Anda di halaman 1dari 148

BAB I.

UMUM

A. Dokumen Pengadaan ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70
Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya serta ketentuan teknis operasional pengadaan
barang/jasa secara elektronik.

B. Dalamdokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan sebagai berikut:

Pekerjaan : seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan


Konstruksi konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya;
HPS : Harga Perkiraan Sendiri;
HEA : Harga Evaluasi Akhir;
Kemitraan/ Kerja : kerja sama usaha antar penyedia yang masing-masing pihak
Sama Operasi mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab yang jelas
(KSO) berdasarkan perjanjian tertulis;
LDP : Lembar Data Pemilihan;
LDK : Lembar Data Kualifikasi;
Pokja ULP : Kelompok Kerja ULP yang berfungsi untuk melaksanakan Pemilihan
Penyedia Barang/Jasa;
PPK : Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa;
SPPBJ : Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
SPMK : Surat Perintah Mulai Kerja;
TKDN : Tingkat Komponen Dalam Negeri.
PHO : Serah Terima Pertama Pekerjaan/Provisional Hand Over
FHO : Penyerahan Akhir Pekerjaan setelah Masa Pemeliharaan
berakhir/Final Hand Over.
LPSE : Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah unit kerja K/L/D/I
yang dibentuk untuk menyelenggarakan sistem pelayanan
Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik.
Aplikasi SPSE : Aplikasi perangkat lunak Sistem Pengadaan Secara Elektronik
(SPSE) berbasis web yang terpasang di server LPSE yang dapat
diakses melalui website LPSE.
Form Isian : Tampilan/antarmuka pemakai berbentuk
Elektronik grafis berisi komponen isian yang dapat diinput oleh pengguna
aplikasi.
Form Isian : Form isian elektronik pada aplikasi SPSE yang
Elektronik Data digunakan penyedia barang/jasa untuk menginputkan dan
Kualifikasi mengirimkan data kualifikasi.
E-Lelang : Proses pelelangan umum/terbatas/pemilihan langsung dengan
tahapan sesuai Perpres 54/2010 dan perubahannya serta petunjuk
teknisnya yang disesuaikan dengan teknis operasional pengadaan
secara elektronik sebagaimana diatur dalam Perka 18/2012.
Semua istilah pelelangan pada dokumen ini merujuk pada
pengertian e-lelang.

C. [Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung] dengan pascakualifikasi ini dibiayai dari sumber


pendanaan sebagaimana tercantum dalam LDP.

D. [Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung] ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua peserta yang
berbentuk badan usaha atau kemitraan/KSO serta perorangan.

E. Pokja ULP mengumumkan pelaksanaan [Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung] dengan


pascakualifikasi melalui website[Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah/Institusi], papan
pengumuman resmi untuk masyarakat dan Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 1


BAB II. PENGUMUMAN DENGAN PASCAKUALIFIKASI

Pengumuman pelelangan tercantum dalam pada aplikasi SPSE

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 2


BAB III.INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan 1.1 Pokja ULP mengumumkan kepada para peserta untuk
menyampaikan penawaran atas paket Pekerjaan
Konstruksi sebagaimana tercantum dalam LDP.

1.2 Nama paket dan lingkup pekerjaan sebagaimana


tercantum dalam LDP.

1.3 Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk


menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP, berdasarkan syarat
umum dan syarat khusus kontrak dengan mutu sesuai
spesifikasi teknis dan harga sesuai kontrak.

2. Sumber Dana Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan sebagaimana


tercantum dalam LDP.

3. Peserta [Pelelangan 3.1 [Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung] Pekerjaan


Umum/ Konstruksi ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua
Pemilihan Langsung] peserta yang berbentuk badan usaha
(perusahaan/koperasi), kemitraan/KSO atau peserta
perorangan yang memenuhi kualifikasi.

3.2 Dalam hal peserta akan atau sedang melakukan


kemitraan/KSO, baik dengan perusahaan nasional maupun
asing maka peserta harus memiliki Perjanjian
Kemitraan/Kerja Sama Operasiyang memuat persentase
kemitraan/KSO dan perusahaan yang mewakili
kemitraan/KSO tersebut.

3.3 Peserta Kemitraan/KSO dilarang untuk mengubah


Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi.

4. Larangan Korupsi, 4.1 Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan ini
Kolusi, dan Nepotisme berkewajiban untuk mematuhi etika pengadaan dengan
(KKN) serta Penipuan tidak melakukan tindakan sebagai berikut:
a. berusaha mempengaruhi anggota Pokja ULP dalam
bentuk dan cara apapun, untuk memenuhi keinginan
peserta yang bertentangan dengan Dokumen
Pengadaan, dan/atau peraturan perundang-undangan;
b. melakukan persekongkolan dengan peserta lain untuk
mengatur hasil pelelangan sehingga
mengurangi/menghambat/memperkecil/ meniadakan
persaingan yang sehat dan/atau merugikan pihak lain;
c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau
keterangan lain yang tidak benar untuk memenuhi
persyaratan dalam Dokumen Pengadaan ini.

4.2 Peserta yang terbukti melakukan tindakan sebagaimana


dimaksudpadaangka4.1 dikenakan sanksi sebagai berikut:
a. sanksi administratif, seperti digugurkan dari proses
pelelangan atau pembatalan penetapan pemenang;
b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 3


c. Jaminan Penawaran (apabila dipersyaratkan) dicairkan
dan disetorkan ke kas Negara/Daerah sebagaimana
tercantum dalam LDP];gugatan secara perdata;
dan/atau
d. pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang.

5. Larangan 5.1 Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi dan


Pertentangan perannya, menghindari dan mencegah pertentangan
Kepentingan kepentingan para pihak yang terkait, baik secara langsung
maupun tidak langsung.

5.2 Pertentangan kepentingansebagaimana dimaksud pada


angka 5.1 antara lain meliputi:
a. dalam suatu badan usaha, anggota direksi atau dewan
komisaris merangkap sebagai anggota direksi atau
dewan komisaris pada badan usaha lainnya yang
menjadi peserta pada Pelelangan yang sama;
b. dalam Pekerjaan Konstruksi, konsultan
perencana/pengawas bertindak sebagai pelaksana
Pekerjaan Konstruksi yang
direncanakannya/diawasinya, kecuali dalam
pelaksanaan Kontrak Pengadaan Pekerjaan
Terintegrasi;
c. konsultan manajemen konstruksi berperan sebagai
Konsultan Perencana dan/atau Konsultan Pengawas;
d. pengurus koperasi pegawai dalam suatu K/L/D/I atau
anak perusahaan pada BUMN/BUMD yang mengikuti
Pengadaan dan bersaing dengan perusahaan lainnya,
merangkap sebagai anggota Pokja ULP atau pejabat
yang berwenang menetapkan pemenang Pelelangan;
e. PPK dan/atau anggota Pokja ULP, baik langsung
maupun tidak langsung mengendalikan atau
menjalankan perusahaan peserta;
f. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang
dikendalikan, baik langsung maupun tidak langsung
oleh pihak yang sama yaitu lebih dari 50% (lima puluh
perseratus) pemegang saham dan/atau salah satu
pengurusnya sama.

5.3 Pegawai K/L/D/I dilarang menjadi peserta kecuali cuti


diluar tanggungan K/L/D/I.

6. Pendayagunaan 6.1 Peserta berkewajiban untuk menyampaikan penawaran


Produksi Dalam Negeri yang mengutamakan material/ bahan produksi dalam
negeri dan tenaga kerja Indonesia serta Pekerjaan
Konstruksi yang dilaksanakan di Indonesia.

6.2 Dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dimungkinkan


menggunakan bahan baku, tenaga ahli, dan perangkat
lunak yang berasal dari luar negeri (impor) dengan
ketentuan:
a. pemilahan atau pembagian komponen harus benar-
benar mencerminkan bagian atau komponen yang telah
dapat diproduksi di dalam negeri dan bagian atau
komponen yang masih harus diimpor;
b. komponen berupa bahan baku belum diproduksi di
dalam negeri dan/atau spesifikasi teknis bahan baku
yang diproduksi di dalam negeri belum memenuhi
persyaratan;

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 4


c. pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian dan
lainnya sedapat mungkin dilakukan di dalam negeri;
d. semaksimal mungkin menggunakan jasa pelayanan
yang ada di dalam negeri, seperti jasa asuransi,
angkutan, ekspedisi, perbankan, dan pemeliharaan;
e. penggunaan tenaga ahli asing dilakukan semata-mata
untuk mencukupi kebutuhan jenis keahlian yang belum
dapat diperoleh di Indonesia, disusun berdasarkan
keperluan yang nyata, dan diusahakan secara
terencana untuk semaksimal mungkin terjadinya alih
pengalaman/keahlian dari tenaga ahli asing tersebut
ke tenaga Indonesia; dan
f. peserta diwajibkan membuat daftar Barang yang
diimpor yang dilengkapi dengan spesifikasi teknis,
jumlah dan harga yang dilampirkan pada Dokumen
Penawaran.

6.3 Pengadaan barang/jasa impor dimungkinkan dalam hal:


a. barang/jasa tersebut belum dapat
diproduksi/dihasilkan di dalam negeri;
b. spesifikasi teknis barang yang diproduksi dan/atau
kualifikasi teknis tenaga ahli dalam negeri belum
memenuhi persyaratan; dan/atau
c. volume produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi
kebutuhan.

6.4 [Atas penggunaan produksi dalam negeri, penawaran


peserta diberikan preferensi harga, untuk pekerjaan
sebagaimana tercantum dalam LDP yang diwajibkan
menggunakan produksi dalam negeri.]

7. Satu Penawaran Tiap Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun sebagai anggota
Peserta kemitraan/KSO hanya boleh memasukkan satu penawaran untuk
satu paket pekerjaan.

B. DOKUMEN PENGADAAN

8. Isi Dokumen Pengadaan 8.1 Dokumen Pengadaan terdiri dari Dokumen Pemilihan
dan Dokumen Kualifikasi.

8.2 Dokumen Pemilihan terdiri dari:


a. Umum
b. Pengumuman
c. Instruksi Kepada Peserta;
d. Lembar Data Pemilihan;
e. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
f. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
g. Bentuk Surat Perjanjian/SPK;
h. Spesifikasi Teknis, KAK dan/atau Gambar;
i. [Daftar Kuantitas dan harga (apabila
dipersyaratkan)];
j. Tata Cara Evaluasi Penawaran
k. Bentuk Dokumen Penawaran:
1) [Surat Penawaran untuk e-Lelang 1 File];
2) [Surat Penawaran Administrasi dan Teknis
(file 1) dan Surat Penawaran Harga (file 2)
untuk e-Lelang 2 File];
3) [surat perjanjian Kemitraan/Kerja Sama
Operasi (apabila peserta berbentuk

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 5


Kemitraan/KSO)]
4) Dokumen Penawaran Teknis;
5) [Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN
(apabila diberikan preferensi harga)];
6) [Jaminan Penawaran (apabila
dipersyaratkan)
l. Bentuk Dokumen Lain:
1) SPPBJ;
2) SPMK;
3) Jaminan Sanggahan Banding;
4) Jaminan Pelaksanaan;
5) [Jaminan Uang Muka (apabila
dipersyaratkan)];
6) [Jaminan Pemeliharaan (apabila
dipersyaratkan)].

8.3 Dokumen Kualifikasi meliputi:


a. Lembar Data Kualifikasi;
b. Pakta Integritas;
c. Isian Data Kualifikasi;
d. Petunjuk Pengisian Data Kualifikasi;
e. Tata Cara Evaluasi Kualifikasi.

8.4 Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan isi


Dokumen Pengadaan ini. Kelalaian menyampaikan
Dokumen Penawaran yang tidak memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaanini sepenuhnya merupakan risiko peserta.

9. Bahasa Dokumen Pengadaan Dokumen Pengadaanbeserta seluruh korespondensi tertulis


dalam proses pengadaanmenggunakan Bahasa Indonesia.

10. PemberianPenjelasan 10.1 Pemberian penjelasan dilakukan secara online


melalui aplikasi SPSE sesuai jadwal dalam aplikasi
SPSE.

10.2 Ketidakikutsertaan peserta pada saat pemberian


penjelasan tidak dapat dijadikan dasar untuk
menolak/menggugurkan penawaran.

10.3 Apabila diperlukan Pokja ULP dapat memberikan


informasi yang dianggap penting terkait dengan
dokumen pengadaan.

10.4 Apabila dipandang perlu, Pokja ULP melalui tim


atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis yang
ditunjuk dapat memberikan penjelasan lanjutan
dengan cara melakukan peninjauan lapangan. Biaya
peninjauan lapangan ditanggung oleh peserta.

10.5 Apabila dipandang perlu, Pokja ULP dapat


memberikan penjelasan (ulang).

10.6 Kumpulan tanya jawab pada saat pemberian


penjelasan dalam aplikasi SPSE merupakan Berita
Acara Pemberian Penjelasan (BAPP).

10.7 Jika dilaksanakan peninjauan lapangan dapat dibuat


Berita Acara Pemberian Penjelasan Lanjutan dan

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 6


diunggah melalui aplikasi SPSE.

11. Perubahan Dokumen Pengadaan 11.1 Apabila pada saat pemberian penjelasan terdapat
hal-hal/ketentuan baru atau perubahan penting
yang perlu ditampung, maka Pokja ULP menuangkan
ke dalam Adendum Dokumen Pengadaan yang
menjadi bagian tidak terpisahkan dari Dokumen
Pengadaan.

11.2 Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi teknis,


KAK, gambar dan/atau nilai total HPS, harus
mendapatkan persetujuan PPK sebelum dituangkan
dalam Adendum Dokumen Pemilihan.

11.3 Apabila ketentuan baru atau perubahan penting


tersebut tidak dituangkan dalam Adendum Dokumen
Pemilihan, maka ketentuan baru atau perubahan
tersebut dianggap tidak ada dan ketentuan yang
berlaku adalah Dokumen Pemilihan awal.

11.4 Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum batas


akhir waktu pemasukan penawaran, Pokja ULP
dapat menetapkan Adendum Dokumen Pengadaan,
berdasarkan informasi baru yang mempengaruhi
substansi Dokumen Pengadaan.

11.5 Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan bagian


yang tidak terpisahkan dari Dokumen Pengadaan.

11.6 Pokja ULP dapat mengumumkan Adendum Dokumen


Pemilihan dengan cara mengunggah (upload) file
adendum dokumen Pemilihan melalui aplikasiSPSE
paling lambat 2 (dua) hari sebelum batas akhir
pemasukan penawaran. Apabila Pokja ULP akan
mengunggah (upload) file Adendum Dokumen
Pemilihan kurang dari 2 (dua) hari sebelum batas
akhir pemasukan penawaran, maka Pokja ULP wajib
mengundurkan batas akhir pemasukan penawaran.

11.7 Peserta dapat mengunduh (download) Adendum


Dokumen Pemilihan yang diunggah (upload) Pokja
ULP pada aplikasi SPSE (apabila ada).

12. Tambahan Waktu Pemasukan Apabila adendum dokumen pengadaan mengakibatkan


Dokumen Penawaran kebutuhan penambahan waktu penyiapan dokumen
penawaran maka Pokja ULP memperpanjang batas akhir
pemasukan penawaran.

C. PENYIAPAN DOKUMEN PENAWARAN

13. Biaya dalam 13.1 Peserta menanggung semua biaya dalam penyiapan dan penyampaian
Penyiapan penawaran.
Penawaran 13.2 Pokja ULP tidak bertanggung jawab atas kerugian apapun yang
ditanggung oleh peserta.

14. Bahasa 14.1 Semua Dokumen Penawaran harus menggunakan Bahasa Indonesia.
Penawaran 14.2 Dokumen penunjang yang terkait dengan Dokumen Penawaran dapat
menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa asing.
14.3 Dokumen penunjang yang berbahasa asing perlu disertai penjelasan

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 7


dalam Bahasa Indonesia. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran,
maka yang berlaku adalah penjelasan dalam Bahasa Indonesia.

15. Dokumen 15.1 [Dalam metode penyampaian penawaran 1 file (sampul), dokumen
Penawaran Penawaran meliputi]:
a. surat penawaran yang didalamnya mencantumkan;
1) tanggal;
2) masa berlaku penawaran;
3) total harga penawaran; dan
b. [Softcopy hasil pemindaian (scan)Jaminan Penawaran asli
(apabila jaminan penawaran dipersyaratkan)];
c. [daftar kuantitas dan harga (apabila dipersyaratkan)];
d. surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (apabila
peserta berbentuk Kemitraan/KSO);
e. Dokumen penawaran teknis yang terdiri dari:
1) metode pelaksanaan;
2) jadwal dan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sampai
dengan serah terima pertama Pekerjaan (PHO);
3) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan;
4) spesifikasi teknis (bahan/barang tertentu apabila ada);
5) daftar personil inti; dan
6) bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan (apabila
ada bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan;
f. [formulir rekapitulasi perhitungan TKDN (apabila memenuhi
syarat untuk diberikan preferensi harga);
g. Data Kualifikasi.

15.2 [Dalam metode penyampaian penawaran 2 (dua) file, dokumen


Penawaran meliputi]:
a. Penawaran Kualifikasi, Administrasi, dan Teknis (file I); dan
b.Penawaran harga (fle II).

15.2.A) Dokumen Penawaran Kualifikasi, Administrasi dan Teknis


yang disampaikan pada file I meliputi:
1) Surat penawaran yang di dalamnya mencantumkan:
1) Tanggal;dan
2) Masa berlaku penawaran;
2) [Softcopy hasil pemindaian (scan) Jaminan Penawaran asli
(apabila dipersyaratkan)];
3) Surat perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (apabila
peserta berbentuk Kemitraan/KSO);
4) Dokumen penawaran teknis yang terdiri dari:
a) metode pelaksanaan;
b) jadwal dan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
sampai dengan serah terima pekerjaan pertama
(PHO);
c) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan;
d) spesifikasiteknis teknis (bahan/barang tertentu
apabila ada);
e) daftar personil inti; dan
f) bagian pekerjaan yang akan disubkontrak-kan
(apabila ada bagian pekerjaan yang akan
disubkontrakkan);
5) Data kualifikasi (diinputkan melalui form isian elektronik
data kualifikasi).

15.2.B) Dokumen Penawaran Harga yang disampaikan pada file II


meliputi:
a. Surat Penawaran Harga yang di dalamnya mencantumkan:

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 8


1) Tanggal;
2) Masa berlaku penawaran;dan
3) Total harga penawaran;
b. [rincian harga penawaran (daftar kuantitas dan harga),
apabila dipersyaratkan]; dan
c. [formulir rekapitulasi perhitungan TKDN apabila
dipersyaratkan untuk mendapatkan preferensi harga].

16. Harga 16.1 Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam angka dan huruf.
Penawaran
16.2 [Untuk kontrak harga satuan atau kontrak gabungan lump sum dan
harga satuan, peserta mencantumkan harga satuan dan harga total
untuk tiap mata pembayaran/pekerjaan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga. Jika harga satuan ditulis nol atau tidak dicantumkan maka
pekerjaan dalam mata pembayaran tersebut dianggap telah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang lain dan pekerjaan
tersebut tetap harus dilaksanakan.]

[Untuk kontrak lump sum, apabila dipersyaratkan, peserta


mencantumkan harga satuan untuk tiap mata
pembayaran/pekerjaan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.]

16.3 Biaya overhead dan keuntungan serta semua pajak, bea, retribusi,
dan pungutan lain yang sah serta biaya asuransi yang harus dibayar
oleh penyedia untuk pelaksanaan paket Pekerjaan Konstruksi ini
diperhitungkan dalam total harga penawaran.

16.4 [Untuk kontrak yang masa pelaksanaannya lebih dari 12 (dua belas)
bulan, penyesuaian harga diberlakukan sebagaimana diatur dalam
Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak].

17. Mata Uang 17.1 Semua harga dalam penawaran harus dalam bentuk mata uang
Penawaran dan sebagaimana tercantum dalam LDP.
Cara
Pembayaran 17.2 Pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai dengan
cara sebagaimana tercantum dalam LDP dan diuraikan dalam Syarat-
Syarat Umum/Khusus Kontrak.

18. Masa Berlaku 18.1 Masa berlaku penawaran sesuai sebagaimana tercantum dalam LDP.
Penawaran dan
Jangka Waktu 18.2 Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak
Pelaksanaan melebihi jangka waktu sebagaimana tercantum dalam LDP.

19. PengisianData 19.1 Peserta berkewajiban untuk menyetujui Pakta Integritas dan mengisi
Kualifikasi form isian elektronik datakualifikasi dalam aplikasi SPSE.

19.2 Pakta Integritas dan Data Kualifikasi dianggap telah disetujui dan
ditandatangani oleh peserta pengadaan, kecuali untuk penyedia
barang/jasa yang melakukan Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO)
Pakta Integritas dan Data Kualifikasi ditandatangani oleh pejabat
yang menurut perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi berhak
mewakili Kemitraan/KSO.

20. Pakta Integritas 20.1 Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan
kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN.

20.2 Dengan mendaftar sebagai peserta lelang pada suatu paket


pekerjaan melalui aplikasi SPSE, maka peserta telah menandatangani

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 9


Pakta Integritas, kecuali untuk penyedia barang/jasa yang melakukan
Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO), badan usaha yang ditunjuk
mewakili Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO) wajib menyampaikan
pakta integritas melalui fasilitas unggahan lainnya pada form isian
elektronik data kualifikasi di aplikasi SPSE.

21. [Surat Jaminan 21.1 Apabila jaminan penawaran dipersyaratkan sebagaimana tercantum
Penawaran dalam LDP, maka disampaikan dalam bentuk softcopy hasil
(apabila pemindaian (scan) surat jaminan penawran yang dimasukkan dalam
dipersyaratkan dokumen penawaran.
)]
21.2 Jaminan penawaran asli disampaikan kepada Pokja ULP pada saat
pembuktian kualifikasi.

21.3 Jika calon pemenang tidak memberikan jaminan penawaran asli atau
jaminan penawaran tidak dapat dicairkan makaakun SPSEpenyedia
barang/jasa tersebut di nonaktifkan dan dimasukkan dalam daftar
hitam.

21.4 Peserta menyerahkan Surat Jaminan Penawaran dalam mata uang


penawaran dengan nilai nominal yang tidak kurang dari sebagaimana
tercantum dalam LDP.

21.5 Surat Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut:


a. diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan penjaminan atau
perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship) sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
b. Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal terakhir pemasukan
penawaran dan masa berlakunya tidak kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam Jaminan
Penawaran;
d. besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari nilai
nominaljaminan sebagaimana tercantum dalam LDP;
e. besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam angka dan
huruf;
f. nama Pokja ULP yang menerima Jaminan Penawaran sama dengan
nama Pokja ULP yang mengadakan pelelangan;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang
dilelangkan;
h. Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai Jaminan dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari kerja, setelah surat pernyataan wanprestasi
dari Pokja ULP diterima oleh Penerbit Jaminan;
i. Jaminan Penawaran atas nama perusahaan kemitraan (Kerja Sama
Operasi/KSO) harus ditulis atas nama perusahaan kemitraan/KSO.

21.6 Jaminan Penawaran (apabila dipersyaratkan)dicairkan dan disetorkan


ke Kas Negara/Daerahsebagaimana tercantum dalam LDP apabila:
a. peserta terlibat KKN;
b. calon pemenang, calon pemenang cadangan 1 atau 2 tidak
bersedia menambah nilai Jaminan Pelaksanaan dalam hal harga
penawarannya di bawah 80% HPS;
c. calon pemenang, calon pemenang cadangan 1 atau 2 setelah
dilakukan evaluasi, tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau
verifikasi kualifikasi dengan alasan yang tidak dapat diterima;
d. calon pemenang, calon pemenang cadangan 1 atau 2 pada saat
pembuktian kualifikasi terbukti melakukan pemalsuan data; atau
e. calon pemenang, calon pemenang cadangan 1 atau 2

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 10


mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat diterima atau
gagal tanda tangan kontrak.

D. PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN


22. Penyampulan 22.1 [Untuk metode 1 (satu) file]
dan Penandaan 22.1.A) File penawaran yang disampaikan oleh peserta terdiri dari 1
Sampul (satu) file penawaran yang telah disandikan/dienkripsi yang
Penawaran terdiri dari:
a. Penawaranadministrasi;
b. Penawaran teknis;
c. Penawaran harga;
22.1.B) File penawaran disandikan/dienkripsi dengan Aplikasi
Pengaman Dokumen (APENDO).
22.1.C) Peserta mengirimkan file penawaran yang telah
disandikan/dienkripsi melalui aplikasi SPSE.
22.1.D) Data kualifikasi diinput dan dikirimkan melalui form isian
elektronik data kualifikasi pada SPSE.

22.2 [Untuk metode 2 (dua) file]


22.2.A) Penawaran yang disampaikan oleh peserta terdiri dari 2
(dua) file yang memuat Penawaran Administrasi dan Teknis
(File I) dan Penawaran Harga (File II).
22.2.B) File I dan File II masing-masing disandikan dengan Aplikasi
Pengaman Dokumen (APENDO).
22.2.C) Peserta mengirimkan file I dan file II yang telah
disandikan/dienkripsi melalui aplikasi SPSE.
22.2.D) Data kualifikasi diinput dan dikirimkan melalui form isian
elektronik data kualifikasi pada SPSE.

23. Pemasukkan 23.1 Peserta menyampaikan Dokumen Penawaran kepada Pokja ULP
/Penyampaian dengan ketentuan:
Dokumen a. Pertama-tama, mengirimkan Data Kualifikasi melalui form
Penawaran isian elektronik data kualifikasipada aplikasi SPSE
b. Dilanjutkan dengan mengunggah file penawaran terenkripsi
(*.rhs) hanya melalui aplikasi SPSE sesuai jadwal yang
ditetapkan.
c. Peserta dapat mengirimkan data kualifikasi secara berulang
sebelum batas akhir waktu pemasukan Dokumen Penawaran.
Data kualifikasi yang dikirmkan terakhir akan menggantikan
data kualifikasi yang telah terkirim sebelumnya

23.1.A) [Untuk metode 1 (satu) file (sampul)]:


1) Setelah File penawaran administrasi, teknis dan harga
dienkripsi menggunakan Apendo.
2) peserta mengunggah (upload) file penawaran
administrasi, teknis dan harga yang telah terenkripsi
(*.rhs) melalui aplikasi SPSE sesuai jadwal yang
ditetapkan.
3) Peserta dapat mengunggah file penawaran secara
berulang sebelum batas akhir waktu pemasukan
Dokumen Penawaran. File penawaran terakhir akan
menggantikan file penawaran yang telah terkirim
sebelumnya

23.1.B) [Untuk metode 2 (dua) file ]


1) File penawaran administrasi dan teknis (file I)
dienkripsi menggunakan Apendo, selanjutnya peserta
melakukan enkripsi terhadap file penawaran harga
(file II) menggunakan Apendo.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 11


2) Peserta pertama-tama mengunggah (upload) file I
berupa file penawaran administrasi dan teknis yang
telah terenkripsi (*.rhs) melalui aplikasi SPSE,
kemudian setelah file I berhasil terkirim peserta
melanjutkan dengan mengunggah (upload) file II
berupa file penawaran harga yang telah terenkripsi
(*.rhs) melalui aplikasi SPSE sesuai jadwal yang telah
ditetapkan.
3) File I dan File II yang telah dienkripsi diunggah (upload)
melalui tempat/fasilitas yang telah tersedia pada
aplikasi SPSE.
4) Peserta dapat mengunggah file penawaran (file I dan
file II) secara berulang sebelum batas akhir waktu
pemasukan Dokumen Penawaran. File penawaran
terakhir akan menggantikan file penawaran yang telah
terkirim sebelumnya

24. Batas Akhir 24.1 Penawaran harus disampaikan secara elektronik melalui aplikasi
Waktu SPSE kepada Pokja ULP paling lambat pada waktu yang ditentukan
Pemasukan oleh Pokja ULP.
Penawaran
24.2 Tidak diperkenankan mengubah tempat dan waktu batas akhir
pemasukan penawaran kecuali keadaan kahar, atau terjadi
gangguan teknis. Apabila terpaksa dilakukan perubahan waktu
batas akhir pemasukan penawaran maka Pokja ULP harus
menginputkan alas an yang sebenarnya dan dapat
dipertanggungjawabkan pada aplikasi SPSE.

25. Penawaran Aplikasi SPSE menolak setiap file penawaran yang dikirimkan setelah batas
Terlambat akhir waktu pemasukan penawarankirim.

E. PEMBUKAAN DAN EVALUASI PENAWARAN


26. Pembukaan 26.1 Pada tahap pembukaan penawaran, Pokja ULP mengunduh
Penawaran (download) dan melakukan dekripsi file penawaran dengan
menggunakan Apendo sesuai waktu yang telah ditetapkan.

26.2 Terhadap file penawaran yang tidak dapat dibuka (didekripsi), Pokja
ULP menyampaikan file penawaran tersebut kepada LPSE untuk
mendapat keterangan bahwa file yang bersangkutan tidak dapat
dibuka dan bila dianggap perlu LPSE dapat menyampaikan file
penawaran tersebut kepada LKPP.

26.3 Berdasarkan keterangan dari LPSE atau LKPP, apabila file penawaran
tidak dapat dibuka/didekripsi maka Pokja ULP dapat menetapkan
bahwa file penawaran tersebut tidak memenuhi syarat sebagai
penawaran dan penyedia barang/jasa yang mengirimkan file
penawaran tersebut dianggap tidak memasukkan penawaran. Apabila
dapat dibuka, maka Pokja ULP akan melanjutkan proses atas
penawaran yang bersangkutan

26.4 File yang dianggap sebagai penawaran adalah dokumen penawaran


yang berhasil dibuka dan dapat dievaluasi yang sekurang-kurangnya
memuat:
a. Satu file: harga penawaran, daftar kuantitas dan harga untuk
kontrak harga satuan/gabungan, jangka waktu penawaran, dan

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 12


deskripsi/spesifikasi barang/jasa yang ditawarkan.
b. Dua file: daftar kuantitas dan harga untuk kontrak harga
satuan/gabungan, jangka waktu penawaran, dan
deskripsi/spesifikasi barang/jasa yang ditawarkan.

26.5 Apabila penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) peserta maka
pelelangan dinyatakan gagal

27. Evaluasi 27.1 [Dalam hal dokumen penawaran dengan 1 (satu) file (sampul)Sistem
Penawaran Gugur]:
27.1.A) Sebelum evaluasi harga,dilakukan koreksi aritmatik dengan
ketentuan:
a [Untuk Kontrak Harga Satuan atau Kontrak Gabungan
Lump Sum dan Harga Satuan pada bagian Harga Satuan:
1) volume dan/atau jenis pekerjaan yang tercantum
dalam daftar kuantitas dan harga disesuaikan
dengan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan;
2) apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara
volume dengan harga satuan pekerjaan, dilakukan
pembetulan, dengan ketentuan harga satuan
pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh diubah;
3) jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan
pekerjaan yang lain dan harga satuan pada daftar
kuantitas dan harga tetap dibiarkan kosong;
4) jenis pekerjaan yang tidak tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga disesuaikan dengan jenis
pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan dan harga satuan pekerjaan dimaksud
dianggap nol; dan
5) hasil koreksi aritmatik pada bagian harga satuan
dapat mengubah nilai total harga penawaran
sehingga urutan peringkat dapat menjadi lebih
tinggi atau lebih rendah dari urutan peringkat
semula;]
b [untuk Kontrak Lump Sum atau Kontrak Gabungan Lump
Sum dan Harga Satuan pada bagian Lump Sum:
1) volume dan/atau jenis pekerjaan yang tercantum
dalam daftar kuantitas dan harga (apabila ada)
disesuaikan dengan yang tercantum dalam
Dokumen Pemilihan;
2) jenis pekerjaan yang tidak tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga (apabila ada) disesuaikan
dengan jenis pekerjaan yang tercantum dalam
Dokumen Pemilihan;
3) hasil koreksi aritmatik pada bagian Lump Sum tidak
boleh mengubah nilai total harga penawaran pada
bagian Lump Sum.]

27.1.B) Total harga penawaran setelah koreksi aritmatik yang


melebihi nilai total HPS dinyatakan gugur.

27.1.C) [apabila semua total harga penawaran setelah koreksi


aritmatik untuk kontrak harga satuan atau kontrak
gabungan lump sum dan harga satuan di atas nilai total
HPS, pelelangan dinyatakan gagal.]
[apabila semua total harga penawaran yang masuk untuk
Kontrak Lump Sum di atas nilai total HPS, pelelangan
dinyatakan gagal.]

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 13


27.1.D) Berdasarkan hasil koreksi aritmatik Pokja ULP menyusun
urutan dari penawaran terendah.

Pelaksanaan evaluasi dengan sistem gugur dilakukan oleh


Pokja ULP untuk mendapatkan 3 (tiga) penawaran yang
memenuhi syarat yang dimulai dengan penawaran terendah
setelah koreksi aritmatik.

27.1.E) Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat kurang dari 3


(tiga) penawar yang menawar harga kurang dari HPS maka
proses lelang tetap dilanjutkan dengan melakukan evaluasi
penawaran.

27.1.F) Pokja ULP melakukan evaluasi penawaran yang meliputi:


a. evaluasi administrasi;
b. evaluasi teknis;
c. evaluasi harga; dan
d. evaluasi kualifikasi

27.2 [Dalam hal dokumen penawaran dengan 2 (dua) file (sampul)


SIstem Nilai dan Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis]

27.2.A) Pokja ULP melakukan evaluasi penawaran file I yang


meliputi:
a. Evaluasi administrasi;
b. Evaluasi teknis;
c. Evaluasi kualifikasi;

27.2.B) Pokja ULP menginputkan hasil evaluasi dokumen


penawaran file I pada aplikasi SPSE dan menayangkan
hasil evaluasi file I melalui menu pengumuman atau menu
upload informasi lainnya pada aplikasi SPSE.

27.2.C) Selanjutnya Pokja ULP melakukan pembukaan penawaran


file II:
27.2.C.1) Dokumen penawaran file II milik peserta yang
tidak lulus evaluasi administrasi dan teknis, tidak
dibuka.
27.2.C.2) Pokja ULP tidak boleh menggugurkan penawaran
pada waktu pembukaan Dokumen Penawaran file
II, kecuali penawaran file II tersebut berdasarkan
keterangan dari LPSE atau LKPP tidak dapat
dibuka (didekripsi)
27.2.C.3) Pokja ULP melakukan evaluasi harga dengan
ketentuan sebagaimana butir 27.6

27.3 Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi


sebagai berikut:
a. Pokja ULP dilarang menambah, mengurangi, mengganti,
dan/atau mengubah kriteria dan persyaratan yang telah
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan ini;
b. Pokja ULP dan/atau peserta dilarang menambah, mengurangi,
mengganti, dan/atau mengubah isi Dokumen Penawaran;
c. penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai
dengan ketentuan, syarat-syarat, dan spesifikasi teknis yang
ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan ini, tanpa ada
penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran
bersyarat;

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 14


d. penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran
bersyarat adalah:
1) penyimpangan dari Dokumen Pemilihan ini yang
mempengaruhi lingkup, kualitas dan hasil/kinerja
pekerjaan; dan/atau
2) penawaran dari peserta dengan persyaratan tambahan yang
akan menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan/atau
tidak adil diantara peserta yang memenuhi syarat.
e. Pokja ULP dilarang menggugurkan penawaran dengan alasan:
1) ketidakhadiran dalam pemberian penjelasan dan/atau
pembukaan penawaran; dan/atau
2) kesalahan yang tidak substansial, misalnya kesalahan
pengetikan, penyebutan sebagian nama atau keterangan,
surat penawaran tidak berkop perusahaan .
f. para pihak dilarang mempengaruhi atau melakukan intervensi
kepada Pokja ULP selama proses evaluasi;
g. apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya persaingan
usaha yang tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama
(kolusi/persekongkolan) antara peserta, ULP dan/atau PPK,
dengan tujuan untuk memenangkan salah satu peserta, maka:
1) peserta yang ditunjuk sebagai calon pemenang dan peserta
lain yang terlibat dimasukkan ke dalam Daftar Hitam;
2) proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan menetapkan
peserta lainnya yang tidak terlibat; dan
3) bagaimana dimaksud pada angka 2), maka pelelangan
dinyatakan gagal.

27.4 Evaluasi Administrasi:


a. evaluasi terhadap data administrasi hanya dilakukan terhadap
hal-hal yang tidak dinilai pada saat penilaian kualifikasi;
b. penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi,
apabila:
1) syarat-syarat substansial yang diminta berdasarkan
Dokumen Pemilihan ini dipenuhi/dilengkapi (khusus untuk
peserta yang tidak menyampaikan formulir TKDN, maka
penawarannya tidak digugurkan dan nilai TKDN nya
dianggap 0 (nol));
2) surat penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) jangka waktu berlakunya surat penawaran tidak kurang
dari waktu sebagaimana tercantum dalam LDP;dan
b) bertanggal
3) [Apabila dipersyaratkan, Surat Jaminan Penawaran
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan penjaminan
atau perusahaan asuransi yang mempunyai program
asuransi kerugian (suretyship) sebagaimana ditetapkan
oleh Menteri Keuangan;
b) Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal terakhir
pemasukan penawaran dan masa berlakunya tidak
kurang dari waktu sebagaimana tercantum dalam LDP;
c) nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam
Jaminan Penawaran;
d) besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari nilai
jaminan sebagaimana tercantum dalam LDP;
e) besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam
angka dan huruf;
f) nama Pokja ULP yang menerima Jaminan Penawaran
sama dengan nama Pokja ULP yang mengadakan
pelelangan; dan

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 15


g) paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket
pekerjaan yang dilelangkan.
h) Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai Jaminan dalam waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, setelah surat
pernyataan wanprestasi dari Pokja ULP diterima oleh
Penerbit Jaminan;
i) Jaminan Penawaran atas nama perusahaan
kemitraan/KSO harus ditulis atas nama perusahaan
Kemitraan/KSO, dan
j) substansi dan keabsahan/keaslian Jaminan Penawaran
kepada penerbit jaminan telah dikofirmasi dan
diklarifikasi secara tertulis oleh Pokja ULP kepada
penerbit jaminanapabila kurang jelas dan meragukan.]
c. Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang
kurang jelas dan meragukan;
d. [untuk 1 (satu) file sistem gugur, apabila dari 3 (tiga)
penawaran terendah ada yang tidak memenuhi persyaratan
administrasi maka pokja ULP melakukan evaluasi administrasi
terhadap penawar terendah berikutnya (apabila ada)]
e. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi, maka evaluasi tetap dilanjutkan
dengan evaluasi teknis; dan
f. apabila tidak ada peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi, maka pelelangan dinyatakan gagal

27.5 Evaluasi Teknis:


27.5.A) [Dalam hal dokumen penawaran dengan 1 (satu) file
(sampul)Sistem Gugur]
a. evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang
memenuhi persyaratan administrasi;
b. unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai dengan yang
ditetapkan sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur dengan
ketentuan:
1) Pokja ULP menilai persyaratan teknis monimal yang
harus dipenuhi dengan membandingkan pemenuhan
persyaratan teknis sebagaimana tercantum dalam
LDP;
2) Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan
teknis apabila:
a) metode pelaksanaan pekerjaan yang
ditawarkan menggambarkan penguasaan dalam
penyelesaian pekerjaan;
b) jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sampai
dengan serah terima pertama Pekerjaan (PHO)
yang ditawarkan tidak melebihi jangka waktu
yang ditetapkan dalam LDP;
c) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah
peralatan minimal yang disediakan sesuai
dengan yang ditetapkan dalam LDP;
d) spesifikasi teknis memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam Bab XII Spesifikasi Teknis dan
Gambar;
e) personil inti yang akan ditempatkan secara
penuh sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan dalam LDP serta posisinya dalam
manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan;

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 16


f) bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
dalam LDP;
g) [sertifikat garansi khususnya untuk pekerjaan
Enginering Procurement and Construction/EPC
(apabila dipersyaratkan)]

d. [evaluasi teknis dalam sistem gugur menggunakan


sistem ambang batas terhadap unsur teknis yang
dinilai.]
e. [dalam hal evaluasi teknis dengan sistem gugur
menggunakan ambang batas nilai teknis, penawaran
dinyatakan lulus teknis apabila masing-masing unsur
maupun nilai total keseluruhan unsur memenuhi
ambang batas minimal yang ditetapkan dalam LDP;]
f. Pokja ULP (apabila diperlukan) dapat meminta uji
mutu/teknis/fungsi untuk bahan/alat tertentu
sebagaimana tercantum dalam LDP ;
g. apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal yang
kurang jelas atau meragukan, Pokja ULP melakukan
klarifikasi dengan peserta. Dalam klarifikasi peserta
tidak diperkenankan mengubah substansi penawaran.
Hasil klarifikasi dapat menggugurkan penawaran;
h. peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis dilanjutkan
ke tahap evaluasi harga; dan
i. apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah setelah koreksi
aritmatik ada yang tidak memenuhi persyartan teknis
maka Pokja ULP dapat melakukan evaluasi terhadap
penawaran terendah berikutnya (apabila ada) dimulai
dari evaluasi administrasi;
j. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang
lulus evaluasi teknis, maka evaluasi tetap dilanjutkan
dengan evaluasi harga; dan
k. apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi Teknis
maka pelelangan dinyatakan gagal
l. Terhadap peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis
dilanjutkan untuk dilakukan evaluasi kualifikasi

27.5.B) [Dalam hal dokumen penawaran dengan 2 (dua) file Sistem


Nilai dan Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis:]
a. evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang
memenuhi persyaratan administrasi;
b. unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai dengan yang
ditetapkan sebagaimana tercantumdalam dokumen
pengadaan;
c. evaluasi teknis dilakukan dengan:
[Sistem nilai yaitu evaluasi penilaian dengan cara
memberikan nilai angka tertentu pada setiap unsur yang
dinilai berdasarkan kriteria dan bobot sebagaimana
tercantum dalam LDP, serta membandingkan jumlah
perolehan nilai dari para peserta.
[Sistem nilai dapat dilakukan dengan cara
menggabungkan bobot teknis dan harga. Bobot teknis,
bobot harga dan nilai ambang batas sebagaimana
tercantum dalam LDP.]

[Sistem penilaian biaya selama umur ekonomis yaitu


evaluasi penilaian yang digunakan khusus untuk
mengevaluasi pengadaan dengan memperhitungkan

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 17


perkiraan biaya operasi dan pemeliharaan, serta nilai
sisa selama umur ekonomis barang tersebut].
d. Pokja ULP menilai persyaratan teknis minimal yang harus
dipenuhi sebagaimana tercantum dalam LDP.
e. Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan teknis
apabila:
1) metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan
memenuhi persyaratan substantif dan diyakini
menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian
pekerjaan;
2) jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan sampai
dengan serah terima pertama Pekerjaan (PHO) yang
ditawarkan tidak melampaui batas waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP;
3) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan
minimal yang disediakan sesuai dengan yang
ditetapkan dalam LDP;
4) spesifikasi teknis memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam Bab XII Spesifikasi Teknis dan
Gambar;
5) personil inti yang akan ditempatkan secara penuh
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam
LDP serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan organisasi pelaksanaan
yang diajukan;
6) bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan dalam LDP;
7) [sertifikat garansi khususnya untuk pekerjaan
Enginering Procurement and Construction/EPC
(apabila dipersyaratkan)]

f. [evaluasi teknis dalam sistem nilai atau sistem penilaian


biaya selama umur ekonomis dapat menggunakan sistem
ambang batas terhadap unsur teknis yang dinilai;]
g. [dalam hal evaluasi teknis dengan sistem nilaiatau
sistem penilaian biaya selama umur
ekonomismenggunakan ambang batas nilai teknis,
penawaran dinyatakan lulus teknis apabila masing-
masing unsur maupun nilai total keseluruhan unsur
memenuhi ambang batas minimal yang ditetapkan
dalam LDP;]
h. Pokja ULP (apabila diperlukan) dapat meminta uji
mutu/teknis/fungsi untuk bahan/alat tertentu
sebagaimana tercantum dalam LDP;
i. apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal yang
kurang jelas atau meragukan, Pokja ULP melakukan
klarifikasi dengan peserta. Dalam klarifikasi peserta
tidak diperkenankan mengubah substansi penawaran.
Hasil klarifikasi dapat menggugurkan penawaran
j. Terhadap peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis
dilanjutkan untuk dilakukan evaluasi kualifikasi

27.6 Evaluasi Harga[1 file/2 file]:


27.6.A) [Untuk file 2 (dua) file pada saat evaluasi dokumen
penawaran file II:]
27.6.A).1) Sebelum evaluasi hargadilakukan koreksi aritmatik
dengan ketentuan :
a. [untuk kontrak Harga Satuan atau kontrak Gabungan
Lump Sumdan Harga Satuan pada bagian Harga

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 18


Satuan :
1) volume dan/atau jenis pekerjaan yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
(apabila ada) disesuaikan dengan yang
tercantum dalam Dokumen Pemilihan;
2) apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara
volume dengan harga satuan pekerjaan, maka
dilakukan pembetulan, dengan ketentuan harga
satuan pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh
diubah;
3) jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan
pekerjaan yang lain dan harga satuan pada
daftar kuantitas dan harga tetap dibiarkan
kosong;
4) Jenis pekerjaan yang tidak tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga (apabila ada)
disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang
tercantum dalam dokumen Pemilihan dan harga
satuan pekerjaan dianggap nol; dan
5) Hasil koreksi aritmatik pada bagian harga
satuan dapat mengubah nilai total harga
penawaran sehingga urutan peringkat dapat
menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari
urutan peringkat semula;]
b. [untuk Kontrak Gabungan Lump Sumdan Harga
Satuan pada bagian Lump Sum :
1) volume dan/atau jenis pekerjaan yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
(apabila ada) disesuaikan dengan yang
tercantum dalam Dokumen Pemilihan;
2) Jenis pekerjaan yang tidak tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga (apabila ada)
disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang
tercantum dalam Dokumen Pemilihan; dan
3) Hasil koreksi aritmatik pada bagian lumpsump
tidak boleh mengubah nilai total harga
penawaran pada bagian lump Sum.]

27.6.A.2) Total harga penawaran setelah koreksi aritmatik yang


melebihi nilai total HPS dinyatakan gugur.

27.6.A.3) Apabila semua total harga penawaran atau


penawaranterkoreksi di atas nilai total HPS, pelelangan
dinyatakan gagal.

27.6.A.4) [Untuk evaluasi dengan sistem nilai atau sistem biaya


selama umur ekonomis, pelaksanaan evaluasi penawaran
harga dilakukan oleh Pokja ULP terhadap semua
penawaran setelah koreksi aritmatik.]

27.6.A.5) Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat kurang dari 3


(tiga) penawar yang menawar harga kurang dari nilai
total HPS maka proses lelang tetap dilanjutkan dengan
melakukan evaluasi penawaran harga.

27.6.B) Evaluasi Harga


27.6.B).1) unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah hal-hal
yang pokok atau penting, dengan ketentuan:

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 19


a. [Untuk kontrak Harga Satuan atau Kontrak Gabungan
Lumpsum dan Harga Satuan pada bagian harga
satuan:]
1) harga satuan penawaran yang nilainya lebih
besar dari 110% (seratus sepuluh perseratus)
dari harga satuan yang tercantum dalam HPS,
dilakukan klarifikasi. Apabila setelah dilakukan
klarifikasi, ternyata harga satuan tersebut
dinyatakan timpang maka harga satuan timpang
hanya berlaku untuk volume sesuai dengan
Daftar Kuantitas dan Harga. Jika terjadi
penambahan volume, harga satuan yang berlaku
sesuai dengan harga dalam HPS;
2) mata pembayaran yang harga satuannya nol
atau tidak ditulis dilakukan klarifikasi dan
kegiatan tersebut harus tetap dilaksanakan.
Harganya dianggap termasuk dalam harga
satuan pekerjaan lainnya;
b. [untuk kontrak lump sum:]
1) apabila ada perbedaan antara penulisan nilai
harga penawaran antara angka dan huruf maka
nilai yang diakui adalah nilai dalam tulisan huruf;
2) apabila penawaran dalam angka tertulis dengan
jelas sedangkan dalam huruf tidak jelas, maka
nilai yang diakui adalah nilai dalam tulisan angka;
atau
3) apabila penawaran dalam angka dan huruf tidak
jelas, maka penawaran dinyatakan gugur]

27.6.B).2) Dilakukanklarifikasi kewajaran harga dengan ketentuan


sebagai berikut:

1) [untuk sistem gugur dilakukan klarifikasi terhadap


hasil koreksi aritmatik, apabila ada
koreksi/perubahan;]
2) [klarifikasi dalam hal penawaran komponen dalam
negeri berbeda dibandingkan dengan perkiraan
Pokja ULP dan/atau Daftar Inventarisasi
Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri;]
3) klarifikasi kewajaran harga apabila harga
penawaran dibawah 80% (delapan puluh perseratus)
HPS dengan ketentuan:
a) apabila peserta tersebut ditunjuk sebagai
pemenang lelang, harus bersedia untuk
menaikkan Jaminan Pelaksanaan menjadi 5%
(lima perseratus) dari nilai total HPS; dan
b) apabila peserta yang bersangkutan tidak
bersedia menaikkan nilai Jaminan Pelaksanaan,
maka penawarannya digugurkan dan Jaminan
Penawaran dicairkan (apabila jaminan
penawaran dipersyaratkan) dan disetorkan ke
Kas Negara/Daerah untuk negara serta
dimasukkan dalam Daftar Hitam.

27.6.B).3) [Memperhitungkan preferensi harga atas penggunaan


produksi dalam negeri dengan ketentuan:
a. rumus penghitungan sebagai berikut:

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 20


1
HEA HP
1 KP
HEA = Harga Evaluasi Akhir.
KP = Koefisien Preferensi (Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN) dikali Preferensi tertinggi
Barang/Jasa).
HP = Harga Penawaran (Harga Penawaran yang
memenuhi persyaratan lelang dan telah
dievaluasi).
b. dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih penawaran
dengan HEA yang sama, penawar dengan TKDN
terbesar adalah sebagai pemenang;
c. pemberian Preferensi Harga tidak mengubah Harga
Penawaran dan hanya digunakan oleh Pokja ULP untuk
keperluan perhitungan HEA guna menetapkan
peringkat pemenang pelelangan.]

27.6.B).4) [Untuk penilaian sistem nilai, dihitung nilai kombinasi


antara nilai penawaran teknis dengan nilai harga
penawaran terkoreksi dilakukan dengan cara :
a. memberikan Nilai Tertimbang (NT) tertinggi 100%
(seratus per seratus) untuk penawaran harga
terendah;
b. menghitung Nilai Tertimbang (NT) penawaran harga
peserta lain dengan membandingkan penawaran harga
terendah dengan harga penawarannya;
c. menghitung Nilai Evaluasi (NE) masing-masing peserta
lain dengan mengalikan Nilai Tertimbang (NT) dengan
bobot harga yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan; dan
d. menghitung nilai kombinasi antara nilai penawaran
teknis dengan Nilai Evaluasi (NE) harga.

Keterangan :
NTi = harga penawaran terendah
harga penawaran i
NEi = NTi x bobot harga
i = peserta]

[Untuk penilaian biaya selama umur ekonomis, dilakukan


dengan cara :
a) menghitung biaya operasional, pemeliharaan, nilai
sisa selama umur ekonomis sebagaimana ditetapkan
dalam Dokumen Pemilihan;
b) menjumlahkan harga penawaran dengan biaya
operasional dan biaya pemeliharaan;
c) hasil penjumlahan pada huruf b) dikurangi dengan
nilai sisa pada akhir umur ekonomis; dan
d) penetapan pemenang berdasarkan total harga
terendah pada hasil huruf c.]

27.6.B).5) [Untuk 1 (satu) file sistem gugur, apabila dari 3 (tiga)


penawaran terendah setelah koreksi aritmatik ada yang
tidak memenuhi evaluasi harga maka Pokja ULP dapat
melakukan evaluasi terhadap penawar terendah
berikutnya (apabila ada) dimulai dari evaluasi
administrasi];

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 21


27.6.B).6) [Untuk 1 (satu) file sistem gugur, apabila hanya ada 1
(satu) atau 2 (dua) peserta yang lulus evaluasi harga,
maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi
kualifikasi; dan

27.6.B).7) [Untuk 1 (satu) file sistem gugur apabila tidak ada


peserta yang lulus evaluasi harga maka pelelangan
dinyatakan gagal.]

27.6.C) Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga tidak wajar


akibat terjadinya persaingan usaha tidak sehat dan/atau
terjadi pengaturan bersama (kolusi/persekongkolan), maka
pelelangan dinyatakan gagal dan peserta yang terlibat
dimasukkan dalam Daftar Hitam.

27.6.D) Dalam hal terdapat 2 (dua) calon pemenang memiliki harga


penawaran yang sama, maka Pokja ULP memilih peserta yang
mempunyai kemampuan teknis lebih besar dan hal ini dicatat
dalam Berita Acara Hasil Pelelangan.

27.6.E) Pokja ULP menyusun urutan 3 (tiga) penawaran sebagai calon


pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila
ada), dengan ketentuan:
a. [Untuk sistem gugur dimulai dari penawaran harga atau
penawaran harga terkoreksi yang terendah].
b. [untuk sistem nilai dimulai dari yang mempunyai nilai
kombinasi tertinggi].
c. [untuk sistem penilaian biaya selama umur ekonomis
dimulai dari total harga yang terendah.]

28. Evaluasi 28.1 [Dalam hal satu file Evaluasi kualifikasi dilakukan terhadap calon
Kualifikasi pemenang lelang serta calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila
ada)].

[Dalam hal dua file: Evaluasi kualifikasi dilakukan terhadap peserta


yang memenuhi persyaratan teknis.]

28.2 Evaluasi formulir isian kualifikasi dilakukan dengan menggunakan


metode sistem gugur.

28.3 [Pakta integritas telah diisi dan ditandatangani oleh peserta


sebelum pemasukan penawaran (untuk peserta yang melakukan
kemitraan/KSO)].

28.4 Tata cara evaluasi kualifikasi dilakukan sesuai dengan ketentuan


dalam Bab VIII Dokumen Pengadaan ini.

28.5 Peserta dinyatakan memenuhi persyaratan kualifikasi apabila:


1) Untuk peserta yang melakukan Kemitraan/Kerja Sama Operasi
(KSO)formulir kualifikasi ditandatangani oleh pejabat yang
menurut perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi berhak
mewakili Kemitraan/KSO; atau
2) memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, kecuali peserta perorangan;
3) perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam
pengawasan pengadilan, tidak bangkrut dan tidak sedang
dihentikan kegiatan usahanya;
4) salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya atau

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 22


peserta perorangan tidak masuk dalam Daftar Hitam;
5) memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan
tahun pajak terakhir (SPT tahunan) serta memiliki laporan
bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh
Pasal 25/Pasal 29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling
kurang 3 (tiga) bulan terakhir dalam tahun berjalan. Peserta
dapat mengganti persyaratan ini dengan menyampaikan Surat
Keterangan Fiskal (SKF), atau dokumen sejenis dari negara asal
Penyedia jasa (bila ada);
6) memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia
dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan
pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak,
kecuali bagi Penyedia Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi
Kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;
7) memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk
usaha Mikro, Usaha Kecil serta koperasi kecil serta kemampuan
pada sub bidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha non-kecil;
8) dalam hal peserta akan melakukan Kemitraan/KSO:
(a) peserta wajib mempunyai perjanjian Kemitraan/Kerja Sama
Operasi yang memuat persentase Kemitraan/KSO dan
perusahaan yang mewakili Kemitraan/KSO tersebut; dan
(b) untuk perusahaan yang melakukan Kemitraan/KSO, evaluasi
persyaratan pada huruf (1) sampai dengan huruf (7)
dilakukan untuk setiap perusahaan yang melakukan
Kemitraan/KSO
9) memiliki Sertifikat Manajemen Mutu ISO, apabila diperlukan.

28.6 Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas


makadilakukan klarifikasi secara tertulis namun tidak boleh
mengubahsubstansi formulir isian kualifikasi.

28.7 Evaluasi kualifikasi dalam proses pascakualifikasi sudahmerupakan


ajang kompetisi, maka data yang kurang tidak dapatdilengkapi.

28.8 Apabila tidak ada yang lulus evaluasi kualifikasi, pelelangan


dinyatakan gagal.

28.9 [Untuk metode 2 (dua) file, Pokja ULP membuat Berita Acara
Evaluasi Penawaran File I (Penawaran Administrasi dan Teknis, serta
Dokumen Kualifikasi) yang paling sedikit memuat:
a. nama semua peserta;
b. hasil evaluasi penawaran administrasi dan teknis termasuk alasan
ketidaklulusan peserta;
c. nilai evaluasi teknis diurutkan mulai dari yang tertinggi;
d. ambang batas nilai teknis;
e. keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu mengenai
pelaksanaan pelelangan;
f. jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus pada setiap tahapan
evaluasi;
g. tanggal dibuatnya Berita Acara; dan
h. pernyataan bahwa pelelangan gagal apabila tidak ada penawaran
yang memenuhi syarat]

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 23


29. Pembuktian 29.1 Pembuktian kualifikasi terhadap calon pemenang serta calon
Kualifikasi pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada).

29.2 Pembuktian kualifikasi dilakukan diluar aplikasi SPSE (offline).

29.3 Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara melihat dokumen asli


atau dokumen yang dilegalisir oleh pihak yang berwenang, dan
meminta dokumennya.

29.4 Pokja ULP melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit


dokumen, apabila diperlukan.

29.5 Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan pemalsuan data,


peserta digugurkan, badan usaha dan/atau pengurusnya atau peserta
perorangan dimasukkan dalam Daftar Hitam, Jaminan Penawaran
(apabila dipersyaratkan) yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan
ke kas Negara/Daerah serta dilaporkan kepada Kepolisian atas
perbuatan pemalsuan tersebut.

29.6 Pokja ULP tidak perlu meminta seluruh dokumen kualifikasi apabila
penyedia barang/jasa sudah pernah melaksanakan pekerjaan yang
sejenis, sama kompleksitasnya pada instansi yang bersangkutan.

29.7 Apabila tidak ada penawaran yang lulus pembuktian kualifikasi,


pelelangan dinyatakan gagal.

29.8 Pokja ULP membuat dan menandatangani Berita Acara Hasil


Pelelangan (BAHP) yang paling sedikit memuat:
a. Nama seluruh peserta;
b. Harga penawaran atau harga penawaran terkoreksi dari masing-
masing peserta;
c. Metode evaluasi yang digunakan;
d. Unsur-unsur yang dievaluasi;
e. Rumus yang dipergunakan;
f. Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu hal ikhwal
pelaksanaan pelelangan;
g. Jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus pada setiap tahapan
evaluasi;
h. Tanggal dibuatnya Berita Acara; dan
i. Pernyataan bahwa pelelangan gagal apabila tidak ada penawaran
yang memenuhi syarat.]

F. PENETAPAN PEMENANG
30. Penetapan 30.1 Pokja ULP melakukan penetapan pemenang melalui aplikasi
Pemenang SPSEsetelah melalui pembahasan internal seluruh anggota Pokja ULP,
atau setelah ditetapkan PA secara offline untuk nilai paket di atas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah). Pokja ULP dapat
menetapkan pemenang lebih dari 1 (satu) penyedia sesuai ketentuan
yang terdapat dalam pada informasi paket dalam aplikasi SPSE.

30.2 Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan pemenang dan


akan mengakibatkan Surat Penawaran dan Jaminan Penawaran
(apabila dipersyaratkan) habis masa berlakunya, maka dilakukan
konfirmasi kepada calon pemenang, calon pemenang cadangan 1 dan
2 (apabila ada) untuk memperpanjang surat penawaran dan jaminan
penawaran (apabila dipersyaratkan) secara tertulis sampai dengan
perkiraan jadwal penandatanganan kontrak.

30.3 Calon pemenang, calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada)

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 24


yang tidak bersedia memperpanjang surat penawaran dan Jaminan
Penawaran (apabila dipersyaratkan)dianggap mengundurkan diri
dantidak dikenakan sanksi.

31. Pengumuman Pokja ULP mengumumkan pemenang dan pemenang cadangan 1 dan 2
Pemenang (apabila ada) melalui aplikasi SPSE, di website sebagaimana tercantum
dalam LDP dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat

32. Sanggahan 32.1 Peserta yang memasukkan penawaran dapat menyampaikan


sanggahan secara elektronik melalui aplikasi SPSE atas penetapan
pemenang kepada Pokja ULP dalam waktu yang telah ditetapkan
dengan disertai bukti terjadinya penyimpangan dan dapat
ditembuskan secara offline (di luar aplikasi SPSE) kepada PPK,
PA/KPA dan APIP sebagaimana tercantum dalam LDP.

32.2 Sanggahan diajukan oleh peserta apabila terjadi penyimpangan


prosedur meliputi:
a. penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang diatur
dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya dan
yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan;
b. rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadinya persaingan
usaha yang sehat; dan/atau
c. penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP dan/atau pejabat
yang berwenang lainnya.

32.3 Pokja ULP wajib memberikan jawaban secara elektronik atas semua
sanggahan paling lambat [5 (lima) hari kalender (untuk pelelangan
umum)]/[3 (tiga)hari kalender (untuk pelelangan sederhana)]
setelah menerima surat sanggahan.

32.4 Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Pokja ULP menyatakan


pelelangan gagal.

32.5 Sanggahan yang disampaikan disampaikan tidak melalui aplikasi SPSE


(offline) bukan dikarenakan adanya keadaan kahar atau gangguan
teknis atau kepada PA/KPA, PPK, PPK atau bukan kepada Pokja ULP
atau disampaikan diluar masa sanggah, dianggap sebagai pengaduan
dan tetap harus ditindaklanjuti.

33. Sanggahan 33.1 Peserta yang tidak puas dengan jawaban sanggahan dari Pokja ULP,
Banding dapat mengajukan sanggahan banding secara tertulis kepada
[Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan
Institusi/Pejabat yang menerima penugasan menjawab sanggahan
banding] sebagaimana tercantum dalam LDP, paling lambat [5 (lima)
hari kalender untuk pelelangan umum]/[3 (tiga)hari kalender untuk
pelelangan sederhana] setelah menerima jawaban sanggahan,
dengan tembusan kepada PPK, Pokja ULP, dan APIP sebagaimana
tercantum dalam LDP.

33.2 [Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan


Institusi/pejabat yang menerima penugasan menjawab sanggahan
banding] sebagaimana tercantum dalam LDP, wajib memberikan
jawaban secara tertulis atas semua sanggahan banding paling lambat
[15 (lima belas) hari kalender untuk pelelangan umum]/[5 (lima)
hari kalender untuk pemilihan langsung] setelah surat sanggahan
banding diterima.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 25


33.3 Peserta yang akan melakukan sanggahan banding harus memberikan
Jaminan Sanggahan Banding sebagaimana tercantum dalam LDP
(sebesar 1% (satu perseratus) dari nilai total HPS) dengan masa
berlaku [15 (lima belas) hari kalenderuntuk pelelangan umum]/[5
(lima)hari kalenderuntuk pelelangan sederhana] sejak tanggal
pengajuan sanggahan banding.

33.4 Penerima Jaminan Sanggahan Banding adalah Pokja ULP.

33.5 Dalam hal substansi sanggahan banding pada pelelangan dinyatakan


salah, Jaminan Sanggahan Banding dicairkan dan disetorkan ke kas
Negara/Daerah, kecuali jawaban sanggahan banding melampaui
batas akhir menjawab sanggahan banding.

33.6 Sanggahan banding menghentikan proses pelelangan.

33.7 Sanggahan banding yang disampaikan bukan kepada


[Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan
Institusi/pejabat yang menerima penugasan menjawab sanggahan
banding] sebagaimana tercantum dalam LDP atau disampaikan diluar
masa sanggah banding, dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus
ditindaklanjuti.

G. PENUNJUKAN PEMENANG
34. Penunjukan 34.1 Pokja ULP menyampaikan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP)
Penyedia kepada PPK dengan tembusan kepada Kepala ULP sebagai dasar
Barang/Jasa untuk menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ).

34.2 PPK menerbitkan SPPBJ apabilapernyataan peserta pada formulir


isian kualifikasi masih berlaku, dengan ketentuan:
a. tidak ada sanggahan dari peserta;
b. sanggahan dan/atau sanggahan banding terbukti tidak benar;
atau
c. masa sanggah dan/atau masa sanggah banding berakhir.

34.3 PPK menginputkan data SPPBJ dan mengunggah hasil pemindaian


SPPBJ yang telah diterbitkan pada aplikasi SPSE dan mengirimkan
SPPBJ tersebut melalui aplikasi SPSE kepada Penyedia yang
ditunjuk

34.4 Penyedia yang ditunjuk wajib menerima keputusan tersebut,


dengan ketentuan:
a. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa
penawarannya masih berlaku dengan alasan yang dapat diterima
secara obyektif oleh Pokja ULP, maka Jaminan Penawaran
(apabila dipersyaratkan)yang bersangkutan dicairkan dan
disetorkan sebagaimana tercantum dalam LDP;
b. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa
penawarannya masih berlaku dengan alasan yang tidak dapat
diterima secara obyektif oleh Pokja ULP, maka Jaminan
Penawaran (apabila dipersyaratkan) yang bersangkutan dicairkan
dan disetorkan sebagaimana tercantum dalam LDP serta
dimasukkan dalam Daftar Hitam; atau
c. apabila yang bersangkutan tidak bersedia ditunjuk karena masa
penawarannya sudah tidak berlaku, maka Jaminan Penawaran
(apabila dipersyaratkan) yang bersangkutan tidak boleh
dicairkan.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 26


34.5 Apabila pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri, maka
penunjukan pemenang dapat dilakukan kepada pemenang cadangan
sesuai dengan urutan peringkat, selama masa surat penawaran dan
Jaminan Penawaran (apabila dipersyaratkan) pemenang cadangan
masih berlaku atau sudah diperpanjang masa berlakunya.

34.6 Apabila semua pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri, maka


pelelangan dinyatakan gagal oleh PA/KPA setelah mendapat
laporan dari PPK.

34.7 SPPBJ harus diterbitkan paling lambat [6 (enam) hari kerja untuk
pelelangan umum/4 (empat) hari kerja untuk pemilihan
langsung)] setelah pengumuman penetapan pemenang, apabila
tidak ada sanggahan.

34.8 SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah
semua sanggahan dan sanggahan banding dijawab.

34.9 Dalam SPPBJ disebutkan bahwa penyedia harus menyiapkan


Jaminan Pelaksanaan sebelum penandatanganan kontrak.

34.10 Dalam hal PPK tidak bersedia menerbitkan SPPBJ karena tidak
sependapat atas penetapan pemenang, maka diberitahukan kepada
PA/KPA untuk diputuskan dengan ketentuan:
a. apabila PA/KPA sependapat dengan PPK, dilakukan evaluasi
ulang atau pelelangan dinyatakan gagal; atau
b. apabila PA/KPA sependapat dengan Kelompok Kerja ULP,
PA/KPA memutuskan penetapan pemenang oleh Kelompok Kerja
ULP bersifat final, dan PA/KPA memerintahkan PPK untuk
menerbitkan SPPBJ

34.11 Kontrak ditandatangani paling lambat 14 (empat belas) hari kerja


setelah diterbitkannya SPPBJ.

34.12 PPK menginputkan data kontrak dan mengunggah hasil pemindaian


dokumen kontrak yang telah ditandatangani pada aplikasi SPSE.

35. BAHP, Berita 35.1 Pokja ULP menuangkan ke dalam BAHP atau Berita Acara
Acara Lainnya, tambahan lainnya segala hal terkait proses pemilihan penyedia
dan secara elektronik yang tidak dapat diakomodir atau difasilitasi
Kerahasiaan aplikasi SPSE
Proses
35.2 Berita Acara Tambahan lainnya sebagaimana dimaksud pada angka
36.1 diunggah (upload) oleh Pokja ULP menggunakan menu upload
informasi lainnya pada aplikasi SPSE.

35.3 Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam Berita Acara Hasil


Pelelangan (BAHP) oleh Pokja ULP bersifat rahasia sampai dengan
saat pengumuman pemenang.

H. PELELANGAN GAGAL
36. Pelelangan 36.1 Pokja ULP menyatakan pelelangan gagal, apabila:
Gagal a. jumlah peserta yang memasukan Dokumen Penawaran kurang dari
3 (tiga) peserta;
b. tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran;
c. dalam evaluasi penawaran ditemukan bukti/indikasi terjadi
persaingan tidak sehat;
d. [harga penawaran terendah terkoreksi untuk Kontrak Harga
Satuan atau Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan lebih

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 27


tinggi dari HPS;]
[seluruh harga penawaran yang masuk untuk Kontrak Lump Sum
diatas HPS;]
e. sanggahan dari peserta yang memasukkan Dokumen Penawaran
atas pelaksanaan pelelangan yang tidak sesuai dengan ketentuan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya dan
Dokumen Pengadaan ternyata benar;
f. sanggahan dari peserta yang memasukkan Dokumen Penawaran
atas kesalahan substansi Dokumen Pengadaan ternyata benar;
atau
g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2, setelah
dilakukan evaluasi dengan sengaja tidak hadir dalam klarifikasi
dan/atau pembuktian kualifikasi.

36.2 PA/KPA menyatakan Pelelangan gagal, apabila:


a. PA/KPAsebagaimana tercantum dalam LDP sependapat dengan
PPK yang tidak bersedia menandatangani SPPBJ karena proses
Pelelangan tidak sesuai dengan Peraturan Presiden No. 54 Tahun
2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir
diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta
petunjuk teknisnya ;
b. pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang melibatkan Pokja
ULP dan/atau PPK ternyata benar;
c. dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam
pelaksanaan Pelelangan dinyatakan benar oleh pihak berwenang;
d. sanggahan dari peserta yang memasukan Dokumen Penawaran
atas kesalahan prosedur yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan Penyedia Barang/Jasa ternyata benar;
e. Dokumen Pengadaan tidak sesuai dengan Peraturan Presiden No.
54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012
beserta petunjuk teknisnya;
f. pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai atau menyimpang dari
Dokumen Pengadaan;
g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2
mengundurkan diri; atau
h. pelaksanaan Pelelangan melanggar Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012
beserta petunjuk teknisnya.

36.3 [Menteri/ Pimpinan Lembaga/Pimpinan Institusi menyatakan


pelelangan gagal, apabila:
a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya pelanggaran
prosedur dalam pelaksanaan pelelangan yang melibatkan KPA,
PPK dan/atau Pokja ULP, ternyata benar; atau
b. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang melibatkan KPA,
ternyata benar;
[Kepala Daerah menyatakan pelelangan gagal, apabila:
a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya pelanggaran
prosedur dalam pelaksanaan pelelangan yang melibatkan PA,
KPA, PPK dan/atau Pokja ULP, ternyata benar; atau
b. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang melibatkanPA
dan/atau KPA, ternyata benar;

36.4 Setelah pelelangan dinyatakan gagal, maka Pokja ULP


memberitahukan kepada seluruh peserta.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 28


36.5 Setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal, Pokja ULP atau
Pokja ULP pengganti (apabila ada) meneliti dan menganalisis
penyebab terjadinya pelelangan gagal, menentukan langkah
selanjutnya, yaitu melakukan:
a. evaluasi ulang;
b. penyampaian ulang Dokumen Penawaran;
c. pelelangan ulang; atau
d. penghentian proses pelelangan.

36.6 PA/KPA, PPK dan/atau ULP dilarang memberikan ganti rugi kepada
peserta pelelangan apabila penawarannya ditolak atau pelelangan
dinyatakan gagal.

36.7 Apabila dari hasil evaluasi penyebab terjadinya pelelangan gagal,


mengharuskan adanya perubahan Dokumen Pengadaan, maka
dilakukan pelelangan ulang dengan terlebih dahulu memperbaiki
Dokumen Pengadaan.

I. JAMINAN PELAKSANAAN
37. Jaminan 37.1 Jaminan Pelaksanaan diberikan Penyedia setelah diterbitkannya
Pelaksanaan SPPBJ dan sebelum penandatanganan Kontrak.

37.2 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan kepada Penyedia setelah:


a. penyerahan seluruh pekerjaan;
b. penyerahan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus)
dari nilai Kontrak; atau
c. pembayaran termin terakhir/bulan terakhir/sekaligus telah
dikurangi uang retensi sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai
Kontrak (apabila diperlukan).

37.3 Jaminan Pelaksanaan memenuhi ketentuan sebagai berikut:


a. diterbitkan oleh Bank Umum(tidak termasuk bank perkreditan
rakyat), perusahaan penjaminan atau perusahaan asuransi yang
mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) yang
sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
b. masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal
penandatanganan Kontrak sampai dengan serah terima pertama
pekerjaan berdasarkan Kontrak (PHO) sebagaimana tercantum
dalam LDP;
c. nama Penyedia sama dengan nama yang tercantum dalam surat
Jaminan Pelaksanaan;
d. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak kurang dari nilai jaminan
yang ditetapkan;
e. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan dicantumkan dalam angka dan
huruf;
f. nama PPK yang menerima Jaminan Pelaksanaan sama dengan
nama PPK yang menandatangan kontrak;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang
tercantum dalam SPPBJ;
h. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai jaminan dalam jangka waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah surat pernyataan
wanprestasi dari PPK diterima oleh penerbit Jaminan;
i. Jaminan Pelaksanaan atas nama Kemitraan/KSO ditulis atas nama
Kemitraan/KSO atau masing-masing anggota Kemitraan/KSO
(apabila masing-masing mengajukan Jaminan Pelaksanaan secara
terpisah); dan
j. memuat nama, alamat dan tanda tangan pihak penjamin.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 29


37.4 Kegagalan penyedia yang ditunjuk untuk menyerahkan Jaminan
Pelaksanaan dipersamakan dengan penolakan untuk menandatangani
Kontrak.

37.5 Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan Jaminan Pelaksanaan


diatur dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak.

J. PENANDATANGANAN KONTRAK
38. Penanda- 38.1 Sebelum penandatanganan kontrak PPK wajib memeriksa apakah
tanganan pernyataan dalam Formulir Isian Kualifikasi masih berlaku. Apabila
Kontrak salah satu pernyataan tersebut tidak terpenuhi, maka
penandatanganan kontrak tidak dapat dilakukan.

38.2 Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat belas)


hari kerja setelah diterbitkan SPPBJ dan setelah Penyedia
menyerahkan Jaminan Pelaksanaan, dengan ketentuan:
a. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran atau
penawaran terkoreksi diatas 80% (delapan puluh perseratus) nilai
total HPS adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai
penawaran atau penawaran terkoreksi; atau
b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran atau
penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan puluh perseratus)
nilai total HPS adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai total
HPS; dan
c. masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal
penandatanganan Kontrak sampai serah terima pertama
Pekerjaan Konstruksi.

38.3 PPK dan penyedia tidak diperkenankan mengubah substansi Dokumen


Pengadaan sampai dengan penandatanganan Kontrak, kecuali
mempersingkat waktu pelaksanaan pekerjaan dikarenakan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya akan melewati
batas tahun anggaran.

38.4 Dalam hal kontrak tahun tunggal perubahan waktu pelaksanaan


pekerjaan melewati batas tahun anggaran, penandatanganan kontrak
dilakukan setelah mendapat persetujuan kontrak tahun jamak.

38.5 PPK dan Penyedia wajib memeriksa konsep Kontrak meliputi


substansi, bahasa, redaksional, angka dan huruf serta membubuhkan
paraf pada setiap lembar Dokumen Kontrak.

38.6 Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian Dokumen Kontrak dalam


Surat Perjanjian, dengan maksud apabila terjadi pertentangan
ketentuan antara bagian satu dengan bagian yang lain, maka berlaku
urutan sebagai berikut:
a. adendum Surat Perjanjian;
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran, beserta penawaran harga;
d. syarat-syarat khusus kontrak;
e. syarat-syarat umum kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar;
i. daftar kuantitas (apabila ada); dan
j. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP.

38.7 Banyaknya rangkap kontrak dibuat sesuai kebutuhan, yaitu:

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 30


a. sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli, terdiri dari:
1) kontrak asli pertama untuk PPK dibubuhi materai pada bagian
yang ditandatangani oleh penyedia; dan
2) kontrak asli kedua untuk penyedia dibubuhi materai pada
bagian yang ditandatangani oleh PPK;
b. rangkap kontrak lainnya tanpa dibubuhi materai, apabila
diperlukan.

38.8 [Penandatanganan kontrak yang kompleks dan/atau bernilai diatas


Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) dilakukan setelah draf
kontrak memperoleh pendapat ahli hukum kontrak.]

38.9 Pihak yang berwenang menandatangani kontrak atas nama penyedia


adalah direktur utama/pimpinan perusahaan/pengurus koperasiyang
disebutkan namanya dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar, yang
telah didaftarkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

38.10 Pihak lain yang bukan direktur utama/pimpinan


perusahaan/pengurus koperasi atau yang namanya tidak disebutkan
dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar, dapat menandatangani
Kontrak, sepanjang pihak tersebut adalah pengurus/karyawan
perusahaan/karyawan koperasi yang berstatus sebagai tenaga kerja
tetap dan mendapat kuasa atau pendelegasian wewenang yang sah
dari direktur utama/pimpinan perusahaan/pengurus atau pihak yang
sah berdasarkan Akta Pendirian/Anggaran Dasar untuk
menandatangani Kontrak.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 31


BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)

A. LINGKUP 1. Nama Pokja ULP : Panitia Pengadaan Barang / Jasa


PEKERJAAN Dinas Pendapatan Provinsi Jawa
Timur

2. Alamat Pokja ULP : Jl. A. Yani No. 152 B Surabaya.

3. Alamat Website : www.lpse.jatimprov.go.id.


4. Program : Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
5. Kegiatan : Penyedia Peralatan dan
Kelengkapan Sarana dan
Prasarana
6. Lingkup pekerjaan : PEMBANGUNAN KB SAMSAT BATU

7. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan: 120 hari kalender.


sejak Surat Perintah Kerja / Kontrak di tanda tangani. Masa
pemeliharaan 180 hari

B. SUMBER DANA Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan: APBD Provinsi
Jawa Timur Tahun Anggaran 2015

C. JADWAL Sebagaimana tercantum dalam aplikasi SPSE :


TAHAPAN
PEMILIHAN
D. PENINJAUAN Pemberian Penjelasan Dokumen Pengadaan akan dilaksanakan
LAPANGAN pada:
[apabila Hari : lihat jadwal di Spse
diperlukan] Tanggal :
Waktu : WIB
Website : www.lpse.jatimprov.go.id.

(Peninjauan Lapangan (apabila diperlukan) akan dilaksanakan


pada:
Hari : ........................
Tanggal : ........................
Pukul : ........................
Tempat : ........................

E. MATA UANG 1. Mata uang yang digunakan Rupiah


PENAWARAN DAN 2. Pembayaran dilakukan dengan cara Angsuran ( termin )
CARA
PEMBAYARAN

F. MASA Masa berlaku penawaran selama 60 hari kalender sejak batas


BERLAKUNYA akhir pemasukan Dokumen Penawaran, yaitu Lihat jadwal Di
PENAWARAN SPSE
[diisi dengan memperhitungkan akhir pemasukan dokumen
penawaran sampai penandatanganan kontrak]

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 32


G. JAMINAN 1. Jaminan Penawaran: tidak dipersyaratkan
PENAWARAN [diisi dengan pilihan jawaban dipersyaratkan atau tidak
(Apabila dipersyaratkan. Jaminan penawaran pada tidak diperlukan
dipersyaratkan) untuk pengadaan barang/jasa yang memiliki nilai paling
tinggi Rp. 2.500.000.000,- (Dua miliar lima ratus juta rupiah)
atau tidak menimbulkan risiko apabila pemenang
mengundurkan diri menyebabkan pekerjaan tidak dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.]

3. Besarnya Jaminan Penawaran adalah:YA


dipersyaratkan Karena HPS diatas Rp.2.500.000.000,-
[diisi, besar nominal antara 1% sampai dengan 3% dari nilai
total HPS]

4. Masa berlaku jaminan penawaran 60 hari kalender sejak batas


akhir pemasukan Dokumen Penawaran, yaitu dari tanggal
Sesuai dengan jadwal di LPSE (paling kurang sama dengan
masa berlaku surat penawaran.)

5. Dalam hal Jaminan Penawaran dicairkan, maka disetorkan


pada Kas Daerah provinsi Jatim

H. JADWAL Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE


PEMASUKAN
DOKUMEN
PENAWARAN

I. BATAS AKHIR Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE


WAKTU
PEMASUKAN
PENAWARAN

J. PEMBUKAAN Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE


PENAWARAN

K. DOKUMEN 1. Daftar Personil Inti/tenaga ahli/teknis/terampil minimal yang


PENAWARAN diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan:
Daftar Personil Inti yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan:
- Tenaga Ahli Sipil 1 orang minimal S1,SKA Sipil
Pengalaman Kerja : >10 tahun
- Tenaga Ahli Arsitek 1 orang minimal S1,SKA Arsitek
Pengalaman Kerja : >10 tahun
- Tenaga Ahli ME 1 orang minimal S1,SKA ME
Pengalaman Kerja: > 5 tahun
- Pelaksana Pendidikan min. STM Bangunan , 1 orang (SKT
Bangunan Gedung )
Pengalaman Kerja : >5 tahun
- Administrasi Pendidikan minimal SMA, 1 orang
Pengalaman Kerja : > 3 tahun

2. Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk


pelaksanaan pekerjaan:
- Alat Ukur Theodolith 1 bh umur < 5 th

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 33


3. Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan

4. Uji mutu/teknis/fungsi diperlukan untuk:


a. Bahan tdk ada
b. Alat tdk ada

L. [AMBANG BATAS [Ambang Batas Nilai Teknis : ______________]


SISTIM GUGUR]

M. SANGGAHAN, 1. Sanggahan disampaikan melalui aplikasi SPSE.


SANGGAHAN
BANDING DAN 2. Tembusan sanggahan dapat disampaikan di luar aplikasi SPSE
PENGADUAN (offline) ditujukan kepada:
a. PPK Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang
Provinsi Jawa Timur
b. Kepala Dinas Pekerjaan UmumProvinsi Cipta karya Dan
Tata Ruang Jawa Timur selaku Pengguna Anggaran
c. APIP K /L/D/I

3. Sanggahan Banding disampaikan di luar aplikasi SPSE (offline)


ditujukan kepada :
Gubernur Jawa Timur

4. Tembusan sanggahan banding disampaikan di luar aplikasi


SPSE (offline) ditujukan kepada:
a. PPK Dinas Pekerjaan UmumProvinsi Cipta Karya dan Tata
Ruang Provinsi Jawa Timur
b. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Dan Tata
Ruang Provinsi Jawa Timur selaku Pengguna Anggaran
c. APIP K /L/D/I

5. Pengaduan disampaikan di luar aplikasi SPSE


(offline)ditujukan kepada PPK Dinas Pekerjaan UmumProvinsi
Jawa Timur

N. JAMINAN 1. Besarnya jaminan sanggahan banding:


SANGGAHAN sebesar 2(dua perseribu) dari nilai total HPS atau paling
BANING tinggi sebesar Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)]

2. Jaminan Sanggahan Banding ditujukan kepadaKepala Dinas


Pekerjaan Perikanan dan kelautanProvinsi Jawa Timur

3. Jaminan Sanggahan Banding dicairkan dan disetorkan pada


Kas Daerah provinsi Jawa Timur

O. JAMINAN 1. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan selama+ 14 Hari kalender


PELAKSANAAN sejak penandatanganan kontrak.

2. Jaminan Pelaksanaan ditujukan kepada PPK Dinas


PekerjaanPerikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur

3 Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetorkan pada Kas


Daerah provinsi Jawa Timur

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 34


P. JAMINAN UANG 1. Nilai Jaminan Uang Muka sebesar 30% dari nilai HPS
MUKA
2. Jaminan Uang Muka ditujukan kepada ______ [diisi nama
PPK].

3. Jaminan Uang Muka dicairkan dan disetorkan pada Kas Daerah

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 35


BAB V. LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)

Lembar Data Kualifikasi (LDK)

A. Lingkup Kualifikasi Nama Pokja ULP : Panitia Pengadaan Barang / Jasa.


Dinas Pendapatan Provinsi Jawa
Timur

Alamat Pokja ULP : Jl. A. Yani No. 152 B Surabaya.

Alamat Website : www.lpse.jatimprov.go.id

Program : Peningkatan Sarana dan Prasarana


Aparatur

Kegiatan : Penyedia Peralatan dan Kelengkapan


Sarana Dan Prasarana

Lingkup pekerjaan : PEMBANGUNAN KB SAMSAT BATU

B. Persyaratan 1. peserta yang berbadan usaha harus memiliki surat izin usaha
Kualifikasi Jasa konstruksi (SIUJK)

2. memiliki pengalaman pada bidang Arsitektur

3. memiliki pengalaman pada subbidang Bangunan-Non


Bangunan Perumahan Lainnya, Dasar (KD) sebesar 3x
NPT,- [sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS]]
(untuk usaha non-kecil);

4. Memiliki Tenaga Ahli dengan kualifikasi keahlian Bidang


Bangunan Perumahan dan Perawatannya.
Serta harus memiliki sertifikat ahli

5. Memeiliki tenaga teknis dengan kualifikasi kemampuan


Bidang Bangunan Perumahan Dan Perawatannya.
Serta harus memiliki sertifikat ahli

6. memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank


pemerintah/swastasebesar : paling kurang 10% (sepuluh
perseratus) dari nilai total HPS];

7. Memiliki kemampuan untuk menyediakan fasilitas/


peralatan/ perlengkapan untuk melaksanakan pekerjaan ini
yaitu:
1. Theodolith;
2. Truck;
3. Pick Up;

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 36


BAB VI. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN

A. BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA BADAN USAHA/KEMITRAAN (KSO)


(UNTUK 1 (SATU) FILE)

CONTOH
[Kop Surat Badan Usaha]

Nomor : _______, _____________ 20___


Lampiran :

Kepada Yth.:
panitia pengadaan Barang dan Jasa Dinas Pendapatan
Provinsi Jawa Timur
di
Surabaya

Perihal : Penawaran Pekerjaan PEMBANGUNAN KB SAMSAT BATU

Sehubungan dengan pengumuman [Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung] dengan


Pascakualifikasi dan Dokumen Pengadaan nomor: _________________ tanggal
____________2013dan setelah kami pelajari dengan saksama Dokumen Pengadaan dan Berita
Acara Pemberian Penjelasan [serta adendum Dokumen Pengadaan], dengan ini kami
mengajukan penawaran untuk pekerjaan PEMBANGUNAN KB SAMSAT BATU sebesar
Rp_______________ (__________________________).

Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam
Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.

Penawaran ini berlaku sejak batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran sampai
dengan tanggal ( Lihat Jadwal Di SPSE ). Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat
Penawaran ini kami lampirkan:
1. [Softcopy Jaminan Penawaran, apabila dipersyaratkan];
2. [Daftar Kuantitas dan Harga, apabila dipersyaratkan];
3. [Surat perjanjian kemitraan/Kerja Sama Operasi, apabila ada];
4. Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :
a. Metoda Pelaksanaan;
b. Jadwal Waktu Pelaksanaan;
c. Daftar Personil Inti;
d. Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah peralatan utama minimal yang
dibutuhkan;
e. Spesifikasi teknis (jika diperlukan);
f. [Bagian Pekerjaan yang akan disubkontrakkan, apabila ada].
5. [Formulir rekapitulasi perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN),
apabila memenuhi syarat untuk diberikan preferensi harga]; dan
6. Dokumen Kualifikasi

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan
tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan.

........, ...........20..
CV/PT...................

________________
Direktur

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 37


B. BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA PERORANGAN (UNTUK 1 (SATU) FILE)

CONTOH

Nomor : _______, _____________ 20___


Lampiran :

Kepada Yth.:
panitia pengadaan Barang dan Jasa Dinas Pendapatan
Provinsi Jawa Timur
di
Surabaya

Perihal : Penawaran Pekerjaan PEMBANGUNAN KB SAMSAT BATU

Sehubungan dengan pengumuman [Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung] dengan


Pascakualifikasi dan Dokumen Pengadaan nomor: _________________ tanggal
______________dan setelah kami pelajari dengan saksama Dokumen Pengadaan dan Berita
Acara Pemberian Penjelasan [serta adendum Dokumen Pengadaan], dengan ini kami
mengajukan penawaran untuk PEMBANGUNAN KB SAMSAT BATU
sebesar Rp_______________

Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam
Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas.

Penawaran ini berlaku sejak batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran sampai
dengan tanggal ................( Lihat Jadwal Di SPSE ). Sesuai dengan persyaratan, bersama
Surat Penawaran ini kami lampirkan:
1. [Softcopy Jaminan Penawaran, apabila dipersyaratkan];
2. [Daftar Kuantitas dan Harga, apabila dipersyaratkan];
3. Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :
a. Metoda Pelaksanaan;
b. Jadwal Waktu Pelaksanaan;
c. Daftar Personil Inti;
d. Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah peralatan utama minimal yang
dibutuhkan;
e. Spesifikasi teknis (jika diperlukan).
4. [Formulir rekapitulasi perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN),
apabila memenuhi syarat untuk diberikan preferensi harga]; dan
5. Data kualifikasi;

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan
tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan.BENTUK PERJANJIAN
KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO).

........, ...........20..
CV/PT..................

________________
Direktur

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 38


CONTOH
SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/
KERJA SAMA OPERASI (KSO)

Sehubungan dengan pelelangan pekerjaan ________________ yang pembukaan penawarannya


akan dilakukan di ________________ pada tanggal ________ 20__, maka kami:
______________________________[nama peserta 1]
______________________________ [nama peserta 2]
______________________________[nama peserta 3]
______________________________ [dan seterusnya]
bermaksud untuk mengikuti pelelangan dan pelaksanaan kontrak secara bersama-sama dalam
bentuk kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO).

Kami menyetujui dan memutuskan bahwa:


1. Secara bersama-sama:
a. Membentuk kemitraan/KSO dengan nama kemitraan/KSO adalah ________________
b. Menunjuk ____________________________[nama peserta 1] sebagai perusahaan utama
(leading firm) untuk kemitraan/KSO dan mewakili serta bertindak untuk dan atas nama
kemitraan/KSO.
c. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab baik secara
bersama-sama atau masing-masing atas semua kewajiban sesuai ketentuan dokumen
kontrak.

2. Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam kemitraan/KSO adalah:


_______________ [nama peserta 1]sebesar _____ % (___________ persen)
_______________ [nama peserta 2]sebesar _____ % (___________ persen)
_______________ [nama peserta 3]sebesar _____ % (___________ persen)
_________________________________ [dst]

3. Masing-masing peserta anggota kemitraan/KSO, akan mengambil bagian sesuai sharing


tersebut pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan, dan kerugian dari
kemitraan/KSO.

4. Pembagian sharing dalam kemitraan/KSO ini tidak akan diubah baik selama masa
penawaran maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih
dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan persetujuan bersama secara tertulis
dari masing-masing anggota kemitraan/KSO.

5. Terlepas dari sharing yang ditetapkan diatas, masing-masing anggota kemitraan/KSO akan
melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek pelaksanaan dari perjanjian ini,
termasuk hak untuk memeriksa keuangan, perintah pembelian, tanda terima, daftar
peralatan dan tenaga kerja, perjanjian subkontrak, surat-menyurat, dan lain-lain.

6. Wewenang menandatangani untuk dan atas nama kemitraan/KSO diberikan kepada


_________________________[nama wakil peserta] dalam kedudukannya sebagai direktur
utama/direktur pelaksana _________________________ [nama peserta 1] berdasarkan
persetujuan tertulis dari seluruh anggota kemitraan/KSO.

7. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.

8. Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila pelelangan tidak
dimenangkan oleh perusahaan kemitraan/KSO.

9. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap ____ (_______) yang masing-masing mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 39


DENGAN KESEPAKATAN INI semua anggota kemitraan/KSO membubuhkan tanda tangan di
_________ pada hari __________ tanggal __________ bulan ____________, tahun
________________________

[Peserta 1] [Peserta 2]

(_______________) (________________)

[Peserta 3] [dst

(________________) (________________)]

Catatan:
Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi ini harus dibuat diatas kertas
segel/bermaterai

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 40


C. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS (UNTUK 1 (SATU) FILE)

Dokumen Penawaran Teknis

[Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan, keterangan dapat
dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]

1. metode pelaksanaan pekerjaan [diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian


pekerjaan];
2. jadwal dan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan (PHO)[tidak melampaui batas waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP];
3. jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal [sebagaimana tercantum dalam
LDP];
4. spesifikasi teknis, apabila dipersyaratkan untuk bahan/barang tertentu;
5. personil inti yang akan ditempatkan secara penuh [sesuai dengan persyaratan sebagaimana
tercantum dalam LDP, serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan]; dan
6. bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan [sesuai dengan persyaratan sebagaimana
tercantum dalam LDP];

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 41


D. BENTUK SURAT PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS (PENAWARAN FILE I, METODE
2 FILE)
CONTOH
[Kop Surat Badan Usaha]

Nomor : _______, _____________ 20___


Lampiran :

Kepada Yth.:
Pokja _______ ULP ____________ [K/L/D/I]
[diisi oleh Pokja ULP]

di__________________________

Perihal : Penawaran Administrasi dan Teknis Pekerjaan_______________ [nama pekerjaan


diisioleh Pokja ULP]

Sehubungan dengan pengumuman Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi dan


Dokumen Pengadaan nomor: _________________ tanggal ______________dan setelah kami
pelajari dengan saksama Dokumen Pemilihan dan Berita Acara Pemberian Penjelasan [serta
adendum Dokumen Pemilihan], dengan ini kami mengajukan penawaran Administrasi dan
Teknis untuk pekerjaan _____________________[diisi oleh Pokja ULP].

Penawaran administrasi dan teknis, serta dokumen kualifikasi ini sudah memperhatikan
ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut di atas.

Penawaran ini berlaku sejak batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran sampai
dengan tanggal ____________.[perkiraan tanggal penandatanganan kontrak, diisi oleh Pokja
ULP]

Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami lampirkan:


1. [Softcopy Jaminan Penawaran, apabila dipersyaratkan];
2. [Surat perjanjian kemitraan/Kerja Sama Operasi, apabila ada];
3. Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :
a. Metoda Pelaksanaan;
b. Jadwal Waktu Pelaksanaan;
c. Daftar Personil Inti;
d. Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah peralatan utama minimal yang
dibutuhkan;
e. Spesifikasi teknis (jika diperlukan);
f. [Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan, apabila ada].; dan
4. Data Kualifikasi;

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan
tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan.

........, ...........20..
CV/PT..................

________________
Direktur

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 42


E. BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA PERORANGAN (PENAWARAN FILE I, METODE
2 FILE)

CONTOH

Nomor : _______, _____________ 20___


Lampiran :

Kepada Yth.:
Pokja _______ ULP ____________ [K/L/D/I]
[diisi oleh Pokja ULP]

di
______________________________

Perihal : Penawaran Administrasi dan Teknis _______________ [nama pekerjaan


diisioleh Pokja ULP]

Sehubungan dengan pengumuman pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan


nomor: _________________ tanggal ______________dan setelah kami pelajari dengan saksama
Dokumen Pengadaan dan Berita Acara Pemberian Penjelasan [serta adendum Dokumen
Pengadaan], dengan ini kami mengajukan penawaran untuk pekerjaan
_____________________[diisi oleh Pokja ULP]sebesar Rp_______________
(__________________________).

Penawaran administrasi dan teknis, serta dokumen kualifikasi ini sudah memperhatikan
ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut di atas.

Penawaran ini berlaku sejak batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran sampai
dengan tanggal ____________.[perkiraan tanggal penandatanganan kontrak, diisi oleh Pokja
ULP]

Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami lampirkan:


1. [Softcopy Jaminan Penawaran, apabila dipersyaratkan];
2. Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :
a. Metoda Pelaksanaan;
b. Jadwal Waktu Pelaksanaan;
c. Daftar Personil Inti;
d. Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah peralatan utama minimal yang
dibutuhkan;
e. Spesifikasi teknis (jika diperlukan); dan.
3. Data kualifikasi;

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan
tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan.

........, ...........20..
CV/PT..................

________________
Direktur

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 43


F. BENTUK SURAT PENAWARAN HARGA (PENAWARAN FILE II, METODE 2 FILE)

CONTOH
[Kop Surat Badan Usaha]

Nomor : _______, _____________ 20___


Lampiran :

Kepada Yth.:
Pokja _______ ULP ____________ [K/L/D/I]
[diisi oleh Pokja ULP]

di
______________________________

Perihal : Penawaran Harga untuk pekerjaan______________________ [nama pekerjaan


diisioleh Pokja ULP]

Sehubungan dengan undangan pengambilan Dokumen Pengadaan nomor:


_________________ tanggal ______________dan setelah kami pelajari dengan saksama
Dokumen Pemilihan dan Berita Acara Pemberian Penjelasan [serta adendum Dokumen
Pemilihan], dengan ini kami mengajukan penawaran Administrasi dan Teknis untuk pekerjaan
_____________________[diisi oleh Pokja ULP]sebesar Rp__________________
(__________________________).

Penawaran harga ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum
dalam Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas.

Penawaran ini berlaku sejak batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran sampai
dengan tanggal ____________.[perkiraan tanggal penandatanganan kontrak, diisi oleh Pokja
ULP]

Sesuai dengan persyaratan, bersama surat penawaran ini kami lampirkan :


1. [Daftar Kuantitas dan Harga, apabila dipersyaratkan];
2. [Dokumen lain yang dipersyaratkan].

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan
tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan.

........, .......20..
CV/PT...............

________________
Direktur

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 44


F. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS (METODE 2 FILE)

Dokumen Penawaran Teknis

[Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan, keterangan dapat
dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]

1. metoda pelaksanaan pekerjaan [diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian


pekerjaan];
2. jadwal dan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan (PHO)[tidak melampaui batas waktu yang
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan];
3. jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal [sesuai dengan yang ditetapkan
dalam Dokumen Pengadaan];
4. spesifikasi teknis, dipersyaratkan untuk bahan/barang tertentu;
5. personil inti yang akan ditempatkan secara penuh [sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan, serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan]; dan
6. bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan [sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
dalam Dokumen Pengadaan];

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 45


G. [BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM
NEGERI (TKDN), apabila diberikan preferensi harga]

FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)


Nilai Gabungan Barang/Jasa (Rp) TKDN
Uraian Pekerjaan Total Barang/
DN LN Ribu Gabungan
% KDN Jasa
Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Barang
I. Material Langsung
(Bahan baku) (1A) (1B) (1C) (1D) (1E) (1F)
II. Peralatan (Barang jadi) (2A) (2B) (2C) (2D) (2E) (2F)
A. Sub Total Barang (3A) (3B) (3C) (3D) (3E) (3F)
Jasa
III. Manajemen Proyek
dan Perekayasaan (4A) (4B) (4C) (4D) (4E) (4F)
IV. Alat Kerja / Fasilitas
Kerja (5A) (5B) (5C) (5D) (5E) (5F)
V. Konstruksi dan
Fabrikasi (6A) (6B) (6C) (6D) (6E) (6F)
VI. Jasa Umum (7A) (7B) (7C) (7D) (7E) (7F)
B. Sub Total Jasa (8A) (8B) (8C) (8D) (8E) (8F)

C. TOTAL Biaya (A + B) (9A) (9B) (9C) (9D) (9E) (9F)

Formulasi perhitungan:

Nilai Barang Total (3C) - Nilai Barang Luar Negeri (3B)


Nilai Gabungan Barang dan Jasa (9C)
% TKDN (Gabungan
= +
Barang dan Jasa)
Nilai Jasa Total(8C) - Nilai Jasa Luar Negeri (8B)
Nilai Gabungan Barang dan Jasa (9C)

__________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]

[tanda tangan]
[nama wakil sah badan usaha/pemimpin kemitraan (KSO)/perorangan]

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 46


H. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK

Contoh

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PENAWARAN
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam jabatan


selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
________________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : __________________________________ [Pokja ULP]
Alamat : ______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _____________________________________


(terbilang ________________________________________________________) dalam bentuk
garansi bank sebagai Jaminan Penawaran atas pekerjaan _______________ berdasarkan
Dokumen Pengadaan No. _______________ tanggal__________________, apabila:
Nama : _____________________________ [peserta pelelangan]
Alamat : ______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan
yaitu:
a. Yang Dijamin menarik kembali penawarannya selama dilaksanakannya pelelangan atau
sesudah dinyatakan sebagai pemenang;
b. Yang Dijamin tidak:
1) hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal pelelangan dilakukan
dengan pascakualifikasi;atau
2) menyerahkan Jaminan Pelaksanaan setelah ditunjuk sebagai pemenang.
c. Yang Dijamin terlibat Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);atau
d. Yang Dijamin melakukan penipuan/pemalsuan atas informasi yang disampaikan dalam
Dokumen Penawaran.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaanyang diikuti oleh Yang Dijamin.

Garansi Bankini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Berlaku dari tanggal _____________ s.d._____________ [diisi sesuai yang tercantum dalam
LDP]
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional)setelah

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 47


menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan
Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera
janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat
sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak
memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ________.

Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________

[Bank]

Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan, pemegang ________________


Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke [Nama dan Jabatan]
_____[bank]

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 48


I. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI ASURANSI/PERUSAHAAN PENJAMINAN

Contoh

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PENAWARAN

Nomor Jaminan: ____________________ Nilai: ___________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________[nama], _____________


[alamat] sebagai Peserta, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
_____________________[nama penerbit jaminan], _____________ [alamat], sebagai
Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas
terikat pada ____________________[nama Pokja ULP],
_________________________________ [alamat]sebagai Pelaksana Pelelangan, selanjutnya
disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp
________________(terbilang_____________________)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban sebagaimana ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan No.
______________ tanggal ______________ untuk pelaksanaan pelelangan pekerjaan
______________________ yang diselenggarakan oleh PENERIMA JAMINAN.

3. Surat Jaminan ini berlaku apabilaTERJAMIN:


a. menarik kembali penawarannya selama dilaksanakannya pelelangan atau sesudah
dinyatakan sebagai pemenang;
b. tidak:
1) hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal pelelangan
dilakukan dengan pascakualifikasi;atau
2) menyerahkan Jaminan Pelaksanaan setelah ditunjuk sebagai pemenang.
c. terlibat Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN); atau
d. melakukan penipuan/pemalsuan atas informasi yang disampaikan dalam Dokumen
Penawaran.

4. Surat Jaminan ini berlaku efektif mulai tanggal _____________ s.d._____________ [diisi
sesuai yang tercantum dalam LDP]

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di
atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional)
setelah menerima tuntutan penagihan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar
Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera
janji/wanprestasi.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN
melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu
disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831
KUH Perdata.

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa
berlaku Jaminan ini.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 49


Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp.6000,00

_____________________ __________________
(Nama &Jabatan) (Nama &Jabatan)

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasiJaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 50


J. BENTUK PAKTA INTEGRITAS

Dengan mendaftar sebagai peserta pemilihan pada aplikasi SPSE maka peserta telah
menyetujui dan menandatangani pakta integritas

[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO]

PAKTA INTEGRITAS
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : _____________________[nama wakil sah badan usaha]

No.Identitas : ___________ [diisi dengan no. KTP/SIM/Paspor]

Jabatan : __________________________

Bertindak : PT/CV/Firma/Koperasi___________________[pilih yang sesuai


untuk dan atas dan cantumkan nama]
nama

2. Nama : _____________________[nama wakil sah badan usaha]

No.Identitas : ___________ [diisi dengan no. KTP/SIM/Paspor]

Jabatan : __________________________

Bertindak : PT/CV/Firma/Koperasi___________________[pilih yang sesuai


untuk dan atas dan cantumkan nama]
nama

3. ......[dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota kemitraan/KSO]

dalam rangka pengadaan _________ [isi nama paket] pada ________ [isi sesuai dengan
K/L/D/I] dengan ini menyatakan bahwa:

1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);

2. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional untuk
memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang -undangan;

3. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, bersedia
menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam,
digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara pidana.

__________[tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]

[Nama Penyedia][Nama Penyedia][Nama Penyedia]

[tanda tangan],[tanda tangan],[tanda tangan],


[nama lengkap][nama lengkap][nama lengkap]

[cantumkan tanda tangan dan nama setiap anggota Kemitraan/KSO]

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 51


L. DATA ISIAN KUALIFIKASI

Isian Data Kualifikasi bagi Peserta selain anggota Kemitraan/KSO berbentuk Form Isian
Elektronik Data Kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE

[FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI UNTUK KEMITRAAN/KSO]

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ___________________[nama wakil sah badan usaha]

Jabatan : _____________[diisi sesuai jabatan dalam akta notaris]

Bertindak untuk : PT/CV/Firma/Koperasi _______________________


dan atas nama [pilih yang sesuai dan cantumkan nama badan usaha]

Alamat : ___________________________________

Telepon/Fax : ___________________________________

Email : ___________________________________

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. saya secara hukum bertindak untuk dan atas nama perusahaan/koperasi/kemitraan/KSO


berdasarkan_______________ [aktapendirian/anggaran dasar/surat kuasa/Perjanjian
Kemitraan/Kerja Sama Operasi, disebutkan secara jelas nomor dan tanggal akta
pendirian/anggaran dasar/surat kuasa/Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi];
2. saya bukan sebagai pegawai K/L/D/I [bagi pegawai K/L/D/I yang sedang cuti diluar
tanggungan K/L/D/I ditulis sebagai berikut : Saya merupakan pegawai K/L/D/I yang
sedang cuti diluar tanggungan K/L/D/I];
3. sayatidak sedang menjalani sanksi pidana;
4. saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan para pihak
yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan ini;
5. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam, tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan;
6. salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar
Hitam;
7. data-data badan usahayang saya wakili adalah sebagai berikut:
A. Data Administrasi
1. Nama Badan Usaha : _____________________
2. Status : Pusat Cabang
Alamat Kantor Pusat : _____________________
_____________________
No. Telepon : _____________________
3.
No. Fax : _____________________
E-Mail : _____________________
Alamat Kantor Cabang : _____________________
_____________________
4. No. Telepon : _____________________
No. Fax : _____________________

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 52


E-Mail : _____________________

B. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha


1. Akta Pendirian Perusahaan/Anggaran Dasar Koperasi
a. Nomor : _______________
b. Tanggal : _______________
c. Nama Notaris : _______________
d. Nomor Pengesahan : _______________
Kementerian Hukum dan HAM
(untuk yang berbentuk PT)
2. Akta/Anggaran Dasar Perubahan
Terakhir
a. Nomor : _______________
b. Tanggal : _______________
c. Nama Notaris : _______________

C. Pengurus Badan Usaha


No. Nama No. Identitas Jabatan dalam Badan Usaha

D. Izin Usaha
1. No. Surat Izin Usaha ________ : _______Tanggal ______
2. Masa berlaku izin usaha : __________
3. Instansi pemberi izin usaha : __________
4. Kualifikasi Usaha : ___________
5. Klasifikasi Usaha : ___________

E. IzinLainnya (apabila dipersyaratkan)


1. No. Surat Izin _________ : _____________ Tanggal ________
2. Masa berlaku izin : _______________
3. Instansi pemberi izin : _______________

F. Data Keuangan

1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Pesero (untuk CV/Firma )


No. Nama No. Identitas Alamat Persentase

2. Pajak
a. Nomor Pokok Wajib Pajak : _______________
b. Bukti Laporan Pajak Tahun
: No. _______ Tanggal _______
terakhir
c. Bukti Laporan Bulanan (tiga bulan
terakhir):
1) PPh Pasal 21 : No. _______ Tanggal _______
2) PPh Pasal 23 : No. _______ Tanggal _______
3) PPh Pasal 25/Pasal29 : No. _______ Tanggal _______

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 53


4) PPN : No. _______ Tanggal _______
d. Surat Keterangan Fiskal (sebagai : No. _______ Tanggal _______
pengganti huruf b dan c)

G. Data Personalia(Tenaga ahli/teknis/terampilbadan usaha)


Jabatan Tahun
Tgl/bln/thn Tingkat Pengalaman Profesi/
No Nama dalam Sertifikat/
lahir Pendidikan Kerja (tahun) keahlian
pekerjaan Ijazah
1 2 3 4 5 6 7 8

H. Data Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan
[cantumkan jika disyaratkan oleh Pokja ULP]
Kapasitas Status
Jenis atau Merk Kepemi
Tahun Kondisi Lokasi
No. Fasilitas/Peralatan/ Jumlah output dan likan/D
pembuatan (%) Sekarang
Perlengkapan pada saat tipe ukunga
ini n Sewa
1 2 3 4 5 6 7 8 9

I. Data Pengalaman Perusahaan


(nilai paket tertinggi pengalaman sesuai sub bidang yang dipersyaratkan dalam kurun waktu
10 tahun terakhir)
Pemberi Tugas /
Tanggal Selesai
Pejabat
Kontrak Pekerjaan
Pembuat
Nama Sub Ringkasan Berdasarkan
Komitmen
No. Paket Bidang Lingkup Lokasi
Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan BA
Alamat/ No /
Nama Nilai Kontrak Serah
Telepon Tanggal
Terima

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

J. Data Pengalaman Perusahaan Dalam Kurun Waktu 4 Tahun Terakhir


(untuk perusahaan yang telah berdiri 3 tahun atau lebih. Untuk perusahaan yang baru
berdiri kurang dari 3 tahun tidak wajib mengisi tabel ini)
Pemberi Tugas / Tanggal Selesai
Pejabat Pembuat Kontrak Pekerjaan
Ringkasan Komitmen Berdasarkan
No Nama Paket Lingkup
Lokasi
. Pekerjaan Pekerjaa
n Alamat/ No / BA Serah
Nama Nilai Kontrak
Telepon Tanggal Terima

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 54


K. Data Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan
Pemberi Tugas
/ Pejabat
Kontrak Progres Terakhir
Pembuat
Nama Bidang/Sub
Komitmen
No. Paket Bidang Lokasi
Pekerjaan Pekerjaan Kontrak Prestasi
Alamat/ No /
Nama Nilai (rencana) Kerja
Telepon Tanggal
% %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

L. Modal Kerja
Surat dukungan keuangan dari Bank:

Nomor : __________
Tanggal : __________
Nama Bank : __________
Nilai : __________

Demikian Formulir Isian Kualifikasi ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggung
jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya sampaikan tidak benar dan
ada pemalsuan, maka saya dan badan usaha yang saya wakili bersedia dikenakan sanksi berupa
sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara perdata,
dan/ataupelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

__________[tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]

PT/CV/Firma/Koperasi
__________[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

[rekatkan meterai Rp 6.000,-


dan tanda tangan]

(nama lengkap wakil sah badan usaha)


[jabatan pada badan usaha]

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 55


BAB VII. PETUNJUK PENGISIAN DATA KUALIFIKASI

I. Petunjuk Pengisian untuk peserta bukan kemitraan/KSO mengikuti petunjuk dan


penggunaan aplikasi SPSE (User Guide).
II. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing masing anggota kemitraan/KSO
wajib mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing masing kualifikasi badan usahanya
dengan petunjuk pengisian formulir isian kualifikasi sebagai berikut:

A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha (perusahaan/koperasi) peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email kantor pusat yang dapat
dihubungi.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email kantor cabang yang dapat
dihubungi, apabila peserta berstatus kantor cabang.

B. Landasan Hukum Pendirian Usaha


1. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta pendirian
perusahaan/anggaran dasar koperasi serta untuk badan usaha yang berbentuk
Perseroan Terbatas diisi nomor pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM.
2. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta perubahan terakhir badan
usaha, apabila ada. Khusus untuk Perseroan Terbatas, jika terdapat perubahan nama
anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris, pada Pembuktian Kualifikasi peserta
diminta menunjukan asli dan memberikan salinan Bukti Pemberitahuan dari Notaris
selaku Kuasa Direksi yang telah diajukan melalui Sisminbakum atas Akta Perubahan
Terakhir.

C. Pengurus Badan Usaha


Diisi dengan nama, nomor KTP/SIM/Paspor, dan jabatan dalam badan usaha.

D. Izin Usaha
(Jenis izin usaha disesuaikan dengan bidang usaha dan peraturan perundang-undangan,
contohnya : Izin Usaha di bidang Konstruksi adalah Izin Usaha Jasa Kontruksi (IUJK).
Untuk persyaratan perizinan bagi Penyedia Asing disesuaikan dengan praktek bisnis
internasional dan/atau ketentuan negara asal Penyedia)
Tabel izin usaha:
1. Diisi dengan jenis surat izin usaha, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku surat izin usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin usaha.
4. Diisi dengan kualifikasi usaha.
5. Diisi dengan klasifikasi usaha.

E. Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan)


1. Diisi dengan jenis surat izin, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin.

F. Data Keuangan
1. Diisi dengan nama, nomor KTP/SIM/Paspor, alamat pemilik saham/pesero, dan
persentase kepemilikan saham/pesero.
2. Pajak:
a. Diisi dengan NPWP badan usaha.
b. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan pajak tahun terakhir berupa SPT
Tahunan.
c. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan bulanan (tiga bulan terakhir):

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 56


1) PPH pasal 21;
2) PPH pasal 23 (apabila ada transaksi);
3) PPH pasal 25/pasal 29 (apabila Pengusaha Kena Pajak);
4) PPN.
d. Persyaratan pemenuhan kewajiban pajak tahun terakhir dengan penyampaian SPT
Tahunan dan SPT Masa dapat diganti oleh peserta dengan penyampaian Surat
Keterangan Fiskal (SKF) yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak dengan
tanggal penerbitan paling lama 1 (satu) bulan sebelum tanggal mulai pemasukan
dokumen kualifikasi..
3. [Persyaratan perpajakan sebagaimana dimaksud pada angka 2 dikecualikan untuk
Penyedia Asing (khusus untuk International Competitive Biding)]

G. Data Personalia
Diisi dengan nama, tanggal/bulan/tahun lahir, tingkat pendidikan (SLTP/SLTA/S1/S2/S3),
jabatan dalam pekerjaan yang pernah dilaksanakan, lama pengalaman kerja,
profesi/keahlian sesuai dengan Surat Keterangan Ahli/Surat Keterangan Terampil dan tahun
penerbitan sertifikat/ijazah dari setiap tenaga ahli/teknis/terampil yang diperlukan.

H. Data Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan
Diisi dengan jenis, jumlah, kapasitas atau output yang dapat dicapai pada saat ini, merek
dan tipe, tahun pembuatan, kondisi (dalam persentase), lokasi keberadaan saat ini dan
status kepemilikan (milik sendiri/sewa beli/dukungan sewa)dari masing-masing
fasilitas/peralatan/perlengkapan yang diperlukan. Bukti status kepemilikan harus dapat
ditunjukkan pada waktu Pembuktian Kualifikasi.

I. Data Pengalaman Perusahaan


Diisi dengan nama paket pekerjaan, subbidang pekerjaan yang dipersyaratkan, ringkasan
lingkup pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari
pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, tanggal
selesai paket pekerjaan berdasarkan kontrak, dan tanggal Berita Acara serah terima (PHO),
untuk masing-masing paket pekerjaan selama 10 (sepuluh) tahun terakhir. Data ini
digunakan untuk menghitung Kemampuan Dasar (KD) pada paket pekerjaan usaha non kecil.

J. Data Pengalaman Perusahaan Dalam Kurun Waktu 4 Tahun Terakhir


Diisi dengan nama paket pekerjaan, ringkasan lingkup pekerjaan, lokasi tempat
pelaksanaan pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat
Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, tanggal selesai paket pekerjaan berdasarkan
kontrak, dan tanggal Berita Acara Serah Terima (PHO), untuk perusahaan yang telah berdiri
3 tahun atau lebih. Untuk perusahaan yang baru berdiri kurang dari 3 tahun tidak wajib
mengisi tabel ini.

K. Data Pekerjaan Yang Sedang Dilaksanakan


Diisi dengan nama paket pekerjaan, bidang/subbidang pekerjaan dan lokasi tempat
pelaksanaan pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat
Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, serta persentase progres menurut kontrak,
dan prestasi kerja terakhir. Data ini digunakan untuk menghitung Sisa Kemampuan Paket
(SKP).

L. Modal Kerja
Diisi dengan nomor, tanggal, dan nama bank yang mengeluarkan surat dukungan keuangan
serta nilai dukungan paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai paket (HPS).

M. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota kemitraan/KSO wajib
mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing-masing kualifikasi badan usahanya.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 57


BAB VIII. TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI

A. Dokumen Kualifikasi yang akan dievaluasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. data kualifikasi untuk peserta yang melakukan kemitraan/Kerja Sama Operasi
ditandatangani oleh pejabat yang menurut perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi
berhak mewakili Kemitraan/KSO;

2. memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

3. perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan


pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau direksi
yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan atau peserta perorangan tidak
sedang dalam menjalani sanksi pidana;

4. salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya atau peserta perorangan
tidak masuk dalam Daftar Hitam;

5. memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT
Tahunan) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 (bila ada
transaksi), PPh Pasal 25/Pasal 29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling kurang
3 (tiga) bulan terakhir dalam tahun berjalan. Peserta dapat mengganti persyaratan ini
dengan menyampaikan Surat Keterangan Fiskal (SKF) yang dikeluarkan oleh Kantor
Pelayanan Pajak dengan tanggal penerbitan paling lama 1 (satu) bulan sebelum
tanggal mulai pemasukan Dokumen Kualifikas.;

6. memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam kurun waktu 4
(empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk
pengalaman subkontrak,kecuali bagi pesertaUsaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi
kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;

7. memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan koperasi kecil serta kemampuan pada subbidang pekerjaan yang sesuai
untuk usaha non-kecil;

8. memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang


diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan;

9. menyampaikan daftar perolehan pekerjaan yang sedang dikerjakan;

10. memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank pemerintah/swasta untuk
mengikuti pengadaan Pekerjaan Konstruksi paling kurang 10% (sepuluh perseratus)
dari nilai total paket (HPS);

11. dalam hal peserta akan melakukan kemitraan/KSO:


a. peserta wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/kemitraan yang
memuat persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang mewakili
kemitraan/KSO tersebut;
b. evaluasi persyaratan pada angka 1 sampai dengan angka 10 dilakukan untuk
setiap perusahaan yang melakukan kemitraan/KSO;

12. untuk usaha non-kecil, memiliki Kemampuan Dasar (KD) pada pekerjaan yang sejenis
dan kompleksitas yang setara, dengan ketentuan:
a. KD = 3 NPt
NPt = Nilai pengalaman tertinggi pada sub bidang pekerjaan yang sesuai
dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir;

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 58


b. dalam hal kemitraan/KSO yang diperhitungkan adalah KD dari perusahaan yang
mewakili kemitraan/KSO;
c. KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;
d. pengalaman perusahaan dinilai dari sub bidang pekerjaan, nilai kontrak dan
status peserta pada saat menyelesaikan kontrak sebelumnya;
e. nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai pekerjaan sekarang
(present value) menggunakan perhitungan sebagai berikut:

NPs = Nilai pekerjaan sekarang


Npo = Nilai pekerjaan keseluruhan termasuk eskalasi (apabila ada) saat
serah terima pertama
Io = Indeks dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada bulan serah terima
pertama
Is = Indeks dari BPS pada bulan penilaian prakualifikasi (apabila belum
ada, dapat dihitung dengan regresi linier berdasarkan indeks
bulan-bulan sebelumnya)
Indeks BPS yang dipakai adalahindeks yang merupakan komponen
terbesar dari pekerjaan;

13. mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan ketentuan:


a. SKP = KP jumlah paket yang sedang dikerjakan
KP = Kemampuan menangani paket pekerjaan
Untuk usaha kecil:
KP = 5
Untuk usaha non kecil:
KP = 6 atau KP = 1,2 N
N = Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat
bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir;
b. dalam hal kemitraan/KSO, yang diperhitungkan adalah SKP dari semua
perusahaan yang bermitra/KSO;

14. memiliki Sertifikat Manajemen Mutu (ISO) dan/atau memiliki Sertifikat Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), apabila disyaratkan.

B. Pokja ULP memeriksa dan membandingkan persyaratan dan data isian peserta dalam
Dokumen Kualifikasi dengan data kualifikasi peserta yang tercantum pada aplikasi
SPSEdalam hal:
1. kelengkapan Data Kualifikasi; dan
2. pemenuhan persyaratan kualifikasi.

C. Formulir Isian Kualifikasi untuk KSO yang tidak dibubuhi materai tidak digugurkan, peserta
diminta untuk membayar denda materai sesuai ketentuan peraturan perundangan-
perundangan.

D. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Pokja ULP dapat
meminta peserta untuk menyampaikan klarifikasi secara tertulis namun tidak boleh
mengubah substansi Data Kualifikasi yang telah dikirmkan melalui aplikasi SPSE.

E. Evaluasi kualifikasi sudah merupakan kompetisi, maka data kualifikasi yang kurang tidak
dapat dilengkapi.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 59


BAB IX. BENTUK KONTRAK

SURAT PERJANJIAN

untuk melaksanakan
Paket Pekerjaan Konstruksi:
__________
Nomor: __________

SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut Kontrak)dibuat dan
ditandatangani di __________ pada hari __________ tanggal __ bulan __________ tahun
____________ [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf] antara __________[nama Pejabat
Pembuat Komitmen], selaku Pejabat Pembuat Komitmen, yang bertindak untuk dan atas nama
__________[nama satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen], yang berkedudukan di
__________[alamat Pejabat Pembuat Komitmen], berdasarkan Surat Keputusan
_______________ [pejabat yang menandatangani SK penetapan sebagai PPK] No
_________________ [No. SK penetapan sebagai Pejabat Pembuat Komitmen] selanjutnya disebut
PPK dan

1. Untuk penyedia perseorangan, maka:


[____________ [nama penyedia], yang berkedudukan di __________ [alamat penyedia],
berdasarkan identitas No. _________ [No. KTP/SIM/ Paspor Penyedia], selanjurnya disebut
Penyedia]

2. Untuk penyedia badan usaha non KSO, maka:


[__________ [nama wakil Penyedia], ______________[jabatan wakil Penyedia], yang
bertindak untuk dan atas nama __________ [nama Penyedia], yang berkedudukan di
____________ [alamat Penyedia], berdasarkan Akta Pendirian/Anggaran Dasar No. _______
[No. Akta Pendirian/Anggaran Dasar] tanggal _____________ [tanggal penerbitan Akta
Pendirian/Anggaran Dasar], selanjutnya disebut Penyedia]
3. Untuk penyedia KSO/Kemitraan, maka:
[Kemitraan/KSO yang beranggotakan sebagai berikut:
1. _________________________[nama Penyedia 1];
2. _________________________[nama Penyedia 2];
_____________dst
yang masing-masing anggotanya bertanggung jawab secara pribadi dan tanggung renteng atas
semua kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini dan telah menunjuk __________[nama
anggota kemitraan/KSO yang ditunjuk sebagai wakil kemitraan/KSO] untuk bertindak atas nama
Kemitraan/KSO yang berkedudukan di __________[alamat Penyedia wakil kemitraan/KSO],
berdasarkan surat Perjanjian kemitraan/KSO No. ___________ tanggal ___________
(selanjutnya disebut Penyedia).]

MENGINGAT BAHWA:

(a) PPK telah meminta Penyedia untuk menyediakan Pekerjaan Konstruksi sebagaimana
diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak yang terlampir dalam Kontrak ini
(selanjutnya disebut Pekerjaan Konstruksi);

(b) Penyedia sebagaimana dinyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, personil, dan
sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk menyediakan Pekerjaan Konstruksi sesuai
dengan persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;

(c) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak ini,
dan mengikat pihak yang diwakili;

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 60


(d) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan penandatanganan
Kontrak ini masing-masing pihak:

1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;


2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan
kondisi yang terkait.

MAKA OLEH KARENA ITU, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui hal-hal
sebagai berikut:

1. [untuk kontrak harga satuan atau kontrak gabungan harga satuan dan lump sum, ditulis
sebagai berikut:
total harga Kontrak atau Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang
diperoleh berdasarkan kuantitas dan harga satuan pekerjaan sebagaimana tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp________________
(_______________________ rupiah);]

[untuk kontrak lump sum, ditulis sebagai berikut:


total harga Kontrak atau Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah
sebesar Rp________________ (_______________________ rupiah);]

2. peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama
seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;

3. dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan


dari Kontrak ini:
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran, beserta penawaran harga;
d. syarat-syarat khusus Kontrak;
e. syarat-syarat umum Kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar;
i. daftar kuantitas dan harga (apabila ada); dan
j. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP.

4. Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi
pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen
yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi
berdasarkan urutan hierarki pada angka 3 di atas;

5. Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak yang meliputi
khususnya:
a. PPKmempunyai hak dan kewajiban untuk:
1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Penyedia
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam Kontrak yang
telah ditetapkan kepada Penyedia;

b. Penyediamempunyai hak dan kewajiban untuk:

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 61


1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang
telah ditentukan dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh
tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,
angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen maupun
sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan
pekerjaan yang dirinci dalam Kontrak;
6) memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan
pelaksanaan yang dilakukan PPK;
7) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang
telah ditetapkan dalam Kontrak;
8) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk melindungi lingkungan
tempat kerja dan membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun
miliknya akibat kegiatan Penyedia.

6. Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan, dengan tanggal
mulai dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan sebagaimana diatur dalam Syarat-Syarat
Umum/Khusus Kontrak.

DENGAN DEMIKIAN, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini pada
tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di Republik Indonesia.

Untuk dan atas nama __________ Untuk dan atas nama Penyedia/Kemitraan
PPK (KSO)
__________

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini [tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini
untuk Penyedia maka rekatkan materai Rp untuk satuan kerja PPK maka rekatkan
6.000,- )] materai Rp 6.000,- )]

[nama lengkap] [nama lengkap]


[jabatan] [jabatan]

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 62


BENTUK SURAT PERINTAH KERJA
[kop surat K/L/D/I]

SATUAN KERJA PPK:


SURAT PERINTAH KERJA
(SPK)
NOMOR DAN TANGGAL SPK:
Halaman __ dari __
PAKET PEKERJAAN: __________ NOMOR DAN TANGGAL SURAT PERMINTAAN PENAWARAN:

NOMOR DAN TANGGAL DOKUMEN PENGADAAN:

NOMOR DAN TANGGAL BERITA ACARA HASIL


[NEGOSIASI/PELELANGAN]:

SUMBER DANA: [sebagai contoh, cantumkan dibebankan atas DIPA __________ Tahun Anggaran ____ untuk
mata anggaran kegiatan __________
WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN: ___ (__________) hari kalender/bulan/tahun

NILAI PEKERJAAN
Uraian Satuan Harga Satuan (Rp) Subtotal (Rp)
No. Kuantitas Total (Rp)
Pekerjaan Ukuran Material Upah Material Upah

Jumlah
PPN 10%
NILAI
Terbilang :

INSTRUKSI KEPADA PENYEDIA: Penagihan hanya dapat dilakukan setelah penyelesaian pekerjaan yang
diperintahkan dalam SPK ini dan dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima. Jika pekerjaan tidak
dapat diselesaikan dalam jangka waktu pelaksanaan pekerjaan karena kesalahan atau kelalaian
penyedia maka penyedia berkewajiban untuk membayar denda kepada PPK sebesar 1/1000 (satu per
seribu) dari nilai Kontrak atau sisa nilai bagian Kontrak untuk setiap hari kalender keterlambatan.
Selain tunduk kepada ketentuan dalam SPK ini, penyedia berkewajiban untuk mematuhi Syarat Umum
SPK terlampir.

Untuk dan atas nama __________ Untuk dan atas nama penyedia
Pejabat Pembuat Komitmen __________

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk [tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk
penyedia maka rekatkan materai Rp 6.000,- )] satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen maka
rekatkan materai Rp 6.000,- )]
[nama lengkap]
[jabatan] [nama lengkap]
[jabatan]

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 63


SYARAT UMUM
SURAT PERINTAH KERJA (SPK)

1. LINGKUP PEKERJAAN
Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan dalam
jangka waktu yang ditentukan, sesuai dengan volume, spesifikasi teknis dan
harga yang tercantum dalam SPK.

2. HUKUM YANG BERLAKU


Keabsahan, interpretasi, dan pelaksanaan SPK ini didasarkan kepada hukum
Republik Indonesia.

3. ITIKAD BAIK
a. Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan dengan
hak-hak yang terdapat dalam SPK.
b. Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa
menonjolkan kepentingan masing-masing pihak.
c. Apabila selama pelaksanaan SPK, salah satu pihak merasa dirugikan, maka
diupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.

4. PENYEDIA MANDIRI
Penyedia berdasarkan SPK ini bertanggung jawab penuh terhadap personil serta
pekerjaan yang dilakukan.

5. HARGA SPK
a. PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan pekerjaan dalam SPK
sebesar harga SPK.
b. Harga SPK telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak dan biaya
overhead serta biaya asuransi.
c. Rincian harga SPK sesuai dengan rincian yang tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga(untuk kontrak harga satuan atau kontrak gabungan harga
satuan dan lump sum).

6. HAK KEPEMILIKAN
a. PPK berhak atas kepemilikan semua barang/bahan yang terkait langsung atau
disediakan sehubungan dengan jasa yang diberikan oleh penyedia kepada PPK.
Jika diminta oleh PPK maka penyedia berkewajiban untuk membantu secara
optimal pengalihan hak kepemilikan tersebut kepada PPK sesuai dengan
hukum yang berlaku.
b. Hak kepemilikan atas peralatan dan barang/bahan yang disediakan oleh PPK
tetap pada PPK, dan semua peralatan tersebut harus dikembalikan kepada
PPK pada saat SPK berakhir atau jika tidak diperlukan lagi oleh penyedia.
Semua peralatan tersebut harus dikembalikan dalam kondisi yang sama pada
saat diberikan kepada penyedia dengan pengecualian keausan akibat
pemakaian yang wajar.

7. CACAT MUTU
PPK akan memeriksa setiap hasil pekerjaan penyedia dan memberitahukan
penyedia secara tertulis atas setiap cacat mutu yang ditemukan. PPK dapat
memerintahkan penyedia untuk menemukan dan mengungkapkan cacat mutu,
serta menguji pekerjaan yang dianggap oleh PPK mengandung cacat mutu.
Penyedia bertanggung jawab atas cacat mutu selama 6 (enam) bulan setelah
serah terima hasil pekerjaan.

8. PERPAJAKAN
Penyedia berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 64


pungutan lain yang dibebankan oleh hukum yang berlaku atas pelaksanaan SPK.
Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap telah termasuk dalam harga SPK.

9. PENGALIHAN DAN/ATAU SUBKONTRAK


Penyedia dilarang untuk mengalihkan dan/atau mensubkontrakkan sebagian atau
seluruh pekerjaan. Pengalihan seluruh pekerjaan hanya diperbolehkan dalam hal
pergantian nama penyedia, baik sebagai akibat peleburan (merger), konsolidasi,
pemisahan atau akibat lainnya.

10. JADWAL
a. SPK ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan oleh para pihak atau
pada tanggal yang ditetapkan dalam SPMK.
b. Waktu pelaksanaan SPK adalah sejak tanggal mulai kerja yang tercantum
dalam SPMK.
c. Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang ditentukan.
d. Apabila penyedia berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai
jadwal karena keadaan diluar pengendaliannya dan penyedia telah
melaporkan kejadian tersebut kepada PPK, maka PPKdapat melakukan
penjadwalan kembali pelaksanaan tugas penyedia dengan adendum SPK.

11. ASURANSI
a. Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK sampai dengan tanggal
selesainya pemeliharaan untuk:
1) semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi terjadinya
kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk pelaksanaan
pekerjaan, atas segala risiko terhadap kecelakaan, kerusakan, kehilangan,
serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
2) pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan
3) perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
b. Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk
dalam harga SPK.

12. PENANGGUNGAN DAN RISIKO


a. Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan menanggung
tanpa batas PPK beserta instansinya terhadap semua bentuk tuntutan,
tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian, denda, gugatan atau
tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan
terhadap PPK beserta instansinya (kecuali kerugian yang mendasari tuntutan
tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian berat PPK) sehubungan dengan
klaim yang timbul dari hal-hal berikut terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja
sampai dengan tanggal penandatanganan berita acara penyerahan akhir:
1) kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda penyedia, dan
Personil;
2) cidera tubuh, sakit atau kematian Personil;
3) kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau
kematian pihak ketiga;
b. Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal penandatanganan
berita acara penyerahan awal, semua risiko kehilangan atau kerusakan Hasil
Pekerjaan ini, Bahan dan Perlengkapan merupakan risiko penyedia, kecuali
kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian
PPK.
c. Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak membatasi
kewajiban penanggungan dalam syarat ini.
d. Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil Pekerjaan atau Bahan yang
menyatu dengan Hasil Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja dan batas akhir
Masa Pemeliharaan harus diganti atau diperbaiki oleh penyedia atas
tanggungannya sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut terjadi akibat

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 65


tindakan atau kelalaian penyedia.

13. PEMELIHARAAN LINGKUNGAN


Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah yang memadai untuk
melindungi lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan
membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga dan harta bendanya
sehubungan dengan pelaksanaan SPK ini.

14. PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN


PPK berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan
pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia.Apabila diperlukan, PPK dapat
memerintahkan kepada pihak ketiga untuk melakukan pengawasan dan
pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh
penyedia.

15. PENGUJIAN
Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk melakukan
pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis dan
Gambar, dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu maka penyedia
berkewajiban untuk menanggung biaya pengujian tersebut. Jika tidak ditemukan
adanya Cacat Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa
Kompensasi.

16. LAPORAN HASIL PEKERJAAN


a. Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan SPK untuk menetapkan
volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan guna pembayaran
hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam laporan
kemajuan hasil pekerjaan.
b. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan,
seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam buku
harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang berisi rencana dan
realisasi pekerjaan harian.
c. Laporan harian berisi:
1) jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan;
2) penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;
3) jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
4) jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
5) keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan
6) catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
d. Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan diperiksa oleh
konsultan dan disetujui oleh wakil PPK.
e. Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting
yang perlu ditonjolkan.
f. Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting
yang perlu ditonjolkan.
g. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, PPK membuat foto-foto
dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan.

17. WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN


a. Kecuali SPK diputuskan lebih awal, penyedia berkewajiban untuk memulai
pelaksanaan pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan program mutu, serta menyelesaikan pekerjaan
selambat-lambatnya pada Tanggal Penyelesaian yang ditetapkan dalam SPMK.
b. Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal Penyelesaian bukan akibat Keadaan

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 66


Kahar atau Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau kelalaian
penyedia maka penyedia dikenakan denda.
c. Jika keterlambatan tersebut semata-mata disebabkan oleh Peristiwa
Kompensasi maka PPK dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi. Denda
atau ganti rugi tidak dikenakan jika Tanggal Penyelesaian disepakati oleh Para
Pihak untuk diperpanjang.
d. Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah tanggal
penyelesaian semua pekerjaan.

18. PENERIMAAN BARANG/JASA


PPK berhak memeriksa barang/jasa setelah serah terima barang/jasa atau
menolak penerimaan barang yang tidak memenuhi spesifikasi dalam SPK ini.
Pembayaran atas barang bukan merupakan bukti penerimaan barang tersebut.

19. SERAH TERIMA PEKERJAAN


a. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan.
b. Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan Pejabat Penerima
Hasil Pekerjaan.
c. Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian terhadap hasil
pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat
kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, penyedia wajib
memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah PPK.
d. PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan SPK dan diterima oleh Pejabat
Penerima Hasil Pekerjaan.
e. Apabila PPHP belum menerima hasil pekerjaan, PPK memerintahkan Penyedia
untuk memperbaiki pekerjaan dan dikenakan denda sesuai dengan ketentuan
dalam SPK.
f. Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima perseratus) dari
harga SPK, sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan retensi selama
masa pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus
perseratus) dari harga SPK dan penyedia harus menyerahkan Jaminan
Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari harga SPK.
g. Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan
sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
h. Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia mengajukan permintaan
secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan akhir pekerjaan.
i. PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia melaksanakan
semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik. PPK wajib
melakukan pembayaran sisa harga SPK yang belum dibayar atau
mengembalikan Jaminan Pemeliharaan.
j. Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sebagaimana
mestinya, maka PPK berhak menggunakan uang retensiuntuk membiayai
perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan Jaminan Pemeliharaan.

20. JAMINAN PEMELIHARAAN


a. Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK setelah pekerjaan dinyatakan
selesai 100% (seratus perseratus).
b. Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja setelah masa pemeliharaan selesai dan pekerjaan diterima dengan
baik sesuai dengan ketentuan SPK.
c. Masa berlakunya Jaminan Pemeliharaan sekurang-kurangnya sejak tanggal
serah terima pertama pekerjaan (PHO) sampai dengan tanggal penyerahan
akhir pekerjaan (Final Hand Over/FHO).

21. PERUBAHAN SPK

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 67


a. SPK hanya dapat diubah melalui adendum SPK.
b. PerubahanSPK bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak, meliputi:
1) perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh
para pihak dalam SPK sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam SPK;
2) perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan
pekerjaan;
3) perubahan harga SPK akibat adanya perubahan pekerjaan dan/atau
perubahan pelaksanaan pekerjaan.
c. Untuk kepentingan perubahan SPK, PA/KPA dapat membentuk Pejabat
Peneliti Pelaksanaan Kontrak atas usul PPK.

22. PERISTIWA KOMPENSASI


a. Peristiwa Kompensasi dapat diberikan kepada penyedia dalam hal sebagai
berikut:
1) PPK mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
2) keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
3) PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi dan/atau instruksi
sesuai jadwal yang dibutuhkan;
4) penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal;
5) PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia untuk melakukan pengujian
tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak ditemukan
kerusakan/kegagalan/penyimpangan;
6) PPK memerintahkan kepada pihak penyediauntuk penundaan pelaksanaan
pekerjaan;
7) PPK memerintahkan kepada pihak penyedia untuk mengatasi kondisi
tertentu yang tidak dapat diduga sebelumnya dan disebabkan oleh PPK;
8) ketentuan lain dalam SPK.
b. Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan pengeluaran tambahan dan/atau
keterlambatan penyelesaian pekerjaan maka PPK berkewajiban untuk
membayar ganti rugi dan/atau memberikan perpanjangan waktu penyelesaian
pekerjaan.
c. Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data penunjang dan
perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat
dibuktikan kerugian nyata akibat Peristiwa Kompensasi.
d. Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan hanya dapat diberikan jika
berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh
penyedia kepada PPK dan dapat dibuktikan perlunya tambahan waktu akibat
Peristiwa Kompensasi.
e. Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan waktu
penyelesaian pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai untuk memberikan
peringatan dini dalam mengantisipasi atau mengatasi dampak Peristiwa
Kompensasi.

23. PERPANJANGAN WAKTU


a. Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan akan
melampaui Tanggal Penyelesaian maka penyedia berhak untuk meminta
perpanjangan Tanggal Penyelesaian berdasarkan data penunjang. PPK
berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan/Pejabat Peneliti Pelaksanaan
Kontrakmemperpanjang Tanggal Penyelesaian Pekerjaan secara tertulis.
Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus dilakukan melalui adendum SPK jika
perpanjangan tersebut mengubah Masa SPK.
b. PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan setelah melakukan
penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan oleh penyedia.

24. PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN SPK


a. Penghentian SPK dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai atau terjadi
Keadaan Kahar.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 68


b. Dalam hal SPK dihentikan, maka PPK wajib membayar kepada penyedia sesuai
dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai, termasuk:
1) biaya langsung pengadaan bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan ini.
Bahan dan perlengkapan ini harus diserahkan oleh Penyedia kepada PPK,
dan selanjutnya menjadi hak milik PPK;
2) biaya langsung pembongkaran dan demobilisasi hasil pekerjaan sementara
dan peralatan;
3) biaya langsung demobilisasi personil.
c. Pemutusan SPK dapat dilakukan oleh pihak PPK atau pihak penyedia.
d. Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
pemutusan SPK melalui pemberitahuan tertulis dapatdilakukan apabila:
1) penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan tidak
memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan;
2) penyedia tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan, tidak memulai
pelaksanaan pekerjaan;
3) penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 (dua puluh delapan) hari dan
penghentian ini tidak tercantum dalam program mutu serta tanpa
persetujuan Pengawas Pekerjaan;
4) penyedia berada dalam keadaan pailit;
5) penyedia selama Masa SPK gagal memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka
waktu yang ditetapkan oleh PPK;
6) denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan penyedia
sudah melampaui 5% (lima perseratus) dari harga SPK dan PPK menilai
bahwa Penyedia tidak akan sanggup menyelesaikan sisa pekerjaan;
7) Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk menunda
pelaksanaan atau kelanjutan pekerjaan, dan perintah tersebut tidak
ditarik selama 28 (dua puluh delapan) hari;
8) PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran sesuai
dengan yang disepakati sebagaimana tercantum dalam SPK;
9) penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan dalam
proses Pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang berwenang; dan/atau
10)pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau
pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan dinyatakan
benar oleh instansi yang berwenang.
e. Dalam hal pemutusan SPK dilakukan karena kesalahan penyedia:
1) penyedia membayar denda; dan/atau
2) penyedia dimasukkan dalam Daftar Hitam.
f. Dalam hal pemutusan SPK dilakukan karena PPK terlibat penyimpangan
prosedur, melakukan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam
pelaksanaan pengadaan, maka PPK dikenakan sanksi berdasarkan peraturan
perundang-undangan.

25. PEMBAYARAN
a. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh PPK,
dengan ketentuan:
1) penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil
pekerjaan;
2) pembayaran dilakukan dengan [sistem bulanan/sistem
termin/pembayaran secara sekaligus];
3) pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak
termasuk bahan/material dan peralatan yang ada di lokasi pekerjaan;
4) pembayaran harus dipotong denda (apabila ada), pajak dan uang retensi.
b. Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus
perseratus) dan Berita Acara penyerahan pertama pekerjaan diterbitkan.
c. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah pengajuan permintaan
pembayaran dari penyedia harus sudah mengajukan surat permintaan
pembayaran kepada Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 69


(PPSPM).
d. Bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan
menjadi alasan untuk menunda pembayaran. PPK dapat meminta penyedia
untuk menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan
mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi perselisihan.

26. DENDA
Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa Denda sebagai
akibat wanprestasi atau cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban penyedia
dalam SPK ini. PPK mengenakan Denda dengan memotong angsuran pembayaran
prestasi pekerjaan penyedia. Pembayaran Denda tidak mengurangi tanggung
jawab kontraktual penyedia.

27. PENYELESAIAN PERSELISIHAN


PPK dan penyedia berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan
secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan SPK
ini atau interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan pekerjaan. Jika
perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka perselisihan akan
diselesaikan melalui mediasi, konsiliasi, arbitrase, atau pengadilan negeri dalam
wilayah hukum Republik Indonesia.

28. LARANGAN PEMBERIAN KOMISI


Penyedia menjamin bahwa tidak satu pun personil satuan kerja PPK telah atau
akan menerima komisi dalam bentuk apapun (gratifikasi) atau keuntungan tidak
sah lainnya baik langsung maupun tidak langsung dari SPK ini. Penyedia
menyetujui bahwa pelanggaran syarat ini merupakan pelanggaran yang mendasar
terhadap SPK ini.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 70


BAB X. SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK (SSUK)

A. Ketentuan Umum

1. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak ini


harus mempunyai arti atau tafsiran seperti yang dimaksudkan sebagai
berikut:
1.1 Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang
berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau
pembuatan wujud fisik lainnya.
1.2 Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah
pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran
Kementerian/ Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah atau
Pejabat yang disamakan pada Institusi lain Pengguna
APBN/APBD.
1.3 Kuasa Pengguna Anggaranyang selanjutnya disebut KPA
adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan
APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk
menggunakan APBD.
1.4 Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK
adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi.
1.5 Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah
panitia/pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas
memeriksa dan menerima hasil pekerjaan.
1.6 Aparat Pengawas Intern Pemerintahatau pengawas intern
pada Institusi lain yang selanjutnya disebut APIP adalah
aparat yang melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.
1.7 Penyediaadalah badan usaha atau orang perseorangan yang
menyediakan Pekerjaan Konstruksi.
1.8 Subpenyedia adalah penyedia yang mengadakan perjanjian
kerja dengan penyedia penanggung jawab kontrak, untuk
melaksanakan sebagian pekerjaan (subkontrak).
1.9 Kemitraan/ Kerja Sama Operasi (KSO) adalah kerjasama
usaha antar penyedia baik penyedia nasional maupun
penyedia asing, yang masing-masing pihak mempunyai hak,
kewajiban dan tanggung jawab yang jelas berdasarkan
perjanjian tertulis.
1.10 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan, adalah
jaminan tertulis yang bersifat mudah dicairkan dan tidak
bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank
Umum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan Asuransi yang
diserahkan oleh penyedia kepada PPK untuk menjamin
terpenuhinya kewajiban penyedia.
1.11 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut
Kontrak adalah perjanjian tertulis antara PPK dengan
penyedia yang mencakup Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK)
ini dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK) serta dokumen
lain yang merupakan bagian dari kontrak.
1.12 Nilai Kontrakadalah total harga yang tercantum dalam
Kontrak.
1.13 Hari adalah hari kalender.
1.14 Direksi lapangan adalah tim pendukung yang
dibentuk/ditetapkan oleh PPK, terdiri dari 1 (satu)
orang atau lebih, yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 71


kontrak untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan.
1.15 Direksi teknis adalah tim pendukung yang
ditunjuk/ditetapkan oleh PPK untuk mengawasi pelaksanaan
pekerjaan.
1.16 Daftar kuantitas dan harga (rincian harga penawaran)
adalah daftar kuantitas yang telah diisi harga satuan dan
jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan bagian dari
penawaran.
1.17 Harga Perkiraan Sendiri (HPS)adalah perhitungan
perkiraan biaya pekerjaan yang ditetapkan oleh PPK,
dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan serta digunakan oleh Pokja ULP untuk
menilai kewajaran penawaran termasuk rinciannya.
1.18 Pekerjaan utamaadalah jenis pekerjaan yang secara
langsung menunjang terwujudnya dan berfungsinya suatu
konstruksi sesuai peruntukannya yang ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan;
1.19 Harga Satuan Pekerjaan (HSP)adalah harga satu jenis
pekerjaan tertentu per satusatuan tertentu;
1.20 Metode pelaksanaan pekerjaanadalah cara kerja yang
layak, realistik dan dapat dilaksanakan untuk menyelesaikan
seluruh pekerjaan dan diyakini menggambarkan penguasaan
dalam penyelesaian pekerjaan dengan tahap pelaksanaan
yang sistimatis berdasarkan sumber daya yang dimiliki
penawar;
1.21 Jadwal waktu pelaksanaanadalah jadwal yang
menunjukkan kebutuhan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan, terdiri atas tahap pelaksanaan
yang disusun secara logis, realistik dan dapat dilaksanakan.
1.22 Personil inti adalah orangyang akan ditempatkan secara
penuh sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan serta posisinya dalam manajemen
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan organisasi pelaksanaan
yang diajukan untuk melaksanakan pekerjaan.
1.23 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkanadalah bagian
pekerjaan bukan pekerjaan utama yang ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan, yang pelaksanaannya diserahkan
kepada penyedia lain dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
1.24 Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini
terhitung sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai
dengan masa pemeliharaan berakhir.
1.25 Tanggal mulai kerja adalah tanggal mulai kerja penyedia
yang dinyatakan pada Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), yang
diterbitkan oleh PPK.
1.26 Tanggal penyelesaian pekerjaan adalah tanggal penyerahan
pertama pekerjaan selesai, dinyatakan dalam Berita Acara
penyerahan pertama pekerjaan yang diterbitkan oleh PPK.
1.27 Masa pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak yang
ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak
tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan.
1.28 Kegagalan Konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan yang
tidak sesuai dengan spesifikasi pekerjaan sebagaimana
disepakati dalam kontrak baik sebagian maupun keseluruhan
sebagai akibat kesalahan pengguna atau penyedia.
1.29 Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah
diserahterimakan oleh penyedia kepada PPK dan terlebih

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 72


dahulu diperiksa serta diterima oleh Panitia/Pejabat
Penerima Hasil Pekerjaan, menjadi tidak berfungsi, baik
secara keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak, dari segi
teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja, dan/atau
keselamatan umum.

2. Penerapan SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi


ini tetapi tidak dapat bertentangan dengan ketentuan-ketentuan
dalam Dokumen Kontrak lain yang lebih tinggi berdasarkan urutan
hierarki dalam Surat Perjanjian.

3. Bahasa dan 3.1 Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia.[kecuali dalam
Hukum rangka pinjaman/hibah luar negeri menggunakan Bahasa
Indonesia dan bahasa nasional pemberi pinjaman/hibah
tersebut dan/atau bahasa Inggris.]

3.2 Hukum yang digunakan adalah hukum yang berlaku di


Indonesia.[kecuali dalam rangka pinjaman/hibah luar negeri
menggunakan hukum yang berlaku di Indonesia atau hukum
yang berlaku di negara pemberi pinjaman/hibah (tergantung
kesepakatan antara Pemerintah dan negara pemberi
pinjaman/hibah)]

4. Larangan Korupsi, 4.1 Berdasarkan etika pengadaan barang/jasa pemerintah, para


Kolusi dan pihak dilarang untuk:
Nepotisme (KKN) a. menawarkan, menerima atau menjanjikan untuk memberi
serta Penipuan atau menerima hadiah atau imbalan berupa apa saja atau
melakukan tindakan lainnya untuk mempengaruhi
siapapun yang diketahui atau patut dapat diduga
berkaitan dengan pengadaan ini;
b. membuat dan/atau menyampaikan secara tidak benar
dokumen dan/atau keterangan lain yang disyaratkan
untuk penyusunan dan pelaksanaan Kontrak ini .

4.2 Penyedia menjamin bahwa yang bersangkutan (termasuk


semua anggota Kemitraan/KSOapabila berbentuk
Kemitraan/KSO) dan Sub penyedianya (jika ada) tidak akan
melakukan tindakan yang dilarang di atas.

4.3 Penyedia yang menurut penilaian PPK terbukti melakukan


larangan-larangan di atas dapat dikenakan sanksi-sanksi
administratif sebagai berikut:
a. pemutusan Kontrak;
b. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetorkan
sebagaimana ditetapkan dalam SSKK;
c. sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia; dan
d. dimasukkan dalam daftar hitam.

4.4 Pengenaan sanksi administratif di atas dilaporkan oleh PPK


kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan
Institusi.

4.5 PPK yang terlibat dalam KKN dan penipuan dikenakan sanksi
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 73


5. Asal Material/ 5.1 Penyedia harus menyampaikan asal material/bahan yang
Bahan terdiri dari rincian komponen dalam negeri dan komponen
impor.

5.2 Asal material/bahan merupakan tempat material/bahan


diperoleh, antara lain tempat material/bahan ditambang,
tumbuh, atau diproduksi.

5.3 Material/bahan harus diutamakan yang manufaktur,


pabrikasi, perakitan, dan penyelesaian akhir pekerjaannya
dilakukan di Indonesia (produksi dalam negeri).

5.4 Jika dalam material/bahan digunakan komponen berupa


barang, jasa, atau gabungan keduanya yang tidak berasal dari
dalam negeri (impor) maka penggunaan komponen impor
harus sesuai dengan besaran TKDN dalam formulir
rekapitulasi perhitungan TKDN (apabila diberikan preferensi
harga) yang merupakan bagian dari penawaran penyedia

6. Korespondensi 6.1 Semua korespondensi dapat berbentuk surat, e-mail dan/atau


faksimili dengan alamat tujuan para pihak yang tercantum
dalam SSKK.

6.2 Semua pemberitahuan, permohonan, atau persetujuan


berdasarkan Kontrak ini harus dibuat secara tertulis dalam
Bahasa Indonesia, dan dianggap telah diberitahukan jika telah
disampaikan secara langsung kepada wakil sah Para Pihak
dalam SSKK, atau jika disampaikan melalui surat tercatat, e-
mail, dan/atau faksimili yang ditujukan ke alamat yang
tercantum dalam SSKK.

7. Wakil Sah Para Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dilakukan,
Pihak dan setiap dokumen yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk
dibuat berdasarkan Kontrak ini oleh PPK atau Penyedia hanya dapat
dilakukan atau dibuat oleh pejabat yang disebutkan dalam SSKK.
Khusus untuk penyedia perseorangan, Penyedia tidak boleh
diwakilkan.

8. Pembukuan Penyedia diharapkan untuk melakukan pencatatan keuangan yang


akurat dan sistematis sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini
berdasarkan standar akuntansi yang berlaku.

9. Perpajakan Penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan Personil yang bersangkutan


berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan
pungutan lain yang dibebankan oleh peraturan perpajakan atas
pelaksanaan Kontrak ini. Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap
telah termasuk dalam Nilai Kontrak.

10. Pengalihan 10.1 Pengalihan seluruh Kontrak hanya diperbolehkan dalam hal
dan/atau pergantian nama Penyedia, baik sebagai akibat peleburan
Subkontrak (merger), konsolidasi, pemisahan, maupun akibat lainnya.

10.2 Penyedia dapat bekerjasama dengan penyedia lain dengan


mensubkontrakkan sebagian pekerjaan.

10.3 Penyedia hanya boleh mensubkontrakkan sebagian pekerjaan

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 74


dan dilarang mensubkontrakkan seluruh pekerjaan.

10.4 Penyedia hanya boleh mensubkontrakkan pekerjaan apabila


pekerjaan tersebut sejak awal di dalam Dokumen Pengadaan
dan dalam Kontrak diijinkan untuk disubkontrakkan.

10.5 Subkontrak sebagian pekerjaan utama hanya diperbolehkan


kepada Penyedia spesialis.

10.6 Penyedia hanya boleh mensubkontrakkan pekerjaan setelah


persetujuan tertulis dari PPK. Penyedia tetap bertanggung
jawab atas bagian pekerjaan yang disubkontrakkan.

10.7 Jika ketentuan di atas dilanggar maka Kontrak diputuskan dan


Penyedia dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam SSKK.

11. Pengabaian Jika terjadi pengabaian oleh satu Pihak terhadap pelanggaran
ketentuan tertentu Kontrak oleh Pihak yang lain maka pengabaian
tersebut tidak menjadi pengabaian yang terus-menerus selama Masa
Kontrak atau seketika menjadi pengabaian terhadap pelanggaran
ketentuan yang lain. Pengabaian hanya dapat mengikat jika dapat
dibuktikan secara tertulis dan ditandatangani oleh Wakil Sah Pihak
yang melakukan pengabaian.

12. Penyedia Mandiri Penyedia berdasarkan Kontrak ini bertanggung jawab penuh terhadap
personil dan subpenyedianya (jika ada) serta pekerjaan yang
dilakukan oleh mereka.

13. Kemitraan/KSO Kemitraan/KSO memberi kuasa kepada salah satu anggota yang
disebut dalam Surat Perjanjian untuk bertindak atas nama
Kemitraan/KSO dalam pelaksanaan hak dan kewajiban terhadap PPK
berdasarkan Kontrak.

14. Penemuan- Penyedia wajib memberitahukan kepada PPK dan kepada pihak yang
penemuan berwenang semuapenemuan benda/barang yang mempunyai nilai
sejarah atau penemuan kekayaan di lokasi pekerjaan yang menurut
peraturan perundang-undangan dikuasai oleh negara .

B. PELAKSANAAN, PENYELESAIAN, ADENDUM DAN PEMUTUSAN KONTRAK


15. Jadwal 15.1 Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan
Pelaksanaan Surat Perjanjian oleh Para Pihak atau pada tanggal yang
Pekerjaan ditetapkan dalam SSKK.

15.2 Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang


ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak dihitung sejak
tanggal mulai kerja yang tercantum dalam SPMK.

15.3 Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang


ditentukan dalam SSKK.

15.4 Apabila penyedia berpendapat tidak dapat menyelesaikan


pekerjaan sesuai jadwal karena keadaan diluar
pengendaliannya dan penyedia telah melaporkan kejadian
tersebut kepada PPK, maka PPKdapat melakukan penjadwalan
kembali pelaksanaan tugas penyedia dengan adendum
kontrak.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 75


B.1 Pelaksanaan Pekerjaan

16. Penyerahan 16.1 PPK berkewajiban untuk menyerahkan keseluruhan lokasi


Lokasi Kerja kerja kepada penyedia sebelum SPMK diterbitkan.
Penyerahan dilakukan setelah sebelumnya dilakukan
pemeriksaan lapangan bersama. Hasil pemeriksaan dan
penyerahan dituangkan dalam berita acara penyerahan lokasi
kerja.

16.2 Jika dalam pemeriksaan lapangan bersama ditemukan hal-hal


yang dapat mengakibatkan perubahan isi Kontrak maka
perubahan tersebut harus dituangkan dalam adendum
Kontrak.

16.3 Jika penyerahan hanya dilakukan pada bagian tertentu dari


lokasi kerja maka PPK dapat dianggap telah menunda
pelaksanaan pekerjaan tertentu yang terkait dengan bagian
lokasi kerja tersebut, dan kondisi ini ditetapkan sebagai
Peristiwa Kompensasi.

17. Surat Perintah 17.1 PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya 14 (empat belas)
Mulai Kerja hari sejak tanggal penanda-tanganan kontrak.
(SPMK)
17.2 Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat dimulainya
pelaksanaan kontrak oleh penyedia.

18. Program Mutu 18.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan program mutu
pada rapat persiapan pelaksanaan kontrak untuk disetujui
oleh PPK.

18.2 Program mutu disusun paling sedikit berisi:


a. informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
b. organisasi kerja penyedia;
c. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d. prosedur pelaksanaan pekerjaan;
e. prosedur instruksi kerja; dan
f. pelaksana kerja.

18.3 Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi


pekerjaan.

18.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan program mutu


jika terjadi adendum Kontrak dan Peristiwa Kompensasi.

18.5 Pemutakhiran program mutu harus menunjukkan


perkembangan kemajuan setiap pekerjaan dan dampaknya
terhadap penjadwalan sisa pekerjaan, termasuk perubahan
terhadap urutan pekerjaan. Pemutakhiran program mutu
harus mendapatkan persetujuan PPK.

18.6 Persetujuan PPK terhadap program mutu tidak mengubah


kewajiban kontraktual penyedia.

19. Rapat Persiapan 19.1 Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SPMK
Pelaksanaan dan sebelum pelaksanaan pekerjaan, PPK bersama dengan
Kontrak penyedia, unsur perencanaan, dan unsur pengawasan, harus

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 76


sudah menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan
kontrak.

19.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat


persiapan pelaksanaan kontrak meliputi:
a. program mutu;
b. organisasi kerja;
c. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
d. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
e. jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi peralatan
dan personil;
f. penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi
pekerjaan.
20. Mobilisasi 20.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan
dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan SPMK.

20.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, yaitu:


a. mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
b. mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung
laboratorium, bengkel, gudang, dan sebagainya; dan/atau
c. mendatangkan personil-personil.

20.3 Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara


bertahap sesuai dengan kebutuhan.

21. Pengawasan 21.1 Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, PPK jika


Pelaksanaan dipandang perlu dapat mengangkat Pengawas Pekerjaan yang
Pekerjaan berasal dari personil PPK atau konsultan pengawas. Pengawas
Pekerjaan berkewajiban untuk mengawasi pelaksanaan
pekerjaan.

21.2 Dalam melaksanakan kewajibannya, Pengawas Pekerjaan


selalu bertindak untuk kepentingan PPK. Jika tercantum
dalam SSKK, Pengawas Pekerjaan dapat bertindak sebagai
Wakil Sah PPK.

22. Persetujuan 22.1 Semua gambar yang digunakan untuk mendapatkan Hasil
Pengawas Pekerjaan baik yang permanen maupun sementara harus
Pekerjaan mendapatkan persetujuan Pengawas Pekerjaan.

22.2 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan terlebih


dahulu adanya Hasil Pekerjaan Sementara maka penyedia
berkewajiban untuk menyerahkan spesifikasi dan gambar
usulan Hasil Pekerjaan Sementara tersebut untuk disetujui
oleh Pengawas Pekerjaan. Terlepas dari ada tidaknya
persetujuan Pengawas Pekerjaan, penyedia bertanggung jawab
secara penuh atas rancangan Hasil Pekerjaan Sementara.

23. Perintah Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan semua perintah


Pengawas Pekerjaan yang sesuai dengan kewenangan Pengawas
Pekerjaan dalam Kontrak ini.

24. Akses ke Lokasi Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses PPK, Wakil Sah PPK
Kerja dan/atau Pengawas Pekerjaan ke lokasi kerja dan lokasi lainnya
dimana pekerjaan ini sedang atau akan dilaksanakan.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 77


25. Pemeriksaan 25.1 Apabila diperlukan, pada tahap awal pelaksanaan Kontrak,
Bersama PPK bersama-sama dengan penyedia melakukan pemeriksaan
lokasi pekerjaan dengan melakukan pengukuran dan
pemeriksaan detail kondisi lokasi pekerjaan untuk setiap
rencana mata pembayaran.

25.2 Untuk pemeriksaan bersama ini, PA/KPA dapat membentuk


Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksana-an Kontrak atas usul PPK.

25.3 Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara.


Apabila dalam pemeriksaan bersama mengakibatkan
perubahan isi Kontrak, maka harus dituangkan dalam
adendum Kontrak.

25.4 Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Personil dan/atau


Peralatan ternyata belum memenuhi persyaratan Kontrak
maka penyedia tetap dapat melanjutkan pekerjaan dengan
syarat Personil dan/atau Peralatan yang belum memenuhi
syarat harus segera diganti dalam jangka waktu yang
disepakati bersama.

26. Waktu 26.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, penyedia


Penyelesaian berkewajiban untuk memulai pelaksanaan pekerjaan pada
Pekerjaan Tanggal Mulai Kerja, dan melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan program mutu, serta menyelesaikan pekerjaan
selambat-lambatnya pada Tanggal Penyelesaian yang
ditetapkan dalam SPMK.

26.2 Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal Penyelesaian bukan


akibat Keadaan Kahar atau Peristiwa Kompensasi atau karena
kesalahan atau kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan
denda.

26.3 Jika keterlambatan tersebut semata-mata disebabkan oleh


Peristiwa Kompensasi maka PPK dikenakan kewajiban
pembayaran ganti rugi. Denda atau ganti rugi tidak dikenakan
jika Tanggal Penyelesaian disepakati oleh Para Pihak untuk
diperpanjang.

26.4 Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam angka 26 ini


adalah tanggal penyelesaian semua pekerjaan.

27. Perpanjangan 27.1 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian


Waktu pekerjaan akan melampaui Tanggal Penyelesaian maka
penyedia berhak untuk meminta perpanjangan Tanggal
Penyelesaian berdasarkan data penunjang. PPK berdasarkan
pertimbangan Pengawas Pekerjaan memperpanjang Tanggal
Penyelesaian Pekerjaan secara tertulis. Perpanjangan Tanggal
Penyelesaian harus dilakukan melalui adendum Kontrak jika
perpanjangan tersebut mengubah Masa Kontrak.

27.2 PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan harus


telah menetapkan ada tidaknya perpanjangan dan untuk
berapa lama, dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari
setelah penyedia meminta perpanjangan. Jika penyedia lalai
untuk memberikan peringatan dini atas keterlambatan atau

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 78


tidak dapat bekerja sama untuk mencegah keterlambatan
maka keterlambatan seperti ini tidak dapat dijadikan alasan
untuk memperpanjang Tanggal Penyelesaian.

28. Penundaan oleh Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan secara tertulis penyedia
Pengawas untuk menunda pelaksanaan pekerjaan. Setiap perintah penundaan
Pekerjaan ini harus segera ditembuskan kepada PPK.

29. Rapat 29.1 Pengawas Pekerjaan atau penyedia dapat menyelenggarakan


Pemantauan rapat pemantauan, dan meminta satu sama lain untuk
menghadiri rapat tersebut. Rapat pemantauan
diselenggarakan untuk membahas perkembangan pekerjaan
dan perencanaaan atas sisa pekerjaan serta untuk
menindaklanjuti peringatan dini.

29.2 Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh Pengawas


Pekerjaan dalam berita acara rapat, dan dokumennya
diserahkan kepada PPK dan pihak-pihak yang menghadiri
rapat.

29.3 Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu diputuskan,


Pengawas Pekerjaan dapat memutuskan baik dalam rapat
atau setelah rapat melalui pernyataan tertulis kepada semua
pihak yang menghadiri rapat.

30. Peringatan Dini 30.1 Penyedia berkewajiban untuk memperingatkan sedini


mungkin Pengawas Pekerjaan atas peristiwa atau kondisi
tertentu yang dapat mempengaruhi mutu pekerjaan,
menaikkan Nilai Kontrak atau menunda penyelesaian
pekerjaan. Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan
penyedia untuk menyampaikan secara tertulis perkiraan
dampak peristiwa atau kondisi tersebut di atas terhadap Nilai
Kontrak dan Tanggal Penyelesaian. Pernyataan perkiraan ini
harus sesegera mungkin disampaikan oleh penyedia.

30.2 Penyedia berkewajiban untuk bekerja sama dengan Pengawas


Pekerjaan untuk mencegah atau mengurangi dampak
peristiwa atau kondisi tersebut.

B.2 Penyelesaian Kontrak

31. Serah Terima 31.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia
Pekerjaan mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk
penyerahan pekerjaan.

31.2 Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan


Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

31.3 Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan melakukan


penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan
oleh penyedia. Apabila terdapat kekurangan-kekurangan
dan/atau cacat hasil pekerjaan, penyedia wajib
memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah PPK.

31.4 PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh


hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kontrak
dan diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 79


31.5 Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima
perseratus) dari nilai kontrak, sedangkan yang 5% (lima
perseratus) merupakan retensi selama masa pemeliharaan,
atau pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus perseratus)
dari nilai kontrak dan penyedia harus menyerahkan Jaminan
Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak.

31.6 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa


pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti pada saat
penyerahan pertama pekerjaan.

31.7 Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia mengajukan


permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan
akhir pekerjaan.

31.8 PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia


melaksanakan semua kewajibannya selama masa
pemeliharaan dengan baik. PPK wajib melakukan pembayaran
sisa nilai kontrak yang belum dibayar atau mengembalikan
Jaminan Pemeliharaan.

31.9 Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban


pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka PPK berhak
menggunakan uang retensi untuk membiayai
perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan Jaminan
Pemeliharaan.

31.10 Jika Hasil Pekerjaan berupa bangunan maka umur konstruksi


bangunan ditetapkan dalam SSKK.

32. Pengambilalihan PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam jangka
waktu tertentu setelah dikeluarkan surat keterangan
selesai/pengakhiran pekerjaan.

33. Pedoman 33.1 Penyedia diwajibkan memberikan petunjuk kepada PPK


Pengoperasian tentang pedoman pengoperasiandanperawatan sesuai dengan
dan Perawatan SSKK.

33.2 Apabila penyedia tidak memberikan pedoman pengoperasian


dan perawatan, PPK berhak menahan uang retensi atau
Jaminan Pemeliharaan.

B.3 Perubahan Kontrak


34. Perubahan 34.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak.
Kontrak
34.2 Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabila disetujui oleh
para pihak, meliputi:
4) perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang
dilakukan oleh para pihak dalam kontrak sehingga
mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak;
5) perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya
perubahan pekerjaan; dan/atau
6) perubahan nilai kontrak akibat adanya perubahan
pekerjaan perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan,
dan/atau penyesuaian harga.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 80


34.3 Perubahan kontrak sebagaimana dimaksud pada angka 34.2
tidak dapat dilakukan untuk bagian lump sum dari kontrak
gabungan lump sum dan harga satuan.

34.4 Untuk kepentingan perubahan kontrak, PA/KPA dapat


membentuk Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak
atas usul PPK.

35. Perubahan 35.1 Untuk pekerjaan yang menggunakan Kontrak Harga Satuan
Lingkup atau Kotrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan pada
Pekerjaan bagian harga satuan, apabila terdapat perbedaan yang
signifikan antara kondisi lokasi pekerjaan/lapangan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan
dalam Kontrak, maka:
a. PPK bersama penyedia dapat melakukan perubahan
kontrak yang meliputi antara lain :
a. menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang
tercantum dalam kontrak;
b. mengurangi atau menambah jenis pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan
sesuai dengan kebutuhan lokasi pekerjaan; dan/atau
d. melaksanakan pekerjaan tambah yang belum
tercantum dalam kontrak yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh pekerjaan.
b. Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan tersedianya
anggaran dan paling tinggi 10% (sepuluh perseratus) dari
nilai kontrak awal.
c. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK secara
tertulis kepada penyedia kemudian dilanjutkan dengan
negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada
ketentuan yang tercantum dalam kontrak awal.
d. Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara
sebagai dasar penyusunan adendum kontrak.

35.2 Untuk pekerjaan yang menggunakan Kontrak Gabungan Lump


Sum dan Harga Satuan pada bagian Lump Sum, tidak dapat
dilakukan perubahan kontrak.

36. Perubahan Jadwal 36.1 [Untuk pekerjaan yang menggunakan Kontrak Harga Satuan
Pelaksanaan atau Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan pada
Pekerjaan bagian harga satuan, perubahan jadwal dalam hal terjadi
perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh PPK
atas pertimbangan yang layak dan wajar untuk hal-hal
sebagai berikut:
a. pekerjaan tambah;
b. perubahan disain;
c. keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;
d. masalah yang timbul di luar kendali penyedia; dan/atau
e. keadaan kahar.]
[Untuk pekerjaan yang menggunakan Kontrak Gabungan Lump
Sum dan Harga Satuan pada bagian Lump Sum, perubahan
jadwal dalam hal terjadi perpanjangan waktu pelaksanaan
dapat diberikan oleh PPK atas pertimbangan yang layak dan
wajar untuk hal-hal sebagai berikut:
a. keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;
b. masalah yang timbul di luar kendali penyedia; dan/atau
c. keadaan kahar.]

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 81


36.2 Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang paling
kurang sama dengan waktu terhentinya kontrak akibat
keadaan kahar.

36.3 PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan atas


kontrak setelah melakukan penelitian terhadap usulan tertulis
yang diajukan oleh penyedia.

36.4 PPK dapat menugaskan Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan


Kontrak untuk meneliti kelayakan usulan perpanjangan waktu
pelaksanaan.

36.5 Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan


dalam adendum kontrak.

B.4 Keadaan Kahar


37. Keadaan Kahar 37.1 suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak dan
tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban
yang ditentukan dalam Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.

37.2 Yang digolongkan Keadaan Kahar meliputi:


a. bencana alam;
b. bencana non alam;
c. bencana sosial;
d. pemogokan;
e. kebakaran; dan/atau
f. gangguan industri lainnya sebagaimana dinyatakan melalui
keputusan bersama Menteri Keuangan dan menteri teknis
terkait.

37.3 Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia


memberitahukan kepada PPK paling lambat 14 (empat belas)
hari sejak terjadinya Keadaan Kahar, dengan menyertakan
pernyataan Keadaan Kahar dari pejabat yang berwenang,
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

37.4 Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak untuk


pemenuhan kewajiban Pihak yang tertimpa Keadaan Kahar
harus diperpanjang paling kurang sama dengan jangka waktu
terhentinya Kontrak akibat Keadaan Kahar.

37.5 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat Keadaan Kahar


yang dilaporkan paling lambat 14 (empat belas) hari sejak
terjadinya Keadaan Kahar, tidak dikenakan sanksi.

37.6 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini akan


dihentikan sementara hingga Keadaan Kahar berakhir dengan
ketentuan, Penyedia berhak untuk menerima pembayaran
sesuai dengan prestasi atau kemajuan pelaksanaan pekerjaan
yang telah dicapai. Jika selama masa Keadaan Kahar PPK
memerintahkan secara tertulis kepada Penyedia untuk
meneruskan pekerjaan sedapat mungkin maka Penyedia
berhak untuk menerima pembayaran sebagaimana ditentukan
dalam Kontrak dan mendapat penggantian biaya yang wajar
sesuai dengan yang telah dikeluarkan untuk bekerja dalam
situasi demikian. Penggantian biaya ini harus diatur dalam

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 82


suatu adendum Kontrak.

B.5 Penghentian dan Pemutusan Kontrak


38. Penghentian 38.1 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah
Kontrak selesai atau terjadi Keadaan Kahar.

38.2 Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK wajib membayar


kepada penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah
dicapai, termasuk:
4) biaya langsung pengadaan Bahan dan Perlengkapan untuk
pekerjaan ini. Bahan dan Perlengkapan ini harus
diserahkan oleh Penyedia kepada PPK, dan selanjutnya
menjadi hak milik PPK;
5) biaya langsung pembongkaran dan demobilisasi Hasil
Pekerjaan Sementara dan Peralatan;
6) biaya langsung demobilisasi Personil.

39. Pemutusan Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak penyedia atau pihak
Kontrak PPK.

40. Pemutusan 40.1 Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang
Kontrak oleh PPK Hukum Perdata,PPK dapat memutuskan Kontrak melalui
pemberitahuan tertulis kepada Penyedia setelah terjadinya
hal-hal sebagai berikut:
a. kebutuhan barang/jasa tidak dapat ditunda melebihi
batasberakhirnya kontrak;
b. berdasarkan penelitian PPK, Penyedia tidak akan mampu
menyelesaikan keseluruhanpekerjaan walaupun diberikan
kesempatan sampaidengan 50 (lima puluh) hari kalender
sejak masaberakhirnya pelaksanaan pekerjaan
untukmenyelesaikan pekerjaan;
c. setelah diberikan kesempatan menyelesaikanpekerjaan
sampai dengan 50 (lima puluh) harikalender sejak masa
berakhirnya pelaksanaanpekerjaan, Penyedia tidak
dapatmenyelesaikan pekerjaan;
d. Penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan
kewajibannya dan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan;
e. Penyedia tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan, tidak
memulai pelaksanaan pekerjaan;
f. Penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 (dua puluh
delapan) hari dan penghentian ini tidak tercantum dalam
program mutu serta tanpa persetujuan Pengawas
Pekerjaan;
g. Penyedia berada dalam keadaan pailit;
h. Penyedia selama Masa Kontrak gagal memperbaiki Cacat
Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh PPK;
i. Penyedia tidak mempertahankan keberlakuan Jaminan
Pelaksanaan;
j. Pengawas Pekerjaan memerintahkan Penyedia untuk
menunda pelaksanaan atau kelanjutan pekerjaan, dan
perintah tersebut tidak ditarik selama 28 (dua puluh
delapan) hari;
k. Penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau
pemalsuan dalam proses Pengadaan yang diputuskan oleh
instansi yang berwenang; dan/atau
l. pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 83


dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam
pelaksanaan pengadaan dinyatakan benar oleh instansi
yang berwenang.

40.2 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena kesalahan


Penyedia:
a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan (untuk nilai paket di atas
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah));
b. sisa Uang Muka harus dilunasi oleh penyedia atau Jaminan
Uang Muka dicairkan (apabila ada);
c. Penyedia membayar denda keterlambatan sebagaimana
tercantum dalam SSKK (apabila ada);
d. Penyedia dimasukkan dalam Daftar Hitam; dan
e. PPK membayar kepada Penyedia sesuai dengan pencapaian
prestasi pekerjaan yang telah diterima oleh PPK sampai
dengan tanggal berlakunya pemutusan Kontrak dikurangi
dengan denda keterlambatan yang harus dibayar Penyedia
(apabila ada), serta Penyedia menyerahkan semua hasil
pelaksanaan pekerjaan kepada PPK dan selanjutnya
menjadi hak milik PPK.

41. Pemutusan 41.1 Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang
Kontrak oleh Hukum Perdata,Penyedia dapat memutuskan Kontrak melalui
Penyedia pemberitahuan tertulis kepada PPK apabila PPK tidak
menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran sesuai
dengan yang disepakati sebagaimana tercantum dalam SSKK.

41.2 Penyedia dapat memutuskan Kontrak apabila PPK gagal


mematuhi keputusan akhir penyelesaian perselisihan. Dalam
hal ini pemutusan Kontrak dilakukan paling kurang 30 (tiga
puluh) hari setelah Penyedia menyampaikan pemberitahuan
rencana pemutusan Kontrak secara tertulis kepada PPK.

41.3 Kejadian sebagaimana dimaksud angka 41.2 adalah:


a. akibat keadaan kahar sehingga Penyedia tidak dapat
melaksanakan pekerjaan sesuai ketentuan dokumen
kontrak;
b. PPK gagal mematuhi keputusan akhir penyelesaian
perselisihan.

41.4 Dalam hal terjadi pemutusan Kontrak, PPK membayar kepada


Penyedia sesuai dengan pencapaian prestasi pekerjaan yang
telah diterima oleh PPK sampai dengan tanggal berlakunya
pemutusan Kontrak dikurangi dengan denda keterlambatan
yang harus dibayar Penyedia (apabila ada), serta Penyedia
menyerahkan semua hasil pelaksanaan kepada PPK dan
selanjutnya menjadi hak milik PPK.

42. [Keterlambatan 42.1 [Apabila Penyedia terlambat melaksanakan pekerjaan sesuai


Pelaksanaan jadwal, maka PPK harus memberikan peringatan secara
Pekerjaan dan tertulis atau dikenakan ketentuan tentang kontrak kritis.
Kontrak Kritis
42.2 Kontrak dinyatakan kritis apabila:
(Untuk Pekerjaan a. dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% - 70% dari
Konstruksi Kontrak), realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih
Bangunan)] besar 10% dari rencana;
b. dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100%

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 84


dari Kontrak), realisasi fisik pelaksanaan terlambat
lebih besar 5% dari rencana.
c. rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari Kontrak,
realisasi fisik pelaksanaan terlambat kurang dari 5% dari
rencana dan akan melampaui tahun anggaran berjalan.

42.3 Penanganan kontrak kritis


a. dalam hal keterlambatan pada angka 42.1 dan
penanganan Kontrak pada pasal kritis 42.2 penanganan
Kontrak Kritis dilakukan dengan Rapat Pembuktikan
(show cause meeting/SCM)
1) pada saat Kontrak dinyatakan krisis, direksi
pekerjaan menerbitkan surat peringatan kepada
Penyedia dan selanjutnya menyelenggarakan SCM.
2) dalam SCM direksi pekerjaan, direksi teknis dan
penyedia membahas dan menyepakati besaran
kemajuan fisik yang harus dicapai oleh Penyedia
dalam periode waktu tertentu (uji coba pertama)
yang dituangkan dalam Berita Acara SCM Sampul I
3) apabila Penyedia gagal pada uji coba pertama, maka
dilaksanakan SCM Sampul II yang membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus
dicapai oleh Penyedia dalam periode waktu tertentu
(uji coba kedua) yang dituangkan dalam Berita Acara
SCM Sampul II.
4) apabila Penyedia gagal pada uji coba tahap kedua,
maka diselenggarakan SCM Sampul II yang membahas
dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus
dicapai oleh Penyedia dalam periode waktu tertentu
(uji coba ketiga) yang dituangkan dalam Berita Acara
SCM Sampul II.
5) pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus
menerbitkan surat perigatan kepada Penyedia atas
keterlambatan realisasi fisik pelaksanaan pekerjaan.
b. dalam hal keterlambatan pada angka 42.2 c PPK setelah
dilakukan rapat bersama atasan PPK sebelum tahun
anggaran berakhir dapat langsung memutuskan Kontrak
secara sepihak dengan mengesampingkan pasal 1266
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.]

43. Pemutusan Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena PPK/Pokja ULP
Kontrak akibat terlibat penyimpangan prosedur, melakukan KKN dan/atau
lainnya pelanggararan persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan, maka
PPK/Pokja ULP dikenakan sanksi berdasarkan peraturan perundang-
undangan.

44. Peninggalan Semua Bahan, Perlengkapan, Peralatan, Hasil Pekerjaan Sementara


yang masih berada di lokasi kerja setelah pemutusan Kontrak akibat
kelalaian atau kesalahan penyedia,dapat dimanfaatkan sepenuhnya
oleh PPK tanpa kewajiban perawatan. Pengambilan kembali semua
peninggalan tersebut oleh penyedia hanya dapat dilakukan setelah
mempertimbangkan kepentingan PPK.

C. HAK DAN KEWAJIBAN PENYEDIA


45. Hak dan Penyedia memiliki hak dan kewajiban:
Kewajiban a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai
Penyedia dengan harga yang telah ditentukan dalam kontrak;

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 85


b. berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan
prasarana dari PPK untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan kontrak;
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
d. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak;
e. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat,
akurat dan penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan,
dan segala pekerjaan permanen maupun sementara yang
diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan
pekerjaan yang dirinci dalam kontrak;
f. memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
g. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak; dan
h. mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk
melindungi lingkungan tempat kerja dan membatasi perusakan
dan gangguan kepada masyarakat maupun miliknya akibat
kegiatan penyedia.

46. Penggunaan Penyedia tidak diperkenankan menggunakan dan menginformasikan


Dokumen Kontrak dokumen kontrak atau dokumen lainnya yang berhubungan dengan
dan Informasi kontrak untuk kepentingan pihak lain, misalnya spesifikasi teknis
dan/atau gambar-gambar, kecuali dengan ijin tertulis dari PPK.

47. Hak Atas Penyedia wajib melindungiPPK dari segala tuntutan atau klaim dari
Kekayaan pihak ketiga yang disebabkan penggunaan Hak Atas Kekayaan
Intelektual Intelektual (HAKI) oleh penyedia.

48. Penanggungan 48.1 Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan


dan Risiko menanggung tanpa batas PPK beserta instansinya terhadap
semua bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban,
kehilangan, kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum,
proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan
terhadap PPK beserta instansinya (kecuali kerugian yang
mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau
kelalaian berat PPK) sehubungan dengan klaim yang timbul
dari hal-hal berikut terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja
sampai dengan tanggal penandatanganan berita acara
penyerahan akhir:
4) kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda
penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan Personil;
5) cidera tubuh, sakit atau kematian Personil;
6) kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh,
sakit atau kematian pihak ketiga;

48.2 Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal


penandatanganan berita acara penyerahan awal, semua risiko
kehilangan atau kerusakan Hasil Pekerjaan ini, Bahan dan
Perlengkapan merupakan risiko penyedia, kecuali kerugian
atau kerusakan tersebut diakibatkan olehkesalahan atau
kelalaian PPK.

48.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak


membatasi kewajiban penanggungan dalam angka 48 ini.
48.4 Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil Pekerjaan atau

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 86


Bahan yang menyatu dengan Hasil Pekerjaan selama Tanggal
Mulai Kerja dan batas akhir Masa Pemeliharaan harus diganti
atau diperbaiki oleh penyedia atas tanggungannya sendiri jika
kehilangan atau kerusakan tersebut terjadi akibat tindakan
atau kelalaian penyedia.

49. Perlindungan 49.1 Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas biaya sendiri
Tenaga Kerja untuk mengikutsertakan Personilnya pada program Jaminan
Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan.

49.2 Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan memerintahkan


Personilnya untuk mematuhi peraturan keselamatan kerja.
Pada waktu pelaksanaan pekerjaan, penyedia beserta
Personilnya dianggap telah membaca dan memahami
peraturan keselamatan kerja tersebut.

49.3 Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk menyediakan


kepada setiap Personilnya (termasuk Personil Subpenyedia,
jika ada) perlengkapan keselamatan kerja yang sesuai dan
memadai.

49.4 Tanpa mengurangi kewajiban penyedia untuk melaporkan


kecelakaan berdasarkan hukum yang berlaku, penyedia akan
melaporkan kepada PPK mengenai setiap kecelakaan yang
timbul sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini dalam
waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah kejadian.

50. Pemeliharaan Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah yang


Lingkungan memadai untuk melindungi lingkungan baik di dalam maupun di luar
tempat kerja dan membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak
ketiga dan harta bendanya sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak
ini.

51. Asuransi 51.1 Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK sampai
dengan tanggal selesainya pemeliharaan untuk:
a. semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi
terjadinya kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta
pekerja untuk pelaksanaan pekerjaan, atas segala risiko
terhadap kecelakaan, kerusakan, kehilangan, serta risiko
lain yang tidak dapat diduga;
b. pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat
kerjanya; dan
c. perlindungan terhadap kegagalan bangunan.

51.2 Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan


termasuk dalam nilai kontrak.

52. Tindakan 52.1 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih dahulu


Penyedia yang persetujuan tertulis PPK sebelum melakukan tindakan-
Mensyaratkan tindakan berikut:
Persetujuan PPK a. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan;
atau Pengawas b. menunjuk Personil yang namanya tidak tercantum dalam
Pekerjaan Lampiran A SSKK;
c. mengubah atau memutakhirkan program mutu;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 87


52.2 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih dahulu
persetujuan tertulis Pengawas Pekerjaan sebelum melakukan
tindakan-tindakan berikut:
a. menggunakan spesifikasi dan gambar dalam angka15 SSUK;
b. mengubah syarat dan ketentuan polis asuransi;
c. mengubah Personil Inti dan/atau Peralatan;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.

53. Laporan Hasil 53.1 Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan


Pekerjaan kontrak untuk menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan
yang telah dilaksanakanguna pembayaran hasil pekerjaan.
Hasil pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam laporan
kemajuan hasil pekerjaan.

53.2 Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan


pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan
dilokasi pekerjaan dicatat dalam buku harian sebagai bahan
laporan harian pekerjaan yang berisi rencana dan realisasi
pekerjaan harian.

53.3 Laporan harian berisi:


a. jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan;
b. penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;
c. jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam
lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan;
dan
f. catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.

53.4 Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan


diperiksa oleh konsultan dan disetujui oleh wakil PPK.

53.5 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan


berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu
minggu, serta hal-hal penting yang perlu ditonjolkan.

53.6 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan


dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu
bulan, serta hal-hal penting yang perlu ditonjolkan.

53.7 Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, PPK membuat


foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi
pekerjaan.

54. Kepemilikan Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan, dan dokumen-
Dokumen dokumen lain serta piranti lunak yang dipersiapkan oleh penyedia
berdasarkan Kontrak ini sepenuhnya merupakan hak milik PPK.
Penyedia paling lambat pada waktu pemutusan atau akhir Masa
Kontrak berkewajiban untuk menyerahkan semua dokumen dan
piranti lunak tersebut beserta daftar rinciannya kepada PPK. Penyedia
dapat menyimpan 1 (satu) buah salinan tiap dokumen dan piranti
lunak tersebut. Pembatasan (jika ada) mengenai penggunaan
dokumen dan piranti lunak tersebut di atas di kemudian hari diatur
dalam SSKK.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 88


55. Kerjasama Antara 55.1 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut harus diatur
Penyedia dan Sub dalam Kontrak dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
Penyedia
55.2 Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan
yang disubkontrakkan tersebut.

55.3 Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus mengacu


kepada Kontrak serta menganut prinsip kesetaraan.

56. Usaha Mikro, 56.1 Penyedia dapat bekerja sama dengan Usaha Mikro, Usaha
Usaha Kecil dan Kecil dan koperasi kecil, antra lain dengan mensubkontrakkan
Koperasi Kecil sebagian pekerjaanya.

56.2 Dalam melaksanakan kewajiban di atas penyedia terpilih


tetap bertanggungjawab penuh atas keseluruhan pekerjaan
tersebut.

56.3 Bentuk kerjasama tersebut hanya untuk sebagian pekerjaan


yang bukan pekerjaan utama.

56.4 Membuat laporan periodik mengenai pelaksanaan ketetapan


di atas.

56.5 Apabila ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka penyedia


dikenakan sanksiyang diatur dalam SSKK.

57. Penyedia Lain Penyedia berkewajiban untuk bekerjasama dan menggunakan lokasi
kerja bersama dengan penyedia yang lain (jika ada) dan pihak lainnya
yang berkepentingan atas lokasi kerja. Jika dipandang perlu, PPK
dapat memberikan jadwal kerja penyedia yang lain di lokasi kerja.

58. Keselamatan Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan semua pihak di lokasi
kerja.

59. Pembayaran Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa


Denda Denda sebagai akibat wanprestasi atau cidera janji terhadap
kewajiban-kewajiban penyedia dalam Kontrak ini. PPK mengenakan
Denda dengan memotong angsuran pembayaran prestasi pekerjaan
penyedia. Pembayaran Denda tidak mengurangi tanggung jawab
kontraktual penyedia.

60. Jaminan 60.1 Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada PPK selambat-


lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) sebelum
dilakukan penandatanganan kontrak dengan besar:
a. 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak; atau
b. 5% (lima perseratus) dari nilai total Harga Perkiraan
Sendiri (HPS) bagi penawaran yang lebih kecil dari 80%
(delapan puluh perseratus) HPS.

60.2 Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan paling kurang sejak


tanggal penanda-tanganan kontrak sampai dengan serah
terima pertama pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO).

60.3 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah pekerjaan


dinyatakan selesai 100% (seratus perseratus) dan diganti
dengan Jaminan Pemeliharaan atau menahan uang retensi

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 89


sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak;

60.4 Jaminan Uang Muka diberikan kepada PPK dalam rangka


pengambilan uang muka dengan nilai 100% (seratus
perseratus) dari besarnya uang muka;

60.5 Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi secara proporsional


sesuai dengan pencapaian prestasi pekerjaan;

60.6 Masa berlaku Jaminan Uang Muka paling kurang sejak tanggal
persetujuan pemberian uang muka sampai dengan tanggal
penyerahan pertama pekerjaan (PHO).

60.7 Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK setelah


pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus perseratus).

60.8 Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan paling lambat


14 (empat belas) hari kerja setelah masa pemeliharaan
selesai dan pekerjaan diterima dengan baik sesuai dengan
ketentuan kontrak;

60.9 Masa berlaku Jaminan Pemeliharaan paling kurang sejak


tanggal serah terima pertama pekerjaan (PHO) sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan (Final Hand Over/FHO);

D. HAK DAN KEWAJIBAN PPK


61. Hak dan PPK memiliki hak dan kewajiban :
Kewajiban PPK a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh
penyedia;
b. meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia;
c. membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
kontrak yang telah ditetapkan kepada penyedia;
d. mengenakan denda keterlambatan (apabila ada);
e. membayar uang muka (apabila diberikan);
f. memberikan instruksi sesuai jadwal;
g. membayar ganti rugi, melindungi dan membela Penyedia terhadap
tuntuan hukum, tuntutan lainnya dan tanggungan yang timbul
karena kesalahan, kecerobohan dan pelanggaran kontrak yang
dilakukan PPK; dan
h. mengusulkan penetapan sanksi Daftar Hitam kepada PA/KPA
(apabila ada).

62. Fasilitas PPK dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana atau
kemudahan lainnya (jika ada) yang tercantum dalam SSKK untuk
kelancaran pelaksanan pekerjaan ini.

63. Peristiwa 63.1 Peristiwa Kompensasidapat diberikan kepada penyedia dalam


Kompensasi hal sebagai berikut:
a. PPK mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan;
b. keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
c. PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi
dan/atau instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan;
d. penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal dalam
kontrak;
e. PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia untuk

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 90


melakukan pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan
pengujian ternyata tidak ditemukan
kerusakan/kegagalan/penyimpangan;
f. PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan pekerjaan;
g. PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi tertentu yang
tidak dapat diduga sebelumnya dan disebabkan oleh PPK;
h. ketentuan lain dalam SSKK.

63.2 Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan pengeluaran


tambahan dan/atau keterlambatan penyelesaian pekerjaan
maka PPK berkewajiban untuk membayar ganti rugi dan/atau
memberikan perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan.

63.3 Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data


penunjang dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh
penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan kerugian nyata akibat
Peristiwa Kompensasi.

63.4 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian


pekerjaan akan melampaui Tanggal Penyelesaian maka
penyedia berhak untuk meminta perpanjangan waktu
Penyelesaian berdasarkan data penunjang dan perhitungan
kompensasi yang diajukan oleh Penyedia kepada PPK.
Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus dilakukan melalui
adendum Kontrak jika perpanjangan tersebut mengubah Masa
Kontrak.

63.5 Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan


waktu penyelesaian pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai
untuk memberikan peringatan dini dalam mengantisipasi atau
mengatasi dampak Peristiwa Kompensasi.

E. PERSONIL DAN/ATAU PERALATAN PENYEDIA


64. Personil Inti 64.1 Personil inti dan/atau peralatan yang ditempatkan harus
dan/atau sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen Penawaran.
Peralatan
64.2 Penggantian personil inti dan/atau peralatan tidak boleh
dilakukan kecuali atas persetujuan tertulis PPK.

64.3 Penggantian personil inti dilakukan oleh penyedia dengan


mengajukan permohonan terlebih dahulu kepada PPK dengan
melampirkan riwayat hidup/pengalaman kerja personil inti
yang diusulkan beserta alasan penggantian.

64.4 PPK dapat menilai dan menyetujui penempatan/penggantian


personil inti dan/atau peralatan menurut kualifikasi yang
dibutuhkan.

64.5 Jika PPK menilai bahwa personil inti:


a. tidak mampu atau tidak dapat melakukan pekerjaan
dengan baik;
b. berkelakuan tidak baik; atau
c. mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya;
maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti
dan menjamin personil inti tersebut meninggalkan lokasi
kerja dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak diminta oleh PPK.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 91


64.6 Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan perlu
dilakukan, maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan
pengganti dengan kualifikasi yang setara atau lebih baik dari
personil inti dan/atau peralatan yang digantikan tanpa biaya
tambahan apapun.

64.7 Personil inti berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan


pekerjaannya. Jika diperlukan oleh PPK, Personil inti dapat
sewaktu-waktu disyaratkan untuk menjaga kerahasiaan
pekerjaan di bawah sumpah.

F. PEMBAYARAN KEPADA PENYEDIA


65. Harga Kontrak 65.1 PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan pekerjaan
dalam kontrak sebesar harga kontrak.

65.2 Harga kontrak telah memperhitungkan keuntungan, beban


pajak dan biaya overhead serta biaya asuransi yang meliputi
juga biaya keselamatan dan kesehatan kerja.

65.3 [Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang tercantum


dalam daftar kuantitas dan harga (untuk kontrak harga
satuan atau Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan).]

66. Pembayaran 65.1 Uang muka


a. uang muka dibayar untuk membiayai mobilisasi peralatan,
personil, pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok
bahan/material dan persiapan teknis lain;
b. besaran uang muka ditentukan dalam SSKK dan dibayar
setelah penyedia menyerahkan Jaminan Uang Muka senilai
uang muka yang diterima;
c. dalam hal PPK menyediakan uang muka maka Penyedia
harus mengajukan permohonan pengambilan uang muka
secara tertulis kepada PPK disertai dengan rencana
penggunaan uang muka untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai Kontrak;
d. PPK harus mengajukan Surat Permintaan Pembayaran
(SPP) kepada Pajabat Penandatangan Surat Perintah
Membayar (PPSPM) untuk permohonan tersebut pada
hurufc, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah Jaminan
Uang Muka diterima;
e. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh bank umum,
perusahaan penjaminan, atau Perusahaan Asuransi Umum
yang memiliki izin untuk menjual produk jaminan
(suretyship) yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
f. pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur-
angsur secara proporsional pada setiap pembayaran
prestasi pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada
saat pekerjaan mencapai prestasi 100% (seratus
perseratus).

65.2 Prestasi pekerjaan


a. pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati
dilakukan oleh PPK, dengan ketentuan:
1) penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan
kemajuan hasil pekerjaan;
2) pembayaran dilakukan dengan sistem bulanan, sistem
termin atau pembayaran secara sekaligus, sesuai

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 92


ketentuan dalam SSKK;
3) pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah
terpasang, tidak termasuk bahan/material dan
peralatan yang ada di lokasi pekerjaan;
4) pembayaran harus dipotong angsuran uang muka,
denda (apabila ada), pajak dan uang retensi; dan
5) untuk kontrak yang mempunyai subkontrak,
permintaan pembayaran harus dilengkapi bukti
pembayaran kepada seluruh sub penyedia sesuai
dengan prestasi pekerjaan.
b. pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan
selesai 100% (seratus perseratus) dan Berita Acara
penyerahan pertama pekerjaan diterbitkan;
c. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah
pengajuan permintaan pembayaran dari penyedia harus
sudah mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
kepada Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar
(PPSPM);
d. bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan
angsuran, tidak akan menjadi alasan untuk menunda
pembayaran. PPK dapat meminta penyedia untuk
menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan
mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi
perselisihan.

65.3 Denda dan ganti rugi


a. denda merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada
penyedia;
b. ganti rugi merupakan sanksi finansial yang dikenakan
kepada PPK karena terjadinya cidera janji/wanprestasi;
c. besarnya denda yang dikenakan kepada penyedia atas
keterlambatan penyelesaian pekerjaan untuk setiap hari
keterlambatan adalah:
1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga bagian kontrak
yang belum dikerjakan, apabila bagian pekerjaan
yang sudah dilaksanakan dapat berfungsi; atau
2) 1/1000 (satu perseribu) dari harga kontrak, apabila
bagian pekerjaan yang sudah dilaksanakan belum
berfungsi.
sesuai yang ditetapkan dalam SSKK;
d. besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas
keterlambatan pembayaran adalah sebesar bunga dari
nilai tagihan yang terlambat dibayar, berdasarkan tingkat
suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan
Bank Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi;
e. pembayaran denda dan/atau ganti rugi diperhitungkan
dalam pembayaran prestasi pekerjaan;
f. ganti rugi dan kompensasi kepada peserta dituangkan
dalam adendum kontrak;
g. pembayaran ganti rugi dan kompensasi dilakukan oleh
PPK, apabila penyedia telah mengajukan tagihan disertai
perhitungan dan data-data.

67. Hari Kerja 67.1 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan datanya
disimpan oleh penyedia. Daftar pembayaran ditandatangani
oleh masing-masing pekerja dan dapat diperiksa oleh PPK.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 93


67.2 Penyedia harus membayar upah hari kerja kepada tenaga
kerjanya setelah formulir upah ditandatangani.

67.3 Jam kerja dan waktu cuti untuk pekerja harus dilampirkan.

68. Perhitungan Akhir 68.1 Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan terakhir dilakukan
setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dan berita
acara penyerahan awal telah ditandatangani oleh kedua belah
Pihak.

68.2 Sebelum pembayaran terakhir dilakukan, penyedia


berkewajiban untuk menyerahkan kepada Pengawas
Pekerjaan rincian perhitungan nilai tagihan terakhir yang
jatuh tempo. PPK berdasarkan hasil penelitian tagihan oleh
Pengawas Pekerjaan berkewajiban untuk menerbitkan SPP
untuk pembayaran tagihan angsuran terakhir selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tagihan dan
kelengkapan dokumen penunjang diterima oleh Pengawas
Pekerjaan.

69. Penangguhan 69.1 PPK dapat menangguhkan pembayaran setiap angsuran


prestasi pekerjaan penyedia jika penyedia gagal atau lalai
memenuhi kewajiban kontraktualnya, termasuk penyerahan
setiap Hasil Pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.

69.2 PPK secara tertulis memberitahukan kepada penyedia tentang


penangguhan hak pembayaran, disertai alasan-alasan yang
jelas mengenai penangguhan tersebut. Penyedia diberi
kesempatan untuk memperbaiki dalam jangka waktu
tertentu.

69.3 Pembayaran yang ditangguhkan harus disesuaikan dengan


proporsi kegagalan atau kelalaian penyedia.

69.4 Jika dipandang perlu oleh PPK, penangguhan pembayaran


akibat keterlambatan penyerahan pekerjaan dapat dilakukan
bersamaan dengan pengenaan denda kepada penyedia.

70. [Penyesuaian 70.1 [Hargayang tercantum dalam kontrak dapat berubah akibat
Harga (Untuk adanya penyesuaian harga sesuai dengan peraturan yang
Kontrak Harga berlaku.
Satuan atau
Kontrak Gabungan 70.2 Penyesuaian harga diberlakukan pada Kontrak Tahun Jamak
Lump Sum dan yang masa pelaksanaannya lebih dari 12 (dua belas) bulan
Harga Satuan)] dan diberlakukan mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak
pelaksanaan pekerjaan.

70.3 Penyesuaian harga diberlakukan terhadap Kontrak Tahun


Jamak yang berbentuk Kontrak Harga Satuan atau Kontrak
Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan yang mengacu pada
Dokumen Pengadaan dan/atau perubahan Dokumen
Pengadaan, yang selanjutnya dituangkan dalam SSKK.

70.4 Penyesuaian Harga Satuan berlaku bagi seluruh


kegiatan/mata pembayaran, kecuali komponen keuntungan
dan biaya overhead sebagaimana tercantum dalam

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 94


penawaran.

70.5 Penyesuaian Harga Satuan diberlakukan sesuai dengan jadwal


pelaksanaan yang tercantum dalam kontrak awal/adendum
kontrak.

70.6 Penyesuaian Harga Satuan bagi komponen pekerjaan yang


berasal dari luar negeri, menggunakan indeks penyesuaian
harga dari negara asal barang tersebut.

70.7 Jenis pekerjaan baru dengan Harga Satuan baru sebagai


akibat adanya adendum kontrak dapat diberikan penyesuaian
harga mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak adendum kontrak
tersebut ditandatangani.
70.8 Kontrak yang terlambat pelaksanaannya disebabkan oleh
kesalahan Penyedia diberlakukan penyesuaian harga
berdasarkan indeks harga terendah antara jadwal awal
dengan jadwal realisasi pekerjaan.

70.9 Penyesuaian Harga Satuan, ditetapkan dengan rumus sebagai


berikut:
Hn=Ho (a+b.Bn/Bo+c.Cn/Co+d.Dn/Do+.....)
Hn = Harga Satuan pada saat pekerjaan dilaksanakan;
Ho = Harga Satuan pada saat harga penawaran;
a = Koefisien tetap yang terdiri atas keuntungan dan
overhead;
Dalam hal penawaran tidak mencantumkan
besaran komponen keuntungan dan overhead
maka a = 0,15.
b, c, d = Koefisien komponen kontrak seperti tenaga kerja,
bahan, alat kerja, dsb;
Penjumlahana+b+c+d+....dst adalah 1,00.
Bn, Cn, Dn = Indeks harga komponen pada saat pekerjaan
dilaksanakan (mulai bulan ke-13 setelah
penandatanganan kontrak).
Bo, Co, Do = Indeks harga komponen pada bulan ke-12
setelah penanda-tanganan kontrak.

70.10 Penetapan koefisien bahan, tenaga kerja dan alat kerja


ditetapkan dalam SSKK.

70.11 Indeks harga yang digunakan bersumber dari penerbitan BPS.

70.12 Dalam hal indeks harga tidak dimuat dalam penerbitan BPS,
digunakan indeks harga yang dikeluarkan oleh instansi teknis.

70.13 Rumusan penyesuaian nilai kontrak ditetapkan sebagai


berikut:
Pn = (Hn1xV1)+(Hn2xV2)+(Hn3xV3)+.... dst
Pn = Nilai Kontrak setelah dilakukan penyesuaian Harga
Satuan;
Hn = Harga Satuan baru setiap jenis komponen pekerjaan
setelah dilakukan penyesuaian harga menggunakan
rumusan penyesuaian Harga Satuan;
V = Volume setiap jenis komponen pekerjaan yang
dilaksanakan.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 95


70.14 Pembayaran penyesuaian harga dilakukan oleh PPK, apabila
penyedia telah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan
data-data;

70.15 Penyedia dapat mengajukan secara berkala selambat-


lambatnya setiap 6 (enam) bulan.]

G. PENGAWASAN MUTU
71. Pengawasan dan PPK berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap
Pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia.Apabila
diperlukan, PPK dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk
melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan
pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia.

72. Penilaian 72.1 PPK dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat melakukan
Pekerjaan penilaian atas hasil pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia.
Sementara oleh
PPK 72.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap mutu dan
kemajuan fisik pekerjaan.

73. Cacat Mutu PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap Hasil Pekerjaan
dan memberitahukan penyedia secara tertulis atas setiap Cacat Mutu
yang ditemukan. PPK atau Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan
penyedia untuk menemukan dan mengungkapkan Cacat Mutu, serta
menguji Hasil Pekerjaan yang dianggap oleh PPK atau Pengawas
Pekerjaan mengandung Cacat Mutu. Penyedia bertanggung jawab atas
perbaikan Cacat Mutu selama Masa Kontrak dan Masa Pemeliharaan.

74. Pengujian Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk
melakukan pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum dalam
Spesifikasi Teknis dan Gambar, dan hasil uji coba menunjukkan
adanya Cacat Mutu maka penyedia berkewajiban untuk menanggung
biaya pengujian tersebut. Jika tidak ditemukan adanya Cacat Mutu
maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa Kompensasi.

75. Perbaikan Cacat 75.1 PPK atau Pengawas Pekerjaan akan menyampaikan
Mutu pemberitahuan Cacat Mutu kepada penyedia segera setelah
ditemukan Cacat Mutu tersebut. Penyedia bertanggung jawab
atas cacat mutu selama Masa Kontrak dan Masa Pemeliharaan.

75.2 Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut, penyedia


berkewajiban untuk memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka
waktu yang ditetapkan dalam pemberitahuan.

75.3 Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka


waktu yang ditentukan maka PPK, berdasarkan pertimbangan
Pengawas Pekerjaan, berhak untuk secara langsung atau
melalui pihak ketiga yang ditunjuk oleh PPK melakukan
perbaikan tersebut. Penyedia segera setelah menerima klaim
PPK secara tertulis berkewajiban untuk mengganti biaya
perbaikan tersebut. PPK dapat memperoleh penggantian
biaya dengan memotong pembayaran atas tagihan penyedia
yang jatuh tempo (jika ada) atau uang retensi atau pencairan
Surat Jaminan Pemeliharaan atau jika tidak ada maka biaya
penggantian akan diperhitungkan sebagai utang penyedia
kepada PPK yang telah jatuh tempo.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 96


75.4 PPK dapat mengenakan Denda Keterlambatan untuk setiap
keterlambatan perbaikan Cacat Mutu, dan
mendaftarhitamkan penyedia.

76. Kegagalan 76.1 Jika Hasil Pekerjaan sebagaimana ditetapkan dalam SSKK
Bangunan berupa bangunan maka PPK dan/atau penyedia terhitung
sejak tanggal penandatanganan berita acara penyerahan akhir
bertanggung jawab atas kegagalan bangunan sesuai dengan
kesalahan masing-masing selama umur konstruksi yang
tercantum dalam SSKK tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh)
tahun.

76.2 Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan


menanggung tanpa batas PPK beserta instansinya terhadap
semua bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban,
kehilangan, kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum,
proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan
terhadap PPK beserta instansinya (kecuali kerugian yang
fLDPmendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau
kelalaian PPK) sehubungan dengan klaim kehilangan atau
kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau kematian
pihak ketiga yang timbul dari kegagalan bangunan.

76.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak


membatasi kewajiban penanggungan penyedia dalam angka
70 ini.

76.4 Penyedia berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara


semua dokumen yang digunakan dan terkait dengan
pelaksanaan ini selama umur konstruksi yang tercantum
dalam SSKK tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun.

H. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
77. Penyelesaian 77.1 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh
Perselisihan menyelesaikan secara damai semua perselisihan yang timbul
dari atau berhubungan dengan Kontrak ini atau
interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan pekerjaan
ini.

77.2 Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara para pihak


dalam Kontrak dapat dilakukan melalui musyawarah,
arbitrase, mediasi, konsiliasi atau pengadilan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

78. Itikad Baik 78.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang
disesuaikan dengan hak-hak yang terdapat dalam kontrak.

78.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan


jujur tanpa menonjolkan kepentingan masing-masing pihak.

78.3 Apabila selama kontrak, salah satu pihak merasa dirugikan,


maka diupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi
keadaan tersebut.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 97


BAB XI. SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)

A. Korespondensi Alamat Para Pihak sebagai berikut:

Satuan Kerja PPK:


Nama : Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur
Alamat : Jl. Manyar Kertoarjo No.1 Surabaya __________
Telepon : 031 - 5941165 __________
Website :__________ __________
Faksimili :__________ __________
e-mail :__________ __________

Penyedia:
Nama :__________
Alamat :__________ __________
Telepon :__________ __________
Website :__________ __________
Faksimili :__________ __________
e-mail :__________

B. Wakil Sah Para Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut:


Pihak Untuk PPK :_______________ __ ____
Untuk Penyedia :_______________
Pengawas Pekerjaan ________ sebagai wakil sah PPK
(apabila ada)

C. Jenis Kontrak 1. Jenis Kontrak : Unit Price


2. Kontrak berdasarkan Pembebanan Tahun Anggaran :
2016
3. Kontrak Berdasarkan Sumber pendanaan : APBD DPA
Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur
4. Kontrak berdasarkan Jenis pekerjaan : PERENCANAAN
PEMBANGUNAN KB SAMSAT BATU

D. Tanggal Kontrak mulai berlaku sejak: ________ s.d. ________


Berlaku
Kontrak

E. Jadwal Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan selama :


Pelaksanaan 90 ( Sembilan Puluh ) (hari kalender/bulan/tahun)
Pekerjaan
F. Masa Masa Pemeliharaan berlaku selama: __(_____) (bulan/tahun)
Pemeliharaan

G. Umur Konstruksi Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki umur konstruksi: ____


(__________) tahun sejak tanggal penanda-tanganan Berita
Acara penyerahan akhir.

H. Pedoman Gambar As built dan/atau pedoman pengoperasian dan


Pengoperasian perawatan harus diserahkan selambat-lambatnya: ___
dan Perawatan (__________) hari kalender/bulan/tahun setelah tanggal
penandatanganan Berita Acara penyerahan awal.

I. Pembayaran Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP oleh

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 98


Tagihan PPK untuk pembayaran tagihan angsuran adalah ______ hari
kalender terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen
penunjang yang tidak diperselisihkan diterima oleh PPK.

J. Pencairan Jaminan dicairkan dan disetorkan pada _______ [Kas


Jaminan Negara/Kas Daerah]

K. Tindakan Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan persetujuan


Penyedia yang PPK adalah: __________
Mensyaratkan Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan persetujuan
Persetujuan PPK Pengawas Pekerjaan adalah: __________
atau Pengawas
Pekerjaan

L. Kepemilikan Penyedia diperbolehkan menggunakan salinan dokumen dan


Dokumen piranti lunak yang dihasilkan dari Pekerjaan Konstruksi ini
dengan pembatasan sebagai berikut: __________

M. Fasilitas PPK akan memberikan fasilitas berupa :


_________________

N. Sumber Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi ini dibiayai dari


Pembiayaan [APBN/APBD]

O. Pembayaran Uang Pekerjaan Konstruksi ini dapat diberikan uang muka


Muka (YA/TIDAK).

[jika YA]
Uang muka diberikan sebesar __% (________ per seratus)
dari Nilai Kontrak

P. Pembayaran Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara:


Prestasi (Termin/Bulanan/Sekaligus).
Pekerjaan Pembayaran berdasarkan cara tersebut di atas dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut: __________
Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk mengajukan
tagihan pembayaran prestasi pekerjaan: __________

Q. [Penyesuaian 1. [Untuk Penyesuaian Harga digunakan indeks yang


Harga] dikeluarkan oleh _________ [BPS/Instansi Teknis
Lainnya]
2. Indeks yang dipergunakan adalah indeks _______
(perdagangan, industri, impor, dll) sebesar_______
3. Koefisien tetap adalah sebesar____________
4. Koefisien komponen kontrak adalah sebesar__________]

R. Peristiwa Ketentuan selain yang diatur dalam SSUK mengenai


Kompensasi pemberian peristiwa kompensasi adalah: ________ (apabila
ada)

S. Denda Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan untuk setiap


hari keterlambatan adalah 1/1000 (satu perseribu) dari
[harga kontrak/harga bagian kontrak yang belum
dikerjakan]

T. Sanksi Pelanggaran terhadap ketentuan Pengalihan dan/atau


Subkontrak dikenakan sanksi _________

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 99


U. Penyelesaian Jika perselisihan Para Pihak mengenai pelaksanaan Kontrak
Perselisihan tidak dapat diselesaikan secara damai maka Para Pihak
menetapkan lembaga penyelesaian perselisihan tersebut di
bawah sebagai Pemutus Sengketa:
[Pengadilan Republik Indonesia yang berkompeten/Badan
Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)]
[Jika BANI yang dipilih sebagai Lembaga Pemutus Sengketa
maka cantumkan klausul arbitrase berikut tepat di bawah
pilihan yang dibuat di atas:
Semua sengketa yang timbul dari Kontrak ini, akan
diselesaikan dan diputus oleh Badan Arbitrase Nasional
Indonesia (BANI) menurut peraturan-peraturan administrasi
dan peraturan-peraturan prosedur arbitrase BANI, yang
keputusannya mengikat kedua belah pihak yang bersengketa
sebagai keputusan tingkat pertama dan terakhir. Para Pihak
setuju bahwa jumlah arbitrator adalah 3 (tiga) orang.
Masing-masing Pihak harus menunjuk seorang arbitrator dan
kedua arbitrator yang ditunjuk oleh Para Pihak akan memilih
arbitrator ketiga yang akan bertindak sebagai pimpinan
arbitrator.]

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 100


Lampiran A Syarat-Syarat Khusus Kontrak
Personil Inti, Subpenyedia dan Peralatan

- Personil Inti yang ditugaskan: [cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab kerja,
minimum kualifikasi, dan jumlah orang bulan]

- Subpenyedia yang ditunjuk: [cantumkan nama Subpenyedia (jika ada) berikut uraian
personilnya seperti uraian personil Penyedia di atas]

- Peralatan yang digunakan: [cantumkan jenis peralatan khusus yang disyaratkan untuk
pelaksanaan pekerjaan]

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 101


BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

Keterangan :

Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan


yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :

1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutut


kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional ;
3. Metode pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan ;
4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan ;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan
utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ;
6. Harus mencantumkan syarat syarat bahan yang dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan ;
7. Harus mencantumkan syarat- syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang
diinginkan ;
9. harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

1. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup Kegiatan yang dimaksud dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Kegiatan ini adalah
PEMBANGUNAN KB SAMSAT BATU

2. JENIS DAN MUTU BAHAN


a. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi
dalam negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi,
Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23 Desember
1980 dan Keppres 80 tahun 2003.
b. Bahanbahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila
bahan-bahan bangunan dan semua jenis memenuhi syarat tekhnis, sesuai dengan
peraturan yang ada dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan izin dari
direksi (secara tertulis).
c. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat
beberapa/bermacam-macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu
bahan yang satu jenis.
d. Bahan-bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, dimana bahan bangunan
tersebut mempunyai beberapa macam mutu bahan 1 (satu) untuk dipergunakan.
e. Bila rekanan telah menandatangani/melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk
pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang ditetapkan bahan-bahan
tersebut harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi Pekerjaan paling lambat 24 jam
setelah ditolak dan biaya menjadi tanggung jawab rekanan.
f. Contoh-contoh yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus segera
disediakan tanpa kelambatan atas biaya pemborong dan harus sesuai dengan standart.
Contoh tersebut diambil dengan cara begitu rupa hingga dapat dianggap bahwa bahan
tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan Pekerjaan nanti. Contoh tersebut
disimpan sebagai dasar penolakan, bila ternyata bahan atau cara mengajukan yang
dipakai tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifat-sifatnya.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 102


g. Bila dalam uraian dan syarat-syarat disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu
barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kualitas dan tipe dari barang
yang memuaskan pemberi tugas.

3. URAIAN KEGIATAN
1. Penyediaan
Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan Pekerjaan
secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat-alat
pembantu yang dipergunakan seperti andang-andang, alat-alat pengangkat, mesin-
mesin, alat-alat penarik dan sebagainya yang diperlukan oleh rekanan dan untuk semua
alat-alat tersebut pada waktu Pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, supaya
dibersihkan dari lokasi.
2. Kuantitas dan Kualitas Pekerjaan
a. Kuantitas dan kualitas dari Pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus
dianggap seperti apa yang tertera dalam harga-harga kontrak atau diuraikan dalam
uraian dan syarat-syarat. Tetapi kecuali yang disebut diatas apa yang tertera dalam
uraian dan syarat-syarat atau gambar dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh
menolak, mengubah atau mempengaruhi penerapan atau interpretasi dari apa yang
tercantum dalam syarat-syarat ini.
b. Kekeliruan dalam uraian Pekerjaan atau kuantitas pengurangan bagian-bagian dari
gambar dan uraian dan syarat-syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak
ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki
oleh Pemberi Tugas.
c. Segala pernyataan mengenai kuantitas Pekerjaan yang mungkin sewaktu-waktu
diberikan kepada pemborong, tidak boleh merupakan bagian dari kontrak ini dan
harga-harga yang dimuat dalam daftar harga tetap digunakan, meskipun ada
ketidaksesuaian antara harga-harga itu dengan apa yang tercantum dalam perkiraan
manapun.
d. Harga Kontrak tidak boleh disesuaikan atau diubah secara bagaimanapun selain
menuruti ketetapan-ketetapan yang tepat dari syarat-syarat ini, segala kekeliruan
baik mengenai hitungan atau bukan perhitungan harga kontrak harus dianggap telah
diterima oleh kedua belah pihak yang bersangkutan.

4. GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN
1. Gambar-gambar rencana Pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar detail
konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh Konsultan
Perencana telah disampaikan kepada rekanan beserta dokumen yang lain. Rekanan tidak
boleh mengubah dan menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari Kuasa
Pengguna Anggaran/Direksi. Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada
pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan Pekerjaan pemborongan ini atau
dipergunakan untuk maksud-maksud lain.
2. Gambar-gambar Tambahan
Bila Direksi menganggap perlu maka Konsultan Perencana harus membuat tambahan
gambar detail (gambar penjelasan) yang diperiksa dan disahkan oleh Kuasa Pengguna
Anggaran/Direksi, gambar-gambar tersebut menjadi milik Direksi.
3. As Built Drawing
Gambar yang sesuai sebagaimana yang dilaksanakan untuk semua Pekerjaan yang belum
terdapat dalam gambar-gambar, baik penyimpangan atas perintah pemberi tugas atau
tidak, Rekanan harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang telah
dilaksanakan (as built drawing) yang jelas memperhatikan perbedaan antara gambar-
gambar kontrak dan Pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut harus
diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh
rekanan.

4. Gambar-gambar di Tempat Pekerjaan


Rekanan harus menyimpan di Pekerjaan atau rangkap gambar kontrak lengkap termasuk
Rencana Kerja dan syarat-syarat, Berita Acara Aanwijzing, Time Schedule, dalam

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 103


keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas) termasuk perubahan-perubahan terakhir
dalam masa pelaksanaan Pekerjaan, agar tersedia jika pemberi tugas atau wakilnya
sewaktu-waktu memerlukan.
5. Contoh Barang/bahan Yang Ditawarkan.
a. Dalam masa pelaksanaan Pekerjaan pembangunan bahan-bahan material yang akan
dilaksanakan harus sesuai dengan RKS dan Berita Acara Aanwijzing.
b. Barang/bahan yang ditawarkan dalam harga satuan Pekerjaan dan harga satuan
bahan/upah adalah mengikat, rekanan harus menawarkan harga tersebut sesuai RKS
dan Berita Acara Aanwijzing.
c. Contoh barang/bahan yang ditawarkan tidak dapat dipergunakan bila belum
mendapatkan persetujuan dari Direksi secara tertulis.

5. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI)


1. Apapun kebangsaan Pemborong, Sub Pemborong, Leveransir atau penengah (Arbitrator)
dan dimanapun mereka bertempat tinggal/menetap (domisili) atau dimanapun
Pekerjaan atau bagian Pekerjaan berada, Undang-Undang Republik Indonesia adalah
Undang-Undang yang melindungi kontrak ini.
2. Untuk memudahkan komunikasi demi untuk memperlancar jalan memberikan alamat
yang tetap dan jelas dengan nomor telepon rumah (bila ada) kepada Kuasa Pengguna
Anggaran/Direksi.

6. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR


1. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka
gambar detail yang dipakai/diikuti.
2. Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka ukuran dengan
angka yang tertulis dalam gambar yang diikuti.
3. Bila rekanan meragukan tentang perbedaan antara gambar-gambar yang ada, baik
mengenai mutu bahan yang dipakai maupun konstruksi dengan RKS, maka rekanan
berkewajiban untuk menanyakan kepada Pengawas/Kuasa Pengguna Anggaran secara
tertulis.
4. Rekanan berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal tersebut diatas.
Setelah rekanan menerima dokumen dari Kuasa Pengguna Anggaran dan hal tersebut
akan dibahas dalam rapat penjelasan.
5. Sebelum melaksanakan Pekerjaan rekanan diharuskan meneliti kembali semua dokumen
yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara rapat penjelasan.

7. PERSIAPAN DI LAPANGAN
1. Bangunan Sementara
Pemborong harus menyediakan dan mendirikan semua bangunan sementara (bouwkeet)
untuk dipergunakan sebagai gudang penyimpanan dan perlindungan bahan-bahan
bangunan. Rekanan pemborong harus pula menyediakan ruangan untuk keperluan
Direksi dengan kelengkapan : Meja, kursi, papan tulis, buku harian dan buku Direksi
seperlunya. Semua bouwkeet perlengkapan rekanan pemborong dan sebagainya, pada
waktu selesainya Pekerjaan harus dibongkar, juga segala Pekerjaan yang terganggu
harus diperbaiki.
2. Jalan Masuk ke Tempat Pekerjaan
Jalan masuk ke tempat Pekerjaan yang telah ditetapkan harus diadakan oleh rekanan
bilamana diperlukan, disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan proyek. Apabila
jalan masuk sudah ada (milik Dinas Pendapatan/pihak lain), maka apabila Pekerjaan
sudah selesai, segala kerusakan yang diakibatkan oleh Pekerjaan tersebut, harus
dikembalikan seperti semula dengan biaya yang dibebankan sepenuhnya kepada rekanan
pemborong.

8. JADWAL PELAKSANAAN
Pada saat rekanan akan memulai pelaksanaan di lapangan atau setelah rekanan menerima
Surat Keputusan dari Kuasa Pengguna Anggaran harus segera mengadakan persiapan antara
lain berupa pembuatan jadwal pelaksanaan yang berupa bar chart secara tertulis, berisi

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 104


tahap-tahap pelaksanaan Pekerjaan, waktu yang direncanakan dan disesuaikan dengan
jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak dan bar chart tersebut selalu berada dilokasi,
tempat Pekerjaan untuk diikuti dan dilaksanakan dengan tepat dengan diberikan tanda garis
tinta warna merah. Bila dilihat terdapat adanya hambatan semua pihak harus segera
mengadakan langkah-langkah untuk menanggulangi hambatan yang akan terjadi.

9. KUASA PEMBORONG DI LAPANGAN


1. Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan
Pemborong/Rekanan harus mengawasi dan memimpin Pekerjaan dengan menggunakan
kecakapan dan perhatian penuh. Ia harus semata-mata bertanggung jawab untuk semua
alat-alat konstruksi, cara-cara teknik urutan dan prosedur dan untuk mengkoordinasikan
semua bagian daripada yang berada di bawah kontrak.
2. Pegawai Pemborong yang melaksanakan
a. Sebagai Pemimpin sehari-hari pada pelaksanaan Pekerjaan, pemborong harus dapat
menyerahkan kepada seorang pelaksana yang ahli sesuai dengan keahliannya, cakap
yang diberi kuasa dengan penuh tanggung jawab dan selalu berada di tempat
Pekerjaan.
b. Sebagai penanggung jawab di lapangan Pekerjaan pelaksana harus mempelajari dan
mendalami semua isi gambar, bestek dan Berita Acara Aanwijzing sehingga tidak
terjadi kesalahan-kesalahan baik konstruksi maupun kualitas bahan-bahan yang
harus dilaksanakan.
c. Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan-bahan bangunan dapat dilaksanakan
apabila ada izin tertulis dari Direksi/Kuasa Pengguna Anggaran berdasarkan rapat
direksi, menyimpang dari hal tersebut menjadi tanggung jawab pemborong, untuk
melaksanakan sesuai gambar dan bestek.
d. Direksi berhak menolak penunjukan seorang pelaksana (Uitvoerder) dari pemborong
berdasarkan pendidikan, pengalaman, tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini
pemborong harus segera menempatkan pengganti pelaksana lain dengan
persetujuan Direksi.

10. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN


1. Keamanan dan Kesejahteraan
Selama pelaksanaan Pekerjaan rekanan pemborong diwajibkan mengadakan segala yang
diperlukan untuk keamanan para pekerja dan tamu, seperti pertolongan pertama,
sanitasi, air minum, dan fasilitasfasilitas kesejahteraan. Juga diwajibkan memenuhi
segala peraturan dan tata tertib pemerintah atau pemerintah setempat.
2. Terhadap Wilayah Orang Lain.
Pemborong diharuskan membatasi daerah operasinya sekitar tampak dan harus
mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.
3. Terhadap Milik Umum
Pemborong harus menjaga agar jalanan umum, jalan kecil dan hak pemakaian jalan,
bersih dari bahan-bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran lalu
lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
Pemborong juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas
perlengkapan umum (fasilitas) seperti saluran air, listrik dan sebagainya yang
disebabkan oleh operasi-operasi pemborong, maka biaya pemasangan kembali dan
segala perbaikan kerusakan menjadi tanggung jawab pemborong.
4. Terhadap Bangunan yang ada.
Selama masa pelaksanaan kontrak, pemborong bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembangunan dan
sebagainya di tapak dan kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan karena operasi-
operasi pemborong dalam arti kata yang luas, semua diperbaiki hingga dapat diterima
pemberi tugas.
5. Keamanan Terhadap Pekerjaan
Pemborong bertanggung jawab atas keamanan seluruh Pekerjaan termasuk bahan-bahan
bangunan dan perlengkapan instalasi di tapak, hingga kontrak selesai dan diterima baik
oleh direksi. Ia harus menjaga perlengkapan dan bahan-bahan dari segala kemungkinan

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 105


kerusakan, kehilangan, dsb. Untuk seluruh Pekerjaan termasuk bagian-bagian yang
dilaksanakan oleh pekerja-pekerja dan menjaga agar Pekerjaan bebas dari air hujan
dengan melindungi memakai tutup yang layak seperti apa yang dikehendaki atau
diinstruksikan.

11. JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH


1. Air Minum dan Air, Listrik Untuk Pekerjaan
a. Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih dan Listrik
untuk penerangan ditempat Pekerjaan untuk para pekerjanya.
b. Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan dapat dipergunakan atau
menyambung pipa air yang telah ada dengan meteran air tersendiri (guna
memperhitungkan pembayaran) atau air sumur yang bersih/jernih dan tawar, hal ini
meragukan Direksi harus diperiksa pada Laboratorium.
2. Kecelakaan
Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan Pekerjaan tersebut
pada waktu pelaksanaan, pemborong harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk
keselamatan si korban dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab
pemborong dan harus segera melaporkan kepada jawatan Perburuhan dan Direksi.
3. Di lokasi Pekerjaan harus disediakan peti obat-obatan untuk pertolongan pertama yang
selalu tersedia dalam setiap saat dan berada di tempat Direksi Keet/Bouwkeet.

12. ALAT-ALAT PELAKSANAAN/PENGUKURAN


1. Selama pelaksanaan Pekerjaan, pemborong harus menyediakan/menyiapkan alat-alat,
baik untuk sarana peralatan Pekerjaannya maupun peralatan-peralatan yang diperlukan
untuk memenuhi kualitas hasil Pekerjaan antara lain pompa air, beton mollen dan
sebagainya.
2. Penentuan titik-titik duga letak bangunan, siku-siku bangunan dan tegak lurusnya
bangunan harus ditentukan dengan memakai alat ukur waterpass instrument.

13. SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN


1. Pemborong harus selalu memegang teguh disiplin, keras dan perintah yang baik antara
Pekerjaannya dan tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak mempunyai
keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
2. Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan
menurut kontrak dalam keadaan baru, dan bahwa semua Pekerjaan dan berkualitas baik
dan bebas dari cacat. Semua Pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat
dianggap defektif.
3. Dalam Pengajuan penawaran pemborong harus memperhitungkan biaya-biaya
pengujian/ pemeriksaan berbagai bahan Pekerjaan. Di luar jumlah tersebut pemborong
tetap bertanggung jawab atas biaya-biaya pengiriman yang tidak memenuhi syarat-
syarat yang dikehendaki.

14. PEKERJAAN TIDAK BAIK


1. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar pemborong Pekerjaan apa saja yang
telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan-bahan
atau barang-barang baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan dalam Pekerjaan
atau yang sudah dilaksanakan. Ongkos untuk pengerjaan dan sebagainya menjadi beban
pemborong, untuk disempurnakan sesuai kontrak.
2. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat
Pekerjaan, Pekerjaan-Pekerjaan, bahan-bahan atau barang-barang apa saja yang tidak
sesuai dengan kontrak.
3. Pemberi tugas boleh (tetapi tidak dengan secara tidak adil atau menyusahkan)
mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari Pekerjaan.

15. PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG (MEER EN MINDERWERK)


1. Pemborong berkewajiban sesuai dengan Pekerjaan yang diterima menurut ketentuan
dalam A.V. pasal 2 ayat 3 dan menurut gambar-gambar detail yang telah disahkan oleh

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 106


Direksi melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian-bagian menurut
persyaratan-persyaratan teknis untuk mendapatkan Pekerjaan yang baik. Pemborong
selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala sesuatu demi
kesempurnaan Pekerjaan atau memakai bahan-bahan yang tepat, walaupun satu dan
lain hal tidak dicantumkan dengan jelas dalam gambar dan bestek.
2. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan
secara tertulis dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan/ pengurangan
Pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak, jika tidak
tercantum dalam daftar harga upah dan satuan Pekerjaan.
Pekerjaan tambah dan kurang tidak seijin Direksi secara tertulis, adalah tidak sah dan
menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya.

16. IJIN BANGUNAN DAN PAPAN NAMA PROYEK


a. Ijin bangunan, biaya dan pengurusan menjadi beban pemborong dan dikalkulasikan
dalam biaya pekerjaan persiapan dalam penawaran.
b. Pemborong tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun, dalam batas-batas
lapangan pekerjaan atau di tanah yang berdekatan tanpa ijin direksi.
c. Pemborong harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki lapangan
pekerjaan.
d. Pemborong harus memasang papan nama proyek di lokasi pekerjaan; ukuran 0,80 x
1,20 warna dasar putih tulisan hitam.

17. PEKERJAAN PERSIAPAN


a. Sebelum rekanan pemborong mengadakan persiapan di lokasi/halaman, sebelumnya
harus memenuhi prosedur tentang tata cara perijinan/pekerjaan untuk mulai
dengan persiapan-persiapan pekerjaan pada Kepala kantor terutama tentang dimana
harus membangun bangunan sementara (bouwkeet), bahan-bahan bangunan, jalan
masuk dan sebagainya.
b. Pada saat mengadakan persiapan dan pengukuran, direksi lapangan sudah harus
mulai aktif untuk mengadakan pengawasan sesuai dengan tugasnya.
c. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap-tiap bagian pekerjaan
dilaksanakan, diharuskan mendapatkan ijin tertulis dari direksi lapangan.
d. Pembuatan bangunan sementara bagi Direksi dan pemborong.
e. Pemasangan papan nama proyek.
f. Pengukuran dan pematokan pekerjaan.
g. Pembongkaran:
- Pembongkaran bangunan existing
- Pembuangannya bekas Bongkaran

18. PAPAN BOUWPLANK (BANGUNAN) DAN + 0.00 BANGUNAN.


a. Tiang bouwplank menggunakan kayu meranti ukuran 5/7 cm. Papan harus cukup
kuat 2/20 cm dari kayu meranti diketam halus, dan bagian atasnya harus dipasang
datar dengan waterpass instrumen.
b. Pemasangan bouwplank harus sekeliling bangunan dengan jarak minimum 2.00 m
dari as bangunan.
c. Bouwplank tidak boleh dilepas/dibongkar dan harus tetap berdiri tegak pada
tempatnya hingga selesai pemasangan trasraam tembok.

19. PEKERJAAN TANAH/PEKERJAAN URUGAN


a. Tanah dimana pekerjaan akan dilakukan harus dibersihkan dari segala kotoran
seperti sisa-sisa tumbuhan, akar-akaran dan sebagainya.
b. Galian tanah harus berbentuk trapesium untuk menghindari longsor dengan lebar
bawah dan lebar atas disesuaikan dengan gambar rencana/potongan pondasi.
c. Bekas galian harus dibuang dari area bangunan, dan tidak boleh dipakai sebagai
urugan bangunan.
d. Untuk mencapai peil yang ditentukan tanah harus diurug dengan menggunakan tanah
urug klas C. Pengurugan dilaksanakan selapis demi selapis, tebal tiap lapisan

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 107


maksimal 30 cm. Setelah lapisan pertama selesai dikerjakan harus disiram dengan
air dan dipadatkan dengan menggunakan stamper sampai padat (minimum 3x
lintasan) kemudian baru dapat dilaksanakan pengurukan untuk lapis yang kedua, dst.
e. Di bawah lantai di urug dengan pasir setebal 10 cm, dipasang rabatan setebal 5
cm, sedang dibawah pondasi harus diurug dengan pasir urug minimal tebal setelah
dipadatkan 10 cm sesuai dengan gambar.
f. Pemborong harus menguras/mengeringkan genangan-genangan air pada galian dan
lubang-lubang pondasi akibat hujan, air sumber atau sebab-sebab lain (pondasi)
harus dikerjakan dalam keadaan parit galian yang kering.

20. PEKERJAAN PONDASI


1. Pondasi yang digunakan adalah pondasi storus pile diameter 30cm, panjang ukuran
disesuaikan dengan gambar perencanaan.
2. Untuk menghindari kesalahan awal, sebelum Pelaksanaan pondasi dan penggalian
pondasi terlebih dahulu menetapkan lay out dan titik As.
3. Dibawah Pondasi harus dipasang lantai kerja dengan perekat 1Pc:3Psr:5Krl dengan
ketebalan 5 cm.

21. PEKERJAAN PASANGAN


1. Semua pasangan tembok batu bata, kecuali pasangan tembok yang harus rapat air
dibuat dengan campuran (adukan) perekat 1pc : 6psr.
2. Tembok harus dipasang tegak lurus, siku dan rata, tidak boleh terdapat retak
dengan maksimum pecah dari batu bata merah 20%.
3. Bata harus berukuran sama menurut aturan normalisasi, dan sebelum dipasang
direndam air terlebih dahulu hingga jenuh.
4. Bata yang digunakan harus berkualitas baik dan hasil pembakaran yang matang,
berukuran sama, tidak boleh pecah-pecah, dll. Menurut pemeriksaan direksi.
5. Semua voeg (siar) diantara pasangan bata pada hari pemasangan harus dikeruk
sedalam 1 cm. Pada bagian luar dan dalam.
6. Tidak diperbolehkan dipasang bata yang pernah dipakai (bekas) atau batu bata yang
pecah-pecah.
7. Pemasangan tembok bata yang diperbolehkan maksimum tinggi 1 m untuk setiap
hari.
8. Pasangan tembok dipasang luas maksimum 12 m2, bila lebih harus dipasang beton
kolom praktis atau balok latei.
9. Perancah (andang) tidak boleh dipasang dengan menembus tembok.
10. Batu bata lokal sebelum dipasang harus disetujui direksi.
11. Pasangan rollag menggunakan campuran 1pc : 4ps, dilaksanakan sesuai dengan
gambar rencana.
12. Pasangan batu sisir andhesit di pasang sesuai gambar rencana berkwalitas baik.
13. Untuk saluran keliling bangunan menggunakan buis beton ukuran U 30 cm dan bak
control ukuran 45 x 45 tinggi 50 cm sesuai gambar rencana.
14. Untuk pasangan Ornamen Digunakan Ornamen Cetakan sesuai dengan bahan dan
gambar desain

22. BAHAN-BAHAN PASANGAN/BETON.


Bahan-bahan pasangan/beton pada umumnya mempergunakan bahan lokal yang
memenuhi syarat teknis, sebelumnya harus mengajukan contoh-contoh yang mendapat
persetujuan direksi secara tertulis.
a. Batu Merah
Berasal dari hasil pembakaran (produksi) lokal, padat, berukuran sama, hasil
pembakaran yang masak, dengan maksimum pecah/retak 20%.
b. Kerikil Beton
Berasal dari hasil pecahan dari batu kali (hasil pecah mesin), atau memakai kerikil
beton dengan bidang pecah 3 sisi ukuran 1-3 cm, padat dan bersih dari segala
kotoran.
c. Pasir Pasang

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 108


Untuk semua pekerjaan pemasangan dan pekerjaan plesteran harus memakai pasir
pasang (bukan pasir urug), berbutir kasar, tajam, bersih dan tidak mengandung
debu.
d. Pasir Cor.
Berbutir sangat kasar, tajam dan bersih dari kotoran dan khusus untuk pasir cor
beton (lihat PBI 1971).
e. Semen PC.
Hasil produksi lokal dan tidak boleh memakai semen PC yang telah mengeras
(sweeping). Khusus untuk mengerjakan beton konstruksi harus memakai mutu yang
sejenis.

23. PEKERJAAN BETON BERTULANG


a. Beton bertulang menggunakan Mutu Beton K225 dilaksanakan untuk pekerjaan
konstruksi beton ialah pondasi Plat, sloof + kopel, kolom, balok latei, ring balk,
balok gantung, dan plat lantai dan atap , sehingga memenuhi/ditujukan pada K225
pada PBI 1971.
b. Bahan untuk adukan beton :
Semen :
Untuk pekerjaan konstruksi beton bertulang harus memakai semen produksi
dalam negeri merk Gresik, Tigaroda, Holcim dan sesuai standart SNI.
Dalam pelaksanaan pekerjaan diharuskan memakai semen satu produk/merk.
Semen yang didatangkan harus baik dan baru serta di dalam kantong-kantong
semen yang masih utuh.
Untuk penyimpanan diletakkan min. 20 cm diatas tanah. Semen yang mulai
mengeras harus segera dikeluarkan dari lapangan/lokasi.
Agregat Beton :
Pasir beton harus tajam, keras, bersih dari kotoran-kotoran dan bahan kimia,
bahan organik dan susunan diameter butirnya memenuhi persyaratan-
persyaratan PBI 71 jumlah butiran lumpur lembut harus kurang dari 5%
keseluruhannya.
Ukuran maksimum dari batu pecah/split adalah 2 cm dengan bentuk lebih
kurang seperti kubus dan mempunyai bidang pecah minimum 3 muka dan
split harus bersih, keras dan bebas dari kotoran-kotoran lain yang dapat
mengurangi mutu beton dan memenuhi persyaratan PBI 71.
Susunan ukuran koral/pembagian butir harus termasuk susunan batu agregat
campuran di daerah baik menurut PBI 71.
Air :
Untuk adukan, air yang dipergunakan harus bebas dari asam, garam, bahan
alkali dan bahan organik yang dapat mengurangi mutu beton.
Penggunaan air kerja harus mendapatkan persetujuan dari Direksi dan bila air
yang digunakan meragukan, maka Pemborong harus mengadakan penelitian
Laboratorium dengan biaya atas tanggungan Pemborong.
Besi Beton :
Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu U-24 (polos) dan
U-32 (ulir) dilengkapi dengan pengetesan di Laboratorium dengan diameter-
diameter seperti yang tertera dalam gambar, dengan toleransi 0,5mm
Penggunaan diameter yang lain diperkenankan apabila ada persetujuan tertulis
dari Direksi.
Pembengkokkan dan pemotongan baja tulangan harus dilaksanakan menurut
gambar / rencana detail dengan menggunakan alat potong dan mal-mal yang
sesuai dengan diameter masing-masing.
Kayu untuk cetakan beton :
Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai
kayu meranti.
Papan bekisting dari papan meranti tebal 2 cm / multiplek tebal 9 mm dan
pemakaiannya maksimum 2 (dua) kali. Sebelum pengecoran bidang multiplek

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 109


dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada waktu pembongkaran, beton tidak
menempel pada papan / multiplek, perancah bekesting dipergunakan kayu
meranti ukuran minimum 5/7 cm atau rangka baja/schafolding.
c. Pelaksanaan pekerjaan beton :
Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan
penghentian pengecoran, kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat-
tempat yang aman dan sebelumnya sudah mendapatkan persetujuan Direksi.
Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata pemborong harus
memakai mesin Pengaduk beton / Concrete mixer pengaduk (untuk pembuatan
beton praktis campuran dengan mutu beton K-225).
Pengecoran hanya dapat dilaksanakan bila mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi. Untuk itu selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum tanggal
pengecoran yang direncanakan, pemborong harus mengajukan surat
permohonan ijin untuk pengecoran kepada Direksi.
Segera setelah beton dituangkan kedalam bekesting, adukan harus dipadatkan
dengan concrete vibrator dan harus mendapat persetujuan Direksi.
Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan yang
terlalu cepat dan melindunginya dengan menggenangi air diatas permukaan
terus menerus selama paling tidak 10 (sepuluh) hari setelah pengecoran plat
lantai, sedangkan untuk kolom struktur harus dilindungi dengan membungkus
dengan karung goni yang dibasahi.
Pembongkaran bekesting tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan
menurut PBI 71 dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati dan
tidak merusak beton yang sudah mengeras, dengan terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan Direksi.
Apabila konstruksi beton bertulang langsung terletak diatas tanah, maka
sebelumnya harus dibuat lantai kerja yang rata dengan campuran
1 pc : 3 ps : 5 kr.
d. Pekerjaan bekisting :
Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran dari beton seperti yang
ditentukan dalam gambar konstruksi, bekesting harus dikerjakan dengan baik,
teliti dan kokoh.
Bekesting untuk pekerjaan beton, yaitu kolom, lantai, balok dll. dibuat dari
papan / multiplek t = 9 mm yang berkwalitas baik dan tidak pecah-pecah.
Konstruksi dari bekesting seperti sokongan-sokongan perancah dan lain-lain
yang memerlukan perhitungan harus diajukan kepada Direksi untuk diperiksa
dan disetujui untuk dilaksanakan.
Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran
dan tepi-tepi yang sesuai dengan gambar-gambar rencana dan syarat-syarat
pelaksanaan.
Bambu tidak boleh digunakan sebagai tiang cetakan, disamping kekuatan dan
kekakuan dari cetakan juga stabilitas perlu diperhitungkan dengan baik,
terutama terhadap berat beton sendiri serta bahan-bahan lainnya yang timbul
selama pengecoran, seperti akibat vibrator dan berat para pekerja.
Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekesting harus bersih dan
kering dari air limbah, minyak dan kotoran lainnya.
e. Pekerjaan baja tulangan :
Gambar rencana kerja untuk baja tulangan meliputi rencana pemotongan,
pembengkokan, sambungan, penghentian dll. Untuk semua pekerjaan tulangan
harus dipersiapkan oleh Pemborong kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan. Semua detail harus
memenuhi persyaratan, seperti yang dicantumkan dalam gambar kerja dan
syarat-syarat yang harus diikuti menurut PBI 71, NI-2 dan Buku Pedoman
Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok
Bertulang untuk Gedung tahun 1983.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 110


Pemasangan tulangan harus sesuai dengan jumlah dan jarak yang ditentukan
dalam gambar.
Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus diperiksa terlebih
dahulu untuk memastikan ketelitian penempatannya, kebersihan dan untuk
mendapatkan perbaikan bila perlu.
Pengecoran tidak diperkenankan apabila belum diperiksa dan disetujui oleh
Direksi

24. PEKERJAAN PLESTERAN


a. Pekerjaan beton yang akan diplester, sebelumnya permukaan beton harus dibuat kasar
terlebih dahulu dan disaput dengan semen.
b. Campuran spesi untuk plesteran dilaksanakan dengan campuran 1pc:6ps hasil ayakan
yang halus dan selalu ditakar.
c. Semua pekerjaan plesteran beton maupun plesteran tembok harus rata dan halus dan
merupakan suatu bidang yang tegak lurus dan siku, tidak boleh ada retak-retak, jika
terjadi retak-retak pemborong harus segera memperbaikinya.
d. Sebelum pelaksanaan plesteran tembok dilaksanakan, jalur-jalur instalasi listrik sudah
harus ditanam dalam tembok terlebih dahulu sesuai dengan rencana.
e. Semua pekerjaan plesteran dengan 1pc:4ps tersebut dalam RKS dilaksanakan untuk
plesteran trasraam tembok luar atau dalam dan sebagian pondasi yang tampak.
f. Semua pekerjaan plesteran beton menggunakan campuran 1pc : 4ps.
g. Pekerjaan plesteran tembok dilaksanakan pada seluruh pada pekerjaan tembok baik
yang tampak maupun yang tidak tampak antara lain : Tembok-tembok diatas langit-
langit maupun tembok gewel bagian dalam dan sebagainya.
h. Pekerjaan plesteran tembok dilaksanakan setelah pekerjaan atap dilaksanakan,
tembok harus dibasahi air sehingga betul-betul kenyang sebelum pekerjaan plesteran
dimulai. Untuk penyelesaian sudut-sudut sponing supaya digunakan plesteran 1pc:2ps
dilaksanakan dengan lurus dan tajam.

25. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI


1. Bangunan Area Gedung
- Lantai Menggunakan Keramik 40x40 unpolish dan anti slip ex Platinum, Asia Tile, Milan
- Lantai Menggunakan Keramik 30x30 unpolish dan anti slip ex Platinum, Asia Tile, Milan
- Lantai gedung office dipakai Granit 60x60 polish ex china
- Lantai keramik KM/WC 20x20 unpolished ex Platinum, Asia Tile, Milan
- Dinding keramik KM/WC 20x25 polished ex Platinum, Asia Tile, Milan
a. Rabatan bawah lantai dengan ketebalan 7 cm menggunakan campuran 1pc:3ps:5kr.
b. Adukan spesi untuk keramik lantai dan 1pc:5 ps.
c. Bila terdapat cacat-cacat pada seluruh bagian keramik tidak boleh dipasang (afkir).
e. Pemasangan semua keramik lantai diharuskan berantara (neut-neut) maksimum 2mm
siku dan rata.
f. Sesudah pengecoran pc untuk lantai cukup kering, neut-neut harus tertutup pc secara
penuh.
g. Pemborong bertanggung jawab atas kerapian pasangan dan kesamaan warna dan
kualitas dari tegel menurut pendapat dan yang telah disetujui oleh direksi.
h. Pemborong harus bertangg3ung jawab terhadap kedudukan peil yang benar dan
dikaitkan dengan keadaan lokasi/ketinggian tanah setempat.

26. PEKERJAAN KAYU, KUSEN, PINTU, JENDELA ,KACA


a. Pekerjaan pintu dibuat dalam beberapa tipe yang mana semua ini terlihat pada
gambar rencana. Bila terdapat kelainan bentuk antara gambar dan gambar detail,
pemborong harus melaporkan semua kepada direksi.
b. Untuk Kusen yang menggunakan Almuniun 3, ex Indalex, alco, alexindo warna brown.
c. Pasang daun pintu dan dan jendela sesuai gambar menggunakan Pintu / jendela Kaca
rangka Almunium.
d. Untuk kusen pintu dan jendela gedung utama office menggunakan Aluminium 4.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 111


e. Pekerjaan daun pintu, harus dilaksanakan dengan halus, rapi, siku-siku dan baik hingga
dapat dipasang secara waterpass dan tegak lurus.
f. Pemasangan kaca jendela dan pintu menggunakan kaca Rayben 5 dan mm EX Asahi,
asia, mulia, dan dipasang sesuai dengan gambar.

27. PEKERJAAN PLAFOND DAN PARTISI


a. Untuk penggantung langit-langit (plafond hanger) semua menggunakan Hollow
Galvalum/Metal furing 40x40x0,4 dan 20x40x0,4
b. Sebagai Penutup langit-langitmenggunakan plafond Gypsumboard 9mm ex. Jaya board,
A Plus, Elephan untuk interior, dan Kalsiboard tebal 3,5 mm , dengan kualitas yang
dapat disetujui direksi dengan mengajukan contoh.dan desain disesuaikan dengan
Gambar rencana
c. Semua List Plafond menggunakan Gypsum 12 cm dan pengerjaannya harus rata.
d. Untuk Partisi dinding menggunakan rangka Metal stud C 75dipasang dengan jarak 60cm
, dan ditutup dengan Gypsumboard 12 mm ex jayaboard atau setara.
e. Sliding wall, menggunakan Rangka besi hollow 50x50x2,penutup multipleks 9mm finish
HPL motif bukan khusus. Roda atas,bawah dan rail atas dan bawah sesuai dengan
gambar rencana.

28. CAT DINDING DAN CAT PLAFOND


Pekerjaan pengecatan merupakan pengecatan baru.
a. Untuk cat dinding dan plafond bagian luar dan dalam, warna ditentukan kemudian,
sebelum dicat harus lapisi cat dasar 1x dan 2x cat Finish , dan diplamuur hingga rata
dengan plamuur yang sesuai dengan catnya.
b. Untuk seluruh dinding interior dan plafond bagian dalam dan luar harus dicat dengan
cat tembok buatan: Dulux, nippon, Jotun, warna disesuaikan dengan Gambar desain
dan di setujui olah PPK
c. Sebelum memulai dengan memplamuur dinding, bahan plamuur dinding yang
dipergunakan untuk dinding bagian luar.
d. Warna cat ditentukan kemudian oleh direksi dan pemborong harus mengajukan contoh
warna cat yang akan dipergunakan pemborong tidak diijinkan memakai cat diluar
ketentuan dalam bestek ini dan pengecatan tembok dilaksanakan oleh tenaga khusus
dari pabrik cat yang bersangkutan.

29. PEKERJAAN WATERPROOFING


a. Water proofing di laksanakan pada atap deck dengan Menggunankan water profing
keluaran SIKA TOP 107 SEAL

30. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


a. Untuk melengkapi pintu-pintu, jendela-jendela harus dipasang alat engsel, grendel
kunci-kunci dan lain sebagainya, kesemuannya dari kualitas export buatan dalam negri.
b. Pintu panil menggunakan kunci silender buatan dalam negeri merk Dexson, solid,ses,
2x putar ukuran besar warna sesuai persetujuan direksi komplit dengan handle
(pegangan) dengan merk yang sama, atau setara.
c. Pintu Utama harus dipasang engsel Floorhing ex Dorma, alpha, alco.
d. Semua jendela alumunium menggunakan engsel Casment dan dipasang grendel serta
handle jendela.
e. Alat-alat tersebut sebelum dipasang harus mengajukan contoh terlebih dahulu untuk
mendapatkan persetujuan direksi.

31. INSTALASI LISTRIK


1. Pekerjaan listrik dilaksanakan dengan pemasangan makai jalur listrik Baru dengan
220 Volt menggunakan instalasi listrik baru serta Panel Box Panel Listrik dengan
Ukuran MDP 40x60, Panel SDP 40x60cm
- Untuk keperluan ini pemborong dapat menugaskan pihak ketiga (Instalatir) yang
mempunyai sertifikat dari PLN setempat dengan mendapatkan persetujuan

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 112


terlebih dahulu dari direksi secara tertulis. Pemborong tetap bertanggungjawab
atas pekerjaan instalasi yang dimaksud.
- Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut pemborong harus membuat
gambar/diagram instalasi dengan skala 1:100 dengan mendapat persetujuan
direksi.
2. Persyaratan
a. Untuk keperluan ini pemborong dapat menugaskan pihak ketiga (instalatir) yang
mempunyai sertifikat dari PLN setempat dengan mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari Direksi secara tertulis.
b. Pemborong tetap bertanggung jawab atas pekerjaan instalasi yang dimaksud.
c. Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut pemborong harus membuat
gambar / diagram instalasi dengan skala 1 : 100 dengan mendapat persetujuan
dari Direksi.
d. Menurut penjelasan-penjelasan dan peraturan-peraturan dalam uraian ini dengan
tegangan / voltage : 110 / 220 V sesuai dengan keadaan setempat yang ada.
e. Menurut peraturan-peraturan listrik yang masih berlaku di Indonesia pada waktu
ini (PUIL) tahun 1997.
f. Instalasi listrik dipasang dengan kondisi sampai menyala.
3. Pekerjaan Pemasangan Pipa
a. Pemasangan pipa-pipa seluruhnya ditanam didalam tembok sedemikian rupa,
sehingga bila ditutup (diplester) tidak menonjol keluar, penanaman pipa
dilaksanakan sebelum tembok diplester.
b. Pipa-pipa yang ditanam didalam tembok harus dipasang dengan klem-klem dan
pipa yang digunakan ialah pipa-pipa PVC.
c. Pemasangan pipa yang diletakkan diatas kayu harus diberi lapak (klos) yang jarak
pemasangannya satu sama lain minimal 1 (satu) meter.
d. Pada tiap-tiap pasangan pipa jarak 8 m harus diberi Trakdoos (T.doos).
4. Pemasangan Kawat / Kabel
a. Kawat/kabel yang digunakan untuk pemasangan tersebut adaah kawat NYM ex
Supreme atau setara dengan 2x1,5mm2 untuk penerangan, 3x2,5mm2 untuk
Power,dengan kualitas LMK atau yang telah disetujui oleh PLN (Pusat Penyelidikan
Masalah Kelistrikan) berukuran 4mm2 untuk aliran induk, 2,5 mm untuk aliran
pembawa dari saklar ke lampu dengan satu sama lain berlainan warna
(merah/hitam).
b. Kabel Utama dari Meter Digunakan kabel Utama NYY 4x25mm2 Ke Panel Induk ,
Dari paner Utama Ke panel Sub digunakan kabel NYY 4x16mm2 dan 4x10mm2,
keluaran Suprema, jembo,
c. Penarikan kawat diatas isolator dikerjakan diatas langit-langit yang tidak terlihat
dari bawah.
d. Isolator yang digunakan ialah R.25 berukuran 25 x 25 mm dengan jarak kurang dari
0,80 m.
e. Pada tiap-tiap penyambungan kawat dipergunakan lasdoop.
f. Pada tempat-tempat persilangan dan penyebrangan diatas tembok muka kawat itu
dimasukkan kedalam pipa sebagai pengaman.
g. Semua kawat yang dimasukkan kedalam pipa, tidak boleh ada sambungan.
5. Pemasangan Saklar, Stop Kontak, Sekringkast dll
a. Pemasangan saklar berkekuatan 6 A-250 V, stop kontak 15 Amp dari ebonit putih
merk CLIPSAL harus dipasang serapi-rapinya dan warna harus satu macam, tidak
boleh dicat atau diduco, semuanya pasangan dalam (inbouwmounting)
b. Untuk saklar seri supaya dipasang memakai double truimel.
c. Tinggi saklar, stop kontak dari lantai menurut petunjuk PLN setempat. (menurut
ketentuan A.V.E.) atau 1,50 m dari lantai. Dengan Merk Clipsal, Panasonic,
schinder
d. Untuk MCB, disesuaikan dengan Gambar, ex MG,Mitsubishi, abb, Schinder
6. Jumlah Titik Lampu yang diperlukan:
a. Jenis lampu yang digunakan adalah Fitting lampu RMI Sui Ex SAKA dengan TL 2 x18
watt model tanam acrylight Mirror Reflektor, Fitting Lampu DL 4 ex Zetalux atau

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 113


dengan mirrir reflektir dengan Lampu SL 18 watt ex Philliph, untuk lampu dinding
digunakan fitting Bulat Dengan Diameter 16+accesoris dan Lampu SL 14Watt ex
Philips.
b. Jumlah titik lampu yang diperlukan disesuaikan dengan gambar perencanaan
masing-masing lokasi.
c. Untuk pembagian group supaya diatur sedemikian rupa sehingga apabila salah
satu group tersebut putus, penerangan dan stop kontak pada ruangan itu tidak
padam seluruhnya.
7. Ukuran Isolasi
Untuk ukuran isolasi ditentukan antara 0.5 Ohm sampai 0.3 Ohm.
Kotak Sekering (Panel).
a. Kotak berkunci tersebut dari plat baja dengan ukuran sesuai dengan perencanaan
serta dilengkapi dengan sekring MCB merk Siemen /sejenis.
b. Pemasangan sekring / panel secara tertanam dalam tembok terpasang kuat dan
rapi dengan lokasi yang tidak mengganggu lalu lintas serta mudah untuk
dijangkau.
8. Untuk Pekerjaan Trafo Listrik existing kontraktor harus berkoordinasi dengan pihak
PLN dan instansi terkait, biaya retribusi dan semua yang timbul terkait dengan
pekerjaan pemindahan trafo, ditanggung seluruhnya oleh pihak kontraktor
pelaksana
9. Trafo existing yang di pindah harus sesuai dengan daya dan fungsi seperti semula
10. Detail spesifikasi harus sesuai dengan permintaan PLN
11. Untk Kerapian Pengkabelan digunakan kabel tray dengan ukuran 150 x50, dengan
penggantung hanger dan landasan dari siku sesuai dengan Gambar

32. PEKERJAAN SANITASI


1. Pekerjaan Fixture Sanitasi
a. Semua closed dipakai closet duduk ex TOTO lengkap dengan accessoriesnya , jet
shower dan shower ex Toto
b. Pasang avour stenlees stell, clean out, shower spray, shower ex toto atau setara
c. Kran air double dengan shower ex Toto atau setara dg ukuran
d. Pasang Tandon Air Bawah Kap 2M3 tandon yang sdh jadi daribeton
e. Alat tersebut sebelum dipasang harus mengajukan contoh terlebih dahulu kepada
Pengawas/ Direksi.
2. Pekerjaan Instalasi Air Bersih
Sistem perpipaan instalasi air bersih untuk seluruh gedung/bangunan digunakan pipa
PVC 3/4 AW
3. Pekerjaan Pipa Pembuangan Air Kotor
Pipa Pembuangan Air kotor digunakan PVC 3 dan 4 type D Ex Maspion, wavin
dengan sistem Desentralisasi tiap-tiap fixture sanitasi.
4. Pekerjaan Septictank
Pekerjaan Pembuatan Septictank dan Resapan untuk bahan dan perletakannya supaya
disesuikan dengan gambar rencana yang ada.

33. PEKERJAAN BESI / BAJA PROFIL


1. Untuk pekerjaan besi baja, bahan yang digunakan adalah baja BJ 37 dengan
spesifikasi profil yang tepat, bentuk, tebal, ukuran, berat dan detail-detail
konstruksinya seperti yang tercantum dalam gambar. Bahan-bahan yang dipakai
buatan produsen dalam negeri yang dikenal baik seperti PT. Krakatau Steel/ Gunung
Garuda/Mulcindo/setara yang produknya memenuhi standarisasi industri yang
berlaku. Bahan struktur baja tidak boleh cacat dan bengkok-bengkok, jadi betul-
betul harus lurus. ditunjukkan dalam gambar-gambar untuk itu. Untuk seluruh
struktur baja, tegangan putus minimal 3700 kg/cm2. Untuk mendapatkan jaminan
kualitas baja yang digunakan Kontraktor harus mengajukan sertifikat yang
dikeluarkan oleh pabrik baja yang bersangkutan. Setiap perubahan pemakaian
kualitas baja harus dengan persetujuan PPK/Pengawas

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 114


Lapangan/Perencana/Konsultan Pengawas. Semua pekerjaan baja harus memenuhi
syarat dari AISC Specification For Fabrication and Erection.
2. Sambungan las menggunakan elektroda-elektroda dengan standart mutu AWS E-
6010/E-6013, JIS D4313, ASTM A-233 yang disetujui dan sesuai dengan kualitas baja
yang digunakan dan ketebalan las yang ditentukan. Elektroda harus disimpan di
tempat yang menjamin komposisi dan sifat-sifat dari elektroda selama masa
penyimpanan. Penggunaan arus listrik untuk pengelasan harus disesuaikan dengan
anjuran yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat elektroda yang bersangkutan.
3. Syarat-syarat mutu dan pemasangan harus disesuaikan dengan standard sebagai
berikut L BS, ASTM, VDSB, DIN, PPBI 1983, mutu baja ST-37.
4. Pekerjaan las sebanyak mungkin dilaksanakan di bengkel, pekerjaan las di lapangan
harus baik dan tidak boleh dilakukan dalam keadaan basah, hujan, maupun angin
kencang. Standar prosedur pengelasan mengikuti standard AWS (American Welding
Society) Code For Arc Welding in Building Construction Section 4.
5. Semua pekerjaan sambungan harus dilas penuh. Sebelum pengelasan dimulai, baja
yang sehabis dipotong dengan lampu las harus dibersihkan terlebih dahulu dengan
gerinda dan bebas dari cat/minyak.
6. Tebal las minimum 0,7 kali tebal plat/profil yang disambung dan harus penuh,
kecuali bila ditentukan lain dalam gambar.
7. Dalam setiap posisi di mana 2 (dua) bagian dari satu benda saling berdekatan harus
dibuat suatu las perapat/pengendap guna mencegah masuknya lengas, terlepas
apakah itu diberikan detailnya atau tidak.
8. Sambungan memakai simpul profil dengan bentuk dan ukuran yang sama, disambung
secara las penuh.
9. Bekas pengelasan harus digerinda dan dihaluskan tanpa mengurangi kekuatan lasnya.
10. Bila sambungan las apapun memerlukan pembetulan, maka hal ini harus dilakukan
sebagaimana diperintahkan oleh PPK/Pengawas Lapangan/Perencana/Konsultan
Pengawas tanpa diberi biaya tambahan.
11. Untuk sambungan plat, maka semua plat harus diperiksa kerataannya, harus dengan
toleransi yang diizinkan oleh ASTM specification A-6. Harus bebas dari puntiran, bila
terjadi puntiran harus diperbaiki, sehingga setelah plat-plat disusun akan terlihat
rapat seluruhnya. Pelurusan ataupun pelengkungan yang diperlukan harus dikerjakan
dengan sistem mekanis ataupun dipanaskan setempat di mana temperatur tidak
boleh lebih dari 650oC.
12. Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan, berlaku
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Hanya diperkenankan ada satu sambungan.
b. Semua penyambungan profil harus dilaksanakan dengan las tumpul/Full Penetration
Butt Weld.
c. Harus diajukan bersamaan dengan pengajuan Shop Drawing.
d. Pada pekerjaan di mana akan terjadi lebih dari satu lapisan las, maka lapisan
terdahulu harus dibersihkan dari kerak-kerak las, serpihan-serpihan logam sebelum
memulai lapisan yang baru.
13. Las dengan retak susut, retak pada bahan dasar, berlubang, dan kurang tepat
letaknya harus disingkirkan.
14. Pengujian atas kualitas pengelasan dilakukan dengan metode non-destructive test
yaitu dengan ultrasonic test. Jumlah tempat pengujian ditetapkan 1% dari total
panjang las. Tempat-tempat pengujian ditentukan oleh Konsultan Pengawas setelah
pengelasan selesai.
15. Tidak satu pekerjapun dibongkar atau disiapkan untuk dikirim sebelum diperiksa dan
disetujui.
16. Setiap pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan gambar rencana atau
spesifikasi ini akan ditolak dan harus segera diperbaiki.
17. Kontraktor harus menyediakan atas biaya sendiri semua pekerjaan, alat-alat
perancah, dan sebagainya yang diperlukan dalam hubungan pemeriksaan pekerjaan.
18. Semua yang dinyatakan dalam gambar untuk baut M adalah diameter baut, sedang
diameter lubang baut adalah diameter baut (M) + 2,0 mm. Kalau diameter lubang

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 115


lebih besar dari diameter baut + 2,0 mm, maka harus dilas ring yang tepat pada
lubang yang kebesaran tersebut (dilas penuh) baru dipasang bautnya.
19. Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila keadaan
memungkinkan, maka semua plat, potongan-potongan, dan sebagainya harus dijepit
bersama-sama dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus agar diperoleh ukuran
dan posisi lubang yang tepat sama. Cara lain ialah bahwa batang-batang dapat
dilubangi tersendiri dengan menggunakan mal. Setelah mengebor seluruh kotoran
besi harus disingkirkan.
20. Diameter lubang untuk angkur baut adalah 2,0 mm lebih besar dari pada diameter
yang tertera pada gambar rencana.
21. Apa yang diberikan adalah gambar kerja (working drawing). Kontraktor berkewajiban
memeriksa/membandingan kecocokan antara masing-masing gambar yang diberikan.
Gambar pabrik (shop drawing) yang terperinci harus dibuat oleh Kontraktor secara
teliti. Kontraktor bertanggung jawab atas semua ukuran-ukuran yang dicantumkan
pada shop drawing. Shop drawing harus memberikan informasi yang jelas tentang
bagian-bagian struktur meliputi seluruh bagian dari pekerjaan kontruksi seperti detail
pemasangan, penyambungan, lubang-lubang, baut-baut, paku, keling, las,
pemotongan, pertemuan/sambungan pada pemutusan, penguatan, ukuran, dimensi,
designation dari bahan, lokasi, dan lain-lainyang teknis diperlukan. Shop drawing
harus memperhatikan working drawing yang diberikan dan harus mendapat
persetujuan perencana lebih dahulu sebelum dilaksanakan. Shop drawing harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas minimal satu minggu sebelum
pelaksanaan fabrikasi dimulai.
22. Kontraktor harus melampirkan perhitungan konstruksi apabila diadakan perubahan-
perubahan praktis atas rencana semula. Gambar kerja perhitungan ini diserahkan
kepada PPK/Pengawas Lapangan/Perencana/Konsultan Pengawas untuk diperiksa dan
disetujui dahulu sebelum pekerjaan dilaksanakan.
23. Cara transport dan handling pekerjaan baja harus sesuai dengan cara yang telah
disetujui oleh PPK/Pengawas Lapangan/Perencana/Konsultan Pengawas. Sebelum
penyerahan, untuk menjamin terlindungnya dari kerusakan, maka perhatian khusus
diperlukan dalam pengepakan serta cara perkuatan pada saat transport dan handling.
24. Kontraktor bertanggung jawab untuk menjaga keamanan pekerjaan baja,
membongkar, mentransport ke tempat pekerjaan, dan menyimpan dengan aman
bebas dari kerusakan-kerusakan dan memperbaiki semua kerusakan hingga akhirnya
terpasang sampai diserahkan dan diterima baik oleh PPK/Pengawas
Lapangan/Perencana/ Konsultan Pengawas.
25. Kontraktor harus mengajukan cara yang akan digunakan dalam erection berikut
peralatan yang akan digunakan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan. Pada saat erection rangka harus dilindungi terhadap tumbukan,
puntiran, dan hal-hal lain yang dapat merusak rangka.
26. Satu batang kerangka baja dipasang atas tumpuantumpuan sedemikian rupa,
sehingga kerangka baja itu dapat membentuk lawan lendut seperti tertera digambar
rencana. Tumpuan-tumpuan itu tidak disingkirkan sebelum seluruh sambungan
(kecuali sambungan pendek pada puncaknya), telah dibuat permanen.
27. Pemasangan baut permanen tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan PPK/Pengawas
Lapangan/ Perencana/Konsultan Pengawas dan pada umumnya persetujuan semacam
itu tidak akan diberikan sebelum bentang itu telah terpasang dengan gelagar
melintang, batang penguat, dan baut-baut stel seperti yang disyaratkan.
28. Pada celah pertemuan antara permukaan baja dengan beton diberi grouting. Bahan
grouting yang digunakan harus mempunyai sifat:
a. Tidak susut dalam proses pengeringan maupun setelah kering.
b. Mudah mengalir dan mengisi lubang secara baik flowable.
c. Kuat tekan setelah mengering minimal 350 kg/cm2.
d. Mempunyai daya lekat yang baik terhadap beton maupun baja.
e. Penggunaan bahan harus sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik
yang bersangkutan.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 116


f. Bahan yang akan digunakan harus mendapat persetujuan PPK/Pengawas
Lapangan/Perencana/ Konsultan Pengawas.
29. Semua konstruksi baja yang akan dipasang perlu dicat di pabrik dengan cat dasar
yang telah disetujui, kecuali pada bidang-bidang yang dikerjakan dengan mesin
perkakas misalnya pada perletakan.
30. Sebelum pengecatan permukaan baja harus dibersihkan terlebih dahulu dari minyak,
karat, dan debu. Untuk menghilangkan karat, permukaan baja harus disikat dengan
sikat kawat baja dan dibersihkan. Selanjutnya dilakukan pengecatan awal dengan cat
dasar atau meni. Harus digunakan primer anti karat seperti zinchromate produk
ICI/Nippon Paint/Danapaint/setara.
31. Cat lapangan dapat dilakukan terhadap pembersihan seluruh sambungan lapangan
dan bidang-bidang yang telah dicat di bengkel, seperti diperintahkan oleh
PPK/Pengawas Lapangan/Perencana/Konsultan Pengawas yang telah rusak pada saat
transport atau pemasangan serta bidang-bidang lain seperti yang diperintahkan oleh
PPK/Pengawas Lapangan/Perencana/Konsultan Pengawas di mana cat dasarnya telah
rusak.
32. Setelah meni mengering dilapis cat permanen untuk finishing. Jumlah lapis cat
finishing minimal 2x dengan warna yang berbeda dengan cat meni.
33. Sub kontraktor yang dipakai oleh Kontraktor (bila ada) harus diketahui dan disetujui
oleh PPK/Pengawas Lapangan.

34. PEKERJAAN ATAP DAN PENUTUP ATAP


a. Semua pemasangan Usuk Galvalum jarak 60 cm menggunakan C 75.100 (tinggi profil 75
mm dan tebal 1,00 mm, berat 1,29 kg/m.
b. Semua pemasangan Reng Galvalum menggunakan profil top hat (U terbalik) dengan
spesifikasi tinggi profil 40 mm dan tebal 0,48 mm, berat 0,57 kg/m, yang pada sisi
kanan kiri sepanjang profil dilipat ke dalam selebar 5 mm.
c. penutup atap menggunakan penutup atap genteng Keramik Glosur, MClass. atap
zincalume t=0,4mm, Polycarbonat t=5mm twinlite,starlite. Asbes Gelombang Besar.
d. Genteng yang dipakai harus mendapat persetujuan dari Direksi dengan mengajukan
contoh.
e. Pemasangan Pekerjaan atap dilaksanakan oleh tenaga ahli yang bersangkutan dimana
pemborong tetap bertanggung jawab atas kerapian dari pemasangan.
f. Semua lisplank menggunakan GRC (Kalsiplank) 30 cm, Tebal 8 mm.

35. PEKERJAAN MEKANIKAL


1. Unit AC
- Sebelum melakukan pekerjaan kontaktor harus membuat gambar shopdrawing yang
disesuaikan dengan gambar desain dan kondisi lapangan untuk posisi AC.
- AC yang digunakan adalah merk Daikin, Sharp, Panasonic.
- Kontraktor/pemborong harus membersihkan kembali bekas pekerjaan dan material
sisa di lapangan
2. Pemipaan refrigerant dan drainase air kondensi AC
a. Ketentuan umum
1. Standard
Standard produk dan pelaksanaan yang dipakai dalam spesifikasi ini adalah :
- ANSI B 31.6 = Fabrication detail, edisi terakhir
- ANSI B 31.5 = Refrigerant piping system, edisi terakhir
2. Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan
Pekerjaan ini harus dilaksanakan menurut syarat-syarat yang telah dijelaskan
dan juga pada pasal-pasal berikut .
b. Design pipa
1. Perlengkapan instalasi setiap instalasi pemipaan refrigerant dilengkapi dengan ;
a. Oil trap
Oil trap harus diberikan dibagian pemipaan section line ( gas refrigerant
line ) yaitu:

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 117


1. Suction line setelah indoor AC unit.
2. Pipa vertikal setiap jarak 4 m. Apabila outdoor unit berada diatas indoor
unit.
3. Oil trap berbentuk u trap.
b. Liquid loop
1. Liquid loop harus diberikan pada suction line stelah indoor unit, apabila
outdoor unit berada dibawah indoor unit.
2. Liquid loop harus diberikan pada liquid line setelah condensing unit (
outdoor unit ) apabila outdoor unit berada diatas indoor.
c. Filter drier & sight glass : filter drier & sight glass harus diberikan pada
liquid sebelum indoor unit
2. Ukuran pipa refigerant harus sesuai dengan unit AC yang dipakai dan letak serta
jarak antara outdoor unit dan indoor unit.merk Denji type M
3. Isolasi pipa : pipa refigerant pada bagian suction line harus diberikan isolasi
begitu juga dengan pipa drain kondensasi yang melintang diatas plafond. Merk
Aeroflex
4. Fabrikasi
Sebelum pelaksanaan kontraktor wajib membuat drawing instalasi pemipaan dan
diserahkan ke pengawas dan setiap joint harus menggunakan fitting jenis las
type elbow tidak boleh memakai bentuk bending pipa.
5. Hanger & support
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan menyerahkan
shopdrawing pemasangan dan modul hanger yang akan dipasang untuk
disetujui pengawas
b. Jarak antara trapeze hanger
Trapeze hanger dipakai mensupport susunan pipa lebih dari 1 pipa. Jarak
antara trapeze hanger memakai tabel pada uraian dibawah ini

Diameter pipaSampai 2" Minimum dia.Rod ( mm )10


Pipa copper Pipa PVC
Dia. Pipa
Horisontal ( m ) Vertikal ( m ) Horisontal ( m ) Vertikal ( m )
1/2" 1,5 2 0,6 1,2
3/4" 2 2,5 0,9 1,8
1" 2 2,5 0,9 1,8
1 " 2,5 3 0,9 1,8
1" 2,5 3 0,9 1,8

c. Penggantung untuk trapeze hanger harus memakai besi siku supaya rigid.
Pipa-pipa pada trapeze hanger diikat dengan U bolt terhadap frame
pendukungnya.
d. Untuk individu pipa dipakai hanger jenis filbow clamp.
e. Pipa-pipa riser seperti misalnya pipa didalam shaft harus disupport pada
bagian pipa bawah yaitu untuk pipa PVC dengan cara menyangga pada
bagian joint dari elbow tersebut dengan memakai U bolt yang diikat pada
frame dan memakai U bolt pada C channel dan diikat pada dinding atau
beam.
6. Pelaksanaan dilapangan
a. Sambungan las pipa : pipa ke pipa ( pemipaan refrigerant ) dipakai 95-5 tin
antimony dengan flux petrolatum base impreggnated with zinc ammonium
chloride.
b. Sebelum diadakan pengelasan, bagian dalam dari pipa harus dibersihkan
dengan memakai compressed air.
c. Pemipaan air buangan kondensasi :
1. Sambungan pipa cabang pipa harus menggunakan fitting yang sesuai.
Fitting yang digunakan harus dari injection moulded fitting.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 118


2. Sambungan pipa PVC pada fitting pipa memakai solvent cement untuk
pipa berdiameter 2 " kebawah dan rubber ring joint untuk pipa
berdiameter 2 " ke atas.
7. Persyaratan lain
a. Pemasangan pipa tidak boleh digantungkan kepipa lain.
b. Pemasangan hanger pada kerangka baja dengan memakai klem yang dapat
mengikat secara kuat.
c. Pipa yang nantinya akan berhubungan dengan instalasi mendatang (
extension ) harus dipasang fitting tee diakhiri dengan pemakaian cap pada
cabang extension.
d. Tidak diperkenankan pemasangan pipa diatas panel atau peralatan listrik
Pipa-pipa refrigerant yang tertanam dalam tanah harus disuppor dengan
concrete block pada setiap jarak 1 m. Pipa tersebut pada bagian muka
dilapisi dengan polyken tape.

36. PEKERJAAN TIANG PJU


1. Pemasangan tiang PJU Hot Dip Oktogonal 7 m beserta kap lampu lengkap. Untuk
pemasangan dilakukan seperti gambar yang telah di tentukan, baik lokasi, ukuran
maupun jumlahnya.
2. Diameter Tiang PJU 5 4. Untuk tiang overhead / lengkung 3.
3. Daya Lampu PJU menggunakan jenis lampu sodium tekanan tinggi 250 watt.
4. Cat Tiang PJU warna abu-abu.

37. PEKERJAAN KANSTEEN


1. Pasangan Kansteen untuk pendukung pasangan paving ukuran sesuai dengan gambar
dengan mutu baik (K225) disertai uji laboratorium test kokoh tekan kubus / silinder
pada laboratorium yang ditentukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas
Lapangan.
2. Pemasangan Kansteen harus lurus/rapi mengikuti kelurusan badan jalan (smooth) dan
setiap sambungan kansteen dipasang spesi 1 PC : 3 Psr.

38. PEKERJAAN PAVING


1. Bahan
a. Pasir
Pasir diisi digunakan sebagai perataan landasan paving dan bahan isian antar
paving
b. Paving
Paving stone yang digunakan dengan mutu beton K300, ukuran paving adalah 210
X 105 X 80 mm dan Ukuran Variasi yang lain sesuai dengan gambar , Serta disertai
uji laboratorium test kokoh tekan kubus / silinder pada laboratorium yang
ditentukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
2. Cara pelaksanaan
a. Permukaan lahan telah diberi urugan pasir serta telah dipadatkan, ditabur pasir
ayak sebagai perata dan dipasang paving. Pemasangan paving dipola sesuai
gambar rencana atau sesuai dengan yang ditetapkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen atau PPTK atau Pengawas lapangan.
b. Pemasangan paving yang bagian tepi dilengkapi dengan paving jenis topi uskup
ukuran sesuai dalam gambar rencana.
c. Pemadatan permukaan paving dilakukan dengan mesin pemadat baby roller /
Vibro hingga mendapat kepadatan dan kerataan permukaan paving yang
dikehendaki.
d. Pengisian nat antar paving menggunakan pasir halus hasil ayakan dan diratakan
menggunakan sapu lidi sampai rongga antar paving terisi pasir hingga penuh,
setelah itu sisa pasir yang berada di permukaan paving harus dibersihkan.
e. pemasangan paving disesuaikan dengan gambar atau ditentukan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan,

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 119


39. PEKERJAAN LANDSCAPE
1. Pada pekerjaan Pohon lindung dengan spesikasi pohon palm jenis, ekor tupai, sikas
dan korma dengan ukuran variasi pohon dim 20-30cm dengan tinggi variasi 1-5m,
dan pemilihan pohon yang telah disetujui olah PPK
2. Pada pekerjaan ini sudah termasuk transportasi sampai kelokasi proyek, galian untuk
tanam pohon dan pemupupuk.
3. Pada pekerjaan taman rumput dipakai rumput Gajah mini atau Rumput Jepang, sudah
termasuk pengaturan kontur tanaman.
4. Pihak kontraktor menjamin untuk tanaman tetap hidup sampai masa pemeliharaan
selesai.

40. PEKERJAAN PENANGKAL PETIR


1. Pemasangan instalasi penangkal petir harus memenuhi syarat-syarat yang berlaku:
PUIL 2000
A.V.E.
V.D.E
Standard Protection International
Pembuatan peralatan dan pemasangannya sesuai dengan gambar rencana
Pengukuran tahanan System
2. Pemasangan system penangkal petir dalam suatu bangunan harus sesuai dengan
gambar dan spesifikasi yang dipersyaratkan. Diantara yang harus diperhatikan :
Air Terminal /terminal udara (lighting electrode) dipasang diatas dengan
ketinggian yang mampu melingkup perlindungan terhadap sambaran petir
untuk seluruh bangunan (minimal 10m dari tanah).
Down Conductor (penghantar) sepanjang high rise building harus dipasang
klemp dengan jarak 1 m.
Kotak sambung harus dipasang setinggi 2 m dari tanah
Elektroda pertanahan harus dimasukan tanah secara vertical, batang tembaga
harus dilindungi terhadap korosi dengan serbuk arang disekitar tembaga.
Letak titik pertanahan ditentukan berdasarkan gambar. Pipa galvanis 1
ditanam secara vertical sampai ke dalam tanah hingga nilai resistensinya bila
diukur dibawah 5 ohm. Kemudian pipa dicabut kembali hingga akan
meninggalkan lubang. Lubang tersebut diisi dengan serbukarang dan
kemudian elektroda pertanahan ditanam kembali.
Terminal pertanahan harus terletak di dalam bak control.
Tahanan pertanahan harus dicek secara periodic dan nilai tahanan
pertanahan maksimum 5 ohm.
3. Pemeriksaan dan Pengujian (test)
Pengetesan system penangkal petir meliputi:
Grounding Test. Pengukuran tahanan tanah menggunakan metode standard
dan memakai megger. Tahanan maksimum tidak boleh melebihi 5 ohm.
Sistem instalasi penangkal petir harus mendapat rekomendasi.
4 .Peralatan penunjang
Bak control

41. HYDRANT
Pengadaan dan pemasangan peralatan utama sistem fire fighting yang Diesel Fire Pump
dan, Hydrant Box, Hydrant Pillar beserta pemipaannya.
Pengadaan dan pemasangan valve-valve dari sistem instalasi/pemipaan di setiap
gedung sesuai pentahapan pembangunan gedung tersebut.
Mengadakan Testing and Commissioning terhadap seluruh sistem fire hydrant sehingga
berfungsi dengan baik.
Mengurus proses perijinan serta persyaratan lain yang diperlukan untuk mendapatkan
persetujuan bahwa Instalasi sistem fire Fighting dapat dinyatakan baik dan layak pakai
oleh Dinas Pemadam Kebakaran

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 120


Pengadaan dan pemasangan system Instalasi listrik dari panel power ke unit panel
control unit Fire fighting dank e setiap peralatan pompa.
Mengadakan Training Operasional kepada Team Engineering pemilik proyek dan untuk
waktu serta kesiapannya akan ditentukan kemudian bersama Pemilik
proyek/Pengawas.

A. FIRE HYDRANT PUMPS.


Pompa fire Hydrant merupakan satu kesatuan yang terdiri dari pump pompa utama
penggerak Diesel pump
a. Diesel Fire Hydrant Pump
Type pompa : Centrifugal End Suction
Merk diesel : Cummins, Lovol ,perkins ( all ex china )
Kapasitas : 400 L/men
Head pompa : 70 m
Putaran pompa : 2.900 rpm
Type Engine : Diesel
Putaran : 2.900 rpm
Sistem Coupling : Direct Connected
Daya : 37KW
Power : Accu 24 volt, 80 Amp, 2 buah type maintenance free
Lengkap dengan Panel Kontrol Engine Fire Pump.
Perlengkapan Engine :
- Flexible coupling
- Coupling guard
- Heat exchanger loop
- Batteries
- Battery rack
- Battery cable
- Silencer
- Flexible ex hose connector
- Cooling water heater + thermostat.
Perlengkapan pemipaan / pompa, antara lain :
- Coumpond suction gauge
- Discharge pressure gauge
- Automatic air release valve
- Main relief valve
- Enclosed waste cone
- 165 gallon fuel tank
- Fuel system accessories
- Fitting package
- Setiap pompa dan sambungan pipa harus digrounding dan untuk pompa harus
dilengkapi variable speed drived.
- dan lain-lain.

B. FIRE PUMP CONTROLLER


- Panel kontrol merupakan kelengkapan unit tiap-tiap fire Fighting pump yang dapat
mengatur kerja pompa secara automatic baik jockey pump sebagai pompa
pembantu, pompa utama penggerak electric maupun pompa penggerak engine
masing-masingn mempunyai Fire Pump Controller tersendiri.
- Khusus pompa penggerak engine akan bekerja secara automatic bila saluran daya
listrik terputus pada saat terjadi kebakaran.
- Fire Pump Controller harus standard NFPA-20.

C. FIGHTING FIXTURES
a. Hydrant Pillar

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 121


- Jenis two-way, terbuat dari baja tuang diberi penguat pondasi
beton secukupnya.
- Hydrant Pillar dicat merah dengan cat Duco ex Dana Paints atau cat ICI,
(jenis exterior coating)
b. Fire Hydrant Box
- Box terbuat dari plat dengan tebal + 2 mm.
- Dimensi box : lihat gambar perencana.
- Seluruh box dan pintu dicat merah dengan cat Duco ex Dana Paints dan
diberi tulisan Hydrant dengan warna merah.
- Panjang fire hose tidak kurang dari 50 M' mudah digulung, tahan
terhadap tekanan dan penyambungan dengan sistem quick coupling.
- Nozzle variable (zet spray) diameter 65 mm semua dalam keadaan baru dan
fabricated.
- Fire hose dari jenis black rubber lined yang memenuhi standard BS 6391.
c. Seamese Connection
- Digunakan seamese connection jenis two way type Y terbuat dari baja
tuang.
- Dalam pemasangan unit seamese connection harus diberikan pondasi penguat
sebagai dudukan.
- Lokasi seamese connection mudah dilihat dan dekat dengan jalan laluan
mobil agar mudah untuk dipakai bila diperlukan (lihat gambar perencanaan).
- Seamese Connection harus sesuai standard DPK, untuk penggunaan
sistem coupling.

D. PIPA DAN VALVE


a. Pemipaan
Material Pipa yang digunakan Black Steel Pipe Sch. 40, atau ASTM A 53 dan
harus diusahakan semuanya berasal dari satu merk.
Demikian juga untuk fitting digunakan Black Steel Pipe class 15 K, Weld Type.
b. Valve - valve
Working Pressure : 300 psi (15 bar)
Gate Valve :
Tipe bronze body, non rising stem, screwed bonnet, solid wedge disk, screwed
end untuk valve sampai dengan diameter 50 mm atau bisa digunakan tipe
Butterfly untuk diameter 15 mm sampai dengan diameter 25 mm.
Tipe flanged or lugged body, stainless steel disk, stainless steel shaft, hand
wheel operated with position indicator untuk valve lebih besar dari diameter
50 mm dengan body material cast iron untuk tekanan 150 psi dan carbon steel
untuk tekanan 300 psi.
Check Valve :
Material bronze body, swing type, Y pattern, screwed cup, metal disk, screwed
end untuk valve sampai dengan diameter 50 mm.
Swing silent type dengan stainless steel disk dengan body material cast iron
untuk tekanan 300 psi dan carbon steel untuk tekanan 300 psi.
Khusus untuk pompa-pompa hydrophor digunakan dual plate wafer type check
valve.
c. Tekanan Kerja Valve :
Untuk keperluan fire fighting digunakan valve - valve dengan tekanan kerja
minimum 300psi (15 bar).

SYARAT-SYARAT PEMASANGAN HYDRANT


A. PEMASANGAN UNIT POMPA
a. Seluruh unit pompa harus dipasang dan didudukkan diatas fondasi dengan kuat
dan kokoh.
b. Metoda dan persyaratan instalasi pompa, pemipaan serta peralatan
pemipaannya harus mengikuti dan mengacu kepada Standard NFPA-20.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 122


B. INSTALASI PEMIPAAN
a. Sistem Penyambungan Pipa
Menggunakan sambungan ulir/screwed atau las untuk pipa berdiameter 75
mm ke bawah dan menggunakan sambungan flanged untuk diameter pipa 100
mm ke atas dengan maximum dua batang pipa serta pada belokan minimal 5
kali diameter pipa dari bahan yang sesuai dengan jenis bahan pipanya (long
elbow).
Sambungan flanged dilakukan pada setiap belokan dan pada setiap dua
batang pipa pada pipa lurus.
Untuk mencegah terhadap kebocoran, penyambungan pipa dengan ulir harus
terlebih dulu diberi lapisan red lead cement atau pintalan khusus dari asbes.
Sedangkan untuk sambungan flanged harus dilengkapi ring dari karet secara
homogen.
b. Penumpu Pipa
Seluruh pipa harus diikat/ditetapkan, kuat dengan dudukan dan angker yang
kokoh (rigit), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya
getaran dan gerakan.
Pipa horizontal harus ditumpu dengan penyangga dengan jarak antara tidak
lebih dari 2,5 m.
c. Pemasangan Fixtures dan Fitting
Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari
kotoran yang akan mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus
terpasang dengan kokoh (Rigit) ditempatnya lengkap tumpuan yang mantap.
Semua fixtures, fitting, pipa-pipa hidrant dilaksanakan harus rapi.
Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi (pipa induk), dipasang balok-balok
dari beton dengan campuran yang kuat (K.225) dan dipasang setiap ada
sambungan pipa (tee, elbow, valve ) dan sebagainya.
Tinggi pemasangan dari lantai + 20 cm (muka tanah jadi).
Perletakan engsel disesuaikan dengan keadaan setempat sehingga mudah
untuk dibuka/tutup.

SYARAT-SYARAT PENERIMAAN
A. M A T E R I A L
a. Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru
(New Product), bebas dari defective material, improver material dan menjamin
terhadap kualitas atau mutu barang sesuai dengan tujuan spesifikasi.
b. Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti
dengan yang sesuai dan dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) minggu
setelah ditanda tangani berita acara penerimaan barang.
c. Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material/peralatan menjadi
tanggungan/beban Kontraktor.

B. CONTOH BARANG
a. Pemborong wajib mengirimkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan dalam
pelaksanaan kepada Pengawas atau Brosur-brosur dari alat-alat tersebut dan
menunggu persetujuan dari pemilik proyek/Pengawas/Perencana sebelum alat-
alat tersebut dipasang.
b. Contoh barang dimasukkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah
diturunkannya SPK untuk diperiksa Pemilik/Perencana dan Pengawas.
c. Contoh-contoh barang yang sudah disetujui oleh pemilik proyek/Pengawas/
Perencana harus disimpan di Direksi Keet guna dijadikan Referensi bagi
pemasangan di lapangan. Bila bahan-bahan tersebut diragukan kualitasnya akan
dikirimkan ke kantor penyelidikan bahan-bahan atas biaya Pemborong. Bila
ternyata terdapat bahan-bahan yang telah dinyatakan tidak baik/tidak bisa
dipakai oleh Pengawas/ Perencana, maka Pemborong harus mengangkut bahan-
bahan tersebut ke luar lapangan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari, harus sudah
tidak ada di lapangan (site).

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 123


C. PENGUJIAN INSTALASI PEMIPAAN
a. Sebelum dipasang fixtures-fixtures dari seluruh sistem distribusi, installasi
pemipaan air harus diuji dengan tekanan 20 kg/cm2, tanpa mengalami
kebocoran dalam waktu minimum 24 jam tekanan tersebut tidak
turun/berubah. Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi
bagian dari panjang pipa maximum 150 meter.
b. Biaya pengetesan serta alat-alat yang diperlukan adalah menjadi tanggung
jawab Pemborong/ Kontraktor. Pengetesan pipa harus dilaksanakan dengan
disaksikan oleh Pengawas dan wakil dari pemilik proyek/Perencana, selanjutnya
apabila telah diterima/memenuhi syarat akan dibuatkan Berita Acaranya.
c. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian, balancing dan "trial run" sistem instalasi
ini haruslah pula dihadiri pihak pemilik proyek/Perencana/Pengawas dan Ahli
serta pihak-pihak lain yang bersangkutan. Untuk ini hendaklah diberikan pula
sertifikat pernyataan hasil pengujian oleh yang berwenang memberikannya.

D. PEMBERSIHAN LAPANGAN
a. Lapangan yang dipergunakan harus setiap hari setelah selesai bekerja
dibersihkan oleh Pemborong.
b. Segera setelah Kontrak selesai maka Pemborong harus memindahkan semua sisa
bahan pekerjaannya dan peralatannya kecuali yang masih diperlukan selama
pemeliharaan.

E. P E N G E C A T A N
a. Semua pipa dari besi/baja dalam tanah harus dililit dengan karung goni dan
dilapisi dengan Tar (Tar coated) untuk penahan Korosi atau dengan bahan anti
karat sintesis yang dispesifikasi untuk keperluan pemipaan bawah tanah.
Sedangkan untuk pipa-pipa yang terlihat (exposed) harus diberi tanda dengan
warna atau cat yang warnanya akan ditentukan kemudian oleh Pengawas.
b. Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda warna/cat
pada setiap jarak + 4 m dengan arah aliran pada pipa-pipa induk, begitu pula
pipa-pipa pada shaft dimana terletak pintu pemeriksaan.
c. Sebagai patokan dipakai warna cat sebagai berikut :
Untuk jaringan pipa hydrant dipakai warna merah
d. Khususnya untuk identifikasi dan penentuan warna cat dari masing - masing
instalasi Plumbing dan Hydrant akan ditentukan kemudian bersama Pemilik /
Pengawas.

F. SURAT KETERANGAN
Pemborong harus memberikan Surat Keterangan/Sertifikat dari Dinas Pemadam
Kebakaran Daerah yang menunjukkan bahwa Sistem tersebut dapat dipergunakan
dan berfungsi dengan baik. Surat Keterangan keagenan yang berada di Indonesia
untuk material - material import.

G. DATA SUKU CADANG


Pemborong harus menjamin dan melengkapi dengan Surat Jaminan adanya suku
cadang yang mudah diperoleh pada peralatan-peralatan yang sekiranya akan
mengalami gangguan atau kerusakan dalam waktu tertentu, baik untuk peralatan
utama maupun peralatan penunjang.

SYARAT-SYARAT OPERASIONAL
a. Pelayanan hydrant diluar/di dalam bangunan dan sprinkler menggunakan satu set
pompa yang terdiri dari jockey pump, electric hydrant pump dan diesel hydrant
pump.
b. Pengaturan kerja pompa dilakukan secara automatic dengan pressure switch pump
Control, control valve serta panel-panel pengoperasian.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 124


Semua ketentuan-ketentuan unit pompa beserta perlengkapannya harus mengikuti
NFPA 20 standard.

SYARAT-SYARAT PEMELIHARAAN
A. SYARAT UMUM
a. Pada saat penyerahan untuk pertama kalinya Pemborong harus menyerahkan
gambar-gambar, data-data peralatan petunjuk operasi dan cara-cara perawatan
dari mesin-mesin terpasang di bawah Kontrak ini. Data-data tersebut haruslah
diserahkan kepada pemilik proyek/Pengawas sebanyak 4 (empat) set dan kepada
Perencana 1 (satu) set.
b. Pada saat penyerahan pertama harus diserahkan antara lain : Instruction Manual,
Installation Manual, Maintenance Manual, Operating Instruction, Trouble
Shooting Instruction.
c. Hendaknya diberikan pula 2 (dua) set singkatan petunjuk operasi dan perawatan
kepada Pemilik, sebuah dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan ditempelkan
di dinding dalam ruang mesin utama atau tempat lain yang ditunjuk oleh pemilik
proyek/Pengawas.
d. Pemborong harus memberikan pendidikan praktek mengenai operasi dan
perawatannya kepada petugas-petugas teknis (Team Engineering) yang ditunjuk
oleh pemilik proyek secara cuma-cuma sampai cakap menjalankan tugasnya.
e. Pemborong harus memberikan Surat Garansi dari pemakaian peralatan-peralatan
utama kepada Pemberi Tugas.

B. MATERI PEMELIHARAAN
Selama masa pemeliharaan, Pemborong wajib melakukan pemeliharaan secara
berkala terhadap seluruh Instalasi Sistem, baik peralatan utama maupun instalasi
pemipaannya. Pelaksanaan pemeliharaan menyangkut item-item dan tidak terbatas
pada berikut ini :
a. Pemeriksaan terhadap :
- Fungsi dan mekanisme kerja kontrol
- Mekanisme kerja panel-panel kontrol
b. Pemeriksaan terhadap: Battery Charger, penggerak engine, minyak pelumas
sistem pompa dan sistem engine
c. Testing terhadap bekerjanya unit-unit sistem, yaitu pompa penggerak elektrik
dan diesel
d. Bersihkan seluruh peralatan dari kotoran
e. Pembersihan tangki bahan bakar
f. Penggantian minyak pelumas.

C. PETUNJUK PEMELIHARAAN
a. Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan, Pemborong harus
menyerahkan Buku Petunjuk Pemeliharaan terhadap seluruh peralatan utama
(pompa, motor, diesel, panel listrik, panel kontrol, dll.) dan Instalasi serta
daftar material/ komponen yang memerlukan penggantian secara berkala.
Buku yang diserahkan harus dalam bentuk edisi lux dan dijilid dengan rapih dan
bagus.
Petunjuk pemeliharaan harus mencantumkan ringkasan dari pemeliharaan
berkala yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat dan standard/aturan yang
berlaku secara umum.
b. Di dalam buku pentunjuk pemeliharaan tersebut harus diuraikan secara jelas dan
ringkas mengenai tatacara/prosedur pemeliharaan, contoh data logbook
pencatatan (harian, mingguan, bulanan dan tahunan).
c. Jumlah buku yang harus disediakan oleh Pemborong sebanyak 5 (empat) set,
masing-masing 3 set untuk Pemilik Proyek, 1 set untuk Pengawas/MK dan 1 set
untuk Perencana. Seluruh biaya yang diakibatkan oleh pembuatan dan
pengadaan buku tersebut ditanggung oleh Pemborong.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 125


42. PEKERJAAN ASPHALT
A. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini terdiri dari penyediaan semua peralatan, tenaga kerja, alat-alat
perlengkapan dan pelaksanaan semua pekerjaan aspal, dan pekerjaan lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan aspal sesuai dengan ketentuan dan
persyaratan dalam kontrak.
Pesyaratan yang disebutkan berikut ini akan berlaku secara umum dan meliputi semua
pekerjaan aspal kecuali untuk pekerjaan-pekerjaan yang disyaratkan secara khusus.

B. Umum
Pembatasan Cuaca
Aspal Penetrasi akan dipasang hanya dibawah kondisi cuaca kering dan bilamana
permukaan pekerjaan dalam keadaan kering juga.
Pengendalian Lalu Lintas
a. Pengendalian lalu lintas akan dilaksanakan oleh kontraktor yang sesuai dengan
syarat-syarat umum kontrak dan disetujui oleh Pengawas Lapangan, serta dilakukan
tindakan-tindakan pencegahan untuk memberi petunjuk dan mengendalikan lalu
lintas selama pelaksanaan pekerjaan.
b. Menempatkan rambu-rambu untuk keamanan kerja seperti cone fibregalass, pita
pengaman dan bendera tanda-tanda yang ditempatkan pada lokasi kerja dan pada
jalur lalu lintas kendaraan pada posisi strategis yang mudah dilihat serta
menempatkan petugas pengatur lalu lintas.
c. Harus dibuat penyediaan untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dengan separuh
lebar perkerasan, kecuali disediakan satu pengalihan lapangan yang sesuai sehingga
disetujui oleh Pengawas Lapangan.
d. Tidak ada lalu lintas yang akan diizinkan melintas di atas permukaan jalan yang baru
selesai sampai lapis permukaan aspal hotmix dipadatkan sepenuhnya sampai sesuai
pesyaratan dan dapat diterima oleh Pengawas Lapangan. Kecepatan lalu lintas di atas
permukaan yang barus diaspal harus dibatasi sampai 15 km/jam untuk waktu paling
sedikit selama 48 jam sesudah penyelesaian. Kontraktor harus bertanggungjawab
untuk semua akibat dari lalu lintas yang diizinkan lewat, sementara pekerjaan
lapangan sedang berlangsung.
Pengerjaan Penyempurnaan
Lapis permukaan dari aspal hotmix harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan
spesifikasi dan mendapat persetujuan Pengawas Lapangan. Luas permukaan yang tidak
memenuhi dengan persyaratan dan yang dianggap tidak distujui oleh Pengawas
Lapangan harus diperbaiki dengan cara menyingkirkan dan mengganti, menambah
lapisan tambahan dan atau cara lain yang dipandang perlu oleh Pengawas Lapangan.

C. Bahan Bahan
Agregat
a. Agregat Kasar
Agregat kasar terdiri dari batu atau kerikil pecah atau campuran yang sesuai dari
batu pecah dengan kerikil alami yang bersih. Gradasi agregat kasar harus sesuai
dengan tabel berikut :
Ukuran Saringan (mm) Persentasi Lolos Atas berat
19,0 100
12,5 30 100
9,5 0 55
4,75 0 10
0,075 01

b. Agregat Halus
Agregat halus terdiri dari pasir alam atau batu tersaring dalam kombinasi yang cocok,
dan harus bersih dari gumpalan lempung dan benda-benda lain yang harus dibuang.
Gradasi agregat halus harus sesuai dengan tabel berikut :

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 126


Ukuran Saringan (mm) Persentasi Lolos Atas berat
9,5 100
4,75 90 100
2,36 80 100
0,6 25 100
0,075 3 11

c. Filler
Bahan filler terdiri dari debu batau sabak atau semen, serta harus bebas dari suatu
benda yang harus dibuang. Filler berisi ukuran partikel yang 100 % lolos saringan 0,60
mm dan tidak kurang dari 75 % atas berat partikel yang lolos saringan 0,075 mm.

d. Syarat syarat Kualitas Agregat Kasar


Agregat kasar yang digunakan unyuk aspal hotmix harus memenuhi syarat kulaitas
seperti pada tabel berikut :
Uraian Batas test
Kehilangan berat karena abrasi (500 putaran) Maksimum 40 %

Penahan aspal sesudah pelapisan dan pengelupasan Minimum 95 % 80 100

Bahan Asphalt
a. Bahan aspal harus AC-10 aspal hotmix gradasi kekentalan (kurang lebih ekivalen
kepada Pen 60/70 memenuhi persyaratan AASHTO M 226.
b. Suatu bahan penyatu (adhesive) dan anti pengelupasan harus ditambahkan kepada
bahan aspal, jika diminta demikian oleh pengawas lapangan, Bahan tambahan
tersebut harus satu jenis yang disetujui oleh pengawas lapangan dan harus
ditambahkan dan dicampur sesuai dengan petunjuk Pabrik Pembuat.

D. Persyaratan Campuran
Komposisi Campuran
a. Campuran aspal tersebut terdiri dari agregat, filler, mineral dan bahan aspal.
Komposisi rencana berada dalam batas-batas rencana yang diberikan pada tabel
berikut :
Fraksi Rencana Campuran Presentase Atas Berat Total Campuran Aspal
Fraksi agregat kasar 30 50
(> 2,36 mm)

Fraksi agregat halus 39 59


(2,36 mm 0,075 mm)

Fraksi filler 4,5 7,5

Kandungan Aspal ( % total campuran atas volume)


Kandungan aspal efektif - Minimum 6,2

Kandungan aspal diserap - Maksimum 1,7

Total kandunganaspal sebenarnya - Minimum 6,7

Tebal film aspal - Minimum 8 micron

b. Pebandingan campuran dan formula campuran pelaksanaan ditentukan dalam CMP.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 127


Sifat-sifat Campuran
Sifat-sifat campuran yang dari CMP (Instalasi Campur Pusat) diberikan pada tabel
berikut:
Sifat-sifat Campuran Pengukuran Batas

Kandungan rongga udara % atas volume total campuran 4%-6%


campuran padat

Tebal film aspal Micron Minimum 8

Kuosien Marshal Kn/nm 1,8 5,0

Stabilitas Marshal Kg 550 - 1250

E. Pelaksanaan Pekerjaan
Peralatan Pelaksanaan
a. Jenis peralatan dan methoda operasi harus sesuai dengan daftar peralatan dan
instalasi produksi yang telah disetujui dan menurut petunjuk lebih lanjut Pengawas
Lapangan. Pada umumnya peralatan yang harus dipilih untuk penyebaran dan
penyelesaian harus paver (perata) bertenaga mesin yang mampu bekerja sampai garis
dan ketinggian yang diperlukan dengan penyediaan untuk pemanasan, screeding dan
sambungan perata campuran aspal hotmix. Akan tetapi dimana satu paver (perata)
tidak dapat diperoleh dan tergantung kepada instruksi Pengawas Lapangan,
pemasangan dan penyebaran dapat dilakukan dengan tenaga kerja, menggunakan
garukan, sekop dan gerobak dorong.
b. Jenis peralatan berikut ini akn dipilih untuk penyebaran, pemadatan dan
penyelesaian.
- Alat Pengangkut
Sejumlah truk angkutan yang cukup harus disediakan untuk mengangkut campuran
aspal yang sesuai dengan program pekerjaan yang telah disetujui. Truk-truk
tersebut harus dilengkapi dengan dasar logam rata ketat, dibersihkan dan yang
sebelumnya dilapisi minyak bakar
- Alat untuk penyebaran dan penyelesaian
Bilamana diminta demikian didalam daftar penawaran dan daftar unit produksi,
peralatan untuk penyebaran dan penyelesaian harus satu paver betenaga mesin
sendiri yang mampu bekerja sampai ke garis, tingkat dari penampang melintang
yang diperlukan dan dapat memenuhi persyaratan-persyaratan terhadap volume
dan penampilan kualitas
- Peralatan Pemadatan
Mesin gilas roda baja(mesin gilas roda 3 atau tandem 6 10 ton).
Sebuah mesin gilas dan bertekanan dengan ban dipompa mencapai tekanan 8,5
kg/cm2 dan dengan penyediaan untuk ballast dari 1500 kg 2500 kg muatan per
roda.
- Peralatan untuk menyemprot lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal pelekat
Sebuah distributor/penyemprot aspal bertekanan harus disediakan dengan
penyediaan untuk pemanasan aspal.
Penyiapan Lapangan
a. Penyiapan lokasi
- Sebelum dilakukan pembongkaran aspal terebih dahulu dilakukan pengukuran
lokasi yang akan dikerjakan sesuai dengan gambar kerja
- Lokasi diberi tanda berupa cat sesuai dengan batas ukuran yang ditentukan dan
harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan. Lokasi yang rusak yang
akan diperbaiki harus dibongkar dengan hati-hati sesuai dengan batas tanda yang
diberikan, pembongkaran dilakukan harus berbentuk persegi empat, sisi daerah
yang dibongkar harus tegak lurus dan rata.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 128


-Aspal bekas bongkaran harus diangkut keluar lokasi kerja dan dibuang pada
tempat yang ditentukan dan lobang yang dibongkar harus dibersihkan dari
material lepas.
- Sebelum dilapisi dengan tack/prime coat bagian yang diperbaiki harus terlebih
dahulu dibersihkan dengan kompresor sehingga bebas dari debu dan kotoran yang
lepas
b. Pemasangan di atas lapisan pondasi atas
- Bilamana memasang di atas pondasi, maka pondasi tersebut bentuk dan profilnya
harus sama benar dengan yang diperlukan untuk penampang melintang dan
dipadatkan sepenuhnya sampai mendapat persetujuan Pengawas Lapangan
- Sebelum memasang aspal hotmix, pondasi lapangan tersebut harus dilapisi dengan
aspal resap pelekat pada tingkat pemakaian 0,6 l/m2 atau tingkat lainnya
menurut perintah Pengawas Lapangan
c. Pemasangan di atas satu permukaan aspal yang ada
- Bilamana pemasangan tersebut sebagai satu lapis ulang terhadap satu permukaan
aspal yang ada, setiap kerusakan pada permukaan perkerasan yang ada, termasuk
lubang-lubang, bagaian amblas, pinggiran hancur dan cacat permukaan lainnya
harus dibetulkan dan diperbaiki sampai disetujui Pengawas Lapangan
- Sebelum pemasangan aspal hotmix, permukaan yang ada harus kering dan
dibersihkan dari semua batu lepas dan bahan lain yang harus dibuang dan akan
dilabur dengan aspal perekat yang disemprotkan pada tingkat pemakaian tidak
melebihi 0,5 l/m2 kecuali diperintahkan lain oleh Pengawas Lapangan.
Penyebaran
a. Penyebaran dengan Mesin
- Sebelum operasi pengerasan dimulai, screed paver harus dipanaskan dan
campuran aspal harus dimasukkan/dituang ke dalam paver pada satu temperatur
di dalam batas-batas antara 140 - 110 C.
- Selama pengoperasian paver, campuran aspal tersebut harus disebarkan dan
diturunkan sampai ketingkat, ketinggian dan bentuk penampang melintang yang
diperlukan di atas seluruh lebar perkerasan yang sepantasnya.
- Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak menimbulkan
retak-retak pada permukaan, cabik-cabik atau ketidakteraturan lainnya dalam
permukaan. Tingkat penyebaran harus sebagaimana yang disetujui oleh Pengawas
Lapangan memenuhi tebal rencana.
- Jika suatu segresi, penyobekan atau pencungkilan permukaan akan terjadi, paver
tersebut harus dihentikan dan tidak boleh berlapangan kembali sampai
penyebabnya ditemukan dan diperbaiki. Penambahan yang kasar atau bahan yang
telah segresi harus dibuat betul dengan menyebarkan bahan halus (fines) serta
digaruk dengan baik. Akan tetapi penggarukan harus dihindarkan sejauh mungkin
dan partikel kasar tidak boleh disebarkan di atas permukaan yang disecreed.
b. Penyebaran dengan tenaga manusia
- Harus disediakan tenaga kerja yang cukup untuk memungkinkan truk angkutan
dibongkar muatannya, serta campuran aspal panas tesebut disebarkan dengan
penundaan minimum. Bilamana truk-truk atap datar digunakan untuk pengiriman,
campuran tersebut harus dibongkar muatannya dengan sekop dan dituangkan
secara tegak di atas lintasan lapangan sedemikian sehingga menimbulkan sgresi
sedikit mungkin. Tidak boleh ada coba-coba dilakukan untuk menyebar campuran
tersebut di atas permukaan yang disecreed.
- Campuran aspal tersebut harus disebarkan dengan sekop dan garuk yang
digunakan berpasangan untuk merapihkan permukaan secara final. Papan penggun
lapangan atau batang lurus akan digunakan untuk mengatur permukaan diantara
papan screed.
- Dimana diperlukan untuk penyebaran tangan, kedua papan pinggir dan papan
punggung lapangan harus dipasang dan campuran aspal harus disebarkan, bekerja
dari pinggir menuju ke papan tengah dan kedepan dari sambungan melintang.
Penyebaran harus dilaksanakan untuk menghasilkan suatu permukaan yang
seragam tanpa segresi.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 129


Pemadatan Lapisan Asphalt
a. Pengendalian suhu
- Secepatnya setelah campuran tersebut telah disebarkan dan menurun, permukaan
tersebut harus diperiksa dan setiap kualitas tidak baik harus diperbaiki
- Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan akan dimulai
ketika suhu campuran tersebut turun dibawah 110 C dan harus diselesaikan
sebelum suhu turun di bawah 65 C.
- Penggilasan campuran tersebut akan terdiri dari operasi terpisah, bekerja sedekat
mungkin kepada urutan penggilasan berikut ini:
Waktu sesudah Penghamparan Suhu Penggilasan C
1. Tahapawal penggilasan 0 10 menit 110 100
2. Penggilasankedua/antara 10 20 menit 100 80
3. Penggilsan akhir 20 45 menit 80 65

b. Prosedur Pemadatan
- Tahap awal penggilasan dan penggilasan final akan dikerjakan semuanya dengan
mesin gilas roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan dilakukan
dengan sebuah mesin gilas ban pneumatic. Mesin gilas pemadatan akan beroperasi
dengan roda kemudi sedekat mungkin ke paver.
- Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda baja,
dan 6 km/jam untuk mesin gilas ban pneumatic serta akan selalu cukup lambat
untuk menghindari penggeseran campuran panas. Garis penggilasan tidak boleh
terlalu berubah-ubah atau arah penggilasan berbalik secara tiba-tiba yang akan
menimbulkan pergeseran campuran.
- Penggilasan kedua atau penggilasan antara mengikuti sedekat sepraktis mungkin
di belakang penggilasan pemadatan awal dan harus dilaksanakan sementara
campuran tersebut masih pada satu temperatur bahwa akan menghasilkan
pemadatan maksimum. Penggilasan akhir akan dikerjakan bilamana bahan
tersebut masih dalam kondisi cukup padat dikerjakan untuk membuang semua
tanda-tanda bekas mesin gilas.
- Penggilasan akan dimulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggiran
sebelah luar yang akan berlangsung sejajar dengan sumbu lapangan, penggilasan
dimulai dari sisi rendah maju menuju sisi tinggi. Lintasan berikutnya dari mesin
gilas akan bertumpang tindih pada paling sedikit separuh lebar mesin gilas dan
lintasan tidak boleh berhenti pada titik-titik ditempat satu meter dari titik ujung
lintasan-lintasan tersebut.
- Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemadat pertama-tama harus
bergerak di atas lintasan yang sudah dilewati sebelumnya sedemikian sehingga
tidak lebih dari 15 cm dari roda kemudi jalan/lewat di atas pinggir perkerasan
yang tidak terpadatkan. Mesin gilas haru terus menerus sepanjang jalur ini
menggeser posisinya sedikit demi sedikit menyilang sambungan tersebut dengan
lintasan berikutnya, sampai diperoleh satu sambungan yang dipadatkan rapih
secara menyeluruh.
- Penggilasan akan bergerak maju secara terus-menerus sebagaimana diperlukan
untuk mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu bahwasanya
campuran tersebut dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai semua tanda-tanda
bekas mesin gilas, roda-roda tersebut harus dijaga selalu basah tetapi air yang
berlebihan tidak diizinkan.

Penyelesaian
a. Alat berat atau meisn gilas tidak diizinkan berdiri di atas permukaan yang baru
selesai sampai permukaan tersebut mendingin secara menyeluruh dan matang.
b. Permukaan aspal hotmix sesudah pemadatan harus halus dan rata kepada punggung
lapangan dan tingkat yang ditetapkan di dalam toleransi yang ditentukan. Setiap
campuran yang menjadi lepas-lepas dan hancur, bercampur dengan kotoran atau
yang telah menjadi tidak sempurna dalam setiap arah, harus dipadatkan segera untuk
menyesuaikan dengan luas disekitarnya dan setiap luas yang menunjukkan kelebihan

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 130


atau kekurangan bahan aspal atas instruksi Pengawas Lapangan akan disingkirkan dan
diganti. Semua tempat tinggi, sambungan tinggi, bagian yang amblas dan rongga-
rongga udara harus diselesaikan sebagaimana diminta oleh Pengawas Lapangan.
c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan, kontraktor harus
memperbaiki pinggiran-pinggiran dalam garis secara rapih. Setiap bahan-bahan yang
berlebih harus dipotong lurus setelah penggilasan final, dan dibuangoleh kontraktor
sehingga disetujui oleh Pengawas Lapangan.

Penyelesaian Sambungan
Tidak boleh ada campuran yang dipasang pada bahan ujung yang sudah digilas
sebelumnya kecuali ujung tersebut tegak atau telah dipotong kembali dsampai satu
permukaan tegak. Satu penyiraman aspal yang digunakan untuk permukaan-permukaan
kontak harus dipaki tepat sebelum tambahan campuran dipasang terhadap bahan yang
digilas sebelumnya.

F. Pekerjaan Pengupasan dan Pengisian (scrapping and filling)


Umum
Pekerjaan ini mencakup penkerjaan penyiapan tenaga, peraltan, material,
pembongkaran permukaan jalan, pembersihan, penyemprotan lapis perekat (tack coat)
pengisian lubang, pemadatan sesuaiketentuan atau petunjuk Pengawas Lapangan.

Material
- Lapis Perekat (tack coat)
Material lapis perekat menggunakan material sebagaimana dijelaskan pada pasal yang
mengatur tentang pekerjaan lapis perekat .
- Material Pengisi
Untuk material pengisi menggunakan asapal beton sebagaimana dijelaskan pada pasal
yang mengatur tentang pekerjaan pelapisan aspal permukaan

Peralatan
Kontraktor harus menyediakan peraltan yang layak digunkan untuk pelaksanaan pekerjaan
meliputi :
- Peralatan Pemotong
Kontraktor harus menyediakan minimum 1 unit gergaji mesin pemotong aspal/beton
yang mampu memotong hingga kedalaman 7 cm
- Peralatan Pembongkar
Kontraktor harus menyediakan minimum 2 unit jack hummer dengan masing-masing
kompresornya, yang mampu membersihkan, membongkar, meratakn lokasi-lokasi yang
belum/tidak rata.
- Peralatan Pengupas
Kontraktor harus menyediakan minimum 1 unit mesin pengupas (cold milling machine)
dengan lebar 2 meter dan mampu mengupas sampai setebal 10 cm aspal dengan mata
pemotong (cutter bit) yang memiliki keausan kurang dari 40 %. Bila diperlukan, maka
1 unit mesin pengupas dengan lebar 80 100 cm harus disediakan.
- Peralatan perata
Kontraktor harus menyediakan peralatan mesin perata (grader) dengan mata pisau
yang baik, lurus dan tajam.
- Peralatan Penyapu
Kontraktor harus menyediakan minimum 1 unit sapu baja mekanis (power broom)
dengan keausan kurang dari 10 % dari panjang asli dan permukaan sapu harus rata.
- Kompressor
Kontraktor harus menyediakan minimum 2 unit kompresor secara khusus (tidak untuk
menjalankan peralatan lain) dengan kapsitas 7 atm, guna pembersihan permukaan.
- Truk pengankut
Kontraktor harus menyediakan truk pengangkut dengan kapasitan cukup sehingga tidak
adal penumpukan material bongkaran di lapangan, penyediaan truk ini harus khusus
untuk mengangkut dan membuang / menempatkan material bongkaran dan sebelum

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 131


selesainya kegiatan pembongkaran, truk pengangkut tidak boleh dipergunakan untuk
keperluan lainnya,
- Peralatan Pengaspalan
Kontraktor harus menyediakan peralatan untuk pelaksanaan pengaspalan mengikuti
ketentuan yang daiatur dalam pasal untuk peralatan lapis perekat dan pasal untuk
peralatan pengaspalan.
- Alat Bantu Lain
Kontraktor harus menyediakan alat bantu lain berupa gerobak pengangkut, sraight-
edge, termometer logam dengan kapasitas 80 - 200 C, pengki, sapu lidi, sekop,
cangkul, belincong dan alat bantu lainnya untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan
- Pembongkaran dan Pembersihan
a. lokasi permukaan jalan yang akan dibongkar harus ditandai dan dicatat lokasi
bongkaran (STA ..... + ..... ), dimensi lebar, panjang dan rencana ketebalan
bongkaran (data dicantumkan setelah selesai pembongkaran.
b. Batas bongkaran harus dipotong dengan menggunakan gergaji mesin pemotong aspal
untuk menhasilkan permukaan (vertikal) yang tegak lurus.
c. Jack hummer digunakan untuk pembongkaran dan perataan lokasi yang telah
dipotong.
d. Pengupasan lapisan permukaan jalan harus menggunakan peralatan mesin pengupas
(cold milling machine)
e. Pembongkaran harus dilakukan sehingga lapisan yang rusak terangkat/terbongkar dan
harus dilakukan sedemikan rupa sehingga tidak memperlemah struktur yang masih
baik.
f. Alur-alur yang terjadi akibat cold milling harus diratakan dengan menggunakan mesin
perata/grader.
g. Pembersihan permukaan hasil pembongkaran harus segera dilakukan dengan sapu
baja (power broom) setelah selesainya perataan agar material yang berpotensi lepas
benar-benar lepas dan agar material pembongkaran tidak melekat/menempel
kembali.
h. Selanjutnya pembersihan harus dilakukan dengan kompresor agar material halus
benar-benar tidak menempel pada permukaan
i. Material hasil bongkaran harus ditempatkan / dibuang ke luar lokasi pekerjaan sesuai
dengan lokasi yang ditunjuk. Material bongkaran tidak dibenarkan dibuang di lokasi
sekitar jalan yang dikerjakan.

- Penyemprotan lapis perekat (tack coat )


Permukaan hasil pembongkaran setelah dibersihkan apabila telah kering selajutnya
dapat disemprot dengan material lapis perekat (tack coat) secara merata. Pada
permukaan (vertikal) potongan harus diberi lapis perekat.

- Penghamparan Material Pengisi & Pemadatan


Bila kondisi lapis perekat (tack coat) sudah setting, material pengisi dapat segera
dihampar dan dipadatkan. Pengisian dan pemadatan harus dilakukan sedemikian
sehingga permukaan yang diperbaiki tersebut mempunyai kerataan yang sama dengan
permukaan jalan di sekitarnya. Khusus untuk pengupasan dan pengisian (scrapping and
filling ) maka pemadatan dengan tire roller harus dilakukan lebih berat dari
pengaspalan biasa, demikian pula dengan finish rolling-nya. Untuk lubang dengan
kedalam lebih dari 10 cm dapat diisi dengan material base (pondasi) dari jenis Cement
Trated Base (CTB)

Pengukuran Hasil Pekerjaan


Jumlah hasil pekerjaan yang dihitung dalam pembayaran untuk pengupasan (scrapping)
adalah jumlah meter kubik (m), liter untuk lapis perekat (tack coat) serta tonase padat
terhampar untuk aspal beton pengisi yang telah disetujui/diterima baik oleh Pengawas
Lapangan.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 132


G. Pekerjaan Lain - Lain
Dalam pelaksanaan pekerjaan agar tidak merusak bangunan yang ada, kontraktor
bertanggungjawab terhadap keamanan dari setiap fasilitas yang digunakan, kerusakan
yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan kontraktor menjadi
tanggungjawab kontraktor.
Kontraktor wajib memperbaiki dan merapikan kembali apabila ada kekurangan dari
pekerjaan dan pekerjaan-pekerjaan kecil lainnya yang bersifat penyempurnaan hasil
pekerjaan.
Seluruh sisa bahan pekerjaan harus dibersihkan dan diangkut ke luar lokasi kerja.
Seluruh biaya atas pelaksaaan pekerjaan ini menjadi tanggungjawab kontraktor
sepenuhnya. Pengawas Lapangan menerima pekerjaan ini dalam keadaan siap untuk
dipergunakan.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 133


BAB XIII. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Keterangan (Untuk Kontrak Harga Satuan atau Kontrak Gabungan Harga Satuan
dan Lump Sum)

1. Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada Peserta
(IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak
(SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.

2. Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan kuantitas


pekerjaan aktual yang dimintakan dan dikerjakan sebagaimana diukur oleh
Penyedia dan diverifikasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), serta dinilai
sesuai dengan harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya
pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi, laba,
pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua risiko, tanggung jawab, dan
kewajiban yang diatur dalam Kontrak.

4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari apakah
kuantitas dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk mencantumkan
harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan tersebut dianggap telah termasuk
dalam harga mata pembayaran lain dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

5. Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak harus


dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata
pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap telah
termasuk dalam harga mata pembayaran yang terkait.

6. Pokja ULP akan melakukan koreksi aritmatik atas kesalahan penghitungan


dengan ketentuan sebagai berikut:
(a) jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf pada
Surat Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf; dan
(b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga satuan
pekerjaan maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan volume
pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan dan
harga satuan tidak boleh diubah.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 134


Keterangan (Untuk Kontrak Lump Sum)

1. Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada Peserta
(IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak
(SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.

2. Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan terhadappekerjaan yang telah


dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam SSUK dan SSKK.

3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya pekerjaan,
personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi, laba, pajak, bea,
keuntungan, overhead dan semua risiko, tanggung jawab, dan kewajiban yang
diatur dalam Kontrak.

4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari apakah
kuantitas dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk mencantumkan harga
untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan tersebut dianggap telah termasuk dalam
harga mata pembayaran lain dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

5. Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak harus dianggap
telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata pembayaran terkait
tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap telah termasuk dalam harga mata
pembayaran yang terkait.

6. Pokja ULP akan melakukan koreksi aritmatik terhadap volume pekerjaan sesuai
dengan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 135


BAB XIV. BENTUK DOKUMEN LAIN

A. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ)

[kop surat K/L/D/I]

Nomor : __________ __________, ____________ 20__


Lampiran : __________

Kepada Yth.
__________
di __________

Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pelaksanaan Paket Pekerjaan __________


_________________________________________

Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor __________ tanggal
__________ perihal __________ dengan [nilai penawaran/penawaran terkoreksi] sebesar
Rp_____________ (____________________) kami nyatakan diterima/disetujui.

Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini Saudara
diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani Surat Perjanjian
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ. Kegagalan Saudara
untuk menerima penunjukan ini yang disusun berdasarkan evaluasi terhadap penawaran
Saudara, akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun
2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya.

Satuan Kerja __________


Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. __________

Tembusan Yth. :
1. ____________ [PA/KPA K/L/D/I]
2. ____________ [APIP K/L/D/I]
3. ____________ [Pokja ULP]
......... dst

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 136


B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

[kop surat satuan kerja K/L/D/I]

SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

Nomor: __________
Paket Pekerjaan: __________

Yang bertanda tangan di bawah ini:


_______________[nama Pejabat Pembuat Komitmen]
_______________[jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]
_______________[alamat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]

selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;

berdasarkan Surat Perjanjian __________ nomor __________ tanggal __________, bersama ini
memerintahkan:
_______________[nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
_______________[alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
yang dalam hal ini diwakili oleh: __________

selanjutnya disebut sebagai Penyedia;


untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:

1. Macam pekerjaan: __________;


2. Tanggal mulai kerja: __________;
3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Kontrak;
4. Waktu penyelesaian: selama ___ (__________) hari kalender/bulan/tahun dan pekerjaan
harus sudah selesai pada tanggal __________
5. Denda: Terhadap setiap hari keterlambatan pelaksanaan/penyelesaian pekerjaan
Penyedia akan dikenakan Denda Keterlambatan sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari Nilai
Kontrak atau bagian tertentu dari Nilai Kontrak sebelum PPN sesuai dengan Syarat-Syarat
Khusus Kontrak.

__________, __ __________ 20__

Untuk dan atas nama __________


Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: __________

Menerima dan menyetujui:

Untuk dan atas nama __________

[tanda tangan]

[nama lengkap wakil sah badan usaha]


[jabatan]

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 137


C. BENTUK SURAT-SURAT JAMINAN

Jaminan Sanggahan Banding dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN SANGGAHAN BANDING
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam jabatan


selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
______________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ___________________________________ [Pokja ULP]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _____________________________________


(terbilang ________________________________________________________) dalam bentuk
garansi bank sebagai Jaminan Sanggahan Banding atas pekerjaan ______________ berdasarkan
Dokumen Pengadaan No. ______________ tanggal _________________, apabila:
Nama : _____________________________ [peserta pelelangan]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, sanggahan banding yang diajukan oleh YANG DIJAMIN dinyatakan
tidak benar.

Garansi Bankini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________s.d.____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan
Surat Jawaban Sanggahan Banding yang menyatakan bahwa Sanggahan Banding tidak
benar dari ______________ [Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan
Institusi Lain/Pejabat yang menerima penugasan menjawab sanggah banding]paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank
sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di
atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional)setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar
Surat Jawaban Sanggahan Banding yang menyatakan bahwa Sanggahan Banding tidak
benar dan pengenaan sanksi akibat Sanggahan Banding yang diajukan oleh Yang Dijamin
tidak benar.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang
diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang
Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 138


6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing
pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri
________.

Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________

[Bank]

Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan, pemegang ________________


Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke [Nama dan Jabatan]
_____[bank]

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 139


Jaminan Pelaksanaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam jabatan


selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
______________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ___________________________________ [nama PPK]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _______________________________________________


(terbilang ________________________________________________________) dalam bentuk
garansi bank sebagai JaminanPelaksanaan atas pekerjaan _________________ berdasarkan
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No. ________________ tanggal
_________________, apabila:
Nama : _____________________________ [nama penyedia]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan
berupa:
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan
benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaanyang diikuti oleh Yang Dijamin.

Garansi Bankini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________s.d.____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan
Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas)
hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam
butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di
atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional)setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar
Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi
akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang
diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang
Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing
pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri
________.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 140


Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________

[Bank]

Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan, pemegang ________________


Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke [Nama dan Jabatan]
_____[bank]

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 141


Jaminan Pelaksanaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PELAKSANAAN

Nomor Jaminan: __________________ Nilai: ___________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama], _____________


[alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan _____________________
[nama penerbit jaminan], _____________ [alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya
disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada
_____________________ [nama PPK], _________________________ [alamat] sebagai
Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp
________________ (terbilang __________________________________)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan __________________ sebagaimana
ditetapkan berdasarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No.
_______________ tanggal ________________untuk pelaksanaan pelelangan pekerjaan
______________yang diselenggarakan oleh PENERIMA JAMINAN.

3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai
dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal__________

4. Jaminan ini berlaku apabila:


a. TERJAMIN tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan
benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan TERJAMIN.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di
atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional)setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA
JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat
TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN
melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih
dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1831 KUH Perdata.

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa
berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp.6000,00

_____________________ __________________
[Nama dan Jabatan] [Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasiJaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 142


Jaminan Uang Muka dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam jabatan


selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
______________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ___________________________________ [nama PPK]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _____________________________________


(terbilang ________________________________________________________) dalam bentuk
garansi bank sebagai Jaminan Uang Muka atas pekerjaan _________________ berdasarkan
Kontrak No. ________________ tanggal __________________, apabila:
Nama : _____________________________ [nama penyedia]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, Yang Dijamin lalai/tidak memenuhi kewajibannya dalam
melakukan pembayaran kembali kepada Penerima Jaminan atas uang muka yang diterimanya,
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.

Garansi Bankini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________s.d.____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan
Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas)
hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam
butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di
atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan Yang Dijamin dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional)setelah menerima
tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari
Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera
janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang
diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang
Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing
pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri
________.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 143


Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________

[Bank]

Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan, pemegang ________________


Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke [Nama dan Jabatan]
_____[bank]

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 144


Jaminan Uang Muka dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN UANG MUKA

Nomor Jaminan: __________________ Nilai: ___________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama], _____________


[alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan _____________________
[nama penerbit jaminan], _____________ [alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya
disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada
_____________________ [nama PPK], _________________________ [alamat] sebagai
Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp
________________ (terbilang __________________________________)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan _______________________
sebagaimana ditetapkan berdasarkan Kontrak No. _______________
tanggal_____________________dari PENERIMA JAMINAN.

3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai
dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal__________

4. Jaminan ini berlaku apabila:


TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali kepada
PENERIMA JAMINAN senilai Uang Muka yang wajib dibayar menurut Dokumen Kontrak.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di
atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan TERJAMIN dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional)setelah menerima tuntutan
pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN
mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN
melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih
dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1831 KUH Perdata.

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa
berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp.6000,00

_____________________ __________________
[Nama dan Jabatan] [Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasiJaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 145


Jaminan Pemeliharaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam jabatan


selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
______________________[nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ___________________________________[nama PPK]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _____________________________________


(terbilang ________________________________________________________) dalam bentuk
garansi bank sebagai Jaminan Pemeliharaan atas pekerjaan _________________ berdasarkan
Kontrak No. _______________ tanggal ________________, apabila:
Nama : _____________________________ [nama penyedia]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan
berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.

Garansi Bankini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________s.d.____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan
Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas)
hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam
butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di
atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional)setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar
Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi
akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang
diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang
Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing
pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri
________.

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 146


Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________

[Bank]

Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan, pemegang ________________


Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke [Nama dan Jabatan]
_____[bank]

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 147


Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PEMELIHARAAN

Nomor Jaminan: __________________ Nilai: ___________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama], _____________


[alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan _____________________
[nama penerbit jaminan], _____________ [alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya
disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada
_____________________ [nama PPK], _________________________ [alamat] sebagai
Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp
________________ (terbilang __________________________________)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan _________________ sebagaimana
ditetapkan berdasarkan Kontrak No. _______________ tanggal_____________________
dari PENERIMA JAMINAN.
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai
dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal__________
4. Jaminan ini berlaku apabila:
TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di
atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional)setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA
JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat
TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN
melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih
dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa
berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp.6000,00

_____________________ __________________
[Nama &Jabatan] [Nama &Jabatan]

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasiJaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]

Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ) 148

Anda mungkin juga menyukai