Bab Ii
Bab Ii
PEMBAHASAN
1. Definisi
Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi
dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna
hijau atau dapat bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiyah, 2005).
Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan/tanpa darah
dan/atau lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi secara
mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang
Menurut WHO (1980) gastroenteritis adalah buang air besar encer atau
cair lebih dari tiga kali sehari (Hendarwanto, dalam Ilmu Penyakit Dalam Jilid I,
1996 : 451).
dengan gejala utama diare yaitu defekasi encer lebih dari 4 kali sehari pada bayi
dan lebih dari 3 kali sehari pada anak yang disebabkan berbagai macam
penyebab.
3
Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi
dan lebih dari 3 kali pada anak; konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau
atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja.
2. Etiologi
a. Faktor infeksi
4
b. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi lemak.
Malabsorbsi protein.
c. Faktor makanan
d. Faktor Psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih
3. Manifestasi Klinis
nafsu makan berkurang atau tak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair, mungkin
disertai lendir atau lendir darah. Warna tinja makin lama berubah kehijau-
hijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya timbul
lecet karena sering defeksi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat
makin banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak diabsorbsi oleh
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat
5
asam basa dan elektrolit. Bila pasien telah banyak kehilangan cairan dan
elektrolit, gejala dehidrasi mulai nampak; yaitu berat mulai turun, turgor
berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung (pada bayi), selaput lendir
gejala denyut jantung menjadi cepat, denyut nadi cepat dan lemah bahkan tidak
teraba, tekanan darah menurun, klien tampak lemah dengan kesadaran menurun.
terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat, pernapasan cepat dan dalam
4. Patofisiologi
a. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang
diare.
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya
6
c. Gangguan motilitas usus
diare pula.
dehidrasi ringan, sedang, dan berat. Bila berdasarkan tonisitas plasma dibagi
(Ngastiyah, 2005)
TANDA DAN
RINGAN SEDANG BERAT
GEJALA
Keadaan umum
dan kondisi
iritabel berkeringat,
sianosis, mungkin
koma.
7
dewasa pada perubahan dingin, berkeringat
tangan keriput,
kejang otot.
isi) teraba
mungkin cepat
besar
segera 2 detik
8
Air mata Ada Kering Sangat kering
jam, kandung
kencing kosong
mungkin tidak
teratur
Kehilangan BB
45% 69% > 10 %
(%)
Perkiraan
cairan (ml/kg)
5. Komplikasi
b. Renjatan hipovolemik
c. Hipokalemia
d. Hipoglikemia
9
e. Intoleransi sekunder akibat kerusakan villi mukosa usus
(Ngastiyah, 2005)
6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan biakan tinja disertai dengan pemeriksaan urine lengkap dan tinja
plasma.
Pemeriksaan biakan empedu, Widal, preparat malaria serta serologi bila ada
demam tinggi dan dicurigai adanya infeksi sistemik Helicobacter jejuni
sangat dianjurkan.
7. Penatalaksanaan
a. Pemberian cairan
10
Cairan per-oral.
Pada dehidrasi ringan dan sedang cairan diberi peroral berupa cairan
berisikan Nacl dan NaCO, KCL dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera
Cairan parenteral
Untuk anak di bawah umur 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan BB
Susu ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam
tidak mengandung laktosa atau asam lemak jenuh yang berantai sedang
c. Obat-obatan.
cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain (gula,
11
Obat anti sekresi :
Obat spasmolitik
Antibiotik
Umumnya tidak diberikan lagi bila tidak ada penyebab yang jelas.
(Ngastiyah, 2005)
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Perlu diperhatikan adalah usia. Diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan.
Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman
penurunan kejadian penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun
atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi
12
dari pola makan dan perawatannya. Tempat tinggal dengan sanitasi yang
b. Keluhan Utama
Klien datang dengan keluhan berak berak lebih dari 3 kali, muntah, nafsu
makan menurun dan kadang disertai suhu tubuh meningkat, tinja biasanya
minuman.
13
Meliputi pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan
lain-lain.
f. Pengkajian Fisik
meliputi: keadaan umum dan status kesadaran, tanda-tanda vital, area kepala
Tanda-tanda vital
Antropometri
kepala, lingkar lengan, dan lingkar perut. Pada anak dengan diare
Pernapasan
Biasanya pernapasan agak cepat, bentuk dada normal, dan tidak ditemukan
Kardiovaskuler
Biasanya tidak ditemukan adanya kelainan, denyut nadi cepat dan lemah.
14
Pencernaan
Ditemukan gejala mual dan muntah, mukosa bibir dan mulut kering,
Perkemihan
Muskuloskeletal
Integumen
Lecet pada sekitar anus, kulit teraba hangat, turgor kulit jelek
Endokrin
Penginderaan
Reproduksi
Neorologis
2. Diagnosa Keperawatan
15
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
saluran GI.
3. Rencana Keperawatan
(Wong, 2003)
emesis.
INTERVENSI KEPERAWATAN/RASIONAL
2) Beri LRO sedikit tapi sering khususnya bila anak muntah, kecuali jika
3) Berikan dan pantau cairan IV sesuai ketentuan untuk dehidrasi hebat dan
muntah.
16
4) Beri agens antimikroba sesuai ketentuan untuk mengobati pathogen
5) Setelah rehidrasi, berikan diet regular pada anak sesuai toleransi karena
6) Ganti LRO dengan cairan rendah natrium seperti air, ASI, formuls bebas
8) Pantau berat jenis urin setiap 8 jam atau sesuai indikasi untuk mengkaji
hidrasi.
10) Kaji tanda-tanda vital, turgor kulit, membrane mukosa, dan status mental
11) Hindari masukkan cairan jernih seperti jus buah, minuman berkarbonat
terapeutik.
17
HASIL YANG DIHARAPKAN
usia.
INTERVENSI KEPERAWATAN/RASIONAL
2) Hindari pemberian diet dengan pisang, beras, apel dan roti panggang atau
the karena diet ini rendah dalam energy dan protein, terlalu tinggi dalam
18
c. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang
gastrointestinal.
INTERVENSI KEPERAWATAN/RASIONAL
infeksi.
penyebaran infeksi.
penyebaran infeksi.
19
HASIL YANG DIHARAPKAN
INTERVENSI KEPERAWATAN/RASIONAL
1) Ganti popok dengan sering untuk menjaga agar kulit tetap bersih dan
kering.
dan celupkan anak dalam bak untuk pembersihan yang lembut karena
3) Beri salep seperti seng oksida untuk melindungi kulit dari iritasi (tipe
percobaan).
4) Pajankan dengan ringan kulit utuh yang kemerahan pada udara jika
7) Berikan obat antijamur yang tepat untuk mengobati infeksi jamur kulit.
20
e. Cemas/takut berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,
INTERVENSI KEPERAWATAN/RASIONAL
1) Beri perawatan mulut dan empeng untuk bayi untuk memberikan rasa
nyaman.
pengetahuan.
21
pengobatannya serta mampu
memberikan perawatan.
INTERVENSI KEPERAWATAN/RASIONAL
2) Bantu keluarga dalam memberikan rasa yang nyaman dan dukungan pada
anak.
dirumah.
4. Pendidikan Kesehatan
enteral maupun parenteral serta faktor lain. Tetapi mengingat ada beberapa
faktor risiko yang ikut berperan dalam timulnya diare yang kebanyakan
22
karena kurangnya pengetahuan orang tua maka penyuluhan perlu diberikan.
b. Membiasakan anak defekasi di toilet dan toilet harus selalu bersih agar
e. Kepada anak yang sudah dapat membeli makanan sendiri agar diajarkan
f. Air minum harus selalu dimasak. Bila sedang berjangkit penyakit diare
diberi banyak minum (jelaskan apa perlunya) dan lebih baik dengan oralit
atau jika tidak ada dapat dengan larutan gula garam. Tetapi jika anak muntah
lebih sering atau berak-berak terus sehingga pemberian oralit tidak dapat
hanya untuk mencegah agar anak tidak jatuh dalam keadaan dehidrasi berat.
23