3. Henti nafas adalah berhentinya gerakan pernafasan dan ditandai dengan tak terasanya
hembusan nafas dari kedua lubang hidung.
2. Tujuan Agar nyawa penderita henti jantung dan/atau henti napas segera bisa diselamatkan dan tidak
memberikan gejala sisa.
3. Kebijakan 1. SK Direktur No. .. ttg Kebijakan ..
1) Periksa respon:
4. Prosedur a) Petugas segera memeriksa ada tidaknya cedera dan tentukan ada respon atau tidak.
b) Tepuk atau guncangkan secara halus, panggil atau tanya.
c) Bila diduga ada trauma kepala atau leher, pasien tak boleh digerakkan kecuali bila
benar-benar diperlukan.
2) Aktifkan system pelayanan emergensi yang ada:
a. panggil bantuan,
b. sebutkan jenis bantuan yangdiperlukan,
c. lokasikorban,
d. nomor telpon yang digunakan,
e. apa yang terjadi,
f. jumlah orang yang memerlukan pertolongan
g. kondisi korban, dan informasi lainnya.
i. Tempatkan korban pada posisi terlentang,pada tempat yang keras dan datar.
d) Posisi petugas/penolong:
7) CIRCULATION (Sirkulasi)
a) Periksa ada tidaknya tanda-tanda sirkulasi;
i) Setelah pemberian bantuan nafas awal, periksa adanya pernafasan normal, atau
gerakan dari korban sebagai respon terhadap bantuan nafas yang diberikan.
Sekaligus periksa ada tidaknya nadi karotis jangan lebih dari 10 detik. Periksa
denyut nadi arteri karotis adalah dengan mempertahankan posisi kepala (head tilt)
dengan satu tangan. Raba trachea dengan 2 atau 3 jari tangan yang lain, geser
jari-jari tersebut ke lateral sisi penolong hingga celah antara trachea dan otot.
ii) Gunakan tekanan yang lembut saja sehingga tidak menekan
arterinya. Bila denyut arteri karotis tak teraba lakukan kompresi dada.
b) Kompresidada:
i) Jari penolong mencari arkus kosta bagian bawah.
ii) Ditelusuri keatas hingga teraba bagian terbawah sternum.
iii) Taruh salah satu pangkal tangan pada bagian separuh bawah sternum, dan taruh
tangan yang satu lagi diatas punggung tangan yang pertama, sehingga tangan
dalam keadaan paralel. Pastikan sumbu pangkal tangan tepat pada sumbu sternum
iv) Jari-jari tangan dapa tdibiarkan terbuka atau saling mengunci satu sama lain
tetapi jangan menekan dada
v) Usahakan mendapatkan posisi yang tepat disternum dengan cara meletakkan
pangkal tangan penolong diantara kedua papillamammae.
vi) Lakukan kompresi yang efektif dengan memperhatikan hal- hal sebagai berikut:
(1) Posisi siku tidak menekuk, posisi lengan tegak lurus dengan dada korban.
(2) Tekan ditengah sternum.
(3) Lepaskan tekanan hingga dada kembali keposisi normal agar darah masuk ke
dada dan jantung, posisi tangan tetap menempel di sternum.
(4) Lakukan 30 kali kompresi dada, pastikan dada kembali keposisi semula
diantara dua kompresi. Buka lagi jalan nafas dan berikan lagi 2 kali bantuan
nafas, masing- masing1detik. Bila sudah dilakukan intubasi kompresi dada
dan ventilasi dapat dilakukan kontinyu dan tidak perlu sinkron.
8) REASSESSMENT:
a. Evaluasi ulang korban, bila tetap tak ada tanda-tanda sirkulasi ulangi RJP dengan
dimulai dari kompresi dada. Bila tanda-tada sirkulasi sudah tampak, periksa
pernafasan.
b. Bila ada nafas, tempatkan dalam posisi mantap dan awasi nafas dansirkulasi.
c. Bila tak ada nafas tapi ada tanda-tanda sirkulasi, berikan bantuan nafas 10-12
kali/menit dan awasi adanya tanda-tanda sirkulasi tiap menit.
d. Bila tak ada tanda sirkulasi teruskan kompresi dada dan ventilasi dengan rasio 30
kompresi 2 ventilasi.
e. Berhenti dan periksa tanda-tanda sirkulasi dan adanya pernafasan spontan tiap menit.
f. Jangan berhenti RJP kecuali karena keadaan khusus. Bila didapatkan adanya
pernafasan yang adekuat dan adanya tanda-tanda sirkulasi, pertahankan jalan
nafas tetap terbuka dan posisikan dalam posisi mantap; dengancara:
i. Satu lutut difleksikan.
ii. Satu lengan yang sepihak diletakkan dibawah pantat,lengan yang lain
difleksikan di depan dada.
iii. Pelan pelan digulingkan kearah yang sepihak dengan lutut yang fleksi.
iv. Kepala di ekstensikan, lengan yang fleksi di depan dada diletakkan
mengganjal rahang bawah (agar tidak terguling ke depan)
RESUSITASI JANTUNGPARU
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
.. 4 dari 4
1. UGD
5. Unit Terkait
2. Unit Rawat Jalan (Polyklinik)
3. Unit Ranap
4. Kamar Bedah
5. ICU