Disusun oleh
Kelompok 8
Sari Mutiara Gajah Manik 132016040
Lintang Jati Anugrah Pratama 212016227
Archie Kirana Dewi 212016232
Yuslince E. Mangma 462016003
Sebagaimana kita ketahui bahwa di negara kita masih terdapat disana sini ketidakadilan, baik
ditataran pemerintahan, masyarakat dan sekitar kita. Ini terjadi baik karena kesengajaan atau
tidak sengaja ini menunjukkan rendahnya kesadaran manusia akan keadilan atau berbuat adil
terhadap sesama makhluk hidup. Di Indonesia ini keadilan masih lemah dalam menegakkan
suatu keadilan yang baik dan benar. bentuk-bentuk keadilan di indonesia ini seperti orang
yang kuat pasti hidup sedangkan orang yang lemah pasti akan tertindas dan di Indonesia ini
jelas bahwa keadilan belum diterapkan dengan baik yang sesuai dengan aturan-aturan hukum
yang ada di indonesia. Keadilan di indonesia ini masih lemah dan masih belum bisa
membedakan mana yang benar dan mana yang harus di adili dan keadilan di indonesia ini
menggunakan keadilan yang sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945, bukan menggunakan
keadilan yang sesuai dengan hukum islam. Dengan adanya makalah ini penulis berharap kita
bisa membahas dan mengembangkan suatu bentuk pengetahuan tentang suatu keadilan di
indonesia maupun di negara lain.
Rumusan Masalah
Tujuan
Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai suatu hal, baik menyangkut
benda atu orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang
besar . tetapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan belumlagi tercapai: kita tidak hidup
di dunia yang adil. Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan
dihukum, dan banyak gerakan social dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan
keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa
tidak jelas apa yang dituntut darikeadilan dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah
keadilan itu sendiri tidakjelas. Keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada
tempatnya. Di Dalam bahasa inggris keadilan yaitu justice. Makna justice terbagi atas dua
kategori yaitu makna justice dari segi atribut dan makna justice dari segi tindakan. Makna
justice dari segi atribut ialah suatu kuasalitas yang adil atau fair. Sedangkan untuk makna
justice dari segi tindakan merupakan tindakan dalam menentukan atau menjalankan hak
hukuman. Keadilan yang berasal dari istilah adil secara etimologi dari bahasa Arab. Kata adil
memiliki arti tengah, adapun pengertian adil adalah memberikan apa pun sesuai dengan apa
haknya. Keadilan memiliki arti bahwa tidak berat sebelah, mesti menempatkan sesuatu
ditengah-tengahnya, tidak pernah memihak, berpihak kepada sesuatu yang benar, tidak
sewenang-wenang. Keadilan juga mempunyai pengertian lain yaitu suatu kondisi di dalam
kehidupan masyarakat,bernegara dan berbangsa bisa mendapatkan apa yang telah menjadi
haknya sehingga mampu melaksanakan kewajibannya. Sedangkan untuk Pengertian Keadilan
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBBI) ialah suatu hal yang tak berat sebelah atau tak
memihak serta tidak berlaku sewenang-wenang. Menurut kamus besar bahasa indonesia
(KBBI) kata adil itu berasal dari kata adil, adil memiliki arti yaitu dan adanya kejujuran,
kelurusan, dan keikhlasan yang tak berat sebelah.
Aristoteles yang telah mengatakan bahwa keadilan ialah tindakan yang berada pada
antara memberikan terlalu sedikit dan banyak yang bisa diartikan untuk memberikan
sesuatu hal kepada setiap orang cocok dengan apa yang telah menjadi haknya.
Frans Magnis Suseno yang telah mengatakan pendapatnya mengenai pengertian
keadilan adalah suatu keadaan dimana antarmanusia yang diperlakukan secara sama
sesuai dengan apa yang menjadi hak dan kewajibannya masing-masing.
Notonegoro yang memiliki pendapat bahwa keadilan ialah suatu keadaandikatakan
adil jika ada kesesuaian dengan ketentuan hukum yang telahberlaku.
Thomas Hubbes yang telah mengatakan bahwa pengertian keadilan adalah sesuatu
perbuatan itu dikatakan adil jika telah mengacu pada perjanjian yang sudah disepakati
sebelumnya.
Plato yang telah menyatakan bahwa pengertian keadilan adalah sesuatu diluar
kemampuan dari manusia biasa dimana keadilan hanya bisa terdapat di dalam hukum
dan perundang-undangan yang telah dibuat oleh para ahli yang secara khusus
memikirkan hal itu.
W.J.S Poerwadarminto yang menyatakan bahwa pengertian keadilan adalah sesuatu
yang tidak berat sebelah, sepatutnya tidak berlaku sewenang-wenang.
mam Al-Khasim adalah tindakan mengambil hak dari orang yang tentunya wajib
untuk memberikannya dan memberikannya kepada setiap orang yang berhak untuk
menerimanya.
c. Hakikat Keadilan
Guna mencari suatu titik balik bagi refleksi kita tentang masalah keadilan, kita dapat memulai
dengan mendengarkan sebuah definisi sederhana yang telah diberikan pada zaman kekaisaran
Roma dan malah memiliki akar-akar yang lebih tua lagi. Orang- orang roma kuno telah
terkenal karena memunculkan sistem hukum yang bagus (lus Romanum) dimana sampai saat
ini masih dikagumi dan dipelajari, bukan saja dari sejarawan tetapi juga dipelajari oleh para
ahli hukum. Definisi yang dimaksudkan tersebut bahwa justru itu dikemukakan dalam
konteks hukum itu. Pengarang Roma, bernama Ulpianus yang dalam hal ini telah mengutip
orang yang bernama Celsus, yang menggambarkan keadilan secara singkat sekali yaitu
sebagai tribuere cuique suum. Terutama kata dari kalimat bahasa latin tak mudah untuk
bisa diterjemahkan. Dalam bahasa Inggris terjemahan yang berbunyai to give everybody his
own atau yang dalam bahasa Indonesia: Memberikan kepada seluruh orang yang dia
empunya. Penjelasan hukum roma mengenai keadilan itu dapat diterjemahkan juga sebagai
upaya memberikan kepada setiap orang yang telah menjadi haknya. Sebagai terjembahan,
kalimat terakhir ini sebenarnya sudah terlalu bebas dan memiliki kandungan semacam
anakronisme, karena hak merupakan seuatu pengertian yang modern dimana belum dikenal
dalam teks-teks kuno. Istilah hak mengalami sebuah perkembangan di akhir abad ke -17.
Tetapi apa yang belum dapat dikatakan oleh ahli hukum Roma itu karena ternyata belum
mempunyai pengertiannya, sebetul telah dimaksudkan olehnya. Dan bagi kita, titik tolak
untuk refleksi tentang keadilan memang sebaiknya menjadi demikian: Keadilan adalah
memberikan kepada setiap orang mengenai apa yang telah menjadi haknya. Terdapat tiga ciri
khas yang senantiasa menandai keadilan: keadilan tertuju kepada orang lain, keadilan mesti
ditegakkan dan keadilan mesti menuntut sebuah persamaan. Tiga unsur yang hakiki ni
terkandung didalam pengertian keadian yang ada dibawah ini.
Pertama, keadilan senantiasa tertuju kepada orang lain atau keadilan senantiasa ditandai
dengan other-directedness (J. Finnis). Tentunya mustahil buat saya berlaku adil atau tidak adil
terhadap diri asya sendiri. Jika orang berbicara mengenai keadilan atau ketidak adilah
terhadap dirinya sendiri, ia hanay sekedar menggunakan kata tersebut dalam arti kiasan,
bukan dalam arti yang sebenarnya. Masalah keadilan atau ketidakadilan hanya dapat muncul
pada konteks antar manusia. Untuk itu maka dibutuhkan sekurang-kurangnya dua orang
manusia. Jika pada suatu saat hanya ada satu manusia di bumi maka masalah keadilan
ataupun ketidakadilan itu tidak akan berperan lagi.
Kedua, keadilan mesti ditegakkan atau dijalankan. Jadi, keadilan tak diharapkan saja atau
dianjurkan saja. Keadilan telah mengikat kita, sehingga kita memiliki kewajiban. Ciri yang
kedua ini telah disebabkan karena keadilan selalu berkaitan dengan apa yang menjadi hak
yang mesti dipenuhi. Kalau dari ciri yang pertama tadi telah menyatakan bahwa dalam
konteks keadilan kita selalu berurusan dengan orang lain, maka ciri yang kedua ini akan
menekankan bahwa didalam konteks keadilan kita akan selalu berurusan dengan hak orang
lain. Kita dapat memberikan sesuatu untuk orang lain karena adanya rupa-rupa alasan. Jika
kita memberikan sesuatu kepada orang lain karena adanya alasan keadilan maka kita akan
senantiasa harus atau wajib untuk memberikannya. Sedangkan jika kita memberikan sesuatu
dengan memiliki alsan lain maka kita tidak wajib untuk memberikannya. Misalnya, kita
memberikan minuman kepada tamu untuk bisa menghormati dia. Kita tak wajib
memberikannya. Atau kita memberi derma kepada pengemis karena adanya kemurahan hati.
Satu kali kita berikan maka lain kali tidak kita berikan. Kita tidak memiliki kewajiban untuk
memberikan sesuatu karena alasan Cinta. Orang muda akan memberikan hadiah untuk
kekasihnya karena dengan alasan tersebut. Dalam hal ini tidak akan mungkin dikatakan
kekasih itu memiliki hak atas hadiah tersebut. Akan tetapi, jika kita memberikan sesuatu
dengan alasan keadilan maka kita mesti memberikannya. Majika mesti memberikan gaji yang
adil untuk karyawan. Apa yang dipinjamkan mesti dikembalikan untuk pemiliknya.
Karena itu didalam konteks keadilan yang dapat dipakai bahasa hak atau bahasa
kewajiban, tanpa mengubah artinya. Bila dikatakan orang A berhak mendapat benda X dari
orang B, kalimat yang dirumuskan dalam bahasa hak ini bisa diterjemahkan kedalam
bahasa kewajiban sebagai orang B wajib memberi benda X kepada orang A. Dari segi tata
bahasa, dua kalimat ini tiadk sama, tetapi dari segi etika artinya persisa sama, karena korelasi
antara hak dan kewajiban. Dalam mitologi Romawi dewi Justitia (keadilan) digambarkan
dengan memegang timbangan dalam tangan. Timbangan menunjuk kepada ciri kedua ini:
keadilan mesti dilaksanakan persis sesuai dengan bobot hak seseorang. Hal itu seolah-olah
dapat ditimbang.
Ketiga, keadilan menuntut persamaan (equality). Atas dasar keadilan, kita harus memberikan
kepad asetiap orang apa yang telah menjadi haknya, tanpa kecuali. Kalau majikan
memberikan gaji yang adil ekpada 3000 karyawannya, kecuali kepada satu orang, ia tidak
pantas disebut orang adil. Mungkin ada orang yang akan bertanya apakah artinya satu
dibanding tiga ribu. Tetapi jika ditinjau dari segi etika, perbedaan itu justru menjadi penentu.
Majikan itu baru dikatakan pantas disebut sebagai orang yang adil, jika ia berlaku adil kepad
semua orang. Dewi justitia yang memegang timbangan dalam tangannya, dalam mitologi
Romawi digambarkan ciri ketiga. Keadilan mesti dilaksanakan terhadap semua orang yang
tanpa melihat siapaorangnya.
c. Prinsip dan nilai keadilan pada sila ke-5 pancasila
Keadilan adalah salah satu tujuan negara republik Indonesia selaku negara hukum. Penegakan
keadilan akan membuat kehidupan manusia Indonesia, baik selaku pribadi, selaku anggota
masyarakat, maupun selaku warga negara menjadi aman,tentram,dan sejahtera. Upaya untuk
mencapai ke arah yang memerlukan Nilai keselarasan, keserasian, dan keseimbangan, yang
menyangkut hak dan kewajiban yang dimilikioleh seluruh warga negara indonesia tanpa
membedakan agama,suku,bahasa, dan status sosial ekonominya. Setiap warga negara
indonesia harus diperlakukan adil sesuai dengan hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
Nilai keadilan sosial mengamatkan bahwa semua warga negara mempunyai hak yang sama di
hadapan hukum. Keadilan tersebut haruslah dapat dirasakan oleh sebagian besar masyarakat
indonesia,bukan oleh segelintir golongan tertentu. Dengan sikap yang demikian maka
terciptanya aman, tentram dan sejahteraan. Nilai keadilan di bagi menjadi 3 yaitu:
1. Keadilan Distributif
Pengertian keadilan distributif adalah keadilan yang memberikan kepada masing-
masing terhadap apa yang menjadi hak pada suatu subjek hak yaitu individu. Keadilan
distributif adalah keadilan yang menilai dari proporsionalitas atau kesebandingan
berdasarkan jasa, kebutuhan, dan kecakapan. Contoh keadilan distributif adalah
karyawan yang telah bekerja selama 30 tahun, maka ia pantas mendapatkan kenaikan
jabatan atau pangkat.
2. Keadilan Legal
Pengertian keadilan legal adalah keadilan menurut undang- undang dimana objeknya
adalah masyarakat yang dilindungi UU untuk kebaikan bersama atau banum
commune. Contoh keadilan legal adalah Semua pengendara wajib menaati rambu-
rambu lalu lintas.
3. Keadilan Komulatif
keadilan yang memberikan kepada setiap orang,tanpa mengingat besar jasa-jasa yang
diberikan (dari kata commute :
mengganti,menukarkan,memindahkan).Contoh:Seorang ibu memberikan hadiah yang
sama kepada anak-anaknya tanpa memandang apa yang telah dilakukan anak-anaknya
pada sang ibu. keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia kalimat tersebut memiliki
makna yang sangat luas diantaranya :
Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Menghormati hak orang lain.
Tidak menggunakan hak milik usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang
lain.
Tidak menggunakan hak milik usaha-usaha yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
Tidak menggunakan hak- hak milik untuk hal-hal yang bertentangan dengan
kepentingan umum.
Suka bekerja keras
Menghargai hasil karya orang
d. Negara Kesehjahteraan
Kesehjahteraan Umum
Jika kesehjahteraan umum merupakan kondisi yang dibutuhkan oleh semua manusia,
tanpa terkecuali, maka perlu diusahakan agar semua orang, juga tanpa terkecuali, maka perlu
diusahakan agar semua orang, juga tanpa terkecuali, bisa mengambil keuntungandirinya
(Cloutier, 2009). Misalnya, jika kesempatan untuk memperoleh pendidikan itu dibutuhkan
oleh semua warga negara, maka pemerintah harus lebih dahulu memastikan semua warganya
mendapatkan kesempatan itu sbelum menyediakan pendidikan yang lebih baik yang hanya
bisa dijangkau oleh beberapa kelompok dalam masyarakat. Untuk mendukung dan
melengkapkan usaha masyarakat dalam membangun suatu kehidupan yang sejahtera, di mana
masyarakat dapat hidup dengan sebaik dan seadil mungkin, maka tujuan Negara adalah
penyelenggaraan kesehjahteraan umum.(Nell-Breuning, 1968)
Kesehjahteraan Sosial
Kesehjahteraan Sosial adlaah kedaan sosial yang memungkinkan bagi setiap warga
negara untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang bersifat jasmani, rohani, dan sosial
sesuai dengan harkat dan martabat manusia; dapat mengatasi berbagai masalah sosial yang
dihadapi sendiri, keluarga dan masyarakatnya; dan dapat mengembangkan potensi-potensi
dirinya, keluarga dan masyarakatnya untuk berkembang menjadi lebih baik.
Pengertian Kesehjahteraan Sosial serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya
menurut Compton (1980) adalah sebagai representasi tugas kelembagaan negara yang
bertanggungjawab untuk membantu individu dan lembaga-lembaga sosial lain untuk
mendorong tingkat kesehjahteraan baik individu maupun keluarga. Lembaga-lembaga
pelayanan sosial diciptakan untuk memelihara tingkat keberfungsian sosial individu dan
keluarga sehingga mereka memeliki kapasitas untuk mengatasi masalahnya sendiri. Definisi
ini secara khusus, menekankan aspek institusional (kelembagaan) negara sebagai pemain
utama kesehjahteraan sosial.
Menurut Suharto ( 2006) kesehjahteraan sosial juga termasuk sebagi suatu proses atau
usaha terencana yang dilakukan oleh perorangan, lembaga-lembaga sosial, masyarakat
maupun badan-badan pemerintah untuk meningkatkan kualitas kehidupan melalui pemberian
pelayanan sosial dan tunjangan sosial. Kesehjahteraan sosial, menandakan keadaan sejahtera
pada umumnya, yang meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah dan sosial dan bukan hanya
perbaikan dan pemberantasan keburukan sosial tertentu saja. Dengan demikian
kesehjahteraan sosial sebagaimana dikemukakan Suparlan dan Suud, 2006 merupakan suatu
keadaan dan kegiatan.
Permasalahan kesehjahteraan sosial yang berkembang dewasa ini menunjukan bahwa ada
warga negara yang belum terpenuhi hak atas kepenuhan dasarnya secara layak karena belum
memperoleh pelayanan sosial dari negara. Akibatnya, masih ada warga negara yang
mengalami hambatan pelaksanaan fungsi sosial sehingga tidak dapat menjalani kehidupan
secara layak dan bermatabat. Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan kewajiban bernegara untuk memelihara fakir miskin
dan anak terlantar. Bagi fakir miskin dan anak terlantar seperti yang dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indoesia Tahun 1945, Pemerintah dan pemerintah
daerah memberikan rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan
perlindungan sosial sebagai perwujudan pelaksanaan kewajiban negara dalam menjamin
terpenuhinya hak atas kebutuhan dasar warga negara yang miskin dan tidak mampu.
Ketiga tokoh itu, pada akhirnya menempuh jalan politik berbeda, memiliki gagasan sama
dalam membangun negara kesehjahteraan. Tujuan pokok negara kesehjahteran, antara lain :
1) Mengontrol dan mendayagunakan sumber daya sosial ekonomi untuk kepentingan publik;
2) menjamin distribusi kekayaan secara adil dan merata; 3) Mengurangi kemiskinan; 4)
Menyediakan asuransi sosial (pendidikan, kesehatan) bagi masyarakat miskin; 5)
Menyediakan subsidi untuk layanan sosial dasar bagi disadvantaged people; 6) Memberi
proteksi sosial bagi tiap warga.
Keluarga yang sihat merupakan tunggak penting dalam melahirkan individu dan
komuniti sejahtera. Kesejahteraan individu secara psikologi, mental dan fizikal boleh
membantu membina komuniti yang makmur dari segi sosial, ekonomi dan kesejahteraan
ekologi manusia. Berdasarkan kajian literatur,makalah ini mengulas kepetingan tahap
kesihatan keluarga dalam membentuk komuniti yang sejahtera. Kesejahteraan dalam
keluarga bermakna setiap unit dalam keluarga bebas daripada gejala sosial, bebas
daripada cerai-berai, bebas membuat keputusan yang positif dan bebas dalam mencari
nafkah untuk kesejahteraan keluarga. Bagi mencapai semua matlamat dalam
kesejahteraan keluarga, kesihatan dalaman dan luaran adalah penting bagi membolehkan
seseorang individu melaksanakan aktiviti harian dengan baik. Tahap kesihatan
merupakan faktor penting dan masyarakat harus memberi keutamaan dalam penjagaan
kesihatan yang boleh membantu kesejahteraan dan keseimbangan sesebuah komuniti.
Komuniti yang sihat sepenuhnya akan menghasilkan sebuah negara yang produktif serta
melahirkan individu yang berada dalam keadaan tenang secara fizikal, psikologi dan
mental. Hanya dengan keadaan sebeginilah komuniti akan berada dalam harmoni,
tenang
.Negara pancasila adalah 'final' (harga mati) kalau negara Pancasila itu diubah, diganti,
negara ini akan pecah," kata Tito dalam Seminar dan Lokakarya "Indonesia di Persimpangan
Negara Pancasila dan Negara Agama. Dia mengatakan demokrasi Pancasila yang dicetuskan
para pendahulu tidak boleh redup melainkan melekat bagi setiap warga Indonesia. Tito
mengatakan para pendahulu seperti Presiden RI pertama Soekarno memahami konsep
kebinekaan dan perbedaan dapat menjadi faktor pemecah jika tidak diikat dalam satu
kesatuan bangsa Indonesia.
Sebagai negara Pancasila, Indonesia yang merupakan bangsa majemuk tumbuh satu kesatuan
sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jika Indonesia tidak menjadi Negara Pancasila
maka perpecahan akan terjadi, misalnya Indonesia menjadi negara agama.
Karena Indonesia adalah negara Pancasila bearti negara Indonesia adalah negara
berkebangsaan dan negara berkebangsaan adalah negara yang seturut dengan ketuhanan yaitu
Tuhan Yang Maha Esa sehingga negara Indonesia yang disebut sebagai negara kebansaan.
setiap individu memiliki harkat dan martabat serta hak untuk mendapatkan suatu tindakan
keadilan, sehingga individu-individu itu mendapatkan kesejahteraan secara individu,social
maupun secara umum.
BAB III
PENUTUP
Kesimpilan
Saran
Dari pembahasan diatas diharapkan dapat membantu dan memahami pembaca. Hanya saja
apabila susunan yang terdapat belum baik dikarenakan waktu yang terbatas, atas segalanya
kami mengucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Keadilan
https://id.wikipedia.org/wiki/Negara_kesejahteraan
Buku pancasila
https://www.academia.edu/10027360/keadilan_dalam_prespektif_pancasila_dan_uud_1945
http://ueu5483.weblog.esaunggul.ac.id/2016/05/25/a-makna-dan-aktualisasi-sila-keadilan-
sosial-bagi-seluruh-rakyat-indonesia-dalam-pembangunan-bidang-politik-ekonomi-sosial-
budaya-dan-hankam/
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/17/04/08/oo31qz354-kapolri-negara-
pancasila-adalah-final