Anda di halaman 1dari 20

KULIT

FISIOLOGI KULIT
1. LATAR BELAKANG
Kulit merupakan panca indra yang kompleks, sangat sensitif, mudah terluka dan mudah
merasakan rasa sensitifitas. Oleh karena itu, adanya perubahan pada kulit akan cepat
diketahui. Perubahan pada kulit dapat berdampak positif maupun negatif. Kulit merupakan
organ tubuh yang terletak paling luar dari tubuh manusia. Luas kulit orang dewasa adalah
1,7 m2 dengan berat sekitar 10% berat badan. Kulit merupakan organ tubuh yang paling
kompleks untuk melindungi manusia dari pengaruh lingkungan. Kulit dikatakan sehat dan
normal apabila lapisan luar kulit mengandung lebih dari 10% air. Hal itu disebabkan oleh
karena adanya regulasi keseimbangan cairan di dalam kulit. Kulit tersusun oleh banyak
macam jaringan, termasuk pembuluh darah, kelenjar lemak, kelenjar keringat, saraf, jaringan
ikat, otot polos dan lemak. Kulit dikatakan sehat dan normal apabila lapisan luar kulit
mengandung lebih dari 10% air. Hal itu disebabkan oleh karena adanya regulasi
keseimbangan cairan di dalam kulit.Kulit tersusun oleh banyak macam jaringan, termasuk
pembuluh darah, kelenjar lemak, kelenjar keringat, saraf, jaringan ikat, otot polos dan lemak.
Kulit merupakan organ paling luas permukaannya yang membungkus seluruh bagian
luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia, cahaya
matahari mengandung sinar ultraviolet dan melindungi terhadap infeksi mikroorganisme,
pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pembentukan vitamin D (lihat gambar 1) serta
menjaga keseimbangan tubuh terhadap lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh yang
terberat dan terluas ukurannya, yaitu 15% dari berat tubuh dan luasnya 1,50 1,75 m2 .
Rata- rata tebal kulit 1-2 mm. Paling tebal (6 mm) terdapat di telapak tangan dan kaki dan
paling tipis (0,5 mm) terdapat di penis. Kulit merupakan indikator bagi seseorang untuk
memperoleh kesan umum dengan melihat perubahan yang terjadi pada kulit. Misalnya
menjadi pucat, kekuningkuningan, kemerahmerahan atau suhu kulit meningkat,
memperlihatkan adanya kelainan yang terjadi pada tubuh gangguan kulit karena penyakit
tertentu. Gangguan psikis juga dapat menyebabkan kelainan atau perubahan pada kulit.
Misalnya karena stress, ketakutan atau dalam keadaaan marah, akan terjadi perubahan pada
kulit wajah. Perubahan struktur kulit dapat menentukan apakah seseorang telah lanjut usia
atau masih muda. Wanita atau pria juga dapat membedakan penampilan kulit. Warna kulit
juga dapat menentukan ras atau suku bangsa misalnya kulit hitam suku bangsa negro, kulit
kuning bangsa mongol, kulit putih dari eropa dan lain-lain. Perasaan pada kulit adalah
perasaan reseptornya yang berada pada kulit. Pada organ sensorik kulit terdapat 4 perasaan
yaitu rasa raba/tekan, dingin, panas, dan sakit. Kulit mengandung berbagai jenis ujung
sensorik termasuk ujung saraf telanjang atau tidak bermielin. Pelebaran ujung saraf sensorik
terminal dan ujung yang berselubung ditemukan pada jaringan ikat fibrosa dalam. Saraf
sensorik berakhir sekitar folikel rambut, tetapi tidak ada ujung yang melebaratau
berselubung untuk persarafan kulit. Penyebaran kulit pada berbagai bagian tubuh berbeda-
beda dan dapat dilihat dari keempat jenis perasaan yang dapat ditimbulkan dari daerah-
daerah tersebut. Pada pemeriksaan histologi, kulit hanya mengandung saraf telanjang yang
berfungsi sebagai mekanoreseptor yang memberikan respon terhadap rangsangan raba.
Ujung saraf sekitar folikel rambut menerima rasa raba dan gerakan rambut menimbulkan
perasaan (raba taktil). Walaupun reseptor sensorik kulit kurang menunjukkan ciri khas,
tetapi secara fisiologis fungsinya spesifik. Satu jenis rangsangan dilayani oleh ujung saraf
tertentu dan hanya satu jenis perasaan kulit yang disadari.

Gambar 1. Fisiologi Kulit


2. STRUKTUR KULIT
Kulit terdiri dari tiga lapisan jaringan yang mempunyai fungsi dan karakteristik berbeda.
Ketiga lapisan tersebut yaitu: lapisan epidermis, lapisan dermis, dan lapisan subkutan (lihat
gambar 2).

Gambar 2. Struktur Kulit

a. Lapisan epidermis
Lapisan ini merupakan lapisan paling tipis dan terluar dari kulit. Sangat penting dalam
kosmetika karena lapisan ini memberikan tekstur, kelembaban serta warna kulit. Sel
penyusun utama lapisan epidermis adalah keratinosit. Keratinosit diproduksi oleh
lapisan sel basal. Apabila keratinosit matang akan bergerak ke lapisan di atasnya yang
disebut dengan proses keratinisasi. Lapisan epidermis dibagi menjadi 5 lapisan (Gambar
3), yaitu :
Gambar 3. Struktur Kulit
Stratum germinativum
Merupakan lapisan paling bawah dari epidermis. Stratum germinativum
menggantikan sel-sel yang di atasnya dan merupakan sel-sel induk. Bentuk selnya
adalah kuboid dengan inti yang lonjong. Di dalamnya terdapat butir-butir yang
halus disebut butir melanin warna. Sel tersebut disusun seperti pagar (palisade) di
bagian bawah sel tersebut terdapat suatu membran yang disebut membran basalis.
Sel-sel basalis dengan membran basalis merupakan batas terbawah dari epidermis
dengan dermis. Ternyata batas ini tidak datar tetapi bergelombang. Pada waktu
kerium menonjol pada epidermis tonjolan ini disebut papila kori (papila kulit), dan
epidermis menonjol ke arah korium. Tonjolan ini disebut Rete Ridges atau Rete
Pegg (prosessus interpapilaris). Lapisan sel basal berfungsi melindungi epidermis
dengan terus menerus memperbarui selnya. Lapisan ini mengandung banyak
keratinosit. Selain itu, juga terdapat sel melanosit untuk mensintesis melanin dan sel
merkel untuk sensasi.
Stratum spinosum/akantosum
Merupakan lapisan paling bawah kedua setelah lapisan sel basal. lapisan ini
merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm terdiri dari 5-8
lapisan. Selselnya disebut spinosum karena jika kita lihat di bawah mikroskop sel
selnya terdiri dari sel yang bentuknya poligonal (banyak sudut) dan mempunyai
tanduk (spina). Disebut akantosum karena selselnya berduri. Ternyata spina atau
tanduk tersebut adalah hubungan antara sel yang lain disebut Interceluler Bridges
atau jembatan interseluler.
Stratum granulosum
Lapisan ini terdiri dari selsel pipih seperti kumparan. Selsel tersebut terdapat
hanya 2-3 lapis yang sejajar dengan permukaan kulit. Dalam sitoplasma terdapat
butirbutir yang disebut keratohialin yang merupakan fase dalam pembentukan
keratin oleh karena banyaknya butirbutir stratum granulosum. Keratohialin
mengandung profilagrin dan akan berubah menjadi filagrin dalam dua sampai tiga
hari. Filagrin akan terdegradasi menjadi molekul yang berkontribusi terhadap
hidrasi pada stratum korneum dan membantu penyerapan radiasi sinar ultraviolet.
Stratum Lucidum
Stratum Lucidum biasanya hanya terdapat pada bagian-bagian permukaan tubuh
yang sering mengalami gesekan dan tekanan,seperti pada ujung jari, telapak tangan
dan telapak kaki. Stratum lucidum ini terdiri dari keratinosit squamous yang sangat
padat dan berimpitan. Keratinocyte mengandung banyak sekali keratin dan
membran plasma tebal. Pada lapisan ini organel dan inti tidak tampak lagi.
Stratum korneum
Merupakan lapisan paling superfisial dari epidermis, selnya sudah mati, tidak
mempunyai inti sel (inti selnya sudah mati) dan mengandung zat keratin. Pada
lapisan ini, keratinosit yang sudah matang akan mengalami proses keratinisasi.
Lapisan ini memberikan perlindungan mekanik pada kulit dan sebagai barier untuk
mencegah kehilangan air pada kulit atau untuk mencegah terjadi transepidermal
water loss (TEWL)
Epidermis juga mengandung kelenjar keringat, kelenjar sebaseus, rambut dan kuku.
a.1. Kelenjar keringat memiliki fungsi dalam mengatur suhu tubuh, menyebabkan panas
dilepaskan dengan cara penguapan. Kelenjar keringat terdapat dua jenis, yaitu
kelenjar ekrin dan apokrin.
a.1.1. Kelenjar ekrin terdapat di semua daerah di kulit, tetapi tidak terdapat pada
selaput lendir. Seluruhnya berjumlah antara 2 sampai 5 juta, yang terbanyak
di telapak tangan. Sekretnya cairan jernih, kirakira 99% mengandung
klorida, asam laktat, nitrogen, dan zat lain.
a.1.2. Kelenjar apokrin adalah kelenjar keringat besar yang bermuara ke folikel
rambut. Tardapat di ketiak, daerah anogenital, puting susu, dan areola.
Kelenjar sebaseus terdapat di seluruh tubuh, kecuali di tapak tangan, tapak
kaki, dan punggung kaki. Terdapat banyak kulit kepala, muka, kening, dan
dagu. Sekretnya berupa sebum dan mengandung asam lemak, kolesterol, dan
zat lain.
a.2. Rambut terdapat diseluruh tubuh, rambut tumbuh dari folikel rambut di dalamnya
epidermis. Folikel rambut dibatasi oleh epidermis sebelah atas, dasrnya terdapat
papil tempat rambut tumbuh. Akar berada di dalam folikel pada ujung paling dalam
dan bagian sebelah luar disebut batang rambut. Pada folikel rambut terdapat otot
polos kecil sebagai penegak rambut. Rambut terdiri dari rambut panjang di kepala,
pubis dan jenggot, rambut pendek dilubang hidung, liang telinga dan alis, rambut
bulu lanugo diseluruh tubuh, dan rambut seksual di pubis dan aksila (ketiak).
a.3. Kuku merupakan lempeng yang terbuat dari sel tanduk yang menutupi permukan
dorsal ujung jari tangan dan kaki. Lempeng kuku terdiri dari 3 bagian yaitu pinggir
bebas, badan, dan akar yang melekat pada kulit dan dikelilingi oleh lipatan kulit
lateral dan proksimal. Fungsi kuku menjadi penting waktu mengutip bendabenda
kecil

b. Lapisan dermis
Merupakan lapisan yang terletak di antara lapisan epidermis dan subkutan. Batas dengan
epidermis dilapisi oleh membran basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan
subkutis tetapi batas ini tidak jelas hanya yang digunakan sebagai batasnya adalah
mulainya terdapat sel lemak. Lapisan ini lebih tebal daripada lapisan epidermis.
Ketebalan lapisan epidermis bervariasi tergantung usia. Semakin tua, ketebalan dan
kelembaban kulit akan menurun. Saraf, pembuluh darah, dan kelenjar keringat ada pada
lapisan ini. Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu bagian atas, pars papilaris (stratum
papilar) dan bagian bawah, retikularis (stratum retikularis). Batas antara pars papilaris
dan pars retikularis adalah bagian bawahnya sampai ke subkutis . baik pars papilaris
maupun pars retikularis terdiri dari jaringan ikat longgar yang tersusun dari serabut
serabut yaitu serabut kolagen, serabut elastis dan serabut retikulus. Serabut ini saling
beranyaman dan masingmasing mempunyai tugas yang berbeda. Serabut kolagen,
untuk memberikan kekuatan kepada kulit, dan retikulus, terdapat terutama di sekitar
kelenjar dan folikel rambut.
Zona membran basalis yang membentuk perbatasan antara epidermis dan dermis disebut
dermal-epidermal junction (DEJ). Lapisan ini berfungsi untuk melekatkan lapisan
epidermis dan dermis, mempertahankan terhadap kerusakan dari luar, serta
mempertahankan integritas kulit. Lapisan dermis terdiri dari dua bagian, yaitu :
1) Stratum papilare
Merupakan lapisan tipis jaringan pengikat di bawah epidermis yang membentuk
papilla corii. Pada lapisan ini terdiri dari jaringan ikat longgar yang mengandung
sedikit protein kolagen dan elastin. Permukaan atas papillary region membentuk
tonjolan-tonjolan kecil yang disebut dengan dermal papillae. dermal papillae ini
berikatan dengan permukaan bawah epidermis berupa tonjolan yang disebut dengan
epidermal ridges untuk memberikan nutrisi pada epidermis. Dalam region ini
terdapat pula reseptor sentuhan yang disebut dengan Meissner Corpuscle atau
corpuscle of touch, reseptor nyeri yaitu ujung-ujung saraf bebas, reseptor panas
yaitu Ruffini , dan reseptor dingin yaitu adalah crause.

2) Stratum Reticular
Lapisan ini berikatan dengan lapisan subkutan yang ada di bawahnya, terdiri dari
jaringan ikat padat ireguler yang mengandung fibroblast, beberapa elastic fibers dan
serabut serabut kolagen kasar yang jalannya simpang siur tetapi selalu sejajar
dengan permukaan. Di dalamnya selain terdapat sel sel jaringan pengikat terdapat
pula sel khromatofor yang di dalamnya mengandung butir butir pigmen. Pada
lapisan ini kolagen reticular region memiliki struktur menyerupai jala, lapisan ini
terdiri dari beberapa sel lemak, folikel rambut, saraf, kelenjar sebbaceous (minyak)
dan kelenjar sudoriferous (keringat). Fiber dan kolagen pada reticular region
membuat kulit memiliki sifat yang fleksibel, elasticity (kemampuan elastis) dan
ekstensibility (kemampuan penegangaan dan peregangan). Di bawah stratum
reticulare terdapat subcutis yang mengandung glandula sudorifera yang akan
bermuara pada epidermis.
Pada permukaan kulit telapak tangan, telapak kaki dan jari terdapat suatu lekukan
(garis) yang memiliki pola loops (lekukan) dan whorls (bergelombang) di bagian
jari. Epidermal ridges yang terdapat ada permukaan bawah lapisan epidermis
berfungsi sebagai pori-pori keringat yang akan membentuk suatu fingerprint (sidik
jari) yang dimiliki setiap orang dengan pola yang berbeda.

c. Lapisan subkutis / hipodermis


Lapisan ini terletak di bawah lapisan dermis. Terdiri dari jaringan ikat longgar dan
lemak. dari kumpulankumpulan selsel lemak dan di antara gerombolan ini berjalan
serabutserabut jaringan ikat dermis. Selsel lemak ini bentuknya bulat dengan intinya
terdesak ke pinggir, sehingga membentuk seperti cincin. Lapisan lemak ini disebut
penikulus adiposus yang tebalnya tidak sama pada tiaptiap tempat dan juga pembagian
antar lakilaki dan perempuan tidak sama (berlainan). Guna penikulus adiposus adalah
sebagai shock braker atau pegas bila tekanan trauma mekanis yang menimpa pada kulit,
isolator panas atau untuk mempertahankan suhu, penimbunan kalori, dan tambahan
untuk kecantikan tubuh. Di bawah subkutis terdapat selaput otot kemudian baru terdapat
otot.

3. KELENJAR KULIT
Kelenjar pada kulit terdapat dua jenis, yaitu :
a) Kelenjar Sebaseus,
Kelenjar ini memiliki struktur epitel sekresi simple branched acinar ganda. Kelenjar ini
biasanya langsung berhubungan dengan folikel rambut. Kelenjar ini mengeluarkan
sebum yang biasanya dialirkan ke folikel rambut. Sebum adalah campuran lemak, zat
lilin, minyak, dan pecahan-pecahan sel. Sebum berfungsi sebagai pelembutkulit,
bakterisida, dan sebagai pertahanan terhadap evaporasi. Sebum yang disekresikan oleh
kelenjar ini tersusun atas trygliserida, cholestrol, protein dan garam anorganik. Sebum
melapisi permukaan rambut untuk menjaga kekeringan , kerusakan, kelembutan kulit
dan mencegah pertumbuhan bakteri pada kulit.

b) Kelenjar Sudorifera
Kelenjar ini menghasilkan keringat yang nanti akan dikeluarkan melalui folikel rambut
atau melalui pori-pori kulit. Kelenjar ini terdiri dari 2 yaitu Kelenjar sudorifera eccrine
(merocrine) dan Kelenjar sudorifera apocrine.
1) Kelenjar sudorifera eccrine (merocrine)
Epitel kelenjar yang memiliki bentuk simple tubular bergelung yang terletak di
lapisan dermis bagian dalam dan beberapa terdapat di lapisan subkutan. Memiliki
jumlahnya yang lebih banyak dari apocrine glands. Saluran eksretorinya melalui
dermis-epidermis-pori-pori kulit. Keringat yang diproduksi oleh Merocrine gland
yaitu air, ion ( Na+, dan Cl-), urea, uric acid, ammonia, asam amino,glukosa dan
asam laktat. Merocrine glands ini berfungsi untuk mengatur temperatur tubuh dan
menjaganya dalam keadaan normal. Pengeluaran keringat ketika Thermoregulating
akan dimulai dari pengeluaran keringat dari kulit kepala, pengeluaran keringat di
bagian tubuh dan terakhir di telapak tangan dan kaki.
2) Kelenjar sudorifera apocrine
Kelenjar ini juga memiliki bentuk simple tubular bergelung yang berukuran lebih
besar dan terdapat di ketiak, areola dan anus pada lapisan dermis dan hipodermis
serta duktusnya bermuara ke folikel rambut. Kelenjar keringat Apocrine ini
memiliki sekresi yang berbau khas yang diakibatkan oleh aktivitas metabolik
bakteri pada permukaan kulit. Apocrine mulai aktif ketika sudah puberitas.
Apocrine menghasilkan keringat ketika dalam keadaan tertekan (nervous) atau
ketika melakukan sex execitement, tidak terikat pada thermoregulation.

Selain kedua kelenjar tersebut, terdapat pula Kelenjar Ceruminous yang merupakan
modifikasi dari kelenjar keringat di telinga bagian luar yang memproduksi cairan lilin di
lapisan subkutan dan mengeluarkannya ke saluran auditori atau masuk ke dalam sebacceous
glands. Kombinasi hasil sekresi sebacceous dan cerumenous akan menghasilkan material
kuning yang disebut dengan cerumen. Cerumen berfungsi sebagai sawar yang mencegah
masuknya bakteri dan jamur.

4. PROSES PENGELUARAN KERINGAT


Pengeluaran keringat ketika Thermoregulating akan dimulai dari pengeluaran keringat dari
kulit kepala, pengeluaran keringat di bagian tubuh dan terakhir di telapak tangan dan kaki.
Pengeluaran keringat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu suhu lingkungan, aktivitas
tubuh, emosi, dan kondisi psikis. Seseorang yang bekerja keras dan terkena pancaran sinar
matahari yang sangat terik akan mengeluarkan keringat yang banyak. Marah menyebabkan
pembuluh darah melebar sehingga meningkatkan pengeluaran keringat. Rasa takut akan
menyempitkan pembuluh darah, sehingga wajah tampak pucat dan pengeluaran keringat
menjadi sedikit. Pengeluaran keringat yang dilakukan akibat dari pengaruh emos/ keringat
dingin. Sangat berbeda dengan pengeluaran keringat pada thermoregulating. Pada saat
pengeluaran keringat di bawah tekanan mental , pengeluaran keringat diawali di telapak
tangan, telapak kaki, axillae. Merocrine aktif sejak lahir. Proses pengeluaran keringat diatur
oleh hipotalamus di otak. Hipotalamus menghasilkan enzim bradikinin yang berfungsi
sebagai vasodilator yang memengaruhi pelebaran pembuluh darah dan kelenjar keringat.
Jika darah yang melalui hipotalamus melebihi batas normal (panas), rangsangan suhu panas
tersebut diteruskan oleh saraf simpatis ke kulit. Pembuluh darah berdilatasi (melebar), aliran
darah ke permukaankulit meningkat, sehingga terjadi konduksi panas di bagian permukaan
dan membuang panas. Kelenjar keringat juga menjadi aktif untuk menyerap air, garam
mineral, serta sedikit urea dari kapiler darah yang kemudian mengirimkannya ke
permukaankulit dalam bentuk keringat, sehingga evaporasi (penguapan) meningkat, dan
suhu badan menurun. Sebaliknya, jika darah yang melalui hipotalamus lebih rendah dari
batas normal (dingin), pembuluh darah berkonstriksi (menyempit) yang akan mengurangi
aliran darah ke permukaankulit untuk mempertahankan suhu tubuh dan kelenjar keringat
menjadi tidak aktif dalam pembentukan keringat.
Proses pengeluaran keringat dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) Insensible perspiration
Penguapan air dari tubuh yang lembab (seperti kulit dan saluran respirasi) yang tidak
disebabkan oleh aktivitras kelenjar sekresi.
2) Sensible perspiration
Penguapan air dari permukaan tubuh yang diakibatkan oleh sekresi kelenjar keringat.

5. HISTOLOGI KULIT
Kulit manusia secara umum terdiri atas dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis (Gambar 4).
Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-
beda: 400600 m untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75150 m
untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut). Sementara Lapisan
subkutan merupakan lapisan yang paling bawah dari struktur kulit. Pada lapisan subkutan
terdiri dari pembuluh darah yang menyuplai nutrisi bagi lapisan epidermis, nerve (saraf)
Pacinian corpuscle yang akan merespon suatu impuls saraf berupa sentuhan.

Gambar 4. Histologi kulit


Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas 4 jenis sel utama (gambar 5) :
Gambar 5. Sel epitel epidermis

a. Keratinocyte merupakan sel epitel yang mengandung protein fiber keratin dan terdapat
dalam jumlah yang paling banyak pada lapisan epidermis. Protein keratin ini berfungsi
sebagai pelindung kulit dari mikroba, panas dan zat-zat kimia berbahaya. Keratinocyte
ini menghasilkan lamellar granules yang berfungsi sebagai sawar yang mencegah
adanya evaporasi cairan dari dalam sel (mencegah dehidrasi), dan juga masukya
substansi dan cairan dari luar. Keratinocyte memiliki susunan dari lapisan paling luar
hingga paling dalam adalah sebagai berikut :

b. Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan protein melanin melalui proses melanogenesis
yang berfungsi sebagai pigmen kulit dan juga melindungi kulit dari bahaya sinar UV.

c. Langerhans cell, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang yang
merangsang sel Limfosit T. Sel Langerhans juga mengikat, mengolah, dan
merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans
berperan penting dalam imunologi kulit. Langerhans cell akan teraktivasi ketika
adanya kerusakan dari jaringan epitel. Langerhans cell akan bekerja sama dengan
leukosit sebagai protector tubuh ketika terjadi suatu kerusakan jaringan
d. Merkel cell, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan
berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.

6. FUNGSI KULIT
Fungsi utama kulit adalah sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan
dari luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui mekanisme biologis, seperti pembentukan
lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel yang sudah mati),
pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit sinar radiasi ultraviolet, sebagai
peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap infeksi dari luar. Berikut beberapa fungsi dari
kulit, antara lain :

a. Fungsi proteksi
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai berikut:
1) Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia.
2) Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi,
selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit.
3) Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari
kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di
permukaan kulit.
4) Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada stratum
basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya.
Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga
materi genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan pada
proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan.
5) Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang pertama
adalah sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap mikroba.
Kemudian ada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk
melewati keratin dan sel Langerhans.

b. Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti vitamin A,
D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida. Permeabilitas kulit
terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil
bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material toksik dapat diserap seperti
aseton, CCl4, dan merkuri. Beberapa obat juga dirancang untuk larut lemak, seperti
kortison, sehingga mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan antihistamin di tempat
peradangan.
Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban,
metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah
antarsel atau melalui muara saluran kelenjar, tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel
epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.

c. Fungsi ekskresi
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat keluar dengan
cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang yang bekerja dalam ruangan
mengekskresikan 200 mL keringat tambahan, dan bagi orang yang aktif jumlahnya lebih
banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan panas, keringat juga merupakan sarana untuk
mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul organik hasil pemecahan
protein yaitu amoniak dan urea.
d. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap
rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis.
Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis, badan
taktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badan
Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan
oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya
di daerah yang erotik.

e. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)


Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua cara:
pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada saat
suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta memperlebar
pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh.
Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat dan
mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran
panas oleh tubuh.

f. Fungsi pembentukan vitamin D


Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi kolesterol
dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu memodifikasi prekursor
dan menghasilkan kalsitriol, bentuk vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah hormon
yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus gastrointestinal ke
dalam pembuluh darah. Walaupun tubuh mampu memproduksi vitamin D sendiri,
namun belum memenuhi kebutuhan tubuh secara keseluruhan sehingga pemberian
vitamin D sistemik masih tetap diperlukan. Pada manusia kulit dapat pula
mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot
di bawah kulit.

7. JENIS KULIT
Pada umumnya jenis kulit manusia dapat dikelompokkan menjadi :
1) Kulit Normal
Kulit normal cenderung mudah dirawat. Kelenjar minyak (sebaceous gland) pada kulit
normal biasanya tidak bandel, karena minyak (sebum) yang dikeluarkan seimbang,
tidak berlebihan ataupun kekurangan. Meski demikian, kulit normal tetap harus dirawat
agar senantiasa bersih, kencang, lembut dan segar. Jika tidak segera dibersihkan,
kotoran pada kulit normal dapat menjadi jerawat. Selain itu kulit yang tidak terawat
akan mudah mengalami penuaan dini seperti keriput dan tampilannya pun tampak lelah.
Ciri-ciri kulit normal adalah kulit lembut, lembab berembun, segar dan bercahaya, halus
dan mulus, tanpa jerawat, elastis, serta tidak terlihat minyak yang berlebihan juga tidak
terlihat kering. Meskipun jika dilihat sepintas tidak bermasalah, kulit normal tetap harus
dijaga dan dirawat dengan baik, karena jika tidak dirawat, kekenyalan dan kelembaban
kulit normal akan terganggu, terjadi penumpukan kulit mati dan kotoran dapat
menyebabkan timbulnya jerawat.
2) Kulit Berminyak
Kulit berminyak banyak dialami oleh wanita di daerah tropis. Karena pengaruh
hormonal, kulit berminyak biasa dijumpai pada remaja puteri usia sekitar 20 tahunan,
meski ada juga pada wanita usia 30-40 tahun yang mengalaminya. Penyebab kulit
berminyak adalah karena kelenjar minyak (sebaceous gland) sangat produktif, hingga
tidak mampu mengontrol jumlah minyak (sebum) yang harus dikeluarkan. Sebaceaous
gland pada kulit berminyak yang biasanya terletak di lapisan dermis, mudah terpicu
untuk bekerja lebih aktif. Pemicunya dapat berupa faktor internal atau faktor eksternal,
yaitu :
a. Faktor internal yang meliputi :
Faktor genetis : anak dari orang tua yang memiliki jenis kulit berminyak,
cenderung akan memiliki kulit berminyak pula.
Faktor hormonal : hormon manusia sangat mempengaruhi produksi keringat.
Karena itulah pada wanita yang sedang menstruasi atau hamil akan lebih sering
berkeringat. Selain itu stres dan banyak gerak juga dapat menjadi pemicu
keringat berlebihan.

b. Faktor eksternal yang meliputi :

Udara panas atau lembab


Makanan yang dapat merangsang keluarnya keringat seperti makanan yang
terlalu pedas baik karena cabai atau merica, makanan yang terlalu asin,
makanan yang berbumbu menyengat seperti bawang putih, makanan yang
terlalu berminyak serta makanan dan minuman yang terlalu panas. Kulit
berminyak memerlukan perawatan khusus dibandingkan kulit normal. Pada
jenis kulit ini, minyak berlebihan yang dibiarkan akan menjadi media yang baik
bagi pertumbuhan bakteri yang pada saat selanjutnya akan menjadi jerawat,
radang atau infeksi.

Merawat kulit berminyak bukan berarti membuat kulit benarbenar bebas minyak, karena
minyak pada kulit tetap diperlukan sebagai alat pelindung alami dari sengatan sinar
matahari, bahanbahan kimia yang terkandung dalam kosmetika maupun terhadap polusi.
Yang perlu dilakukan adalah menjaga agar kadar sebum tetap seimbang dan kulit tetap
dalam keadaan bersih agar bakteri penyebab jerawat dapat terhambat. Memiliki jenis
kulit berminyak, memiliki kelebihan yaitu membantu menjaga kelembaban lapisan
dermis hingga memper-lambat timbulnya keriput.
Ciri-ciri kulit berminyak yaitu : minyak di daerah T tampak berlebihan, tekstur kulit
tebal dengan pori-pori besar hingga mudah menyerap kotoran, mudah berjerawat,
tampilan wajah berkilat, riasan wajah seringkali tidak dapat melekat dengan baik dan
cepat luntur serta tidak mudah timbul kerutan. Contoh kulit berminyak dapat dilihat
pada gambar 6.

Gambar 6. Kulit berminyak


3) Kulit kering
Kulit kering memiliki karakteristik yang cukup merepotkan bagi pemiliknya, karena
pada umumnya kulit kering menimbulkan efek yang tidak segar pada kulit, dan kulitpun
cenderung terlihat berkeriput. Kulit kering memiliki kadar minyak atau sebum yang
sangat rendah dan cenderung sensitif, sehingga terlihat parched karena kulit tidak
mampu mempertahankan kelembabannya. Ciri dari kulit kering adalah kulit terasa kaku
seperti tertarik setelah mencuci muka dan akan mereda setelah dilapisi dengan krim
pelembab. Kondisi kulit dapat menjadi lebih buruk apabila terkena angin, perubahan
cuaca dari dingin ke panas atau sebaliknya. Garis atau kerutan sekitar pipi, mata dan
sekitar bibir dapat muncul dengan mudah pada wajah yang berkulit kering. Berbagai
faktor yang menjadi penyebab kulit menjadi kering, diantaranya :
a. Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan kondisi bawaan seseorang, termasuk kondisi kulit wajah
yang kering.
b. Kondisi struktur kulit
Kondisi kelenjar minyak yang tidak mampu memberi cukup lubrikasi untuk kulit,
menimbulkan dehidrasi pada kulit.
c. Pola makan
Pola makan yang buruk, kekurangan nutrisi tertentu seperti vitamin A dan vitamin
B merupakan salah satu pemicu kulit menjadi kering.
d. Faktor Lingkungan
Pengaruh lingkungan seperti terpapar sinar matahari, angin, udara dingin, radikal
bebas atau paparan sabun yang berlebihan saat mandi atau mencuci muka pun akan
sangat berpengaruh pada pembentukan kulit kering.

e. Penyakit kulit
Kondisi lainnya yang sangat berpeluang menjadi penyebab kulit kering adalah
karena kulit terserang penyakit tertentu seperti eksim, psoriasis dan sebagainya.
Kulit kering merupakan bentuk lain dari tanda tidak aktifnya kelenjar thyroid dan
komplikasi pada penderita diabetes. Kulit kering terjadi jika keseimbangan kadar
minyak terganggu. Pada kulit berminyak terjadi kelebihan minyak dan pada kulit
kering justru kekurangan minyak. Kandungan lemak pada kulit kering sangat
sedikit, sehingga mudah terjadi penuaan dini yang ditandai keriput dan kulit terlihat
lelah serta terlihat kasar. Kulit kering memerlukan perawatan yang bersifat
pemberian nutrisi agar kadar minyak tetap seimbang dan kulit dapat selalu terjaga
kelembabannya.

Kulit kering memiliki ciri-ciri : kulit halus tetapi mudah menjadi kasar, mudah merekah
dan terlihat kusam karena gangguan proses keratinisasi kulit ari, tidak terlihat minyak
berlebihan di daerah T yang disebabkan oleh berkurangnya sekresi kelenjar keringat dan
kelenjar palit atau kelenjar minyak. Ciri lainnya yaitu mudah timbul kerutan yang
disebabkan oleh menurunnya elastisitas kulit dan berkurangnya daya kerut otot-otot,
mudah timbul noda hitam, mudah bersisik, riasan yang dikenakan tidak mudah luntur,
reaktivitas dan kepekaan dinding pembuluh darah terhadap rangsangan-rangsangan
berkurang sehingga peredaran darah tidak sempurna dan kulit akan tampak pucat, suram
dan lelah.

Gambar 7. Kulit kering

4) Kulit sensitif
Diagnosis kulit sensitif didasarkan atas gejala-gejala penambahan warna, dan reaksi
cepat terhadap rangsangan. Kulit sensitif biasanya lebih tipis dari jenis kulit lain
sehingga sangat peka terhadap hal-hal yang bisa enimbulkan alergi (allergen).
Pembuluh darah kapiler dan ujung saraf pada kulit sensitif terletak sangat dekat dengan
permukaan kulit. Jika terkena allergen, reaksinya pun sangat cepat. Bentuk-bentuk
reaksi pada kulit sensitif biasanya berupa bercak merah, gatal, iritasi hingga luka yang
jika tidak dirawat secara baik dan benar akan berdampak serius. Warna kemerahan pada
kulit sensitif disebabkan allergen memacu pembuluh darah dan memperbanyak aliran
darah ke permukaan kulit. Berdasarkan sifatnya tadi, perawatan kulit sensitif ditujukan
untuk melindungi kulit serta mengurangi dan menanggulangi iritasi. Kulit sensitif
seringkali tidak dapat diamati secara langsung, diperlukan bantuan dokter kulit atau
dermatolog untuk memeriksanya dalam tes alergi-imunologi. Dalam pemeriksaan alergi,
biasanya pasien akan diberi beberapa allergen untuk mengetahui kadar sensitivitas kulit.
Kulit sensitif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : mudah alergi, cepat bereaksi terhadap
allergen, mudah iritasi dan terluka, tekstur kulit tipis, pembuluh darah kapiler dan ujung
saraf berada sangat dekat dengan permukaan kulit sehingga kulit mudah terlihat
kemerahan.
Faktor-faktor yang dapat menjadi allergen bagi kulit sensitif antara lain makanan yang
pedas dan berbumbu tajam, kafein, nikotin dan minuman beralkohol, niasin atau vitamin
B3, kandungan parfum dan pewarna dalam kosmetika, sinar ultraviolet dan gangguan
stres. Kulit sensitif berbeda dengan kulit reaktif. Meski timbul bercak kemerahan atau
gatal-gatal akibat penggunaan kosmetika tertentu, belum tentu menjadi gejala atau tanda
kulit sensitif. Kemungkinan bercak kemerahan tadi hanya menandakan iritasi ringan,
yang akan hilang sendiri. Kulit reaktif seperti ini dapat menjadi sensitif jika iritasi
kemudian meluas dan sukar sembuh. Untuk membedakannya perlu dilakukan tes alergi-
imunologi oleh dokter kulit.

5) Kulit Kombinasi atau Campuran


Faktor genetis menyebabkan kulit kombinasi banyak ditemukan di Asia. Banyak wanita
timur terutama di daerah tropis yang memiliki kulit kombinasi : kering berminyak atau
normal-berminyak. Pada kondisi tertentu kadang dijumpai kulit sensitif-berminyak.
Kulit kombinasi terjadi jika kadar minyak di wajah tidak merata. Pada bagian tertentu
kelenjar keringat sangat aktif sedangkan daerah lain tidak, karena itu perawatan kulit
kombinasi memerlukan perhatian khusus. Area kulit berminyak dirawat dengan
perawatan untuk kulit berminyak dan di area kulit kering atau normal dirawat sesuai
dengan jenis kulit tersebut.
Kulit kombinasi atau kulit campuran memiliki ciri-ciri sebagai berikut : kulit di daerah
T berminyak sedangkan di daerah lain tergolong normal atau justru kering atau juga
sebaliknya. Di samping itu tekstur kulit sesuai jenisnya yakni di area kulit berminyak
akan terjadi penebalan dan di area normal atau kering akan lebih tipis.

Anda mungkin juga menyukai

  • Anestesi
    Anestesi
    Dokumen8 halaman
    Anestesi
    fenna meriyani
    Belum ada peringkat
  • Beberapa Infeksi Kulit Akibat Bakteri
    Beberapa Infeksi Kulit Akibat Bakteri
    Dokumen32 halaman
    Beberapa Infeksi Kulit Akibat Bakteri
    fenna meriyani
    Belum ada peringkat
  • Antagonis H 1
    Antagonis H 1
    Dokumen6 halaman
    Antagonis H 1
    fenna meriyani
    Belum ada peringkat
  • IMUNITAS
    IMUNITAS
    Dokumen10 halaman
    IMUNITAS
    fenna meriyani
    Belum ada peringkat
  • Defisiensi Imun
    Defisiensi Imun
    Dokumen5 halaman
    Defisiensi Imun
    fenna meriyani
    Belum ada peringkat
  • Dermatitis
    Dermatitis
    Dokumen54 halaman
    Dermatitis
    fenna meriyani
    Belum ada peringkat
  • CT SCAN IOHEXOL
    CT SCAN IOHEXOL
    Dokumen5 halaman
    CT SCAN IOHEXOL
    fenna meriyani
    Belum ada peringkat
  • Sepsis
    Sepsis
    Dokumen6 halaman
    Sepsis
    fenna meriyani
    Belum ada peringkat
  • Faringitis Akut
    Faringitis Akut
    Dokumen4 halaman
    Faringitis Akut
    fenna meriyani
    Belum ada peringkat
  • Pityriasis Versicolor
    Pityriasis Versicolor
    Dokumen5 halaman
    Pityriasis Versicolor
    fenna meriyani
    Belum ada peringkat
  • Pityriasis Versicolor
    Pityriasis Versicolor
    Dokumen5 halaman
    Pityriasis Versicolor
    fenna meriyani
    Belum ada peringkat
  • Sepsis
    Sepsis
    Dokumen6 halaman
    Sepsis
    fenna meriyani
    Belum ada peringkat
  • KEJANG
    KEJANG
    Dokumen7 halaman
    KEJANG
    Fenna Meriyani
    Belum ada peringkat
  • Endokarditis Infektif
    Endokarditis Infektif
    Dokumen7 halaman
    Endokarditis Infektif
    fenna meriyani
    Belum ada peringkat
  • BRONKITIS
    BRONKITIS
    Dokumen3 halaman
    BRONKITIS
    fenna meriyani
    Belum ada peringkat
  • Sepsis
    Sepsis
    Dokumen6 halaman
    Sepsis
    fenna meriyani
    Belum ada peringkat