Anda di halaman 1dari 50

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi berkembang sangat pesat hal ini didukung dengan
perkembangan teknologi komunikasi dan internet. Internet merupakan salah satu
sumber informasi dan sebagai media dalam mencari dan mengetahui informasi
dengan cepat dan mudah tanpa dibatasi waktu dan tempat. Dengan internet
seseorang dapat update informasi dan teknologi dengan mudah serta internet
memiliki banyak fasilitas-fasilitas yang bermanfaat dan berguna. Pertama kali
Telkom memperkenalkan layanan akses internet dengan nama Telkomnet Instan
kemudian berubah menjadi Speedy, dan sekarang yang terbaru adalah IndiHome.
Telkomnet Instan merupakan akses internet yang di tawarkan PT.
TELKOM yang merupakan akses komunikasi ke Internet gateway mode statistik
dengan data sirkit pada Network TelkomFlexi dengan memiliki kecepatan akses
internet maksimum hingga 64Kbps, dan untuk mendapatkan akses Internet
Telkomnet Instan pelanggan dapat mengakses melalui Network TelkomFlexi. Selain
itu pihak Telkom juga mengeluarkan Telkomnet Instan Hemat yaitu terobosan
langganan akses internet yang murah dengan menggunakan jaringan telepon rumah
dan Personal Komputer (PC), dan untuk menghubungkan akses internet Telkomnet
Instan dengan PC adalah dengan cara melakukan koneksi internet terhadap modem
yang terpasang di Personal Komputer (PC), adapun kelemahan telkomnet instan
adalah tidak bisa menerima suara dan akses internet secara bersamaan atau dengan
kata lain saat kita lagi mengakses internet dan ketika ada telepon masuk serta
mengangkat telepon maka secara otomatis koneksi internet akan terputus.
Speedy adalah layanan akses internet end-to-end berkecepatan tinggi dari
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (PT. TELKOM), berbasis teknologi akses
Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL), yang memungkinkan terjadinya
komunikasi data dan suara secara bersamaan (simultan) melalui satu saluran telepon
biasa (pada media jaringan akses kabel tembaga). Berbeda dengan layanan internet
dengan koneksi dial-up (seperti TelkomNet Instan), Telkom Speedy menggunakan
saluran telepon yang dapat digunakan untuk menelepon bersamaan dengan akses
internet. Namun, untuk dapat menikmati fasilitas saluran telepon dan internet secara

1
simultan, pelanggan Speedy harus mempergunakan splitter yang dapat memisahkan
saluran telepon dan saluran modem.
IndiHome adalah layanan internet terbaru dari PT. TELKOM , yang
merupakan layanan Triple Play yang terdiri dari Telepon Rumah, Internet, dan Usee
TV Cable, yang tentunya menyuguhkan fasilitas yang lebih komplit jika dibanding
fasilitas yang ada pada Speedy, IndiHome ini sendiri merupakan produk baru
TELKOM yang mulai diluncurkan pada awal tahun 2015 sebagai pengganti dari
Speedy, karena seperti yang telah kita tahu bahwa managemen telkom telah
Menghapus Brand Speedy dan mengganti Brand baru yaitu IndiHome, yang
tentunya dengan produk barunya ini PT. TELKOM akan memberikan fasilitas serta
kenyamanan dan kepuasan pelanggan lebih terjamin. Selain menggunakan jaringan
berbasis teknologi Fiber Optic (FO) yang mampu mentrasfer data hingga 100 Mbps,
IndiHome juga dikabarkan memiliki fitur tambahan seperti IndiHome View, MelOn,
dan Trend Micro Scurity System.
Informasi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi semua
orang yang tidak dapat dihindarkan dari kehidupan. Informasi dibutuhkan
dengan cepat dan akurat sebagai referensi agar keputusan yang diambil dapat
efektif dan efisien. Dalam perusahaan, informasi dibutuhkan oleh pihak
manajemen untuk menunjang pengambilan keputusan yang tepat sesuai dengan
yang telah ditetapkan perusahaan. Maka dari itu informasi sangat mempengaruhi
kegiatan perusahaan, tanpa adanya informasi yang tepat dan akurat, kegiatan-
kegiatan operasional perusahaan akan terhambat seperti halnya yang dialami
PT.Telkom Indonesia Wilayah Seleong.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana profil usaha PT. Telkom ?
2. Bagaimana instalasi pemasangan jaringan pada Telkom ?
3. Sistem apa saja yang di gunakan dalam membangun jaringan ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui sistem dari transmisi jaringan yang ada pada PT. Telkom wilayah
selong
2. Mampu mengetahui cara kerja ataupun fungsi dari setiap alat yang di gunakan
pada PT. Telkom Indonesia wilayah selong.

2
3. Memperdalam dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah didapat dari
perkuliahan untuk diimplementasikan pada dunia kerja secara nyata.

1.4 Lokasi, Waktu dan Tempat Praktek kerja Nyata


Praktek Kerja Nyata Ini di laksanakan di PT. Telkom Indonesia Wilayah
selong yang lokasinya di Selong - Jl. Pahlawan No 119 Lombok Timur 83612 Nusa
Tenggara Barat yang di mulai pada tanggal 15 Februari sampai tanggal 20 Maret
2016. Dalam kegiatan ini, mahasiswa melakukan praktek kerjanyata dari hari Senin
s.d Jumat dari pukul 08.00 16.00 WIB.

3
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan


Terletak di kota Mataram PT. Telkom wilayah mataram sebagai pusat
PT. Telkom di NTB, dan cabang nya di bagi menjadi dua yaitu , Lombok tengah
(kota peraya) dan Lombok timur (Kota selong). Bertempat di tempatkan di cabang
Telkom wilayah selong .
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
(Telkom, Perseroan, Perusahaan, atau Kami) merupakan BUMN yang
bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan di wilayah Indonesia
dan karenanya tunduk pada hukum dan peraturan yang berlaku di negara ini. Dengan
statusnya sebagai perusahaan milik negara yang sahamnya diperdagangkan di bursa
saham, pemegang saham mayoritas Perusahaan adalah Pemerintah Republik
Indonesia sedangkan sisanya dikuasai oleh publik. Saham Perusahaan
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), New York Stock Exchange
(NYSE), London Stock Exchange (LSE) dan public offering without
listing (POWL) di Jepang.
Layanan telekomunikasi dan jaringan Telkom sangat luas dan beragam
meliputi layanan dasar telekomunikasi domestik dan internasional, baik
menggunakan jaringan kabel, nirkabel tidak bergerak (Code Division Multiple
Access atau CDMA) maupun Global System for Mobile Communication (GSM)
serta layanan interkoneksi antar operator penyedia jaringan. Di luar layanan
telekomunikasi, Telkom juga berbisnis di bidang Multimedia berupa konten dan
aplikasi, melengkapi portofolio bisnis Perusahaan yang disebut TIME. Bisnis
telekomunikasi adalah fundamental platform bisnis Perusahaan yang bersifatlegacy,
sedangkan portofolio bisnis lainnya disebut sebagai bisnis new wave yang
mengarahkan Perusahaan untuk terus berinovasi pada produk berbasis kreatif
digital. Hal tersebut mempertegas komitmen Telkom untuk terus meningkatkan
pendapatan di dalam situasi persaingan bisnis di industry ini yang sangat
terbuka.

4
2.1.1 Kantor Pusat
Alamat : Jl. Pendidikan No 23 Mataram 83125
Nusa Tenggara Barat
Phone : 0370-0370 - 635000
Fax : 0370-0370 - 639000
2.1.2 Kantor Cabang

Alamat :Selong - Jl. Pahlawan No 119 Lombok Timur 83612


Nusa Tenggara Barat

Phone : 0376 - 21078


Fax : 0376 21200
2.2 Logo Perusahaan

. Gambar 2.1 Logo Telkom (2001-23 Oktober 2009)

Gambar 2.2 Logo Telkom (17 Oktober 2009-16 Agustus 2013)

Gambar 2.3 Logo Telkom (16 Agustus 2013-sekarang)

5
2.3 Sejarah Perusahaan

Perusahaan Telekomunikasi sudah ada sejak masa Hindia Belanda dan


yang menyelenggarakan adalah pihak swasta. Sedangkan perusahaan
Telekomunikasi Indonesia (PT. TELKOM) sendiri juga termasuk bagian dari
perusaahaan tersebut yang mempunyai bentuk badan usaha Post-en
Telegraaflent dengan Staats blaad No.52 tahun 1884. Dan sejak tahun 1905
perusahaan Telekomunikasi sudah berjumlah 38 peusahaan. Namun setelah itu
pemerintah Hindia Belanda mengambil alih perusahaan tersebut yang berdasar
kepada Staatsblaad tahun 1906. Dan sejak itu berdirilah Post, Telegraf en Telefoon
Dients (PTT-Dients),dan perusahaan ini ditetapkan sebagai Perusahaan Negara
berdasar Staats blaad No.419 tahun 1927 tentang Indonesia Bedrijven Weet (I.B.W
Undang-Undang Perusahaan Negara).
Perusahaan PTT tesebut bertahan sampai adanya Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang (Perpu) No.19 tahun 1960 oleh Pemerintah Republik
Indonesia, tentang adanya persyaratan suatu Perusahaan Negara (PN). Tetapi pada
tahun 1961 menurut Peraturan Pemerintah No.240 bahwa Perusahaan Negara dilebur
menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi yang dimuat dalam pasal 2 I.B.
Namun pada tahun 1965 pmemerintah membagi perusahaan Pos dan
Telekomunikasi menjadi dua bagian yang berdiri sendiri yaitu Perusahaan Pos dan
Giro (PN. Pos dan Giro) serta Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN.
Telekomunikasi) yang sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah No.30 tahun 1965.
Dan perusahaan tersebut berkembang menjadi Perusahaan Umum (Perum). Dalam
Peraturan Pemerintah No.36 tahun 1974 dinyatakan bahwa Perum Telekomunikasi
sebagai penyelenggara jasa Telekomunikasi untuk umum baik Telekomunikasi dalam
negeri maupun luar negeri.
Perusahaan Umum (PERUM) Telekomunikasi merupakan penyelenggara
jasa telekomunikasi untuk umum, baik hubungan telekomunikasi dalam negeri
maupun luar negeri. Tentang hubungan telekomunikasi luar negeri saat itu juga
diselenggarakan oleh PT. Indonesia Satelite Corporation (INDOSAT), yang masih
berstatus perusahaan asing yakni dari American Cable and Radio Corp yaitu suatu
perusahaan yang didirikan berdasarkan peraturan negara bagian Delaware, USA.
Seluruh saham PT Indosat dengan modal asing ini pada tahun 1980 dibeli
oleh Indonesia dari American Cable and radio Corp. Pemerintah mengeluarkan

6
Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1274 berdasarkan PP No. 53 tahun 1980,
Perumtel ditetapkan sebagai badan usaha yang berwenang menyelenggarakan
telekomunikasi untuk umum dalam negeri dan Indosat ditetapkan sebagai badan
usaha penyelenggara telekomunikasi urnurn untuk internasional. 3
Memasuki Repelita V, pemerintah merasakan perlu percepatan
pembangunan telekomunikasi sebagai infrastruktur yang diharapkan dapat memacu
pembangunan sektor lainnya. Berdasarkan PP No. 15 tahUH 1991, maka Perum
dialihkan menjadi Perusahaan Perseroan (persero). Mengantisipasi era globalisasi,
seperti diterapkannya perdagangari bebas baik internasional maupun regional, maka
PT Telkom pada tahun 1995 melaksanakan 3 program besar. Program-program
tersebut adalah restrukturisasi internal, penerapan KSO dan persiapan Go Public
Internasional (International Public Offering).
Kronologi sejarah PT Telkom dijelaskan sebagai berikut :
1. 1882 sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegrap
dibentuk pada masa pemerintahan kolonial Belanda.
2. 1906 Pemerintah Kolonial Belanda membentuk sebuah jawatan yang
mengatur layanan pos dan telekomunikasi yang diberi nama Jawatan Pos,
Telegrap dan (Post, Telegraph en Telephone Dienst/PTT).
3. 1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia sebagai negara merdeka dan
berdaulat, lepas dari pemerintahan Jepang.
4. 1961 Status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan
Telekomunikasi (PN Postel).
5. 1965 PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos
dan Giro), dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).
6. 1974 PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi Perusahaan Umum
Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi
nasional maupun internasional.
7. 1980 PT Indonesian Satellite Corporation (Indosat) didirikan untuk
menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional, terpisah dari Perumtel.
8. 1989 Undang-undang No. 3 tahun 1989 tentang Telekomunikasi, tentang
peran serta swasta dalam penyelenggaraan Telekomunikasi.
9. 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)
Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP no. 25 tahun 1991.

7
10. 1995 Penawaran Umum perdana saham TELKOM (Initial Public Offering)
dilakukan pada tanggal 14 November 1995. sejak itu saham TELKOM
tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek
Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock
Exchange (LSE). Saham TELKOM juga diperdagangkan tanpa pencatatan
(Public Offering Without Listing) di Tokyo Stock Exchange.
11. 1996 Kerja sama Operasi (KSO) mulai diimplementasikan pada 1 Januari
1996 di wilayah Divisi Regional I Sumatra dengan mitra PT Pramindo Ikat
Nusantara (Pramindo); Divisi Regional III Jawa Barat dan Banten-dengan
mitra PT Aria West International (AriaWest); Divisi Regional IV Jawa
Tengah dan DI Yogyakarta - dengan mitra PT Mitra Global Telekomunikasi
Indonesia (MGTI); Divisi Regional VI Kalimantan dengan mitra PT
Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra); dan Divisi Regional VII Kawasan
Timur Indonesia-dengan mitra PT Bukaka Singtel.
12. 1999 Undang-undang nomor 36/ 1999, tentang penghapusan monopoli
penyelenggaraan telekomunikasi.
13. 2001 KOM membeli 35% saham Telkomsel dari PT Indosat sebagai bagian
dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia,
yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan
silang antara TELKOM dengan Indosat. Dengan transaksi ini, TELKOM
menguasai 72,72% saham Telkomsel. TELKOM membeli 90,32% saham
Dayamitra dan mengkonsolidasikan laporan keuangan Dayamitra ke dalam
laporan keuangan TELKOM.
14. 2002 TELKOM membeli seluruh saham Pramindo melalui 3 tahap, yaitu
30% saham pada saat ditandatanganinya perjanjian jual-beli pada tanggal 15
Agustus 2002, 15% pada tanggal 30 September 2003 dan sisa 55% saham
pada tanggal 31 Desember 2004. TELKOM menjual 12,72% saham
Telkomsel kepada Singapore Telecom, dan dengan demikian TELKOM
memiliki 65% saham Telkomsel. Sejak Agustus 2002 terjadi duopoli
penyelenggaraan telekomunikasi lokal.
15. Sejak 1 Juli 1995 PT. Telkom telah menghapus struktur wilayah usaha
telekomunikasi (WTTEL) dan secara de facto meresmikan dimulainya era
Divisi Network. Badan Usaha utama dikelola oleh 7 divisi regional dan 1
divisi network. Divisi regional menyelenggarakan jasa telekomunikasi di

8
wilayah masing masing dan divisi network menyelenggarakan jasa
telekomunikasi jarak jauh luar negeri melalui pengoperasian jaringan
transmisi jalur utama nasional. Daerah regional.
PT. Telkom mencakup wilayah-wilayah yang dibagi sebagai berikut :

1. Divisi Regional I, Sumatera.


2. Divisi Regional II, Jakarta dan sekitarnya.
4. Divisi Regional III, Jawa Barat.
5. Divisi Regional IV, Jawa Tengah dan Yogyakarta.
6. Divisi Regional V, Jawa Timur.
7. Divisi Regional VI, Kalimantan.
8. Divisi Regional VII, Kawasan timur Indonesia (Sulawesi, Bali, Nusa Tengg
Tenggara, Maluku dan Papua).
Masing-masing divisi dikelola oleh suatu tim manajemen yang terpisah
berdasarkan prinsip desentraiisasi serta bertindak sebagai pusat investasi (Divisi
Regional) dan pusat keuntungan (Divisi Network), serta divisi lainnya yang
mempunyai keuntungan internal secara terpisah. Divisi-divisi pendukung terdiri dari
divisi pelatihan, divisi properti, divisi sistem informasi. Berdasarkan organisasi
divisional ini, maka kantor pusat diubah menjadi pusat biaya. Berlakunya
kebijaksanaan dekonsentrasi menjadikan jumlah SDM menjadi lebih sedikit.

9
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan

KEPALA
PT. Telkom Selong

AHMAD SUDARYONO

Kantor Transmisi jaringan Kantor Transmisi jaringan


KETUA Wakil KETUA
k
LALU LUKMANUL HAKIM BAGUS HAMDI

COSTOMER SERVICE
KETUA
Teknisi lapangan
Yati Erlina Sari
Laili Herawati
Rahman Fahri

ANGGOTA LAPANGAN

Hasan Basri
Muhammad Syukron
Samsul Hadi
Darmawan Hadi

2.5 Produk dan Layanan PT. Telkom Selong

Gambar 2.4 Kantor Telkom

10
2.5.1 Speedy

Gambar 2.5 Logo Speedy

Speedy adalah salah satu produk PT TELKOM yang merupakan


layananan akses internet broadband kecepatan tinggi berbasis akses kabel tembaga
yangmenggunakan teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL).
Layananini memberikan jaminan kecepatan sesuai dengan paket layanan yang
digunakanpelanggan dengan pilihan kecepatan akses mulai dari 384 kbps hingga 3
Mbps perline.
ADSL merupakan singkatan dari Asymmetric Digital Subscriber Line.
ADSL digunakan untuk mengakses internet dengan menggunaan media telepon.
Bandwidth yang di dapat dengan menggunakan ADSL adalah sekitar 768 Kbps
hingga 3,5 Mbps. Tergantung pada jenis teknologinya. Salah satu contoh layanan
yang meggunakan ADSL bernama Speedy Net Telkom.
ADSL sendiri merupakan salah satu dari beberapa jenis DSL, disamping
SDSL, GHDSL, IDSL, VDSL, dan HDSL. DSL merupakan teknologi akses internet
menggunakan kabel tembaga, sering disebut juga sebagai teknologi suntikan atau
injection technology yang membantu kabel telepon biasa dalam menghantarkan data
dalam jumlah besar. DSL sendiri dapat tersedia berkat adanya sebuah perangkat yang
disebut DSLAM (DSL Acces Multiplexter). Untuk mencapai tingkat kecepatan yang
tinggi, DSL menggunakan sinyal frekuensi hingga 1 MHz. Lain halnya untuk ADSL,
sinyal frekuensi yang dipakai hanya berkisar antara 20 KHz sampai 1 MHz.
Sementara untuk penggunaan ADSL di Indonesia dengan program Telkom Speedy,
kecepatan yang ditawarkan berkisar antara 1024 kbps untuk downstream dan 128
kbps untuk upstream. Kecepatan downstream inilah yang menjadikan ADSL lebih
cocok untuk kalangan rumah tangga. Karena pada kalangan rumah tangga umumnya
lebih banyak kegiatan menerima, dibandingkan kegiatan mengirim. Seperti
mendownload data, gambar, musik, ataupun video.
Perkenalan masyarakat Indonesia sendiri akan ADSL mulai berkembang
saat PT.Telkom, yang merupakan perusahaan pengatur jaringan telepon nasional
memperkenalkan program yang disebut sebagai Telkom Speedy, yaitu jaringan

11
khusus dari PT.Telkom untuk penggunaan internet. Dengan melakukan pemasaran
dan promosi-promosi yang gencar, Telkom Speedy berhasil dipasarkan di kalangan
rumah tangga.
Kecepatan downstream yang ditawarkan oleh Speedy saat
digunakanuntuk akses internet lebih besar daripada upstream, hal ini dikarenakan
Speedymerupakan paket internet ADSL sehingga sangat sesuai untuk keperluan
browsingyang cenderung lebih banyak melakukan aktivitas downstream. Selain itu,
denganlayanan Speedy kita dapat menikmati internet kecepatan tinggi dan tetap
bisamenggunakan saluran telepon rumah tanpa terganggu. Hal ini dikarenakan
adanyaperangkat splitter yang bisa memisahkan antara data dan gelombang suara
selama24 jam.
Speedy memiliki paket layanan yang dibedakan berdasarkan ukuran
downstream dan upstreamnya sehingga dapat disesuaikan dengan
kebutuhanpengguna. Berikut adalah beberapa pilihan paket Speedy yang tercantum
pada Tabel berikut ini :

Tabel 2.1 Paket layanan Speedy

2.5.2 Indi Home

Gambar 2.6 Logo Indi Home

12
Indonesia Digital HOME (disingkat IndiHOME) adalah salah satu
produk layanan dari PT Telekomunikasi Indonesia berupa paket layanan komunikasi
dan data seperti telepon rumah (voice), internet (Internet on Fiber atau High Speed
Internet), dan layanan televisi interaktif (USee TV Cable, IP TV).[1] Karena
penawaran inilah Telkom memberi label IndiHOME sebagai tiga layanan dalam satu
paket (3-in-1) karena selain internet, pelanggan juga mendapatkan tayangan TV
berbayar dan saluran telepon
Layanan internet dengan menggunakan Fiber Optik di Indonesia
sebetulnya telah berkembang sejak awal tahun 2000-an, hanya saja layanannya masih
sangat terbatas. Guna mendukung kebutuhan pelanggan serta memberi kenyamanan
keluarga pengguna internet di Indonesia, Telkomsel terus mengembangkan jaringan
layanannya, hingga awal tahun 2015 resmi melaunching IndiHome, layanan internet
100% Fiber.
Inovasi yang dilakukan Telkomsel melalui IndiHome tidak tanggung-
tanggung. Dengan layanan Triple Play (memadukan layanan telepon rumah, akses
internet berkecepatan tinggi, dan Internet Protocol Television/IPTV), IndiHome
menjadi layanan internet 100% Fiber paling diminati para pengguna internet.
Fiber optik (atau bisa disebut serat optik) adalah saluran transmisi
(sejenis kabel) yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus. Berdiameter
kurang lebih 120 mikrometer. Lebih kecil dari sehelai rambut.
Fiber optik mampu mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke
tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya laser atau LED. Karena laser
mempunyai spektrum yang sangat sempit, maka cahaya yang ada di dalam serat optik
tidak bisa keluar. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga optimal
digunakan sebagai saluran komunikasi, termasuk internet.

Tabel 2.2 Paket dan tarif Indi Home

13
BAB III
DASAR TEORI
Pada era modern dan globalisasi sekarang ini, internet sudah menjadi
sesuatu kebutuhan hidup bagi sebagian besar masyarakat. Internet (singkatan dari
interconnection-etworking) ialah sistem global dari seluruh jaringan computer yang
saling terhubung menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP). Dengan
kemajuan teknologi yang semakin cepat membuat internet menjadi hal yang tidak
bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari - hari. Kebutuhan masyarakat akan arus
informasi secara cepat dan up to date membuat masyarakat memilih akses internet
daripada media lain seperti televisi, radio hal ataupun koran biasa. Masyarakat lebih
memilih media elektronik yang sangat cepat dalam memberitakan hal hal yang baru
saja terjadi tanpa menunggu naik cetak dahulu. Selain itu dengan berkembangnya
jejaring sosial yang mengharuskan adanya jaringan internet serta kebutuhan akan
hiburan yang tidak bisa ditemukan di televisi membuat internet semakin hari semakin
diminati masyarakat.
Media transmisi adalah media yang dapat digunakan untuk mengirimkan
informasi dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam jaringan, semua media yang dapat
menyalurkan gelombang listrik atau elektromagnetik atau cahaya dapat dipakal
sebagai media pengirim, baik untuk pengiriman dan penerimaan data. Pilihan media
transmisi (pengirim) untuk keperluan komunikasi data tergantung pada beberapa
faktor, seperti harga, performance jaringan yang dikehendaki, ada atau ada tidaknya
medium tersebut.

Gambar 3.1 Media transmisi

14
3.1 Sistem Komunikasi
Komunikasi merupakan proses pemindahan / penyaluran informasi dari
suatu titik dalam ruang pada waktu tertentu (titik sumber) ke titik lain yang
merupakan tujuan atau pemakai. Sumber informasi dapat berupa manusia, alat musik,
mesin dan segala yang berubah menurut fungsi waktu. Tujuan komunikasi adalah
menyediakan replika message pada tempat tujuan. Message sendiri merupakan salah
satu bentuk manifestasi dari informasi. Fungsi dasar sistem komunikasi adalah untuk
transmisi/pengiriman informasi.

Gambar 3.2 Blok Diagram Dasar Komunikasi

Adapun elemen sistem komunikasi menurut fungsinya dibedakan menjadi :


Transducer, mengubah message menjadi sinyal listrik atau sebaliknya.
Transmitter (Tx), mengkopel message dalam bentuk sinyal yang
ditransmisikan ke kanal transmisi.
Media / kanal transmisi, sebagai penyambung listrik antara Tx Rx,
sekaligus sebagai perantara sumber dan tempat tujuan.
Receiver (Rx), mengambil sebagian kecil sinyal dari kanal transmisi,
memproses dan meneruskannya ke transducer output.

3.2. Jaringan Switching


Komunikasi voice ataupun data tidak terlepas dari teknik switching.
Untuk transmisi data keluar wilayah lokal, komunikasi umumnya dicapai dengan
memancarkan data dari sumber ke tujuan melalui jaringan simpul penyambungan
penengah. Perkembangan pemakaian komputer menyebabkan sistem komunikasi
bergeser ke sistem digital. Maka ditemukanlah time switch yang menggunakan
elektronika digital. Sistem pengontrolannya tetap menggunakan komputer (Stored
Program Controlled). Selain itu, komunikasi juga tidak dibatasi untuk suara yang
didigitalisasi, tetapi juga komunikasi data dan gambar (multimedia) sehingga

15
perkembangan sentral digital tidak hanya melayani sistem circuit switching, tetapi
juga packet switching.

3.2.1 Circuit Switching

Circuit Switching telah menjadi teknologi dominan baik untuk


komunikasi suara dan data. Komunikasi melalui circuit switching secara tidak
langsung menyatakan ada jalur komunikasi terdedikasi antara dua stasiun. Jalur
tersebut adalah runtutan tautan tautan terhubung antar simpul jaringan. Contoh
paling umum dari circuit switching adalah jaringan telepon. Circuit Switching
melibatkan tiga fase : Circuit Establishment, Signal Transfer (mungkin analog voice,
digitized voice, binary data), dan Circuit disconnect.
Circuit Switching dapat menjadi kurang efisien. Kapasitas kanal
didedikasikan selama durasi sebuah switching, bahkan bila tidak ada data yang
berpindah. Walaupun pada awalnya dirancang dan diimplementasikan untuk
melayani para pelanggan telepon analog, jaringan ini menangani cukup banyak lalu
lintas data melalui modem dan sedang dalam usaha perubahan ke jaringan digital.
Contoh umum terakhir aplikasi circuit switching adalah data switch. Data
switch serupa dengan PBX tetapi dirancang untuk saling menghubungkan perangkat
perangkat pengolah data digital, seperti terminal dan komputer.

Gambar 3.3 Routing


Pelanggan terhubung langsung ke sentral ujung, yang menyambungkan
lalu lintas antar pelanggan dan antara pelanggan dengan exchange lain. Exchange lain
itu bertanggung jawab merutekan dan menyambungkan lalu lintas antar sentral ujung.
Untuk menghubungkan dua pelanggan yang terhubung pada sentral ujung yang sama,
sebuah sirkuit dibentuk di antara keduanya dengan cara yang sama. Bila dua

16
pelanggan berhubungan dengan sentral ujung yang berbeda, sirkuit diantara keduanya
terdiri dari serangkaian sirkuit melalui satu atau lebih sentral penengah.
3.2.2 Packet Switching
Dalam Packet Switching, data yang ditransmisikan dibagi-bagi ke dalam
paket-paket kecil. Jika source mempunyai message yang lebih panjang untuk dikirim,
message itu akan dipecah ke dalam barisan-barisan paket. Tiap paket berisi data dari
user dan info control.
Data dipancarkan dalam blok blok yang disebut paket. Batas atas yang
umum untuk panjang paket adalah 1000 oktet (byte). Bila sebuah sumber mempunyai
pesan panjang yang hendak dikirim, pesan tersebut dipecah menjadi serentetan paket.
Tiap paket berisi sebagian data (atau semua data bila pesan pendek) yang ingin
dipancarkan suatu stasiun, ditambah header paket yang berisi informasi kendali.
Informasi kendali ini, setidaknya berisi informasi yang diperlukan jaringan untuk
merutekan paket melalui jaringan dan mengantarkannya ke tujuan yang sesuai.

Gambar 3.4 Perbedaan antara Circuit Switching dengan Packet Switching


Pada Gambar 3.4 dimisalkan ada 4 node, node 1 sebagai source address
dan node 4 sebagai destination address. Untuk circuit switching ada sejumlah delay
sebelum message dikirim, yaitu untuk call request, lalu jika destination station tidak
sibuk, sinyal accepted dikirim dari destination address. Proses ini tidak berlangsung
setelah koneksi telah disetup. Virtual circuit switching hampir sama dengan circuit
switching. Berbeda dengan circuit switching, call acceptance akan memakan waktu
(delay) walaupun koneksi telah established. Hal itu karena paket itu mengalami

17
antrian dan harus menunggu untuk retransmisi. Sekali virtual circuit established,
message akan dikirim dalam bentuk paket-paket. Maka virtual circuit tidak akan lebih
cepat dari circuit switching.
Datagram packet switching tidak membutuhkan call setup. Jadi untuk
message pendek akan lebih cepat dari virtual circuit packet switching dan mungkin
juga circuit switching. Selama tiap datagram diroute secara bebas, proses untuk tiap
datagram di tiap node mungkin lebih panjang dari paket-paket virtual circuit. Jadi
untuk message yang panjang-panjang, teknik virtual circuit mungkin diutamakan.

3.3 Multiplexing

Multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu atau


banyak informasi melalui satu saluran. Istilah ini adalah istilah dalam dunia
telekomunikasi. Tujuan utamanya adalah untuk menghemat jumlah saluran fisik
misalnya kabel, pemancar dan penerima (transceiver), atau kabel optik. Contoh
aplikasi dari teknik multiplexing ini adalah pada jaringan transmisi jarak jauh, baik
yang menggunakan kabel maupun yang menggunakan media udara (wireless atau
radio). Sebagai contoh, satu helai kabel tembaga bisa dipakai untuk menyalurkan
ribuan percakapan telepon. Idenya adalah bagaimana menggabungkan ribuan
informasi percakapan (voice) yang berasal dari ribuan pelanggan telepon tanpa saling
bercampur satu sama lain.
Agar penggunaan saluran telekomunikasi menjadi lebih efesien lagi
dipergunakan beberapa bentuk multiplexing. Multiplexing memungkinkan beberapa
sumber transmisi membagi kapasitas transmisi menjadi lebih besar. Teknik
multiplexing yang dipakai DSLAM tipe ZXDSL 9210 adalah teknologi FDM
(Frequency Division Multiplexing).
3.3.1 FDM (Frequency Division Multiplexing)
Multiplexing dengan cara menata tiap informasi (suara percakapan 1
pelanggan) sedemikian rupa sehingga menempati satu alokasi frekuensi selebar
sekitar 4 kHz. Teknik ini dinamakan Frequency Division Multiplexing (FDM). Data
yang dikirimkan akan dicampurkan berdasarkan frekuensi. Banyak digunakan pada
pengiriman sinyal analog. Data tiap kanal dimodulasikan dengan FSK untuk voice
grade channel. Contoh FDM (Frequency Division Multiplexing) adalah pada
penggunaan radio dan TV. Teknologi ini digunakan di Indonesia hingga tahun 90-an

18
pada jaringan telepon analog dan sistem satelit analog sebelum digantikan dengan
teknologi digital.
Pada tahun 2000-an ini, ide dasar FDM digunakan dalam teknologi
saluran pelanggan digital yang dikenal dengan modem ADSL (Asymetric Digital
Subscriber Loop). Frequency Division Multiplexing bisa dipergunakan bersama
sama dengan sinyal analog. Sejumlah sinyal secara simultan dibawa menuju media
yang sama dengan cara mengalokasikan band frekuensi yang berlainan ke masing
masing sinyal. Diperlukan peralatan modulasi untuk memindahkan setiap sinyal ke
band frekuensi yang diperlukan, sedangkan peralatan multiplexing diperlukan untuk
mengkombinasikan sinyal sinyal yang dimodulasikan.
FDM memberikan frekuensi pembawa diskrit kepada setiap aliran data
dan kemudian menggabungkan beberapa frekuensi pembawa yang termodulasi untuk
transmisi. Sebagai contoh, transmitter televisi menggunakan FDM untuk
memancarkan beberapa kanal sekaligus.
3.3.2 Karakteristik FDM

Digunakan ketika bandwidth dari medium melebihi bandwidth sinyal


yang diperlukan untuk transmisi. Tiap sinyal dimodulasikan ke dalam frekuensi
carrier yang berbeda dan frekuensi carrier tersebut terpisah dimana bandwidth dari
sinyal sinyal tidak overlap. Enam sumber sinyal dimasukkan ke dalam suatu
multiplexer, yang memodulasi tiap sinyal ke dalam frekuensi yang berbeda ( f1 ,
f6). Tiap sinyal modulasi memerlukan bandwidth center tertentu disekitar
frekuensi carriernya, dinyatakan sebagai suatu saluran (channel). Sinyal input baik
analog maupun digital akan ditransmisikan melalui medium dengan sinyal analog.

Gambar 3.5 Sistem Frequency Division Multiplexing

19
Sinyal analog ini ditransmisikan melalui medium yang sesuai. Pada
akhir penerimaan, sinyal gabungan tersebut lewat melalui N bandpass filter,
dimana tiap filter berpusat pada fsci dan mempunyai bandwidth Bsci , untuk 1 < i <
N. Dari sini, sinyal diuraikan menjadi bagian bagian komponennya. Tiap
komponen kemudian dimodulasi untuk membentuk sinyal asalnya. Contoh
sederhananya yaitu transmisi tiga sinyal voice (suara) secara simultan melalui
suatu medium.
3.3.3 TDM ( Time Division Multiplexing)
Sistem multiplexing ini cara kerjanya adalah dengan membagi sinyal
digital yang masuk menjadi kepingan yang lebih kecil. Kemudian masing-masing
dari sinyal tersebut akan dikirimkan serentak dalam satu waktu. Sistem ini cepat serta
efisien. Sistem ini dapat pula dipantau melalui komputer. Tiap pelanggan diberi jatah
waktu (time slot) tertentu sedemikian rupa sehingga semua informasi percakapan bisa
dikirim melalui satu saluran secara bersama-sama tanpa disadari oleh pelanggan
bahwa mereka sebenarnya bergantian menggunakan saluran. Karena pergantiannya
terjadi setiap 125 microsecond, berapapun jumlah pelanggan atau informasi yang
ingin di-multiplex, setiap pelanggan akan mendapatkan giliran setiap 125
microsecond, hanya jatah waktunya semakin cepat. TDM biasanya digunakan untuk
komunikasi point to point.
3.3.4 Karakteristik TDM
Pada TDM, penambahan peralatan pengiriman data lebih mudah
dilakukan karena tidak akan mempengaruhi peralatan yang sudah ada sampai pada
batas-batas sekaligus. TDM yang umum dikenal adalah PCM. Terdapat 4 metode
untuk coding amplitude yaitu : PAM (Pulse Amplitudo Modulation), PPM (Pulse
Position Modulation), PCM (Pulse Code Modulation), dan PDM (Pulse Duration
Modulation). Yang paling umum digunakan adalah PCM.

20
Gambar 3.6 Sistem TDM ( Time Division Multiplexing )

3.4 Jaringan Lokal Akses


Jaringan Lokal Akses adalah suatu jaringan transmisi pada
telekomunikasi yang menghubungkan antara terminal pelanggan dengan sentral local
dan menggunakan suatu media yang dapat berupa kabel tembaga, fiber optic, atau
radio. Sementara media transmisi penghubung antar sentral biasa dikenal dengan
istilah jaringan trunk atau jaringan backbone.
Berdasarkan jenis media transmisi, PT TELKOM membagi jaringan
lokal akses ke dalam tiga kelompok besar yaitu :
3.4.1. Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT)
Jaringan Lokal Akses Tembaga merupakan jaringan transmisi yang
menghubungkan saluran pelanggan (subscriber loop) berupa pasangan kabel yang
ditarik dari sentral hingga ke tempat pelanggan. Saluran pelanggan menyalurkan
arus listrik searah (dc loop). Universitas Sumatera Utara
3.4.2 Jaringan Lokal Akses Fiber Optik (JARLOKAF)
Jaringan Lokal Akses Fiber Optik merupakan jaringan transmisi yang
menghubungkan sentral lokal kearah terminal pelanggan dengan menggunakan
media transmisi fiber optik.
3.4.3. Jaringan Lokal Akses Radio (JARLOKAR)
Jaringan Lokal Akses Radio merupakan jaringan transmisi yang
menghubungkan sentral lokal kearah terminal pelanggan dengan menggunakan
media transmisi radio sebagai pengganti kabel seluruh atau sebagian koneksi antara
pelanggan dengan sentral.

21
3.5 Jaringan Lokal Akses Tembaga (Jarlokat)
Jaringan lokal akses tembaga yaitu suatu jaringan transmisi yang
menghubungkan saluran pelanggan (subscriber loop) berupa pasangan kabel yang
ditarik dari sentral hingga ke tempat pelanggan. Kabel tembaga yang digunakan
untuk sistem jarlokat memiliki diameter yang berbeda-beda, dan yang digunakan
oleh PT.Telkom umumnya yang berdiameter 0,4 mm, 0,6 mm, dan 0,8 mm.
Keterbatasan lebar pita dari kanal suara terutama bukan dikarenakan oleh saluran
pada sisi pelanggan, tetapi disebabkan oleh core network. Filter pada core network
membatasi lebar pita pada kanal suara sekitar 4,4 KHz. Jika tanpa hambatan dari
filter ini maka kabel tembaga (jaringan akses tembaga) mampu melewatkan
frekuensi pada daerah MHz, meski akan mengalami redaman yang cukup besar.
Redaman yang akan meningkat berbanding lurus dengan kenaikan frekuensi dan
panjang saluran, merupakan faktor pembatas utama dalam peningkatan kecepatan
transmisi data

Tabel 3.1 Klasifikasi Kabel Tembaga Terpilin (UTP)

Pemberian kategori 1/2/3/4/5/6 merupakan kategori spesifikasi untuk


masing masing kabel tembaga dan juga untuk jack ( konektor ). Masing masing
merupakan seri revisi atas kualitas kabel, kualitas pembungkusan kabel (isolator)
dan juga untuk kualitas belitan (twist) masing masing pasang kabel. Selain itu
juga untuk menentukan besaran frekuensi yang bisa lewat pada sarana kabel
tersebut, dan juga kualitas isolator sehingga bisa mengurangi efek induksi antar
kabel (noise bisa ditekan sedemikian rupa).
3.5.1 Jaringan Kabel Primer
Kabel primer atau main feeder adalah kabel yang berbentuk ukuran yang
sangat besar biasa digunakan untuk pemakaian pada local loop dan biasanya terdiri

22
dari 3600 pair kabel. Dari sentral kabel primer dikeluarkan menuju ke rumah kabel,
penghubung kabel biasanya melalui bawah tanah atau dipendam yang
menghubungkan panel-panel pada bagian bawah rumah kabel. Jumlah pair dalam
kabel primer sebanyak 2/3 dari perkiraan total kabel sekunder yang diterminasi
dalam rumah kabel untuk demand lima tahun.
Jaringan Kabel Primer menggunakan kabel yang berkapasitas antara 200
pair sampai maksimum kapasitas kabel (dapat sampai 2400 pair), disesuaikan
dengan kebutuhannya. Jaringan Kabel Primer ini di instalasikan dari Main
Distribution Frame (MDF) sampai ke terminal rumah kabel (RK). MDF ini berupa
susunan rak/frame yang digunakan sebagai titik awal interkoneksi jaringan kabel
antar sentral dengan jaringan kabel di luar (outside plant). Susunan rak MDF terdiri
atas sisi horizontal dan vertikal. Sisi horizontal sebagai interkoneksi kabel dari
sentral, sementara sisi vertikal sebagai interkoneksi menuju ke jaringan luar. Kabel
kabel unit yang dialokasikan ke setiap RK di kelompokkan menurut diameter urat
uratnya mulai dari rute ujung kabel kearah sentral. Rumah kabel merupakan unit
terminal kabel yang merupakan titik terminasi akhir dari kabel primer dan titik
terminasi awal dari kabel sekunder.

Gambar 3.7 Kabel Primer

Dengan demikian RK merupakan titik hubung yang fleksibel antara kabel


primer dan kabel sekunder dalam jaringan kabel lokal. Kapasitas dari semua rumah
kabel yang dikeluarkan oleh PT. Telkom sama. Untuk rumah kabel dengan satu
pintu memiliki kapasitas 800 pair, 1200 pair, hingga 1600 pair sedangkan rumah
kabel dengan dua pintu memiliki kapasitas 2400 pair. Disebabkan kapasitas yang
besar, maka jaringan kabel primer ini ditanam di dalam tanah. Kapasitas rumah
kabel yang di pasang pada jaringan kabel telepon local ada beberapa macam sesuai

23
dengan kebutuhan demand (permintaan) antara 10 sampai 20 tahun mendatang
yaitu: :
RK kapasitas 2400 pasang
RK kapasitas 2400 pasang digunakan apabila estimasi jumlah demand
dalam daerah pelayanan RK tersebut untuk waktu 10 sampai 20 tahun
mendatang mencapai 800 sampai dengan 1000.
RK kapasitas 1600 pasang
RK kapasitas 1600 pasang digunakan apabila estimasi jumlah demand dalam
daerah pelayanan RK tersebut untuk waktu 10 sampai 20 tahun mendatang
mencapai 600.
RK kapasitas 800 pasang
RK kapasitas 800 pasang digunakan apabila estimasi jumlah demand dalam
daerah pelayanan RK tersebut untuk waktu 10 sampai 20 tahun mendatang
mencapai 300
3.5.2 Jaringan Kabel Sekunder

Kabel sekunder atau branch feeder adalah kabel yang memiliki versi
yang berbentuk ukuran lebih kecil dari kabel primer. Kapasitas kabel ini lebih sedikit
bila dibandingkan dari kabel primer. penghubung kabel ini hanya sebatas pada rumah
kabel yang satu dengan rumah kabel yang lain.
Jaringan Kabel Sekunder menggunakan kabel yang kapasitasnya lebih
kecil yaitu minimum 10 pair dan maksimum 200 pair. Jaringan kabel sekunder ini di
instalasi dari terminal Rumah Kabel sampai pada Distribution Point (DP).
Distribution Point adalah terminal kabel yang umumnya berkapasitas 10 atau 20
pair, dimana pada terminal masuk diterminasikan kabel sekunder. Sedangkan pada
terminal keluarnya dihubungkan ke saluran pelanggan atau saluran distribusi ke
rumah pelanggan.

24
Gambar 3.8 Kabel Sekunder

Pada dasarnya, pemasangan jaringan sekunder ini dapat dilaksanakan


dengan ditanam ke dalam tanah (dengan menggunakan kabel tanah), maupun dengan
kabel udara yang ditambatkan pada tiang tiang telepon. Pemilihan pemakaian
kabel tanah atau kabel udara ditentukan berdasarkan kondisi / kebutuhan yang ada
pada masing masing wilayah.

3.6 Parameter parameter Elektris Jaringan lokal kabel tembaga :


Parameter elektris Jaringan lokal akses tembaga meliputi:
3.6.1 Kontinuitas
Pengukuran kelurusan urat-urat kabel (urat a dan b) pada suatu pair
kabel. Memastikan bahwa secara elektris urat-urat kabel dari ujung ke ujung lainnya
tersambung baik, tidak terputus baik untuk kabel yang belum diinstalasi, dalam
tahapan instalasi maupun sesudah instalasi.
Pengukuran kontinuitas dapat dilakukan dengan perangkat pair checker
atau multimeter dengan metode open dan short antar urat a dan b. Ada dua metode
pengukuran, yaitu:
a. Menggunakan Multimeter (AVO Meter)
b. Menggunakan Pair Checker
Kontinuitas saluran dicek dengan mengirim nada berfrekuensi 550 100
Hz yang dibangkitkan dan dipancarkan oleh alat ukur dan dipasangkan pada ujung
kabel yang satu. Nada tersebut dapat didengar dengan headphone melalui alat
penerima pada ujung kabel lainnya.

25
3.6.2 Tahanan Isolasi
Pengukuran nilai tahanan isolator kabel (pembungkus konduktor kabel)
terhadap kebocoran listrik yang terjadi antara urat yang diukur dengan urat lainnya
maupun antara urat yang diukur dengan pentanahan (grounding). Transmisi sinyal
informasi yang melalui konduktor kabel secara umum tidak terpengaruh terhadap
nilai tahanan isolasi.

Gambar 3.9 Skema kabel terpotong


3.6.3 Redaman Saluran
Impedansi karakteristik merupakan suatu nilai redaman yang pasti ada
pada semua media transmisi, termasuk kabel tembaga. Sementara pada frekuensi
kerja sistem, kabel tembaga menghasilkan redaman saluran yang besarnya berbeda-
beda tergantung frekuensi kerjanya.
Redaman pada kabel tembaga disebabkan karena konduktivitas
konduktor yang tidak sempurna dan juga disebabkan oleh resistansi dielektrik yang
berhingga (idealnya tak terhingga). Redaman ini merupakan kerugian daya yang
terjadi dalam saluran. Definisi redaman ialah nilai logaritma dari daya sumber dibagi
dengan dayayang di dapat dari pengukuran. Pengukuran ini dilakukan untuk
mengetahui kerugian daya yang terjadi dalam saluran.
Pengukuran kemampuan konduktor kabel jika dilalui sinyal informasi
pada frekuensi sinyal tertentu. Dalam kalimat lain mengukur redaman saluran
adalahmengukur besarnya redaman/loss sepanjang kabel. Berbeda pada pengukuran
kontinuitas atau tahanan isolasi dimana kabel tidak dilewati sinyal informasi,
makapada pengukuran redaman saluran, kabel akan dilewatkan suatu sinyal
informasi.Pengukuran redaman kabel dapat menggunakan perangkat oscilator
(generatorsinyal) dengan level meter atau menggunakan alat ukur xDSL. Satuan/unit
redaman saluran adalah Decibell (dB).Redaman saluran = 10 log (Po / Pi) atau 20
log (Vo / Vi) dB (2.2)Dimana :
Po = Daya yang dikirim saluran 1
Pi = Daya yang diterima saluran 2

26
Pengukuran kemampuan konduktor kabel jika dilalui sinyal informasi
pada frekuensi sinyal tertentu. Dalam kalimat lain mengukur redaman saluran adalah
mengukur besarnya redaman/loss sepanjang kabel. Berbeda pada pengukuran
kontinuitas atau tahanan isolasi dimana kabel tidak dilewati sinyal informasi,
makapada pengukuran redaman saluran, kabel akan dilewatkan suatu sinyal
informasi.Pengukuran redaman kabel dapat menggunakan perangkat oscilator
(generatorsinyal) dengan level meter atau menggunakan alat ukur xDSL. Satuan/unit
redaman saluran adalah Decibel (dB).
3.6.4 Tahanan Loop
Pengukuran tahanan loop adalah untuk mengetahui nilai
resistansi/tahanan murni kabel. Pengukuran tahanan loop adalah murni nilai
resistansi konduktor atau urat kabel. Pada pengukuran tahanan loop, kabel tidak
dilewati suatu sinyal informasi.Tahanan loop kadang disebut juga dengan istilah
tahanan DC (DC Resistance). Pengukuran tahanan loop dapat menggunakan
perangkat multimeter. Satuan/unit tahanan loop adalah Ohm ().
R = . L . 1000 / A (2.3)
Keterangan:
R = tahanan loop ()
= konduktivitas kabel tembaga = 0,0175 mm2 /m pada 200 oC
L = panjang saluran (m)
A = luas penampang kabel ( mm2 )
3.6.5 Grounding
Semua perangkat aktif harus dihubungkan dengan grounding atau dikenal
juga dengan istilah pentanahan, yang tujuannya adalah untuk membuang
arus/tegangan petir dan arus/tegangan asing. Satuan/unit dari grounding adalah Ohm
(). Parameter ini sebagai standar parameter sistem telekomunikasi dan juga berlaku
untuk jaringan. Parameter ini untuk mengetahui nilai tahanan tanah dari jaringan dan
kelengkapannya (misalnya RK, KTB, DP dan lain-lain) yang tujuannya adalah untuk
membuang arus/tegangan petir dan rus/tegangan asing.
3.6.6 BER (Bit Error Rate)
BER ( Bit Error Rate ) digunakan untuk mengetahui berapa banyak
terjadikesalahan bit pada waktu pengiriman data melalui media transmisi dalam hal
iniUniversitas Sumatera Utarajaringan kabel tembaga. Nilai standar BER yang

27
direkomendasikan menurut CCITT ( Comite Consultatif International Telephonique
et Telegraphique ) adalah 10-7.
3.7 Jaringan Lokal Akses Fiber Optik (JARLOKAF)
Serat optic adalah material fleksibel dan tipis, terbuat dari serat kaca
murni, sehingga meskipun kabel mempunyai panjang sampai beratus-ratus meter,
cahaya masih dapat dipancarkan dari ujung satu ke ujung lainnya. Helai serat kaca
tersebut didesain sangat halus,ketebalannya kira-kira sama dengan tebal rambut
manusia. Helai serat kaca dilapisi oleh 2 lapisan plastik (2 layers plastic coating)
dengan melapisi serat kaca dengan plastik, akan didapatkan equivalen sebuah
cermin disekitar serat kaca.

Gambar 3.10 Kabel Fiber Optik


Serat Optik Dan Proses Pemantulan Cahaya Di Dalamnya Dari gambar
diatas tampak bagian dari serat optic, yakni bagian terdalam (core) terdiri dari satu
atau lebih serat yang sangat tipis dengan diameter 8-100 m. kemudian bagian yang
mengelilingi core, disebut cladding, terbuat dari lapisan plastik atau gelas dengan
sifat optic yang berbeda dari core ,berfungsi untuk menjaga agar cahaya tidak
keluar.
Bagian terluar adalah jaket yang mengelilingi satu atau lebih cladding,
terbuat dari bahan palstik atau lainnya. Bagian ini menjaga kabel dari kondisi
lingkungan sekitar seperti kelembaban, abrasi, dan benturan. Kabel serat optic
mempunyai keunggulan dalam hal: redaman sangat kecil, tahan terhadap derau,
bandwidth yang sangat besar, sukar untuk di tap tanpa merusakkannya, tidak ada
korosi, lebih ringkas dan ringan dibandingkan dengan kabel kawat. Sedangkan
kelemahannya adalah: hanya bias dibengkokkan pada radius yang terbatas, di luar
itu, cahaya tidak bisa smpai di ujung lainya, atau bahkan patah. Kabel serat optic
juga sangat sulit untuk disambung, getaran mekanik dapat menimbulkan sinyal
derau.
Jaringan lokal akses fiber adalah jaringan transmisi yang
menghubungkan sentral lokal ke arah terminal pelanggan dengan menggunakan

28
media transmisi serat optik. Teknologi Jarlokaf yang saat ini banyak digunakan
adalah teknologi Digital Loop Carrier (DLC). Teknologi DLC merupakan hasil
teknologi PCM-30 pada sistem jaringan pelanggan. Teknologi ini memiliki dua
perangkat utama yaitu di sisi sentral (CT/Central Terminal) dan di sisi pelanggan
(RT/Remote Terminal). DLC merupakan perangkat yang me-multiplexing sinyal
keluaran dari sentral dengan kecepatan 64 kbps menjadi sinyal dengan kecepatan 2
Mbps di sisi pelanggan. Jika dibentuk jaringan lokal tersendiri maka diperlukan dua
DLC yang identik yaitu di bagian sisi sentral dan sisi pelanggan.
3.7.1 Sistem Jarlokaf
Sistem JARLOKAF setidaknya memiliki 2 buah perangkat opto
lektronik,yaitu satu perangkat opto elektronik di sisi sentral dan satu perangkat opto
elektronik isisi pelanggan. Lokasi perangkat opto elektronik di sisi pelanggan
selanjutnya disebut Titik Konversi Optik (TKO). Secara praktis TKO berarti batas
terakhir kabel optik kearah pelanggan yang berfungsi sebagai lokasi konversi sinyal
optik ke sinyal elektronik.Terminal pelanggan biasanya dihubungkan dengan TKO
melalui kabel tembaga.
Daerah di mana para pelanggan terhubung ke suatu TKO disebut Daerah
AksesFiber. Pada jaringan lokal tembaga dikenal tiga buah daerah cakupan yaitu
daerahcakupan sentral, daerah cakupan Rumah Kabel (RK) dan daerah
cakupan KotakPembagi (KP), sedangkan Daerah Akses Fiber sebanding dengan
daerah cakupan RKatau daerah cakupan KP pada lokasi yang sudah ada jaringan
kabel tembaganya
3.7.2 Arsitektur Jarlokaf

Berikut adalah macam macam arsitektur jarlokaf yang telah


diaplikasikan di lapangan:
3.7.2.1 Fiber To The Building (FTTB)
TKO terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada ruang
telekomunikasi basement. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui
kabel tembaga indoor. FTTB dapat dianalogikan dengan Daerah Catu Langsung
(DCL) pada jaringan akses tembaga.

29
Gambar 3.11 Modus aplikasi FTTB
3.7.2.2 Fiber To The Zone (FTTZ)
TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, baik di dalam kabinet
maupun manhole. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel
tembaga hingga beberapa kilometer. FTTZ dapat dianalogikan sebagai pengganti
RK

Gambar 3.12 Modus aplikasi FTTZ


3.7.2.3 Fiber To The Curb (FTTC)
TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, baik di dalam kabinet, di
atas tiang maupun manhole. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui
kabel tembaga hingga beberapa ratus meter. FTTC dapat dianalogikan sebagai
pengganti KP.

Gambar 3.13 Modus aplikasi FTTC


3.7.2.4. Fiber To The Home (FTTH)
TKO terletak di rumah pelanggan. Terminal pelanggan dihubungkan
dengan TKO melalui kabel tembaga indoor atau IKR hingga beberapa puluh meter.
FTTH dapat dianalogikan sebagai pengganti Terminal Blok (TB).

Gambar 3.14 Modus aplikasi FTTH

30
3.8 Jaringan Lokal Akses Radio (JARLOKAR)
Jarlokar adalah jaringan lokal akses yang memanfaatkan media udara
sebagai media transmisinya, dimana antenna dijadikan sebagai pemancar dan
penerima sinyal informasi.

Gambar 3.15 Jaringan Lokal Akses Radio


3.8.1 Struktur jaringan lokal radio
1. Base Transceiver Station

Base Transceiver Station atau disingkat BTS adalah sebuah infrastruktur


telekomunikasi yang memfasilitasi komunikasi nirkabel antara piranti komunikasi
dan jaringan operator. Piranti komunikasi penerima sinyal BTS bisa telepon, telepon
seluler, jaringan nirkabel sementara operator jaringan yaitu GSM, CDMA, atau
platform TDMA BTS mengirimkan dan menerima sinyal radio ke perangkat mobile
dan mengkonversi sinyal-sinyal tersebut menjadi sinyal digital untuk selanjutnya
dikirim ke terminal lainnya untuk proses sirkulasi pesan atau data. Nama lain dari
BTS adalah Base Station (BS), Radio Base Station (RBS), atau node B (eNB)

Gambar 3.16 BTS (Base Transceiver Station)

31
2. BSC (Base Station Controller)

BSC mengontrol bagian utama dari jaringan radio (RBS). Tugas yang
paling penting adalah untuk memastikan kemungkinan tertinggi utilisasi dari radio
resources.
Fungsi utama dari area BSC adalah:
Manajemen Radio Network
Manajemen RBS
Penanganan TRC
Manajemen Jaringan Transmisi
Operasi internal BSC dan Pemeliharaan
Penanganan koneksi MS
3. Mobile Switching Center (MSC)

Mobile Switching Center (MSC) adalah merupakan titik penyampaian


atau penyambungan utama untuk teknologi GSM, bertanggung jawab untuk
menghandle beberapa panggilan suara dan SMS sebaik mungkin dengan layanan
layanan yang lain (seperti conference calls, FAX dan circuit switched data). MSC
membangun dan merealisasikan hubungan end-to-end , mengatur pergerakan
pengguna and permintaan handover selama panggilan berlangsung dan melakukan
penghitungan dari biaya dan juga monitorig dari pencatatan penggunaan layanan.
4. HLR

Home Location Register ialah database pusat yang berisi rincian dari
setiap pelanggan ponsel yang berwenang untuk menggunakan jaringan inti GSM.
Karena HLR hanya dipunyai oleh nomor-nomor GSM, maka nomor-nomor SIM Card
seperti Esia dan Flexi tidak menggunakan HLR tetapi menggunakan Kode Area
(CDMA Nanti akan coba kita bahas lain waktu). Setiap SIM Card yang kamu
gunakan menyimpan segala rincian yang dikeluarkan oleh operator seluler terkait
untuk mengakses jaringan mereka, SIM Card memiliki pengenal unik yang disebut
dengan IMSI (International Mobile Subscriber Identity) dimana ini ialah tanda
pengenal pelanggan seluler yang merupakan kunci utama untuk setiap record HLR.
Item lainnya yang terkait dengan HLR ialah MSISDN (Mobile Subscriber Integrated
Services Digital Network Number)
5. Mobile Station (MS)

32
Mobile Station adalah Perangkat yang berada disisi pelanggan yang
berfungsi sebagai Transceiver untuk berkomunikasi dengan pelanggan lain. SIM
(Subscriber Identity Module) merupakan perangkat memori GSM yang menyimpan
Data Permanen & Temporary Data

3.8.2 Media Transmisi Radio

1. Arsitektur Sistem

Arsitektur fungsional sistem GSM dapat terbagi dalam mobile station,


the base station subsystem, dan the network subsystem. Tiap sub sistem terdiri dari
fungsional nyata yang berhubungan melalui beberapa interface (antara muka)
menggunakan protokol tertentu.
2. Mobile Station (Stasion Bergerak)

Mobile station pada GSM benar-benar merupakan dua hal yang nyata.
Perangkat keras (hardware) yang aktual adalah pesawat mobile yang merupakan
anonymous. Informasi langganan yang mencakup pengidentifikasi unik yang disebut
International Mobile Subscriber Identity (IMSI), disimpan dalam Subscriber Identity
Module (SIM), digunakan sebagai kartu pintar (smart card). Dengan memasukkan
kartu SIM ke dalam pesawat mobile GSM apa saja, pemakai dapat menelpon atau
menerima telepon pada terminal itu dan menerima servis lainnya. Dengan
melepaskan informasi pelanggan dari terminal tertentu, mobilitas pribadi disajikan
untuk pemakai GSM.
3. Base Station Subsystem

Base Station Subsystem terdiri dari dua bagian yaitu Base Transceiver
Station (BTS) dan Base Station Controller (BCS). BTS menempatkan radio
transceiver yang menetapkan suatu sel dan mengendalikan radio protocol interface
(antara muka) dengan mobile station. Dikarenakan jumlah BTS yang besar,
kebutuhan untuk sebuah BTS adalah keras, tahan, mudah dibawa dan biaya yang
minim. Base Station Controller (BSC) mengatur sumber-sumber radio untuk sebuah
BTS atau lebih melewati Abis interface (antara muka). Ia mengatur saluran interface
(antara muka) radio (memasang, merubah, mencari frekuensi, dsb) juga penyerahan.
4. Network Subsystem

33
Komponen utama Network Subsystem adalah Mobile services Switching
Centre (MSC). Ia bertindak seperti swiching node PSTN atau ISDN biasa, dan
selanjutnya memberikan semua keperluan untuk mengatur mobile subscriber,
termasuk pendaftaran, bukti keaslian, lokasi terakhir, penyerahan inter-MSC, dan
call routing ke roaming subscriber. Servis tersebut diberikan berkaitan dengan empat
database pintar yang bersama-sama dengan MSC dari Network Subsystem. MSC juga
menyediakan hubingan ke network umum.
5. Aspek-Aspek Transmisi Radio

Spektrum radio pada band 890-915 MHz untuk uplink (mobile station ke
base station) dan 935-960 MHz untuk downlink telah disediakan untuk mobile
networks di Eropa. Sedikitnya 10 MHz pada tiap band disediakan untuk GSM.
Spektrum 2x25 MHz ini terbagi dalam 200 kHz pembawa frekuensi menggunakan
FDMA. Satu atau lebih pembawa frekuensi ditempatkan ke base station tersendiri,
dan tiap pembawa tersebut terbagi dalam slot delapan menggunakanTDMA.
Kelompok delapan kali slot yang berurut dari frame TDMA, dengan durasi 4.615 ms.
Sebuah saluran transmisi menempati posisi slot satu pada sebuah sisi TDMA. Frame-
frameTDMA dari sebuah pembawa frekuensi dihitung, lalu baik mobile station
maupun base station disinkronasikan pada jumlah tersebut. Frame yang lebih besar
dibentuk dari kelompok frame TDMA 26 dan 51 (terdapat juga kelompok yang lebih
besar) dan diletakkan pada frame tersebut mendefinisikan jenis dan fungsi sebuah
saluran.
6. Speech dan Penandaan Saluran

Speech pada GSM ditandai secara digital pada rate 13 kbps, dikenal
dengan sebutan full-rate speech coding. Hal ini cukup efisien disbanding dengan
ISDN standar pada rate 64 kbps. Salah satu tambahan Tahap 2 yang paling penting
adalah pengenalan half-rate speech codec yang bekerja pada kisaran 7 kbps, secara
efektif menambah kapasitas sebuah network. Stream digital 13 kbps (260 bits every
20 ms) ini telah memberikan koreksi error ditambahkan oleh encoder konvolusional.
Gross bit rate setelah penandaan saluran adalah 22.8 kbps (atau 456 bits tiap 20 ms).
456 bit ini terbagi dalam 8 balok 57-bit, dan hasilnya ter-interleave diantara delapan
kali berturut-turut rekahan slot untuk perlindungan terhadap error pecah transmisi.
Tiap waktu slot burst adalah 156.25 bits dan terdiri dari dua 57-bit blok,
dan 26-bit sequensi training dipakai untuk equalisasi. Sebuah burst ditransmitkan

34
pada 0.577 ms untuk total bit rate 270.8 kbps, dan dimodulasikan menggunakan
Gaussian Minimum Shift Keying (GMSK) pada frekuensi pengantar 200 kHz.
Sequensi training 26-bit merupakan pola yang dikenal yang dibandingkan dengan
pola yang diterima dengan harapan dapat mengatur sinyal asal lainnya. Membawa
error control dan equalisasi yang disumbangkan untuk robustness sinyal radio GSM
terhadap gangguan dan multipath fading.
Digital TDMA sinyal biasa menjadikan beberapa proses untuk
mengembangkan kualitas transmisi, meningkatkan kekuatan baterai mobile, dan
mengembangkan efisiensi spectrum. Termasuk didalamnya transmisi terputus,
pencarian frekuensi dan penerimaan terputus saat memonitor saluran paging.
Gambaran lain yang dipakai oleh GSM adalah power control, yang dipakai untuk
mengecilkan power transmisi radio mobile dan BTS, serta mengurangi jumlah
gangguan co-channel yang muncul.
7. Pemancar Radio Microwave

Transmisi Microwave menggunakan sinyal frekuensi radio yang sangat


tinggi. Line-of-sight diambil dari satu station microwave repeater ke station
berikutnya (lihat gambar dibawah). Dikarenakan lekukan bumi, repeater diperlukan
pada tiap 40 kilometer.

Gambar 3.17 Transmisi Gelombang Micro (Microwave)


8. L. Transmisi Satelit
Transmisi satelit membutuhkan tiga komponen:

35
a. Sebuah station bumi untuk transmit pesan/message ke satelit seperti gelombang
radio.
b. Sebuah transponder yang diletakkan pada satelit, yang menerima pesan dan
merelay ke station bumi lainnya.
c. Station bumi (pada dasarnya piringan satelit) yang menerima pesan.

Gambar 3.18 Transmisi Satelit

Satelit yang ditunjukkan pada gambar diatas dalam circular orbit 36,200
kilometer di atas equator. Ia mengelilingi bumi sekali tiap 24 jam. Selama bumi
berputar pada porosnya sekali dalam 24 jam, satelit selalu berada dalam posisi yang
sama. Satelit tersebut berada dalam orbit geostationary.
Keuntungan utama transmisi satelit adalah kemampuannnya untuk
menyiarkan kira-kira sepertiga permukaan bumi dengan serentak. Hal
ini tidak berlangsung secara normal tetapi spot beams dapat memancarkan langsung
ke lokasi yang dituju (lihat gambar dibawah). Ini berarti sinyal yang berbeda dapat
dipancarkan ke area yang berbeda pada waktu yang sama dari satelit yang sama.

Gambar 3.19 Transmisi Satellite Spot Beams

36
BAB IV
BAHASAN PRAKTEK KERJA NYATA
Transmisi Jaringan FTTH Pada PT. Telkom Selong

Media transmisi adalah media yang menghubungkan antara pengirim dan


penerima informasi (data), karena jarak yang jauh, maka data terlebih dahulu diubah
menjadikode/isyarat, dan isyarat inilah yang akan dimanipulasi dengan berbagai
macam cara untuk diubah kembali menjadi data. Media transmisi digunakan pada
beberapa peralatan elektronika untuk menghubungkan antara pengirim dan penerima
supaya dapat melakukan pertukaran data. Beberapa alatelektronika
seperti telepon, komputer, televisi, dan radio membutuhkan media transmisi untuk
dapat menerima data. Seperti pada pesawat telepon, media transmisi yang digunakan
untuk menghubungkan dua buah telepon adalah kabel. Setiap peralatan elektronika
memiliki media transmisi yang berbeda-beda dalam pengiriman datanya.

Media Guided adalah media transmisi yang melakukan pengiriman


informasi/data menggunakan media yang tampak secara fisik, gelombang dipandu
pengirimannya sepanjang jalur dimana sinyal disebarkan, meliputi Twisted
pair, Coaxial Cable(tembaga) dan Fiber Optic. Pada media ini kualitas dan batasan
jarak jangkau pengiriman ditentukan oleh fisik media seperti faktor bahan.

Media unguided mentransmisikan gelombang tidak tampak (cahaya/


gelombang elektro magnetik), namun tidak memandunya sekalian. Bentuk transmisi
ini tidak memerlukan kabel sebagai penghantarnya. Udara bebas, atmosfer dan ruang
angkasa (komunikasi satelit) merupakan contoh dari media un guided. Kualitas dan
karakteristiknya lebih ditentukan oleh kualitas sinyal yang dihasilkan melalui antenna
transmisi dibandingkan oleh medianya sendiri. Media ini memanfaatkan antenna
untuk transmisi di udara, ruang hampa atau air. Teknik pentransmisian ini digunakan
untuk komunikasi informasi mencakup radio siaran, gelombang mikro terrestrial dan
satelit.

4.1 Serat Optik


Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari
kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat
digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain.
Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau LED. Kabel ini
berdiameter lebih kurang 120 mikrometer. Cahaya yang ada di dalam serat optik

37
tidak keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara,
karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat
optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.

Gambar 4.1 Serat Optik dan bagian penyusunnya

4.2 Arsitektur Jaringan Fiber Optik Secara Umum


Sistem jarlokaf paling sedikit memiliki 2 (dua) buah perangkat
optoelektronik yaitu 1 (satu) perangkata opto-elektronik di sisi sentral dan satu lagi
(satu) lagi perangkat yang berada di sisi pelanggan yang disebut Titik Konversi
Optik (TKO). Perbedaan letak TKO menimbulkan modus arsitektur jarlokaf berbeda
pula yaitu :
4.2.1 Fiber To The Zone
(FTTZ) TKO terletak disuatu tempat di luar bangunan, baik didalam
kabinet dengan kapasitas besar. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO
melalui kabel tembaga hingga beberapa kilometer. FTTZ umumnya diterapkan pada
daerah peruahan yang letaknya jauh dari sentral atau infrastrukturduct pada arah yang
bersangkutan, sudah tidak memenuhi lagi untuk ditambahkan dengan kabel tembaga.
4.2.2 Fiber To The Curb
(FTTC) TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, didalam kabinet
dan diatas tiang dengan kapasitas lebih kecil. Terminal pelanggan dihubungkan
dengan TKO memalui kabel tembaga hingga beberapa ratus meter. FTTCdapat
diterapkan bagi pelanggan bisnis yang letaknya berkumpul di suatu area terbatas
namun tidak berbentuk gedung-gedung bertingkat atau bagi pelanggan perumahan
yang pada waktu dekat akan menjadi pelanggan jasa hiburan

38
4.2.3 Fiber To The Building
(FTTB) TKO terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada ruang
telekomunikasi debasement namun juga dimungkinkan diletakkan pada beberapa
lantai di gedung tersebut. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui
kabel tembaga I ndoor.FTTB dalam diterapkan bagi pelanggan bisnis di gedung-
gedung bertingkat atau bagi pelanggan perumahan di apartement.
4.2.4 Fiber To The Home
(FTTH) Fiber to the Home (disingkat FTTH) merupakan suatu format
penghantaran isyarat optik dari pusat penyedia (provider) ke kawasan pengguna
dengan menggunakan serat optik sebagai medium penghantaran. Perkembangan
teknologi ini tidak terlepas dari kemajuan perkembangan teknologi serat optic yang
dapat menggantikan penggunaan kabel konvensional.Dan di dorong oleh keinginan
untuk mendapatkan layanan yang di kenal dengan istilah Triple Play Services .
4.2.5 Fiber To The Tower
TKO terletak didalam shelter dari pada tower, Terminal equipment
system GSM/CDMA di hubungkan dengan TKO Melalui kabel tembaga indoor
hingga beberapa meter saja
Jaringan kabel FO yang mencatu Tower Sbb :
Kabel FO Drop kalau lokasi tower perkotaan
Kabel FO distribusi kalau lokasi tower di pinggir kota.

4.3 Elmen Network FTTH


Fiber to the Home (disingkat FTTH) merupakan suatu format
penghantaran isyarat optik dari pusat penyedia (provider) ke kawasan pengguna
dengan menggunakan serat optik sebagai medium penghantaran. Perkembangan
teknologi ini tidak terlepas dari kemajuan perkembangan teknologi serat optik yang
dapat mengantikan penggunaan kabel konvensional. Dan juga didorong oleh
keinginan untuk mendapatkan layanan yang dikenal dengan istilah Triple Play
Services yaitu layanan akan akses internet yang cepat, suara (jaringan telepon, PSTN)
dan video (TV Kabel) dalam satu infrastruktur pada unit pelanggan

39
Gambar 4.2 Arsitektur dan Topologi FTTH

4.3.1 Sentral Telpon Otomat (STO)


STO adalah pusat dan sumber suatu jaringan, dan otak dari sentral
dinamakan Central Proccessor (CP), fungsi dari STO adalah untuk membuat
penomeran pelanggan yang berbentuk :
a. Nomer Pelanggan.
b. List Chanel : untuk wartel.

Gambar 4.3 STO


Cara kerja STO adalah bahwa perangkat ini merupakan modem yang
berfungsi sebagai control station pusat. Setiap kali ada telepon baru yang masuk,
maka telepon tersebut akan di-routing (diarahkan) melalui control station ini. Karena
di dalam sistem PABX tersebut telah dimasukan kode tertentu untuk masing-masing
nomor telepon di kantor, atau untuk masing-masing extension, maka telepon masuk
tersebut akan diarahkan ke tujuan yang tepat dengan menggunakan kode tersebut.

40
4.3.2 Metro Ethernet
Metro Ethernet merupakan teknologi jaringan Ethernet yang
diimplementasikan di sebuah metropolitan area. Perusahaan-perusahaan besar dapat
memanfaatkan teknologi tersebut untuk menghubungkan kantor-kantor cabang
mereka ke dalam sistem intranet yang ada di dalam perusahaan tersebut. Jaringan
Metro Ethernet umumnya didefenisikan sebagai bridge dari suatu jaringan atau
menghubungkan wilayah yang terpisah juga menghubungkan LAN dan WAN atau
backbone network yang umumnya dimiliki oleh service provider. Jaringan Metro
Ethernet, secara harafiah berarti jaringan komunikasi data yang berskala metro untuk
menjangkau satu kota besar dengan menggunakan teknologi Ethernet sebagai
protokol transportasi datanya.
Begitu pula arti sebenarnya, teknologi Metro Ethernet merupakan salah
satu perkembangan dari teknologi Ethernet yang dapat menempuh jarak yang luas
berskala perkotaan dengan dilengkapi berbagai fitur yang seperti terdapat pada
jaringan Ethernet umumnya. Sehingga jaringan yang berskala metro dapat dibentuk
dengan menggunakan teknologi Ethernet biasa. Metro Ethernet menggunakan
protokol atau teknologi yang sama persis dengan Ethernet/Fast Ethernet pada LAN
tetapi ada penambahan beberapa fungsi sehingga dapat digunakan untuk
menghubungkan dua lokasi (dua LAN) dengan jarak puluhan bahkan ratusan
kilometer.

Gambar 4.4 Metro Ethernet

41
4.3.3 Optical Line Terminal (OLT)
Optical Line Terminal (OLT) atau biasa disebut juga dengan Optical
Line Termination adalah perangkat yang berfungsi sebagai titik akhir (end-point) dari
layanan jaringan optik pasif. Perangkat ini mempunyai dua fungsi utama, antara lain:
Melakukan konversi antara sinyal listrik yang digunakan oleh penyedia layanan dan
sinyal optik yang digunakan oleh jaringan optik pasif.

Gambar 4.5 Optical Line Terminal


Mengkoordinasikan multiplexing pada perangkat lain di ujung jaringan,
atau biasa disebut dengan Optical Network Terminal (ONT) atau Optical Network
Unit (ONU).
OLT menyediakan interface antara sistem Passive Optical Network
(PON) dengan penyedia layanan (service provider) data, video, maupun
voice/telepon. Perangkat OLT meliputi:

DCS (Digital Cross-connect), yang melayani nonswitched dan non-locally


switched TDM trafik ke jaringan telepon.
Voice Gateway, yang melayani locally switched TDM/voice trafik ke PSTN.
IP Routers atau ATM Edge Switch, yang melayani trafik data.
Video Network Device, yang melayani trafik video.

42
4.3.4 Optical Distribution Frame (ODF)
Optical Distribution Frame (ODF) merupakan perangkat tempat
terminasi kabel fiber optic. Selain itu juga sebagai tempat peralihan dari kabel fiber
optic outdoor dengan kabel fiber optic indoor dan sebaliknya.

Gambar 4.6 Optical Distribution Frame (ODF)

4.3.5 Optical Distribution Cabinet (ODC)


ODC adalah suatu ruang yang berbentuk kotak atau kubah (dome) yang terbuat dari
material khusus yang berfungsi sebagai tempat instalasi sambungan jaringan optik
single-mode, yang dapat berisi connector, splicing, maupun splitter dan dilengkapi
ruang manajemen fiber dengan kapasitas tertentu pada jaringan akses optik pasif
(PON), untuk hubungan telekomunikasi. ODC berfungsi sebagai tempat
terminasi antara kabel feeder dengan kabel distribusi. Bias dipahami bahwa
didalam ODC terdapat splitter dari sentral atau OLT yang di bagi ke ODP.

Gambar 4.7 Optical Distribution Cabinet (ODC)

43
4.3.6 Optical Distribution Point (ODP)
Optical Distribution Point adalah tempat terminasi kabel yang memiliki
sifat-sifat tahan korosi, tahan cuaca,kuat dan kokoh dengan konstruksi untuk dipasang
diluar.
ODP berfungsi sebagai tempat instalasi sambungan jaringan optik single-
mode terutama untuk menghubungkan kabel fiberoptik distribusi dan kabel
drop.Perangkat ODP dapat berisi optical pigtail, connectoradaptor, splitter room dan
dilengkapi ruang manajemen fiber dengan kapasitas tertentu.

Gambar 4.8 Optical Distribution Point (ODP)

4.4 GPON (Giga Bit Passive Optical Network)


GPON adalah suatu teknologi akses yang dikategorikan sebagai
Broadband Access berbasis kabel serat optik evolusi dari BPON. GPON merupakan
salah satu teknologi yang dikembangkan oleh ITU-T via G.984 dan hingga kini
bersaing dengan GEPON (Gigabit Ethernet PON), yaitu PON versi IEEE yang
berbasiskan teknologi ethernet. GPON mempunyai dominansi market yang lebih
tinggi dan roll out lebih cepat dibanding penetrasi GEPON. Standar G.984
mendukung bit rate yang lebih tinggi, perbaikan keamanan, dan pilihan protokol layer
2 (ATM, GEM, atau Ethernet).

44
4.4.1 Prinsip Dasar GPON

Prisip kerja dari GPON yaitu ketika data atau sinyal dikirimkan dari
OLT, maka ada bagian yang bernama splitteryang berfungsi untuk memungkinkan
serat optik tunggal dapat mengirim ke berbagai ONT. Untuk ONT sendiri akan
memberikan data data dan sinyal yang diinginkan oleh user . Pada prinsipnya,
Passive Optical Network adalah sistem point-to-multipoint,dari fiberke arsitektur
premise network dimanaunpowered optikal splitter (splitter fiber)serat optik tunggal.
Arsitektur sistem GPON berdasarkan pada TDM (Time Division
Multiplexing ) sehingga mendukung layanan T1, E1, dan DS3. ONT mempunyai
kemampuan untuk mentransmisikan data di 3 mode power . Pada mode 1, ONT akan
mentransmisikan pada kisaran dayaoutput yang normal. Pada mode 2 dan 3 ONT
akan mentransmisikan 3 6 dB lebih rendah daripada mode 1 yang mengizinkan
OLT untuk memerintahkan ONT menurunkan dayanya apabila OLT mendeteksi
sinyal dari ONT terlalu kuat atau sebaliknya, OLT akan memberi perintah ONT
untuk menaikkan daya jika terdeteksi sinyal dari ONT terlalu lemah

Tabel 4.1 Standar dari Teknologi GPON


4.4.2 Komponen GPON
Komponen-komponen pada teknologi GPON antara lain yaitu :
a. Sumber cahaya Sumber cahaya yang digunakan untuk memancarkan cahaya yang
membawa informasi merupakan hasil pengubahan sinyal listrik menjadi sinyal
optik. Sumber cahaya yang digunakan dalam teknologi GPON adalah Injection
Laser Diode (ILD). Jenis ILD yang digunakan pada sistem GPON antara lain

45
Fabry Perot Laser dan Distributed Feddback Laser (DFB),dengan lebar spektrum
masing masing 3nm dan 1nm.
b. Serat optik yang digunakan Jenis serat optik yang digunakan dalam GPON yang
diaplikasikan untuk komunikasi jarak jauh harus memiliki kemampuan untuk
membawa banyak sinyal dengan laju bit yang tinggi. Dari dua jenis serat optik
yang ada yaitu single modedanmultimode,yang digunakan sebagai media
transmisi teknologi GPON adalah jenis single mode,hal ini dikarenakan daerah
kerja panjang gelombang single modelebih tinggi daripada daerah kerja panjang
gelombangmultimode.Sehingga serat optik jenis ini lebih sesuai digunakan pada
transmisi jarak jauh yang memerlukan transmisi kecepatan tinggi dan rugi rugi
yang kecil.
c. Optical Line Termination (OLT) sebagai daerah pusat dari sistem jaringan. OLT
merupakan gabungan dari CWDM, Gigabit-capable Ethernet (GbE) dan
SONET/SDH yang dipergunakan untuk mentransmisikan suara, data dan video
yang melewati Gigabit-capable Passive Optikal Network (GPON). OLT
mempunyai fungsi untuk melakukan konversi dari sinyal elektrik menjadi optik.
Bagian bagian dari OLT.
d. Optical Network Terminal (ONT) berada di sisi pelanggan dari sistem jaringan.
Optimate 1000NT (ONT) mempunyai tugas utama yaitu dipergunakan untuk
mentransmisikan suara, data dan video yang melewati jaringan Gigabit-capable
Passive Optikal Network (GPON) kepada para pelanggan dan OLT.
e. Flex Manage Flex Manage yang adalah suatu software untuk memonitor dari
layanan GPON. Flex Manage merupakan solusi dari management jaringan dari
FlexLight yang dirancang berdasarkan system yang berbasiskan web.
Flexmanage dioperasikan untuk mensetting jaringan atau mengoperasikan
jaringan guna menghindaridowntime (dapat untuk menanggulangi ataupun
menghindaridowntime. Dari Flex Manage dapat diketahui alarm apa yang aktif,
sistemreporting, ataupun kegagalan jaringan GPON.
f. Splitter Splitter adalah optikal fiber coupler sederhana yang membagi sinyal
optik menjadi beberapa path (multiple path) atau sinyal sinyal kombinasi
dalam satu path. Selain itu, splitter juga dapat berfungsi untuk merutekan dan
mengkombinasikan berbagai sinyal optik.Splitter terdiri dari 3 port dan bisa
mencapai dari 32 port. Berdasarkan ITU G.983.1 BPON Standart

46
direkomendasikan agar sinyal dapat dibagi untuk 32 pelanggan, namun ratio
meningkat menjadi 64 berdasarkan ITU-T G.984 GPON standart..
g. Splicer Alat sambung Serat Optik dikenal dengan sebutan fusion splicer yaitu
suatu alat yang digunakan untuk menyambung core serat optik yang berbasis
kaca yang mengimplementasikan daya listrik yang sudah dirubah menjadi sebuah
media sinar berbentuk sinar laser yang berfungsi memanasi kaca yang putus
pada core sehingga terhubung kembali secara baik. Alat sambung splicer ini
harus memiliki keakuratan tinggi sehingga pada saat penyambungan ( splicing )
bisa mendekati sempurna, karena proses terjadinya pengelasan media kaca terjadi
proses peleburan kaca yang menghasilkan suatu media yang tersambung dengan
utuh tanpa adanya celah karena memiliki karakter media yang memiliki senyawa
yang sama. Penyambungan bisa saja tidak utuh, karena tidak mengikuti prosedur
penyambungan yang benar. Bila hal ini terjadi maka proses penyambungan harus
diulangi lagi, hingga mendekati redaman yg sekecil-kecilnya (dibawah 0.2 dB)
h. Konektor terdapat pada ujung dari serat optik yang terhubung langsung pada
perangkat. Konektor pada fiber optik terbuat dari material yang sederhana seperti
plastik, karet dan kaca sehingga lebih praktis. Konektor memiliki beberapa jenis,
antara lain :
o FC ( Fiber Connector ): digunakan untuk kabel single mode dengan
akurasi yang sangat tinggi dalam menghubungkan kabel dengan
transmitter maupun receiver. Konektor ini menggunakan sistem drat
ulir dengan posisi yang dapat diatur, sehingga ketika dipasangkan ke
perangkat lain, akurasinya tidak akan mudah berubah.
o SC (Subsciber Connector ): digunakan untuk kabel single mode,
dengan sistem dicabut-pasang. Konektor ini tidak terlalu mahal,
simpel, dan dapat diatur secara manual serta akurasinya baik bila
dipasangkan ke perangkat lain.
o ST (Straight Tip): bentuknya seperti bayonet berkunci hampir mirip
dengan konektor BNC

47
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

a) Sistem transmisi jaringan yang ada pada Telkom Selong menggunakan sistem
FTTH (Fiber To The Home) yaitu jaringan kabel fiber optik dibuat hingga sampai
ke rumah-rumah atau ruangan dimana teminal berada
b) Arsitektur jaringan yang mendukung kinerja FTTH secara umum dibagi menjadi
dua yaitu direct fiber dan shared fiber yang terbagi khusus menjadi AON dan
PON.
c) FTTH adalah salah satu solusi teknologi yang terbaik dalam telekomunikasi dan
mungkin hanya satu satunya teknologi yang mudah berkembang untuk
menyediakan transfer rate yang tinggi menyerupai standard dari 155,52 Mbps
sebagai STM-1. FTTH juga menawarkan solusi yang terbaik dalam hal
pembiayaan.
d) Layanan atau prodak yang ada pada Telkom yaitu telekomunikas diantaranyai
Speedy (menggunakan tembga) , dan Indihome (menggunakan Fiber optic).
e) Triple Play merupakan layanan data, suara, dan multimedia yang dikirimkan
melalui satu infrastruktur atau dalam hal ini kabel transmisi (baik tembaga atau
serat optik)
f) Topologi jaringan GPON yang sesuai dengan FTTH pada PT. Telkom Indonesia
ialah OLT, OTB (Optical Terminal Box), ODC, ODP, dan ONT. Untuk
pemasangan GPON tidak harus memenuhi seluruh topologinya, melainkan melihat
jarak dari lokasi pelanggan dengan STO
g) GPON adalah teknologi FTTx yang bisa mengirimkan layanan sampai ke premise
pelanggan yang memakai kabel serat optik.

5.2 Saran
a) Saran untuk Telkom Selong yaitu terciptanya hubungan baik anatara pihak
Universtas Muhammadiyah Malang dengan PT. Telkom
b) Lebih giat dan prepesional lagi dalam bekerja khusunya tim lapangan Telkom
aksses.

48
DAFTAR PUSTAKA

Royani Hsb, Astrid Harera. Modernisasi Jaringan Akses Tembaga dengan Fiber Optik
ke Pelanggan. Makalah Kerja Praktek. Universitas Sumatera Utara. Medan

Budi P., Arjuni dan Haritman, Erik. Dasar Sistem Telekomunikasi. Modul. Universitas
Pendidikan Indonesia.

Pengantar Teknologi Sistem Komunikasi Serat Optik. Divlat PT. Telekomunikasi


Indonesia.

Telkom Akses, Overview FTTx (Fiber To The x). PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,
Panduan Desain FTTH. Jakarta, 2012.

https://id.wikipedia.org/wiki/Media_transmisi

Alaydrus, Mudrik (2009). Saluran Transmisi Telekomunikasi. Jogjakarta: Graha Ilmu.

http://materitik78.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-dan-macam-macam-media.html

http://informasi-dunia-tik.blogspot.com/2012/02/sistem-komunikasi-radio-gelombang-
mikro.html
http://www.telkom.co.id/english-celebrating-68th-anniversary-of-the-republic-of-
donesias-independence-day-with-red-and-white-masterpiece-and-the-new-logo-of-
telkom.html. Diakses pada tanggal 16 Maret 2015.Tentang Telkom

. http://www.telkom.co.id/tentang-telkom.

http://www.telkom.co.id/UHI/ID/09_data/0100_history. html.

49
LAMPIRAN

Cek /Priksa ruangan sentral

50

Anda mungkin juga menyukai