Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur, memiliki tujuan
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemerdekaan (Barbara Kozier, 1995).
Sebaliknya, keadaan imobilisasi adalah pembatasan pergerakan atau keterbatasan fisik anggota
badan dan tubuh itu sendiri dalam pemintalan, duduk dan berjalan, yang satu ini disebabkan oleh
berada dalam posisi tetap dengan gravitasi berkurang seperti saat duduk atau berbaring. (Susan J.
Garrison, 2004).
Seksi Cesare adalah operasi untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding
rahim. (Sarwono, 2005)
Mobilisasi Pasca Seksi Sesar adalah gerakan, posisi atau kegiatan yang dilakukan ibu setelah
beberapa jam melahirkan dengan operasi sesar. Untuk mencegah komplikasi pasca operasi bedah
sesar, sebaiknya dilakukan mobilisasi, sesuai tahapan. Karena itu, setelah operasi caesar, sang ibu
harus menjadi mobilisasi yang cepat. Semakin cepat gerakannya semakin baik, namun mobilisasi
tetap harus dilakukan dengan hati-hati.
Mobilisasi dini dapat dilakukan pada kondisi pasien membaik. Pada pasien dengan operasi caesar
pasca operasi, 6 jam pertama dianjurkan untuk segera memindahkan tungkai. Gerakan yang bisa
dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, kaki dan jari agar organ pencernaan berfungsi
normal kembali normal.
Pertahankan otot.
Tujuan mobilisasi adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar (termasuk kegiatan kehidupan sehari-
hari dan kegiatan rekreasi), defensif (untuk melindungi diri dari trauma), menjaga konsep diri,
mengekspresikan emosi dengan gerakan tangan non-verbal.
Dengan bergerak, otot-otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot perut menjadi
kuat kembali dan dengan demikian bisa mengurangi rasa sakit yang dirasakan ibu sehat dan
membantu mendapatkan kekuatan, mempercepat penyembuhan.
Aktivitas ini juga membantu mempercepat organ tubuh agar berfungsi seperti semula.
2. Mobilisasi dini memungkinkan kita untuk segera mengajari ibu merawat anak.
Perubahan yang terjadi pada ibu pascaoperasi dengan cepat akan sembuh contoh kontraksi rahim,
sehingga ibu akan cepat merasa sehat dan bisa merawat anak dengan cepat.
Dengan mobilisasi sirkulasi darah normal / halus sehingga risiko trombosis dan tromboembolisme
bisa dihindari.
Karena adanya involusi uterus tidak baik maka sisa darah tidak dapat diangkat dan menyebabkan
infeksi dan salah satu tanda infeksi adalah peningkatan suhu tubuh.
2. Perdarahan Abnormal
Dengan mobilisasi awal kontraksi rahim akan baik sehingga fundus terasa keras, maka risiko
pendarahan abnormal bisa dihindari, karena bentuk kontraksi penyempitan pembuluh darah
terbuka.
Menurut Carpenito (2000) dalam mobilisasi, ada tiga rentang gerak, yaitu:
Rentang gerak pasif berguna untuk menjaga fleksibilitas otot dan sendi untuk menggerakkan otot
secara pasif lain misalnya perawat angkat dan pindahkan kaki pasien.
Ini untuk melatih fleksibilitas dan kekuatan otot dan sendi dengan menggunakan otot-ototnya yang
aktif, seperti menggerakkan kaki penderita.
Berguna untuk menguatkan otot dan persendian untuk melakukan aktivitas yang diperlukan.
Latihan Mobilisasi
Mobilisasi setelah operasi adalah proses kegiatan pasca operasi yang dilakukan mulai dari latihan
ringan di tempat tidur (latihan pernafasan, batuk efektif latihan, dan pindahkan anggota badan)
sampai pasien bisa bangun dari tempat tidur, masuk ke kamar mandi dan keluar Dari ruangan
(Brunner & Suddarth, 1996).
1. Dalam 6 jam pertama pasca SC: Istirahat di tempat tidur, mobilisasi dini yang bisa dilakukan
adalah menggerakkan lengan, tangan, pindahkan jempol kaki dan pergelangan kaki, angkat
tumit, otot betis tegang serta lentur dan geser kaki.
2. Dalam 6-10 jam: Diperlukan untuk dimiringkan kiri dan kanan untuk mencegah trombosis
dan emboli trombo.
3. Setelah 24 jam ibu didorong untuk bisa mulai belajar duduk.
4. Setelah ibu bisa duduk, disarankan ibu belajar berjalan.