Tugas Final Pak Zalili
Tugas Final Pak Zalili
Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan tugas
makalah dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladanannya. Tidak
lupa penulis sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Landasan
Pendidikan yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan tugas ini dan
orang tua yang selalu mendukung kelancaran pembuatan tugas.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Landasan Pendidikan sebagai
tugas akhir. Tugas ini dianjurkan untuk dibaca oleh semua mahasiswa pada umumnya sebagai
penambah pengetahuan dan pemahaman tentang dalam Landasan Pendidikan di Indonesia.
Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap tugas makalah
ini, dan penulis berharap semoga tugas makalah ini bermanfaat bagi tim penulis khususnya
dan pembaca yang budiman pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya
makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat
penulis harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang
lain dan pada waktu mendatang.
DAFTAR ISI
1
Kata Pengantar .................................................................................................................... 1
Daftar Isi ............................................................................................................................. 2
A. Pendahuluan ................................................................................................................. 3
1. Teori Umum Pendidikan ......................................................................................... 3
2. Konsep Pendidikan Nasional .................................................................................. 4
3. Sosiologi Pendidikan ............................................................................................... 5
4. Kebudayaan dan Pendidikan ................................................................................... 6
B. Landasan Hukum Pendidikan Nasional ....................................................................... 8
1. Pendidikan Menurut UUD 1945 ............................................................................. 8
2. UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional .......................... 9
3. UU RI No. 14 Tentang Guru Dan Dosen ................................................................ 10
4. Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan................................................................................................................ 11
C. Lembaga Pendidikan di Indonesia ................................................................................ 13
1. Lembaga Pendidikan Formal ................................................................................... 13
2. Lembaga Pendidikan Non Formal ........................................................................... 14
3. Lembaga Pendidikan Formal ................................................................................... 15
D. Penutup ......................................................................................................................... 17
Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 18
A. PENDAHULUAN
2
A.1 Teori Umum Pendidikan
Pendidikan dalam arti luas mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk
interaksi antar individu dengan lingkungannya, baik secara formal atau non formal sampai
dengan suatu taraf kedewasaan tertentu. Sedangkan secara terbatas, pendidikan diartikan
sebagai proses interaksi belajar mengajar dalam bentuk formal yang dikenal sebagai
pengajaran, misalnya dalam ruang lingkup sekolah. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan
terus menerus dilakukan tetapi berbagai pendidikan itu sendiri belum menunjukan
peningkatan yang berarti. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan itu sebenarnya dapat
dilakukan salah satunya melalui peningkatan produktivitas kerja guru dalam sistem
pendidikan. Untuk itu, guru diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya baik
secara perseorangan melalui pendidikan dan pelatihan.
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan
sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia. Dengan adanya hal
tersebut, pemerintah harus sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem
pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan
mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Mudyahardjo (2001) menyatakan bahwa teori adalah sebuah sistem dimana konsep-
konsep yang terpadu, menerangkan, dan meramalkan suatu kejadian. Sebuah teori berisi
konsep-konsep, ada yang berfungsi sebagai; Asumsi dimana konsep-konsep yang menjadi
dasar atau titik awal sebuah pemikiran teori, dan Definisi yang menyatakan konsep konotatif
atau denotatif atau konsep-konsep yang menyatakan makna dari istilah-istilah yang
digunakan dala menyusun teori. Bentuk dari teori pendidikan adalah sebuah sistem konsep-
konsep yang terpadu yang menerangkan dan memprediksikan tentang peristiwa-peristiwa
yang terjadi dalam dunia pendidikan. Sedangkan isi dari teori pendidikan adalah sebuah
sistem konsep-konsep tentang peristiwa pendidikan. Ada yang berperan sebagai asumsi, atau
titik tolak pemikiran pendidikan, dan adapula, yang berperan sebagai definisi atau keterangan
yang menyatakan makna.
Berkaitan dengan teori pendidikan dapat dilihat asumsi pokok dari pendidikan adalah
yang pertama adalah aktual artinya pendidikan bermula dari kondisi-kondisi aktual dari
individu yang belajar dan lingkungan belajarnya. Berikutnya Pendidikan adalah normatif
yang artinya pendidikan adalah tertuju pada mencapai hal-hal yang baik atau norma-norma
yang baik. Sebagai tambahan pendidikan adalah proses untuk mencapai suatu tujuan yang
3
artinya pendidikan berupa serangkaian kegiatan yang bermula dari kondisi-kondisi aktual dari
individu yang belajar dan tertuju pada pencapaian individu yang diharapkan.
Teori umum pendidikan terbagi atas dua bagian yaitu teori pendidikan preskriptif dan
deskriptif. Teori umum pendidikan preskriptif mencakup seperangkat konsep-konsep atas
seluruh aspek-aspek pendidikan yang menggambarkan konsepnya dengan tujuan untuk
menerangkan bagaimana sehaarusnya peristiwa-peristiwa pendidikan itu dilaksanakan.
Selanjutnya teori umum pendidikan deskriptif adalah seperangkat konsep-konsep tentang
keseluruhan aspek-aspek pendidikan yang menyajikan konsepnya bertujuan untuk
menerangkan bagaimana peristiwa-peristiwa pendidikan yang sedang terjadi dalam
masyarakat.
4
visual yang mengandung nilai-nilai estetika di dalam lingkungan sekitarnya serta mampu
berkreasi dengan memenuhi syarat-syarat estetika yang telah didalaminya. Pola ini dapat
dipenuhi dengan mengajarkan mata pelajaran Seni Budaya, Kesusatraan, dan Filfasat.
Dengan pola synoetik siswa dibimbing untuk dapat memiliki kemampuan
memandang dan menyadari keberadaan nilai-nilai secara langsung dalam arti dapat
merasakan dan menyadari bahwa keberadaan dirinya diberi arti oleh keberadaan orang lain di
sekitar lingkungannya baik dalam keluarga maupun masyarakat sehingga siswa mampu
menghayati tentang keberadaan hidup bersama dalam bermasyarakat. Pola ini dapat
diterapkan dengan mengajarkan mata pelajaran Filsafat, Kesenian, Pendidikan Agama dan
Ilmu Sosial.
Dengan pola etika siswa dibimbing untuk dapat memiliki kemampuan tentang
moralitas sehingga dalam hidupnya senantiasa bertindak dengan memperhatikan
pertimbangan nilai-nilai norma, etika, sopan santun dan hukum positif yang ada dan dijujung
tinggi oleh masyarakat. Hal itu akan menjadi pola fikir siswa sehingga sikap dan tindakannya
bersifat etis. Pola ini dapat dipenuhi dengan memberikan Etika dan Moral, Filsafat dan
Pendidikan Agama.
Dengan pola synoptik siswa dapat menentukan terbentuknya kemampuannya sendiri
dalam mengambil keputusan dengan mempertimbangkan nilai-nilai baik dan buruk pada
persoalan yang dihadapinya. Dalam pola ini ternasuk kemampuan meyakini dan mengimani
sesuatu pandangan hidup. Pola ini dapat dipenuhi dengan memberikan pengajaran Pendidikan
Agama, Moral, Sejarah, Kebudayaan dan Filsafat.
5
Sedangkan dinamika yakni proses sosial dan kultural, proses perkembangan kepribadian,dan
hubungan kesemuanya dengan proses pendidikan. Menurut H.P. Fairchild dalam bukunya
Dictionary of Sociology dikatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah sosiologi yang
diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental. Jadi ia
tergolong applied sociology.
Menurut Prof. DR S. Nasution,M.A., Sosiologi Pendidikan adalah ilmu yang berusaha
untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan
kepribadian individu agar lebih baik. Menurut F.G Robbins dan Brown, Sosiologi Pendidikan
ialah ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang
mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta mengorganisasi pengalaman. Sosiologi
pendidikan mempelajari kelakuan sosial serta prinsip-prinsip untuk mengontrolnya. Menurut
E.G Payne Sosiologi Pendidikan ialah studi yang komprehensif tentang segala aspek
pendidikan dari segi ilmu sosiologi yang diterapkan. Menurut Drs. Ary H. Gunawan (2006)
dalam bukunya Sosiologi Pendidikan Suatu Analisis Sosiologi tentang Pelbagai Problem
Pendidikan Sosiologi Pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang berusaha memecahkan
masalah-masalah pendidikan dengan analisis atau pendekatan sosiologis.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sosiologi pendidikan adalah
ilmu yang mempelajari semua aspek pendidikan baik secara struktur, dinamika, masalah-
masalah pendidikan, ataupun aspek-aspek lainnya secara mendalam melalui analisis atau
pendekatan sosiologis.
6
berevolusi meningkatkan kualitas hidup yang semakin terus maju. Ketika alam yang
mengendalikan manusia dengan rasa ingin tau yang begitu tinggi hingga manusia semakin
lama dapat meningkatkan daya rasa, cipta dan karsanya agar dapat mengubah alam menjadi
sesuatu yang lebih berguna. Kebudayaan merupakan karya manusia yang mencakup
diantaranya filsafat, kesenian, kesastraan, agama dan peenilai mengenai lingkungannya.
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan
budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya tersebut mengalami proses
transformasi pengetahuan, nilai atau sikap, dan keterampilan dari generasi tua ke generasi
muda. Misalnya nilai-nilai kejujuran dan rasa tanggung jawab.
Hafid (2013) menyatakan bahwa sistem dan tahapan proses transformasi budaya kepada
peserta didik adalah melalui jalur pendidikan formal. Pada tingkat Sekolah Dasar (SD) anak-
anak mulai mengenali siapa dirinya dan berada di lingkungan mana. Pada tahap ini sangat
tepat mengenalkan kepada meraka sejak dini tentang cerita-cerita rakyat dalam bentuk
sederhana yang mengandung ketokohan dan keteladanan yang baik agar pendidikan karakter
siswa dapat ditingkatkan secara maksimal. Pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)
penyajian budaya lokal sekitar lingkungan sekolah peserta didik dapat dilakukan melalui
pemaknaan dan nilai setiap unsur budaya, sehingga mereka dapat mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Pada tingkat Pendidikan Menengah (SMA/SMK), siswa sebaiknya tidak hanya
disodorkan mengenai fakta-fakta budaya, tetapi pada aspek ini sudah mulai mengembangkan
kemampuan penalaran terhadap nilai-nilai budaya. Pada tahap ini sesungguhnya mereka
sudah dapat melakukan proses analisis secara kritis mengenai nilai-nilai adat istiadat mana
yang bermanfaat, dan mana yang dapat ditinggalkan, dan nilai-nilai apa saja yang perlu
dikembangkan. Pada tingkat ini mulai diperkaya dengan nilai-nilai budaya yang lebih luas
dari kebudayaan regional bahkan dunia. Pada tingkat Pendidikan Tinggi lembaga-lembaga
pendidikan tinggi bukan hanya merupakan pusat riset untuk ilmu pengetahuan tetapi juga
pusat riset untuk kebudayaan. Perkembangan fungsional kebudayaan meminta kemampuan
penalaran secara kritis mengenai nilai-nilai yang ada, maka diperlukan suatu bentuk kajian-
kajian konseptual mengenai pengembangan nilai-nilai dan sikap toleransi dari bangsa
Indonesia yang majemuk. Pada tahap tersebut, bukan saja bentuk kajian-kajian budaya
mendalam, akan tetapi kontekstualisasi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan masyarakat.
Dari penjelasan di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa proses pembudayaan melalui
pendidikan formal disesuaikan dengan jenjang peserta didik, dimulai dari hal yang sederhana
sampai pada hal yang bersifat kompleks.
7
B. LANDASAN HUKUM PENDIDIKAN NASIONAL
8
B.2 UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Dalam UU ini penyelenggaraan pendidikan wajib memegang beberapa prinsip, yakni
pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif
dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan
kemajemukan bangsa dengan satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan
multimakna. Selain itu dalam penyelenggaraan juga harus dalam suatu proses pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat dengan memberi
keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam
proses pembelajaran melalui mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi
segenap warga masyarakat memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran
serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
Pendidikan sebagai salah satu dasar nilai suatu bangsa sebagai upaya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan amanat yang diperintahkan melalui pembukaan
UUD Nasional RI 1945, sekaligus merupakan tujuan nasional bangsa Indonesia. Oleh sebab
itu pemerintah memegang peranan penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa
melalui penyelenggaran pendidikan nasional. Dasar penyelenggaran pendidikan nasional juga
telah ditegaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional bahwa sistem
pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,
peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga
perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Berkaitan dengan hal tersebut, dilanjutkan dalam tujuan dasar pembentukannya
melalui Pasal 3 Undang-Undang Sisdiknas yang menegaskan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam rangka melakukan penilaian, Tilaar (2009) mengaitkan bahwa berhasil
tidaknya tujuan pendidikan nasional tersebut berada dalam tataran praktik. Saat ini
berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik Indonesia (BPSI),
presentase peningkatan pendudukan kini sudah berada di kisaran 250 juta jiwa. Dalam
konteks yang lain, untuk mengukur berhasil tidak realisasi kebijakan pemerintah sebagai
9
upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, juga dapat dicermati pada perannya
mengemban tujuan untuk memacu warga negara menjadi berilmu, cakap, kreatif, dan
mandiri.
10
sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Selanjutnya Kurniawan (2014) menerangkan prinsip keprofesionalitas dalam Pasal
tujuh profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan
berdasarkan prinsip-prinsip memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; memiliki
komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia;
memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas;
memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; memiliki tanggung jawab
atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai
dengan prestasi kerja; memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; memiliki jaminan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan; dan memiliki organisasi profesi yang mempunyai
kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Pemberdayaan profesi guru atau pemberdayaan profesi dosen diselenggarakan melalui
pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan
berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural,
kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi.
Undang-undang Guru dan dosen merupakan perjuangan panjang mewujudkan hak
azasi pendidik. UU ini dianggap bisa menjadi payung hukum unuk guru dan dosen tanpa
adanya perlakuan yang berbeda antara guru negeri dan swasta.. UU Guru dan Dosen secara
jelas mengatur secara detail aspek-aspek yang selama ini belum diatur secara rinci. Misalnya,
kedudukan, fungsi dan tujuan dari guru, hak dan kewajiban guru, kompetensi dan lain-lain.
B.4 Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ini
merupakan penjabaran dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Sebagaimana tercantum dalam ketentuan umum pasal 1 Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, yang dimaksud dengan Standar Nasional Pendidikan
adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan ini memiliki fungsi sebagai dasar
dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan
pendidikan nasional yang bermutu. Di samping itu, Tilaar (2006) menambahkan Standar
11
Nasional Pendidikan memiliki tujuan untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat. Fungsi dan tujuan tersebut dapat diketahui, bahwa standarisasi pendidikan
nasional ini merupakan bentuk mencita-citakan suatu pendidikan nasional yang bermutu.
Sebagaimana tercantum dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 pasal 2 ayat 3: standar nasional
pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah dan berkelanjutan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
Dalam mengoperasionalisasikan standar nasional pendidikan, pemerintah telah
membentuk sebuah badan yang bertugas memantau, mengembangkan dan melaporkan
tingkat pencapaian standar nasional pendidikan, badan yang dimaksud tersebut dikenal
dengan nama Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). BSNP ini memiliki beberapa
wewenang guna menunjang pelaksanaan tugasnya sebagai pemantau dan pengembang
standar nasional pendidikan, wewenang tersebut meliputi: Mengembangkan standar nasional
pendidikan, menyelenggarakan ujian nasional, memberikan rekomendasi kepada pemerintah
dan pemerintah daerah dalam penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan, merumuskan
kriteria kelulusan dari satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah (UU
RI No.19: 2005).
12
C. LEMBAGA PENDIDIKAN DI INDONESIA
13
kepentingan-kepentingan ekonomi dengan tidak meninggalkan sistem sosial dan budaya yang
telah dimiliki oleh bangsa indonesia.
14
penyelenggaranya disesuaikan dengan kesempatan yang ada artinya dapat beberapa bulan,
tahun ataupun hari, sehingga dalam waktu yang cukup singkat dapat digunakan untuk
memperoleh kecakapan atau keterampilan yang dapat digunakan dalam menopang
kehidupannya.
15
belajar dan dapat mengambil berbagai pelajaran yang berharga. Pendidikan pertama kali yang
kita dapatkan di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Seorang anak yang disayangi akan menyayangi keluarganya, sehingga anak akan merasakan
bahwa anak dibutuhkan dalam keluarga. Sebab merasa keluarga sebagai sumber kekuatan
yang membangunya. Dengan demikian akan timbul suatu situasi yang saling membantu,
saling menghargai yang akan sangat mendukung perkembangan anak.
16
D. PENUTUP
Landasan Pendidikan Indonesia adalah titik acuan, prinsip dan teori bagi para
pendidika dalam hal ini guru dalam rangka melaksanakan praktik pendidikan ataupun sudi
pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, sebagai calon pendidik perlu adanya pengetahuan dna
pemahaman terhadap landasan pendidikan yang terarah dalam melaksanakan pendidikan.
Landasan pendidikan tertuju kepada pengembangan wawasan kependidikan yang berkenaan
dengan berbagai asumsi yang bersifat umum tentang pendidikan yang harus dipilih dan
diadopsi oleh tenaga kependidikan sehingga menjadi cara pandang dan sikap dalam
melaksanakan tugasnya. Berbagai asumsi yang bersifat pendidikan yang telah dipilih dan
diadopsi oleh seorang tenaga kependidikan berfungsi memberikan dasar rujukan konspetual
dalam rangka praktik pendidikan ataupun studi pendidikan.
Ada berbagai macam manfaat calon pendidik mempelajari landasan pendidikan yaitu;
untuk mengetahui berbagia konsep, prinsip, teori pendidikan dalam melaksanakan praktik
pendidikan dengan demikian calon pendidik dapat menggali pendapat-pendapat dan
pandangan pendidikan yang bersifat teoritis. Yang kedua adalah mempunyai pengenalan kritis
terhadap pandangan teori pendidikan sehingga dapat memilah-milah dan menentukan teori
pendidikan yang dapat dikembangkan dalm pelaksanaan pendiikan. Berikutnya adalah secara
langsung ataupun tidak langsung memberikan kontribusi pada pola pikir dan pola kerja calon
pendidik secara terpadu tentang bagaimana seharusnya melaksanakan studi dan praktik. Yang
terakhir yaitu dengan lebih meyakini dan menghayati tentang konsep, prinsip dan teori
pendidikan yang dipelajari dalam pelaksanaan pendidikan. Meyakini dalam arti keteguhan
diri dalam melaksanakan studi pendidikan dan menghayati dalam arti perasaan jiwa tentang
pentingnya keyakinan memahami teori-teori pendidikan dalam menunjang pelaksanaan
pendidikan.
17
DAFTAR PUSTAKA
18