaji PNS
akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.

Penggolongan Inflasi

Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal
dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam
negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan
cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan
menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai
akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di
luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika
kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi
itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada
semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open
Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat
harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih
lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali
(Hiperinflasi).

Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :

Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)

Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)

Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)

Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)

Mengukur inflasi

Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks
harga. Indeks harga tersebut di antaranya:

Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang
mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.

Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).

Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-
barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering
digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan
baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-
barang konsumsi.

Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-
komoditas tertentu.

Indeks harga barang-barang modal

Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang
produksi lokal, barang jadi, dan jasa.

Dampak Inflasi

Pekerja dengan gaji tetap sangat dirugikan dengan adanya Inflasi.


Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya
inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti
dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan
membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.
Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali
(hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu.
Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan
produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti
pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan
menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot
dan terpuruk dari waktu ke waktu.

Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil
contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang
pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga
belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang
pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang
yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha,
tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja
di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.

Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang
semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di
atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan
investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan
dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.

Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena
pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada
saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan
mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada
saat peminjaman.

Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih
tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong
untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun,
bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan
produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa
menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup
mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi
pada pengusaha kecil).

Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara,


mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif,
kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca
pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
Peran bank sentral

Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral
suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang
wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam
artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral
-termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa
bank sentral yang kurang independen -- salah satunya disebabkan intervensi pemerintah
yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian -- akan
mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.

Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku
bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga
berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan
karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi)
maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank
sentral di seluruh dunia, termasuk oleh Bank Indonesia.

Referensi

Barro, Robert J. Macroeconomics

Brown, A. World Inflation Since 1950

Case, Karl E. and Fair, Ray C. Principles of Macroeconomics

Bureau of Labor Statistics

Kieler, Mads The ECB's Inflation Objective

George Reisman, Capitalism: A Treatise on Economics (Ottawa : Jameson Books,


1990), 503-506 & Chapter 19 ISBN 0-915463-73-3

Murray N. Rothbard, What has government done to our money? ISBN 0-945466-
10-2. Good introduction to Austrian school's view on money, inflation etc.

Ekspektasi kenaikan harga ini antara lain bisa disebabkan adanya kekhawatiran
konsumen terhadap kenaikan tarif-tarif komoditas yang dikendalikan pemerintah,
seperti BBM, listrik, serta ketidaklancaran distribusi barang dan/atau
berkurangnya ketersediaan barang atau jasa sebagai akibat mahalnya biaya
transportasi atau miniminya infratstruktur yang memadai,

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi

Posting by Mohammad Nurdin


Diposkan oleh masding di Minggu, Agustus 01, 2010
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz
Label: inflasi, inflasi adalah, pengertian, wikipedia

7
http://salmantotal.staff.fkip.uns.ac.id/2010/07/21/telaah-singkat-pengendalian-inflasi-
dalam-perspektif-kebijakan-moneter-islam/

TELAAH SINGKAT PENGENDALIAN


INFLASI DALAM PERSPEKTIF
KEBIJAKAN MONETER ISLAM
2 Comments

Ditulis oleh M. Hatta


Tuesday, 13 July 2010
A. Pendahuluan
Sebelas tahun sudah Asia Tenggara khususnya Indonesia melewati sebuah peristiwa ekonomi yang telah
membuka mata dan pikiran semua pihak betapa rapuhnya bangunan ekonomi yang dibangun. Setelah
sebelumnya mendapat julukan sebagai The East Asian Miracle dan macannya Asia (Asian tiger), tidak lama
berselang terjadilah guncangan (shock) ekonomi yang berawal dari sisi moneter. Dari sisi nilai tukar
(exchange rate), pada tanggal 18 januari 1998 rupiah mencapai puncak kejatuhannya dengan menembus
angka Rp. 16.000 per 1 dolar AS . Dari sisi inflasi, angka inflasi mencapai 77,60 % dan PDB -13,20 % .
Bagaimana dengan kondisi ekonomi saat ini? Kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 2007 secara umum
berada dalam tekanan krisis pada sektor properti (kredit macet subprime mortgage) yang terjadi di Amerika
Serikat serta melambungnya harga minyak dunia yang mencapai US $100 per barrel dan adanya
perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia.

Sebagaimana halnya di tahun 2007, kondisi makroekonomi Indonesia pada tahun 2008 masih tetap dalam
tekanan krisis subprime mortgage yang masih terus berlanjut di AS bahkan ada kecendungan untuk
semakin gawat, berpotensinya harga minyak dunia mengalami kenaikan yang tajam, masih berlanjutnya
perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia . Serta dikeluarkannya keputusan pemerintah untuk menaikkan
harga BBM sekitar 28,5 % yang sudah dapat dipastikan berimplikasi kepada kenaikan harga-harga
barang .Walaupun kondisi ekonomi Indonesia masih menunjukkan stabilitas yang terjaga , faktor-faktor
eksternal di atas akan sangat mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar dan pencapaian target inflasi
di tahun 2008 ini . Hal ini tentu saja akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan sektor riil.
Keberadaan permasalahan inflasi dan tidak stabilnya sektor riil dari waktu ke waktu senantiasa menjadi
perhatian sebuah rezim pemerintahan yang berkuasa serta otoritas moneter . Lebih dari itu, ada
kecendrungan Inflasi dipandang sebagai permasalahan yang senantiasa akan terjadi . Hal ini tercermin dari
kebijakan otoritas moneter dalam menjaga tingkat inflasi. Setiap tahunnya otoritas moneter senantiasa
menargetkan bahwa angka atau tingkat inflasi harus diturunkan menjadi satu digit atau inflasi moderat .
Dengan paradigma berpikir seperti itu, otoritas moneter dalam upayanya menyelesaikan permasalahan
inflasi cenderung berkutat pada bagaimana menurunkan tingkat inflasi yang tinggi, bukan berpikir
bagaimana agar inflasi tidak terjadi . Upaya otoritas moneter mengendalikan iflasi meman sangatlah
beralasan. Terutama disebabkan dampak inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi. Dari segi biaya, biaya
yang harus ditanggung pemerintah dengan adanya inflasi sangatlah besar . Terjadinya inflasi dapat
mendistorsi hargaharga relatif, tingkat pajak, suku bunga riil, pendapatan masyarakat akan terganggu,
mendorong investasi yang keliru, dan menurunkan moral . Maka dari itu, mengatasi inflasi merupakan
sasaran utama kebijakan moneter . Secara empirik, pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi dapat
dilihat dari krisis tahun 1997 1998 yang mengakibatkan terganggunya sektor riil. Krisis ini diawali dari
krisis di sektor moneter (depresiasi nilai tukar rupiah dengan dolar) yang kemudian merambat kepada
semua sektor tanpa terkecuali . Tingkat Inflasi ketika itu sebesar 77,60 % yang diikuti pertumbuhan ekonomi
minus 13,20 % . Adapun terganggunya sektor riil tampak pada kontraksi produksi pada hampir seluruh
sektor perekonomian.
Tahun 1998, seluruh sektor dalam perekonomian (kecuali sektor listrik, gas, dan air bersih) mengalami
kontraksi. Sektor konstruksi mengalami kontraksi terbesar yaitu 36,4 %. Disusul kemudian sektor keuangan
sebesar 26,6 % . Inflasi sesungguhnya mencerminkan kestabilan nilai sebuah mata uang . Stabilitas
tersebut tercermin dari stabilitas tingkat harga yang kemudian berpengaruh terhadap realisasi pencapaian
tujuan pembangunan ekonomi suatu negara, seperti pemenuhan kebutuhan dasar, pemerataan distribusi
pendapatan dan kekayaan, perluasan kesempatan kerja, dan stabilitas ekonomi . Sebagaimana disebutkan
di atas, kestabilan nilai mata uang sangat penting untuk dijaga yang merupakan cerminan dari inflasi. Maka
timbul pertanyaan, bagaimana caranya menjaga kestabilan nilai mata uang kertas sekarang? Sistem
moneter dunia kini dikuasai fiat money yang sangat rentan dengan fluktuasi (Volatile) , kecuali beberapa
negara yang menggunakan uang dwi-logam (dinar dan dirham) . Implikasi dari dominannya penggunaan fiat
money, perjalanan perekonomian dunia senantiasa mengalami pasangsurut.
Robert A Mundell, peraih nobel ekonomi, mengatakan ketika masyarakat dunia menggunakan fiat money,
maka konsekuensi logisnya, mereka telah memasuki tahapan ekonomi baru: regime of permanent inflation
atau inflasi abadi . Hal yang sama juga dikatakan oleh William Cobbet dalam tulisannya yang berjudul Peper
Againts Gold (1828). Ia mengatakan bahwa utang nasional dan inflasi adalah anak dari sistem uang kertas .
Dalam rangka mengendalikan inflasi dan menjaga stabilnya nilai mata uang, Pemerintah dan otoritas
moneter yang ada mengambil beberapa kebijakan baik dari segi moneter, fiskal, maupun sektor riil . Dari
segi moneter maka bank sentral akan menaikkan suku bunga dan pengetatan likuiditas perbank-kan,
mengkaji efektivitas instrumen moneter dan jalur transmisi kebijakan moneter, menentukan sasaran akhir
kebijakan moneter, mengidentifikasi variabel yang menyebabkan tekanan-tekanan inflasi, memformulasikan
respon kebijakan moneter .Dari segi fiskal, pemerintah menerapkan kenaikan prosentase pungutan pajak,
mengadakan pinjaman sukarela atau pinjaman paksa, memotong uang, membekukan sebagian atau
seluruhnya simpanan-simpanan (deposito) pihak-pihak partikulir (bukan punya pemerintah) yang ada dalam
bank-bank, serta penurunan pengeluaran pemerintah .

Tampak pada gambar di atas, tindakan BI, Pemerintah, dan Usaha Swasta dalam mengendalikan inflasi
hanyalah sebatas menyentuh permasalahan teknis atau gejala (symptom) semata. Sebaliknya, perpaduan
kebijakan yang digunakan menimbulkan krisis bertambah parah. Inilah sebuah dilema yang sampai saat ini
belum terpecahkan sebagaimana secara jelas dikatakan oleh Samuelson dan Nordhaus. Bahkan mereka
mengatakan kebijakan atau solusi yang ditawarkan oleh para ahli dalam memecahkan permasalahan inflasi
dan pengangguran secara bersamaan justru menyebabkan efek sampingan yang lebih buruk dari
penyakitnya itu sendiri . Ini terjadi dikarenakan obat yang diberikan hanya sebatas menghilangkan
penyakit bagian permukaan saja, sementara penyakit bagian dalamnya masih belum disembuhkan .
Penyakit bagian dalam yang belum tersentuh oleh perpaduan kebijakan di atas adalah terkait dengan
hakikat mata uang itu sendiri dan sistem yang melingkupinya serta penyalahgunaan dari fungsi dasar uang
sebagai alat tukar yang bertambah menjadi tidak hanya sebatas sebagai alat tukar, melainkan juga menjadi
sebuah barang (komoditas) yang turut diperdagangkan dengan imbalan bunga (interest) .
Dari sini dapat disimpulkan bahwa, kehadiran kebijakan moneter alternatif (mata uang yang kuat dan stabil,
serta kebijakan moneter yang tidak memunculkan dilema di sektor riil) yang mampu mengendalikan inflasi
sudah sangat mendesak dibutuhkan dan segera diaplikasikan. Dalam hal ini, Abdul Qadim Zallum
(Pemimpin Ke 2 Hizbut Tahrir) dalam bukunya Sistem Keuangan di Negara Khilafah mengatakan bahwa,
sistem moneter yang berbasis kepada emas dan perak merupakan satusatunya sistem moneter yang
mampu menyelesaikan problematika mata uang, menghilangkan inflasi besar-besaran yang menimpa
seluruh dunia, dan mampu mewujudkan stabilitas mata uang dan stabilitas nilai tukar, serta bias mendorong
kemajuan perdagangan internasional . Untuk itu, penulis sangat tertarik untuk meneliti kebijakan moneter
alternatif yang mampu mengendalikan inflasi menurut Hizbut Tahrir. Meskipun secara khusus, sebenarnya
Hizbut Tahrir tidak pernah membuat konsep moneter Islam baik dalam buku, booklet, leaflet, dan
publikasipublikasi resmi Hizbut Tahrir lainnya, namun kebijakan moneter Hizbut Tahrir dapat dihimpun dan
dianalisa dari pandangan Hizbut Tahrir tentang dinar & dirham sebagai mata uang, hukum jual beli mata
uang asing, hokum pertukaran mata uang, hukum riba, hukum pasar modal, hukum perbankan, hukum
pertukaran internasional.
B. Pengendalian Inflasi dalam Perspektif Kebijakan Moneter Islam
1. Definisi Kebijakan Moneter dan Inflasi
Untuk memudahkan analisa permasalahan pengendalian inflasi dalam perspektif kebijakan moneter Islam,
maka penulis terlebih dahulu akan memabahas secara singkat berkaitan dengan dua variabel yang
digunakan dalam penelitian ini, yakni kebijakan moneter dan inflasi. Aulia Pohan mengatakan kebijakan
moneter (monetary policy) adalah suatu pengaturan di bidang moneter yang bertujuan untuk menjaga dan
memelihara kestabilan nilai uang dan mendorong kelancaran produksi dan pembangunan dalam rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat . Hampir senada dengan definisi yang diutarakan Pohan, dalam
kamus istilah keuangan dan perbankan kebijakan moneter didefinisikan dengan rencana dan tindakan
otoritas moneter yang terkoordinasi untuk menjaga keseimbangan moneter, dan kestabilan nilai uang,
mendorong kelancaran produksi dan pembangunan, serta memperluas kesempatan kerja guna
meningkatkan taraf hidup rakyat . Wikipedia memberikan definisi kebijakan moneter dengan sebuah proses
yang dilakukan oleh pemerintah, bank sentral, atau otoritas moneter dari sebuah negara untuk mengontrol,
penawaran uang, ketersediaan uang, tingkat bunga, dalam rangka mencapai seperangkat tujuan orientasi
kepada pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. Dimana biasanya kebijakan moneter dikenal sebagai pilihan
antara kebijakan ekspansi atau kebijakan kontraksi . Definisi ini hampir senada dengan definisi yang
diberikan oleh Dictionary of Economics, dimana dikatakan kebijakan moneter adalah suatu instrument
kebijakan ekonomi makro yang mengatur penawaran uang, kredit dan tingkat bunga dalam rangka
mengendalikan tingkat pembelanjaan atau pengeluaran dalam perekonomian . Definisi kebijakan moneter
yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagaimana definisi yang disampaikan oleh Pohan. Definisi ini
lebih bersifat netral (tidak memihak kepada salah satu aliran ekonomi yang ada, sebagaimana definisi yang
ada pada wikipedia dan kamus Istilah Keuangan dan Perbankan yang lebih dominan kepada aliran
moneteris) . Adapun definisi inflasi dalam Dictionary of Economics didefinisikan dengan suatu peningkatan
tingkat harga umum dalam suatu perekonomian yang berlangsung secara terus menerus dari waktu ke
waktu . Samuelson dan Nordhaus dalam buku mereka Macro Economics mendefinisikan inflasi dengan
cukup pendek yaitu kenaikan tingkat harga umum . Adapun Bank Indonesia mendefinisikan inflasi dengan
kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat secara umum dan terus menerus .
Definisi di atas mendapat kritikan cukup tajam dari mazhab ekonomi Austria. Ekonom dari mazhab Austria
mengatakan bahwa definisi inflasi di atas tidak mengambarkan fakta inflasi sesungguhnya, terlebih lagi
adalah faktor pemicu inflasi itu sendiri. Definisi di atas hanya sebatas menjelaskan salah satu akibat inflasi .
Aliminsyah dan Padji memberikan definisi inflasi sebagai berikut suatu keadaan yang menunjukkan jumlah
peredaran uang yang lebih banyak dari pada jumlah barang yang beredar, sehingga menimbulkan
penurunan daya beli uang dan selanjutnya terjadi kenaikan harga yang menyolok . Definisi ini hampir
senada dengan yang disampaikan oleh Murray N. Rothbard . Terjadinya perbedaan delam mendefinisikan
inflasi ini dikarenakan sebagian pakar ekonomi menjelaskan makna inflasi berdasarkan sebab yang
menimbulkan inflasi dan sebagian yang lain berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh inflasi . Secara
umum, definisi inflasi yang jamak dipakai adalah definisi yang penulis tulis pada bagian pertama .
Sebagaimana halnya definisi kebijakan moneter yang digunakan dalam penelitian ini, maka dalam definisi
inflasi penulis menggunakan definisi inflasi yang disampaikan oleh Bank Indonesia. Mengapa penulis
menggunakan definisi inflasi yang pertama? Ada dua alasan yang penulis gunakan untuk menjawab
pertanyaan ini. Pertama, harus kita pahami bahwa sebuah definisi adakalanya berasal dari sebuah konsep
tentang nilai yang dalam perumusannya diharuskan merujuk kepada dalil-dalil syari dan adakalanya terkait
dengan konsep yang murni berasal dari sebuah fakta . Definisi inflasi sepenuhnya didasarkan pada
penelaahan yang cermat (dan tepat) terhadap fakta fenomena perkembangan harga barang dan jasa.
Dengan kata lain, definisi inflasi adalah berbicara fakta apa adanya (das sein), bukan berbicara apa yang
seharusnya (das sollen) . Dalam hal ini, definisi inflasi kelompok yang ke dua tidaklah menggambarkan fakta
apa adanya . Ini sama halnya ketika kita mendefinisikan tentang akal. Akal atau berpikir adalah proses
pemindahan fakta melalui indera ke dalam otak disertai dengan informasi sebelumnya yang digunakan
untuk menafsirkan fakta tersebut. Definisi ini diperoleh dari fakta kegiatan berpikir manusia . Metode telaah
seperti inilah yang seharusnya juga diterapkan dalam mendefinisikan fakta tentang inflasi. Kedua,
sebagaimana halnya definisi kebijakan moneter, definisi inflasi kelompok yang ke dua memasukkan unsur
besaran jumlah uang beredar sehingga definisi tersebut tidak bersifat netral (mengikuti aliran moneteris).
Dengan kata lain, ia hanya memuat salah satu dari penyebab terjadinya inflasi. Padahal secara faktual
penyebab inflasi sangatlah beragam sebagaimana yang penulis tuliskan di bawah ini. Secara umum,
berdasarkan penyebabnya inflasi terbagi ke dalam 3 macam, yakni: Pertama, tarikan permintaan (demand-
pull inflation). Inflasi ini timbul apabila permintaan agregat meningkat lebih cepat dibandingkan dengan
potensi produktif perekonomian. Kedua, dorongan biaya (cosh-push inflation). Inflasi ini timbul karena
adanya depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama negara-negara partner dagang,
peningkatan harga-harga komoditi yang diatur pemerintah (administered price), dan terjadi negative supply
shocks akibat bencana alam dan terganggunya distribusi. Ketiga, ekspektasi inflasi. Inflasi ini dipengaruhi
oleh perilaku masyarakat dan pelaku ekonomi apakah lebih cenderung bersifat adaptif atau forward looking.
Hal ini tercermin dari perilaku pembentukan harga di tingkat produsen dan pedagang terutama pada saat
menjelang hari-hari besar keagamaan dan penentuan upah minimum regional . Dalam rangka menjaga
inflasi agar tetap dalam tingkat moderat baik pemerintah (kebijakan fiskal) maupun otoritas moneter
(kebijakan moneter) mengambil sejumlah langkah sebagaimana yang telah kami tuliskan pada bagian latar
belakang . Bagaimana inflasi dalam perekonomian Islam? Sesungguhnya, apabila inflasi didefinisikan
dengan kecendrungan kenaikan harga-harga secara umum, maka akan kita dapati bahwa dalam setiap
perekonomian (apakah itu menggunakan sistem ekonomi Kapitalis ataupun Islam) akan senantiasa ditemui
permasalahan inflasi. Hanya saja, terdapat perbedaan yang cukup signifikan (baik secara kuantitatif
maupun kualitatif) antara permasalahan inflasi yang ada di dalam perekonomian Islam dengan yang ada di
dalam perekonomian Kapitalis. Salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan itu adalah dikarenakan
mata uang yang digunakan dalam perekonomian Islam adalah bimetalik (dinar dan dirham). Dimana dalam
diri dinar dan dirham tersebut mempunyai sejumlah keunggulan dibandingkan dengan mata uang kertas
yang digunakan pada saat ini. Salah satu keunggulan itu adalah adanya nilai intrinsik (nilai ini tidak terdapat
pada fiat money) yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, inflasi yang disebabkan faktor lemahnya
mata uang (depresiasi nilai) sebagaimana yang terjadi dalam perekonomian Kapitalis tidak akan terjadi
dalam perekonomian Islam .
2. Kebijakan Moneter
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, dalam tulisan ini penulis akan mencoba memberikan deskripsi
kebijakan moneter Islam (Perspektif Hizbut Tahrir) dalam mengendalikan inflasi. Setidaknya ada tujuh
kebijakan moneter Islam yang menurut penulis dapat mengendalikan inflasi baik secara langsung maupun
tidak langsung, yaitu: Dinar dan dirham sebagai mata uang, hukum jual beli mata uang asing, hukum
pertukaran mata uang, hukum bunga, hukum pasar modal, hokum perbankan, hukum pertukaran
internasional, dan otoritas kebijakan moneter. Di bawah ini penulis akan menjelaskan (secara singkat)
empat dari tujuh kebijakan moneter di atas dalam kaitannya mengendalikan inflasi.
2.1 Dinar dan Dirham
Di atas penulis sudah menjelaskan bagaimana eksistensi dari fiat money yang secara pasti menyebabkan
terjadinya inflasi. Lebih dari itu, ia merupakan faktor utama terjadinya inflasi dalam sitem Kapitalisme.
Berbeda halnya dalam sistem ekonomi Islam, inflasi yang disebabkan kelemahan dari mata uang relatif
cukup kecil kemungkinan terjadinya (kalau tidak bisa dikatakan tidak akan terjadi). 56 dirham dapat
mengendalikan inflasi terlebih dahulu harus diketahui kelemahan dari fiat money. Setelah itu
dikomparasikan dengan karakteristik mata uang dinar dan dirham.Telah diketahui bahwa, Fiat money
memiliki kelemahan yang teramat fatal . Sebaliknya, dinar dan dirham tidaklah memiliki kelemahan
sebagaimana yang ditemukan dalam fiat money. Faktor fundamental dari kekuatan dinar dan dirham adalah
setaranya antara nilai nominal dengan nilai intrinsik yang terdapat pada mata uang tersebut. Eksistensi nilai
intrinsik ini akan secara otomatis menjaga nilai tukarnya terhadap mata uang lain. Sehingga inflasi yang
disebabkan lemahnya nilai tukar mata uang domestik dengan mata uang asing yang berdampak kepada
naiknya komoditas impor, output gap, dan ekspektasi inflasi dapat dikatakan tidak akan terjadi .
2.2 Hukum Bunga
Pergerakan ekonomi dalam sistem ekonomi konvensional sangat bergantung pada sistem bunga. Begitu
pentingnya sistem bunga bagi ekonomi Kapitalisme, maka dalam kebijakan moneter konvensional struktur
suku bunga menjadi salah satu instrumen moneter untuk mencapai sasaran akhir (inflasi).
Hampir semua sektor ekonomi Kapitalisme terkait dengan system bunga, mulai dari sektor riil terlebih lagi
adalah sektor non riil. Sistem bunga mengakibatkan sektor non riil berkembang lebih cepat dibandingkan
dengan sektor riil. Hal ini dikarenakan sektor non riil dalam memberikan keuntungan relatif lebih cepat dan
besar jumlahnya apabila dibandingkan dengan sector riil. Akibatnya sektor riil mengalami kekurangan
darah untuk menggerakkan roda ekonomi. Ketika roda ekonomi sudah berjalan lambat dan bahkan
terhenti bisa dipastikan inflasi adalah sebuah keniscayaan yang akan terjadi.
Sebaliknya, Islam secara tegas berpendapat bahwa, bunga hukumnya adalah haram . Kalau bunga dalam
Islam diharamkan, lalu bagaimana caranya menggerakkan roda ekonomi? Islam menggariskan bahwa,
harta yang dimiliki oleh seseorang individu apabila ingin dikembangkan haruslah melewati cara yang
memang dihalalkan oleh Allah Swt. Dalam hal ini Islam memberikan tiga pilihan apakah dengan cara usaha
mandiri, kerjasama pihak kedua (syarikah), dan kerjasama pihak ketiga (melalui lembaga mediasi Bank
Syariah). Dengan kata lain, Islam tidak mengijinkan pengembangan harta melalui perdagangan uang (uang
beranak uang) dengan sistem bunga. Kebijakan Islam melarang perdagangan uang ini tentunya akan
mencegah uang beredar pada tempat tertentu saja (sektor non riil), sehingga kebutuhan darah (dana) bagi
sektor riil dapat terpenuhi. Ketika dana segar bagi sektor riil telah tercukupi maka bisa dipastikan gerak dari
roda ekonomi akan berjalan dengan baik dan mencegah terjadinya inflasi .
2.3 Hukum Perbankan
Dalam sistem ekonomi Kapitalisme, lembaga keuangan (perbankan) menempati posisi yang sangat
menentukan. Melalui lembaga inilah system bunga dapat berjalan dengan baik dan bergerak sangat cepat.
Apabila dalam sistem ekonomi Kapitalisme perbankan merupakan suatu keniscayaan. Maka dalam sistem
ekonomi Islam (SEI) adalah sebaliknya. Islam memandang pendirian suatu bank adalah mubah (boleh) ,
hanya saja kegiatan dari perbankan tersebut tetap mengacu kepada ketentuan-ketentuan (dhawabit)
syariah. Dengan demikian, apabila eksistensi perbankan dalam sistem ekonomi Kapitalisme cenderung
semakin memperdalam jurang antara sektor riil dengan sektor non riil yang berujung kepada inflasi.
Sebaliknya dalam SEI lembaga keuangan yang ada akan membantu atau mendukung pergerakan sektor riil
.
2.4 Otoritas Kebijakan Moneter Islam
Dalam SEI, otoritas kebijakan moneter dan fiskal tidaklahlah terpisah dengan struktur pemerintahan
(lembaga eksekutif) yang ada sebagaimana yang ada pada SEK (sistem ekonomi Kapitalis). Kebijakan
moneter dan Fiskal dalam SEI sama-sama berada di bawah departemen Baitul Maal . Sehingga tidak
diperlukan lagi koordinasi atau pembahasan apakah otoritas moneter dengan lembaga eksekutif perlu
dipisahkan atau tidak untuk mengambil kebijakan moneter.

C. Kesimpulan dan Penutup


Pada bagian kesimpulan ini penulis tidak hendak mengulang kembali pembahasan singkat yang telah
dipaparkan di atas. Melainkan ingin menyampaikan bahwa Islam selain memiliki fikrah (konsep) juga
memiliki thariqoh (metode) bagaimana menerapkan konsep yang telah ada tersebut. Lebih dari itu, konsep
Islam antara satu dengan yang lainnya salingterkait erat. Oleh karena itu, segala konsep yang diajarkan
dalam Islam tidaklah dapat diterapkan secara parsial. Konsep Islam perlu dan harus diterapkan secara
kaffah (totalitas). Mana mungkin syariah Islam diterapkan dimana kepemimpinan politiknya berada dalam
kungkungan demokrasi Kapitalisme, padahal syariah Islam mengutuk demokrasi??? Dalam konteks ini,
mana mungkin kebijakan moneter berbasis syariah dijalankan oleh orang-orang yang menghamba kepada
hukum thagut dan antek-antek barat??? Oleh karena itu, kebijakan moneter berbasis syariah yang telah
penulis paparkan di atas hanya bisa diterapkan dan dijalankan oleh kepemimpinan yang juga sesuai dengan
syariah, yakni Daulah Khilafah Rasyidah. Wallhualam bi ash-shawab

Posted in EKONOMI ISLAM

2 Comments Posted by salmantotal

2 Responses to "TELAAH SINGKAT PENGENDALIAN


INFLASI DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN MONETER
ISLAM"
CECIL says:

September 8, 2010 at 9:36 am

CheapTabletsOnline.Com. Canadian Health&Care.Best quality drugs.Special Internet


Prices.No prescription online pharmacy. High quality pills. Buy pills online

Buy:Viagra Super Force.VPXL.Cialis Soft Tabs.Viagra.Soma.Viagra Soft


Tabs.Propecia.Viagra Professional.Tramadol.Levitra.Zithromax.Super Active ED
Pack.Maxaman.Cialis Super Active+.Viagra Super Active+.Cialis Professional.Cialis.

TYRONE says:

November 11, 2010 at 3:40 pm

NEW FASHION store. Original designers collection at low prices!!! 20 % TO 70 % OFF.


END OF SEASON SALE!!!

BUY FASHION. TOP BRANDS: GUCCI, DOLCE&GABBANA, BURBERRY, DIESEL,


ICEBERG, ROBERTO CAVALLI, EMPORIO ARMANI, VERSACE

8
http://www.scribd.com/doc/47466523/telaah-singkat-pengendalian-inflasi-dalam-
perspekti-kebijakan-moneter-islam
T E L A A H S I N G K AT P E N G E N D A L I A N
I N F L A S I D A L A M P E R S P E KT I F K E B I J A K A N
M O N E T E R I S L A M
Oleh:
M. Hatta
Publikasi:
JURNAL EKONOMI IDEOLOGIS
http://www.jurnal-ekonomi.org/2008/06/16/telaah-singkat-
pengendalian-inflasi-dalam-perspektif-kebijakan-moneter-islam/
email: muttaqin [at] jurnal-ekonomi.org

Publikasi:
JURNAL EKONOMI IDEOLOGIS
http://www.jurnal-ekonomi.org/2008/06/16/telaah-singkat-
pengendalian-inflasi-dalam-perspektif-kebijakan-moneter-islam/
email: muttaqin [at] jurnal-ekonomi.org
Explore Content

Wikipedia Definis Inflasi Dan Inflasi Pengendalian Inflasi Ekspektasi Inflasi


Kebijakan Moneter Target Inflasi

Hal 1

A. Pendahuluan
Sebelas tahun sudah Asia Tenggara khususnya Indonesia
1
melewatisebuah peristiwa ekonomi yang telah membuka mata dan
pikiran semuapihak betapa rapuhnya bangunan ekonomi yang
dibangun. Setelahsebelumnya mendapat julukan sebagai
The East Asian Miracle
dan macannyaAsia (
Asian tiger)
, tidak lama berselang terjadilah guncangan (
shock
) ekonomiyang berawal dari sisi moneter. Dari sisi nilai tukar (
exchange rate
), padatanggal 18 januari 1998 rupiah mencapai puncak kejatuhannya
denganmenembus angka Rp. 16.000 per 1 dolar AS.
2
Dari sisi inflasi, angka inflasimencapai 77,60 % dan PDB -13,20 %.
3
Bagaimana dengan kondisi ekonomi saat ini? Kondisi ekonomiIndonesia
pada tahun 2007 secara umum berada dalam tekanan krisis
padasektor properti (kredit macet
subprime mortgage
)
4
yang terjadi di AmerikaSerikat serta melambungnya harga minyak
dunia yang mencapai US $100 perbarrel
5
dan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia.
6
Sebagaimana halnya di tahun 2007, kondisi makroekonomiIndonesia
pada tahun 2008 masih tetap dalam tekanan krisis
subprimemortgage
yang masih terus berlanjut di AS bahkan ada kecendungan
untuksemakin gawat,
7
berpotensinya harga minyak dunia mengalami kenaikanyang tajam,
8
masih berlanjutnya perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia.
9
Serta dikeluarkannya keputusan pemerintah untuk menaikkan harga
BBMsekitar 28,5 % yang sudah dapat dipastikan berimplikasi kepada
kenaikanharga-harga barang.
10
Walaupun kondisi ekonomi Indonesia masihmenunjukkan stabilitas
yang terjaga,
11
faktor-faktor eksternal di atas akansangat mempengaruhi nilai tukar
rupiah terhadap dolar dan pencapaian target

1
Indonesia sudah mengalami krisis ekonomi sebanyak tiga kali, yaitu
pada tahun1940an (ketika penjajahan jepang), tahun 1965 (disaat
ambruknya pemerintahan Bung Karno),ketiga pada tahun 1997 yang
lalu. Lihat Wawancara Prof. Sumitro Djojohadikusumo,
dalamhttp://www.tempo.co.id/har/ti/juni10-1.htm. Lihat juga Sejarah BI;
Moneter, http://www.bi.go.id
2
Ismail Yusanto. Mencari Solusi Krisis Ekonomi. Dalam buku Dinar Emas
Solusi KrisisMoneter, cet. I (Jakarta: PIRAC, SEM Institute, Infid, 2001),
hal. 3
3
Staf Ahli Menneg PPN Bidang Ekonomi Perusahaan. Pengkajian dan
MonitoringPelaksanaan Penyehatan Perbankan, hal. 4
4
Subprime mortgage adalah sebuah fasilitas kredit rumah yang
diperuntukkan bagikalangan masyarakat yang kemampuan
ekonominya lemah. Oleh karenanya kredit inimempunyai potensi gagal
(default) bayar yang sangat tinggi. Lihat Kajian Stabilitas KeuanganNo.
9, September 2007, hal. 16, http://www.bi.go.id
5
Analisis faktor penyebab naiknya harga minyak dunia bisa dilihat di
http://www.hizbut-tahrir.or.id, Soal Jawab Kenaikan Harga Minyak
Dunia.
6
Faktor lain yang membayangi kondisi makroekonomi Indonesia adalah
tingginya aruscapital inflow yang berjangka pendek (
hot money
). Lihat
Ibid.,
Kajian Stabilitas Keuangan No. 9,September 2007, hal. 3
7
A Tony Prasetiantono. Menuju Jurang Kebangkrutan. http://www.jurnal-
ekonomi.org
8
Kurtubi, Gejolak harga minyak dan APBN 2008.
http://www.UNISOSDEM.org. Hal inidiperparah tren tingkat produksi
(lifting) minyak cenderung terus menurun akibat lapangan-lapangan
minyak yang ada sudah berusia tua sementara penemuan lapangan
minyak baru(eksplorasi) semakin minim. Lihat Jurnal al Waie No.92
Tahun VIII, 2008.
9
SEACEN: Krisis Finansial AS Diyakini Tak Mampir ke Asia.
http://www.detik.com
10
Akibat Spekulan Harga Minyak Capai Rekor Baru US $ 135.
http://www.jurnal-ekonomi.org
11
Pernyataan Gubernur Bank Indonesia : Bi Rate Tetap 8,0%, No.10/ 8
/Pshm/Humas.http://www.bi.go.id

Hal 2
inflasi di tahun 2008 ini.
12
Hal ini tentu saja akan mengakibatkanterhambatnya pertumbuhan
sektor riil.Keberadaan permasalahan inflasi dan tidak stabilnya sektor
riil dariwaktu ke waktu senantiasa menjadi perhatian sebuah rezim
pemerintahanyang berkuasa serta otoritas moneter.
13
Lebih dari itu, ada kecendrunganInflasi dipandang sebagai
permasalahan yang senantiasa akan terjadi.
14
Hal ini tercermin dari kebijakan otoritas moneter dalam menjagatingkat
inflasi. Setiap tahunnya otoritas moneter senantiasa
menargetkanbahwa angka atau tingkat inflasi harus diturunkan
menjadi satu digit atauinflasi moderat.
15
Dengan paradigma berpikir seperti itu, otoritas moneter
dalamupayanya menyelesaikan permasalahan inflasi cenderung
berkutat padabagaimana menurunkan tingkat inflasi yang tinggi,
bukan berpikir bagaimanaagar inflasi tidak terjadi.
16
Upaya otoritas moneter mengendalikan iflasi memang
sangatlahberalasan. Terutama disebabkan dampak inflasi terhadap
pertumbuhanekonomi. Dari segi biaya, biaya yang harus ditanggung
pemerintah denganadanya inflasi sangatlah besar.
17
Terjadinya inflasi dapat mendistorsi harga-harga relatif, tingkat pajak,
suku bunga riil, pendapatan masyarakat akanterganggu, mendorong
investasi yang keliru, dan menurunkan moral.
18
Makadari itu, mengatasi inflasi merupakan sasaran utama kebijakan
moneter.
19
Secara empirik, pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomidapat
dilihat dari krisis tahun 1997 - 1998 yang mengakibatkan
terganggunyasektor riil. Krisis ini diawali dari krisis di sektor moneter
(depresiasi nilai tukarrupiah dengan dolar) yang kemudian merambat
kepada semua sektor tanpaterkecuali.
20
Tingkat Inflasi ketika itu sebesar 77,60 % yang diikutipertumbuhan
ekonomi minus 13,20 %.
21
Adapun terganggunya sektor riiltampak pada kontraksi produksi pada
hampir seluruh sektor perekonomian.Tahun 1998, seluruh sektor dalam
perekonomian (kecuali sektor listrik, gas,

12
Ibid.,
Target Bank Indonesia di tahun 2008 ini inflasi berada pada angka
4,5%.
13
Bambang Kusumanto. Dapatkah Inflasi di Indonesia dijinakkan?
Fiskal.depkeu.go.id.Kamis, 24 mei 2007
14
T. Gilarso. Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Makro, cet. IX (Yogyakarta:
Kanisius,2002), hal. 398.
15
Pada tahun 1998 triwulan pertama ketika inflasi sebesar 20% maka BI
segramengambil kebijakan untuk menaikkan suku bunga sertifikat
Bank Indonesia (SBI) sebesar 15%.Lihat Tony Prasetiantono, Efektivitas
Rupiah Superketat, Majalah D&R, 04 April 1998.
16
Riawan Amin, Mengendalikan atau Menghapus Inflasi, 18 Mei
2007,http://www.sebi.ac.id
17
Besarnya biaya disinflasi (kebijakan untuk menurunkan tingkat inflasi)
di Amerikapada periode 1980-1984 misalnya telah membebani negara
sekitar $ 215 milyar kerugian output(dalam harga 1990) per satuan
persentase pengurangan inflasi. Lihat Paul A. Samuelson danWilliam D.
Nordhaus. Macro Economics (Makro Ekonomi), cet. XI (Jakarta;
Erlangga, 2005), hal.336
18
Ibid.,
hal. 320. Lihat juga
Dictionary of Economics
,
second edition
, alih bahasa olehTumpal Rumapea, Posman Haloho. Penerbit Erlangga,
1994. hal. 303.
19
Undang Undang No. 23 Th. 1999 Tentang Bank Indonesia
mengamanatkanpencapaian kestabilan nilai rupiah, khususnya dalam
bentuk inflasi, sebagai sasaran akhirkebijakan moneter Bank
Indonesia. Conference on Monetary Policy and Inflation Targeting
inEmerging Economies. http://www .bi.go.id
20
Ismail Yusanto. Mencari Solusi Krisis Ekonomi, hal. 2
21
Staf Ahli Menneg PPN Bidang Ekonomi Perusahaan. Pengkajian dan
MonitoringPelaksanaan Penyehatan Perbankan, hal. 4

Hal 4
dan air bersih) mengalami kontraksi. Sektor konstruksi mengalami
kontraksiterbesar yaitu 36,4 %. Disusul kemudian sektor keuangan
sebesar 26,6 %.
22
Inflasi sesungguhnya mencerminkan kestabilan nilai sebuah matauang.
23
Stabilitas tersebut tercermin dari stabilitas tingkat harga
yangkemudian berpengaruh terhadap realisasi pencapaian tujuan
pembangunanekonomi suatu negara, seperti pemenuhan kebutuhan
dasar, pemerataandistribusi pendapatan dan kekayaan, perluasan
kesempatan kerja, danstabilitas ekonomi.
24
Sebagaimana disebutkan di atas, kestabilan nilai mata uang
sangatpenting untuk dijaga yang merupakan cerminan dari inflasi.
Maka timbulpertanyaan, bagaimana caranya menjaga kestabilan nilai
mata uang kertassekarang?Sistem moneter dunia kini dikuasai
fiat money
yang sangat rentandengan fluktuasi (
Volatile
25
), kecuali beberapa negara yang menggunakanuang dwi-logam (dinar
dan dirham).
26
Implikasi dari dominannya penggunaanfiat money, perjalanan
perekonomian dunia senantiasa mengalami pasang-surut. Robert A
Mundell, peraih nobel ekonomi, mengatakan ketikamasyarakat dunia
menggunakan fiat money, maka konsekuensi logisnya,mereka telah
memasuki tahapan ekonomi baru:
regime of permanent inflation
atau inflasi abadi.
27
Hal yang sama juga dikatakan oleh William Cobbet dalamtulisannya
yang berjudul
Peper Againts Gold (1828).
Ia mengatakan bahwautang nasional dan inflasi adalah anak dari
sistem uang kertas.
28
Dalam rangka mengendalikan inflasi dan menjaga stabilnya nilai
matauang, Pemerintah dan otoritas moneter yang ada mengambil
beberapakebijakan baik dari segi moneter, fiskal, maupun sektor riil.
29
Dari segimoneter maka bank sentral akan menaikkan suku bunga dan
pengetatanlikuiditas perbank-kan, mengkaji efektivitas instrumen
moneter dan jalurtransmisi kebijakan moneter, menentukan sasaran
akhir kebijakan moneter,mengidentifikasi variabel yang menyebabkan
tekanan-tekanan inflasi,memformulasikan respon kebijakan moneter.
30
Dari segi fiskal, pemerintah menerapkan kenaikan prosentasepungutan
pajak, mengadakan pinjaman sukarela atau pinjaman paksa,memotong
uang, membekukan sebagian atau seluruhnya simpanan-simpanan

22
Deniey Adi Purwanto, Sudahkah Perekonomian Indonesia Keluar dari
Krisis?
23
Peranan Bank Indonesia Dalam Pengendalian Inflasi, 24 Mei 2007,
http://www.bi.go.id
24
Mulya E. Siregar. Manajemen Moneter Alternatif, dalam Buku Dinar
Emas Solusi KrisisMoneter. Cet. I (Jakarta; PIRAC, SEM Institute, Infid,
2001), hal. 88
25
Volatile sama dengan tidak stabil, rentan fluktuasi, atau nilainya
gampang mengalaminaik turun secara relatif dibandingkan dengan
mata uang lainnya. Lihat M. Lutfi Hamidi. GoldDinar (Sistem Moneter
Global yang Stabil dan Berkeadilan), cet. I (Jakarta: Senayan
Publishing,2007), hal. 32
26
Negara tersebut adalah Kuwait, Yordania, Tunisia, Bahrain, Iran dan
beberapa negaraTimur Tengah lainnya. Lihat, Benny, Pengaruh
Penggunaan Mata Uang Berbasis Emas (DinarKuwait) Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Di Kuwait Tahun 1994-2003, Skripsi:
STIKER,Yogyakarta, hal. 11
27
A. Riawan. Mengendalikan atau Menghilangkan Inflasi,
http://www.sebi.ac.id
28
Tarek El Diwany. The Problem with Interest (Sistem bunga dan
Permasalahannya),cet. I (Jakarta: Akbar, 2003), hal. 53
29
Peranan Bank Indonesia Dalam Pengendalian Inflasi, 24 Mei 2007,
http://www.bi.go.id
30
Ibid.,

Hal 5
(deposito) pihak-pihak partikulir (bukan punya pemerintah) yang ada
dalambank-bank, serta penurunan pengeluaran pemerintah.
31
Gambar 1. Dilema Kebijakan Pengendalian Inflasi danAkibat Buruk Fiat
Money
Sumber: Diolah sendiri dari beberapa sumber
Tampak pada gambar di atas, tindakan BI, Pemerintah, dan
UsahaSwasta dalam mengendalikan inflasi hanyalah sebatas
menyentuhpermasalahan teknis atau gejala (
symptom
) semata.

31
M. Manullang. Ekonomi Moneter, cet. XIII (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1993), hal. 93-96
Sumber: Diolah sendiri dari beberapa sumber
Tampak pada gambar di atas, tindakan BI, Pemerintah, dan
UsahaSwasta dalam mengendalikan inflasi hanyalah sebatas
menyentuhpermasalahan teknis atau gejala (
symptom
) semata.
31
M. Manullang. Ekonomi Moneter, cet. XIII (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1993), hal. 93-

Hal 6

Sebaliknya, perpaduan kebijakan


32
yang digunakan menimbulkan krisisbertambah parah. Inilah sebuah
dilema yang sampai saat ini belumterpecahkan sebagaimana secara
jelas dikatakan oleh Samuelson danNordhaus. Bahkan mereka
mengatakan kebijakan atau solusi yang ditawarkanoleh para ahli
dalam memecahkan permasalahan inflasi dan pengangguransecara
bersamaan justru menyebabkan efek sampingan yang lebih buruk
daripenyakitnya itu sendiri.
33
Ini terjadi dikarenakan obat yang diberikan hanyasebatas
menghilangkan penyakit bagian permukaan saja, sementara
penyakitbagian dalamnya masih belum disembuhkan.
34
Penyakit bagian dalam yang belum tersentuh oleh perpaduankebijakan
di atas adalah terkait dengan hakikat mata uang itu sendiri dansistem
yang melingkupinya
35
serta penyalahgunaan dari fungsi dasar uangsebagai alat tukar yang
bertambah menjadi tidak hanya sebatas sebagai alattukar, melainkan
juga menjadi sebuah barang (komoditas) yang turutdiperdagangkan
dengan imbalan bunga (
interest
).
36
Dari sini dapat disimpulkan bahwa, kehadiran kebijakan
moneteralternatif (mata uang yang kuat dan stabil, serta kebijakan
moneter yangtidak memunculkan dilema di sektor riil) yang mampu
mengendalikan inflasisudah sangat mendesak dibutuhkan dan segera
diaplikasikan.Dalam hal ini, Abdul Qadim Zallum (Pemimpin Ke 2 Hizbut
Tahrir)dalam bukunya Sistem Keuangan di Negara Khilafah
mengatakan bahwa,sistem moneter yang berbasis kepada emas dan
perak merupakan satu-satunya sistem moneter yang mampu
menyelesaikan problematika matauang, menghilangkan inflasi besar-
besaran yang menimpa seluruh dunia, danmampu mewujudkan
stabilitas mata uang dan stabilitas nilai tukar, serta bisamendorong
kemajuan perdagangan internasional.
37
Untuk itu, penulis sangat tertarik untuk meneliti kebijakan
moneteralternatif yang mampu mengendalikan inflasi menurut Hizbut
Tahrir.Meskipun secara khusus, sebenarnya Hizbut Tahrir tidak pernah
membuatkonsep moneter Islam baik dalam buku, booklet, leaflet, dan
publikasi-publikasi resmi Hizbut Tahrir lainnya, namun kebijakan
moneter Hizbut Tahrirdapat dihimpun dan dianalisa dari pandangan
Hizbut Tahrir tentang dinar &

32
Di Indonesia, sinergi kebijakan dalam rangka antisipasi inflasi ini
dituangkan dalamKeputusan Menteri Keuangan yang menyatakan
pengendalian inflasi akan dilakukan dalam suatuforum yang
dikoordinasi oleh Menko Perekonomian, yang beranggotakan Menteri
Keuangan,Gubernur BI, Menteri Perdagangan, dan menteri-menteri
terkait. Pembahasan yang lebih lanjuttentang sinergi kebijakan antara
pemerintah dengan otoritas moneter dapat dibaca padaIskandar
Simorangkir. Koordinasi Kebijakan Moneter dan Fiskal di Indonesia:
Suatu Kajiandengan Pendekatan Game Theory. Buletin Ekonomi
Moneter dan Perbankan, vol. 9, no. 3, Januari2007.
33
Lihat Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus, Economic Macro
(Makro Ekonomi),hal. 322. Dilema kebijakan moneter digambarkan
oleh Kwik Kian Gie dengan pernyataan Jangansampai nilai tukar
rupiah merosot walaupun sektor riilnya ambruk, Lihat Kwik Kian
Gie,Membengkaknya Sertifikat BI. Bisnis Indonesia, 4 maret 2007,
dalamhttp://www.UNISOSDEM.org. Ketua Umum Kadin M.S. Hidayat
memberikan keterangan perihalbeban besar yang ditanggung BI
dalam setahun untuk membiayai bunga dari SBI (sebesar 20triliun)
sejatinya dapat meningkatkan sektor riil yang cukup signifikan, lihat
Gung Panggodo S,Menanti Trobosan di Sektor Keuangan. Bisnis
Indonesia, 5 Maret 2007, dalamhttp://www.UNISOSDEM.org.
Ibid.,
Ryan Kiryanto, Dana di SBI: Sebuah Dilema
34
Pengendalian inflasi dalam perspektif al Quran,
http://www.dwicondro.blogspot.com
35
fractional reserve requirement, floating exchange rate, interest
36
Lihat gambar 1. Ismail Yusanto. Mencari Solusi., hal. 3
37
Abdul Qadim Zallum. Sistem Keuangan di Negara Khilafah, cet. I
(Bogor: PustakaThariqul Izzah, 2002), hal. 239

Hal 7
dirham sebagai mata uang, hukum jual beli mata uang asing,
hukumpertukaran mata uang, hukum riba, hukum pasar modal, hukum
perbankan,hukum pertukaran internasional.
B . P e n g e n d a l i a n I n fl a s i d a l a m P e r s p e k t i f
K e b i j a k a n M o n e t e r I s l a m 1 . D e fi n i s i K e b i j a k a n
M o n e t e r d a n I n fl a s i
Untuk memudahkan analisa permasalahan pengendalian inflasi
dalamperspektif kebijakan moneter Islam, maka penulis terlebih
dahulu akanmemabahas secara singkat berkaitan dengan dua variabel
yang digunakandalam penelitian ini, yakni kebijakan moneter dan
inflasi.Aulia Pohan mengatakan kebijakan moneter (
monetary policy
) adalahsuatu pengaturan di bidang moneter yang bertujuan untuk
menjaga danmemelihara kestabilan nilai uang dan mendorong
kelancaran produksi danpembangunan dalam rangka meningkatkan
taraf hidup masyarakat.
38
Hampirsenada dengan definisi yang diutarakan Pohan, dalam kamus
istilah keuangandan perbankan kebijakan moneter didefinisikan
dengan rencana dan tindakanotoritas moneter yang terkoordinasi
untuk menjaga keseimbangan moneter,dan kestabilan nilai uang,
mendorong kelancaran produksi dan pembangunan,serta memperluas
kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat.
39
Wikipedia memberikan definisi kebijakan moneter dengan
sebuahproses yang dilakukan oleh pemerintah, bank sentral, atau
otoritas moneterdari sebuah negara untuk mengontrol, penawaran
uang, ketersediaan uang,tingkat bunga, dalam rangka mencapai
seperangkat tujuan orientasi kepadapertumbuhan dan stabilitas
ekonomi. Dimana biasanya kebijakan moneterdikenal sebagai pilihan
antara kebijakan ekspansi atau kebijakan kontraksi.
40
Definisi ini hampir senada dengan definisi yang diberikan oleh
Dictionary of Economics,
dimana dikatakan kebijakan moneter adalah suatu instrumenkebijakan
ekonomi makro yang mengatur penawaran uang, kredit dan
tingkatbunga dalam rangka mengendalikan tingkat pembelanjaan atau
pengeluarandalam perekonomian.
41
Definisi kebijakan moneter yang digunakan pada penelitian ini
adalahsebagaimana definisi yang disampaikan oleh Pohan. Definisi ini
lebih bersifatnetral (tidak memihak kepada salah satu aliran ekonomi
yang ada,sebagaimana definisi yang ada pada wikipedia dan kamus
Istilah Keuangandan Perbankan yang lebih dominan kepada aliran
moneteris).
42
Adapun definisi inflasi dalam
Dictionary of Economics
didefinisikandengan suatu peningkatan tingkat harga umum dalam
suatu perekonomianyang berlangsung secara terus menerus dari
waktu ke waktu.
43
Samuelsondan Nordhaus dalam buku mereka
Macro Economics
mendefinisikan inflasi

38
Aulia Pohan. Potret Kebijakan Moneter Indonesia, cet. I (Jakarta;
Rajawali Pers,2008), hal. 11
39
Aliminsyah dan Padji. Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan, cet.
II(Bandung:Yrama Widya, 2006), hal. 186
40
Monetary Policy, dalam http://www.wikipedia.com
41
Dictionary of Economics,
hal. 416-417
42
Indikasi dari ketidaknetralan tersebut adalah disebutkannya kontrol
penawaran uang,tingkat bunga, kebijakan ekspansi dan kontraksi
moneter.
43
Dictionary of Economics,
hal. 303

Hal 8
cukup pendek yaitu kenaikan tingkat harga umum.
44
Adapun BankIndonesia mendefinisikan inflasi dengan kecenderungan
dari harga-hargauntuk meningkat secara umum dan terus menerus.
45
Definisi di atas mendapat kritikan cukup tajam dari mazhab
ekonomiAustria. Ekonom dari mazhab Austria mengatakan bahwa
definisi inflasi diatas tidak mengambarkan fakta inflasi sesungguhnya,
terlebih lagi adalahfaktor pemicu inflasi itu sendiri. Definisi di atas
hanya sebatas menjelaskansalah satu akibat inflasi.
46
Aliminsyah dan Padji memberikan definisi inflasi sebagai berikut
suatukeadaan yang menunjukkan jumlah peredaran uang yang lebih
banyak daripada jumlah barang yang beredar, sehingga menimbulkan
penurunan dayabeli uang dan selanjutnya terjadi kenaikan harga yang
menyolok
47
. Definisi

ini hampir senada dengan yang disampaikan oleh Murray N. Rothbard.


48
Terjadinya perbedaan delam mendefinisikan inflasi ini
dikarenakansebagian pakar ekonomi menjelaskan makna inflasi
berdasarkan sebab yangmenimbulkan inflasi dan sebagian yang lain
berdasarkan akibat yangditimbulkan oleh inflasi.
49
Secara umum, definisi inflasi yang jamak dipakai adalah definisi
yangpenulis tulis pada bagian pertama.
50
Sebagaimana halnya definisi kebijakanmoneter yang digunakan dalam
penelitian ini, maka dalam definisi inflasipenulis menggunakan definisi
inflasi yang disampaikan oleh Bank Indonesia.Mengapa penulis
menggunakan definisi inflasi yang pertama? Ada duaalasan yang
penulis gunakan untuk menjawab pertanyaan ini. Pertama, haruskita
pahami bahwa sebuah definisi adakalanya berasal dari sebuah
konseptentang nilai yang dalam perumusannya diharuskan merujuk
kepada dalil-dalilsyari dan adakalanya terkait dengan konsep yang
murni berasal dari sebuahfakta.
51
Definisi inflasi sepenuhnya didasarkan pada penelaahan yang
cermat(dan tepat) terhadap fakta fenomena perkembangan harga
barang dan jasa.Dengan kata lain, definisi inflasi adalah berbicara
fakta apa adanya (das sein),bukan berbicara apa yang seharusnya (das
sollen).
52
Dalam hal ini, definisiinflasi kelompok yang ke dua tidaklah
menggambarkan fakta apa adanya.
53
Ini sama halnya ketika kita mendefinisikan tentang akal. Akal
atauberpikir adalah proses pemindahan fakta melalui indera ke dalam
otak disertaidengan informasi sebelumnya yang digunakan untuk
menafsirkan fakta

44
Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus.
Macro Economics
, hal. 307
45
http://www.bi.go.id
46
Murray N. Rothbard.
What has Government Done to Our Money?
(Apa yang DilakukanPemerintah Terhadap Uang Kita?), cet I (Jakarta;
Granit, 2007), hal. Xiii-xiv
47
Aliminsyah dan Padji. Kamus Istilah., hal. 370
48
Murray N. Rothbard.
What has.,
. Lihat juga Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Kamus Besar
Bahasa Indonesia, cet IX (Jakarta; Balai Pustaka, 1997), hal. 378. Lihat
jugaInflasi, http://www.id.wikipedia.org
49
Ahmad Hasan.
Al Auraq Al Naqdiyah Fi Al- Iqtishad Al Islamy (Qimatuha waAhkamuha) (Mata
Uang Islami: Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami)
, (Jakarta:Rajawali Pers, 2005), hal. 273-274
50
Kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat secara umum dan terus
menerus
51
Muhammad Shiddiq Al Jawi, Seputar Konsep
Syakhsiyah.http:///www.khilafah1924.org
52
Ibid.,
53
Memasukkan unsur jumlah uang beredar

Hal 9
tersebut. Definisi ini diperoleh dari fakta kegiatan berpikir manusia.
54
Metodetelaah seperti inilah yang seharusnya juga diterapkan dalam
mendefinisikanfakta tentang inflasi.Kedua, sebagaimana halnya
definisi kebijakan moneter, definisi inflasikelompok yang ke dua
memasukkan unsur besaran jumlah uang beredarsehingga definisi
tersebut tidak bersifat netral (mengikuti aliran moneteris).Dengan kata
lain, ia hanya memuat salah satu dari penyebabterjadinya inflasi.
Padahal secara faktual penyebab inflasi sangatlah
beragamsebagaimana yang penulis tuliskan di bawah ini.Secara
umum, berdasarkan penyebabnya inflasi terbagi ke dalam 3macam,
yakni: Pertama, tarikan permintaan (
demand-pull inflation
). Inflasiini timbul apabila permintaan agregat meningkat lebih cepat
dibandingkandengan potensi produktif perekonomian. Kedua, dorongan
biaya (
cosh-pushinflation
). Inflasi ini timbul karena adanya depresiasi nilai tukar, dampakinflasi
luar negeri terutama negara-negara partner dagang,
peningkatanharga-harga komoditi yang diatur pemerintah (
administered price
), danterjadi
negative supply shocks
akibat bencana alam dan terganggunyadistribusi. Ketiga, ekspektasi
inflasi. Inflasi ini dipengaruhi oleh perilakumasyarakat dan pelaku
ekonomi apakah lebih cenderung bersifat adaptif atau
forward looking
. Hal ini tercermin dari perilaku pembentukan harga di tingkatprodusen
dan pedagang terutama pada saat menjelang hari-hari
besarkeagamaan dan penentuan upah minimum regional.
55
Gambar 2Keterkaitan Antar Jenis-jenis Inflasi
Sumber: http://www.bi.go.id

54
Muhammad Shiddiq al Jawi, Seputar.,
55
http://.www.bi.go.id
54
Muhammad Shiddiq al Jawi, Seputar.,
55
http://.www.bi.go.id

hal 10
rangka menjaga inflasi agar tetap dalam tingkat moderat
baikpemerintah (kebijakan fiskal) maupun otoritas moneter (kebijakan
moneter)mengambil sejumlah langkah sebagaimana yang telah kami
tuliskan padabagian latar belakang.
56
Bagaimana inflasi dalam perekonomian Islam? Sesungguhnya,
apabilainflasi didefinisikan dengan kecendrungan kenaikan harga-
harga secaraumum, maka akan kita dapati bahwa dalam setiap
perekonomian (apakah itumenggunakan sistem ekonomi Kapitalis
ataupun Islam) akan senantiasaditemui permasalahan inflasi.Hanya
saja, terdapat perbedaan yang cukup signifikan (baik secarakuantitatif
maupun kualitatif) antara permasalahan inflasi yang ada di
dalamperekonomian Islam dengan yang ada di dalam perekonomian
Kapitalis.Salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan itu
adalahdikarenakan mata uang yang digunakan dalam perekonomian
Islam adalahbimetalik (dinar dan dirham). Dimana dalam diri dinar dan
dirham tersebutmempunyai sejumlah keunggulan dibandingkan
dengan mata uang kertasyang digunakan pada saat ini. Salah satu
keunggulan itu adalah adanya nilaiintrinsik (nilai ini tidak terdapat
pada
fiat money
) yang terkandung didalamnya. Oleh karena itu, inflasi yang
disebabkan faktor lemahnya matauang (depresiasi nilai) sebagaimana
yang terjadi dalam perekonomianKapitalis tidak akan terjadi dalam
perekonomian Islam.
57
2. Kebijakan Moneter
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, dalam tulisan ini
penulisakan mencoba memberikan deskripsi kebijakan moneter Islam
(Perspektif Hizbut Tahrir) dalam mengendalikan inflasi.Setidaknya ada
tujuh kebijakan moneter Islam yang menurut penulisdapat
mengendalikan inflasi baik secara langsung maupun tidak
langsung,yaitu: Dinar dan dirham sebagai mata uang, hukum jual beli
mata uang asing,hukum pertukaran mata uang, hukum bunga, hukum
pasar modal, hukumperbankan, hukum pertukaran internasional, dan
otoritas kebijakan moneter.Di bawah ini penulis akan menjelaskan
(secara singkat) empat daritujuh kebijakan moneter di atas dalam
kaitannya mengendalikan inflasi.
2.1 Dinar dan Dirham
Di atas penulis sudah menjelaskan bagaimana eksistensi dari
fiatmoney yang secara pasti menyebabkan terjadinya inflasi. Lebih dari
itu, iamerupakan faktor utama terjadinya inflasi dalam sitem
Kapitalisme.Berbeda halnya dalam sistem ekonomi Islam, inflasi yang
disebabkankelemahan dari mata uang relatif cukup kecil kemungkinan
terjadinya (kalautidak bisa dikatakan tidak akan terjadi).

56
Pada halaman 5 dan 6
57
Efek dari depresiasi nilai tukar mata uang akan mengakibatkan efek
berantai, yaitumenurunnya nilai rupiah terhadap sejumlah barang yang
sifatnya dibutuhkan dunia internasional(komoditi internasional; minyak
misalnya), dan meningkatnya harga bahan baku bagi industridalam
negeri yang di dapatkan di luar negeri melalui mitra dagang sehingga
mengakibatkannaiknya biaya produksi.

Hal 11

Mengapa demikian? Untuk mengetahui mengapa penggunaan


dinardan dirham dapat mengendalikan inflasi terlebih dahulu harus
diketahuikelemahan dari fiat money. Setelah itu dikomparasikan
dengan karakteristikmata uang dinar dan dirham.Telah diketahui
bahwa, Fiat money memiliki kelemahan yang teramatfatal.
58
Sebaliknya, dinar dan dirham tidaklah memiliki
kelemahansebagaimana yang ditemukan dalam fiat money. Faktor
fundamental darikekuatan dinar dan dirham adalah setaranya antara
nilai nominal dengan nilaiintrinsik yang terdapat pada mata uang
tersebut.Eksistensi nilai intrinsik ini akan secara otomatis menjaga
nilaitukarnya terhadap mata uang lain. Sehingga inflasi yang
disebabkanlemahnya nilai tukar mata uang domestik dengan mata
uang asing yangberdampak kepada naiknya komoditas impor, output
gap,
59
dan ekspektasiinflasi
60
dapat dikatakan tidak akan terjadi.
61
2.2 Hukum Bunga
Pergerakan ekonomi dalam sistem ekonomi konvensional
sangatbergantung pada sistem bunga. Begitu pentingnya sistem
bunga bagiekonomi Kapitalisme, maka dalam kebijakan moneter
konvensional struktursuku bunga menjadi salah satu instrumen
moneter untuk mencapai sasaranakhir (inflasi).Hampir semua sektor
ekonomi Kapitalisme terkait dengan sistembunga, mulai dari sektor riil
terlebih lagi adalah sektor non riil. Sistem bungamengakibatkan sektor
non riil berkembang lebih cepat dibandingkan dengansektor riil. Hal ini
dikarenakan sektor non riil dalam memberikan keuntunganrelatif lebih
cepat dan besar jumlahnya apabila dibandingkan dengan
sektorriil.Akibatnya sektor riil mengalami kekurangan darah
untukmenggerakkan roda ekonomi. Ketika roda ekonomi sudah
berjalan lambat danbahkan terhenti bisa dipastikan inflasi adalah
sebuah keniscayaan yang akanterjadi.Sebaliknya, Islam secara tegas
berpendapat bahwa, bunga hukumnyaadalah haram.
62
Kalau bunga dalam Islam diharamkan, lalu bagaimanacaranya
menggerakkan roda ekonomi?Islam menggariskan bahwa, harta yang
dimiliki oleh seseorangindividu apabila ingin dikembangkan haruslah
melewati cara yang memang

58
Lihat gambar 1
59
Output gap (deflationary gap) adalah kesenjangan output atau
deflasioner. Maksudnyaadalah penurunan pengeluaran total
permintaan agregat (aggregat demand) pada tingkatkesempatan kerja
penuh (full employment) pendapatan nasional potensial (potensial
GNP).Karena pengurangan beberapa pengeluaran, maka beberapa
sumber-sumber ekonomi yang tidakproduktif akan menyebabkan
produksi nasional bruto actual (actual GNP) di bawah produksinasional
bruto potensial.
Dictionary of Economics,
hal. 135 dan 469.
60
Inflasi yang disebabkan perilaku ekonomi masyarakat dan pelaku
ekonomi (antisipasi)dari kejadian yang akan datang perihal
perkembangan ekonomi, yaitu: pembentukan harga ditingkat
produsen, dan pedagang terutama pada saat menjelang hari-hari
besar keagamaan danpenentuan upah minimum regional (UMR). Lihat
Pengenalan inflasi di Indonesia dalamhttp://www.bi.go.id
61
Lihat gambar 2, keterkaitan antara nilai tukar (rupiah) dengan inflasi
komoditas impor
62
Lihat pembahasan lengkap tentang bunga dalam M. Ahmad ad Daur.
Bantahan AtasKebohongan-kebohongan Hukum Seputar Riba dan
Bunga Bank, cet. I (Bogor: Al Azhar Press,2004).

Hal 12
Dengan kata lain, Islam tidak mengijinkan pengembangan hartamelalui
perdagangan uang (uang beranak uang) dengan sistem
bunga.Kebijakan Islam melarang perdagangan uang ini tentunya akan
mencegahuang beredar pada tempat tertentu saja (sektor non riil),
64
sehinggakebutuhan darah (dana) bagi sektor riil dapat terpenuhi.
Ketika dana segarbagi sektor riil telah tercukupi maka bisa dipastikan
gerak dari roda ekonomiakan berjalan dengan baik dan mencegah
terjadinya inflasi.
65
2.3 Hukum Perbankan
Dalam sistem ekonomi Kapitalisme, lembaga keuangan
(perbankan)menempati posisi yang sangat menentukan. Melalui
lembaga inilah sistembunga dapat berjalan dengan baik dan bergerak
sangat cepat.Apabila dalam sistem ekonomi Kapitalisme perbankan
merupakansuatu keniscayaan. Maka dalam sistem ekonomi Islam (SEI)
adalahsebaliknya. Islam memandang pendirian suatu bank adalah
mubah (boleh),
66
hanya saja kegiatan dari perbankan tersebut tetap mengacu
kepadaketentuan-ketentuan (
dhawabit
) syariah.Dengan demikian, apabila eksistensi perbankan dalam
sistem ekonomiKapitalisme cenderung semakin memperdalam jurang
antara sektor riildengan sektor non riil yang berujung kepada inflasi.
Sebaliknya dalam SEIlembaga keuangan yang ada akan membantu
atau mendukung pergerakansektor riil.
67
2.4 Otoritas Kebijakan Moneter Islam
Dalam SEI, otoritas kebijakan moneter dan fiskal tidaklahlah
terpisahdengan struktur pemerintahan (lembaga eksekutif) yang ada
sebagaimanayang ada pada SEK (sistem ekonomi Kapitalis). Kebijakan
moneter dan Fiskaldalam SEI sama-sama berada di bawah departemen
Baitul Maal.
68
Sehinggatidak diperlukan lagi koordinasi atau pembahasan apakah
otoritas moneterdengan lembaga eksekutif perlu dipisahkan atau tidak
untuk mengambilkebijakan moneter.
69

63
Ismail Yusanto. Analisis Keuangan Bank Muamalat Indonesia Pada
Periode KrisisEkonomi Tahun 1998 1999. Program Pascasarjan
Sekolah Tinggi Ekonomi IPWI Jakarta, 2000.
64
Lebih dari itu, eksistensi sektor non riil tidaklah diakui dalam Islam.
65
Haramnya bunga juga didukung oleh kebijakan yang lain, yakni
diterapkannya hukumzakat. Faktor ini juga sangat signifikan dalam
mencegah menumpuknya uang atau hartakekayaan pada orang
tertentu saja.
66
Muhammad Husain Abdullah.
Dirasat Fi al Fikri al Islami
(Studi Dasar-dasar PemikiranIslam), cet. I (Bogor: Pustaka Thariqul
Izzah, 2002), hal. 217
67
Misalnya bank menjadi perantara antara pemilik modal dan pekerja
untuk membentuksyirkah mudharabah dimana bank nantinya akan
memperoleh komisi.
Ibid.,
hal. 218. lebih dariitu, dalam SEI dikotomi sektor moneter (non riil) dan
riil tidak dikenal. Kalaupun ada sektormoneter maka ia adalah suatu
mekanisme pembiayaan transaksi atau produksi di pasar riil.
LihatAgustianto. Ke Arah Moneter Syariah (bagian II).
68
Lihat http://www.khilafah.com dan Jaribah bin Ahmad Al Haritsi.
Al Fiqh Al Iqtishadi LiAmiril Mukminin Umar Ibn Al Khathab
(Fikih Ekonomi Umar bin Al Khathab), Cet. I (Jakarta:KHALIFA, 2006),
hal. 339-348.
69
Dalam SEK, diskursus kewenangan moneter apakah berada dibawah
koordinasieksekutif atau mutlak menjadi kewenangan bank sentral
telah menjadi suatu hal yang teramat

Hal 13
Gambar 3Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter dan Sektor Riil
Perspektif Islamdalam Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
C. Kesimpulan dan Penutup
Pada bagian kesimpulan ini penulis tidak hendak mengulang
kembalipembahasan singkat yang telah dipaparkan di atas. Melainkan
inginmenyampaikan bahwa Islam selain memiliki fikrah (konsep) juga
memilikithariqoh (metode) bagaimana menerapkan konsep yang telah
ada tersebut.Lebih dari itu, konsep Islam antara satu dengan yang
lainnya salingterkait erat. Oleh karena itu, segala konsep yang
diajarkan dalam Islamtidaklah dapat diterapkan secara parsial. Konsep
Islam perlu dan harusditerapkan secara kaffah (totalitas).Mana
mungkin syariah Islam diterapkan dimana kepemimpinanpolitiknya
berada dalam kungkungan demokrasi Kapitalisme, padahal
syariahIslam mengutuk demokrasi??? Dalam konteks ini, mana
mungkin kebijakanmoneter berbasis syariah dijalankan oleh orang-
orang yang menghambakepada hukum thagut dan antek-antek
barat???Oleh karena itu, kebijakan moneter berbasis syariah yang
telah penulispaparkan di atas hanya bisa diterapkan dan dijalankan
oleh kepemimpinanyang juga sesuai dengan syariah, yakni Daulah
Khilafah Rasyidah.
Wallhualam bi ash-shawab
pelik dan menguras energi banyak pihak. Lebih lengkapnya lihat
Ibid.,
Iskandar SimorangkirKoordinasi Kebijakan Moneter

C. Kesimpulan dan Penutup


Pada bagian kesimpulan ini penulis tidak hendak mengulang
kembalipembahasan singkat yang telah dipaparkan di atas. Melainkan
inginmenyampaikan bahwa Islam selain memiliki fikrah (konsep) juga
memilikithariqoh (metode) bagaimana menerapkan konsep yang telah
ada tersebut.Lebih dari itu, konsep Islam antara satu dengan yang
lainnya salingterkait erat. Oleh karena itu, segala konsep yang
diajarkan dalam Islamtidaklah dapat diterapkan secara parsial. Konsep
Islam perlu dan harusditerapkan secara kaffah (totalitas).Mana
mungkin syariah Islam diterapkan dimana kepemimpinanpolitiknya
berada dalam kungkungan demokrasi Kapitalisme, padahal
syariahIslam mengutuk demokrasi??? Dalam konteks ini, mana
mungkin kebijakanmoneter berbasis syariah dijalankan oleh orang-
orang yang menghambakepada hukum thagut dan antek-antek
barat???Oleh karena itu, kebijakan moneter berbasis syariah yang
telah penulispaparkan di atas hanya bisa diterapkan dan dijalankan
oleh kepemimpinanyang juga sesuai dengan syariah, yakni Daulah
Khilafah Rasyidah.
Wallhualam bi ash-shawab
pelik dan menguras energi banyak pihak. Lebih lengkapnya lihat
Ibid.,
Iskandar SimorangkirKoordinasi Kebijakan Moneter

Anda mungkin juga menyukai