Anda di halaman 1dari 6

Media Litbang Sulteng 2 (2) : 131136, Desember 2009 ISSN : 1979 - 5971

SISTEM HIDROPONIK DENGAN NUTRISI DAN MEDIA TANAM BERBEDA


TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELADA

Oleh :
Hidayati Masud 1)

ABSTRAK
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pertumbuhan dan hasil selada (Lactuca sativa L) pada nutrisi dan media
tanam berbeda secara hidroponik. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Birobuli Kecamatan Palu Selatan dengan ketinggian
tempat 84 m dpl, suhu rata-rata 34,14oC dan kelembaban rata-rata 55,4%, yang dilaksanakan pada bulan Maret - Mei 2008.
Data percobaan dianalisis dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan 2 faktor.
Faktor pertama adalah perlakuan nutrisi yang terdiri dari tiga taraf yaitu Nutrisi AB Mix, Nutrisi Nederland dan Nutrisi Buatan
Sendiri. Faktor kedua adalah perlakuan media tanam yang terdiri dari tiga taraf yaitu Pasir, Pasir dan Arang Sekam (1 : 1) serta
Pasir dan Arang Sekam (3 : 1).
Nutrisi buatan sendiri dan media tanam pasir memberikan hasil terbaik bagi pertumbuhan dan hasil selada sehingga
diperoleh berat segar tajuk tanaman selada 152,18 gram per pohon.

Kata kunci : Nutrisi, Media Tanam, Selada

I. PENDAHULUAN Hasil Penelitian sawi menunjukkan bahwa


pertumbuhan sawi akan lebih baik jika
1.1 Latar Belakang sistem hidroponik yang digunakan
Selada (Lactuca sativa L) merupakan mengunakan pasir dengan nutrisi AB mix
salah satu komoditi hortikultura yang atau nutrisi buatan sendiri (Yusuf dan
memiliki prospek dan nilai komersial yang Masud, 2007).
cukup baik. Semakin bertambahnya jumlah Berdasarkan uraian diatas dipandang
penduduk Indonesia serta meningkatnya perlu untuk melakukan penelitian pada
kesadaran penduduk akan kebutuhan gizi tanaman selada dengan sistem hidroponik
menyebabkan bertambahnya permintaan substrat untuk mendapatkan informasi
akan sayuran. Kandungan gizi pada sayuran tentang pengaruh nutrisi dan media tanam
terutama vitamin dan mineral tidak dapat yang berbeda pada tanaman selada.
disubtitusi melalui makanan pokok,
Nazaruddin (2003).
Sistem hidroponik dapat memberikan 1.2 Tujuan dan Kegunaan
suatu lingkungan pertumbuhan yang lebih Penelitian ini bertujuan untuk
terkontrol. Dengan pengembangan mendapatkan informasi ilmiah tentang
teknologi, kombinasi sistem hidroponik pertumbuhan dan hasil selada (Lactuca
dengan membran mampu mendayagunakan sativa L.) pada nutrisi dan media tanam
air, nutrisi, pestisida secara nyata lebih berbeda secara hidroponik, melalui
efisien (minimalis system) dibandingkan penelitian ini diharapkan pula menjadi
dengan kultur tanah (terutama untuk pembanding pada penelitian berikutnya.
tanaman berumur pendek). Penggunaan
sistem hidroponik tidak mengenal musim II. MATERI DAN METODE
dan tidak memerlukan lahan yang luas PENELITIAN
dibandingkan dengan kultur tanah untuk
menghasilkan satuan produktivitas yang 2.1 Tempat dan Waktu
sama (Lonardy, 2006). Penelitian dilaksanakan di Kelurahan
Birobuli Kecamatan Palu Selatan yang
1)
Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Pertanian, dilaksanakan pada bulan Maret - Mei 2008
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu dengan ketinggian tempat 84 m dari

131
permukaan laut, suhu rata-rata 34,14oC dan 2.4.1 Sterilisasi Alat dan Bahan
kelembaban rata-rata 55,4%, Peralatan dan bahan yang akan
digunakan disterilkan untuk menghindari
2.2 Alat dan Bahan terjadinya kontaminasi pada tanaman. Alat-
Alat-alat yang digunakan wadah alat yang akan digunakan dibersihkan,
pembibitan, pH meter, pot tumbuh, mistar, dicuci menggunakan deterjen, kemudian
timbangan, wadah penyimpan nutrisi (ember dibilas dan dikeringkan. Bahan media tanam
plastik), pengaduk nutrisi, spektrofotometer, pasir dibersihkan kemudian di sterilkan
gelas ukur (1 l, 50 ml), pipet, mortal, tabung hingga mendidih.
reaksi, sentrifuge, cuffet dan oven listrik.
Bahan yang digunakan adalah nutrisi 2.4.2 Pembuatan Larutan Hara
AB mix (NO3-, NH4+, Ca+2, Fe, H2PO4-, SO4- Penelitian ini menggunakan tiga jenis
2
, K+, Mn, H3Bo3, Cu, MoO4), nutrisi nutrisi, yaitu nutrisi AB Mix, Nutrisi
nederland (KH2PO4, CaNO3, MgSO4, KNO3, Nederland, dan Nutrisi Buatan Sendiri.
K2SO4, CuSO4, Fe-EDTA, MnSO4, ZnSO4, Pembuatan larutan nutrisi AB Mix
H3Bo3), nutrisi buatan sendiri (CaNO3, dilakukan dengan cara melarutkan AB mix
KNO3, Fe-EDTA, KH2PO4, CuSO4, MnSO4, A (83 gram) dan AB mix B (83 gram)
ZnSO4, H3Bo3, MoO4, MgSO4), deterjen, masing-masing ke dalam 500 ml air,
arang sekam, pasir, air, alkohol 70%, kertas selanjutnya kedua larutan tersebut
label, dan benih selada. dicampurkan ke dalam 100 L air kemudian
diaduk hingga tercampur rata, nutrisi ini
2.3 Metode Penelitian disimpan dalam ember plastik.
Penelitian ini menggunakan Pembuatan larutan nutrisi Nederland
Rancangan Acak Kelompok pola Faktorial dilakukan dengan cara melarutkan KH2PO4
yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama (13,6 gram), CaNO3 (1,6 gram), MgSO4
adalah perlakuan nutrisi (N) yaitu : (49,2 gram), KNO3 (29,2 gram), K2SO4
N1 = Nutrisi AB Mix, N2 = Nutrisi (25,6 gram), CuSO4 (0,011 gram), Fe-EDTA
Nederland dan N3 = Nutrisi Buatan Sendiri. (0,51 gram), MnSO4 (0,073 gram), ZnSO4
Faktor kedua adalah perlakuan media tanam (0,006 gram), H3Bo3 (0,059 gram) ke dalam
(M), yaitu : M1 = Pasir, M2 = Pasir dan 100 L air kemudian diaduk hingga
arang sekam (1 : 1) dan M3 = Pasir dan tercampur rata, nutrisi ini disimpan dalam
arang sekam (1 : 3) ember plastik.
Dari kedua faktor tersebut diperoleh 9 Pembuatan nutrisi Buatan Sendiri
kombinasi perlakuan dengan 3 kali ulangan dilakukan dengan cara melarutkan CaNO3
sehingga diperoleh 27 unit percobaan dan (118 gram), KNO3 (60 gram), dan Fe-EDTA
tiap unit percobaan menggunakan 3 tanaman (3,8 gram) ke dalam 500 ml air. Selanjutnya
percobaan, sehingga keseluruhan digunakan melarutkan KH2PO4 (28 gram), CuSO4 (0,04
81 tanaman percobaan. Data yang diperoleh gram), MnSO4 (0,8 gram), ZnSO4 (0,15
dianalisis dengan analisis ragam untuk gram), H3Bo3 (0,4 gram), MoO4 (0,01 gram),
mengetahui adanya pengaruh dari perlakuan MgSO4 (40 gram) ke dalam 500 ml air.
yang dicobakan. Jika terdapat pengaruh Kedua larutan tersebut kemudian
diantara perlakuan maka diuji lanjut dengan dicampurkan ke dalam 100 L air selanjutnya
uji beda nyata jujur (BNJ) 5% (Hanafiah, diaduk hingga tercampur rata, nutrisi ini
2004). disimpan dalam ember plastik.

2.4.3 Perkecambahan Bahan Tanam


2.4 Pelaksanaan Bahan tanam yang digunakan adalah
Penelitian ini melalui beberapa tahap benih selada. Media persemaian
kegiatan yaitu : sterilisasi alat dan bahan, menggunakan pasir halus yang telah
pembuatan larutan hara, perkecambahan disterilisasi. Penyemaian dilakukan pada
bahan tanam, penanaman dan pemeliharaan. wadah pembibitan dengan media tanam
pasir. Setelah media tanam siap benih selada

132
ditaburkan selanjutnya ditutup kembali dimana :
dengan pasir. Setelah berumur 1 minggu LD = Luas Daun (mm2), LK = Luas Total
setelah tabur kecambah selada dipindahkan Kertas, Wr = Berat Kertas Replika Daun
ke media tumbuh. (mg), Wt = Berat Kertas Total (mg).

2.4.4 Penanaman 5. Berat Segar Tajuk, dilakukan pada


Pada awal penanaman, nutrisi yang akhir pengamatan dengan cara memanen
diberikan pada masing-masing pot plastik tajuk dan akar tanaman kemudian
yang telah berisi media tanam sebanyak 300 ditimbang.
ml. Kecambah selada selanjutnya 6. Berat Kering Tajuk, tanaman selada
dipindahkan ke pot plastik. yang telah ditimbang, selanjutnya
dikeringkan selama 60 jam pada oven
2.4.5 Pemeliharaan listrik dengan suhu 600C kemudian
Pada umur 1-3 MST (Minggu Setelah ditimbang kembali berat keringnya.
Tanam) pemeliharaan selada meliputi
pemberian nutrisi 4 kali sehari setiap pukul
07.00 Wita, 10.00 Wita, 13.00 Wita, 16.00 III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Wita. Pada umur 4-7 MST pemberian nutrisi
6 kali sehari setiap pukul 07.00 Wita, 09.00 3.1 HASIL
Wita, 11.00 Wita, 13.00 Wita, 15.00 Wita, 3.1.1 Jumlah Daun
17.00 Wita. Pada saat pemberian nutrisi Hasil analisis statistik dengan uji F
setiap individu tanaman diberikan 50 ml menunjukkan bahwa perlakuan yang
nutrisi. Pengukuran pH dilakukan dicobakan berpengaruh nyata pada
menggunakan pH meter setiap pembuatan perlakuan nutrisi dan media tanam serta
nutrisi. terjadi interaksi antara perlakuan terhadap
rata-rata jumlah daun selada yang terbentuk.
2.5 Variabel Pengamatan Rata-rata jumlah daun tanaman selada umur
1. Jumlah Daun, adalah daun yang 7 MST terdapat pada tabel 1.
terbentuk sempurna dihitung pada saat
tanaman berumur 7 MST (Minggu Tabel 1. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Selada Umur 7
MST pada Nutrisi dan Media Tanam Berbeda.
Setelah Tanam).
Perlakuan Media BNJ
2. Tinggi Tanaman, dihitung dari pangkal 5%
Nutrisi M1 M2 M3
batang hingga ujung daun terpanjang
pada saat tanaman berumur 7 MST. N1 9.11 ap 16.44 bq 15.33 bq
3. Panjang Akar, diukur dari pangkal akar N2 9.44 ap 16.22 cq 14.89 bq
1.19
c b
hingga akar terpanjang pada saat akhir N3 18.78 q 13.67 p 11.78 ap
pengamatan (panen). BNJ 5% 1.19
4. Luas Daun, diukur pada akhir Keterangan : Rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada
baris (a, b, c) dan kolom (p, q) yang sama
pengamatan dengan menggunakan tidak berbeda pada uji Beda Nyata Jujur
metode gravimetri, dengan cara (BNJ) pada taraf 5%.
menggambar daun secara langsung pada
sehelai kertas yang akan diukur luasnya. Hasil uji lanjut BNJ 5% (tabel 1)
Luas daun dihitung berdasarkan menunjukkan bahwa nutrisi buatan sendiri
perbandingan berat replika daun dengan menghasilkan rata-rata jumlah daun tertinggi
berat total kertas, dengan menggunakan pada media tanam pasir (M1) dan berbeda
rumus Sitompul dan Guritno (1995) dengan M2 dan M3. Media tanam pasir
sebagai berikut: (M1) menghasilkan rata-rata jumlah daun
tertinggi pada nutrisi buatan sendiri dan
LK
Wr
LD berbeda dengan perlakuan nutrisi AB mix
Wt dan perlakuan nutrisi Nederland.

133
3.1.2 Tinggi Tanaman Berdasarkan hasil uji lanjut BNJ 5%
Hasil analisis statistik dengan uji F (tabel 3) menunjukkan bahwa perlakuan
menunjukkan bahwa perlakuan yang nutrisi buatan sendiri menghasilkan rata-rata
dicobakan berpengaruh nyata pada panjang akar tertinggi pada media tanam
perlakuan nutrisi dan media tanam serta pasir (N3M1) dan berbeda dengan perlakuan
terjadi interaksi antara perlakuan nutrisi dan lainnya. Media tanam pasir menghasikan
media tanam terhadap rata-rata tinggi rata-rata panjang akar tertinggi pada nutrisi
tanaman selada pada umur 7 MST (tabel 2). buatan sendiri dan berbeda dengan nutrisi
AB mix dan nutrisi Nederland.
Tabel 2. Rata-rata Tinggi Tanaman Selada (Cm) Umur 7
MST pada Nutrisi dan Media Tanam Berbeda.
3.1.4 Luas Daun
Perlakuan Media BNJ
5%
Hasil analisis statistik dengan ji F
Nutrisi M1 M2 M3 menunjukkan bahwa perlakuan yang
N1 36.22 a
p 52.00 c
p 44.56 bp dicobakan berpengaruh nyata pada
N2 38.78 ap 54.22 bp 55.56 bq perlakuan nutrisi dan media tanam serta
4.49
N3 58.78 c
q 50.56 b
p 44.78 ap
terjadi interaksi antara kedua perlakuan
terhadap rata-rata luas daun tanaman selada.
BNJ 5% 4.49
Keterangan : Rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada Rata-rata luas daun pada tanaman selada
baris (a, b, c) dan kolom (p, q) yang sama terdapat pada tabel 4.
tidak berbeda pada uji Beda Nyata Jujur
(BNJ) pada taraf 5%. Tabel 4. Rata-rata Luas Daun Tanaman Selada (mm2) pada
Nutrisi dan Media Tanam Berbeda.
Berdasarkan hasil uji lanjut BNJ 5% Perlakuan Media
BNJ 5%
(tabel 2) menunjukkan bahwa perlakuan
Nutrisi M1 M2 M3
nutrisi buatan sendiri menghasilkan rata-rata 87082.89 252043.42 168370.45
tinggi tanaman tertinggi pada media tanam N1 ap cq bp
106303.82 193891.31 203998.74
pasir (N3M1) dan berbeda dengan perlakuan N2 ap bp bq
33060.92
lainnya. Media tanam pasir memberikan 254230.05 238938.93 154791.94
N3 bq bq ap
hasil tertinggi pada nutrisi buatan sendiri
BNJ 5% 33060.92
dan berbeda dengan nutrisi AB mix dan Keterangan : Rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada
nutrisi nederland. baris (a, b, c) dan kolom (p, q) yang sama
tidak berbeda pada uji Beda Nyata Jujur
(BNJ) pada taraf 5%.
3.1.3 Panjang Akar
Hasil analisis statistik dengan uji F
Berdasarkan hasil uji lanjut BNJ 5%
menunjukkan bahwa perlakuan yang
(tabel 4) menunjukkan bahwa perlakuan
dicobakan berpengaruh nyata pada
nutrisi buatan sendiri menghasilkan rata-rata
perlakuan nutrisi dan media tanam serta
luas daun terluas pada media tanam pasir
interaksi antara kedua perlakuan terhadap
(N3M1), tidak berbeda dengan perlakuan
rata-rata panjang akar tanaman selada. Rata-
lainnya. Media tanam pasir menghasilkan
rata panjang akar tanaman selada terdapat
rata-rata luas daun terluas pada perlakuan
pada tabel 3.
nutrisi buatan sendiri dan berbeda dengan
Tabel 3. Rata-rata Panjang Akar Tanaman Selada (Cm) pada nutrisi AB mix dan nutrisi nederland.
Nutrisi dan Media Tanam Berbeda.
Perlakuan Media BNJ 3.1.5 Berat Segar Tajuk
5% Hasil analisis statistik dengan uji F
Nutrisi M1 M2 M3
N1 28.00 ap 28.11 apq 27.00 ap menunjukkan bahwa perlakuan yang
N2 29.39 a
p 27.56 a
p 27.78 ap dicobakan berpengaruh nyata pada
2.09
N3 34.39 c
q 30.17 b
q 26.44 ap
perlakuan nutrisi dan perlakuan media tanam
serta terjadi interaksi antara kedua perlakuan
BNJ 5% 2.09
Keterangan : Rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada terhadap rata-rata berat segar tajuk tanaman
baris (a, b, c) dan kolom (p, q) yang sama selada. Rata-rata berat segar tajuk tanaman
tidak berbeda pada uji Beda Nyata Jujur
(BNJ) pada taraf 5%.
selada terdapat pada tabel 5.

134
Tabel 5. Rata-rata Berat Segar Tajuk Tanaman Selada (gram) sendiri dan berbeda dengan perlakuan nutrisi
pada Nutrisi dan Media Tanam Berbeda.
AB mix dan nutrisi nederland.
Perlakuan Media BNJ
5%
Nutrisi M1 M2 M3 3.2 PEMBAHASAN
N1 51.81 ap 137.31 cp 82.05 bp Pemberian nutrisi hidroponik yang
N2 65.60 ap 131.99 bp 121.57 bq tepat akan memberikan hasil yang optimal
24.23
N3 152.18 bq 132.12 bp 85.41 ap
bagi pertumbuhan tanaman selada. Selain itu
pertumbuhan tanaman tidak lepas dari
BNJ 5% 24.23
Keterangan : Rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada
lingkungan tumbuh terutama faktor media
baris (a, b, c) dan kolom (p, q) yang sama tanam yang secara langsung akan
tidak berbeda pada uji Beda Nyata Jujur mempengaruhi hasil tanaman.
(BNJ) pada taraf 5%.
Pemberian nutrisi buatan sendiri dan
media tanam pasir terbukti memberikan
Berdasarkan hasil uji lanjut BNJ 5%
hasil terbaik bagi pertumbuhan dan hasil
(tabel 5) menunjukkan bahwa perlakuan
tanaman selada yaitu ditandai dengan
nutrisi buatan sendiri menghasilkan rata-rata
peningkatan jumlah daun, tinggi tanaman,
berat segar tajuk tertinggi pada media tanam
panjang akar, luas daun, berat segar tajuk
pasir (N3M1), tidak berbeda dengan
dan berat kering tajuk. Hal ini kemungkinan
perlakuan lainnya. Media tanam pasir
disebabkan karena nutrisi yang diperoleh
menghasilkan rata-rata berat segar tajuk
tanaman dari nutrisi buatan sendiri telah
tertinggi pada perlakuan nutrisi buatan
memenuhi kebutuhan tanaman (zona
sendiri dan berbeda dengan nutrisi AB mix
kecukupan). Menurut Lakitan (2004), bahwa
dan nutrisi nederland.
jika jaringan tumbuhan mengandung unsur
hara tertentu dengan konsentrasi yang lebih
3.1.6 Berat Kering Tajuk
tinggi dari konsentrasi yang dibutuhkan
Hasil analisi statistik dengan ji F
untuk pertumbuhan maksimum, maka pada
menunjukkan bahwa perlakuan yang
kondisi ini dikatakan tumbuhan dalam
dicobakan berpengaruh nyata pada
kondisi konsumsi mewah. Pada konsentrasi
perlakuan nutrisi dan perlakuan media tanam
yang terlalu tinggi, unsur hara esensial dapat
serta terjadi interaksi antara kedua perlakuan
juga menyebabkan keracunan bagi
terhadap rata-rata berat kering tajuk tanaman
tumbuhan.
selada. Rata-rata berat segar tajuk tanaman
Semua hara yang terkandung pada
selada terdapat pada tabel 6.
nutrisi hidroponik adalah unsur esensial
Tabel 6. Rata-rata Berat Kering Tajuk Tanaman Selada yang diperlukan tanaman dalam
(gram) pada Nutrisi dan Media Tanam Berbeda. pertumbuhan dan perkembangannya.
Perlakuan Media BNJ Apabila unsur hara makro dan mikro tidak
Nutrisi M1 M2 M3 5% lengkap ketersediaannya, dapat menghambat
N1 3.22 ap 7.26 bp 3.98 ap pertumbuhan dan perkembangan tanaman
N2 3.45 ap 6.98 bp 6.50 bq (Pairunan dkk , 1997).
1.31
N3 8.86 c
6.52 bp 4.20 ap
Berdasarkan hasil penelitian dapat
q
dilihat bahwa tanaman selada memberikan
BNJ 5% 1.31
Keterangan : Rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada respons yang berbeda terhadap sumber
baris (a, b, c) dan kolom (p, q) yang sama nutrisi hidroponik yang berbeda (AB mix,
tidak berbeda pada uji Beda Nyata Jujur Nederland, buatan sendiri). Tingginya
(BNJ) pada taraf 5%.
Berdasarkan hasil uji lanjut BNJ 5% kandungan nitrogen (N) pada nutrisi buatan
(tabel 6) menunjukkan bahwa perlakuan sendiri dan nutrisi nederland memacu
nutrisi buatan sendiri menghasilkan rata-rata peningkatan jumlah daun dan tinggi tanaman
berat kering tajuk tertinggi pada media selada dibandingkan nutrisi AB Mix. Selain
tanam pasir (N3M1) dan tidak berbeda itu mangan dibutuhkan untuk mendukung
dengan perlakuan lainnya. Media tanam penyerapan nitrogen pada tanaman dan
pasir menghasilkan rata-rata berat kering molibdenum untuk mengikat nitrogen.
tajuk tertinggi pada perlakuan nutrisi buatan Peningkatan jumlah daun tanaman selada

135
berkolerasi positif dengan luas daun Ketersediaan unsur hara makro dan mikro
tanaman selada. Sehubungan dengan hasil yang cukup dan sesuai menyebabkan
penelitian Azis dkk (2006), bahwa pertumbuhan tanaman akan terpacu secara
penambahan nitrogen yang cukup pada optimal sehingga diperoleh produksi berupa
tanaman selada akan mempercepat laju berat segar dan berat kering tajuk pada
pembelahan dan pemanjangan sel, tanaman dengan kombinasi perlakuan nutrisi
pertumbuhan akar, batang, dan daun buatan sendiri dengan media tanam pasir.
berlangsung dengan cepat. Pasir memiliki pori-pori berukuran besar
Salah satu perbedaan yang sangat oleh karena itu pasir menjadi mudah basah
nyata diantara ketiga nutrisi tersebut yakni dan cepat kering oleh proses penguapan,
nutrisi buatan sendiri mengandung kalsium selain itu suhu yang tinggi akan
(Ca) yang tinggi dibanding nutrisi lainnya, meningkatkan laju penguapan. Ketahanan
menurut Sutiyoso (2004), bahwa kalsium pasir terhadap proses pencucian sangat kecil
berpengaruh pada meristem atau titik sehingga mudah terkikis oleh air atau
tumbuh di ujung akar sehingga volume akar larutan. Bobot pasir yang berat akan
bertambah yang akhirnya dapat memacu mempermudah tegaknya batang tanaman.
pertumbuhan. Selain itu nutrisi buatan Menurut Lingga (2006), bahwa media pasir
sendiri mengandung unsur molibdat, lebih membutuhkan pengairan dan
menurut Agustina (2004) molibdat pemupukan yang lebih intensif.
merupakan komponen sistem enzim
nitrogenase dan reduksi nitrat yang IV. KESIMPULAN DAN SARAN
mengubah nitrat menjadi amonium.
Amonium disintesis menjadi protein dan 4.1 Kesimpulan
digunakan sebagai bahan bangunan, sel yang Kombinasi nutrisi buatan sendiri dan
terbentuk berukuran besar. Pertumbuhan media tanam pasir (N3M1) memberikan
tanaman selada yang mendapat suplai nutrisi hasil tertinggi pada jumlah daun dan tinggi
buatan sendiri lebih baik dibandingkan tanaman (7 MST), panjang akar, luas daun,
tanaman selada yang mendapat suplai nutrisi berat segar tajuk dan berat kering tajuk.
AB mix dan nutrisi nederland, terbukti
diperoleh luas daun tanaman selada 4.2 Saran
mencapai 254230,05 mm2/tajuk. Perlu dilakukan penelitian dengan
Kemungkinan hal ini disebabkan metode hidroponik lainnya dan mengamati
karena nutrisi yang dibutuhkan tanaman parameter fisiologi seperti jumlah unsur
selada untuk proses pertumbuhannya tidak terlarut dan tidak terlarut dalam daun dan
hanya diperoleh dari nutrisi yang diberikan akar.
namun juga berasal dari media tanam.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, L., 2004. Dasar-Dasar Nutrisi Tanaman. Rineka Cipta, Jakarta.


Azis, A.H., M.Y. Surung., dan Buraerah., 2006. Produktivitas Tanaman Selada pada Berbagai Dosis Posidan-HT. Jurnal
Agrisistem. 2, 36-42.
Fitter, A.H., dan R.K.M. Hay, 1991. Fisologi Lingkungan Tanaman. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Hanafiah, K.A., 2004. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Lingga, P., 2006. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Penebar Swadaya, Jakarta.
Lakitan, B., 2004. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Lonardy, M.V., 2006. Respons Tanaman Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) Terhadap Suplai Senyawa Nitrogen Dari
Sumber Berbeda Pada Sistem Hidroponik. Skripsi (Tidak Dipublikasikan). Universitas Tadulako, Palu.
Nazaruddin., 2003. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah. Penebar Swadaya, Jakarta.
Pairunan, AK., J. L. Nanere., Arifin, S., Samosir., R. Tangkesari., J. R. Lalopua., B. Ibrahim., dan H. Asmadji., 1997. Dasar-
Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama P.T.N Indonesia Timur, Ujung Pandang.
Sitompul, S.M., dan Guritno, B., 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sutiyoso, Y., 2004. Hidroponik ala Yos. Penebar Swadaya, Jakarta.
Yusuf, R., dan H. Masud., 2007. Penggunaan Teknologi Hidroponik untuk Menghasilkan Tanaman Sawi Bebas Pestisida,
Laporan Hasil Penelitian Dosen Muda DIKTI. Balai Penelitian Universitas Tadulako, Palu.

136

Anda mungkin juga menyukai