Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.1.1 Seiring dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta adanya
Sumber Daya Alam dan Linkungan yang melimpah IPTEK dalam hal ini membuat
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan semakin mudah dan instan untuk
negara berkembang dan negara industri. Namun, dengan banyaknya pemakaian
energi dan bahan kimia yang tidak seimbang akan menimbulkan pencemaran
lingkungan dan SDA.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Definisi IPTEK Lingkungan?
1.2.2 Peranan IPTEK dalam Linkungan?
1.2.3 Dampak IPTEK terhadap Lingkungan dan SDA?
1.2.4 Upaya mengurangi dampak IPTEK?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk menyeimbangkan antara IPTEK dan SDA sehingga bisa menstabilkan ruang
lingkup kehidupan.

1.4 Manfaat
1.4.1 Menambah wawasan bagaimana peranan IPTEK,Dampak dan solusi untuk
mengurangi ketidak seimbangan antara Perkembangan IPTEK dan Pengelolaan
SDA.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi IPTEK Lingkungan

Iptek Lingkungan ialah teknologi yang berkaitan dengan pemanfaatan dalam


kaitannya dengan manjemen lingkungan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang tersusun sistematis dengan metode tertentu untuk menjelaskan
gejala-gejala tertentu pada bidang iptek terhadap linkungan tanpa merusak
keseimbangan lingkungan . Upaya pelestarian lingkungan tidak hanya diperlukan saat
pembukaan lahan dan penata gunaan tanah. Juga selama kegiatan pembudidayaan
sampai ke pengolahan hasil. Pelestarian lingkungan pada semua tahapan produksi
perlu menjadi tekad masyarakat, terlebih dalam menghadapi semakin nyaringnya
tuntutan pada produksi hijau. Selain itu, tekad masyarakat melestarikan lingkungan
dapat menjadi perisai terhadap kecaman tentang kerusakan lingkungan perkebunan.
Iptek Lingkungan meliputi:
1. Pengolahan Sampah.
2. Pengolahan Limbah.
3. Konservasi Lingkungan.
4. Badan Pertanian Teknologi bibit & benih, Rekayasa Genetika.

2.2 Peran IPTEK dalam Lingkungan

IPTEK memegang peranan penting bagi negara-negara berkembang dalam proses


peningkatan standar hidup, kesejahteraan, dan melindungi sumber daya alam dan
keanekaragaman hayati. Negara-negara berkembang menghadapi berbagai tantangan
jangka pendek dan jangka panjang. Perubahan penggunaan lahan melalui
penggundulan hutan dan perubahan lahan pertanian akibat aktivitas sosio-ekonomi di
daerah tangkapan air di hulu, telah menyebabkan terjadinya berbagai kerusakan
lingkungan dan infrastruktur akibat bencana yang ditimbulkannya. Kerusakan
lingkungan di daerah tangkapan air, menyebabkan kelangkaan air bersih di berbagai
negara, selain bencana banjir ketika musim penghujan
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,
dan mahluk hidup (termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya) yang
mempengaruhi peri-kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.
Oleh karena itu kelestarian dan keseimbangan alam perlu dipertahankan agar
senantiasa memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia ke taraf hidup yang
lebih baik.
Namun yang terjadi kini malah sebaliknya, Dominasi manusia terhadap
lingkungan seringkali berdampak buruk. Pembangunan dan penguasaan iptek dalam
mengeksplorasi alam untuk peningkatan ekonomi seringkali melampaui batas dan
sering kali mengabaikan kondisi lingkungan itu sendiri. Padahal kemampuan sumber
daya dan kemampuan alam untuk mengeliminasi Zat pencemar adalah terbatas.

2
Apalagi saat ini, krisis yang melanda negeri ini menyebabkan kehidupan lebih
memburuk.
Belum optimalnya peran iptek dalam mengatasi degradasi fungsi lingkungan
hidup. Kemajuan iptek berakibat pula pada munculnya permasalahan lingkungan. Hal
tersebut antara lain disebabkan oleh belum berkembangnya sistem manajemen dan
teknologi pelestarian fungsi lingkungan hidup. Sistem tersebut akan mendorong
pengembangan dan pemanfaatan iptek yang bernilai ekonomis, ramah lingkungan dan
mempertimbangkan nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat.
Sektor lingkungan hidup merupakan isu penting di dunia saat ini. Secara garis
besar, pemanfaatan iptek harus senantiasa mempertimbangkan usur lingkungan hidup.
Artinya, pemanfaatannya harus sejauh mungkin ramah lingkungan. Komitmen
pemerintah terhadap lingkungan hidup juga sudah lumayan tinggi. Salah satu
buktinya, sudah ada Kementerian Negara Lingkungtan Hidup yang khusus mengurusi
hal itu pada pemerintahan yang ada saat ini.

2.3 Dampak IPTEK Terhadap Lingkungan dan SDA

Pengalaman beberapa negara berkembang khususnya negara-negara latin yang


gandrung memakai teknologi dalam industri yang ditransfer dari negara-negara maju
(core industry) untuk pembangunan ekonominya seringkali berakibat pada terjadinya
distorsi tujuan. Keadaan ini terjadi karena aspek-aspek dasar dari manfaat teknologi
bukannya dinikmati oleh negara importir, tetapi memakmurkan negara pengekpor atau
pembuat teknologi. Negara pengadopsi hanya menjadi komsumen dan ladang
pembuangan produk teknologi karena tingginya tingkat ketergantungan akan suplai
berbagai jenis produk teknologi dan industri dari negara maju. Alasan umum yang
digunakan oleh negara-negara berkembang dalam mengadopsi teknologi (iptek) dan
industri, searah dengan pemikiran Alfin Toffler maupun John Naisbitt yang
meyebutkan bahwa untuk masuk dalam era globalisasi dalam ekonomi dan era
informasi harus melewati gelombang agraris dan industrialis. Hal ini didukung oleh
itikad pelaku pembangunan di negara-negara untuk beranjak dari satu tahapan
pembangunan ke tahapan pembangunan berikutnya.
Tetapi akibat tindakan penyesuaian yang harus dipenuhi dalam memenuhi permintaan
akan berbagai jenis sumber daya (resources), agar proses industri dapat menghasilkan
berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia, seringkali harus mengorbankan
ekologi dan lingkungan hidup manusia. Hal ini dapat kita lihat dari pesatnya
perkembangan berbagai industri yang dibangun dalam rangka peningkatan pendapatan
(devisa) negara dan pemenuhan berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia.
Disamping itu, IPTEK dikembangkan dalam bidang antariksa dan militer,
menyebabkan terjadinya eksploitasi energi, sumber daya alam dan lingkungan yang
dilakukan untuk memenuhi berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia dalam
kehidupannya sehari-hari.

Gejala memanasnya bola bumi akibat efek rumah kaca (greenhouse effect) akibat
menipisnya lapisan ozone, menciutnya luas hutan tropis, dan meluasnya gurun, serta
melumernnya lapisan es di Kutub Utara dan Selatan Bumi dapat dijadikan sebagai
indikasi dari terjadinya pencemaran lingkungan kerena penggunaan energi dan
berbagai bahan kimia secara tidak seimbang (Toruan, dalam Jakob Oetama, 1990: 16
20). Selain itu, terdapat juga indikasi yang memperlihatkan tidak terkendalinya polusi
dan pencemaran lingkungan akibat banyak zat-zat buangan dan limbah industri dan

3
rumah tangga yang memperlihatkan ketidak perdulian terhadap lingkungan hidup.
Akibat-akibat dari ketidak perdulian terhadap lingkungan ini tentu saja sangat
merugikan manusia, yang dapat mendatangkan bencana bagi kehidupan manusia. Oleh
karena itu, masalah pencemaran lingkungan baik oleh karena industri maupun
komsumsi manusia, memerlukan suatu pola sikap yang dapat dijadikan sebagai modal
dalam mengelola dan menyiasati permasalahan lingkungan.

Seringkali ditemukan pernyataan yang menyamakan istilah ekologi dan lingkungan


hidup, karena permasalahannya yang bersamaan. Inti dari permasalahan lingkungan
hidup adalah hubungan mahluk hidup, khususnya manusia dengan lingkungan
hidupnya. IImu tentang hubungan timbal balik mahluk hidup dengan lingkungan
hidupnya di sebut ekologi (Soemarwoto, 1991: 19). Lingkungan hidup adalah sistem
yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya. keadaan dan mahluk
hidup, termasuk di dalamnya manusia dengan prilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan peri kehidupannya dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup
lainnya (Soerjani, dalam Sudjana dan Burhan, 1996: 13).

Dari definisi diatas tersirat bahwa mahluk hidup khususnya merupakan pihak yang
selalu memanfaatkan lingkungan hidupnya, baik dalam hal respirasi, pemenuhan
kebutuhan pangan, papan dan lain-lain. Manusia berinteraksi dengan lingkungan
hidupnya, yang dapat mempengaruhi dan mempengaruhi oleh lingkungan hidupnya,
membentuk dan dibentuk oleh lingkungan hidupnya. Hubungan manusia dengan
lingkungan hidupnya adalah sirkuler, berarti jika terjadi perubahan pada lingkungan
hidupnya maka manusia akan terpengaruh.

Uraian ini dapat menjelaskan akibat yang ditimbulkan oleh adanya pencemaran
lingkungan, terutama terhadap kesehatan dan mutu hidup manusia. Misalnya, akibat
polusi asap kenderaan atau cerobong industri, udara yang dipergunakan untuk bernafas
oleh manusia yang tinggal di lingkungan itu akan tercemar oleh gas CO (karbon
monoksida). Berkaitan dengan paparan ini, perlakuan manusia terhadap lingkungan
akan mempengaruhi mutu lingkungan hidupnya.

Masalah pencemaran lingkungan hidup, secara teknis telah didefinisikan dalam UU


No. 4 Tahun 1982, yakni masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi,
dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan
oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat lagi
berfungsi sesuai peruntukannya.

Dari definisi yang panjang tersebut, terdapat tiga dampak IPEK terhadap lingkungan
hidup dan sumber daya alam yaitu; dampak secara kimiawi, fisik dan biologis. Resiko
kimiawi akibat IPTEk adalah: senyawa-senyawa kimia berbahaya yang terdapat di air,
tanah, udara dan makanan. Resiko fisik akibat IPTEk adalah kebakaran, gempa bumi,
letusan gunung berapi, kebisingan, radiasi, sedimentasi. Resiko biologis akibat IPTEk
adalah pathogen (bakteri, virus, parasit), dan bahan kimia yang mengakibatkan
kerusakan pada jaringan tubuh.

Pencemaran terjadi bila dalam lingkungan terdapat bahan yang menyebabkan


timbulnya perubahan yang tidak diharapkan, baik yang bersifat fisik, kimiawi maupun

4
biologis sehingga mengganggu eksistensi manusia dan aktivitas manusia serta
organisme lainnya. Bahan penyebab pencemaran tersebut disebut polutan. Polusi
disebabkan terjadinya factor-faktor tertentu yang sangat menentukan ialah:
1. Jumlahpenduduk
2. Jumlah sumberdaya alam yang digunakan oleh setiap individu
3. Jumlah Polutan yang dikeluarkan oleh setiap jenis SDA
4. Teknologi yang digunakan

Penggunaan sumberdaya yang salah menimbulkan erosi, sedimentasi yang merusak,


penggaraman tanah dan air, penggersangan lahan, banjri dsb. Limbah dan sisa proses
menimbulkan contamination dan pollution atas udara, tanah dan air. Dampak
menyebar dan meluas cepat lewat udara dan air. Penyebaran dan peluasan dampak
lewat tanah langsung berjalan sangat lambat. Akan tetapi tanah dapat bertindak
sebagai penyimpan zat atau bahan pencemar atau pengotor selama waktu lama dan
dengan demikian menjadi sumber dampak yang nantinya akan tersebar lewat udara
atau air. Zat pencemar yang tersimpan dalam tanah juga dapat menyebar lewat serapan
tanaman bersama dengan panenan yang diangkut dan digunakan ditempat-tempat lain.
Kalau zat pencemar diserap tanaman pangan atau pakan, akan dapat mnimbulkan
pencemaran dakhil (internal pollution) atas orang atau ternak dimana-mana tempat
memperjual belikan bahan pangan atau pakan tersebut. Sumber pencemaran dakhil
lebih sulit dilacak daripada sumber pencemaran lewat udara dan air.

Pencemaran dapat datang dari sumber pasti misalnya dari saluran pembuang limbah
pabrik atau datang dari sumber baur, misalnya dari aliran limpas lahan pertanian,
pencemaran sumber pasti secara nisbi lebih mudah ditangani karena titik pelepasan
bahan pencemar jelas dan susunan bahan pencemar terbatas keanekaannya.
Pencemaran sumber baur lebih suli ditangani kerana titik pelepasannya dan titik
asalnya berada di mana-mana dan susunan bahan pencemarannya sangat beraneka.

Ada dampak yang tinggal di tempat dampak itu ditimbulkan, misalnya pemampatan
tanah oleh alat-alat berat dalam pembukaan lahan atau penggaraman tanah oleh system
irigasi yang dirancang tanpa memperhitungkan neraca air pada antarmuka atmosfer
tanah. Ada dampak yang diekspor ke tempat lain dari tempat asalnya, misalnya erosi
di hulu mengekspor dampak sedimentasi ke hilir atau asap kendaraan bermotor dari
jalur jalan diekspor ke kawasan pertanian atau pemukiman sepanjang jalan. Kawasan
yang menimpor dampak menghadapi persoalan serupa dengan yang terkena.

Teknologi yang diandalkan sebagai istrumen utama dalam revolusi hijau mampu
meningkatkan hasil pertanian, karena adanya bibit unggul, bermacam jenis pupuk
yang bersifat suplemen, pestisida dan insektisida. Dibalik itu, teknologi yang sama
juga menghasilkan berbagai jenis racun yang berbahaya bagi manusia dan
lingkungannya, bahkan akibat rutinnya digunakan berbagi jenis pestisida ataupun
insektisida mampu memperkuat daya tahan hama tananam misalnya wereng dan kutu
loncat.

Berdasarkan hasil studi empiris yang pernah dilakukan oleh Magrath dan Arens pada
tahun 1987 (Prasetiantono, di dalam Sudjana dan Burhan (ed.), 1996: 95),
diperkirakan bahwa akibat erosi tanah yang terjadi di Jawa nilai kerugian yang
ditimbulkannya telah mencapai 0,5 % dari GDP, dan lebih besar lagi jika

5
diperhitungkan kerusakan lingkungan di Kalimantan akibat kebakaran hutan, polusi di
Jawa, dan terkurasnya kandungan sumber daya tanah di Jawa.
Terlepas dari berbagai keberhasilan pembangunan yang disumbangkan oleh teknologi
dan sektor indusri di Indonesia, sesungguhnya telah terjadi kemerosotan sumber daya
alam dan peningkatan pencemaran lingkungan, khususnya pada kota-kota yang sedang
berkembang seperti Gresik, Suarbaya, Jakarta, bandung Lhoksumawe, Medan, dan
sebagainya. Bahkan hampir seluruh daerah di Jawa telah ikut mengalami peningkatan
suhu udara, sehingga banyak penduduk yang merasakan kegerahan walaupun di
daerah tersebut tergolong berhawa sejuk dan tidak pesat industrinya.

Berkaitan dengan pernyataan tersebut, Amsyari (Sudjana dan Burhan (ed.), 1996:104),
mencatat keadaaan lingkungan di beberapa kota di Indonesia, yaitu: Terjadinya
penurunan kualitas air permukaan di sekitar daerah-daerah industri. Konsentrasi bahan
pencemar yang berbahaya bagi kesehatan penduduk seperti merkuri, kadmium, timah
hitam, pestisida, meningkat tajam dalam kandungan air permukaan dan biota airnya.

Kelangkaan air tawar semakin terasa, khususnya di musim kemarau, sedangkan di


musim penghujan cenderung terjadi banjir yang melanda banyak daerah yang
berakibat merugikan akibat kondisi ekosistemnya yang telah rusak. Temperatur udara
maksimal dan minimal sering berubah-ubah, bahkan temperatur tertinggi di beberapa
kola seperti Jakarta sudah mencapai 37 derajat celcius. Terjadi peningkatan
konsentrasi pencemaran udara seperti CO, NO2r S02, dan debu. Sumber daya alam
yang dimiliki bangsa Indonesia terasa semakin menipis, seperti minyak bumi dan
batubara yang diperkirakan akan habis pada tahun 2020. Luas hutan Indonsia semakin
sempit akibat tidak terkendalinya perambahan yang disengaja atau oleh bencana
kebakaran. Kondisi hara tanah semakin tidak subur, dan lahan pertanian semakin
memyempit dan mengalami pencemaran.

2.3 Upaya Mengurangi Dampak IPTEK terhadap SDA

a) Pengembangan iptek harus memerhatikan asas ekosistem.


b) Selalu mengadakan monitoring, analisis, dan evaluasi sehingga dapat diketahui sejauh
mana gangguan/ dampak yang diakibatkan oleh perkembangan iptek.
c) Mengembangkan teknologi proteksi yaitu mengembangkan teknologi yang dilengkapi
dengan usaha-usaha pencegahan terhadap dampak yang mungkin terjadi.
d) Mengembangkan teknologi daur ulang untuk pemrosesan kembali limbah untuk
mengurangi pencemaran.
e) Mengembangkan teknologi tepat guna dengan ciri-ciri:
1. idak memerlukan pengetahuan teknik yang tinggi;
2. sederhana sehingga mudah dilaksanakan;
3. bermanfaat bagi orang banyak;
4. dapat mendukung teknologi di bidang lain;
5. dapat meningkatkan nllai sumber daya alam (SDA).

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

IPTEK memang sangat membantu untuk mempermudah Pengolahan SDA namun


dari Pembahasan diatas bahwa dapat disimpulkan semakin Majunya IPTEK maka keadaan
Sumber Daya Alam akan menipis jika tidak di imbangi dengan penanaman kembali
sumber daya yang bisa di daur ulang.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/6611452/Karya_Tulis_Ilmiah_IPTEK_LINGKUNGAN_Pemanf
aatan_IPTEK_yang_Tetap_Memerhatikan_Pelestarian_Lingkungan_Hidup

http://dittaleviosa.blogspot.co.id/2012/11/peranan-iptek-terhadap-lingkungan-hidup.html

http://www.katapengertian.com/2015/12/dampak-dan-manfaat-iptek-terhadap.html

http://www.gurusejarah.com/2015/01/manfaat-dan-dampak-penerapan-iptek-bagi.html

Anda mungkin juga menyukai