1.Anak
Airway
Breathing : Oksigenasi kanul nasal ( O2 1-4 I/menit)
Circulation : Cairan : - ICU : kristaloid* dan atau koloid**
- Non ICU : kristaloid
10-20 ml/kgBB secepatnya
Perhatikan : Tanda-tanda hipovolemia, hipervolemia/overload dan
respons pemberian cairan.
EVALUASI
EVALUASI
Kristaloid 5 ml/kgBB/jam
Ht stabil dalam dua kali
Ht turun Ht tetap tinggi/naik
pemeriksaan (setiap 6 jam)
Tidak ada tanda-2
kelebihan cairan
Kristaloid 3 ml/kgBB/jam
Transfusi Darah Segar Koloid 20 ml/kgBB
10 ml/kgBB
Pada keadaan syok tidak teratasi, sedangkan nilai hematokrit menurun tetapi masih > 40
vol%, pertimbangkan pemberian darah. Bila pendarahan nyata dan berat, berikan darah
segar 20 ml/kgBB dan lanjutkan cairan kristaloid 10 ml/kgBB/jam.
Pasang kateter vena sentral (CVC0 di ICU jika tersedia sarana dan tenaga terlatih.
- CVP dipertahankan 15-18 smH2O atau 8-12 mmHg
- Bilamana CVP sudah tinggi tetapi tanda-tanda syok masih ada maka dapat diberikan
inotropik. Inotropik sebaiknya diberikan di Unit Perawatan Intensif oleh tenaga medis
yang berpengalaman.
- Bila ditakutkan timbul pendarahan akibat pemasangan kateter vena sentral, dapat
dipakai vena perifer untuk memasukan kateter vena sentral.
- Indikasikontra pemberian zat inotropik : hipovolemia
Protokol pemberian zat inotropik/zat vasoaktif
1. Dopamin 5g/kg/mnt dititrasikan sampai 10g/kg/mnt dengan sasaran MAP > 60
mmHg.
2. Jika MAP tetap di bawah 60 mmHg, maka dopamin distop, diganti dobumin
5g/kg/mnt dikombinasikan dengan norepinefrin 0,05-0,1 g/kg/mnt dan dapat
dititrasikan hingga dobutamin 10g/kg/mnt dan norepinefrin dititrasikan
kenaikannya setiap 0,01g/kg/mnt hingga dosis norepinefrin 1 g/kg/mnt.
3. Jika MAP masih tetap di bawah 60 mmHg, maka regimen di atas diganti dengan
epinefrin 0,1 g/kg/mnt dititrasikan setiap 0,1 g/kg/mnt hingga 2 g/kg/mnt.
Catatan :
Bila ada indikasi dapat diberikan FFP, trombosit atau kriopresipitat
Bila terjadi syok berulan dapat diulangi skema di atas dengan mengingat
dosis maksimal koloid.
Kebutuhan cairan pada obesitas: perhitungan berdasarkan BB ideal.
Bila fase kritis telah terlampaui dapat diberrikan cairan rumatan dekstrose da
elektrolit atau sesuai kebutuhan.
HES BM 130.000 : Voluven
HES BM 200.000 : Haes Steril 6%/Haes Steril !0%/Fima Hes/ Hemo Hes/Wida
Hes.
HES BM 40.000 : Expafusin
Gelatin : Gelofusin/Gelafundin/Haemaccel
Dekstran : Dextran L/Dextran 70/Plasmafusin
Nilai CVP tidak dapat dipakai secara absolut untuk menentukan kecukupan
volume, yang lebih penting perubahan nilai (naik turunnya).
Indikasi masuk ICU :
- syok yang tidak dapat teratasi maksimal 2 jam
- syok berulang
- syok dengan pendarahan berat
- syok dengan penyulit seperti: kegagalan pernafasan, ensofalopati, gagal jantung, dll.
Indikasi intubasi
- frekuensi nafas > 30x/menit (dewasa, anak-anak disesuaikan dengan usia).
- Tanda-tanda klinis hipoksemia
Interprestasi AGD
- bila BE . -5 (pH normal atau turun) menandakan bahwa resusitasi cairan tidak atau
belum adekuat kecuali bila telah diberikan NS > 30 ml/lkgBB di mana bisa terjadi
asidosis, hiperkloremik. Dalam hal ini jangan memberikan biknat tetapi atasi
hipovolemia.
- PaO2 yang baik tidak selalu menjamin oksigenasi jaringan baik.
- SaO2 yang baik dengan pemberian O2 yang tinggi tidak menyingkirkan
kemungkinan edema paru.
- 200<PaO2/FiO2<300 : tanda-tanda ALI (acute lung injury)
Indikasi pemberian komponen darah
- FFP : bila ada pendarahan nyata/berat dan APTT > 1,5 kali normal.
- Trombosit : bila ada pendarahan nyata/berat, diberikan sampai pendarahan berhenti.
- Kriopresipitat : bila fibrinogen dibawah 100 mg/dL.
- Pada setipa pasien syok harus dikerjakan pemeriksaan golongan darah dan uji
cocok serasi. Pendarahan internal sulit dikenali karena adanya hemokonsentrasi.
Adanya penurunan nilai Ht misal dari 50% menjadi 40% tanpa disertai perbaikan
klinis meskipun telah cukup diberikan cairan, menunjukan adanya pendarahan
internal. Pada keadaan demikian diberikan darah segar. Transfusi diberikan sampai
pendarahan teratasi.