JULIANA JOHAN
8115041993
Skripsi ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JULIANA JOHAN
8115041993
i
ABSTRACT
ii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Dan
Untuk..
Untuk
v
KATA PENGANTAR
Segala pujian dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, Allah Yang Maha
Kuasa yang telah memberikan kasih, karunia dan anugrah-Nya sehingga
penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar
sarjana, dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata Pelajaran Melakukan Prosedur
Administrasi Bagi Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran I (Penelitian Tindakan
Kelas di SMK Nurul Iman Jakarta Timur) ini, dapat terwujud karena keterlibatan
berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini peneliti akan menyampaikan
rasa terima kasih kepada :
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat secara khusus bagi peneliti, dan
dapat bermanfaat bagi praktisi pendidikan dan khalayak umum yang menaruh
perhatian pada pendidikan.
Juni 2011
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .. i
ABSTRACT ii
LEMBAR PERSEMBAHAN .. v
KATA PENGANTAR . vi
DAFTAR TABEL .. x
DAFTAR GAMBAR . xi
BAB I. PENDAHULUAN
viii
BAB III. PROSEDUR / METODE PENELITIAN
A. Subyek Penelitian 36
B. Tempat dan Waktu Penelitian . 36
C. Metode Penelitian 37
D. Instrumen Penelitian .. 51
E. Analisis Data . 52
A. Kesimpulan .. 96
B. Saran 97
DAFTAR PUSTAKA . 99
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel IV. 4 Hasil Poster Afirmasi Siswa Tugas Kelompok Siklus I ... 70
Tabel IV. 6 Hasil Peta Pikiran dan Presentasi Kelompok Siklus II ... 80
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar IV. 2 Diagram Presentase Hasil Poster Afirmasi Siswa Siklus I .... 69
Gambar IV. 3 Diagram Presentase Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 71
Gambar IV. 5 Diagram Presentase Hasil Peta Pikiran dan Presentasi Kelompok
Siklus II ... 80
Gambar IV. 9 Diagram Presentase Hasil Belajar Siswa Siklus III ......... 91
Gambar IV.10 Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus I s.d. Siklus III .......... 94
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xii
Lampiran 19 Lembar Hasil Observasi Kolaborator Siklus III ... 160
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
siswa. Di mana hasil belajar siswa adalah sebuat standar yang kita gunakan untuk
mengukur seberapa berhasilnya proses dan kegiatan belajar mengajar. Bila hasil
belajar siswa tinggi maka bisa dipastikan bahwa kegiatan belajar mengajar sudah
berhasil dilakukan. Akan tetapi sekolah yang hasil belajar siswanya masih rendah
akan membuat standar pendidikan menjadi rendah pula, dan tentunya akan
berpengaruh kepada siswa itu sendiri baik berpengaruh pada diri siswa dan juga
SMK Nurul Iman Jakarta Timur merupakan salah satu sekolah menengah
kejuruan yang berlandaskan Agama Islam, yang memiliki filosofi yang tinggi
mengenai ajaran Islam dalam proses pendidikan. Siswa tidak hanya dituntut untuk
terampil dalam bekerja tetapi juga memiliki akhlak dan budi pekerti yang baik
sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Sekolah ini memiliki tingkat kedisiplinan yang
tinggi dalam proses belajar mengajar. Masalah rendahnya hasil belajar siswa juga
1
2
Untuk mencapai hasil belajar yang tinggi tidak dapat diukur dari satu atau
beberapa mata pelajaran saja, keseluruhan dari proses belajar mengajar pun
demikian, tidak dapat diukur hanya berdasarkan satu atau beberapa mata pelajaran
yang diterima oleh siswa, melainkan harus merupakan ukuran keseluruhan dari
Pada SMK Nurul Iman Jakarta Timur mata pelajaran yang diberikan kepada
siswa merupakan mata pelajaran yang terdiri dari berbagai cabang ilmu
macam, yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),
Budaya dan Mata Pelajaran Khusus Kejuruan yang disesuaikan dengan jurusan
masing-masing kelas.
Semua bidang studi ini diberikan kepada peserta didik melalui jenjang-jenjang
dan tingkat kesukaran yang telah disesuaikan dengan usia mereka, yang ditentukan
oleh standar KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Beberapa mata pelajaran yang
hasil rata-rata kelasnya masih rendah atau belum mencapai KKM yang ditentukan
adalah mata pelajaran kejuruan, salah satunya adalah mata pelajaran Melakukan
Prosedur Administrasi.
bulan lamanya peneliti melakukan pengamatan awal secara langsung kepada siswa
dan guru juga pada proses belajar mengajar yang terjadi di SMK Nurul Iman
pengamatan awal melalui tanya jawab secara langsung kepada siswa dan juga
melalui konsultasi secara langsung kepada guru pamong, guru bidang studi lain,
wakil kepala sekolah dan kepala sekolah SMK Nurul Iman Jakarta Timur.
tanya jawab dan berbicara langsung kepada para siswa untuk mengetahui seberapa
besar ketertarikan mereka terhadap mata pelajaran kejuruan khususnya pada mata
apa saja yang menyebabkan rasa kurang tertarik terhadap mata pelajaran
diinginkan oleh siswa agar mereka bisa menyukai mata pelajaran Melakukan
Prosedur Administrasi, dan juga metode seperti apakah yang diharapkan oleh
siswa agar siswa bisa menjadi aktif dalam proses belajar mengajar.
lembar observasi awal kepada siswa sebagai data awal penelitian untuk
pada siswa dalam mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi, sebagai bukti
nyata dan juga penghitungan pendapat siswa untuk mengawali jalannya penelitian
lebih lanjut.
4
Hasil pengamatan awal peneliti yang diperoleh dari jawaban siswa dan juga
konsultasi dengan guru pamong, guru bidang studi lain, wakil kepala sekolah dan
kepala sekolah SMK Nurul Iman, diperkuat dengan jawaban siswa pada lembar
observasi awal yang diberikan oleh peneliti, peneliti menyimpulkan bahwa dari
berbagai mata pelajaran yang diberikan di sekolah, ada beberapa mata pelajaran
yang disukai dan tidak disukai siswa. Pelajaran yang disukai kebanyakan adalah
pendidikan jasmani, bahasa Inggris dan seni budaya, karena mata pelajaran ini
dianggap ringan oleh siswa dan juga cara sikap guru bidang studi tersebut dalam
Sedangkan mata pelajaran yang umumnya tidak terlalu disukai adalah mata
praktek dan nilai kompetensi yang tinggi. Selain tugas yang terlalu banyak
diberikan oleh guru kepada siswa, seringkali sikap guru bidang studi juga menjadi
penghambat dalam proses belajar mengajar dan yang tidak kalah pentingnya
adalah metode yang seringkali digunakan oleh guru bidang studi adalah metode
ceramah bervariasi.
Salah satu mata pelajaran khusus kejuruan yang kurang disukai oleh siswa
mempunyai standar KKM 70, sedangkan rata-rata kelas hasil belajar pada
semester satu hanya mencapai 65. Hal ini membuat siswa merasa terbebani untuk
Beberapa hal lain yang membuat siswa kurang menyukai mata pelajaran
waktu mengerjakan yang sangat singkat, sikap guru yang kurang tegas dalam
proses belajar mengajar dan juga metode yang digunakan oleh guru hanya
ceramah bervariasi.
beranggapan bahwa mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi itu sulit dan
siswa tidak mampu mengikuti pelajaran dan tugas-tugas praktek yang diberikan
oleh guru. Keadaan ini sangat ironis, mengingat mata pelajaran ini merupakan
salah satu induk pelajaran dari SMK (SMEA) khusunya bidang Administrasi
menyukai siswa terhadap mata pelajaran yang mengakibatkan hasil belajar siswa
menjadi rendah. Hal ini mendorong peneliti untuk membuat suatu rancangan yang
para siswa dapat mengubah cara pandang mereka terhadap pelajaran ini.
berpengaruh bagi keberhasilan belajar siswa yaitu bahan ajar, suasana belajar,
6
media dan sumber belajar serta guru sebagai subjek pembelajaran. Komponen-
menikmati suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. dengan situasi yang
nyaman dan menyenangkan, siswa akan lebih terfokus pada apa yang diberikan
siswa dalam belajar, dan juga menanamkan rasa suka terhadap pelajaran. Apabila
siswa sudah menyukai pelajaran, maka akan lebih mudah bagi mereka untuk
Media dan sumber belajar yang digunakan harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dan dapat merangsang siswa untuk lebih
hanya terletak pada persiapan dan kesesuaian dengan penetapan tujuan, media dan
sumber belajar juga harus dipilih dengan hati-hati dan bijaksana. Media dan
sumber belajar yang menarik, dan kreatif dapat membuat siswa merasa senang
media dan sumber belajar yang tepat dan aktif serta menarik sehingga bahan
pelajaran yang disampaikan dapat diterima dan dikembangkan siswa dengan baik.
pengembangan model pembelajaran yang akan digunakan oleh guru dalam proses
belajar mengajar. Dewasa ini terdapat banyak sekali model pembelajaran yang
siswa berprestasi. Cara ini dapat memaksimalkan usaha pengajaran guru melalui
Untuk menimbulkan rasa suka siswa terhadap mata pelajaran kompetensi dan
juga menghilangkan rasa jenuh dan bosan terhadap pelajaran adalah dengan cara
membuat interaksi di kelas dalam proses belajar mengajar akan menjadi lebih
maksimal.
pemanduan seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah. Apa pun mata pelajaran
yang diajarkan baik itu mata pelajaran sosial, umum bahkan mata pelajaran khusus
bagi siswa, membuat siswa merasa lebih bebas dalam berkreasi dan menunjukkan
kreativitas dengan bantuan guru secara penuh untuk menjadi siswa yang
berprestasi.
meningkatkan rasa percaya diri siswa, meningkatkan harga diri dan membuat
siswa dapat menggunakan keterampilan yang telah didapat dari proses belajar
mengajar.
9
Teaching untuk mengatasi fenomena pandangan tidak suka atau kurang menyukai
interaksi belajar yang terdiri dari delapan unsur yaitu suasana pembelajaran,
yang akan dibuat dan dirancang sedemikian rupa agar menjadi sebuah model
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
inilah awal siswa memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. SMK
merupakan jenjang pendidikan yang berbeda dari SD dan SMP. Di SMK siswa
dituntut untuk beradaptasi dengan mata pelajaran yang beragam dengan guru yang
Hal-hal inilah yang menunutut para siswa harus beradaptasi dengan cepat.
mereka takut dan kemudian menimbulkan rasa tertekan (stress). Selain stress
siswa juga dapat merasa bosan dan kurang tertarik pada mata pelajaran
menyenangkan.
Masalah rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran khusus kejuruan
oleh SMK Nurul Iman Jakarta Timur salah satunya disebabkan oleh masih
guru yang berperan aktif untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar dan
memberikan materi kepada siswa. Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar
masih sangat minim, dan metode yang seringkali digunakan adalah ceramah
bervariasi.
peneliti sebagai guru PPL yang mengajar mata pelajaran melakukan prosedur
berpengaruh pada hasil belajar siswa pada tingkat berikutnya, karena akan
Oleh sebab itu penulis merasa tertarik untuk mencoba melakukan penelitian
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian
C. Tujuan Penelitian
prosedur administrasi yang selama ini dianggap sebagai salah satu mata
D. Manfaat Penelitian
Teaching.
4. Penelitian selanjutnya.
13
BAB II
sebagai berikut :
menunjukkan bahwa proses tersebut terdiri dari banyak bagian yang saling
berkaitan serta tiap bagian memiliki fungsi tersendiri yang bekerja dalam suatu
dibuat oleh guru, yang di dalamnya terdapat berbagai metode yang akan
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dan juga strategi yang akan digunakan
dimulai dari penataan lingkungan belajar mengajar, pemilihan metode dan strategi
mengajar sampai kepada isi atau materi pelajaran yang akan disampaikan.
13
14
1 Bobbi DePorter, Mark Reardon, dan Sarah Singer Nourie. 2010. Quantum Teaching. Terjemahan Ary
Nilandari. Kaifa. Bandung. h. 32-33
2 Ibid.
3 Isjoni. Mendayagunakan Teknologi Pengajaran. Pekanbaru : UNRI Press, 2005). h. 57
15
pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang
4
menyenangkan dan bermanfaat. Sedangkan Lasa HS mengemukakan :
baik dari yang terbaik menjadi sebuah paket multisensori, multikecerdasan dan
kompatibel dengan otak yang pada akhirnya akan melejitkan kemampuan murid
untuk berprestasi.7
4 M. Sobry Sutikno. Pendidikan Sekarang dan Masa Depan. Lombok : NTP Press, 2006. h. 82
5 Lasa HS. Metode pembelajaran Quantum Teaching. PUSARA, 70. Edisi Maret-April 2001. h.17
6 Mahmun. Quantum Teaching, Pembelajaran yang Menyenangkan.
(http://mahmun.wordpress.com/2008/03/12/quantum-teaching-pembelajaran-yang-menyenangkan/)
7 Isjoni. Op Cit. h.58
8 Psychemate. Quantum Teaching. (http://psychemate.blogspot.com/2007/12/quantum-teaching.html)
16
adalah suatu model pembelajaran yang menekankan pada kemeriahan nuansa dan
menyenangkan, dan melibatkan semua unsur yang ada dalam kegiatan belajar
mengajar untuk mendapatkan sebuah hasil yang terbaik yang dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa secara maksimal. Tidak hanya memandang dari sisi hasil
yang dicapai siswa, tetapi juga dari keseluruhan proses yang berlangsung,
merangkaikan semua hal yang terbaik untuk menjadi sebuah paket multiguna
yang dapat melejitkan prestasi siswa dan juga untuk memahami bagaimana
Bobbi De Porter, dkk mengemukakan tiga kata kunci yang menjadi inti
lebih efektif dengan cara menyingkirkan hambatan dalam proses belajar dengan
melakukan tiga hal yaitu mengefektifkan semua potensi yang ada, melaksanakan
percepatan belajar dan juga memfasilitasi kegiatan belajar agar dapat berjalan
kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. Konsep ini mengingatkan
pertama untuk mendapatkan hak mengajar dari siswa. Cara memasuki dunia
siswa adalah mengaitkan materi ajar dengan peristiwa, pikiran atau perasaan
yang diperoleh dari berbagai aspek kehidupan. Setelah kaitan itu terbentuk,
guru baru bisa membawa siswa untuk memasuki dunia guru dan memberikan
Dengan demikian, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari ke dalam
Dari kelima prinsip Quantum Teaching di atas sangat terlihat bahwa dalam
guru tanpa mengabaikan usaha dan potensi siswa dalam proses pembelajaran.
Dalam Model Quantum Teaching terdapat dua bagian utama, yaitu konteks
1) Konteks
Konteks adalah latar untuk mengajar bagi guru. konteks terkait dengan
11
Ibid. h. 36-37
19
(1) Kekuatan terpendam niat. Niat kuat seorang guru seperti kepercayaan
akan kemampuan dan motivasi siswa, harus terlihat secara jelas. Studi-
(2) Jalinan rasa simpati dan saling pengertian. Untuk menarik keterlibatan
siswa, guru harus menjalin rasa simpati dan saling pengertian dengan
(5) Keteladanan. Memberi teladan adalah salah satu cara yang ampuh
bagi siswa.
kegagalan awal kesuksesan, bicara dengan niat baik, hidup di saat ini,
keseimbangan.
itu, guru hendaknya mulai mengajar dari sudut pandang bahwa guru
tersebut adalah seorang guru yang luar biasa dengan siswa-siswa yang
sangat berbakat.
21
tertentu. Prosedur adalah memberi tahu siswa apa yang diharapkan dan
pembuatannya.
(2) Alat bantu. Alat bantu dapat membantu pembelajaran siswa dengan
(4) Tumbuhan, aroma dan unsur organik lain. Tumbuhan dapat digunakan
kewaspadaan mental.
pembelajaran.
12 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki. Quantum Learning. Bandung : Kaifa. 2003. h.72
13 Bobbi DePorter, Mark Reardon, dan Sarah Singer Nourie. Op cit. h. 111
23
diperoleh siswa.),
(4) Tipe kecerdasan siswa. Menurut Bobbi De Porter dkk, Ada delapan
14
Badan-Kinestetik, Intra-Personal dan Logis-Matematis.
yang disediakan.
2) Isi
Isi adalah materi yang dimainkan di atas latar, isi pun identik dengan
penampilan dan penyajian yang prima dari seorang Quantum Teacher. Unsur-
unsur yang merupakan bagian dari seksi ini adalah sebagai berikut :
a) Pengajaran dengan penyajian yang prima
14
Bobbi DePorter, Mark Reardon, dan Sarah Singer Nourie. Op cit. h. 138-139
25
mau bertindak optimal, dan keinginan kuat bekerja sama dengan siswa.
Menurut Bobbi DePorter dkk pengajaran dengan fasilitas yang luwes dan
15
belajar. Tanya jawab belajar merupakan bagian yang penting dalam
16
jantungnya pengajaran).
15 Ibid. h. 184
16 Paul M. Hollingsworth. Questioning : Heart Of Teaching. (http://www.jstor.org/pss/30180930)
26
Hal-hal yang harus dilakukan guru untuk mengajarkan cara belajar ke pada
siswa adalah menyampaikan informasi mengenai gaya belajar/modalitas
Visual, Audiovisual dan Kinestetik dan cara-cara belajar sesuai dengan
modalitas yang dimiliki setiap siswa, keadaan prima untuk belajar, cara
17
mengorganisasi informasi, dan cara membaca yang baik.
d) Keterampilan hidup
Hal yang perlu diajarkan kepada siswa agar memiliki keterampilan hidup
adalah konsep hidup di atas dan di bawah garis serta sikap-sikap yang
menunjang. Konsep hidup di atas garis berarti tanggung jawab atas
tindakan dan mau memperbaiki, menemukan solusi dan menemukan cara
untuk menjadi lebih efektif. Sikap yang menunjang untuk hidup di atas
garis diantaranya : bertanggung jawab, punya kemauan, menentukan solusi
dan mampu menanggapi. Adapun konsep hidup di bawah garis adalah
keadaan sebaliknya dari penjelasan di atas. Sikap umum yang dimiliki
diantaranya : menyalahkan orang lain, membenarkan kesalahan,
18
mengingkari dan menyerah.
Tugas guru dalam hal ini bukan hanya mengajarkan secara teoretis tetapi
juga secara praktis dan konsisten sesuai dengan konsep Quantum Teacher yang
harus mampu menjadi teladan bagi siswa. Pengajaran secara praktis dan konsisten
17 Bobbi DePorter, Mark Reardon, dan Sarah Singer Nourie. Op cit. h. 209-243
18 Ibid. h. 245-261
27
kemampuan siswa atau guru, yang hanya di arahkan untuk mencapai penguasaan
kemampuan yang sifatnya akademis, atau sekedar cerdas secara kognitif, tetapi
2. Hasil Belajar
antara orang yang belajar dengan lingkungannya. Belajar adalah suatu proses yang
aktif, artinya orang yang belajar itu ikut serta dalam proses itu dengan aktif.
20
berwujud pribadi, fakta, konsep, ataupun teori. Dalam hal ini terkandung suatu
maksud bahwa proses interaksi itu adalah proses internalisasi dari sesuatu ke
19 Sumadi Suryabrata. Psikologi Pendidikan. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada , 2008). h.232
20 Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2008) h. 22
28
dalam proses diri yang belajar dan dilakukan secara aktif dengan segenap panca
oleh Ngalim Purwanto, yaitu belajar adalah setiap perubahan yang relatih
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman. 21
dikatakan dengan pasti apa sebenernya pengertian mutlak dari belajar. Banyak
yang beranggapan bahwa belajar adalah menuntut ilmu atau mencari ilmu. Dalam
proses belajar itu siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang pelajaran
yang diikutinya. Pengetahuan baru itu merupakan hasil belajar berupa kognitif
(pemahaman), ini jelas bahwa perubahan yang terjadi dari proses belajar itu adalah
kegiatan psikis sehingga hasilnya merupakan perbuatan psikis, seperti sikap dan
tingkah laku. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain mengatakan bahwa,
22
belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan.
Belajar merupakan suatu proses atau kegiatan dimana kegiatan itu timbul
perubahan oleh faktor-faktor yang tidak dianggap latihan. Belajar adalah kegiatan
yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap
penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar
yang dialami siswa baik ketika berada di dalam sekolah maupun di lingkungan
Dalam arti luar hakikat belajar adalah tahapan perubahan perilaku siswa
yang relative positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang
siswa selalu dituntut untuk serius dalam pelajaran, karena dengan potensinya
Beberapa definisi lain tentang belajar yang dikutip oleh Sardiman antara
23
Sardiman A.M. Op cit. h. 20
30
Dari ketiga definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu
meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subjek belajar
keikutsertaan siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar. Orang yang belajar
diantaranya :
dari suatu sistem pemrosesan (input).25 Dalam hal ini masukan dari sistem
hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh setelah anak melalui kegiatan
26
belajar.
adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku
yang diinginkan untuk dikuasai oleh siswa menjadi unsur penting sebagai dasar
acuan penilain.
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada orang yang
telah belajar, misalnya perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan dari
tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar akan tampak pada setiap
perubahan pada aspek-aspek antara lain : pengetahuan, emosional,
25 Mulyono Abdurrahman. Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2003. h.
38
26 Ibid.
27 Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2005. h.3
32
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah keluaran (output), kemampuan baru dan
sikap seluruh kecakapan dan hasil yang dinyatakan dengan angka-angka atau
nilai-nilai yang diukur dengan tes hasil belajar yang didapatkan dari sistem
masukan (input) yang diperoleh dari informasi dan proses serta kegaiatan belajar
Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut
terutama terjadi berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak
pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru
dan siswa. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan
tindak mengajar. Pengertian hasil belajar menurut Dimyati dan Mudjiono, yaitu :
Dimyati dan Mudjiono, perubahan tingkah laku yang didapat setelah proses
laku dan kemampuan pribadi siswa melalui penilaian ketercapaian proses belajar
yang dilihat dari segi kemampuan secara kognitif, afektif dan psikomotorik.
surat harus ditangani secara khusus dan profesional dan oleh orang yang betul-
tentang kegiatan korespodensi yang sangat penting dikuasai oleh lulusan SMK
30
Ibid. h. 26-30
34
data untuk menentukan sejauh mana dalam hal apa, dan bagaimana tujuan
31
pendidikan sudah tercapai. Menurut Dimyati yang dimaksud dengan
evaluasi hasil belajar adalah proses untuk menentukan nilai belajar siswa
pengertian evaluasi hasil belajar kita dapat ketahui bahwa tujuan utamanya
Hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar pada akhirnya difungsikan dan
b) Untuk seleksi,
d) Untuk penempatan.
Sistem evaluasi hasil belajar yang digunakan di SMK Nurul Iman Jakarta
mengemukakan bahwa :
Tes sumatif adalah tes yang memberikan tanda kepada siswa bahwa
mereka telah mengikuti program dan untuk menentukan posisi kemampuan
siswa dibandingkan dengan kawan atau kelompoknya, maka tidak
diperlukan suatu tuntutan harus berapa tingkat penguasaan yang dicapai.
Sedangkan tes formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir
program belajar mengajar(PBM) untuk melihat tingkat keberhasilan PBM
itu sendiri.33
dan kajian teori maka dapat diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut :
Jakarta Timur.
33
Arikunto. Op Cit. h. 47-48
36
BAB III
A. Subyek Penelitian
siswa. Subyek dipilih di SMK Nurul Iman Jakarta Timur karena merupakan
beralamat di Jalan Pisangan Baru Timur Nomor 4 Jakarta Timur. Karena sekolah
Lapangan (PPL) sehingga peneliti dapat melakukan secara bersamaan antara PPL
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini berlangsung selama 3 bulan, sejak bulan April sampai
Juni 2011. Waktu inilah yang dianggap efektif bagi peneliti melakukan penelitian.
36
37
C. Metode Penelitian
reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan
masalah dengan penerapan langsung.2 Hal ini berarti penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk memberikan solusi dari suatu
masalah yang ada dalam proses pembelajaran di kelas. Hasil dari penelitian ini
akan dijabarkan dalam kalimat-kalimat serta angka-angka yang akan dipakai untuk
Penelitian ini harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam
kelas. Menurut Arikunto, dkk. kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu
3
yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
Pada penelitian ini penulis dibantu oleh dua kolaborator. Kolaborator satu
adalah Dra. Yeti Suciati sebagai guru mata pelajaran Melakukan Prosedur
adalah Sari Pertiwi sebagai teman sejawat penulis. Kedua kolaborator ini akan
1 Wijayah Kusumah, Dedi Dwitagama. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Indeks. 2009.
h.20
2 Sumadi Suryabrata. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2003. h.94
3 Arikunto, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara. 2008. h. 58
38
4
penelitian tindakan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Untuk
lebih jelasnya mengenai siklus Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis &
McTaggart, dibawah ini gambar tentang siklus penelitian, yaitu sebagai berikut :
Gambar III. 1.
Siklus PTK Menurut Kemmis & Taggart, 1990.
Sumber : Wijaya Kusuma, Dedi Dwigatama. Mengenal Penelitian Tindakan
Kelas. (Jakarta : Indeks, 2009). h. 21
4
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta : PT Bumi Aksara. 2005. h.
214
39
tindakan kelas ini, peneliti menggunakan tiga siklus. Adapun rincian tahapan
kegiatan penelitian tindakan kelas mulai dari siklus pertama sampai dengan siklus
ketiga yaitu :
I. Siklus Pertama
1. Perencanaan
Jakarta Timur yang sebelumnya pernah dikaji dalam observasi awal. Peneliti
bertindak sebagai guru dan dibantu oleh teman sejawat (kolaborator) dan
Pada siklus ini peneliti dan guru pamong sudah menentukan materi yang
akan di gunakan untuk objek penelitian pada saat observasi awal. Dan
peneliti juga menentukan soal post-test dan lembar jawaban post-test untuk
dengan :
40
umum.
ruangan kelas, agar siswa dapat selalu membaca dan termotivasi untuk
belajar.
2. Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I terdiri dari dua bagian yang
PERTEMUAN I
KEGIATAN PENJELASAN
A. Kegiatan - Guru telah menunggu 5 menit sebelum pembelajaran dimulai di
Awal kelas eksperimen (lab multimedia), dengan memutar musik pop
modern untuk menunggu siswa memasuki kelas.
- Guru mengabsen siswa yang masuk dan mengatur tempat duduk
siswa.
- Siswa masuk ke dalam kelas dan duduk di kursi yang telah diatur
membentuk huruf U.
- Guru menayangkan video berdurasi 6 menit mengenai
SuperCamp, sekolah khusus yang menggunakan model Quantum
teaching dalam proses belajar mengajar.
PERTEMUAN II
KEGIATAN PENJELASAN
A. Kegiatan - Guru telah menunggu 5 menit sebelum pembelajaran dimulai di
Awal kelas eksperimen (lab multimedia), dengan memutar musik pop
modern untuk menunggu siswa memasuki kelas.
- Guru mengabsen siswa yang masuk dan mengatur tempat duduk
siswa. Siswa yang terlambat akan menerima hukuman sesuai
dengan kesepakatan kelas.
- Siswa masuk ke dalam kelas dan duduk di kursi yang telah diatur
secara berkelompok membentuk huruf U.
- Suasana kelas sudah terkondisikan untuk pembelajaran Quantum
Teaching : kesepakatan kelas dan poster afirmasi sudah ditempel,
ruang kelas lebih segar dengan pemberian pengharum ruangan.
- Guru menjelaskan rencana pembelajaran untuk satu pokok
bahasan dan mengingatkan tim yang bertugas membuat ringkasan
dan presentasi kesimpulan materi
- Pemberian motivasi kepada siswa dengan penayangan slide
mengenai 5 tokoh sukses yang awalnya gagal namun kemudian
menjadi sukses karena belajar.
- Menjelaskan mengenai AMBAK (Apa Manfaatnya BAgi Ku
mengenai pokok bahasan hari ini), menyebutkan tujuan
pembelajaran macam-macam surat dinas kepada siswa.
- Guru memutar musik pembuka belajar dengan jenis musik popular
modern yang riang selama 3 menit. Kemudian membuka pelajaran
dengan menempelkan poster ikon untuk materi hari itu yaitu
macam-macam surat dinas.
43
3. Pengamatan /Observasi
4. Refleksi
Quantum Teaching pada siklus pertama yang harus di perbaiki pada siklus
1. Perencanaan
kesulitan pada siklus pertama, baik dari segi siswa, guru dan materi. Serta
menyiapkan daftar pertanyaan, soal post test dan lembar post test.
Pada siklus ini peneliti dan guru pamong sudah menentukan materi yang
akhir pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan
PERTEMUAN III
KEGIATAN PENJELASAN
A. Kegiatan - Guru telah menunggu 5 menit sebelum pembelajaran dimulai di
Awal kelas eksperimen (lab multimedia), dengan memutar musik pop
modern untuk menunggu siswa memasuki kelas.
- Guru mengabsen siswa yang masuk dan mengatur tempat duduk
siswa. Siswa yang terlambat akan menerima hukuman sesuai
dengan kesepakatan kelas.
- Siswa masuk ke dalam kelas dan duduk di kursi yang telah diatur
membentuk lingkaran.
- Guru menjelaskan rencana pembelajaran untuk satu pokok
bahasan dan mengingatkan tim yang bertugas membuat ringkasan
dan presentasi kesimpulan materi
- Pemberian motivasi kepada siswa dengan menggunakan
powerpoint menceritakan ilustrasi mengenai biji yang ditanam di
tiga tempat berbeda yang menggambarkan penerimaan informasi
dengan tiga respon berbeda.
- Apersepsi materi sebelumnya yaitu macam-macam surat dinas
dengan menggunakan permainan whats my line, dimana guru
menyediakan potongan kertas berisi nama surat, dan secara acak
akan dipanggil 5 siswa untuk mengambil kertas dan berusaha
memberikan petunjuk-petunjuk kepada siswa lainnya, dimana
siswa yang lain diminta menebak surat apakah yang dimaksud, 1
surat diberi waktu 2 menit untuk dimainkan dalam games, bagi
46
3. Pengamatan/Observasi
pembelajaran.
4. Refleksi
Teaching pada siklus kedua yang harus di perbaiki pada siklus ketiga
1. Perencanaan
segi siswa, guru dan materi. Pada siklus ini peneliti dan guru pamong
meneruskan dari siklus kedua. Dan peneliti juga menentukan soal post-
di awal sebagi pembukaan dan akhir dalam waktu pelaksanaan post test,
iringan musik.
2. Pelaksanaan Tindakan
PERTEMUAN IV
KEGIATAN PENJELASAN
A. Kegiatan - Guru telah menunggu 5 menit sebelum pembelajaran dimulai di
Awal kelas eksperimen (lab multimedia), dengan memutar musik pop
modern untuk menunggu siswa memasuki kelas.
- Guru mengabsen siswa yang masuk dan mengatur tempat duduk
siswa. Siswa yang terlambat akan menerima hukuman sesuai
dengan kesepakatan kelas.
- Siswa masuk ke dalam kelas dan duduk di kursi yang telah diatur
membentuk corak tim, dimana siswa duduk secara berkelompok
dan tempat duduk kelompok dibuat setengah lingkaran
menghadap ke arah whiteboard.
- Guru menjelaskan rencana pembelajaran untuk satu pokok
bahasan dan mengingatkan tim yang bertugas membuat ringkasan
dan presentasi kesimpulan materi
- Pemberian motivasi kepada siswa dengan menjelaskan bahwa
latihan praktek berkelompok akan mencari 3 kelompok pertama
dengan nilai tertinggi, yang nantinya akan menempati peringkat I,
II, dan III khusus untuk hari ini dan guru sudah menyediakan
hadiah untuk ketiga juara sebagai reward dan pemicu motivasi
siswa untuk berkompetisi.
49
3. Pengamatan/Observasi
kegiatan pembelajaran.
4. Refleksi
namun jika hasil belum mencapai tujuan, maka penelitian ini akan
Dalam penelitian tindakan kelas, tidak ada ketentuan jumlah siklus. Apabila
belum terjadi perubahan atau peningkatan, penelitian dapat dilanjutkan pada siklus
D. Instrumen Penelitian
1. Lembar Observasi
pada tim ahli. Lembar panduan observasi ini digunakan untuk mengumpulkan
data mengenai hasil kerja peneliti dan aktivitas belajar siswa selama tindakan
didapat melalui panduan observasi ini adalah data yang berkaitan dengan
2. Kuisioner
mengajar sebelum penelitian dilakukan yang dilihat dari sudut pandang siswa,
Kuisioner yang diberikan kepada siswa terdiri dari kuisioner terbuka dan
untuk menjawab pertanyaan dengan lebih bebas dan penjelasan yang lebih
panjang. Kuisioner tertutup hanya terdiri dari jawaban ya dan tidak, dimana
3. Hasil Belajar
Digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar. Tes ini
dicapai. Soal siklus tersebut disusun secara bersama-sama tim peneliti dan
guru kolabolator.
E. Analisis Data
kelas. Dengan melakukan refleksi, peneliti akan memiliki wawasan autentik yang
akan membantu dalam menafsirkan datanya tetapi perlu di ingat bahwa dalam
menganalisis data sering peneliti menjadi terlalu subjektif dan oleh karena itu
perlu diadakan diskusi untuk melihat datanya melalui perspektif yang berbeda
yang di sebut triangulasi. Dengan kata lain usaha triangulasi hendaknya di lakukan
Pada tahap ini data di seleksi, di fokuskan, jika ada perlu ada yang di
reduksi atau memilah-milah data karena pada tahap ini sering disebut
2. Membeberkan data
3. Penarikan kesimpulan.
BAB IV
kondisi awal, pada saat siswa belum menggunakan model Quantum Teaching
dalam proses pembelajaran. Kondisi inilah yang dijadikan titik awal pengukuran
penelitian tindakan.
Sebelum penelitian dilakukan, hanya sebagian kecil saja siswa yang mampu
memenuhi KKM sebesar 7,0 sedangkan yang lainnya masih belum mencapai
kompetensi yang ditentukan oleh sekolah. Saat itu model pembelajaran yang
mana siswa menerima materi dari guru dalam bentuk modul dan kemudian
diterangkan setelah terlebih dahulu diberikan tugas meringkas oleh guru kelas
mengharapkan siswa dapat siap terlebih dahulu dengan tugas yang diberikan agar
proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dengan waktu yang terbatas,
namun dengan metode tersebut hasil yang diperoleh kurang memuaskan. Siswa
54
55
merasa bosan dan akhirnya kurang tertarik pada mata pelajaran yang
bersangkutan.
belajar, dan juga bagaimana cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
dari Bobby de Porter bahwa belajar yang menyenangkan dapat membuat siswa
menjadi lebih nyaman dalam suasana belajar dan bagaimana guru dapat
belajar siswa, maka peneliti pun menetapkan Quantum Teaching sebagai model
oleh para siswa yang berkaitan dengan proses pemahaman materi pada mata
bahwa metode mengajar guru yang akan membuat suasana belajar menjadi
Tabel IV.1
Kriteria Responden %
Sikap Guru 10 31
Pengaturan Kelas 5 16
Suasana Kelas 5 16
Total 32 100
membantu siswa merasa nyaman dalam proses belajar mengajar, hal ini senada
terdapat dalam proses belajar dapat menciptakan rasa nyaman dan suasana
mengajar sangat diperlukan peran aktif guru sebagai motivator dan pengajar, sikap
guru yang serius tapi santai, ramah, aktif dan humoris seringkali menjadi kekuatan
bagi guru untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses belajar
mengajar. Namun tidak cukup hanya dengan sikap guru saja, dalam proses belajar
mengajar pengaturan kelas dan suasana kelas juga turut berperan serta dalam
dalam proses belajar mengajar adalah metode pembelajaran yang digunakan guru
untuk memberikan materi kepada siswa. Dengan metode yang berpusat pada
siswa, yang membuat siswa ikut aktif dalam proses belajar mengajar akan sangat
digunakan akan membawa siswa ikut masuk ke dalam dunia yang diciptakan oleh
guru dan akhirnya membuka pintu bagi guru masuk ke dalam dunia siswa, hal ini
senada dengan asas utama model pembelajaran Quantum Teaching yaitu Bawalah
Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka.
Metode yang seringkali digunakan oleh guru kelas adalah ceramah bervariasi
dan resitasi, di mana siswa diberikan tugas untuk meringkas mata pelajaran
berikutnya sebagai salah satu usaha untuk mempersiapkan materi bagi siswa
Metode ini digunakan oleh sebagian besar guru kelas dalam menjalankan proses
belajar mengajar, hal ini lah yang akhirnya membuat siswa menjadi jenuh dan
tidak tertarik untuk belajar. Dari hasil kuisioner observasi keadaan awal siswa
didapatkan data bahwa sebanyak 56% siswa menginginkan metode belajar yang di
dalamnya terdapat permainan baik yang bersifat kompetisi, maupun bersifat kuis
dan sebanyak 28% siswa yang menginginkan metode belajar diskusi dan sisanya
sebanyak 16% memilih metode lainnya. Alasan siswa banyak memilih metode
permainan adalah agar mereka tidak cepat merasa bosan dalam belajar, dan juga
58
menumbuhkan sifat kompetitif dan persaingan yang sehat di dalam kelas. Siswa
yang memilih metode diskusi kelompok beralasan bahwa dengan berdiskusi siswa
akan lebih cepat mengerti materi yang disampaikan karena akan timbul rasa
partisipasi dalam tiap kelompok dan mengurangi rasa malu karena harus bertanya
Tabel IV.2
Kriteria Responden %
Permainan (Games) 18 56
Diskusi Kelompok 9 28
Metode Lainnya 5 16
Total 32 100
mengubah suasana belajar yang selama ini monoton dan tidak menarik menjadi
inofativ dan kreatif yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan
Oleh sebab itu, untuk mengatasi kendala-kendala yang ada peneliti dalam hal
peneliti bertindak langsung sebagai tenaga pengajar di kelas dan guru pelajaran
berlaku, target yang ingin dicapai oleh peneliti adalah rata-rata kelas hasil belajar
ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Apabila target yang ditentukan sudah dapat
tindakan ini dalam tiga siklus. Siklus pertama siswa belajar menggunakan metode
tempat duduk siswa membentuk huruf U serta adanya penayangan video. Siklus
60
dan pengaturan tempat duduk siswa berbentuk lingkaran. Siklus ketiga siswa
kemampuan siswa dalam memahami materi. Dalam setiap siklus, peneliti bersama
diolah untuk menjadi bahan pertimbangan apakah tujuan penelitian telah tercapai.
kendala sehingga tujuan penelitian belum dapat terlaksana, maka perbaikan dan
perubahan akan dilakukan pada siklus kedua dengan mengacu kepada data yang
didapat dari siklus pertama dengan harapan siklus kedua dapat mewujudkan tujuan
data acuan untuk siklus ketiga dimana siklus ketiga adalah siklus terakhir dari
Quantum Teaching.
61
Secara garis besar kegiatan penelitian tindakan siklus I dapat dilihat dalam
gambar IV.1 di bawah ini. Hasil pelaksanaan pada siklus I dijadikan dasar untuk
Gambar IV. 1
Siklus I
Peneliti bersama
kolaborator I dan II
Peneliti dan membuat Rencana
kolaborator pembelajaran MPA
menganalisa tingkat dengan
PERENCANAAN
hasil belajar siswa memperkenalkan
dan merinci model Quantum
berbagai masalah Teaching
yang terdapat pada
siklus pertama
REFLEKSI TINDAKAN
P
P
62
1. Perencanaan Siklus I
media yang akan digunakan, kartu pendapat yang akan digunakan untuk
metode Polling, nomor yang akan dipakai untuk metode Number Head
yang telah disesuaikan dengan program kerja guru SMK Nurul Iman Jakarta
kolaborator I dan II serta menyusun alat evaluasi pembelajaran untuk tes hasil
belajar siklus I.
63
Kegiatan belajar mengajar pada pertemuan pertama dari siklus pertama ini
diikuti oleh tiga puluh satu siswa (daftar siswa dapat dilihat pada lampiran).
pembelajaran.
tim bertugas untuk membuat poster afirmasi, diskusi dan presentasi kelompok
berlangsung.
TABEL IV. 3
Narulita Mulyani
kelas X-AP1 yang mayoritas adalah siswa putri, tujuh orang siswa tersebut
terjadi keriuhan dan suasana pun menjadi sedikit santai, bermacam-macam reaksi
65
yang diberikan oleh siswa namun semua menerima keputusan yang telah dibuat.
Selama proses pembagian kelompok peneliti memutar musik klasik riang sebagai
peraturan dan kebijakan dan prosedur kelas. Pembuatan landasan dan kesepakatan
kelas dilakukan dengan menggunakan metode polling dan sharing, di mana siswa
menuliskan di kertas yang telah disediakan oleh kolaborator II satu hal yang
ditukar dengan teman secara acak beberapa kali agar tidak terdeteksi dari siapa
kertas pendapat itu berasa. Setelah itu diadakan sharing atau jajak pendapat
dengan menyebutkan hal-hal yang tidak disukai baik yang berasal dari siswa
sendiri maupun dari guru. Siswa menjadi terbuka dan berani berpendapat
mengenai kondisi seperti apa yang mereka tidak sukai dalam proses pembelajaran.
Sepuluh hal yang paling tidak di sukai menjadi sepuluh larangan kelas dimana
dinas dengan menggunakan power point, siswa telah diberikan modul terlebih
dahulu sehingga tidak perlu mencatat, mereka hanya perlu menandai bagian-
bagian yang penting untuk membuat peta pikiran sehingga lebih mudah dalam
Kegiatan belajar mengajar pada pertemuan kedua dari siklus pertama ini
diikuti oleh tiga puluh dua siswa (daftar siswa dapat dilihat pada lampiran).
siswa dan mengatur tempat duduk siswa berbentuk huruf U yang telah
menempelkan sendiri poster afirmasi yang sudah dibuat oleh setiap kelompok
berawal dari kegagalan, yang disebut oleh dunia orang-orang bodoh tetapi
menjadi sukses karena terus belajar dan tidak menyerah yaitu Adam Khoo, Bill
Gates, Mark Zuckerberg, Thomas Alfa Edison dan Susi Pujiastuti. Setelah
AMBAK (Apa Manfaatnya BAgi Ku). Peneliti memutar musik klasik popular
8 disesuaikan dengan materi surat dinas yang akan dipelajari yaitu sebanyak 8
surat dinas. Siswa dipersilahkan memilih kertas bernomor lalu meringkas dan
mempelajari materi yang sesuai dengan nomor yang didapat. Peneliti telah
menentukan surat nomor berapa yang akan maju terlebih dahulu dan
sesuai dengan waktu yang diberikan kepada siswa untuk meringkas dan
Beberapa siswa dengan nomor surat yang terpilih maju ke depan dan
reward dari peneliti. Kelompok surat yang terpilih adalah surat kuasa, surat
perintah, dan surat undangan. Tiga siswa yang berhasil menjawab pertanyaan
dan mendapatkan nilai tambahan adalah Arysia Nur M., Yanuar Pratama dan
Endra Cahyono.
melakukan post test hasil belajar siklus I, bentuk tes yang diberikan adalah
Untuk peneliti :
yang aktif, siswa yang masih pasif jadi tidak mendapat kesempatan
member contoh.
Untuk siswa :
pelajaran.
pembuatan poster dan penggunaan warna yang sesuai untuk poster. Dari
tugas kelompok siklus I pembuatan poster afirmasi, 71% siswa sudah bisa
sesuai, 65% siswa menggunakan gambar yang menarik, 70% siswa sudah
rapih dalam membuat poster dan 75% siswa menggunakan warna yang
Gambar IV.2
TABEL IV. 4
1. Tema 71%
3. Gambar 65%
4. Kerapihan 70%
5. Warna 75%
d. Surat dinas yang dibahas secara detail hanya surat dinas yang terpilih
untuk maju ke depan yaitu hanya surat kuasa, surat perintah dan surat
pengumuman, surat yang lain tidak terfokus oleh siswa yang lain.
f. Hasil belajar siswa pada siklus pertama dirata-ratakan yaitu 67. Nilai
terendah yang diperoleh siswa adalah 45 dan tertinggi adalah 86. Siswa
yang belum mencapai KKM (kurang dari 70) sebanyak 21 siswa, siswa
yang mencapai KKM (nilai 70) sebanyak 3 siswa dan siswa yang
melampaui KKM (lebih dari 70) sebanyak 8 siswa. Data hasil belajar
deskripsi hasil belajar siswa dalam bentuk diagram dan tabel presentase
sebagai berikut :
71
Gambar IV. 3
TABEL IV. 5
85 100 1 3%
75 84 5 16%
65 74 9 28%
55 64 16 50%
<55 1 3%
Total 32 100
72
4. Refleksi Siklus I
dikatakan belum berhasil secara maksimal karena siswa belum terbiasa belajar
nyaman dan makin aktif dalam pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa
dapat meningkat.
Agar tindakan siklus kedua berjalan dengan baik, maka perlu diadakan
siswa yang aktif, melainkan terus mendorong siswa yang pasif untuk
ikut berpartisipasi.
pembelajaran.
terlebih dahulu.
e. Peneliti harus mengkaji ulang pengaturan kelas dan alokasi waktu yang
digunakan, agar siswa merasa lebih santai dan bisa menikmati suasana
sama pentingnya.
Secara garis besar kegiatan penelitian tindakan siklus II dapat dilihat dalam
gambar IV.4 di bawah ini. Hasil pelaksanaan pada siklus II dijadikan dasar untuk
Gambar IV. 4
Siklus II
Peneliti bersama
kolaborator I dan II
Peneliti dan membuat Rencana
kolaborator pembelajaran MPA
menganalisa tingkat dengan mengubah
PERENCANAAN
hasil belajar siswa pengaturan tempat
dan merinci duduk menjadi
berbagai masalah lingkaran
yang terdapat pada
siklus kedua
REFLEKSI TINDAKAN
Pelaksanaan
pembelajaran model
Quantum Teaching
Pengamatan menggunakan
langsung oleh OBSERVASI permainan dengan
kolaborator I dan materi pokok
II bersamaan pengertian dokumen,
dengan jalannya jenis-jenis dan sifat
proses belajar dokumen
mengajar
75
1. Perencanaan Siklus II
digunakan untuk metode permainan, musik klasik yang akan digunakan dalam
kerja guru SMK Nurul Iman Jakarta Timur khususnya mata pelajaran
Kegiatan belajar mengajar pada siklus kedua ini diikuti oleh tiga puluh dua
siswa (daftar siswa dapat dilihat pada lampiran). Waktu pertemuan kegiatan
siswa dan mengatur tempat duduk siswa berbentuk lingkaran yang telah
pengurangan nilai.
powerpoint mengenai ilustrasi motivasi yaitu benih yang ditanam ditiga tempat
yang berbeda. Benih yang ditanam di pinggir jalan, benih yang ditanam di
semak belukar dan benih yang ditanam di tanah yang subur yang
menggambarkan ilmu yang diterima oleh siswa akan tumbuh sesuai dengan
pokok bahasan hari ini dan menjelaskan mengenai AMBAK (Apa Manfaatnya
BAgi Ku). Peneliti memutar musik klasik popular modern selama tiga menit
menyiapkan kertas petunjuk yang berisi nama surat dinas, 5 siswa akan dipilih
mengenai surat yang dimaksud, siswa yang berhasil menebak surat yang
Dari lima siswa yang terpilih, hanya tiga siswa yang berhasil memberikan
petunjuk dari nama surat yang ada di kartu petunjuk dengan benar yaitu Sri
Agustina, Dina Anjarwati dan Akbar Apriandes dan tiga siswa yang berhasil
menebak surat yang dimaksud yaitu Yanuar Pratama, Sutrisnda dan Ditya.
Keenam siswa tersebut mendapat tambahan nilai sebagai reward dari peneliti.
pikiran dari hand-out materi yang telah dijelaskan oleh peneliti dalam waktu 5
menit dan hasil peta pikiran tersebut dipresentasikan secara bergantian oleh
semua kelompok.
hasil peta pikiran yang dibuat dari tiap-tiap materi yang dibagikan kepada tiap
tugas kelompok siklus II. Kemudian peneliti menyimpulkan materi yang telah
disampaikan dan melakukan post test hasil belajar siklus II, bentuk tes yang
Untuk peneliti :
mengatur kelas.
siswa yang rebut sudah mulai berkurang dan sudah mulai bisa
Untuk siswa :
b. Siswa sudah mulai ikut berperan aktif dalam semua proses kegiatan
secara baik, hanya pada saat presentasi masih terlihat malu dan tidak
pembuatan peta pikiran yang tepat dan menarik, sedangkan hal lain yang
92% siswa sudah bisa membuat peta pikiran yang sesuai dengan materi,
namun hanya 69% siswa membuat peta pikiran yang menarik, 75% siswa
70% siswa sudah menunjukkan tingkat kepercayaan diri yang tinggi dalam
berikut :
80
Gambar IV. 5
TABEL IV. 6
e. Hasil belajar siswa pada siklus kedua dirata-ratakan yaitu 69,63. Nilai
terendah yang diperoleh siswa adalah 53 dan tertinggi adalah 93. Siswa
yang belum mencapai KKM (kurang dari 70) sebanyak 14 siswa, siswa
yang mencapai KKM (nilai 70) sebanyak 2 siswa dan siswa yang
melampaui KKM (lebih dari 70) sebanyak 16 siswa. Data hasil belajar
deskripsi hasil belajar siswa dalam bentuk diagram dan tabel presentase
sebagai berikut :
Gambar IV. 6
12
10
0
<55 56-64 65-74 75-84 85-100
82
TABEL IV. 7
85 100 2 6%
75 84 8 25%
65 74 12 38%
55 64 8 25%
<55 2 6%
Total 32 100
4. Refleksi Siklus II
beberapa siswa yang justru mengalami penurunan nilai, dan beberapa siswa
yang mengalami peningkatan nilai secara signifikan. Hal ini berarti beberapa
menyukai dengan model pembelajaran ini atau tidak dapat mengikuti proses
Agar tindakan siklus ketiga berjalan dengan baik, maka perlu diadakan
a. Dalam pemberian tugas agar memberikan waktu yang lebih lama bagi
tugas
dekat alasan apa yang membuat siswa tersebut tidak dapat bekerja
waktu yang digunakan, agar siswa merasa lebih santai dan bisa
Secara garis besar kegiatan penelitian tindakan siklus III dapat dilihat dalam
gambar IV. 7 di bawah ini. Hasil pelaksanaan pada siklus I, II dan III dijadikan
84
Gambar IV. 7
Siklus III
at g oses belajar
ha a mengajar
sil m
bel at
aja a
P r n
e sis la
n wa n
e da gs
l n u
i me n
t rin g
i ci ol
be e
d rb h
a ag k
n ai ol
ma a
k sal b
o ah or
l ya at
a ng o
b ter rI
o da d
r pa a
a t n
t pa II
o da b
r sikl er
us s
m ke a
e tig m
n a a
g a
a n
RE d
n
FL e
a
l EK n
i SI g
s a
a n
ja
t la
i n
n n
P y
g
e a
k
n pr
aktek
dan
demonstrasi dengan
materi pokok praktek
Peneliti bersama kolaborator
penataan surat
I dan II membuat Rencana
pembelajaran MPA
dan mengubah
PER
ENC
ANA
AN
pengaturan tempat duduk
menjadi corak tim
TINDAKAN
Pelaksanaan pembelajaran
model
Quantum Teaching
m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n
O
B
S
E
R
V
A
S
I
m
e
t
o
d
e
p
r
85
mempersiapkan media yang akan digunakan, guide yang akan dibagikan untuk
praktik penataan dokumen, musik klasik yang akan digunakan dalam proses
perbedaan sifat dokumen dan fungsi dokumen yang telah disesuaikan dengan
program kerja guru SMK Nurul Iman Jakarta Timur khususnya mata pelajaran
Kegiatan belajar mengajar pada siklus ketiga ini diikuti oleh tiga puluh dua
siswa (daftar siswa dapat dilihat pada lampiran). Waktu pertemuan kegiatan
siswa dan mengatur tempat duduk siswa berbentuk corak tim dimana siswa
kelas yang telah dibuat maka siswa yang terlambat akan mendapatkan reward
penataan dokumen berkelompok akan menjadi kompetisi tim, dimana tiga tim
terbaik yang menjadi juara akan mendapatkan hadiah khusus dari peneliti dan
memutar musik klasik popular modern selama tiga menit kemudian membuka
secara acak untuk menjawab pertanyaan dari peneliti, siswa yang berhasil
Dari tiga siswa yang terpilih, semuanya berhasil menjawab pertanyaan dengan
benar yaitu Putri Andini, Yesi Wahyuni dan Priyatna. Ketiga siswa tersebut
menampilkan slide power point berisi materi perbedaan sifat dokumen dan
dilakukan satu kali dan tidak ada pengulangan, jadi siswa harus benar-benar
dan hasil akhir dari praktik penataan dokumen surat niaga akan dinilai
kelengkapan surat.
kelompok siklus III, dan sebagai penilaian kompetisi tim. Kemudian peneliti
menyimpulkan materi yang telah disampaikan dan melakukan post test hasil
belajar siklus III, bentuk tes yang diberikan adalah pilihan essay sebanyak tiga
soal.
88
Untuk peneliti :
dengan baik.
siswa yang rebut sudah mulai berkurang dan sudah mulai bisa
nilai kecepatan.
Untuk siswa :
a. Siswa sudah bersikap kondusif dan tidak ada lagi gangguan yang
b. Siswa sudah mulai ikut berperan aktif dalam semua proses kegiatan
sudah dijelaskan oleh guru, siswa lebih mengejar waktu yang cepat
89
kecemburuan sosial.
dokumen dengan rapih, 86% siswa sudah terampil membuat surat niaga
dengan lengkap.
kompetisi tim diukur dalam bentuk diagram dan tabel presentase sebagai
berikut :
90
Gambar IV. 8
TABEL IV. 8
d. Hasil belajar siswa pada siklus ketiga dirata-ratakan yaitu 73,84. Nilai
terendah yang diperoleh siswa adalah 55 dan tertinggi adalah 94. Siswa
yang belum mencapai KKM (kurang dari 70) sebanyak 13 siswa, siswa
yang mencapai KKM (nilai 70) sebanyak 1 siswa dan siswa yang
melampaui KKM (lebih dari 70) sebanyak 18 siswa. Data hasil belajar
deskripsi hasil belajar siswa dalam bentuk diagram dan tabel presentase
sebagai berikut :
Gambar IV. 9
TABEL IV. 9
85 100 8 25%
75 84 8 25%
65 74 7 22%
55 64 9 28%
<55 0 -
Total 32 100
dapat dikatakan sudah berhasil walaupun belum maksimal, karena rata-rata tes
hasil belajar siklus ketiga menunjukkan siswa sudah melampaui KKM yang
titentukan oleh sekolah yaitu sebesar 73,84. Hal ini berarti siswa sudah mulai
pembelajaran ini pun sudah mulai berkurang dan penurunan nilai yang dialami
dapat terus aktif dalam pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa dapat
ditulis pada lembar observasi kolaborator I dan II, maka hal-hal yang perlu
diperbaiki adalah :
waktu yang digunakan, agar siswa merasa lebih santai dan bisa
waktu yang lebih lama, jangan terlalu singkat karena jawaban soal
essay akan memerlukan waktu lebih lama bagi murid untuk berpikir
Penelitian ini dalam tiga siklus, pada siklus ketiga penelitian dihentikan
karena sudah terlihat peningkatan yang berarti pada hasil belajar siswa dan siswa
Berikut ini gambar diagram hasil belajar siswa dari siklus I sampai dengan
Gambar IV. 10
74
72
70
68
Diagram Hasil Belajar Siswa
66 Siklus I s.d Siklus III
64
62
60
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
Dari diagram di atas terlihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari
sebelum penelitian tindakan dilakukan sampai kepada siklus III. Hal ini
Melakukan Prosedur Administrasi sudah dapat dicapai, hal ini terlihat dari saat
sebelum tindakan rata-rata hasil belajar siswa hanya mencapai 65 dengan nilai
siklus pertama rata-rata hasil belajar siswa 67, pada siklus kedua rata-rata hasil
belajar siswa menjadi 69,63 sedangkan pada siklus ketiga rata-rata hasil belajar
siswa meningkat menjadi 73,84. Data ini menunjukkan bahwa penerapan model
meningkatkan hasil belajar siswa dan berhasil memenuhi standar nilai Kriteria
kuisioner siswa dan tabel wawancara terbuka dapat dilihat pada tabel lampiran.
dengan model pembelajaran Quantum Teaching baik dari sikap guru, metode yang
digunakan, pengaturan kelas dan juga suasana kelas yang tercipta dalam
oleh para siswa dalam penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching adalah
sebagai berikut :
BAB V
A. Kesimpulan
akademis siswa dapat meningkat secara optimal karena siswa belajar dalam
4. Pendapat kolaborator I selaku guru kelas yang diteliti adalah bahwa model
96
97
menyukai model pembelajaran ini atau tidak, hasil yang diperoleh bahwa
model pembelajaran Quantum Teaching, bagi mereka hal ini adalah suatu
dan untuk selalu menjadi yang terbaik. Pendapat siswa mengenai manfaat
3) Mendorong siswa belajar aktif dan rajin dalam mengerjakan tugas yang
diberikan.
B. Saran
2. Sebaiknya dari pihak pendidik dapat lebih kreatif dan inovatif dalam
mengajar, agar tidak terjadi kejenuhan pada siswa untuk dapat mencapai
efektif apabila pendidik dan pihak sekolah mau menyediakan media yang lebih
hidup yang diperlukan oleh siswa sebagai lulusan kompetensi yang harusnya
berkualitas tinggi.
bercanda dan mengobrol diluar konteks pelajaran, tetapi guru harus bisa
yang sesuai dengan materi yang diberikan dan juga tetap menjaga suasana
DAFTAR PUSTAKA
DePorter Bobbi, Mark Reardon, dan Sarah Singer Nourie. Quantum Teaching.
Terjemahan Ary Nilandari. Kaifa. Bandung. 2010
DePorter, Bobbi dan Hernacki, Mike. Quantum Learning. Bandung : Kaifa. 2003.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
PT Rineka Cipta. 2006
M. Sobry Sutikno. Pendidikan Sekarang dan Masa Depan. Lombok : NTP Press,
2006.