OLEH
D111 11 632
JURUSAN SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
ANALISA DAYA DUKUNG TIANG STATIS DAN DINAMIS PADA
PEMBANGUNAN PELABUHAN BATUBARA PT. SEMEN TONASA
PANGKEP
Setiap bangunan sipil seperti gedung, jembatan, jalan raya, terowongan, menara,
dam/tanggul dan sebagainya harus mempunyai pondasi yang dapat
mendukungnya. Dalam pembangunan yang tanah dasar di bawah bangunan
tersebut tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk
memikul berat bangunan dan beban yang diterimanya atau apabila tanah
pendukung yang mempunyai daya dukung yang cukup letaknya sangat dalam,
maka biasanya memakai pondasi tiang. Pada umumnya pondasi tiang ditempatkan
tegak lurus (vertikal) di dalam tanah, tetapi apabila diperlukan dapat dibuat miring
agar dapat menahan gaya gaya horizontal. Untuk mengetahui daya dukung tiang
tersebut memenuhi Anda bisa memakai perhitungan daya dukung tiang statis dan
dinamis. Daya dukung tiang metode statis yang berasal dari data borlog umumnya
dipakai Luciano Dacourt. Sedangkan pada daya dukung tiang dinamis yang
berasal dari data kalendering umumnya dipakai Metode Hiley. Apabila nilai daya
dukung tiang metode statis lebih kecil daripada metode dinamis maka daya
dukung tiang dalam pembangunan itu aman.
Kata kunci (keyword) : tiang pancang, daya dukung tiang metode statis dan metode
dinamis
1 Ketua Jurusan, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
2 Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
3 Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
POWER ANALYSIS OF STATIC AND DYNAMIC SUPPORT POLE IN
COAL UNLOADING QUAY PT. SEMEN TONASA PANGKEP
Every civil building such as buildings, bridges, highways, tunnels, towers, dams /
dikes and so must have a foundation that can support it. In the construction of the
subgrade below the building does not have the carrying capacity (bearing
capacity) that is sufficient to carry the weight of the building and load it receives
or if the supporting soil has sufficient carrying capacity very deep place, it is
usually put on a pile foundation. In general pile placed perpendicular (vertical) in
the ground, but when necessary can be sloped so that it can withstand styles -
horizontal. To determine the carrying capacity of the pile can satisfy you wear pile
bearing capacity calculation of static and dynamic. Pile bearing capacity of static
methods from data borlog commonly used Luciano Dacourt. While in dynamic
pile bearing capacity derived from the commonly used method of data calendering
Hiley. If the carrying value of the static pile method is smaller than the dynamic
method of pile bearing capacity under construction is safe.
1Ketua Jurusan, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
2 Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
3 Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
1 Ketua Jurusan, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
2 Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
3 Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan
akademik untuk mencapai derajat S-1 pada Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin.
skripsi ini, yang berkat bimbingan, bantuan baik material maupun spiritual dari
berbagai pihak maka skripsi ini dapat selesai pada waktunya. Oleh sebab itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Wahyu H. Piarah, M.Eng selaku Dekan Fakultas Teknik
2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Lawalenna Samang, MS.M.Eng dan Bapak Dr.
Tri Harianto, ST.,MT. selaku ketua dan sekretaris Jurusan Sipil Fakultas
3. Bapak Dr. Ir. Muh. Arsyad Thaha, MT selaku pembimbing I dan Ibu
skripsi ini.
v
4. Ayah dan Ibuku yaitu Ismail dan St. Rahmawati serta adik adik dan
7. Teman- teman terbaik selama berada di bangku kuliah terima kasih atas
8. Dan kepada semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Seperti kata peribahasa tiada gading yang tak retak demikian pula dengan
tugas akhir ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang
bersifat membangun. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
vii
2.2.4 Kriteria Pondasi Tiang ................................................... II-5
viii
4.2 Denah Pemancangan ............................................................... IV-2
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.2 Rekapitulasi Daya Dukung Tiang Metode Dinamis ................ IV-11
Tabel 4.3 Rekapitulasi Daya Dukung Tiang Metode Dinamis .......................... IV-15
x
DAFTAR PERSAMAAN
Halaman
Persamaan 2.3 Persamaan Daya Dukung Ujung Tiang Meyerhof ......... II-20
Persamaan 2.5 Persamaan Daya Dukung Selimut Tiang Meyerhof ....... II-20
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.2 Tiang pancang Precast Reinforced Concrete Pile .............. II-9
Gambar 2.5 Composite dropped shell and pipe pile ........................... II-16
xii
DAFTAR NOTASI
NS = harga rata-rata SPT sepanjang tiang yang tertanam (D), dengan batasan
3 N 50
eh = efisien hammer
K = rebound (cm)
SF = safety factor
Eh = Energi Hammer
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
akan terus bertambah. Pada kota-kota besar untuk memenuhi kebutuhan tersebut
mau tidak mau pembangunan harus dilakukan di atas tanah yang sangat lunak
bahkan terkadang harus mereklamasi pantai. Lapisan tanah lunak (soft clay)
maupun yang sangat lunak (very soft clay) memiliki sifat-sifat antara lain
permeabilitas rendah, dan mempunyai daya dukung yang rendah. Sifat-sifat inilah
yang menjadi permasalahan utama perencana jika akan membangun suatu struktur
di atasnya.
Di dalam proyek suatu konstruksi, hal yang paling penting salah satunya
I-1
keadaan di mana kondisi lingkungan tidak memungkinkan adanya pekerjaan yang
baik dan sesuai dengan kondisi yang diasumsikan dalam perencanaan yang
memadai, serta struktur pondasi yang telah dipilih itu dilengkapi dengan
terjadi. Jenis pondasi yang sesuai dengan tanah pendukung yang terletak pada
kedalaman 10 meter di bawah permukaan tanah adalah pondasi tiang. (Dr. Ir.
pancang.
Atas dasar itu, saya mengambil judul penelitian tentang ANALISA DAYA
Adapun pun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa daya
dukung tiang pada pembangunan pelabuhan batubara PT. Semen Tonasa Pangkep
I-2
1.4 Manfaat Penelitian
Universitas Hasanuddin.
Agar penelitian yang dilakukan dapat lebih terarah dan sesuai dengan yang
Sulawesi Selatan .
700 mm
c. Metode analisis daya dukung pondasi tiang menggunakan metode statis dan
dinamis.
I-3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tanah yang cukup kuat daya dukungnya. Untuk itu, pondasi bangunan harus
beban beban yang bekerja, gaya gaya luar seperti tekanan angin, gempa bumi
dan lain lain. Di samping itu, tidak boleh terjadi penurunan melebihi batas yang
diijinkan.
struktur tersebut;
struktur;
II-1
dari letak tanah kerasnya dan perbandingan kedalaman dengan lebar pondasi.
dan dapat digunakan jika lapisan tanah kerasnya terlekat dekat dengan permukaan
tanah. Sedangkan pondasi dalam digunakan jika lapisan tanah keras berada jauh
bagian yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal dapat
dibedakan atas beberapa jenis, yaitu pondasi telapak, pondasi cakar ayam, pondasi
sarang laba laba, pondasi gasing, pondasi grid dan pondasi hypaar (pondasi
yang mana menyerupai mekanisme Pile driving saat ini. Tiang baja (steel pile)
sudah digunakan selama 1800 dan tiang beton (concrete pile) sejak 1900.
Revolusi industri membawa perubahan yang penting pada sistem pile driving
mempunyai karakteristik yang kurang bagus. Hal ini membuat pengembangan dan
II-2
Saat ini banyak teknik-teknik instalansi tiang pancang bermunculan. Dan
Pondasi tiang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya
vertikal ke sumbu tiang dengan cara menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat
menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang yang
Pondasi tiang digunakan untuk suatu bangunan yang tanah dasar di bawah
bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup
untuk memikul berat bangunan dan beban yang diterimanya atau apabila tanah
pendukung yang mempunyai daya dukung yang cukup letaknya sangat dalam.
Pondasi tiang ini berfungsi untuk menyalurkan beban beban yang diterimanya
tiang tiang baja/beton pracetak atau dengan membuat tiang tiang beton
bertulang yang langsung dicor di tempat (cast in place), yang sebelumnya telah
tanah, tetapi apabila diperlukan dapat dibuat miring agar dapat menahan gaya
gaya horizontal. Sudut kemiringan yang dicapai tergantung dari alat yang
II-3
2.2.3 Kegunaan Pondasi Tiang
melalui sebuah stratum/lapisan tanah. Didalam hal ini beban vertikal dan
telapak ruangan bawah tanah dibawah bidang batas air jenuh atau untuk
telapak berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang
kemampatannya tinggi.
permukaan air melalui air dan kedalam tanah yang mendasari air tersebut.
Hal seperti ini adalah mengenai tiang pancang yang ditanamkan sebagian
dan yang terpengaruh oleh baik beban vertikal (dan tekuk) maupun beban
lateral.
II-4
2.2.4 Kriteria Pondasi Tiang
macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi yang digunakan berdasarkan atas
b. Tanah dasar di bawah bangunan tidak mampu memikul bangunan yang ada
diatasnya atau tanah keras yang mampu memikul beban tersebut jauh dari
permukaan tanah.
berbagai jenis keadaan tergantung pada banyak variabel. Faktor - faktor yang
perlu dipertimbangkan di dalam pemilihan tiang pancang antara lain type dari
tanah dasar yang meliputi jenis tanah dasar dan ciri - ciri topografinya, alasan
II-5
teknis pada waktu pelaksanaan pemancangan dan jenis bangunan yang akan
dan berdasarkan cara penyaluran beban yang diterima tiang ke dalam tanah.
yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang beton, tiang pancang baja dan tiang
pancang komposit.
Pemakaian tiang pancang kayu adalah cara tertua dalam penggunaan tiang
pancang sebagai pondasi. Tiang pancang kayu dibuat dari batang pohon dan
biasanya diberi bahan pengawet. Pada pemakaian tiang pancang kayu tidak
diizinkan untuk menahan beban lebih tinggi dari 25 sampai 30 ton untuk setiap
tiang. Tiang kayu akan tahan lama apabila tiang kayu tersebut dalam keadaan
selalu terendam penuh di bawah muka air tanah dan akan lebih cepat busuk
jika dalam keadaan kering dan basah yang selalu berganti - ganti. Tiang pancang
kayu tidak tahan terhadap benda-benda agresif dan jamur yang bisa menyebabkan
pembusukan.
3. Muda untuk pemotongannya apabila tiang kayu sudah tidak dapat masuk
II-6
4. Tiang pancang kayu lebih sesuai untuk friction pile dari pada end bearing
1. Karena tiang pancang kayu harus selalu terletak di bawah muka air tanah
yang terendah agar dapat tahan lama, maka jika letak air tanah terendah
tersebut sangat dalam, hal ini akan menambah biaya untuk penggalian;
tiang pancang baja atau beton, terutama pada daerah yang tinggi air
3. Pada waktu pemancangan pada tanah yang berbatu ujung tiang pancang
Tiang pancang beton terbuat dari bahan beton bertulang yang terdiri dari
Precast reinforced concrete pile adalah tiang pancang dari beton bertulang
yang dicetak dan dicor dalam acuan beton (bekisting), kemudian setelah cukup
II-7
kuat atau keras lalu diangkat dan dipancangkan. Tiang pancang beton ini dapat
memikul beban lebih besar dari 50 ton untuk setiap tiang, tetapi tergantung pada
b) Dapat diperhitungkan baik sebagai end bearing pile ataupun friction pile;
c) Tahan lama dan tahan terhadap pengaruh air ataupun bahan bahan korosif
d) Karena tidak berpengaruh oleh muka air tanah maka tidak memerlukan
oleh karena itu precast reinforced concrete pile dibuat di tempat pekerjaan;
b) Tiang pancang beton ini baru dipancang apabila sudah cukup keras hal ini
berarti memerlukan waktu yang lama untuk menuggu sampai tiang pancang
d) Bila panjang tiang kurang dan karena panjang tiang tergantung pada alat
pancang (pile driving) yang tersedia, maka akan sukar untuk melakukan
II-8
Gambar 2.2 Tiang pancang Precast Reinforced Concrete Pile
e) Apabila dipancang di sungai atau di laut tiang akan bekerja sebagai kolom
terhadap beban vertikal dan dalam hal ini akan ada tekuk sedangkan
Precast prestressed concrete pile adalah tiang pancang dari beton prategang
a) Sukar ditangani;
II-9
2) Cast in place
Tiang pancang cast in place ini adalah pondasi yang dicetak di tempat
pekerjaan dengan terlebih dahulu membuatkan lubang dalam tanah dengan cara
mengebor. Pelaksanaan cast in place ini dapat dilakukan dengan dua cara :
dengan beton dan ditumbuk sambil pipa baja tersebut ditarik ke atas;
b) Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah kemudian diisi dengan
b) Tiang tidak perlu diangkat, jadi tidak ada resiko kerusakan dalam
pengangkutan;
c) Beton dari tiang yang dikerjakan secara cast in place tidak dapat dikontrol.
Tiang franki adalah termasuk salah satu jenis dari cast in place. Adapun prinsip
a) Pipa baja yang pada ujung bawahnya disumbat dengan beton yang dicor di
b) Dengan drop hammer sumbat beton tersebut ditumbuk agar sumbat beton dan
II-10
c) Setelah pipa mencapai kedalaman yang direncanakan, pipa terus diisi
Jenis tiang pancang baja ini biasanya berbentuk profil H. karena terbuat dari
baja maka kekuatan dari tiang ini adalah sangat besar sehingga dalam transport
dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah seperti pada tiang pancang
beton precast. Jadi pemakaian tiang pancang ini sangat bermanfaat jika
dibutuhkan tiang pancang yang panjang dengan tahanan ujung yang besar.
Tingkat karat pada tiang pancang baja sangat berbeda - beda terhadap texture
(susunan butir) dari komposisi tanah, panjang tiang yang berada dalam tanah dan
Pada tanah dengan susunan butir yang kasar, karat yang terjadi hampir
mendekati keadaan karat yang terjadi pada udara terbuka karena adanya sirkulasi
air dalam tanah. Pada tanah liat (clay) yang kurang mengandung oksigen akan
menghasilkan karat yang mendekati keadaan seperti karat yang terjadi karena
terendam air. Pada lapisan pasir yang dalam letaknya dan terletak di bawah
lapisan tanah yang padat akan sedikit sekali mengandung oksigen, maka lapisan
pasir tersebut akan menghasilkan karat yang kecil sekali pada tiang pancang baja.
II-11
Kerugian pemakaian tiang pancang baja :
Yang dimaksud dengan composite pile ini adalah tiang pancang yang terdiri
dari dua bahan yang berbeda yang bekerja bersama - sama sehingga merupakan
satu tiang. Composite pile ini dapat berupa beton dan kayu maupun beton dan
baja.
Tiang ini terdiri dari tiang pancang kayu untuk bagian bawah muka air tanah
dan bagian atasnya adalah beton. Kelemahan tiang ini adalah tempat sambungan
apabila tiang pancang ini menerima gaya horizontal yang permanen. Cara
II-12
1) Casing dan core dipancang bersamaan ke dalam tanah hingga mencapai
tersebut dan harus terletak di bawah muka air tanah yang terendah;
dalam casing dan terus dipancang hingga mencapai lapisan tanah keras;
ditarik keluar dari casing. Kemudian beton dicor ke dalam casing sampai
Composite dropped in - shell and wood pile hampir sama dengan water
proofed steel pipe and wood pile hanya saja tipe tiang ini memakai shell yang
II-13
2) Kemudian core ditarik keluar dari casing dan tiang pancang kayu
keras. Pada pemancangan tiang pancang kayu ini harus benar benar
3) Setelah mencapai lapisan tanah keras, core ditarik keluar dari casing;
4) Kemudian shell berbentuk pipa yang diberi alur spiral dimasukkan ke dalam
casing. Pada ujung bagian bawah shell dipasang tulangan berbentuk bujur
sangkar;
5) Beton kemudian dicor ke dalam shell. Setelah shell cukup penuh dan padat
casing ditarik keluar sambil shell yang berisi beton tadi ditahan dengan cara
menggunakan precast concrete pile akan terlalu panjang sehingga akan sulit
2) Muka air tanah terendah sangat dalam sehingga apabila kita menggunakan
tiang pancang kayu akan memerlukan galian yang sangat besar agar tiang
1) Casing baja dan core dipancang ke dalam tanah hingga mencapai kedalaman
II-14
2) Kemudian core ditarik keluar dari casing dan tiang pancang kayu
keras;
3) Setelah sampai pada tanah keras core dikeluarkan lagi dari casing dan beton
casing;
4) Beton ditumbuk dengan core sambil casing ditarik ke atas sampai jarak
5) Core ditarik lagi keluar dari casing dan casing diisi dengan beton lagi
beton ditekan dengan core kembali sedangkan casing ditarik ke atas sampai
1) Lapisan tanah keras terlalu dalam letaknya bila digunakan cast in place
concrete pile;
2) Letak muka air tanah terendah sangat dalam apabila kita menggunakan tiang
II-15
2) Tiang pipa baja dengan dilengkapi sepatu pada ujung bawah dimasukkan
3) Setelah sampai pada tanah keras kemudian core ditarik ke atas kembali;
hingga bertumpu pada penumpu yang terletak di ujung atas tiang pipa baja.
5) Shell yang terisi dengan beton ditahan dengan core sedangkan casing ditarik
Prinsip kerjanya hampir sama dengan tiang Franki biasa, hanya saja pada
Franki composite pile ini pada bagian atasnya dipergunakan tiang beton precast
1) Pipa dengan sumbat beton yang dicor lebih dahulu pada ujung pipa baja
dipancang dalam tanah dengan drop hammer sampai pada tanah keras;
II-16
2) Setelah pemancangan mencapai kedalaman yang telah direncanakan pipa
diisi lagi dengan beton dan terus ditumbuk dengan drop hammer sambil pipa
ditarik lagi ke atas sedikit sehingga terjadi bentuk beton seperti bola;
3) Setelah tiang beton precast atau tiang baja H masuk dalam pipa sampai
4) Rongga di sekitar tiang beton precast atau tiang baja H diisi dengan kerikil
atau pasir.
tanah
2. Tiang ini akan meneruskan beban melalui tahanan ujung tiang ke lapisan
tanah pendukung.
4. Jenis tiang pancang ini akan meneruskan beban ke tanah melalui gesekan
antara tiang dengan tanah di sekelilingnya. Bila butiran tanah sangat halus
bila butiran tanah kasar maka tanah di antara tiang akan semakin padat.
6. Bila tiang dipancangkan pada dasar tanah pondasi yang memiliki nilai
kohesi tinggi, maka beban yang diterima oleh tiang akan ditahan oleh
II-17
2.3 Daya Dukung Tiang
statis dan dinamis. Perhitungan daya dukung secara statis dilakukan menurut teori
dukung batas (ultimit) dengan data yang diperoleh dari data pemancangan tiang.
tanah, tipe pelaksanaan pemancangan, tipe tiang dicetak di luar/ dicor di tempat,
tiang berdinding rata / gelombang, tiang terbuat dari baja / beton dll. Semua faktor
tersebut sangat berpengaruh pada faktor gesekan antara dinding tiang dan tanah
di ujung tiang (end resistance) ditambah gesekan atau hambatan lekat pada
seluruhnya tertahan oleh tahanan tanah di bawah kaki tiang (end bearing piles)
atau seluruhnya tertahan oleh hambatan lekat atau gesekan tanah (frition piles).
Friction piles ini umum dipakai untuk tiang pondasi yang sangat panjang / dalam
Inti dari perumusan daya dukung tiang pancang adalah menentukan tahanan
ujung tanah (Qp) dan hambatan gesek atau lekatan tanah pada tiang (Qs).
II-18
Penentuan besaran-besaran tersebut umumnya secara empiric dari pengalaman
pemancangan yang dikorelasi oleh tahanan tanah terhadap penetrasi SPT ataupun
sondir.
akurat.
sebagai nilai koefisien yang tergantung dari jenis tanah yang akan dipakai, nilai k
Harga N di lapangan yang berada di bawah muka air harus dikoreksi dahulu
Keterangan:
atas tiang
Ns = Harga SPT rata-rata pada lapisan tanah sepanjang tiang yang ditinjau
II-19
Table 2.1 Nilai Koefisien Tergantung Dari Jenis Tanah (Decourt.L, 1987)
Nilai k
Soil type K (t/m2)
Clays 12
Clays silt* 20
Saint silt* 25
Sand 40
*residual soil
Menurut Meyerhof
Karena tanah terletak pada lapisan tanah lempung, didapat rumus dalam
Qp = 9 x Cu x Ap / SF ..(2.3)
Qs = x Cu x p x Li / SF .....(2.5)
Perumusan ini adalah hasil dari ratusan percobaan melalui ratusan rumus
II-20
Keterangan :
Dcpt = 0.036 m
Z = Kedalaman (m)
Daya dukung tiang pancang terhadap beban vertical yang dinamis sangat
dipengaruhi oleh elastic rebound dan final set, di mana hasil dari keduanya
Sebenarnya dalam hitungan kalendering bisa digunakan rumus lain tapi saya
R= ...(2.7)
Keterangan :
K = rebound (cm)
SF = safety factory
eh = efisiensi hammer
n = koefisien restitusi
II-21
Double Acting Hammer 0,85
Diesel Hammer 0,85 1,00
Pada perumusan ini terjadi pelepasan energy akibat hammer yang dapat
1/2
Wh = Qu x s + ( (2.8)
Keterangan :
Pada perumusan ini hammer dan tiang saling bertumbukan di mana hammer
yang menerima tumbukan tersebut, dan pada saat bertumbukkan perlawanan tanah
bertambah, kemudian konstan pada saat berpindah tempat dan akhirnya kembali
nol.
R= (2.9)
Keterangan :
II-22
Gambar 2.6 Pengukuran Elastic Rebound
d. WIKA Formula
Formula ini juga bagian dari reformasi rumus Hiley yang dipakai oleh
R= x x .....(2.10)
R= x ..(2.11)
R= x ..(2.12)
II-23
R =a x .....(2.13)
kita juga bisa memakai metode Michigan State Highway of Commision dengan
SF = 6, yaitu :
R= x .....................................................(2.14)
mana pelabuhan ini merupakan pelabuhan khusus yang hanya melayani kegiatan
pemuatan atau pembongkaran batubara. Hal ini sesuai dengan UU No. 69 tahun
pelabuhan khusus adalah pelabuhan yang dikelola untuk kepentingan sendiri guna
menunjang kegiatan tertentu. Oleh karena itu, pelabuhan ini mempunyai fasilitas
khusus yang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fasilitas pelabuhan hanya
dan atau ke kapal, dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu:
II-24
dengan menggunakan belt conveyor pada kapal. Self-unloading vessel
1) Fix-Loader / unloader
bersifat tetap atau bisa bergerak. Contohnya adalah fix-loader pada terminal
II-25
Gambar 2.8 Fixed Loader dan Continuous Bucket Ladder Unloader di Terminal
2) Moving-loader/ unloader
dari satu palka (hold) ke palka yang lainnya dengan kapal tetap tinggal pada suatu
tahap, tahap pertama adalah pengaturan posisi tiang pancang, yang meliputi
membawa tiang pada titik pemancangan, mengatur arah dan kemiringan tiang dan
mencapai tanah keras seperti yang telah direncanakan. Tahap terakhir biasa
dikenal dengan setting, yaitu pengukuran penurunan tiang pancang per - pukulan
II-26
2.5.1 Peralatan Pemancangan (Driving Equipment)
pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar atau
pemukul yang hanya dijatuhkan. Skema dari berbagai macam alat pemukul
diperlihatkan dalam Gambar 2.10 sampai dengan 2.14. Pada gambar tersebut
Penutup (pile cap) biasanya diletakkan menutup kepala tiang yang kadang-kadang
dibentuk dalam geometri tertutup. Pada dasarnya alat pancang terdiri dari tiga
macam, yaitu :
Pemukul jatuh terdiri dari blok pemberat yang dijatuhkan dari atas.
Pemberat ditarik dengan tinggi jatuh tertentu kemudian dilepas dan menumbuk
tiang.
II-27
Pemakaian alat tipe ini membuat pelaksanaan pemancangan berjalan lambat,
sehingga alat ini hanya dipakai pada volume pekerjaan pemancangan yang kecil.
naik oleh udara atau uap yang terkompresi, sedangkan gerakan turun ram
disebabkan oleh beratnya sendiri. Energi pemukul aksi tunggal adalah sama
Pemukul aksi double menggunakan uap atau udara untuk mengangkat ram
II-28
Gambar 2.11 Sketsa Double Acting Hammer
Pemukul diesel terdiri dari silinder, ram, balok anvil dan sistem injeksi
bahan bakar. Pemukul tipe ini umumnya kecil, ringan dan digerakkan dengan
adalah jumlah benturan dari ram ditambah energi hasil dari ledakan.
Pemukul getar merupakan unit alat pancang yang bergetar pada frekuensi
tinggi. Energi pemancangan total yang dihasilkan adalah jumlah benturan dari ram
II-29
Gambar 2.13 Vibratory Hammer
Ada beberapa hal yang sering dijumpai pada saat proses pemancangan. Pada
umumnya yang sering terjadi antara lain adalah kerusakan tiang, pergerakan tanah
a. Pemilihan peralatan
adalah penumbuk (hammer) dan mesin derek (tower). Untuk memancangkan tiang
pada posisi yang tepat, cepat dan dengan biaya yang rendah, penumbuk dan
dereknya harus dipilih dengan teliti agar sesuai dengan keadaan di sekitarnya,
ini masalah-masalah lingkungan seperti suara bising atau getaran tidak boleh
pemancangan.
karena sebagian tanah yang digantikan oleh tiang akan bergeser dan
pergeseran.
II-30
c. Kerusakan tiang
pondasi. Jika tanah pondasi cukup keras dan tiang tersebut cukup panjang, tiang
tersebut harus dipancangkan dengan penumbuk (hammer) dan tiang harus dijaga
II-31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
selama 2 bulan dari bulan maret 2013 sampai dengan bulan Mei 2013.
Demi tercapainya tujuan penulisan dan agar diperoleh data dan informasi
yang dibutuhkan dalam pembahasan tugas akhir ini maka penulis melakukan
literatur seperti : karya ilmiah, bahan kuliah, dan bahan pustaka lainya yang
III-1
a. Data primer
dijadikan data dasar, namun dapat juga dijadikan pengontrol data yang sudah
tersedia pada data sekunder. Data-data yang berhubungan dengan data primer
meliputi data hasil survey wawancara kepada pihak owner, Kontraktor maupun
konsultan.
b. Data sekunder
tertulis atau bentuk dokumen lainnya yang berupa informasi tertulis atau bentuk
1. Deskripsi Bangunan
batubara PT.Semen Tonasa Pangkep ini memiliki dimensi trestel 990x10 m dan
jeti adalah 40x20m. Pelabuhan ini memiliki tiga mooring dolphin serta jumlah
2. Desain Bangunan
b) Hasil Kalendering
III-2
2) Efisiensi diesel hammer (0.85)
Mulai
Studi Pustaka
Selesai
III-3
BAB IV
pekerjaan. Sedangkan pengambilan data yaitu pada bulan Maret Mei 2013.
Pada waktu dilaksanakan penyelidikan bor inti dan SPT ini, kondisi cuaca
cukup baik (tidak hujan). Hasil penyelidikan lapangan berupa table Boring Log
dan SPT Test Result ditunjukkan pada Lampiran, karakteristik data tersebut
Titik bor pada DH-3 berada pada koordinat X = 775848,57 (M UTM) dan Y
= 9467022,68 (M UTM). Elevasi permukaan pada titik bor DH-3 adalah -6.50 m
LWS. Pada penyelidikan SPT untuk DH-3 terdapat perbedaan kedalaman, kondisi
c. Pada kedalaman 5,00 m, nilai SPT yang didapatkan yaitu 12. Sedangkan
pada kedalaman 7,00 11,00 m, nilai SPT yang didapatkan yaitu >60.
Titik bor pada DH-6 berada pada koordinat X = 775240,95 (M UTM) dan Y
= 9466968,68 (M UTM). Elevasi permukaan pada titik bor DH-6 adalah -11.30 m
IV-4
LWS. Pada penyelidikan SPT untuk DH-3 terdapat perbedaan kedalaman, kondisi
a. Pada kedalaman 1,00 3,00 m, nilai SPT yang didapatkan yaitu 1 dan 2.
b. Pada kedalaman 5,00 7,00 m, nilai SPT yang didapatkan yaitu 12 dan 16.
c. Pada kedalaman 9,00 11,00 m, nilai SPT yang didapatkan yaitu 24 dan 34.
d. Pada kedalaman 13,00 17,00 m, nilai SPT yang didapatkan yaitu >60.
menggunakan tiang pancang berdiameter 700 mm. Tiang pancang tersebut terbagi
dua, yaitu tiang tegak dan tiang miring. Tiang tegak berjumlah 144 tiang dan tiang
Catwalk digunakan jenis tiang pancang berdiameter 700 mm juga, di mana tiang
tegak sebanyak 3 tiang dan tiang miring sebanyak 22 tiang, terlihat pada gambar
4.1.
IV-5
Gambar 4.1 Denah Pemancangan Tiang pada dermaga
IV-6
4.3 Perhitungan Daya Dukung Tiang
Perhitungan daya dukung tiang bisa didapat dengan cara statis yaitu
menggunakan hasil dari data penyelidikan tanah (SPT) dan dengan cara dinamis
salah satunya yang dapat berlaku umum untuk jenis tanah apapun adalah Luciano
pondasi.
a. Lempung, K = 12 t/m2
d. Pasir, K = 40 t/m2
NS = harga rata-rata SPT sepanjang tiang yang tertanam (D), dengan batasan
3 N 50
IV-7
AS = luas selimut tertanam = keliling x panjang tiang yang terbenam (m2)
Melalui data Boring Log dan SPT kita dapat menghitung daya dukung tanah
a) Menghitung NP
pondasi adalah Np. Nilai SPT yang dirata-ratakan adalah nilai SPT yang telah di
b) Menghitung qP
c) Menghitung Ap
d) Menghitung Qp
Daya dukung ujung tiang (Qp). Ini bisa didapat dengan cara mengalikan qp
IV-8
e) Menghitung NS
Adalah Ns.
f) Menghitung As
g) Menghitung Qs
Daya dukung akibat gesekan tiang adalah Qs. Ini dapat dihitung dengan cara
h) Menghitung Qu
2. Menurut Meyerhof
Karena tanah terletak pada lapisan tanah lempung, didapat rumus dalam
Qp = 9 x Cu x Ap / SF
IV-9
Menghitung daya dukung selimut tiang menggunakan rumus :
Qs = a x Cu x p x Li / SF
a. Metode Hiley
IV-10
Di mana : R = daya dukung tiang ijin
eh = efisien hammer
K = rebound (cm)
Dari data yang didapatkan di lapangan salah satu tiang pada mooring dolphin,
diketahui :
eh = 0.85
Wr = 3.5 ton
S = 0.08 cm
H = 210 cm
K = 1.10 cm
2. Metode Wika
R=
IV-11
Jadi, R = = 243,410 ton
R=
R=
IV-12
R=
R=a x
R=
kita juga bisa memakai metode Michigan State Highway Of Commision, yaitu :
R=
IV-13
Jadi, R = = 228,425 ton
IV-14
Tabel 4.2 Perhitungan Daya Dukung Tiang Metode Dinamis
Kode Panjang Berat Rebound Efisiensi Berat Tinggi Koefisien Daya Dukung Pancang Ijin (ton)
S
No Pile Tiang Tiang k Hammer RAM Jatuh Restitusi Metode Navy-
(cm) WIKA ENR Eytelwein Gates Danish MSHoC
SurveyTertanam (m)Pancang(ton/m) (cm) (eh) (ton) Hammer (cm) (n) Hiley Mc,Kay
1 G 17.90 0.2407 0.08 1.10 0.85 3.5 210 0.5 206.898 243.410 182.740 512.676 950.530 116.196 704.962 228.425
2 D 16.90 0.2407 0.11 1.10 0.85 3.5 210 0.5 205.449 241.705 170.737 460.274 701.869 110.022 609.192 213.422
3 J 17.90 0.2407 0.06 1.00 0.85 3.5 210 0.5 230.321 270.966 194.379 568.676 1267.373 121.504 802.956 242.974
4 B 16.60 0.2407 0.06 0.80 0.85 3.5 210 0.5 290.680 341.977 199.033 597.868 1292.693 121.504 806.123 248.791
5 E 17.15 0.2407 0.03 1.00 0.85 3.5 210 0.5 240.246 282.643 217.829 703.818 2563.716 133.429 1083.222 272.286
6 H 17.60 0.2407 0.04 1.10 0.85 3.5 210 0.5 215.304 253.299 208.713 646.588 1909.691 128.614 959.129 260.892
7 K 17.40 0.2407 0.06 1.00 0.85 3.5 210 0.5 232.389 273.398 196.124 579.560 1276.993 121.504 804.170 245.155
8 C 16.70 0.2407 0.03 1.00 0.85 3.5 210 0.5 242.251 285.001 219.646 718.856 2581.419 133.429 1085.909 274.558
9 I 17.15 0.2407 0.02 1.10 0.85 3.5 210 0.5 220.141 258.989 222.474 733.208 3195.326 137.001 1182.204 278.093
10 F 16.90 0.2407 0.01 1.20 0.85 3.5 210 0.5 205.449 241.705 235.410 824.924 7720.563 150.406 1603.880 294.263
11 A 21.10 0.2407 0.06 1.00 0.85 3.5 210 0.5 218.461 257.013 184.370 507.660 1209.077 121.504 795.315 230.463
12 1 18.00 0.2407 0.05 1.20 0.85 3.5 210 0.5 194.968 229.374 200.419 599.148 1518.559 124.751 869.937 250.524
13 7 18.50 0.2407 0.03 1.20 0.85 3.5 210 0.5 196.421 231.083 212.674 662.258 2512.036 133.429 1075.282 265.842
14 11 18.00 0.2407 0.03 1.20 0.85 3.5 210 0.5 198.138 233.104 214.533 677.066 2530.932 133.429 1078.202 268.167
15 17 18.50 0.2407 0.04 1.20 0.85 3.5 210 0.5 194.837 229.220 205.440 622.656 1884.027 128.614 955.435 256.800
16 21 19.50 0.2407 0.02 1.20 0.85 3.5 230 0.5 212.556 250.066 233.919 720.987 3378.645 137.001 1260.577 292.399
17 27 19.80 0.2407 0.02 1.20 0.85 3.5 230 0.5 211.513 248.839 232.772 711.704 3363.798 137.001 1258.018 290.964
18 31 19.50 0.2407 0.06 1.20 0.85 3.5 230 0.5 206.495 242.935 207.153 587.528 1355.400 121.504 870.397 258.941
19 37 24.20 0.2407 0.02 1.10 0.85 3.5 221 0.5 207.253 243.827 209.450 575.228 3036.470 137.001 1181.521 261.812
20 41 24.00 0.2407 0.02 1.10 0.85 3.5 221 0.5 207.822 244.497 210.025 579.412 3044.850 137.001 1182.991 262.532
21 47 23.60 0.2407 0.02 1.10 0.85 3.5 211 0.5 199.524 234.734 201.638 561.359 2923.209 137.001 1139.921 252.048
22 51 28.60 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 211 0.5 208.327 245.090 199.252 506.182 6579.683 150.406 1421.656 249.065
23 57 28.10 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 211 0.5 209.555 246.535 200.427 514.745 6622.648 150.406 1428.394 250.533
24 61 29.40 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 211 0.5 206.420 242.847 197.428 493.057 6512.086 150.406 1411.071 246.785
25 67 29.50 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 211 0.5 206.186 242.572 197.205 491.464 6503.734 150.406 1409.764 246.506
IV-15
Kode Panjang Berat Rebound Efisiensi Berat Tinggi Koefisien Daya Dukung Pancang Ijin (ton)
S
No Pile Tiang Tiang k Hammer RAM Jatuh Restitusi Metode Navy-
(cm) WIKA ENR Eytelwein Gates Danish MSHoC
SurveyTertanam (m)Pancang(ton/m) (cm) (eh) (ton) Hammer (cm) (n) Hiley Mc,Kay
26 71 22.10 0.2407 0.02 1.10 0.85 3.5 210 0.5 202.915 238.724 205.066 591.435 2971.195 137.001 1145.699 256.332
27 77 22.20 0.2407 0.01 1.10 0.85 3.5 211 0.5 206.160 242.542 216.703 643.138 7175.553 150.406 1515.899 270.878
28 81 25.00 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 211 0.5 217.863 256.310 208.373 575.065 6902.086 150.406 1472.422 260.466
29 87 24.60 0.2407 0.01 1.10 0.85 3.5 211 0.5 199.298 234.469 209.490 583.894 6939.870 150.406 1478.404 261.862
30 91 24.90 0.2407 0.01 1.10 0.85 3.5 221 0.5 207.907 244.597 218.539 604.605 7239.052 150.406 1525.657 273.173
31 97 25.40 0.2407 0.02 1.00 0.85 3.5 221 0.5 223.871 263.378 206.117 551.343 2987.143 137.001 1172.818 257.646
32 101 24.50 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 211 0.5 219.327 258.031 209.773 586.144 6949.380 150.406 1479.912 262.216
33 2 21.60 0.2407 0.04 1.20 0.85 3.5 230 0.5 202.977 238.797 214.024 604.847 1972.167 128.614 1024.113 267.530
34 8 19.10 0.2407 0.05 1.20 0.85 3.5 230 0.5 209.537 246.514 215.396 628.837 1636.108 124.751 943.090 269.245
35 12 19.00 0.2407 0.03 1.20 0.85 3.5 230 0.5 213.303 250.944 230.953 709.807 2730.888 133.429 1163.245 288.691
36 18 19.10 0.2407 0.02 1.10 0.85 3.5 230 0.5 233.012 274.131 235.482 733.748 3398.646 137.001 1264.015 294.352
37 22 20.00 0.2407 0.08 1.20 0.85 3.5 230 0.5 201.616 237.195 193.165 524.226 1009.126 116.196 765.010 241.456
38 28 19.90 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 204 0.5 226.996 267.054 217.108 688.774 7170.883 150.406 1514.366 271.385
39 32 24.80 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 211 0.5 218.444 256.993 208.929 579.446 6920.926 150.406 1475.404 261.161
40 3 22.40 0.2407 0.01 1.10 0.85 3.5 204 0.5 198.735 233.806 208.898 616.588 6917.923 150.406 1474.202 261.122
41 13 21.60 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 211 0.5 228.614 268.958 218.655 659.876 7236.996 150.406 1525.727 273.319
42 4 22.80 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 204 0.5 217.145 255.465 207.686 606.419 6879.097 150.406 1468.068 259.607
43 38 25.40 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 211 0.5 216.719 254.963 207.278 566.500 6864.712 150.406 1466.511 259.098
44 42 25.40 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 211 0.5 216.719 254.963 207.278 566.500 6864.712 150.406 1466.511 259.098
45 48 25.30 0.2407 0.01 0.90 0.85 3.5 211 0.5 240.849 283.352 207.550 568.617 6874.017 150.406 1467.982 259.437
46 52 28.90 0.2407 0.01 0.90 0.85 3.5 211 0.5 230.417 271.079 198.560 501.179 6554.170 150.406 1417.658 248.200
47 23 22.40 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 211 0.5 225.906 265.772 216.066 637.745 7155.303 150.406 1512.665 270.082
48 14 24.00 0.2407 0.01 1.10 0.85 3.5 211 0.5 200.934 236.393 211.209 597.658 6997.327 150.406 1487.517 264.011
49 58 23.70 0.2407 0.01 1.10 0.85 3.5 211 0.5 201.771 237.377 212.089 604.786 7026.414 150.406 1492.137 265.111
50 62 23.50 0.2407 0.01 0.90 0.85 3.5 211 0.5 246.805 290.359 212.683 609.633 7045.940 150.406 1495.240 265.853
51 68 23.40 0.2407 0.01 0.90 0.85 3.5 211 0.5 247.153 290.768 212.982 612.086 7055.744 150.406 1496.800 266.228
52 72 22.30 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 211 0.5 226.238 266.163 216.383 640.430 7165.414 150.406 1514.280 270.479
53 78 26.80 0.2407 0.01 0.90 0.85 3.5 211 0.5 236.282 277.978 203.614 538.429 6737.030 150.406 1446.371 254.517
IV-16
Kode Panjang Berat Rebound Efisiensi Berat Tinggi Koefisien Daya Dukung Pancang Ijin (ton)
S
No Pile Tiang Tiang k Hammer RAM Jatuh Restitusi Metode Navy-
(cm) WIKA ENR Eytelwein Gates Danish MSHoC
SurveyTertanam (m)Pancang(ton/m) (cm) (eh) (ton) Hammer (cm) (n) Hiley Mc,Kay
54 82 26.50 0.2407 0.01 0.90 0.85 3.5 221 0.5 248.409 292.245 214.064 570.000 7084.557 150.406 1501.005 267.580
55 88 24.90 0.2407 0.01 0.90 0.85 3.5 221 0.5 253.601 298.354 218.539 604.605 7239.052 150.406 1525.657 273.173
56 33 25.30 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 211 0.5 217.003 255.297 207.550 568.617 6874.017 150.406 1467.982 259.437
57 43 25.80 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 211 0.5 215.597 253.643 206.205 558.185 6827.740 150.406 1460.671 257.757
58 53 35.50 0.2407 0.01 0.90 0.85 3.5 211 0.5 215.190 253.165 185.439 411.668 6039.014 150.406 1337.448 231.798
59 63 23.80 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 204 0.5 214.093 251.875 204.767 582.406 6783.910 150.406 1453.061 255.959
60 73 27.60 0.2407 0.01 0.80 0.85 3.5 211 0.5 262.865 309.253 201.629 523.604 6666.178 150.406 1435.228 252.037
61 24 20.50 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 211 0.5 232.539 273.575 222.409 692.938 7352.420 150.406 1544.253 278.012
62 34 23.60 0.2407 0.01 0.90 0.85 3.5 204 0.5 238.283 280.333 205.339 587.056 6802.736 150.406 1456.025 256.674
63 5 22.20 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 211 0.5 226.572 266.556 216.703 643.138 7175.553 150.406 1515.899 270.878
64 9 22.20 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 211 0.5 226.572 266.556 216.703 643.138 7175.553 150.406 1515.899 270.878
65 15 17.80 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 211 0.5 243.305 286.241 232.706 790.109 7651.976 150.406 1592.749 290.883
66 19 21.50 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 204 0.5 221.365 260.429 211.722 640.763 7006.906 150.406 1488.290 264.653
67 25 20.80 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 211 0.5 231.444 272.287 221.362 683.597 7320.577 150.406 1539.134 276.703
68 6 22.15 0.2407 0.01 0.90 0.85 3.5 204 0.5 243.307 286.244 209.668 623.118 6942.413 150.406 1478.075 262.085
69 10 19.10 0.2407 0.01 0.90 0.85 3.5 204 0.5 255.289 300.340 219.993 715.582 7255.784 150.406 1527.928 274.992
70 107 24.80 0.2407 0.01 0.90 0.85 3.5 204 0.5 234.406 275.771 201.997 560.223 6691.322 150.406 1438.505 252.497
71 111 24.95 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 204 0.5 210.775 247.971 201.594 557.040 6677.651 150.406 1436.359 251.992
72 117 23.40 0.2407 0.01 0.90 0.85 3.5 204 0.5 238.954 281.122 205.916 591.780 6821.667 150.406 1459.008 257.396
73 44 22.60 0.2407 0.01 0.90 0.85 3.5 204 0.5 241.706 284.360 208.289 611.461 6898.455 150.406 1471.125 260.361
74 54 24.90 0.2407 0.01 0.90 0.85 3.5 204 0.5 234.093 275.404 201.728 558.097 6682.202 150.406 1437.073 252.160
75 64 23.00 0.2407 0.01 1.10 0.85 3.5 204 0.5 197.015 231.783 207.090 601.459 6859.846 150.406 1465.029 258.862
76 29 19.90 0.2407 0.01 0.90 0.85 3.5 211 0.5 260.586 306.572 224.558 712.408 7416.943 150.406 1554.647 280.698
77 35 20.10 0.2407 0.02 0.90 0.85 3.5 204 0.5 248.398 292.234 208.510 639.257 3574.984 139.935 1210.609 260.637
78 39 20.50 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 204 0.5 224.824 264.499 215.031 669.950 7108.500 150.406 1504.428 268.789
79 45 22.10 0.2407 0.01 0.90 0.85 3.5 204 0.5 243.488 286.456 209.824 624.441 6947.332 150.406 1478.854 262.280
80 49 24.50 0.2407 0.01 1.10 0.85 3.5 211 0.5 199.568 234.785 209.773 586.144 6949.380 150.406 1479.912 262.216
IV-17
Kode Panjang Berat Rebound Efisiensi Berat Tinggi Koefisien Daya Dukung Pancang Ijin (ton)
S
No Pile Tiang Tiang k Hammer RAM Jatuh Restitusi Metode Navy-
(cm) WIKA ENR Eytelwein Gates Danish MSHoC
SurveyTertanam (m)Pancang(ton/m) (cm) (eh) (ton) Hammer (cm) (n) Hiley Mc,Kay
75 64 23.00 0.2407 0.01 1.10 0.85 3.5 204 0.5 197.015 231.783 207.090 601.459 6859.846 150.406 1465.029 258.862
76 29 19.90 0.2407 0.01 0.90 0.85 3.5 211 0.5 260.586 306.572 224.558 712.408 7416.943 150.406 1554.647 280.698
77 35 20.10 0.2407 0.02 0.90 0.85 3.5 204 0.5 248.398 292.234 208.510 639.257 3574.984 139.935 1210.609 260.637
78 39 20.50 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 204 0.5 224.824 264.499 215.031 669.950 7108.500 150.406 1504.428 268.789
79 45 22.10 0.2407 0.01 0.90 0.85 3.5 204 0.5 243.488 286.456 209.824 624.441 6947.332 150.406 1478.854 262.280
80 49 24.50 0.2407 0.01 1.10 0.85 3.5 211 0.5 199.568 234.785 209.773 586.144 6949.380 150.406 1479.912 262.216
81 55 27.00 0.2407 0.01 0.80 0.85 3.5 211 0.5 264.796 311.525 203.111 534.645 6719.176 150.406 1443.561 253.888
82 16 18.40 0.2407 0.01 0.90 0.85 3.5 204 0.5 258.352 303.943 222.633 740.812 7331.738 150.406 1540.099 278.291
83 20 20.10 0.2407 0.01 0.90 0.85 3.5 204 0.5 251.128 295.445 216.408 682.383 7149.968 150.406 1511.031 270.510
84 26 20.30 0.2407 0.01 0.90 0.85 3.5 204 0.5 250.325 294.500 215.715 676.109 7129.174 150.406 1507.718 269.644
85 30 21.60 0.2407 0.01 0.90 0.85 3.5 204 0.5 245.319 288.610 211.401 637.984 6996.907 150.406 1486.705 264.252
86 36 24.00 0.2407 0.01 1.10 0.85 3.5 211 0.5 200.934 236.393 211.209 597.658 6997.327 150.406 1487.517 264.011
87 40 21.90 0.2407 0.01 0.90 0.85 3.5 204 0.5 244.214 287.311 210.450 629.789 6967.077 150.406 1481.979 263.062
88 92 25.70 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 204 0.5 208.714 245.545 199.622 541.655 6610.127 150.406 1425.772 249.527
89 98 24.60 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 204 0.5 211.765 249.135 202.540 564.523 6709.637 150.406 1441.381 253.175
90 102 24.70 0.2407 0.01 1.00 0.85 3.5 204 0.5 211.480 248.800 202.268 562.365 6700.467 150.406 1439.941 252.835
Daya Dukung Tiang Ijin Minimum = 194.837 229.220 170.737 411.668 701.869 110.022 609.192 213.422
Daya Dukung Tiang Ijin Maksimum = 290.680 341.977 235.482 824.924 7720.563 150.406 1603.880 294.352
Daya Dukung Tiang Rata-Rata = 223.460 262.894 209.648 608.971 5488.349 143.895 1335.472 262.060
Standart Deviasi = 19.760 23.247 11.161 72.340 2260.216 10.727 243.593 13.952
IV-18
Tabel 4.3 Rekapitulasi Perhitungan Daya Dukung Tiang Metode Dinamis
METODE DINAMIS
Navy-
Hiley Wika ENR Eytelwein Gates Danish MSHoC
Mc,Kay
Daya Dukung
Tiang Minimum 194.837 229.220 170.737 411.668 701.869 110.022 609.192 213.422
(ton)
Daya Dukung
Tiang 290.680 341.977 235.482 824.924 7720.563 150.406 1603.880 294.352
Maksimum (ton)
Keterangan :
IV-18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa dan perhitungan daya dukung tiang berdasarkan metode
statis dan metode dinamis maka dapat disimpulkan bahwa metode dinamis lebih
besar dari metode statis sebagaimana dapat dilihat pada hasil dan pembahasan
bahwa daya dukung tiang minimal menurut Luciano Dacourt adalah 132,985 ton
dan menurut Meyerhof adalah 142,942 ton pada titik bor DH-3. Sedangkan
Data daya dukung tiang metode statis dari hasil SPT diperbandingkan
dengan daya dukung tiang metode dinamis dari hasil kalendering. Jika statis
dinamis, maka dapat disimpulkan pula bahwa daya dukung tiang untuk
5.2 Saran
Saran yang dapat dianjurkan peneliti kepada pembaca dan peneliti lain
diantaranya:
V-1
DAFTAR PUSTAKA
Bowles, J, E, 1991, Analisa dan Desain Pondasi, Edisi Keempat Jilid 1, Erlangga,
Jakarta.
Bowles, J, E, 1991, Analisa dan Desain Pondasi, Edisi Keempat Jilid 2, Erlangga,
Jakarta.
Utama, Jakarta.
Utama, Jakarta.
Ralph Peck B, dkk, 1996, Teknik Fondasi, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Paramita, Jakarta.
Hidayat, Wahyu, 2008, Tugas Akhir, Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang
Utara, Medan.
LAMPIRAN