Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Remaja berada dalam masa transisi/peralihan dari masa kanak-kanak


untuk menjadi dewasa. Secara fisik, remaja dapat dikatakan sudah matang tetapi
secara psikis/kejiwaan belum matang. Beberapa sifat remaja yang menyebabkan
tingginya resiko antara lain: rasa keingintahuan yang besar tetapi kurang
mempertimbangkan akibat dan suka mencoba hal-hal baru untuk mencari jati
diri.

Bila tidak diberikan informasi/pelayanan remaja yang tepat dan benar,


maka perilaku remaja sering mengarah kepada perilaku yang beresiko, seperti:
penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya),
perilaku yang menyebabkan mudah terkena infeksi HIV/AIDS, Infeksi menular
seksual (IMS), masalah gizi (anemia/kurang darah, kurang energi kronik (KEK),
obesitas/kegemukan) dan perilaku seksual yang tidak sesuai dengan norma-
norma yang berlaku.

Sejak tahun 2003, model pelayanan kesehatan yang ditujukan dan dapat
dijangkau remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka,
menghargai remaja, menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan
kesehatannya, serta efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan dan selera
remaja diperkenalkan dengan sebutan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR) (Depkes RI, 2008).

Menurut hasil survey yang dilakukan sebuah lembaga di tahun 2008,


diperoleh data sekitar 63% remaja mengaku sudah melakukan hubungan seks
bebas (berzina) sebelum nikah. Responden survey meliputi remaja SMP dan
SMA di 33 provinsi di Indonesia. Tiga tahun sebelumnya (2005), sebuah survey
yang diselenggarakan sebuah perusahaan kondom, mengungkapkan data sekitar
40-45% remaja berusia antar 14-24 tahun menyatakan bahwa mereka telah
berhubungan seks bebas (berzina) di luar pernikahan. Survey tersebut

1
dilaksanakan di hampir semua kota besar di Indonesia dari Sabang sampai
Merauke.

1.2. TUJUAN
1.2.1. Membantu memetakan masalah kesehatan remaja.
1.2.2. Membantu menyelesaikan masalah kesehatan remaja.

BAB II
VISI DAN MISI
2.1. VISI
Visi Puskesmas Tanjung Karang adalah: Terwujudnya Puskesmas dengan
pelayanan berkualitas menuju Mataram Sehat.

2.2. MISI
Demi terwujudnya visi Puskesmas Tanjung Karang, maka diperlukan adanya
misi-misi sebagai berikut:

2
1. Mewujudkan petugas yang berkualitas dan profesional untuk mendukung
kualitas pelayanan puskesmas melalui upaya pemberdayaan tenaga dan
peningkatan kompetensi petugas.
2. Mewujudkan pelayanan yang berkualitas pada pelaksanaan program pokok
Puskesmas dengan prioritas pada program kunci Puskesmas (Promosi
Kesehatan, Pencegahan-Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak, Pelayanan Gizi Masyarakat,
Penyediaan Obat dan perbekalan Kesehatan, Pelayanan Rawat Inap) melalui
upaya bimbingan program, pengawasan, pengendalian.
3. Mewujudkan pelayanan berkualitas melalui mekanisme perencanaan,
pencatatan dan pelaporan Puskesmas yang juga berkualitas.

3
BAB III
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

3.1. Keadaan Geografis


Puskesmas Tanjung Karang merupakan salah satu Puskesmas yang
terdapat di wilayah Kota Mataram. Puskesmas Tanjung Karang berada di
Kecamatan Ampenan dengan luas wilayah kerjanya 746 km 2 , yang berbatasan
dengan :
Sebelah Utara berbatasan dengan kelurahan Ampenan Tengah, wilayah
kerja Puskesmas Ampenan.
Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Mataram, wilayah kerja
Puskesmas Pagesangan.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan karang Pule, wilayah kerja
Puskesmas Karang Pule.
Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Lombok.
Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang pada Tahun 2010 menggunakan
6 Kelurahan sebagai dasar analisa yaitu, Kelurahan Ampenan Selatan, Taman
Sari, Banjar, Tanjung Karang Permai, Kekalek Jaya dan Tanjung Karang.
Dengan jumlah penduduk dan kepadatan masing-masing Kelurahan pada tahun
2010 adalah sebagai berikut :
NAMA KELURAHAN JUMLAH PENDUDUK (JIWA)
Karang Jaya 9.823
Tanjung Karang Permai 8.598
Tanjung Karang 5.306
Ampenan Selatan 11.437
Taman Sari 5.875
Banjar 6.088
JUMLAH 47.127

4
3.2. Sumber Daya Kesehatan
Puskesmas Tanjung Karang mempunyai tenaga sebanyak 60 orang pada
tahun 2010. Sebanyak 45 orang (75%) merupakan tenaga PNS, dan 15 orang
(25%) non PNS. Dari 60 orang tenaga yang ada, sebanyak 50 orang (83.3%)
merupakan tenaga medis, dan selebihnya sebanyak 10 orang (16.7%) merupakan
tenaga non-medik. Tenaga medik yang dimaksud meliputi tenaga Dokter Umum
sebanyak 3 orang, Dokter Gigi sebanyak 1 orang, tenaga paramedik perawatan
(perawat, perawat gigi, dan bidan), tenaga medis non perawatan. Pada sisi
kuantitas, tenaga relatif cukup bahkan mungkin lebih, namun dari sisi kualitas
masih perlu dianalisa lebih lanjut.
Berikut gambaran penyebaran tenaga Puskesmas Tanjung Karang dalam
bentuk tabel:
No Jenis Tenaga * PNS Non PNS WISN Jumlah
1. Medik
- Dokter Umum 3 - 3 3
- Dokter Gigi 1 - 1 1
2. Sarjana Kesehatan
- S. Kep. Ners - 1 - 1
- S. Kep 1 - - 1
- D4 Kebidanan 2 - - 2
- Sarjana Teknik Ling 1 1 - 2
- SKM - - - -
3. Paramedik Perawatan
- Akper 11 3 8 14
- SPK 2 1 - 3
- Akbid 4 3 7 7
- Bidan 2 - - 2
- D3 Perawat Gigi 1 - 3 1
- SPRG 2 - - 2
4.. Paramedik Non Perawatan
- AKL/APK 2 1 3 3
- AAK 3 - 2 3
- AKZI 1 - 4 1
- D3 Farmasi - - - -
- SPAG 1 - - 2
- SPPH - - - -
- SMF/SAA 2 - 2 2
- Pekarya Kesehatan 1 - - 1
5. Non Medik
- Sarjana (S1) 2 - - 2
- Sarjana Muda (DIII) 1 - - 1
- SMU 2 3 - 5

5
No Jenis Tenaga * PNS Non PNS WISN Jumlah
- SMP - 1 - 1
- SD - 1 - 1
Jumlah 45 15 - 60

3.3. Upaya Kesehatan Di Puskesmas


Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas,
yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas
bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan
nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan
tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni:

1. Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan


berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai
daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya
kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada
di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:

a. Upaya Promosi Kesehatan


b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
d. Upaya Perbaikan Gizi
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya Pengobatan
2. Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang


ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya
kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok
puskesmas yang telah ada, yakni:

a. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

6
b. Upaya Kesehatan Sekolah
c. Upaya Kesehatan Olah Raga
d. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
e. Upaya Kesehatan Penyakit Tidak Menular (PTM)
f. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (PERKESMAS)
g. Upaya Kesehatan Remaja
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat


upaya inovasi, yakni upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas
yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya
inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas.

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh


puskesmas bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan
mempertimbangkan masukan dari BPP. Upaya kesehatan pengembangan
dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara
optimal, dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah
tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dalam keadaan tertentu,
upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai
penugasan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Apabila puskesmas
belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan, padahal
menjadi kebutuhan masyarakat, maka Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
bertanggunjawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit
fungsional lainnya.

3.4. Poli Remaja

7
Poli remaja di puskesmas Tanjung karang di bentuk tahun 2014 akan
tetapi kegiatan dan program telah terlaksana sejak tahun 2012 bekerjasama
dengan lintas program yang ada di puskesmas.

ALUR PELAYANAN KESEHATAN REMAJA

Pasien datang

PasienBaru Pasien Lama

Menunjukan: Menunjukan:

- Kartuaskes - Kartuaskes
- KartuJamkesm - KartuJamkesm
as/ BPJS as/ BPJS
- Informasiidenti - KartuBerkunju
tas ng

Diberikan Medical
Report/ MR

Dibuatkan Medical
Report/ dicarikan MR 8
- Dibuatkan Medical Report/
dicarikanMR
- DiberikaninformasiMacam
-macampelayanan yang
akandiberikan
- Mencatat no register di
loket
- Membayar
( Apabilapasienumum)

Pasienmenujupelayanan yang
ingin di tujukan

Adapun program yang telah di laksanakan selama 2 (dua) tahun ini


POLI KESEHATAN
adalah penyuluhan kespro, pembentukan kelas remaja, penjaringan kesehatan
REMAJA
di sekolah, road show kespro di kos-kosan, pembentukan FGD, pertemuan
TOMA,TOGA,TOREM lintas sektoral.
3.4.1. Jumlah Remaja di Wilayah Kerja Puskesmas
a. Jumlah Anak Sekolah Di Wilayah Kerja
data jumlah siswa smp/sltp/mts di wilayah kerja puskemas tanjung karang

tahun 2013

NO. NAMA SEKOLAH KELAS 1 KELAS 2 KELAS 3

Jml. Siswa Jml. Jml. Siswa Jml. Jml. Siswa Jml.


Kelas Kelas Kelas
L P L P L P
1.
SMP 11 MATARAM 118 86 6 122 107 6 83 90 5

2.
SLTP ALETHEA 24 13 2 24 13 2 16 21 2

9
3.
SLTP ATONIUS 15 7 1 20 14 2 16 16 2

4.
SMP 18 MATARAM 30 39 3 19 18 1 16 20 2

5.
MTs RAODATUL 13 12 1 7 7 1 7 9 1
ULUM

6.
MTs NURUL 26 9 2 27 24 2 24 15 2
JANNAH

7.
MTs ISLAMIYAH AL- 13 16 1 8 9 1 9 12 1
INTISHOR

TOTAL 239 182 16 217 192 15 171 183 15

421 409 354

Data Jumlah Siswa Sma/Ma Di Wilayah Kerja Puskemas

Tanjung Karang Tahun 2013

NO. NAMA SEKOLAH KELAS 1 KELAS 2 KELAS 3

Jml. Siswa Jml. Jml. Siswa Jml. Jml. Siswa Jml.

L P Kelas L P Kelas L P Kelas


1.
SMA 2 MATARAM 263 229 12 307 292 14 253 342 14

2.
SMA TRISAKTI 18 5 1 32 9 1 44 19 2

3.
SMA HANGTUAH 21 19 2 23 19 2 30 26 3

4.
MA ISLAMIYAH AL- 4 13 1 8 8 1 12 13 1

INTISHOR

TOTAL 306 226 16 370 328 18 339 400 20

10
572 698 739

b. Jumlah Remaja Dari Kelurahan

Usia Pria Usia Wanita Tingkat Pendidikan


NAMA
10-14 TH 15-19 TH 10-14 TH 15-19 TH Tdk Sekolah SD SMP SMA
Tanjung Karang 701 - - - - 639 62 -
Tanjung Karang Permai 985 - - - - 985 - -
Karang Jaya 3212 - - - - 1395 1639 -
Banjar 1602 542 1848 2303 1858 -
Taman Sari 1124 505 - - 1637 1238 2923 -
Ampenan Selatan 1488 685 - - 2252 2060 3371 -
Jumlah 9112 1732 - - 5737 8620 9853 -
Jumlah Remaja dan Tingkat Pendidikan Remaja di Wilayah
Kerja Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2013

Diagram berdasarkan Tingkat Pendidikan

11
Diagram berdasarkan Jenis kelamin Laki-laki dan Umur

Diagram berdasarkan Jenis kelamin Perempuan dan Umur

12
c. Jumlah Remaja Panti Asuhan

Data Panti Asuhan Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung


Karang Tahun 2013

Usia Pria Usia Wanita


NAMA Tdk Sekolah SD SMP SMA
10-14 TH 15-19 TH 10-14 TH 15-19 TH
Panti Asuhan 26 38 - 4 - 10 31 27
Al-Hidayah
Panti Asuhan 11 35 9 57 - - 46 66
Al-Ikhlas
Panti Asuhan 47 43 20 15 - - 67 58
Al-Inthisor
Panti Asuhan 9 13 - - - - - -
Al-Nurul Jannah
Jumlah 93 133 29 76 - 10 144 151

Diagram Berdasarkan Tingkat Pendidikan

13
Diagram Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-Laki Dan Umur

Diagram Berdasarkan Jenis Kelamin Perempuan Dan Umur

14
3.4.2. Kegiatan Yang Pernah Di Laksanakan
1. Kegiatan kespro di Puskesmas Tanjung Karang 2012
A. Kegiatan Dalam Gedung
Dari januari-Desember jumlah kunjungan berdasarkan Usia
dan jenis kelamin:

UMUR JENIS KELAMIN

LAKI-LAKI PEREMPUAN

10 14 TAHUN 818 873

15 19 TAHUN 752 1.352

Berdasarkan jenis kasus :

JENIS KASUS JUMLAH

Anemia 36

15
Hamil <20 tahun 120

Persalinan <20 tahun 130

IMS 2

ISR -

KTD 13

B. Kegiatan luar gedung untuk kesehatan reproduksi dilakukan di


beberapa tempat dengan uraian sbb:
Penyuluhan kespro dilakukan di sekolah-sekolah SMP dan
SMA di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang dengan
jumah 6 SMP dan 5 SMA.

NO TANGGAL TEMPAT PELAKSANAAN MATERI


PELAKSANAAN

1. 7,9,14 dan 16 SMP 11, SMP 18, SMP Perkembangan organ reproduksi,
Maret 2012 Alethea, Mts Al Inthisor cara menjaga kesehatan organ
dan SMP reproduksi

2. 26 April 2012 MA Al Intishor (35 siswa) Perkembangan organ repsroduksi,


cara menjaga kesehatan organ
reproduksi, penyakit menular
seksual, dan NAPZA

3. 27 April 2012 SMA 2 Mataram (24 sda


siswa)

4. 28 April 2012 SMA Hang Tuah (43 sda


siswa)

5. 30 April 2012 MA Nurul Jannah (39 sda


siswa)

Pembentukan kelas remaja di 2 kelurahan yaitu: kelurahan


kekalik jaya (2 kelas remaja) dan di kelurahan Ampenan
Selatan (1 kelas remaja) dengan jumlah peserta masing-

16
masing kelas remaja berjumlah 10 orang dengan karakteristik
peserta ada yang putus sekolah dan ada juga yang masih
bersetatus pelajar dengan usia berkisar antara 15-19 tahun.

NO WAKTU TEMPAT MATERI


PELAKSANAAN PELAKSANAAN

1. 1 Mei 2012 Kelurahan Kekalik Jaya 1. Pengenala organ reproduksi,


(10 peserta) siklus menstruasi, siklus
reproduksi, dan menopause.
2. Perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS)

2. 4 Mei 2012 Sda 1. Kehamilan, proses kehamilan


dan tanda bahaya kehamilan
2. Persalinan, proses persalinan,
IMD, ASI ekslusif dan imunisasi

3. 8 Mei 2012 Sda 1. Infeksi Menular Seksual (IMS)


2. Narkoba )NAPZA)

4. 11 Mei 2012 Sda 1. Solusi remaja tentang kespro


2. Kespro ditinjau dari sudut
pandang Islam

5. 5 Juni 2012 1. Solusi untuk kespro


2. Kespro ditinjau dari sudut
pandang islam

6. 8 Juni 2012 Sda 1. Pengenalan organ reproduksi,


siklus menstruasi, siklus
reproduksi dan menopause
2. Perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS)

7. 12 Juni 2012 Sda 1. Kehamilan, proses kehamilan


dan tanda bahaya pada
kehamilan
2. Persalinan, proses persalinan,
IMD dan ASI ekslusif dan
imunisasi

8. 15 Juni 2012 Sda 1. Infeksi menular seksual (IMS)


2. Narkoba (NAPZA)

17
Adapun kegiatan kelas remaja dibagi dalam 4 kali pertemuan
dengan materi yang berbeda:
- Pertemuan I : tentang Kehamilan, persalinan, KB, dan
menopause (Bidan).
- Pertemuan II : PHBS (promkes)
- Pertemuan III : IMS dan Narkoba (Dokter)
- Pertemuan IV : psikologi remaja terhadap permasalahan
yang dihadapi oleh remaja dan kesehatan reproduksi dilihat
dari sudut pandang islam. (psikolog dan Ustadz)

Penjaringan

NO WAKTU TEMPAT HASIL


PELAKSANAAN PELAKSANAAN

1. 1,2,3 dan 5 SMA 2 Mataram Dari 158 siswa, 75% berstatus gizi
November 2012 normal, 6% gemuk, 11% kurus, 3% kurus
sekali, 4% obesitas, 73,4% tajam
penglihatan normal, 20,5% tidak
normal, 18,9% terdapa serumen, 0%
dengan otitis media, 100% pendengaran
normal, 0% tuli, 22% gigi berlubang,
100% dengan ganguan mental, 45,5%
dengan masalah kesehatan reproduksi

2. 9 November 2012 Mts Nurul Jannah Dari 45 siswa, 91% berstatus gizi normal;
0% gemuk; 2,2% kurus; 6,6% kurus
sekali; 2,2% obesitas; 95,5% tajam
penglihatan normal; 4,4% tidak normal;
11,1% terdapat serumen; 0% dengan
otitis media,; 100% dengan
pendengaran normal; 0% tuli; 13,3% gigi
berlubang dan 0% dengan masalah
kesehatan reproduksi

Pertemuan dengan pengelola kos-kosan dengan memberikan


informasi tentang kesehatan reproduksi remaja pada pemilik
kos-kosan di kelurahan kekalik Jaya. Dari hasil pertemuan ini
juga disepakati akan dilakukan kegiatan road show berkala

NO WAKTU TEMPAT MATERI


PELAKSANAAN PELAKSANAAN

1. 22 Oktober 2012 Kelurahan Kekalik Pengertian Kespro, masalah Kespro dan

18
Jaya (15 pemilik kos) penanggulangan masalah Kespro

2. 23, 25, 29 dan 30 Kepala Lingkungan di Kehamilan tidak


Oktober 2012 lokasi kos-kosan diinginkan,perkembangan organ
reproduksi, cara menjaga kesehtan
organ reproduksi dan penyakit menular
seksual.

Kegiatan Road show tentang kesehatan reproduksi di kos-


kosan sebagai tindak lanjut dari pemberian informasi
kesehatan reproduksi remaja di kos-kosan di kelurahan
Kekalik Jaya. Kegiatan roadshow baru dilaksanakan di kos-
kosan Almanda lingkungan kekalik jaya. Pemilihan kos-kosan
ini dengan pertimbangan wilayah kos-kosan yang luas dengan
penghuni kos-kosan terbanyak di wilayah kekalik.

2. Data Kegiatan Kespro di Puskesmas Tanjung Karang 2013.


A. Kegiatan Dalam Gedung
Dari januari-Desember jumlah kunjungan berdasarkan Usia
dan jenis kelamin:

USIA JENIS KELAMIN

LAKI-LAKI PEREMPUAN

10 14 45 55
TAHUN

15 19 1090 1420
TAHUN

Berdasarkan jenis kasus

JENIS KASUS JUMLAH

Anemia 13

Gangguan haid 11

KTD 6

19
Persalinan remaja 75

Abortus 3

IMS 4

ISR 26

Dokumentasi kegiatan Foccus Group Discussion


a. Dengan mengundang 5 SMA dan 6 SMP yang ada di
wilayah tanjung karang

NO WAKTU PESERTA TEMPAT KEGIATAN


PELAKSANAAN
SMAN 2 Mataram
1. 3 September 2013 SMA Tri Sakti PUSKESMAS Tanjung
SMA Hang Tuah Karang
MA. Nurul Jannah
MA. Al-Intishor

SMPK Alethea
2. 6 September 2013 SMPN 11 Mataram Sda
SMPN 18 Mataram
SMPK ST. Antonius
MTS Riadul Ulum
MTS Nurul Jannah

b. Hasil FGD :
Tingkat SMA :
- masalah Eksternal : pengawasan kurang dari pihak
sekolah, teknologi karena pengaruh jaman, dan
pengawasan orang tua yang kurang
- masalah internal : iman kurang, ego, rasa ingin tau,
tidak ada batasan halal dan haram, tidak ada rasa
malu dan moral kurang.
- masalah Eksternal dan Internal merupakan ha yang
biasa dianggap biasa budaya dan permintaan dari
pasangan

20
Pemecahan masalah : tingkatkan keimanan,
batasi diri dengan teknologi, bisa
mengendalikan ego, berpacaran yang sehat dan
memilih pergaulan yang baik.

Tingkat SMP
- Faktor Eksternal : pergaulan bebas, lingkungan,
kurang perhtian dari ortu, teknologi.
- Faktor internal : Nafsu, sifat tertutup, suka sama
suka dan iman kurang.
- Faktor eksternal dan internal : suka sama suka.
Pemecahan masalah : Menjaga pergaulan, orang
tua lebih perhatian pada anaknya, membatasi
diri dari teknologi, terbuka jika ada masalah,
dan tingkatkan keimanan.
B. Kegiatan diluar gedung
Penjaringan siswa

NO WAKTU TEMPAT HASIL


PELAKSAAN PELAKSANAAN

1. 18 September SMP Alethea (36 Dari 36 siswa 61 % berstatus gizi


2013 siswa) normal, 14 % gemuk, 1% kurus,
22% obesitas, 83% tajam
penglihatan normal, 17 % tidak
normal, 28% terdapat serumen,
8% gigi berlubang, 0% dengan
masalah kesehatan reproduksi

2. 20 dan 27 SMP 11 Mataram Dari 181 siswa 64 % berstatus gizi


September 2013 (181 siswa) normal, 16 % gemuk, 15% kurus,
2% kurus sekali, 1% obesitas, 95%
tajam penglihatan normal, 5 %
tidak normal, 51% terdapat
serumen, 35% gigi berlubang, 2%
dengan masalah kesehatan
reproduksi

21
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi

NO WAKTU TEMPAT PELAKSANAAN MATERI


PELAKSANAAN
27 Mei 2013 SMA 2 Ampenan (17 siswa)
1. 28 Mei 2013 SMA Tri Sakti (30 Siswa) Kesehatan reproduksi
29 Mei 2013 SMA Hang Tuah (30 siswa) remaja
30 Mei 2013 MA. Al Intishor (16 siswa)
31 Mei 2013 MA. Nurul Jannah (30
siswa)

3 Agustus 2013 Kec. Sekarbela (25 orang)


2. 16 Agustus 2013 Kel. Kekalik Jaya (12 orang) Penyuluhan tentang IMS,
19 Agustus 2013 Kec. Ampenan (19 orang) Narkoba, dan HIV-AIDS
20 agustus 2013 Lingk. Sintung (20 orang) (wilayah perkantoran)

21 Agustus 2013 Lingk. Tangsi (21 orang


22 Agustus 2013 Ling. Kekalik Timur (25
3. 26 Agustus 2013 orang) Sda
27 Agustus 2013 Lingk. Kekalik Kijang (20
28 Agustus 2013 orang)
Lingk. BTR Selatan (30
29 Agustus 2013 orang)
Lingk. Selaparang (30
orang)
Lingk. Banjar (20 orang)

13 Agustus 2013 Kel. Ampenan selatan (19


4. 14 Agustus 2013 orang) Sda
15 Agustus 2013 Kel. Tanjung Karang (17
24 Agustus 2013 orang)
Kel. Banjar (20 orang)
31 Agustus 2013 Kel. Taman Sari (21 orang)

Kel. Tj.Karang permai (24


orang)

26 September Akbid Bakti Kencana


5. 2013 Penyuluhan tentang IMS,
Narkoba, dan HIV-AIDS

22
Pembentukan 1 kelas remaja di kelurahan kekalik jaya.

NO WAKTU TEMPAT PELAKSANAAN MATERI


PELAKSAAN
22 Juni 2013
1. 29 Juni 2013 Kantor lurah Kekalik Jaya fungsi organ reproduksi
manusia, HIV-AIDS serta
infeksi menular seksual,
peserta kelas remaja
sangat antusias dan tinggi
rasa ingin tahu akan
kesehatan reproduksi
manusia

3. Data Kegiatan Poli Remaja Lintas Sektoral Tahun 2014


a. Hasil Kesepakatan Dari 2 Pertemuan Lintas Sektor Di 2
Kecamatan Tahun 2014
1. Kecamatan Sekarbela
Tanggal : 21 Mei 2014
Tempat : Aula Kecamatan
Dihadiri oleh : Tokoh masyarakat, Tokoh Agama,
Lintas Sektoral (camat, lurah), BKKBN, Dinas Kesehatan
dan petugas dari puskesmas.
a. Diharapkan agar lebih banyak mensosialisasikan
tentang kesehatan reproduksi remaja di masing-
masing lungkungan
b. Diusulkan untuk menyelenggarakan kegiatan
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di tiap-
tiap sekolah oleh guru
c. Diharapkan dapat menjalin kerjasama dengan instansi
terkait seperti BKKBN
d. Diharapkan dapat mengadakan pelatihan bagi tenaga
pengajar di sekolah dari BKKBN tentang kesehatan
reproduksi remaja
e. Diusulkan agar jejaring diperluas sehingga informasi
tentang kesehatan reproduksi remaja tersebar merata

23
f. Diharapkan agar penyebaran informasi tentang
kesehatan reproduksi remaja diperbanyak, baik dari
kegiatan penyuluhan-penyuluhan maupun dari buku-
buku dan pamflet yang disebarkan
2. Kecamatan Ampenan
Tempat : 26 Mei 2014
Tanggal : Aula Kecamatan
Dihadiri oleh : Tokoh masyarakat, Tokoh Agama,
Lintas Sektoral (camat, lurah), BKKBN, Dinas Kesehatan
dan petugas dari puskesmas
a. Diharapkan agar pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi remaja diperbanyak, tidak hanya diperoleh
dari kegiatan kelas remaja melainkan juga dapat
diperoleh dari ibu-ibu PKK yang telah mendapat
pelatihan
b. Diusulkan agar dapat bekerjasama dengan Pemerintah
Daerah dalam rangka meningkatkan pengawasan
terhadap kegiatan para remaja, salah satu diantaranya
Pemerintah Daerah membuat aturan tertulis pada
tempat-tempat rekreasi yang sudah dibuat (seperti:jam
berkunjung)
c. Diharapkan dapat menyamakan persepsi batasan usia
menikah antara Dinas Kesehatan dan dari pihak
Kantor Urusan Agama (KUA) setempat. Karena usia
menikah dari KUA minimal 16 tahun, sementara dari
segi kesehatan jika seorang wanita hamil dibawah
usia 20 tahun maka akan beresiko. Oleh karena itu
Dinas Kesehatan menetapkan usia 20 tahun sebagai
usia minimal untuk menikah.

BAB III
PEMBAHASAN

Dari kegiatan yang telah dilakukan oleh petugas Poli Remaja bekerjasama dengan
lintas program di wilayah puskesmas tanjung karang, ditemukan beberapa kasus sebagai
berikut:

24
JENIS KASUS JUMLAH

Anemia 13

Gangguan haid 11

KTD 6

Persalinan remaja <20 tahun 75

Abortus 3

IMS 4

ISR 26

Dari data diatas, diperoleh jumlah persalinan remaja <20 tahun sebanyak 75
kasus. Dibandingkan dengan kasus lain (anemia, gangguan haid, KTD, abortus, IMS,
dan ISR), persalinan remaja <20 tahun paling banyak terjadi di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Karang.
Dewasa ini, perkembangan arus informasi yang pesat banyak mempengaruhi
remaja. Salah satunya dalam hal gaya hidup. Remaja-remaja Indonesia sedikit demi
sedikit mulai mengadopsi budaya Barat dalam cara berpakaian, bertutur kata, maupun
pola pergaulan yang semakin bebas. Perilaku seks bebas yang sudah lazim di belahan
dunia Barat sudah mulai merebak di kalangan remaja Indonesia. Akibatnya, para remaja
putri semakin banyak yang hamil pada usia muda, yakni antara 13-19 tahun.
Kehamilan dini juga banyak terjadi di desa-desa. Hal itu dikarenakan kebiasaan
para masyarakat yang kurang terdidik (buta huruf, putus sekolah, miskin) untuk
menikah muda. Terkadang, masyarakat yang pola pikirnya masih tradisional ini
menganggap dengan menikahkan anak perempuannya secepat mungkin, mereka dapat
lepas tanggung jawab untuk menafkahi si anak tersebut, karena tanggung jawab tersebut
sudah beralih ke suaminya. Menikah muda juga jadi kebiasaan yang diwariskan secara
turun-temurun. Para orang tua berpikir, pengalaman mereka (dan para leluhur mereka)
menikah di usia muda juga baik untuk anak-anak mereka. Bahkan anak gadis yang
sudah berumur --yang seharusnya masih duduk di bangku sekolah menengah--yang
belum dapat jodoh bisa direndahkan masyarakat sekitarnya.
Data Survei Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2000 menunjukkan median umur
kehamilan pertama di Indonesia adalah 18 tahun, di mana sebanyak 46% perempuan

25
mengalami kehamilan pertama di bawah usia 20 tahun, di desa lebih tinggi (61%)
daripada di kota. Padahal hal itu sangatlah berbahaya. Remaja merupakan kelompok
dengan signifikansi tingkat komplikasi yang lebih tinggi selama kehamilan dan
persalinan.
Kehamilan pada remaja wanita berusia 20 tahun ke bawah memiliki risiko
komplikasi medis lebih besar daripada wanita dengan usia lebih dewasa karena panggul
belum berkembang dengan sempurna. Dua tahun setelah menstruasi yang pertama,
seorang anak wanita masih mungkin mencapai pertumbuhan panggul antara 2-9% dan
tinggi badan 1%. Kehamilan di usia dini bisa mengakibatkan komplikasi saat persalinan
akibat disproporsi antara ukuran kepala bayi dan panggul ibu (disproporsi sefalo-
pelvik). Selain itu alat reproduksi remaja juga belum siap sepenuhnya. Masalah-masalah
ini dapat mengakibatkan kesulitan sewaktu melahirkan bayi.
Di negara-negara yang sudah maju, biasanya problem ini diatasi dengan tindakan
bedah caesar. Namun, di negara berkembang di mana pelayanan kesehatan mungkin
tidak tersedia, hal ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang bisa
membahayakan nyawa si ibu dan bayinya.
Di negara kita, para remaja yang hamil biasanya terlambat bahkan tidak sama
sekali mendapatkan pelayanan pre-natal (sebelum kelahiran) yang cukup. Padahal,
pelayanan pre-natal sangat dibutuhkan untuk menjaga dan menunjang perkembangan
bayi yang baik selama dalam kandungan serta kesehatan daripada si ibu sendiri. Contoh
pelayanan pre-natal yang utama adalah peran dokter atau bidan dalam memberikan
informasi serta men-cukupkan kebutuhan gizi bagi ibu dan anaknya. Komplikasi yang
ditimbulkan karena tidak cukupnya pelayanan pre-natal antara lain kelahiran bayi
dengan berat badan rendah (di bawah 2,5 kilogram), kelahiran prematur, dan pre-
eklampsia.
Selain risiko fisik, masih ada risiko lain yakni risiko psikis dan sosial-ekonomi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa risiko komplikasi pada kehamilan dan
persalinan pada remaja, khususnya yang berusia 15-19 tahun, lebih dikarenakan faktor
sosial-ekonomi daripada biologis. Di sini, yang terganggu adalah jiwa atau batin
mereka, karena pada usia tersebut remaja putri biasanya belum siap secara mental dan
finansial untuk mengasuh dan menghidupi seorang bayi. Masa remaja memang
merupakan masa peralihan dari anak ke dewasa, yang sering ditandai dengan
ketidakstabilan emosional, berubah-ubahnya selera dan gaya hidup, pencarian jati diri,
dan masa modelling atau meniru-niru orang lain yang dianggap lebih hebat. Keadaan

26
psikologis mereka sendiri belum stabil, apalagi saat mereka dihadapkan pada tanggung
jawab mengandung, melahirkan, dan mengasuh anak.
Kehamilan pada usia remaja juga berimplikasi pada kehidupan si remaja
selanjutnya. Remaja dengan kehamilan dini biasanya tidak menyelesaikan pen-
didikannya (putus sekolah). Belum lagi remaja yang memilih untuk menjadi orangtua
tunggal. Kurangnya pendidikan akan berdampak menganggur dalam waktu yang lama
ataupun pilihan pekerjaan dengan upah yang rendah. Kedua hal ini sama-sama me-
nimbulkan tekanan ekonomi yang kuat pada si remaja. Selain stres emosional yang
dirasakan, penghasilan yang rendah berujung pada ketidak-layakan lingkungan tempat
tinggal dan ketidak-mampuan untuk mengusahakan pelayanan kesehatan bahkan
pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Seorang ibu yang masih remaja juga biasanya mengalami alienasi (pengasingan)
dari lingkungan pergaulan dan keluarganya. Kehamilan dapat me-nimbulkan tekanan
yang cukup besar dalam hubungan muda-mudi. Di perkotaan, masih ada stigma atau
pandangan negatif masyarakat yang menempel pada para ibu remaja. Stigma tersebut
dapat mempengaruhi cara pandang si ibu remaja tentang kemampuannya mengasuh
anak, perasaan menjadi seorang ibu secara umum, dan bahkan tentang dirinya
sendirinya. Perlakuan negatif yang ditujukan padanya dapat mengikis kepercayaan diri
dan perasaan berharga sebagai seorang manusia. Hal-hal tersebut menyebabkan risiko
depresi pasca melahirkan yang lebih tinggi pada wanita remaja dibandingkan pada
wanita yang berusia lebih dewasa.

Tantangan mengembangkan program yang efektif

Program untuk meningkatkan kesehatan reproduksi remaja menghadapi


beberapa tantangan. Program harus dapat memberikan informasi dan pelayanan klinis
yang tepat, sekaligus membantu remaja mengembangkan kemampuan membuat
keputusan maupun memperoleh keterampilan utama yang lain. Program juga harus
memperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi pilihan remaja (misalnya
norma budaya, pengaruh teman sebaya dan media massa, serta kesulitan ekonomi) dan
mengembangkan strategi program yang mampu menjawab kebutuhan remaja. Selain itu
program juga harus mampu membangun masyarakat dan menggalang dukungan politis
bagi kegiatan-kegiatan yang berpusat pada remaja.

27
Penyediaan pelayanan klinis. Pelayanan klinis kesehatan reproduksi remaja
paling baik dilakukan oleh petugas yang telah terlatih menghadapi masalah khas remaja
dan mampu memberikan konseling untuk remaja yang berkaitan dengan masalah
reproduksi dan kotrasespsi untuk remaja yang berkaitan dengan masalah reproduksi dan
kontrasepsi yang dinilai sangat peka. Dalam semua kegiatan intervensi, petgas harus
mempertyimbangkan status perkawinan si remaja, keadaan kesehatannya secara
keseluruhan, serta seberapa besar kuasa yang mereka miliki dalam hubungan seks.
Remaja seringkali menyebutkan karakteristik berikut ini sebagai hal yang penting dalam
memenuhi kebutuhan kesehatan mereka: jaminan kerahasiaan, lokasi dan waktu/jam
yang sesuai, lingkungan yang bersahabat bagi remaja, terbuka bagi remaja purtri
maupun putra, memilki komponen program konseling yang kiuat, petugas yang terlatih
secara khusus serta pelayanan klinis yang komprehensif.

Pemberian informasi. Memberikan informasi yang tepat dan relevan tentang


kesehatan reproduksi, merupakan hal yang sangat penting bagi program jenis apapun.
Pendidikan dan konseling yang berbasis di klinik merupakan hal yang terpenting dalam
upaya ini, demikian pula program yang berbasis di sekolah. Jelas sekali bahwa orangtua
adalah sumber utama informasi, walau seringkali para orangtua merasa kurang punya
informasi, malu membahas topik ini dengan anak mereka, atau bahkan tidak setuju bila
remaja mengutarakan minatnya untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
seksualitas. Pendekatan gaya remaja seperti program radio on air dimana remaja dapat
menelpon, majalah, telepon hotline juga merupakan strategi efektif untuk menjangkau
remaja.

Mengembangkan kemampuan. Remaja perlu mengembangkan kemampuan


prakris untuk meningkatkan kesehatan mereka. Salah satu pendekatan untuk
menghadapi tantangan ini adalah Pilihlah Sebuah Masa Depan yang di laksanakan di
lima mengg di sub sahara-afrika. Program tersebut menggunakan pelatihan, permainan
peran, kunjungan masyarakat, dan cara-cara lain guna meningkatkan keterampilan
kesehatan,termasuk bagaimana mencegah penyakit menular seksual (PMS),
merumuskan tujuan dan meningkatkan komunikasi dengan keluargadan teman.
Kurikulum tersebut juga membahas ketidaksetaraan gender yang mempengaruhi
kesehatan dan mempromosikan tanggung jawab bersama antara pria-wanita terhadap

28
kesehatan. Contoh lain dari cara pendekatan ini adalah kuruikulum keterampilan
perencanaan hidup (life planning skills curriculum) yang sedang di laksanakan di
berbagai sekolah lanjutan pertama di kenya. Di samping memberikan informasi tentang
PMS, kehamilan dan kontrasepsi, program tersebut juga melatih pendidikan sebaya
untuk memberikan pendidikan AIDS berbasis sekolah.

Strategi program

Pengalaman menunjukkan bahwa kombinasi dari berbagai pendekatan seringkali


paling efektif dalam menjangkau kelompok remaja. Namun hanya sedikit program yang
dievaluasi secara seksama berkaitan dengan dampak atau hasil akhirnya. Oleh karena
itu, menentukan program seperti apa yang paling efektif justru menjadi tantangan
tersendiri. Berikut ini adalah beberapa pendekatan yang umum dilakukan :

1. Pelayanan klinik berorientasi remaja


2. Klinik berbasis sekolah
3. Program penjangkauan berbasis masyarakat
4. Kelompok remaja

Cara mengatasi masalah kehamilan remaja adalah dengan cara :


1. Memberikan Pendidikan Mengenai Agama
2. Memberikan Pendidikan Seks
3. KB Untuk remaja
Perlu ditanamkan program KB dikalangan remaja digolongkan sehingga
pengendalian prilaku seks dapat tercapai dan pengendalian penyebaran penyakit
hubungan seks dan kehamilan dikalangan remaja dapat di batasi.

29
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Poli remaja di puskesmas Tanjung karang di bentuk tahun 2014 akan tetapi
kegiatan dan program telah terlaksana sejak tahun 2012 bekerjasama dengan
lintas program yang ada di puskesmas. Pada kunjungan poli remaja yang
bekerjasama dengan lintas program yang ada di Puskesmas Tanjung Karang,
ditemukan beberapa kasus yaitu anemia, gangguan haid, KTD, persalinan
remaja <20 tahun, abortus, IMS, ISR dimana kasus persalinan remaja <20
tahun paling banyak terjadi di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang.
Banyak faktor yang dapat mengakibatkan mengapa persalinan remaja <20
tahun banyak terjadi, seperti contoh perilaku seks bebas yang sudah lazim di
belahan dunia Barat sudah mulai merebak di kalangan remaja Indonesia,
kebiasaan para masyarakat yang kurang terdidik (buta huruf, putus sekolah,
miskin) untuk menikah muda, dll. Maka solusi untuk mengurangi hal tersebut
ialah memberikan pendidikan mengenai agama, memberikan pendidikan seks,
kb untuk remaja. Perlu ditanamkan program KB dikalangan remaja

30
digolongkan sehingga pengendalian prilaku seks dapat tercapai dan
pengendalian penyebaran penyakit hubungan seks dan kehamilan dikalangan
remaja dapat di batasi.

DAFTAR PUSTAKA

Bernardus Widodo. 2013. Konseling Sebaya (Peer Counseling). FKIP Universitas

Katolik Widya Mandala Madiun

Depkes RI. 2008. Pedoman Perencanaan Pembentukan Dan Pengembangan

Puskesmas Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja Di Kabupaten/Kota

Kilboume, Maggie, Brook. Diterjemah Triswan, Yanti. At all. 2000. Kesehatan

Reproduksi Remaja: Membangun Perubahan Yang Bermakna. Outlook: PATH

Puskesmas Tanjung Karang. 2014. Data poli remaja.

Wicaksono, Herman. 2014. Mencegah Kehamilan Saat Usia Remaja.

www.hermanwicaksono.com Diakses Tanggal 3 Juli 2014

31
32

Anda mungkin juga menyukai