Anda di halaman 1dari 10

Poros Engkol

I. Definisi

Poros engkol (bahasa Inggris: crankshaft, biasanya mekanik juga

menyebutnya kruk as) adalah sebuah bagian pada mesin yang mengubah gerak

vertikal/horizontal dari piston menjadi gerak rotasi (putaran).

II. Kegunaan

Poros engkol berfungsi untuk merubah gerak naik turun piston menjadi gerak putar

dengan perantara conecting rod, gerak ini pada akhirnya juga menggerakkan roda

penerus (fly wheel).

III. Konstruksi

Komponen di dalam poros engkol:

Crank pin (pena engkol) : bagian poros engkol yang akan dihubungkan dengan big

end pada connecting rod, crank pin akan dipasangi bantalan yang biasa disebut

dengan metal jalan.

Oil hole : merupakan lubang yang digunakan sebagai jalan oli untuk melumasi poros

engkol.
Crank journal dan main jounal : bagian poros engkol yang dihubungkan dengan

block silinder, main journal merupakan crank journal yang terletak di tengah. Crank

jornal terdapat bantalan yang disebut dengan bantalan duduk (metal duduk),

sementara pada main journal juga terdapat bantalan yang disebut dengan metal

bulan.

Crank journal ini ditopang oleh bantalan poros engkol (metal duduk) pada

crankcase, dan poros engkol berputar pada jornal. Masing-masing crank jounal

memiliki crank arm, atau arm dan crankpin terletak di ujung armnya.

Balance weight yang berguna untuk menjaga keseimbangan poros engkol ketika

berputar.

Pada jenis mesin yang menggunakan susunan silinder tipe segaris atau in line, jumlah

dari pena engkol atau crankpin adalah sama dengan jumlah silindernya. Sedangkan

pada mesin yang menggunakan susunan silinder tipe v, pena engkol (crank pin)

berjumlah setengah dari jumlah silindernya.

Bentuk dari crank shaft ditentukan oleh banyak hal, seperti jumlah silinder, firing order

atau urutan pengapian, dan lain sebagainya.

Oli pelumas harus selalu melumasi bagian-bagian poros engkol yang bergerak, hal ini

tentunya digunakan untuk mencegah terjadinya kontak langsung antara logam dengan

logam, terutama antara fixed bearing dengan poros engkol selama berputar.

Untuk menyalurkan oli ini, poros engkol dilengkapi dengan oil hole (lubang oli), dan

juga diperlukan adanya celah yang sesuai antara bantalan dan poros engkol. Celah ini

digunakan sebagai ruang oli dalam membentuk oil film (lapisan oli). Celah ini sering
disebut dengan oil clearance. Setiap kali melakukan overhaul, celah ini diperiksa dengan

alat yang disebut dengan plastic gauge. Untuk spesifikasinya, setiap kendaraan pastinya

berbeda-beda, silahkan lihat pada buku manual kendaraan yang bersangkutan.

IV. Pengukuran

Pada perhitungan poros engkol menggunakan cara perancang inggris yang menyarankan
diameter lubang silinder (D) sebagai acuan. D = diameter silinder, ada juga yang bilang
diameter "bore"..terserah.
Diameter poros engkol (dp)
dp = ( 0,525 s/d 0,54 ).D
Diameter pena engkol (d pen)
d pen = ( 0,525 s/d 0,54 ).D
Panjang tap utama (L tap)
L tap = ( 0,75 s/d 0,80 ).D
Panjang pena engkol (L pen)
L pen = ( 0,525 s/d 0,54 ).D
Tebal pipi engkol (Tp)
Tp = ( 0,32 minimum ).D
Lebar pipi engkol (Lp)
Lp = ( 0,80 s/d 0,92).D
Jari- jari kelengkungan pipi engkol (R)
R = r + 0,5dp + 0,25d pen ............
*dimana, r = S/2 merupakan panjang engkol. S = (0,9 s/d 1,9)x D
Bantalan

I. Definisi

Bantalan adalah elemen mesin yang mampu menumpu poros berbeban, sehingga gesekan

bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan panjang usia pemakianya. Bantalan

harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros suatu mesin bekerja dengan baik

II. Fungsi

Fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar poros dapat berputar

tanpa mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan harus cukup kuat untuk

memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.

III. Klasifikasi Bantalan

Berdasarkan arah beban yang bekerja pada bantalan, bantalan dapat diklasifikasikan
menjadi :

a. Bantalan radial/radial bearing : menahan beban dalam arah radial/tegak lurus


sumbu poros.

Bantalan radial/radial bearing


b. Bantalan aksial/thrust bearing : menahan beban dalam arak aksial/sejajar dengan
sumbu poros.
Bantalan aksial/thrust bearing
c. Bantalan yang mampu menahan kombinasi beban dalam arah radial dan arah aksial
/ bantalan gelinding khusus.

Bantalan gelinding khusus


Berdasarkan konstruksi dan mekanisme mengatasi gesekan, bantalan dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu bantalan luncur (sliding bearing) dan bantalan
gelinding (rolling bearing).

1. Bantalan luncur yang sering disebut sliding bearing atau plain bearing
menggunakan mekanisme sliding, dimana dua permukaan komponen mesin saling
bergerak relatif. Diantara kedua permukaan terdapat pelumas sebagai agen utama
untuk mengurangi gesekan antara kedua permukaan. Bantalan luncur untuk beban
arah radial disebut journal bearing dan untuk beban arah aksial disebut plain thrust
bearing. Contoh konstruksi bantalan luncur ditunjukkan pada gambar.Berdasarkan
jenis pelumasan antara permukaan sliding, bantalan luncur juga diklasifikasikan
menjadi rubbing plain bearing, plain bearing, hydrodynamic plain bearing, dan
hydrostatic plain bearing.
Bantalan luncur

Bantalan luncur
Sliding bearing, menurut ketebalan lapisan pelumas antara bearing dan jurnal
terbagi menjadi:
1. Bearing lapisan tebal, dimana permukaan kerja secara keseluruhan
dipisahkan oleh pelumas. Disebut juga bearing pelumas hidrodinamik.
2. Bearing lapisan tipis, dimana tidak seluruh permukaan kerja dilapisi
pelumas. Disebut juga bearing pelumas bundar.
3. Bearing tanpa lapisan, dimana seluruh permukaan kerja tidak dilapisi
pelumas.
4. Bearing pelumas hidrostatik, dapat menanggung beban tanpa gerakan
relative antara jurnal dan bearing.

2. Bantalan gelinding menggunakan elemen rolling untuk mengatasi gesekan antara


dua komponen yang bergerak. Diantara kedua permukaan ditempatkan elemen
gelinding seperti misalnya bola, rol, taper, dll. Kontak gelinding terjadi antara
elemen ini dengan komponen lain yang berarti pada permukaan kontak tidak ada
gerakan relatif. Contoh konstruksi bantalan gelinding ditunjukkan pada gambar.
Bantalan gelinding

Bantalan gelinding
Variasi bentuk geometri dan fungsi bantalan untuk masing-masing tipe sangat banyak
jenisnya. Karena itu, untuk menjamin interchangeability dan simplifikasi, bantalan
telah distandardkan dan berbagai data-datanya dipresentasikan dalam katalog. Para
insinyur mesin, tidak diarahkan untuk mampu merancang bantalan (kecuali yang
bekerja pada pabrik bantalan), tetapi lebih diarahkan untuk memiliki kemampuan
dalam pemilihan bantalan.

Parameter-parameter utama yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan bantalan


antara lain adalah beban, putaran, tipe dan aliran pelumas, dimensi, jenis aplikasi,
getaran, temperatur, dan kondisi lingkungan. Gambar 11.5 menunjukkan kriteria
pemilihan bantalan yang ditampilkan dalam grafik, berdasarkan beban dan putaran
komponen mesin.

Terlihat jelas dari gambar 11.5 bahwa masing-masing tipe bantalan memiliki kelebihan
dan keterbatasan.
a) Rubbing plain bearing yang biasanya terbuat dari bahan non-metalic, hanya cocok
untuk aplikasi pada putaran yang rendah. Disamping itu juga tidak sesuai untuk
aplikasi beban yang tinggi.
b) Porous plain bearing yang menggunakan pelumasan dari pori-pori material, juga
lebih cocok untuk aplikasi pada putaran rendah. Performansinya akan segera
menurun pada putaran yang relatif tinggi.
c) Rolling bearing atau bantalan gelinding memiliki jangkauan aplikasi yang paling
luas, baik dari segi putaran maupun beban yang mampu ditahan. Bantalan ini
performansinya sudah mulai menurun untuk putaran diatas 1000 rps.
d) Hydrodynamic plain bearing sangat cocok digunakan pada putaran yang tinggi.
Bantalan jenis ini mempunyai kemampuan menahan beban dengan jangkauan yang
luas. Kelemahannya, bantalan ini tidak dapat digunakan pada putaran rendah untuk
beban radial. Sedangkan untuk beban aksial, dapat dibuat kosntruksi khusus
sehingga dapat digunakan dengan performansi yang baik pada putaran rendah.

Gambar 11.5 (a) Kriteria Pemilihan Bantalan Radial

Gambar 11.5 (a) Kriteria Pemilihan Bantalan Radial


Gambar 11.5 (b) Kriteria Pemilihan Bantalan Aksial

Tabel 11.1 Kriteria Pemilihan Bantalan Untuk Kondisi Lingkungan Tertentu


V. Penghitungan

Hubungan beban umur bantalan o Dimanfaatkan untuk menghitung besarnya

parameter basic dynamic load rating (P1 = C), ketika mencapai umur L10 =

1.000.000 putaran o Hubungan antara beban (P) dengan umur (L) adalah sbb :

2
1
= (1 )
2
1/
1 = 2 (2 )
1

Dimana:

P1 = C = Beban yang di terima oleh bantalan

P2 = Beban yang bekerja pada bantalan (beban desain)

L1 = Umur L10 = 1.000.000 putaran

L2 = Umur desain

k = 3,00 untuk ball bearing / 3,33 untuk roller bearing

Anda mungkin juga menyukai