Anda di halaman 1dari 6

Struktur dan Transportasi Sel

Ricky Suryamin*

102012141

Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA

*Alamat Korespendensi

Ricky Suryamin

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510

No. Telp (021) 5694-2061, e-mail: rickysuryamin@hotmail.com

Sel

Setiap makhuk hidup tersusun atas sel. Ada yang hanya tersusun atas satu sel(uniseluler). Ada
pula yang tersusun atas banyak sel(multiseluler).1

Teori Sel

Istilah sel berasal dari bahasa latin, yaitu cella atau cellula yang berarti ruang kecil. Istilah
tersebut kali pertama digunakan oleh Robert Hooke pada 1665 untuk memberi nama rongga-
rongga kecil yang dilihatnya pada irisan tutup botol gabus.1,2

Pada umumnya sel umumnya memiliki ukuran yang sangat kecil. Satuan ukuran untuk sel
adalah sekitar 5-500 mikrometer. Akan tetapi, ada sel yang berukuran relatif besar(10-100x
ukuran sel biasa) sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Contohnya sel telur hewan-
hewan pengeram seperti reptil dan burung.1

Sel merupakan unit fungsional dan struktural dasar dari suatu makhluk hidup. Sel tersusun
atas bagian-bagian yang memiliki fungsi berbeda-beda.

a. Membran Plasma (Membran Sel)

1
Membran plasma merupakan membran yang membatasi isi sel dan sekitarnya.
Membran plasma ini tersusun atas fosfolipid dan protein. Membran sel memiliki
beberapa fungsi:
- Memberi suatu batas yang fleksibel antara isi sel dan luar sel
- Melindungi dan membungkus isi sel
- Jalan untuk keluar masuknya zat-zat

Membran sel bersifat selekfit permeabel, yaitu menyeleksi zat-zat yang dapat masuk
atau keluar sel.

b. Nukleus (Inti Sel)


Nukleus berbentuk bulat atau bulat panjang dan terlindung oleh membran inti(selaput
inti). Di dalam nukleuslah terjadi pengendalian seluruh aktivitas sel. Di dalam nukleus
terdapat bagian-bagian seperti berikut:
- Nukleolus ( anak inti) yang berfungsi menyintesis berbagai macam molekul RNA
yang digunakan dalam perakitan ribosom
- Nukleoplasma (cairan inti) merupakan zat yang tersusun atas protein
- Butiran kromatin terdapat pada nukleoplasma, tampak jelas pada saat sel
membelah. Pada saat membelah, butiran kromatin menebal menjadi struktur
seperti benang yang disebut kromoson. Kromoson mengandung DNA yang
berfungsi menyampaikan informasi genetik melalui sintesis protein
c. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan yang bersifat koloid, tempat beradanya organel0
organel sel. Di dalamnya berlangsung proses metabolisme sep, seperti sintesis protein
dan resporasi. Organel-organel yang terdapat di alam sitoplasma adalah sebagai
berikut:
1. Retikulum Endoplasma
Dalam pengamatan, RE terlihat seperti saluran berkelok-kelok dan jala yang
berongga-rongga. RE memiliki beberapa fungsi, diantaranya membentuk jaringan
sistem sirkulasi intraseluler, menyediakan enzim-enzim, transportasi berbagai zat,
berperan dalam pembentukan fosfolipid, kolesterol, dan karbohidrat. Terdapat dua
jenis yaitu retikulum endoplasma halus yang tidak ditempeli ribosom dan
retikulum endoplasma kasar yang ditempeli oleh ribosom.
2. Badan Golgi (Aparatus Golgi)
Badan golgi adalah organel yang tersusun atas tumpukan kantung pipih. Badan
golgi membentuk vesikula yang membawa zat-zat yang dihasilkan oleh RE.
Selain itu, fungsi badan golgi adalah membentuk membran plasma dan
membentuk dinding sel pada tumbuhan
3. Ribosom

2
Ribosom berupa organel kecil yang tersusun oleh RNA dan protein, terdapat pada
semua sel hidu. Ribosom berfungsi sebagai sintesis protein. Didalam sitoplasma,
ribosom ad yang menempel pada RE dan berfungsi menyintesis protein-protein
yntyj disekresikan keluar sel. Ribosom juga ad yang bebas dan bergungsi
menyintesis protein untuk keperluan di dalam sel.
4. Lisosom
Lisosom berbentuk agak bulat dan dibatasi membran tunggal. Lisosom dihasilkan
oleh badan golgi yang penuh protein. Selain itu, lisosom juga dapat mencaerna
dan menguraikan organel sel yang sudah tua tatu rusal, serta berperan dalam
autolisis. Lisosom yang baru terbentuk disebut lisosom promer dan lisosom yang
telah pmemproses sel disebut lisosom sekunder.
5. Mitokondria
Mitokondria memiliki dua lapisan membran, yaitu membran dalam dan membran
luar. Membran dalam pada mitokondria membentuk lipatan-ipatan dalam yang
disebut krista. Mitokondria mengandung cairan atau matriks yang mengandng
lemak protein,DNA sekunder dan ribosom. DNA pada mitokondria bergunsgu
mengatur sintesis protein, baik da;a, sitoplasma maupun riboson. Mitokondria
berfungsi dallam oksidasi zat makanan, respirasi, dan rantai transfer elektron.

Terdapat dua transportasi dalam sel, yaitu transportasi aktif dan transportasi pasif

Transportasi Pasif

1. Difusi
- Difusi sederhana
Molekul bisa lewat melalui lipid
- Difusi terfasilitasi
Transpor yang diperantai oleh pembawa memiliki dua bentuk, bergantung pada
apakah diperlukan energi untuk menyelesaikan proses. Difusi terfasilitasi
menggunakan pembawa untuk memfasilitasi pemindahan bahan tertentu
menembus membran merosot dari konsentrasi tinggi ke rendah. Proses ini pasif
dan tidak memerlukan energi karena perpindahan terjadi secara alami mengikuti
penurunan gradien konsentrasi. Difusi tanpa bantuan yang kita bahas sebelumnya
kadang-kadang disebut difusi sederhana, untuk membedakannya dari difusi
terfasilitasi. Contoh paling jelas tentang difusi terfasilitasi adalah transpor glukosa
ke dalam sel. Konsentrasi glukosa dalam darah lebih tinggi daripada di jaringan.

3
Melalui makan dan dengan menggunakan simpanan energi di tubuh, darah selalu
mendapat pasokan segar nutrien ini. Secara bersamaan, sel-sel memetabolisasi
glukkosa hampir sama cepat nya ketika glukosa masuk ke sel dari darah. Akibat
nya, selalu terdapat gradien yang menyebabkan difusi netto glukosa kedalam sel.
Namun, glukosa tidak dapat menembus sendiri membran karena polar maka
glukosa tidak larut lemak dan molekul terlalu besar untuk melewati saluran. Tanpa
molekul pembawa glukosa untuk mempermudah transfer glukosa menembus
membran, sel akan kekurangan glukosa, yaitu sumber utama bahan bakarnya(fitur
dalam box, lebih dekat tentang fisiologi olahraga, menerangkan efek olahraga
pada efek pembawa dalam sel otot rangka). Tempat pengikatan yang ada di
molekul pembawa dalam difusi terfasilitasi meningkat molekul penumpangnya
ketika terpajan kesisi manapun dari kedua sisi membran. Terikatnya penumpang
pemicu molekul pembawa pengubah konfirmasinya dan menurunkan penumpang
kesisi berlawananya. Karena keungkinan penumpang berikatan dengan pembawa
yang lebih besar di sisi yang lebih rendah, maka perpindahan netto selalu
berlangsung mengikuti penurunan gradien dari konsenrasi tinggi ke rendah. Sesuai
karakteristik transpor dengan bantuan, laju difusi terfasilitasi dibatasi oleh satu
rasih tempat pengikatan di molekul pembawa, tidak seperti laju difusi sederhana,
yang selalu berbanding lurus dengan gradien konsentrasi.

2. Osmosis
Osmosis adalah pergerakan molekul air dari konsentrasi air yang tinggi menuju
konsentrasi yang rendah melalui membran selektif permeabel. Dengan kata lain,
osmosis adalah difusi molekul air melalui membran semipermeabel. Semipermeabel
berarti membran tersebut hanya bisa dilalui oleh molekul-molekul air atau molekul-
molekul seukuran dengan air.
Air merupakan zat pelarut. Oleh karena itu, osmosis dapat diartikan sebagai gerak
cairan yang encer menuju cairan yang pekat melalui membran semipermeabel.
Apabila kepekatan cairan di luar dam di dalam sel sama, kondisi sel akan tetap.
Namun, apabila cairan di luar sel lebih encer daripada di dalam sel (hipotonis) maka
air akan masuk ke dalam sel. Sebalik nya, apabila cairan di luar sel lebih pekat
daripada di dalam sel (hipertonis) maka air dari dalam sel akan bergerak ke liar.
Kondisi hipotonis dapat mengakibatkan sel menggelembung dan mungkin pecah.
Adapun pada kondisi hipertonis, sel akan mengerut.4

4
Transportasi aktif

- Transportasi aktif primer


Transpor aktif primer dicontohkan pada keberadaan ion K dan Na dalam
membran, kebanyakan sel memlihara konsentrasi K lebih tinggi di dalam sel
daripada di luar sel. Sementara itu, konsentrasi Na di dalam sel lebih kecil
daripada di luar sel.5
Membran plasma semua sel memiliki pompa Na+-K+ yang aktif secara sekuensial.
Pembawa ini memindahkan Na+ keluar sel, memekatkannya di CES, dan
megnambil K+ dari luar, memekatkannya di CIS. Penguraian ATP melalui aktifitas
ATPase diikuti oleh fosforilasi molekul pembawa di sisi intrasel meningkatkan
afinitas pembawa terhadap Na+ dan memicu perubahan bentuk pembawa, yang
menyebabkan Na+ diturunkan di eksterior. Defosforilasi pembawa kemudian
meningkatkan afinitasnya terhadap K+ di sisi ekstrasel dan memulihkan
konformasi pembawa seperti semula, sehingga memindahkan K+ ke dalam
sitoplasma. Namun tidak terjadi pertukaran langsung Na+ keluar sel untuk tiap dia
K+ yang dipompanya masuk. (untuk memahami besarnya pemompaan aktif Na+-
K+ yang berlangsung, perlu diketahui bahwa membran sebuah sel saraf
mengandung sekitar satu juta pompa Na+-K+ yang mampu memindahkan sekitar
200 juta ion per detik).
Pompa Na+-K+ memiliki tiga peran penting:
1. Pompa ini membentuk gradien konsentrasi Na+ dan K+ di kedua sisi membran
plasma semua sel; gradien ini sangat penting dalam kemampuan sel saraf dan
otot untuk menghasilkan sinyal listrik yang esensial bagi fungsi mereka (topik
yang akan dibahas lebih lengkap di bagian selanjutnya).
2. Pompa ini membantu membantu mengatur volume sel dengan mengontrol
konsentrasi zat-zat terlarut di dalam sel sehingga efek osmotik yang dapat
menyebabkan pembengkakan atau penciutan sel berkurang.4
- Transportasi aktif sekunder
Transpor aktif sekunder terjadi apabila suatu bahan dipindahkan melawan gradien
elektrokimianya dan digabungkan dengan pemindahan bahan lain mengikuti
penurunan gradien elektrokimianya yang dibentuk dan dipertahankan oleh
transpor aktif primer. Salah satu contoh adalah pemindahan glukosa ke dalam sel
tubulus proksimal ginjal atau epitel usus bersama dengan ion natrium. Sel ini
menciptakan gradien dalam Na+ dan kemudian menggunakan gradien ini untuk

5
mendorong transpor glukosa dari lumen ke dalam sel melawan gradien
konsentrasi.6

Daftar Pustaka

1. Abdurahman D. Biologi kelompok pertanian dan kesehatan untuk kelas X. Bandung:


Grafindo Media Pratama; 2008.h.2-5.
2. Karmana O. Cerdas belajar biologi. Bandung: Grafindo Media Pratama; 2008.h.6.
3. Zakrinal. Jago biologi sma. Jakarta: Media Pushindo.h.65.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2011.h.76-8.
5. Setiowati T, Furqonita D. Biologi interaktif untuk SMA. Jakarta: Azka Press;
2007.h.20.
6. Brahm U. Biokimia kedokteran dasar: sebuah pendekatan klinis. Jakarta: penerbit
EGC; 1996.h.138.

Anda mungkin juga menyukai