SPESIFIKASI UMUM
1.1 Dalam Spesifikasi Teknis pekerjaan ini diuraikan tentang lingkup pekerjaan, bahan,
peralatan, peraturan dan tata cara kerja serta lain- lain yang dianggap perlu.
1.2 Pemborong di wajibkan mempelajari seluruh isi bestek dan gambar rencana.
1.3 Pemborong di wajibkan menyesuaikan antara bestek, gambar rencana dengan
kondisi lapangan pekerjaan.
1.4 Bila perbedaan antara gambar rencana dan bestek serta antara gambar rencana,
bestek dengan lapangan, maka kontraktor diwajibkan untuk melapor dan
mengkonsultasi dengan pengawas atau Direksi.
1.5 Bestek dan gambar rencana merupakan suatu kesatuan dengan kontrak yang
merupakan lampiran.
2. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi pekerjaan :
Apabila penjelasan dalam Syarat-syarat Teknis tidak sempurna atau belum lengkap
sebagaimana ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka Kontraktor wajib
mengikuti ketentuan peraturan-peraturan yang disebutkan di atas.
4.1. Air
4.2.. Pasir
4.2.1.Syarat-syarat pasir yang digunakan yaitu :
a. Pasir harus bersih, bila diuji memakai larutan pencuci khusus, tinggi endapan
pasir yang kelihatan dibandingkan dengan tinggi seluruh endapan tidak kurang
dari 70%.
b. Kandungan bagian yang lewat ayakan 0,063 mm1 tidak lebih dari 5% dari
berat (kadar lumpur).
c. Angka kehalusan fineness modulus terletak antara 2,2 - 3,2 bila diuji memakai
rangkaian ayakan dengan mata ayakan berukuran berturut-turut 0,16-0,315,
0,63-1,25-2,5-5-10 mm dengan fraksi yang lewat ayakan 0,3mm1 minimal
15% dari berat.
d. Pasir tidak boleh mengandung zat-zat organik yang dapat mengurangi mutu
beton. Untuk itu bila direndam dalam larutan 3% NaOH, cairan di atas endapan
tidak boleh lebih gelap dari warna larutan pembanding.
f. Pasir untuk keperluan urugan dan pasir pasang penempatannya harus terpisah.
Pasir untuk pengurukan, peninggian, dan lain-lain tujuan, harus dan keras atau
memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam SNI 03-4141-
1996.
- Butiran-butiran harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari.
Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%.
- Pasir untuk pengurugan, peninggian dan lain-lain tujuan, harus bersih dan
keras. Pasir laut untuk maksud-maksud tersebut dapat digunakan asal
dicuci terlebih dahulu dan mendapat izin dari Direksi Pekerjaan.
2. Pasir Pasang
Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen, harus
memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam SNI 03-4141-
1996.
- Butiran-butiran harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari.
Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%.
- Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
3. Pasir Beton
a. Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan PBI (1971)..
b. Butiran-butiran split dapat melalui ayakan berlubang persegi 76 mm dan
tertinggal di atas ayakan berlubang 20 mm.
c. Koral/Split hitam mengkilap keabu-abuan.
4.5. Kayu
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
5
4.5.1 Syarat-syarat kayu adalah sebagai berikut :
a. Untuk semua pekerjaan kayu harus menggunakan kayu berkualitas baik, tua
kering, tidak cacat dan tidak terdapat kayu putih atau lapuk.
a. Pada umumnya kayu harus bersifat baik dan sehat dengan ketentuan, bahwa
segala sifat dari kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan
pemakaiannya tidak akan merusak atau mengurangi nilai Konstruksi
(bangunan), memenuhi syarat- syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam
PPKKI-1961.
b. Mutu kayu ada 2 macam yaitu mutu A dan mutu B.
c. Yang dimaksud dengan kayu mutu A adalah kayu yang memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
- Harus kering udara (kadar lengas 5%)
- Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga tidak boleh
lebih dari 3,5cm1.
- Balok tidak boleh mengandung wanvlak yang lebih besar 1/10 dari tinggi
balok.
- Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi dari 1/4 tebal kayu, dan retak-
retak menurut lingkaran tumbuh tidak boleh melebihi 1/5 tebal kayu.
- Miring arah serat tidak boleh lebih dari 1/10.
d. Yang disebut kayu mutu B ialah kayu yang tidak termasuk dalam mutu A,
tetapi memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
- Kadar lengas kayu 30%.
- Besar mata kayu tidak boleh melebihi 1/4 dari lebar balok dan juga tidak
boleh melebihi dari 5cm1.
- Balok tidak boleh mengandung wanvlak yang lebih besar 1/10 dari tinggi
balok.
- Retak-retak dalam arah radial tidak boleh lebih dari 1/3 tebal kayu dan
retak-retak menurut lingkaran tumbuh tidak boleh melebihi dari 1/4 tebal
kayu.
- Miring arah serat tidak boleh lebih dari 1/7.
e. Bila menggunakan kayu jati (tectona grandis) dan kayu balau (shorea) yang
dipakai adalah kayu kelas kuat/awet I dengan kering udara minimum 0,59
g/cm3 dan maximum 0,70 g/cm3 dan persyaratan pada SKSN I 03. T-15-2847-
1992.
f. Bahan-bahan kayu yang berlapis :
- Teakwood harus berkualitas baik, corak maupun serat harus terpilih dan
warnanya merata, yang dihasilkan dari kayu jati terpilih yang baik.
- Plywood/triplek harus berkualitas baik, corak maupun serat harus terpilih
dan warnanya merata, dengan susunan lapisan yang padat.
4.6. Besi Tulangan
4.6.1 Berdasarkan bentuknya, baja tulangan beton dibedakan menjadi 2 (dua) jenis
yaitu baja tulangan beton polos dan baja tulangan beton sirip (ulir). Baja tulangan
polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar dengan permukaan
rata tidak bersirip, disingkat (BjTP). Baja tulangan beton sirip adalah baja
tulangan beton dengan bentuk khusus yang permukaannya memiliki sirip
melintang dan rusuk memanjang yang dimaksudkan untuk rneningkatkan daya
lekat dan guna menahan gerakan membujur dari batang secara relatif terhadap
beton, disingkat (BjTS).
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
6
4.6.2 Syarat-syarat Besi Tulangan sebagai berikut:
- Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan,
gelombang, cerna yang dalam dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada
permukaan.
- Untuk baja tulangan beton polos, permukaan batang baja tulangan harus rata
tidak bersirip.
- Untuk baja tulangan beton sirip, permukaan batang baja tulangan beton sirip
harus bersirip teratur. Setiap batang diperkenankan rnempunyai rusuk
memanjang yang searah dan sejajar dengan sumbu batang, serta sirip-sirip
lain dengan arah melintang sumbu batang.
- Khusus untuk tebal selimut beton, dudukan harus cukup kuat dan jaraknya
sedemikian sehingga tulangan tidak melengkung dan beton penutup tidak kurang
dari yang diisyaratkan. Toleransi yang diperkenankan untuk penyimpangan
terhadap bidang horizontalnya adalah 4 mm.
- Uji tarik dilakukan sesuai SNI 07-0408-1989, Cara uji tarik untuk logam,
dengan batang uji sesuai SNI 07-0371-1998, Batang uji tarik untuk bahan
logam (batang uji tarik no. 2 untuk diameter < 25 mm dan batang uji tarik
no. 3 untuk diameter 25 mm). untuk menghitung batas ulur dan kuat tarik
baja tulangan beton polos dan sirip digunakan nilai luas penampang yang
dihitung dari diameter nominal. Sedangkan ujji lengkung dilakukan sesuai SNI
07-0410-1989. Adapun table sifat-sifat mekanis sebagai berikut :
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. Lingkup Pekerjaan
1.1.1 Pembersihan lapangan sekeliling pekerjaan jembatan box culvert
1.1.2 Pengukuran dan Pemasangan Bowplank
1.1.3 Direksi Keet / Barak Kerja
1.1.4 Administrasi & Dokumentasi
1.1.5 Papan Nama Proyek
1.1.6 Pembersihan Akhir
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
8
1.2. Persyaratan Bahan
1.3.1 Sebelum digali pondasi buat tanda sesuai dengan petunjuk gambar.
1.3.2 Kemudian gali tanah dengan menggunakan alat atau sekop dan cangkul hingga
mencapai kedalaman yang telah ditentukan.
1.3.3 Bila keluar air pada lobang galian pondasi harus dipompa keluar dengan
menggunakan mesin pompa air.
1.3.4 Tanah urug ditimbun lapis demi lapis serta dipadatkan dengan Vibrator Stempler.
1.3.5 Bila tanah urug sudah mencapai peil ketinggian yang diinginkan maka tanah
tersebut harus diratakan.
3.2.4 Air
a Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali,
garam, bahan bahan organik atau bahan bahan lain yang dapat merusak
beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum yang disyaratkan dalam SNI 15-2049-2004.
b. Syarat-syarat lain seperti yang telah dijelaskan pada poin 4.1.1 di atas.
4. PEKERJAAN PEMBESIAN
4.1 Lingkup Pekerjaan
4.1.1 Lingkup Pekerjaan beton antara lain:
- Pembesian Struktur Jembatan Box Culvert
2. Gambar kerja hanya berubah apabila diperintahkan secara tertulis oleh pemberi tugas,
dengan mengikuti penjelasan dan pertimbangan dari perencana.
3. Perubahan kerja hanya berubah apabila diperintahkan oleh pemberi tugas, yang jelas
memperlihatkan perbedaan antara gambar kerja dan gambar perubahan rencana.
1. Semua yang belum terdapat dalam gambar kerja baik karena penyimpangan, perubahan
atas perintah tugas/pengawas, maka Pimpinan Pekerjaan harus membuat gambar-
gambar yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan, yang jelas memperlihatkan
perbedaan antara gambar kerja dan pekerjaan yang dilaksanakan.
2. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya (gambar
asli) yang biaya pembuatan ditanggung oleh Pimpinan Pekerjaan.
3. Apabila ada hal-hal yang tersebut pada gambar kerja RKS atau dokumen, yang
berlainan atau bertentangan, maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu
terhadap lainnya tetapi untuk menegaskan masalahnya kalau terjadi hal ini maka
diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis atu mempunyai bobot
biaya tinggi.
Dibuat Oleh:
Konsultan Perencana
CV. BAK U ENGINEERING
CONSULTANT
AHMAD YASIR, ST
Direktur