Anda di halaman 1dari 17

Makalah

Pharmakologi
Dosen : prihartini

Di susun oleh :
Kelompok 3 1B

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK.III MANADO


T.A 2015/2016

KATA PENGNTAR
Segala puji dan syukur kelompok panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat, rahmat dan anugerah-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan Tugas
Makalah FARMAKOLOGI dengan judul antihipertensi
Makalah dengan judul antihipertensi dibuat untuk melengkapi tugas mata
kuliah farmakologi pada kegiatan belajar mengajar Tk. I Semester II.
Untuk itu kelompok menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prihartini selaku Dosen mata kuliah farmakologi


2. Teman-teman kelopok 3 yang sudah membantu dalam menyelesaikan tugas
kelompok.

Kelompok menyadari dalam pembuatan makalah ini masi banyak terdapat


kekurangan, oleh karena itu kelompok mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak guna kesempurnaan makalah ini .
Akhirnya kelompok berharap Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
untuk menambah pengetahuan di bidang keperawatan.

Manado, April 2016


Penulis

Kelompok 3

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
D. Metode
E. Sistematika penulisan
BAB II. PEMBAHASAN
A. Definisi
B. Khasiat dan Penggunannya
C. Jenis-jenis obat dan Penggolongannya
D. Obat antihipertensi
E. Efek samping
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan (dari teoritis)
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Didalam tubuh kita, darah ibarat angkutan umum yang kesana kemari lewat
jaringan pembuluh darah. Darah ini mengangkut zat makanan (nutrisi) dan oksigen
untuk dikirim keseluruh bagian tubuh. Adapun fungsi penggerak darah hingga dapat
mengalir terus menerus adalah jantung.
Ketika jantung memompa darah, timbul tekanan aliran terhadap dinding
pembuluh darah. Dalam keadaan normal tekanan pada saat jantung
berkontraksi( sistolik) berada dibawah 120 MmHg, sedangkan ketika jantung bereaksi
(diastolik) dibawah 20 MmHg. Namun, ada juga yang memberi ancer-ancer, tekanan
darah yang ideal itu (golb standar) 115/75 MmHg.
Orang dikatakan menderita penyakit darah tinggi kalo tekanan darahnya 140/90
MmHg atau lebih tinggi yang diukur di kedua lengan penderita sebanyak tiga kali
dalam jangka waktu beberapa minggu.satu dari tiga orang yakit darah tinggi tidak
menunjukakan tanda gejala apapun. Celakanya, bila hipertensi ini tidak dikendalikan
bisa merusak jantung dan pembulu darah sehingga megarah pada timbulnya beberapa
kondisi lain seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal, atau gangguan pada mata.

B. TUJUAN
Agar Mahasiswa mengetahui tentang pengertian hipertensi dan obat
antihipertensi.
Agar Mahasiswa mengetahui khasiat dan penggunaan obat antihipertensi
Agar Mahasiswa mengetahui jenis-jenis obat dan penggolongannya
Agar Mahasiswa mengetahui macam-macam obat antihipertensi
Agar Mahasiswa mengetahui efek samping dan cara mengatasi obat
antihipertensi.

C. MANFAAT
Bagi institusi :
Dapat menambah kepustakaan pendidikan dan menjadi bahan bacaan yang
bermanfaat untuk peserta didik lainnya dalam meningkatkan pengetahuan mengenai
beberapa penyakit sekaligus penangan dalam pelaksanaan pemberian obat oleh
perawat kepada pasien.
Bagi penulis/ kelompok :
Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan menganai
obat-obatan.

D. METODE
Kepustakaan :
Menggunkan literatur yang berhubungan dengan antihipertensi
Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan meliputi latar belakang
BAB II : Pembahasan
BAB III : PENUTUP SARAN
A. Kesimpulan (dari teoritis)

1. Bagi institusi : Pihat institusi diharapkan lebih banyak menyediakan


literatur-literatur yang mengandung teori antihipertensi dengan mata kuliah
farmakologi yang meliputi berbagai penyakit yang memerlukan
penanganan berupa obat-obatan.
2. Bagi Kelompok/ penulis : kelompok yang membuat makalah harus
banyak membaca jurnal-jurnal kesehatan khususnya masalah kebutuhan
istirahat tidur.

BAB II
PEMBAHASAN

A.Definisi
Anti hipertensi adalah obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Hipertensi
adalah suatu keadaan medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah melebihi
normal.Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sehingga tekanan sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih besar dari 90 mmHg ( Priyanto, 2010 ).
B. Khasiat dan Penggunaanya
Tujuan pengobatan hipertensi adalah untuk mencegah terjadinya morbiditas dan
mortalitas akibat TD tinggi. Ini berarti TD harus diturunkan serendah mungkin yang
tidak mengganggu fungsi ginjal, otak, jantung, maupun kualitas hidup, sambil
dilakukan pengendalian faktor-faktor resiko kardio vascular lainnya.
Manfaat terapi hipertensi yaitu menurunkan TD dengan antihipertensi (AH) telah
terbukti menurunkan morbiditas dan mortalitas kardio vascular, yaitu stroke, iskemia
jantung, gagal jantung kongestif, dan memberatnya hipertensi.
C. Jenis-Jenis Obat dan Penggolongannya
1. Diuretik
Bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi curah jantung dan
menyebabkan ginjal meningkatkan ekskresi garam dan air.
2. Antagonis Reseptor- Beta
Bekerja pada reseptor Beta jantung untuk menurunkan kecepatan denyut dan curah
jantung.
3. Antagonis Reseptor-Alfa
Menghambat reseptor alfa diotot polos vaskuler yang secara normal berespon
terhadap rangsangan simpatis dengan vasokonstriksi.
4. Kalsium Antagonis
Menurunkan kontraksi otot polos jantung dan atau arteri dengan mengintervensi
influks kalsium yang dibutuhkan untuk kontraksi. Penghambat kalsium memiliki
kemampuan yang berbeda-beda dalam menurunkan denyut jantung. Volume sekuncup
dan resistensi perifer.
5. ACE inhibitor
Berfungsi untuk menurunkan angiotensin II dengan menghambat enzim yang
diperlukan untuk mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Hal ini menurunkan
tekanan darah baik secara langsung menurunkan resisitensi perifer. Dan angiotensin II
diperlukan untuk sintesis aldosteron, maupun dengan meningkatkan pengeluaran
netrium melalui urine sehingga volume plasma dan curah jantung menurun.
6. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos
(otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin,
Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini
adalah : sakit kepala dan pusing.
D. Obat Antihipertensi
1. DIURETIK
a. Furosemide
Nama paten : Cetasix, farsix, furostic, impungsn, kutrix, Lasix, salurix, uresix.
Sediaan obat : Tablet, capsul, injeksi.
Mekanisme kerja : mengurangi reabsorbsi aktif NaCl dalam lumen tubuli ke
dalam intersitium pada ascending limb of henle.
Indikasi : Edema paru akut, edema yang disebabkan penyakit jantung kongesti, sirosis
hepatis, nefrotik sindrom, hipertensi.
Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui
Efek samping : pusing. Lesu, kaku otot, hipotensi, mual, diare.
Interaksi obat : indometasin menurunkan efek diuretiknya, efek ototoksit meningkat
bila diberikan bersama aminoglikosid. Tidak boleh diberikan bersama asam etakrinat.
Toksisitas silisilat meningkat bila diberikan bersamaan.
Dosis :Dewasa 40 mg/hr
Anak 2 6 mg/kgBB/hr
b. HCT (Hydrochlorothiaside)
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : mendeplesi (mengosongkan) simpanan natrium sehingga volume
darah, curah jantung dan tahanan vaskuler perifer menurun.
Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna. Didistribusi keseluruh
ruang ekstrasel dan hanya ditimbun dalam jaringan ginjal.
Indikasi : digunakan untuk mengurangi udema akibat gagal jantung, cirrhosis hati,
gagal ginjal kronis, hipertensi.
Kontraindikasi : hypokalemia, hypomagnesemia, hyponatremia, hipertensi pada
kehamilan.
Dosis : Dewasa 25 50 mg/hr
Anak 0,5 1,0 mg/kgBB/12 24 jam
2. ANTAGONIS RESEPTOR BETA
a. Asebutol (Beta bloker)
Nama Paten : sacral, corbutol,sectrazide.
Sediaan obat : tablet, kapsul.
Mekanisme kerja : menghambat efek isoproterenol, menurunkan aktivitas renin,
menurunka outflow simpatetik perifer.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia,feokromositoma, kardiomiopati obtruktif
hipertropi, tirotoksitosis.
Kontraindikasi : gagal jantung, syok kardiogenik, asma, diabetes mellitus,
bradikardia, depresi.
Efek samping : mual, kaki tangan dingin, insomnia, mimpi buruk, lesu
Interaksi obat : memperpanjang keadaan hipoglikemia bila diberi bersama insulin.
Diuretic tiazid meningkatkan kadar trigleserid dan asam urat bila diberi bersaa
alkaloid ergot. Depresi nodus AV dan SA meningkat bila diberikan bersama dengan
penghambat kalsium
Dosis : 2 x 200 mg/hr (maksimal 800 mg/hr).
b. Atenolol (Beta bloker)
Nama paten : Betablok, Farnomin, Tenoret, Tenoretic, Tenormin, internolol.
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : pengurahan curah jantung disertai vasodilatasi perifer, efek pada
reseptor adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin akibat aktivasi adrenoseptor
di ginjal.
Indikasi : hipertensi ringan sedang, aritmia
Kontraindikasi : gangguan konduksi AV, gagal jantung tersembunyi, bradikardia,
syok kardiogenik, anuria, asma, diabetes.
Efek samping : nyeri otot, tangan kaki rasa dingin, lesu, gangguan tidur, kulit
kemerahan, impotensi.
Interaksi obat : efek hipoglikemia diperpanjang bila diberikan bersama insulin.
Diuretik tiazid meningkatkan kadar trigliserid dan asam urat. Iskemia perifer berat
bila diberi bersama alkaloid ergot.
Dosis : 2 x 40 80 mg/hr
c.Metoprolol (Beta bloker)
Nama paten : Cardiocel, Lopresor, Seloken, Selozok
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : pengurangan curah jantung yang diikuti vasodilatasi perifer, efek
pada reseptor adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin akibat aktivasi
adrenoseptor beta 1 di ginjal.
Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna. Waktu paruhnya pendek,
dan dapat diberikan beberapa kali sehari.
Farmakodinamik : penghambat adrenergic beta menghambat perangsangan simpatik,
sehingga menurunkan denyut jantung dan tekanan darah. Penghambat beta dapat
menembus barrier plasenta dan dapat masuk ke ASI.
Indikasi : hipertensi, miokard infard, angina pektoris
Kontraindikasi : bradikardia sinus, blok jantung tingkat II dan III, syok kardiogenik,
gagal jantung tersembunyi
Efek samping : lesu, kaki dan tangan dingin, insomnia, mimpi buruk, diare
Interaksi obat : reserpine meningkatkan efek antihipertensinya
Dosis : 50 100 mg/kg.
4. Propranolol (Beta bloker)
Nama paten : Blokard, Inderal, Prestoral
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : tidak begitu jelas, diduga karena menurunkan curah jantung,
menghambat pelepasan renin di ginjal, menghambat tonus simpatetik di pusat
vasomotor otak.
Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna. Waktu paruhnya pendek,
dan dapat diberikan beberapa kali sehari. Sangat mudah berikatan dengan protein dan
akan bersaing dengan obat obat lain yang juga sangat mudah berikatan dengan
protein.
Farmakodinamik : penghambat adrenergic beta menghambat perangsangan simpatik,
sehingga menurunkan denyut jantung dan tekanan darah. Penghambat beta dapat
menembus barrier plasenta dan dapat masuk ke ASI.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren, stenosis subaortik
hepertrofi, miokard infark, feokromositoma
Kontraindikasi : syok kardiogenik, asma bronkial, brikadikardia dan blok jantung
tingkat II dan III, gagal jantung kongestif. Hati hati pemberian pada penderita
biabetes mellitus, wanita haminl dan menyusui.
Efek samping : bradikardia, insomnia, mual, muntah, bronkospasme, agranulositosis,
depresi.
Interaksi obat : hati hati bila diberikan bersama dengan reserpine karena menambah
berat hipotensi dan kalsium antagonis karena menimbulkan penekanan kontraktilitas
miokard. Henti jantung dapat terjadi bila diberikan bersama haloperidol. Fenitoin,
fenobarbital, rifampin meningkatkan kebersihan obat ini. Simetidin menurunkan
metabolism propranolol. Etanolol menurukan absorbsinya.
Dosis : dosis awal 2 x 40 mg/hr, diteruskan dosis pemeliharaan.
3. ANTAGONIS RESEPTOR ALFA
Klonidin (alfa antagonis)
Nama paten : Catapres, dixarit
Sediaan obat : Tablet, injeksi.
Mekanisme kerja : menghambat perangsangan saraf adrenergic di SSP.
Indikasi : hipertensi, migren
Kontraindikasi : wanita hamil, penderita yang tidak patuh.
Efek samping : mulut kering, pusing mual, muntah, konstipasi.
Interaksi obat : meningkatkan efek antihistamin, andidepresan, antipsikotik,
alcohol. Betabloker meningkatkan efek antihipertensinya.
Dosis : 150 300 mg/hr.
4. ANTAGONIS KALSIUM
a. Diltiazem (kalsium antagonis)
Nama paten : Farmabes, Herbeser, Diltikor.
Sediaan obat : Tablet, kapsul
Mekanisme kerja : menghambat asupan, pelepasan atau kerja kalsium melalui slow
cannel calcium.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, MCI, penyakit vaskuler perifer.
Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui, gagal jantung.
Efek samping : bradikardia, pusing, lelah, edema kaki, gangguan saluran cerna.
Interaksi obat : menurunkan denyut jantung bila diberikan bersama beta bloker. Efek
terhadap konduksi jantung dipengaruhi bila diberikan bersama amiodaron dan
digoksin. Simotidin meningkatkan efeknya.
Dosis : 3 x 30 mg/hr sebelum makan
b. Nifedipin (antagonis kalsium)
Nama paten : Adalat, Carvas, Cordalat, Coronipin, Farmalat, Nifecard, Vasdalat.
Sediaan obat : Tablet, kaplet
Mekanisme kerja : menurunkan resistensi vaskuler perifer, menurunkan spasme arteri
coroner.
Indikasi : hipertensi, angina yang disebabkan vasospasme coroner, gagal jantung
refrakter.
Kontraindikasi : gagal jantung berat, stenosis berat, wanita hamil dan menyusui.
Efek samping : sakit kepala, takikardia, hipotensi, edema kaki.
Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker menimbulkan hipotensi berat atau
eksaserbasi angina. Meningkatkan digitalis dalam darah. Meningkatkan waktu
protombin bila diberikan bersama antikoagulan. Simetidin meningkatkan kadarnya
dalam plasma.
Dosis : 3 x 10 mg/hr
c.Verapamil (Antagonis kalsium)
Nama paten : Isoptil
Sediaan obat : Tablet, injeksi
Mekanisme kerja : menghambat masuknya ion Ca ke dalam sel otot jantung dan
vaskuler sistemik sehingga menyebabkan relaksasi arteri coroner, dan menurunkan
resistensi perifer sehingga menurunkan penggunaan oksigen.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren.
Kontraindikasi : gangguan ventrikel berat, syok kardiogenik, fibrilasi, blok jantung
tingkat II dan III, hipersensivitas.
Efek samping : konstipasi, mual, hipotensi, sakit kepala, edema, lesu, dipsnea,
bradikardia, kulit kemerahan.
Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker bias menimbulkan efek negative
pada denyut, kondiksi dan kontraktilitas jantung. Meningkatkan kadar digoksin dalam
darah. Pemberian bersama antihipertensi lain menimbulkan efek hipotensi berat.
Meningkatkan kadar karbamazepin, litium, siklosporin. Rifampin menurunkan
efektivitasnya. Perbaikan kontraklitas jantung bila diberi bersama flekaind dan
penurunan tekanan darah yang berate bila diberi bersama kuinidin. Fenobarbital
nemingkatkan kebersihan obat ini.
Dosis : 3 x 80 mg/hr
5. ACE INHIBITOR (penghambat enzim konversi angiotensin)
1.Kaptopril
Nama paten : Capoten
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga menurunkan
angiotensin II yang berakibat menurunnya pelepasan renin dan aldosterone.
Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
Kontraindikasi : hipersensivitas, hati hati pada penderita dengan riwayat
angioedema dan wanita menyusui.
Efek samping : batuk, kulit kemerahan, konstipasi, hipotensi, dyspepsia, pandangan
kabur, myalgia.
Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretika. Tidak boleh
diberikan bersama dengan vasodilator seperti nitrogliserin atau preparat nitrat lain.
Indometasin dan AINS lainnya menurunkan efek obat ini. Meningkatkan toksisitas
litium.
Dosis : 2 3 x 25 mg/hr.
2. Lisinopril
Nama paten : Zestril
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga perubahan
angiotensin I menjadi angiotensin II terganggu, mengakibatkan menurunnya aktivitas
vasopressor dan sekresi aldosterone.
Indikasi : hipertensi
Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema, wanita hamil, hipersensivitas.
Efek samping : batuk, pusing, rasa lelah, nyeri sendi, bingung, insomnia, pusing.
Interaksi obat : efek hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretic. Indomitasin
meningkatkan efektivitasnya. Intoksikasi litium meningkat bila diberikan bersama.
Dosis : awal 10 mg/hr
3.Ramipril
Nama paten : Triatec
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin sehingga perubahan
angiotensin I menjadi angiotensin II terganggu, mengakibatkan menurunnya aktivitas
vasopressor dan sekresi aldosterone.
Indikasi : hipertensi
Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema, hipersensivitas. Hati hati
pemberian pada wanita hamil dan menyusui.
Efek samping : batuk, pusing, sakit kepala, rasa letih, nyeri perut, bingung, susah
tidur.
Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama diuretika. Indometasin
menurunkan efektivitasnya. Intoksitosis litiumm meningkat.
Dosis : awal 2,5 mg/hr
6. VASODILATOR
1. Hidralazin
Nama paten : Aproseline
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : merelaksasi otot polos arteriol sehingga resistensi perifer menurun,
meningkatkan denyut jantung.
Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
Kontraindikasi : gagal ginjal, penyakit reumatik jantung.
Efek samping : sakit kepala, takikardia, gangguan saluran cerna, muka merah, kulit
kemerahan.
Interaksi obat : hipotensi berat terjadi bila diberikan bersama diazodsid.
Dosis : 50 mg/hr, dibagi 2 3 dosis.
E. EFEK SAMPING
Semua obat antihipertensi menimbulkan efek samping umum, seperti hidung
mampat (akibat Vasodilatasi mukosa) dan mulut kering, bradykardia (kecuali
fasodilator langsung : justru tachycardia), rasa letih dan lesu, gangguan penglihatan,
dan lambung-usus (mual, diare), ada kalanya impotensi (terutama obat-obat
sentral).Efek-efek ini seringkali bersifat sementara yang hilang dalam waktu 1-2
minggu. Dapat dikurangi atau dihindarkan dengan cara pentakaran menyelinap,
artinya dimulai dengan dosis rendah yang berangsur-angsur dinaikkan.
Dengan demikian, penurunan TD mendadak dapat dihindarkan. Begitu pula obat
sebaiknya diminum setelah makan agar kadar obat dalam plasma jangan mendadak
mencapai puncak tinggi (dengan akibat hipotensi kuat). Penghentian terapi pun tidak
boleh secara mendadak, melainkan berangsur-angsur untuk mencegah bahaya
meningkatnya TD dengan kuat (rebound effect) Khusus. Lebih serius adalah sejumlah
besar efek samping khusus, antara lain:
1. Hipotensi ortostatis, yakni turunnya TD lebih kuat bila tubuh tegak (= ortho,
Lat.) daripada dalam keadaan berbaring, dapat terjadi pada terutama simpatolitika.
2. Depresi, terutama pada obat-obat yang bekerja sentral, khususnya reserpin dan
metildopa, juga pada beta-blockers yang bersifat lipofil, antara lain propra-nolol,
alprenolol, dan metoprolol.
3. Retensi garam dan air, dengan bertambahnya berat badan atau terjadinya udema,
anatra lain antagonis Ca, reserpin, metildopa dan hidralazin. Efek samping ini dapat
diatasi degan kombinasi bersama suatu deuretikum.
4. Penurunan ratio HDL: LDL. Sejumlah obat mempengaruhi metabolisme lipida
secara buruk, yakni menurunkan kadar kolesterol-HDL plasma yang dianggap sebagai
faktor-pelindung terhadap penyakit jantung-pembuluh. Atau, juga meningkatkan
kolesterol-LDL yang dianggap sebagai faktor risiko bagi PJP. Sifat ini telah dipastikan
pada diuretika (kelompok thiazida dan klortalidon) dan pada beta-blockers, khususnya
obat-obat yang tak kardioselektif atau tak memiliki ISA.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sehingga tekanan sistolik > 140
mmHg dan tekanan diastolik > 90 mmHg (Kee & Hayes). Obat antihipertensi adalah
obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah tingggi hingga mencapai
tekanan darah normal. Semua obat antihipertensi bekerja pada satu atau lebih tempat
kontrol anatomis dan efek tersebut terjadi dengan mempengaruhi mekanisme normal
regulasi TD.
Pengobatan Farmakologis
1. Diuretik
2. Antagonis Reseptor- Beta
3. Antagonis Reseptor-Alfa
4. Kalsium Antagonis
5. ACE inhibitor
6. Vasodilator
Semua obat antihipertensi menimbulkan efek samping umum, seperti hidung
mampat (akibat Vasodilatasi mukosa) dan mulut kering, bradykardia (kecuali
fasodilator langsung : justru tachycardia), rasa letih dan lesu, gangguan penglihatan,
dan lambung-usus (mual, diare), ada kalanya impotensi (terutama obat-obat
sentral).Efek-efek ini seringkali bersifat sementara yang hilang dalam waktu 1-2
minggu. Dapat dikurangi atau dihindarkan dengan cara pentakaran menyelinap,
artinya dimulai dengan dosis rendah yang berangsur-angsur dinaikkan.
Dengan demikin, penurunan TD mendadak dapat dihindarkan. Begitu pula obat
sebaiknya diminum setelah makan agar kadar obat dalam plasma jangan mendadak
mencapai puncak tinggi (dengan akibat hipotensi kuat). Penghentian terapi pun tidak
boleh secara mendadak, melainkan berangsur-angsur untuk mencegah bahaya
meningkatnya TD dengan kuat (rebound effect) Khusus.

B. SARAN
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam proses
pembelajaran dan semoga bias menambah ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Theodorus. 1996. Penuntun Praktis Peresepan Obat. Penerbit Buku Kedokteran
EK:Jakarta.
Katzung G. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 1. Salemba Medika:
Jakarta.
Priyanto. 2010. Farmakologi Dasar. Penerbit Lenskofi: Depok, Jawa Barat.

Anda mungkin juga menyukai