PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ilmu geologi dikenal beberapa cabang ilmu, salah satunya adalah
Kalimantan timur. Secara geomorfologi pada daerah ini terdapat perbukitan dan
struktur mayornya, sesar turun sebagai sesar penyerta, sehingga analisis kestabilan
satu hal penting dalam pertambangan karena proses penggalian dan pengangkutan
untuk mendapatkan sumber daya alam, semakin lebar dan dalam tambang terbuka
tersebut dilakukan penggalian, maka tentunya akan semakin besar risiko yang
akan muncul atau semakin meningkatkan ketidakpastian pada faktor - faktor yang
Longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan,
kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng. Lereng adalah bagian dari
permukaan bumi yang berbentuk miring sedangkan kestabilan lereng merupakan
Fellenius, yang mana metode ini pertama kali dikemukakan oleh Fellenius pada
suatu blok tanah pada permukaan tanah longsor berbentuk lingkaran dengan (O)
sebagai titk pusat. Metode ini juga menganggap bahwa gaya normal (P) bekerja
ditengah-tengah slice dimana resultan gaya pada setiap irisan adalah sama dengan
tersebut di atas, maka penelitian tentang kestabilan lereng menjadi sangat penting
kita bisa melakukan berbagai macam cara pencegahan sebelum gerakan tanah
menjadi bencana yang tidak kita harapkan, untuk itu penulis melakukan penelitian
penelitian?
penelitian?
penelitian?
C. Tujuan Penelitian
2. Untuk menentukan pengaruh sifat fisik mekanika tanah dan batuan daerah
penelitian.
penelitian.
penelitian.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi keilmuan
daerah penelitian.
penelitian.
penelitian.
Sebagai acuan dalam menentukan lokasi yang aman dari gerakan tanah
3. Bagi penulis
A. Geomorfologi Regional
bagian utara dibatasi oleh cekungan marginal Laut China Selatan, di bagian timur
oleh selat Makassar dan di bagian selatan oleh Laut Jawa. Tinggian Meratus di
Asem-asem. Cekungan Barito dan Cekungan Kutai dibatasi oleh Adang flexure
(Bachtiar, 2006).
B. Stratigrafi Regional
masif dan pada bagian atas kembali berulang menjadi perselingan batugamping,
tengah dan menutupi secara selaras Formasi Tanjung yang terletak di bagian
bawahnya. Kedua Formasi Berai, dan Tanjung memiliki ketebalan 1100 m pada
dekat Tanjung.
3. Formasi Warukin (Miosen Bawah Miosen Tengah)
tidak selaras oleh Formasi Dahor. Sebagian besar sudah tersingkap, terutama
Kambitin telah tererosi. Hanya di sebelah selatan Tanjung yang masih dibawah
permukaan. Formasi ini terbagi atas dua anggota, yaitu Warukin bagian bawah
(anggota klastik), dan Warukin bagian atas (anggota batubara). Kedua anggota
dengan sisipan tipis batupasir, dan batugamping tipis di bagian bawah, sedangkan
Batubaranya mempunyai ketebalan tidak lebih dari 5 m., sedangkan batupasir bias
batulempung dengan sisipan batubara. Tebal lapisan batubara mencapai lebih dari
konglomerat, dan serpih yang diendapkan dalam lingkungan litoral supra litoral.
C. Struktur Regional
III. METODE PENELITIAN
23
B. Jenis Penelitian
lemah, pemboran inti dan pembuatan sumuran untuk memperoleh data geologi,
penyebaran batuan dan untuk mendapatkan contoh tanah serta pengamatan dengan
berupa pengujian triaksial, pengujian geser langsung, pengujian kuat tekan uniaksial,
percobaan untuk menentukan berat isi, kadar air dan berat jenis dari contoh tanah yang
didapat dilapangan.
1. Data primer
hasil analisis laboratorium. Data lapangan berupa data litologi, foliasi, arah
penggambaran dan arah foto serta sketsa dan foto, sedangkan hasil analisis
2. Data sekunder
E. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Data primer
litologi, foliasi, arah penggambaran dan arah foto serta sketsa dan foto, sedangkan
hasil analisis laboratorium berupa tekstur dan himpunan mineral batuan metamorf.
b. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari peta geologi regional daerah penelitian dan
yang akan dianalisis terlebih dahulu disayat dengan ketebalan 0,03 mm dan 0,05
4. Hasil
diperoleh hasil yaitu tekstur dan himpunan mineral batuan metamorf pada daerah
penelitian. Dari data ini dapat ditentukan fasies metamorfisme yang terbentuk
pada daerah penelitian dan tipe metamorfisme daerah penelitian dengan melihat
Data Lapangan
Data Laboratorium
1. Pengujian triaksial.
2. Pengujian geser langsung.
3. Pengujian kuat tekan uniaksial.
4. Percobaan untuk menentukan berat isi,
kadar air dan berat jenis dari contoh
tanah yang didapat dilapangan.
Analisis Data Menggunakan metode Hoek dan Bray
1. Kestabilan lereng
Hasil 2. Jenis longsoran
G. Jadwal Penelitian