Anda di halaman 1dari 7

Ini Dia, 5 Kota dengan Konsep Water Front City Terbaik Di Indonesia

Administrator | Rabu, 30 Maret 2016 - 17:27:49 WIB | dibaca: 3606 pembaca

Ini Dia, 5 Kota dengan Konsep Water Front City Terbaik Di Indonesia

Konsep seperti Eco Green dan Eco Living merupakan syarat mutlak bagi Pembangunan Kota yang
berwawasan Lingkungan. Terlebih Kota di Pesisir Pantai seperti Makasar, Manado, Balikpapan dibangun
dengan memperhatikan konsep WaterFront Citybagi Perencanaan Pembangunan yang berkelanjutan.

Mungkin banyak yang bertanya apa itu WaterFront City ? Kata yang diambil dalam Bahasa Inggris ini
secara bahasa mempunyai arti : Water : Air, Front : Depan/ Berhadapan ; City : Kota. Bila digabungkan
Water Front City berarti Kota Yang Berhadapan atau Menghadap Air. Air di sini tidak hanya Laut, bisa
jadi Sungai atau Danau.

Lebih lanjut penjabaran Water Front City berarti : Konsep pengembangan daerah tepian air baik itu tepi
pantai, sungai ataupun danau. Pengertian WaterFront dalam Bahasa Indonesia secara harfiah adalah
daerah tepi laut, bagian kota yang berbatasan dengan air, daerah pelabuhan (Echols, 2003).

Waterfront City Development juga dapat diartikan suatu proses dari hasil pembangunan yang memiliki
kontak visual dan fisik dengan air dan bagian dari upaya pengembangan wilayah perkotaan yang secara
fisik alamnya berada dekat dengan air dimana bentuk pengembangan pembangunan wajah kota yang
terjadi berorientasi ke arah perairan Konsep ini berawal dari pemikiran seorang urban visioner
Amerika yaitu James Rouse di tahun 1970-an. Saat itu, beberapa kota bandar di Amerika mengalami
proses pengkumuhan yang mengkhawatirkan. Kota Baltimore merupakan salah satunya. Karena itu
penerapan visi James Rouse yang didukung oleh pemerintah setempat akhirnya mampu memulihkan
Kota Baltimore dari resesi ekonomi yang dihadapinya. Dari kota inilah konsep pembangunan kota
pantai/pesisir dilahirkan.

Penerapannya Water Front City juga bermanfaat dalam :

Mengatasi Banjir dibantaran sungai.


Dikarenakan dalam Pengelolaan Kota dengan Konsep WaterFront City diperlukan pembangunan Kanal
yang berfungsi untuk mengaliri air dari Hulu (Sungai) ke Hilirnya (Laut). Pembangunan Kanal ini secara
tidak langsung dapat menjadi salah satu solusi mengatasi banjir yang kerap melanda beberapa Kota
Besar maupun Daerah di Indonesia.

Sebagai Fungsi Pariwisata dan Pembangunan Ekonomi Yang Berkelanjutan

Dengan perencanaan yang matang, Kota dengan Konsep WaterFront City tentunya akan mendatangkan
Keuntungan Pariwisata bagi Kotanya. Kota WaterFront City yang tersusun apik, rapih, dan bersih tanpa
melupakan keseimbangan ekosistem sekitar dapat memberikan hasil lebih bagi Potensi Wisata Daerah.
Bahkan di beberapa Kota Besar Indonesia seperti Makasar, Manado, dan Balikpapan bisa jadi
merupakan Percontohan bagi Kota Pelabuhan Terbaik di Indonesia. Manfaat WaterFront City sebagai
aset Pariwisata Daerah, sesuai dengan Perencanaan Program Pemerintah Republik Indonesia yang ingin
mengembangkan Indonesia sebagai Basis Perekonomian Maritim dan Negara Kepulauan Terbaik di
Dunia.

Inilah kota-kota di Indonesia dengan Konsep WaterFront City Terbaik versi Mediatataruang.com :

Makassar

Makassar

Makassar

Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan yang dahulu bernama Kota Ujung Pandang memang dikenal
mempunyai perencanaan yang matang dalam Pembangunan Kotanya. Lihat saja wilayah di sekitaran
Pantai Losari tampak apik dan tertata rapih, terlebih beberapa daerah tepian pantainya banyak dijumpai
Perahu Pinishi, Perahu Kebanggaan Orang Sulawesi. Reklamasi Pantai Losari sengaja diperuntukan
hanya untuk Hotel, Mall, dan Pusat Kuliner Makasar. Beberapa daerah komersial juga dibangun di tepian
Pantai Makasar. Sebut saja Tanjung Bunga yang merupakan kawasan Komersial dan Pemukiman Elite di
Makasar.

2. Balikpapan
Balikpapan

Balikpapan

Siapa yang tidak kenal dengan kota ini ? Kota yang beberapa bulan lalu dinominasikan menjadi kota
yang paling dicintai dunia dari 47 Kota Dunia bersaing dengan Seoul, Vancouver, dan Paris versi WWF
lewat program We Love Cities, memang pantas menyandang Kota Terbaik dengan konsep WaterFront
City. Pemerintah Daerah sengaja membangun Kota dengan memperhatikan Hutan yang terjaga. Tak
heran di Kota Balikpapan sengaja didirikan Hutan Kota di beberapa bagiannya dan berhasil dalam
mengubah lahan hutan menjadi daerah perkotaan tanpa merusak ekosistem sekitar. Jika melihat Konsep
WaterFront City, Kota ini merupakan Proyek Percontohan Terencana di Indonesia. Dengan sistem
pengairan yang baik, kota ini mampu meminimalisir banjir pada daerah sekitarnya.

3. Palembang

Palembang

Palembang

Kota yang dikenal dengan Sungai Musi dan Jembatan Ampera ini, dijuluki sebagai Venesia-nya Indonesia.
Kota ini memang sangat bergantung kepada Sungai Musi sebagai sumber penghidupan dan urat nadi
Kota. Maka tidak heran di beberapa bagian kita akan menjumpai Pusat Perdagangan, Hotel, Mall hingga
Pasar Terapung Floating Market di sepanjang aliran Sungai Musi. Wisata Sungai Musi juga sangat
dikenal oleh Masyarakat Dunia. Bahkan Event Tahunan Festival Internasional Musi juga digelar di tempat
ini.

4. Jayapura

Jayapura

Jayapura

Kota di Timur Indonesia lainnya yang menganut konsep WaterFront City adalah Kota Jayapura. Ibukota
Propinsi Papua ini memang dikenal sejak dahulu mempunyai Potensi Keindahan laut yang mempesona.
Keindahan itu dapat terlihat dari beberapa Pantai yang ada seperti Bosnik, dan Amai. Pemerintah
Daerah sengaja membangun Mall, Hotel, dan Pusat Perniagaan di sepanjang pantai di Kota Jayapura.

5. Batam

Batam

Batam

Di wilayah Barat Indonesia, Daerah Otorita Batam yang merupakan bagian dari Propinsi Kepulauan Riau
memegang peranan penting dalam pembangunan Kota berkonsep WaterFront City. Batam yang
berdekatan dengan Negara Tetangga Singapura, memang diprioritaskan sebagai Pusat Perdagangan
Terbesar di Barat Indonesia, khususnya Pulau Sumatera. Batam yang merupakan wilayah segitiga emas
ASEAN Indonesia, Malaysia, Singapura merupakan pintu utama bagi Pasar Bebas ASEAN. Wajar jika
Pemerintah Daerah sangat memperhatikan Kota berbasis pelabuhan ini. Banyak Hotel, Mall, dan Pusat
Perdagangan yang dibangun di sepanjang pantai Kota Batam. Coastarina merupakan wilayah terpadu
Batam yang memadukan Pantai sebagai Pointnya. (Uwo-)

sumber:http://mediatataruang.com

Is this some war-ravaged town? Some broken-down inner city? Nope, its a description of Bilbao, Spain,
where a Frank Gehrydesigned Guggenheim Museum sits right on the edge of a picturesque river. Yet
one organization not only called Bilbaos waterfront area all of the above, it also proclaimed the
waterfront one of the worlds most alienating.

That organization is the Project for Public Spaces (PPS)a nonprofit group that promotes community-
friendly places over haute designand the judgment on Bilbao came from studying more than 200 cities
worldwide. The result: a list of destinations where the waterfront has become (or has always been) a
vital place for city residents and tourists to shop, work, and gather.

One of PPSs criteria is what it calls the Power of Ten: a minimum of 10 destinations or purposes for
visiting. These elements can include cafs, playgrounds, historic sites, museums, outdoor markets,
performance arenas, gardens, ferry landings, or shops. Waterfronts conceived for many usesor ones
that naturally evolved that waytrump single-use designs (like the riverfront area beside Bilbaos
Guggenheim) every time.
Ironically, one city that breezily aces the Power of Ten test lies just 60 miles from Bilbao. In San
Sebastin, the waterfronttwo white-sand crescents of beach bisected by the mouth of the Urumea
Riveris fringed by a promenade of parks, pavilions, and wide walkways. And right across the boulevard
is a human-scaled assortment of shops, cafs, and hotels. The busy area remains the thriving heart of
San Sebastin. Yet no city planners were involved in this success story: the old town was settled at the
waters edge and never lost its vital role as the marketplace, no matter how development sprawled
away from the waterfront.

On the other side of the planet, Sydneys waterfront reveals another mostly unplanned success. Youll
find icons like the Opera House and Harbour Bridge. Nearby Circular Quay is the citys central transit hub
for ferries, trains, and buses. Offices, restaurants, and trendy shops have taken up residence in
renovated shipping warehouses. Airy, green parks and busy walking paths line the harbor. Sydney lives
on the water, and the harbor is so fundamental to the citys character that its unfathomable to imagine
visiting without riding the ferry or hoisting a pint in a docklands bar.

Waterfronts like Sydneys crowd the list of top waterfront cities compiled by the Project for Public
Spaces. From old-world stalwarts like Helsinki to new-world entries like San Franciscos north waterfront,
these cities invite you down to the river, harbor, lake, or sea to watch an engaging waterfront at work.

The experts at PPS have spoken, but the true test of a great waterfront is traveling there and
experiencing it for yourself.

Sponsored Content

The Qingdao waterfront was transformed in 2003-2008 from an industrial shipyard into a vibrant mixed-
use public waterfront in preparation for hosting Olympic sailing events for the 2008 Beijing Summer
Games. This development embodies many of the development principles of Waterfronts NL including
revitalization, identity, and inclusivity by establishing continuous public access to the water. This is also
an excellent example of the seven stages of waterfront development: this project transformed from an
idea to host the Olympic sailing events, through to development, and then was evaluated by a team of
experts for integration with future plans for the area. Waterfronts NL participants prepared a feasibility
study for Qingdao's marina and yachting industry, to both prepare for the Olympics, and to plan for
Qingdao's marina post-Olympics. Consulting Services
Qingdao-waterfront-walkway-kids

In 2008, the Peoples Republic of China hosted the Olympic Summer Games in Beijing with support of
several surrounding cities including Qingdao, a seaside city located 700 km east of Beijing. In order to
create a benefit for all citizens of China through the Olympic Games, the Beijing Olympic Action Plan was
developed which included the objective to improve the quality of life for residents. In Qingdao, the
existing waterfront was occupied by old commercial wharves and docks, with only a partly developed
boulevard and one large sculpture as a landmark.

Qingdao-industrial-port-before

The plan for Qingdao was to design and build the Olympic Marina and Water Sport Centre as an
industrial re-use site, and to convert the area into a modern international marina as a legacy for sailing
in China. The renewed waterfront connects residents of Qingdao to the waterfront via a continuous
public boulevard, while retaining a distinctly Qingdao character of industrial heritage.

Royal HaskoningDHV, WA Yachting Consultants, and Inter Boat Marinas were invited to prepare a
feasibility study that focused on the marina features of the Olympic sailing venue, for both the Olympic,
as well as post-Olympic phases of the development. The study included:

analysis of the natural boundary conditions of the bay (geo-technical conditions, bathymetry, water
levels, wave analysis, wind conditions, and temperature effects)

assessment of the design criteria to host the Olympic and Paralympic sail events

evaluation of the existing plans for the Qingdao waterfront developments

assessment of the yachting industry in Qingdao, and opportunities for development

assessment of the design criteria for the post-Olympic marina, including technical requirements

concept designs for the post-Olympic marina, including introduction of a cruise terminal, landscaping,
integration with surrounding urban neighbourhoods, public art and furniture

conclusions and recommendations


Qingdao-waterfront-after

The findings of the report indicated that there were enormous opportunities for the development of the
yachting industry in Qingdao, and the key success factors for yachting development in Qingdao were
explored. It was also determined that there was sufficient space to host the Olympic sailing games
according to International Olympic Committee and the International Foundation for Disabled Sailing
standards. The study also concluded that the plans for the Olympic phase of the development met all
requirements, but that the post-Olympic phase of development could greatly benefit from an expanded
waterfront master plan, especially with regard to the development of the yachting industry in Qingdao.
Specifically, recommendations were made with regard to the breakwater design, marina layout, and the
inclusion of more heritage landscaping to connect the waterfront with the surrounding city.

Consulting Services

Anda mungkin juga menyukai