Dokumen
Dokumen
LM : X MIPA 4
kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan
lembaga jasa keuangan lainnya
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan
pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan
Asas OJK :
Asas kepastian hukum, yakni asas dalam negara hukum yang meletakkan hukum dan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan keadilan dalam setiap kebijakan
penyelenggaraan OJK;
Asas keterbukaan, yakni asas yang terbuka terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan
OJK dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi dan golongan, serta
rahasia negara, termasuk rahasia sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan;
Asas profesionalitas, yakni asas yang mengutamakan keahlian dalam pelaksanaan
tugas dan wewenang OJK, dengan tetap berlandaskan pada kode etik dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Asas integritas, yakni asas yang berpegang teguh pada nilai-nilai moral dalam setiap
tindakan dan keputusan yang diambil dalam penyelenggaraan OJK.
Asas akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir
dari harus dipertanggungjawabkan setiap kegiatan penyelenggaraan OJK harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik
1 ) Bank Sentral
Bank sentral yang dimaksud adalah Bank Indonesia.
Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-
hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang ini. Menurut UU Pokok Perbankan
nomor 14 Tahun 1967 jenis perbankan menurut fungsinya terdiri atas: Bank Umum, Bank
Pembangunan, Bank Tabungan, Bank Pasar, Bank Desa, Lumbung Desa, atau Bank Pegawai.
Namun setelah keluar UU Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi
dengan keluarnya UU RI nomor 10 tahun 1998, jenis perbankan menjadi Bank Umum dan
Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Pembangunan dan Bank Tabungan berubah fungsi menjadi Bank Umum, sedangkan
Bank Desa, Bank Pasar, Lumbungan desa dan Bank Pegawai menjadi Bank Perkreditan
Rakyat (BPR).
2 ) Bank Umum
Pengertian bank umum menurut Peraturan Bank Indonesia No. 9/7/PBI/2007 adalah bank
yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang
diberikan oleh bank umum bersifat umum, artinya dapat memberikan seluruh jasa
perbankan yang ada. Bank umum sering disebut bank komersial (commercial bank).
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya, kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan
dengan kegiatan Bank Umum. Dengan demikian, dewasa ini di Indonesia terdapat tiga
macam bank yaitu bank Sentral, Bank Umum, dan Bank Perkreditan Rakyat
Pengertian kata konvensional menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah menurut
apa yang sudah menjadi kebiasaan. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah berdasarkan kesepakatan umum seperti adat, kebiasaan, kelaziman.
Berdasarkan pengertian itu, bank konvensional adalah bank yang dalam operasionalnya
menerapkan metode bunga, karena metode bunga sudah ada terlebih dahulu, menjadi
kebiasaan dan telah dipakai secara meluas dibandingkan dengan metode bagi hasil.
Bank konvensional dapat memperoleh dana dari pihak luar, misalnya dari nasabah berupa
rekening giro, deposit on call, sertifikat deposito, dana transfer, saham, dan obligasi.
Sumber ini merupakan pendapatan bank yang paling besar. Pendapatan bank tersebut,
kemudian dialokasikan untuk cadangan primer, cadangan sekunder, penyaluran kredit, dan
investasi. Bank konvensional contohnya bank umum dan BPR. Kedua jenis bank tersebut
telah kalian pelajari pada subbab sebelumnya.
2 ) Bank Syariah
Bank syariah muncul di Indonesia pada awal tahun 1990-an. Pemrakarsa pendirian bank
syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18 20
Agustus 1990.
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam,
maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah
Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam.
Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan transaksinya
adalah efesiensi, keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi mengacu pada prinsip saling
membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin.
Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang
matang atas proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling
menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas.
Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank
konvensional.
Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank dengan
nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya, yang akan
menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Berikut ini
prinsip-prinsip yang berlaku pada bank syariah.
e) Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain
(ijarah wa iqtina).
Dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah harus berlandaskan pada Alquran dan
hadis. Bank syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu.
Bagi bank syariah, bunga bank adalah riba
Apabila ditinjau dari segi kepemilikannya, jenis bank terdiri atas bank milik pemerintah,
bank milik swasta nasional, dan bank milik swasta asing.
Bank pemerintah adalah bank di mana baik akta pendirian maupun modalnya dimiliki oleh
pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah pula. Contohnya
Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri. Selain itu ada juga bank milik pemerintah daerah
yang terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi. Ditinjau dari segi
kepemilikan adalah siapa pun yang turut andil dalam pendirian suatu bank. Kepemilikan
bank dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimilikinya.
Sedangkan bank milik pemerintah daerah (Pemda) terdapat di daerah tingkat I dan tingkat
II. Contoh bank pemerintah daerah adalah BPD DKI Jakarta, BPD Jawa Barat, BPD Jawa
Tengah, BPD Jawa Timur, BPD Sumatera Utara, BPD Sumatra Selatan, BPD Sulawesi Selatan,
dan BPD lainnya:
Bank jenis ini, seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Akte
pendiriannya menunjukkan kepemilikan swasta, begitu pula pembagian keuntungannya
untuk pihak swasta. Contoh bank milik swasta nasional antara lain: Bank Muamalat, Bank
Central Asia, Bank Bumi Putra, Bank Danamon, Bank Duta, Bank Nusa Internasional, Bank
Niaga, Bank Universal, Bank Internasional Indonesia:
Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh badan hukum koperasi, contohnya adalah
Bank Umum Koperasi Indonesia;
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional.
Saham bank campuran secara mayoritas dimiliki oleh warga negara Indonesia. Contoh bank
campuran antara lain : Sumitono Niaga Bank, Bank Merincop, Bank Sakura Swadarma, Bank
Finconesia, Mitsubishi Buana Bank, Inter Pacifik Bank, Paribas BBD Indonesia, Ing Bank,
Sanwa Indonesia Bank, dan Bank PDFCI.
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing
atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri. Contohnya ABN
AMRO bank, City Bank, dan lain-lain
Produk perbankan dibedakan menjadi beberapa bagian sebagai berikut :
1. Produk tabungan yang tergolong kredit pasif (cara bank menghimpun dana dari
masyarakat)
a. Tabungan adalah simpanan yang penyimpanannya dan penarikannya tidak terikat dengan
jangka waktu
b. Giro adalah simpanan yang penarikannya bisa dilakukan kapan saja, dengan
menggunakan cek, atau giro bilyet
c. Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada
jangka waktu tertentu
d. Sertifikat Deposito adalah salah satu bentuk deposito berjangka yang surat buktinya
dapat diperjualbelikan
e. Deposit on Call adalah simpanan yang tetap di bank, yang jika akan diambil harus
memberikan kepada pihak bank terlebih dahulu
f. Loan Deposit adalah pinjaman yang dititipkan lagi di bank dan dapat diambil sewaktu
waktu
2. Produk yang tergolong kredit aktif (cara bank menyalurkan dana kepada masyarakat)
a. Pengiriman Uang/Transfer
Pengiriman Uang atau transfer adalah jasa pengiriman uang yang dilakukan oleh bank untuk
membantu nasabah, baik dalam bentuk rupiah maupun mata uang asing
b. Inkaso
Inkaso (collection) adalah jasa penagihan piutang yang dimiliki nasabah atas nasabah lainnya
c. Diskonto
Diskonto adalah jasa pembelian atau penjualan surat surat berharga yang dijamin oleh
bank yang bersangkutan
d. Bankers Order (Delegasi Kredit)
Bankers order (delegasi kredit) adalah pemberian kuasa dari badan hukum atau
seseorang untuk melakukan pembayaran sejumlah uang pada jangka waktu yang telah
ditentukan kepada badan hukum atau seseorang secara berkala
e. Jual beli cek perjalanan (travellers cheque)
f. Jual beli valuta asing
g. Mengeluarkan kartu kredit (credit card)
h. Menyediakan jaminan bank (bank garansi)
i. Melakukan transaksi jual beli surat-surat berharga
j. Menyediakan ATM (Automatic Teller Machine)
Polis Asuransi : surat kontrak pelaksanaan asuransi yang berupa kesepakatan kedua
belah pihak.
Premi Asuransi : uang pertanggungan yang dibayar tertanggung kepada penanggung.
Keuntungan Asuransi :
Bagi Pemilik Asuransi :
2. Perusahaan Dana Pensiun ( TASPEN ) : Badan hukum yang mengelola dan menjalankan
program yang menjanjikan manfaat pensiun.
Manfaat Perusahaan Dana Pensiun :
Bagi perekonomian nasional : dana yang dihimpun dari iuran peserta dapat sebagai
modal bagi dunia usaha
Bagi peserta : dana pensiun akan memberi jaminan pendapatan di hari tua
Loyalitas
Kewajiban moral
Kompetisi pasar tenaga kerja
Rasa aman
Kompensasi yang lebih baik
3.Pegadaian : Suatu usaha yang memberikan pinjaman bagi nasabah dengan jaminan
berupa barang berharga.
Tujuan Pegadaian :
1. Mencegah praktik ijon, riba, dan pinjaman tidak wajar
2. Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijakan program pemerintah di
bidang ekonomi.
4.Pasar Modal : Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.[1] Pasar Modal
menyediakan berbagai alternatif bagi para investor selain alternatif investasi lainnya,
seperti: menabung di bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya.
Pasar Modal bertindak sebagai penghubung. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung
antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan
instrumen melalui jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya.
Secara umum, fungsi pasar modal adalah sebagai berikut:
Sebagai sarana penambah modal bagi usaha
Perusahaan dapat memperoleh dana dengan cara menjual saham ke pasar modal.
Saham-saham ini akan dibeli oleh masyarakat umum, perusahaan-perusahaan lain,
lembaga, atau oleh pemerintah.
Sebagai sarana pemerataan pendapatan
Setelah jangka waktu tertentu, saham-saham yang telah dibeli akan memberikan
deviden (bagian dari keuntungan perusahaan) kepada para pembelinya (pemiliknya).
Oleh karena itu, penjualan saham melalui pasar modal dapat dianggap sebagai
sarana pemerataan pendapatan.
Sebagai sarana peningkatan kapasitas produksi
Dengan adanya tambahan modal yang diperoleh dari pasar modal, maka
produktivitas perusahaan akan meningkat.
Sebagai sarana penciptaan tenaga kerja
Keberadaan pasar modal dapat mendorong muncul dan berkembangnya industri lain
yang berdampak pada terciptanya lapangan kerja baru.
Sebagai sarana peningkatan pendapatan negara
Setiap deviden yang dibagikan kepada para pemegang saham akan dikenakan pajak
oleh pemerintah. Adanya tambahan pemasukan melalui pajak ini akan meningkatkan
pendapatan negara.
Sebagai indikator perekonomian negara
Aktivitas dan volume penjualan/pembelian di pasar modal yang semakin meningkat
(padat) memberi indikasi bahwa aktivitas bisnis berbagai perusahaan berjalan
dengan baik. Begitu pula sebaliknya.
5. Lembaga Pembiayaan : Lembaga pembiayaan pada dasarnya adalah suatu lembaga yang
menyediakan pembiayaan atau dana untuk pembelian suatu barang yang pembayarannya
dilakukan oleh konsumen secara mencicil atau berkala. Sebenarnya antara pembiayaan
konsumen dengan kredit konsumsi memiliki definisi yang sama, namun yang membedakan
adalah pemberi pinjaman.
Lembaga lembiayaan juga mempunyai fungsi penting dalam perekonomian. Berikut ini
adalah beberapa fungsi lembaga pembiayaan :
Bagi masyarakat : fungsi lembaga pembiayaan yang paling utama ialah membantu
masyarakat dengan ekonomi lemah agar terbebas dari jeratan rentenir yang memberikan
pinjaman dengan bunga tinggi. Dengan adanya lembaga pembiayaan, pengusaha kecil
dengan modal terbatas bisa mendapatkan kredit dengan syarat mudah dan bunga yang
ringan.
Bagi pembangunan infrastruktur : fungsi lembaga pembiayaan tidak hanya berguna untuk
masyarakat dengan ekonomi lemah, dalam dunia bisnis termasuk pengembangan
infrastruktur, keberadaan lembaga pembiayaan juga sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan
tidak semua pengembang infrastruktur dan pelkau bisnis juga memiliki biaya besar untuk
tujuan mereka. Melalui lembaga pembiayaan, mereka bisa mendapatkan berbagai dana
pinjaman seperti pinjaman dana talangan, dana proyek, dan lain-lain. Sehingga ketersediaan
dana bagi para pelaku bisnis sudah bukan menjadi masalah lagi. Karena fungsinya yang
menyediakan dana, lembaga pembiayaan memiliki fungsi yang hampir mirip dengan bank
umum.
6.BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga yang dibentuk
untuk menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia menurut Undang-undang
Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011. Sesuai Undang-undang
Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, BPJS merupakan badan
hukum nirlaba.
Setiap warga negara Indonesia dan warga asing yang sudah berdiam di Indonesia selama
minimal enam bulan wajib menjadi anggota BPJS. Ini sesuai pasal 14 UU BPJS. [3]
Setiap perusahaan wajib mendaftarkan pekerjanya sebagai anggota BPJS. Sedangkan orang
atau keluarga yang tidak bekerja pada perusahaan wajib mendaftarkan diri dan anggota
keluarganya pada BPJS. Setiap peserta BPJS akan ditarik iuran yang besarnya ditentukan
kemudian. Sedangkan bagi warga miskin, iuran BPJS ditanggung pemerintah melalui
Program Bantuan Iuran.
Menjadi peserta BPJS tidak hanya wajib bagi pekerja di sektor formal, namun juga pekerja
informal. Pekerja informal juga wajib menjadi anggota BPJS Kesehatan. Para pekerja wajib
mendaftarkan dirinya dan membayar iuran sesuai dengan tingkatan manfaat yang
diinginkan.
Jaminan kesehatan secara universal diharapkan bisa dimulai secara bertahap pada 2014 dan
pada 2019, diharapkan seluruh warga Indonesia sudah memiliki jaminan kesehatan
tersebut. Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menyatakan BPJS Kesehatan akan diupayakan
untuk menanggung segala jenis penyakit namun dengan melakukan upaya efisiensi.
7.Reksadana : Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat
(27): Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer
Investasi. Dari kedua definisi di atas, terdapat empat unsur penting dalam pengertian
Reksadana yaitu: