Anda di halaman 1dari 4

SOAL TEORI

1. Faktor Pendorong :
- menguatnya kesadaran lingkungan dan gaya hidup alami dari masyarakat.
- dukungan pasar konvensional (supermarket menyerap 50% produk pertanian
organik),
- dukungan kebijakan pemerintah nasional,
Kendala :
- Luas lahan yang menerapkan sistem pertanian organik relatif kecil dan terletak
di sekitar lahan budidaya non organik (konvensional).
- Sumber air yang ada sudah tercemar pupuk, pestisida dan bahan kimia
lainnya.
- Benih Organik belum cukup tersedia
2. A) keterkaitan ph tanah dengan ketersediaan hara tanah :

pH tanah menunjukkan derajat keasaman tanah atau keseimbangan antara konsentrasi H+ dan
OH- dalam larutan tanah. Apabila konsentrasi H+ dalam larutan tanah lebih banyak dari OH-
maka suasana larutan tanah menjadi asam, sebalikya bila konsentrasi OH- lebih banyak dari
pada konsentrasi H+ maka suasana tanah menjadi basa. pH tanah sangat menentukan
pertumbuhan dan produksi tanaman PH tanah yang optimal bagi pertumbuhan kebanyakan
tanaman makanana ternak adalah antara 5,6-6,0. Pada tanah pH lebih rendah dari 5.6 pada
umumnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat akibat rendahnya ketersediaan unsur
hara penting seperti fosfor dan nitrogen. Bila pH lebih rendah dari 4.0 pada umumnya terjadi
kenaikan Al3+ dalam larutan tanah yang berdampak secara fisik merusak sistem perakaran,
terutama akar-akar muda, sehingga pertumbuhan tanaman menjadia terhambat.
Ketersediaan hara bagi tanaman ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan tanah mensuplai hara dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
tanaman untuk menggunakan unsur hara yang disediakan.
b) peranan dan gejala defisiensi hara makro :

- A. Unsur N (Nitrogen)

a. Fungsi : Penting untuk pertumbuhan tanaman, dibutuhkan dalam pembentukan protein,


perpaduan klorofil dan fotosintesa

b. Gejala Defisiensi N :
Daun-daun pelepah tua berwarna hijau pucat, sampai kuning.

Kecepatan pembentukan pelepah (jumlah pelepah/pokok/tahun) menurun, oleh karena


itu bentuk tajuk menjadi kelihatan rata (flat top)

Helaian anak daun menyempit dan menggulung pada lidinya, pada kasus berat lidi
menjadi berwana kuning

Gejala ini disebut Yellow Frond (pelepah tua, lidi dan anak daunnya berwarna kuning,
merupakan gejala kekurangan N pada lahan normal

Pada lahan becek, biasanya pada rendahan dengan drainase jelek mengakibatkan daun
menguning secara keseluruhan, baik pelepah muda maupun pelepah tua, sehingga tajuk
(mahkota) berwarna kuning, gejala ini dinamakan Yellow Palm

Pada TBM yang circle-nya ditutup dengan tandan kosong (mulching dengan empty
bunch), maka sementara berlangsung proses pembusukan, tanaman akan menunjukkan
defisiensi N

Tanaman yang baru ditanam di lahan (perakaran baru belum terbentuk) akan mengalami
kekurangan N, gejala ini dinamakan transplanting shock

Bibit di PN, daunnya berwarna hijau pucat diikuti warna kekuningan dan adanya gejala
nekrosis (jaringan mati)

- B. Unsur P (Phosphorus)

a. Fungsi : Penting untuk pertumbuhan tanaman, terutama dalam pertumbuhan akar,


sedangkan pertumbuhan akar merupakan sarana penting untuk tumbuh kokohnya tanaman
pada tahap awal perkembangannya.

b. Gejala Defisiensi P :

Tanaman yang kekurangan P, pertumbuhannya kerdil, pelepah memendek dan ada


kecendrungan batang/bonggol batang mengerucut

Tanaman lain yang digunakan sebagai indicator, warna helaian daun lalang keunguan,
LCC terutama PJ berdaun kerdil, sulit berkembang dan bintil-bintil N pada akar sangat jarang

Biasanya terdapat Senggani Merah (Melastoma malabathricum) dan pakis kawat


(Dicranopteris linearis) mendominasi gulma di interow

3. Sifat dan peranan pupuk organik dalam meningkatkan kualitas tanah :


Sifat :
- sifat fisik
- sifat kimia dan biologi
Peran :
-di screen shoot

SOAL PRAKTEK :

1. - Ukuran Bahan : Bahan yang berukuran kecil akan cepat didekomposisi


karena luas permukaannya meningkat dan mempermudah aktivitas
mikroorganisme perombak.

- Nisbah C/N : Jika nisbah C/N tinggi, aktivitas biologi mikroorganisme


akan berkurang

- Komposisi Bahan : Pengomposan dari beberapa macam bahan akan


lebih baik dan lebih cepat.

- Kelembaban dan Aerasi : Bahan mentah yang baik untuk penguraian


atau perombakan berkadar air 50-70%.

- Temperatur : Pada pengomposan secara aerobik akan terjadi kenaikan


temperatur yang cukup cepat selama 3-5 hari pertama dan temperatur
kompos dapat mencapai 55- 700C.

2.

3. Belum memenuhi syarat

Usaha yang dapat diupayakan :

Pengeringan

Pengeringan berfungsi untuk mengurangi kadar air. Kadar air kompos menurut SNI adalah
kurang dari 50% atau kurang dari 20% menurut Peraturan Menteri Pertanian No.
02/Pert/HK.060/2/2006.

Pengeringan kompos dapat dilakukan dengan menjemurnya di bawah sinar matahari atau
dengan menggunakan mesin pengering.

Penghalusan

Kompos yang telah kering dapat dihaluskan untuk memperkecil ukurannya. Penghalusan
dapat dilakukan secara manual, yaitu dengan meremas atau menumbuknya. Penghalusan juga
dapat dilakukan dengan bantuan mesin penghalus kompos.
Penambahan Bahan-bahan Kaya Hara

Kompos dapat diperkaya dengan menambahkan bahan-bahan yang kaya hara, baik mineral
alami maupun bahan organik lain. Bahan-bahan mineral yang kaya hara antara lain dolomit
atau kiserit untuk meningkatkan kandungan Mg, fosfat alam untuk meningkatkan kandungan
P, dan zeolit untuk meningkatkan KTK (Kapasitas Tukar Kation) kompos.

Kompos juga dapat diperkaya dengan menambahkan pupuk kimia an-organik dalam jumlah
terbatas, terutama untuk meningkatkan kandungan haranya.

Jumlah bahan yang ditambahkan pada kompos, baik bahan mineral, bahan organik, maupun
pupuk kimia, disesuaikan dengan komposisi hara yang diinginkan.

Penambahan Mikroba yang bermanfaat Bagi Tanaman

Kompos dapat diperkaya dengan menambahkan mikroba yang bermanfaat bagi tanaman.
Mikroba tanah banyak berperan di dalam penyediaan maupun penyerapan unsure hara bagi
tanaman. Tiga unsure hara penting tanaman, yaitu Nitrogen (N), fosfat (P), dan kalium (K).

Beberapa mikroba tanah juga mampu menghasilkan hormon tanaman yang dapat merangsang
pertumbuhan tanaman.

Pembuatan Granul

Pembuatan granul dapat dilakukan dengan menggunakan pangranulator atau menggunakan


mesin molen biasa. Agar kompos dapat dibuat granul , kompos memerlukan bahan lain yang
berfungsi sebagai perekat. Bahan-bahan yang sering digunakan sebagai perekat antara lain
tepung tapioka , zeolit , gypsum ,dan bentonit.

Beberapa aspek penting yang perlu di perhatikan dalam pembuatan granul antara lain :

Keseragaman granul , kekerasan granul , dan kemudahan granul untuk pecah/larut. Granul
yang baik adalah granul yang ukurannya sragam , cukup keras namun mudah larut apabila
terkena air/ditimbun tanah.

Pengemasan

Kompos , baik yang curah maupun granul , perlu di kemas sebelum di pasarkan atau di
aplikasikan ke lahan. Ukuran kemasan dapat bervariasi , mulai dari yang 1 Kg hingga yang
25 Kg. pada plastik atau kantong kemasan perlu di cantumkan nama produk , kandungan hara
, dan spesifikasi lainnya. Biasanya di cantumkan pula tanggal produksi , tanggal kadaluarsa ,
nama produsen atau distributor. Jika produk ini telah di daftar kan ke dapartemen pertanian ,
perlu juga di cantumkan nomor izin nya.

Anda mungkin juga menyukai