Anda di halaman 1dari 14

BUDIDAYA JAGUNG DAN PANDUAN LENGKAP CARA MENANAMNYA

Home > Budidaya Sayuran > Budidaya Jagung Dan Panduan Lengkap Cara Menanamnya

Lokasi Penanaman
Tanaman jagung adalah tanaman yang memiliki tingkat fotosintesis tinggi, jadi sangat memerlukan cahaya
matahari. Maka lokasi yang baik untuk budidaya tanaman jagung adalah areal yang terbuka berupa sawah atu
ladang yang tidak terlindung dari cahaya matahari.

Lokasi untuk budidaya tanaman jagung sebaiknya tidak tergenang air, namun memiliki kadar air yang cukup. Selain
itu, dalam pemilihan lokasi untuk tanaman jagung, sebaiknya harus sesuai dengan syarat tumbuh tanaman jagung,
atau yang dibutuhkan oleh tanaman jagung. Syarat tumbuh dijelaskan sebagai berikut.

1. Susunan atau sifat tanah


Sebenarnya semua jenis tanah dapat ditumbuhi jagung, namun sifat tanah yang paling dikehendaki oleh tanaman
jagung adalah yang drainasenya lancar, subur dengan humus dan pupuk yang mencukupi persediaan untuk
tumbuh.

2. Iklim
Iklim atau cuaca rata-rata suatu daerah turut berperan serta dalam menentukan pertumbuhan dan produksi suatu
tanaman. Iklim yang tidak mendukung, misalnya banyak hujan badai dan angin rebut bahkan banjir, akan
berpengaruh pada pertumbuhan, termasuk pada tanaman jagung.
Walaupun tanaman jagung sangat cocok pada daerah yang beriklim sejuk dan dingin, namun jika terlalu banyak
hujan juga akan mengurangi kualitas jagung.

Tanaman jagung dapat berproduksi dengan baik dan berkualitas pada daerah yang beriklim sejuk yaitu 50 derajat
LU sampai 40 derajat LS dengan ketinggian sampai 3000 meter dari permukaan laut. Namun, untuk jenis-jenis
jagung tertentu, dapat juga pada tempat yang berbeda dari kondisi tersebut dan dapat berproduksi dengan baik.

3. Derajat keasaman tanah (pH)


Derajat keasaman tanah dipengaruhi oleh banyaknya kandungan unsure kimia dalam tanah serta kadar air dalam
tanah tersebut. Daerah yang cenderung basah dan banyak humus akan menyebabkan tanahnya cenderung bersifat
asam.

Sebaliknya tanah yang kering berkapur dengan kadar air yang sedikit akan lebih bersifat basa. Untuk tanaman
jagung sebenarnya toleransi atau kemampuan untuk beradaptasi pada lingkungan cukup baik, yaitu dengan
kemampuan hidup maksimal pada derajat keasaman antara 5,5 sampai 7.
Derajat keasaman ada skala 14 skala, untuk skala 1 sampai 7 bersifat asam, sedangkan antara 8 sampai 14 bersifat
basa.

4. Kadar air
Jumlah air yang ada dalam tanah akan menentukan kadar air tanah. Tanaman jagung memerlukan air terutama
untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan. Jadi penanaman jagung pun banyak diawali pada saat musim hujan
mulai tiba. Selain menghemat tenaga untuk menyiram juga menambah sejuk/menambah kelembaban udara.
Sehingga tanaman tidak kekurangan air, karena dapat mengganggu proses fotosintesis atau penyusunan makanan
yang dilakukan untuk beraktifitas dan berproduksi dari tanaman jagung tersebut.

5. Intensitas cahaya matahari


Intensitas cahaya adalah jumlah pancaran cahaya matahari yang intesif dan dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup.
Untuk tanaman jagung, intensitas cahaya yang banyak dan cukup sangat dibutuhkan selain untuk berfotosintesis,
juga untuk berproduksi, karena tanpa intensitas cahaya yang cukup, bunga tidak dapat berhasil menjadi buah.

6. Suhu lingkungan
Suhu adalah tingkat derajat panas suatu benda yang ada dalam lingkungan. Lingkungan tempat hidup jagung sangat
perlu untuk diperhatikan, karena suhu yang tinggi dan kering akan mengganggu kelangsungan proses penyusunan
makanan atau fotosintesis pada tanaman jagung.

Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah antara 21 sampai 30 derajat celcius. Sedangkan untuk
proses perkecambahan jagung, yang paling tepat adalh antara suhu 21 sampai 27 derajat celcius. Jadi, sedikit lebih
membutuhkan suhu yang lebih sejuk untuk pertumbuhan kecambahnya.

Pada umumnya tanaman njagung ditanam pada lahan yang kering dengan cara multikultur, artinya ditanam bersama
dengan beberapa jenis tanaman yang lain. Namun, penanaman jagung pada lahan kering ini tidaklah mutlak, sebab
ternyata tanaman jagung juga dapat tumbuh pada lahan basah yang terdapat pengairan serta sawah tadah hujan,
secara monokultur yaitu menanami lahan hanya dengan satu jenis tanaman.
Cara penanaman jagung ada 2 cara, yaitu:

1. Multikultur
Multikultur adalah penanaman lahan dengan banyak jenis tanaman yang berbeda-beda secara bersama-sama.
Misalnya dalam satu waktu pada suatu lahan ditanami jagung, ketela pohon, dan kacang tanah.
Cara ini sering juga disebut dengan istilah tumpang sari, yang mempunyai tujuan agar kesuburan tanah tetap terjaga,
yaitu dengan menjaga keseimbangan persediaan unsure-unsur yang ada dalam tanah.

2. Monokultur
Monokultur adalh menanami lahan hanya dengan satu jenis tanaman secara berselang seling, atau bergantian.
Misalnya sekarang jagung, tahap yang kedua padi atau sebaliknya.

Penanamn dengan car ini sering disebut dengan istilah rotasi tanaman. Rotasi tanaman pada dasarnya memiliki
tujuan yang hampir sama dengan tumpang sari, hanya saja waktu penanaman yang berbeda maka pengambilan
unsure yang ada dalam tanah juga bergantian. Tapi dengan cara bergantian pula unsur itu akan berkurang, sehingga
diharapkan dengan penanaman yang bergantian, keseimbangan jumlah unsur-unsur dalam tanah juga tetap terjaga.

Sel;ain itu juga diselingi dengan tanaman kacang agar dapat diperkaya unsur Nitrogen, karena tanaman kacang
tanah dalam akarnya terdapat bintil yang ada bakteri Rhizobium dapat mengikat Nitrogen dari udara bebas.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan penanaman kacang tanah, tanah akan subur kembali.
Kedua cara tersebut adalah bagian dari cara penanaman yang dipakai untuk mengatasi lahan yang sudah kritis.

Sebenarnya masih ada car yang lain untuk mengatasi lahan yang kritis, yaitu dengan sengkedan dan terasering.
Sengkedan dilakukan pada lahan yang dapat berdampak pada erosi tanah. Sedangkan terasering dilakukan pada
lahan yang miring dibuat sawah yang bertingkat-tingkat dengan tujuan untuk menghambat erosi.

Tanah yang terkena erosi terus menerus akan mengalami:


a. Kekurangan unsur-unsur hara didalamnya
b. Mudah longsor
c. Pengurangan tingkat kesuburan
d. Tidak dapat ditanami
e. Mengurangi hasil produksi
Di bawah ini ada usaha-usaha untuk mengembalikan kesuburan tanah apabila terjadi erosi pada lahan tanamn
jagung, baik oleh air ataupun oleh angin:

1. Penjemuran
Penjemuran adalah cara yang sudah sering dilakukan oleh para petani sejak dahulu, terutama pada lahan
persawahan, caranya dengan mencangkul tanah dan membaliknya, kemudian dibiarkan terkena panas matahari
selama beberapa hari. Tujuan penjemuran adalah untuk:

a. Membunuh bakteri pengganggu yang ada dalam tanah


b. Tanah mendapatkan aerasi/pengudaraan
c. Derajat keasaman tanah atau kebasaan dapat berkurang
d. Tanah dapat kembali subur

2. Penghijauan
Tanah yang kurang subur karena terkena erosi, biasanya akan sulit ditanami. Untuk mengatasinya, dapat dengan
penanaman kembali atau penghijauan, yaitu dengan menanam pohon pohon pelindung.
Tujuan penghijauan adalah untuk:

a. Menambah kesuburan tanah, dengan cara pembuatan humus oleh tanaman pelindung melewati daunnya yang
berguguran.
b. Akar tanaman pelindung dapat menahan laju air.
c. Mikroorganisme yang ada dalam humus akan dapat menguraikan zat organic dalam humus, sehingga
menambah unsure hara dan kesuburan dalam tanah.

3. Rotasi tanaman
adalah menanami sebidang tanah dengan tanaman yang berbeda secara bergantian. Misalnya ditanami jagung, lalu
ditanami padi dan seterusnya. Tujuan rotasi tanaman adalah:

a. Agar unsure hara yang ada dalam tanah tidak habis sekaligus
b. Jenis tanaman yang berbeda akan membutuhkan unsure yang berbeda pula, jadi pengambilan unsure terjadi
secara bergantian.

4. Pemupukan
Pemupikan adalah usaha menambah atau mengganti hilangnya beberapa jenis unsure yang hilang bersama proses
bercocok tanam.

Proses yang dapat menyebabkan hilangnya beberapa unsure adalah:


a. Pemanenan dengan cara pencabutan sampai ke akar
b. Hanyut bersama dengan air saat penyiraman.

Macam-macam pupuk yang dapat digunakan antara lain:

a. Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran ternak.

b. Pupuk kompos
Pupuk kompos adalah pupuk yang berasal dari pembusukan sampah organic. Misalnya dari sisa pembusukan daun
atau bagian tanaman lain yang sudah mati.

c. Pupuk hijau
Pupik hijau adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan yang sengaja dicabut, kemudian di tanam di sekitar lahan
pertanian. Tanaman yang sering di tanam adalah jenis kacang-kacangan.

d. Pupuk anorganik atau pupuk buatan


Pupik anorganik adalah macam-macam pupuk yang dibuat oleh pabrik.
Misalnya:

1) Amonium sulfat (NH4)2 SO4 atau sering disebut ZA


2) Nitrogen Posfor Kalium (NPK)
3) Urea
4) ASN atau ammonium sulfat nitrat

1. Syarat tumbuh
Lokasi yang baik untuk bertanam jagung sebaiknya memenuhi syarat tumbuh. Misalnya kesuburan tanah, suhu
lingkungan, pancaran sinar matahari, serta tinggi tempat.

2. Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi


Ketersediaan sarana transportasi dapat mempermudah pengangkutan hasil panen, menekan biaya transportasi serta
mencegah prnurunan mutu jagung sebelum pemasaran.

3. Tujuan pemasaran
Lokasi bertanam jagung sebaiknya tidak jauh dari tempat pemasaran. Tujuannya adalah mencegah penurunan mutu
jagung dan menghemat transportasi, termasuk biaya pengangkutan oleh tenaga kerja.

4. Ketersediaan tenaga kerja


Tenaga kerja sangat diperlukan, dimulai dari proses penanaman, pemeliharaan dan saat pemanenan serta
pengolahan hasil panen, sehingga mendapatkan hasil produksi yang baik dan berkualitas serta tidak terjadi
penurunan mutu jagung.

Benih Tanaman Jagung


Penyediaan benih adalah hal atau factor yang awal dan penting pada aktivitas bertanam jagung. Sebagai langkah
awal dalam bertanam jagung, pemilihan bibit unggul biasanya dilaksanakan agar kita dapat mendapatkan hasil
produksi yang tinggi pula.

Ciri-ciri yang harus diperhatikan dalam memilih bibit jagung yang baik adalah sebagai berikut:

1. Tongkol diambil dari tanaman jagung induk yang sehat, kuat dan telah tua.
2. Tongkol jagung yang tua berukuran besar, panjang dan langsing.
3. Klobot rapat dari ujung sampai pangkal daun jagung.
4. Biji terletak dalam barisan yang lurus
5. Tongkol memiliki ranbut yang banyak
6. Tongkol sudah dijemur sampai kering

Biji yang unggul ditentukan oleh:

1. Faktor genetic
Faktor genetic adalah factor yang berhubungan dengan genotip yang baik, dan biasanya diturunkan dari induk pada
keturunannya, misalnya daya tahan terhadap penyakit, dan daya reproduksi.

2. Faktor fisik
Faktor fisik adalah benih yang bermutu tinggi meliputi kemampuan berkecambah yang tinggi, kadar air rendah, bersih
dan bebas dari kotoran.
Untuk mendapatkan benih, sebaiknya kita beli dari tempat pemuliaan, sebab bila kita menggunakan benih dari
pertanaman sebelumnya, akan mengalaminpengurangan/penurunan kualitas/mutu.
Benih yang unggul dapat kita beli pada took saprotan, distributor benih atau Balai Benih Induk (BBI). Dan untuk
mencegah timbulnya penyakit pada benih yang disebabkan oleh jamur, maka benih harus kita fungisida, atau
insektisida yang berguna untuk membasmi jamur.
Misalnya untuk mencegah bulai, dengan cara sebagai berikut:

1) Sediakan air sebanyak 1 liter


2) Masukkan dalam air tersebut 5 g Ridomil
3) Masukkan biji jagung kedalam larutan tersebut
4) Rendam benih selama 15 menit
5) Setelah itu keringkan sampai kering dengan cara dijemur.

Lahan dan Penanaman


Pengolahan lahan tanaman jagung bertujuan untuk mendapatkan kondisi lingkungan yang terbaik untuk
pertumbuhan dan hasil produksi jagung.

Tujuan pengolahan lahan adalah untuk:

1. Menyediakan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan jagung.


2. Memperbaiki sifat fisik tanah.
3. Mencegah pertumbuhan gulma dan tanaman pengganggu.
Lahan untuk bertanam jagung dapat diolah dengan menggunakan cangkul, bajak ataupun dengan traktor.
Pengolahan lahan untuk bertanam jagung terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

1. Memecah
Yang dimaksud memecah pada pengolahan tanah untuk bertanam jagung adalh menfubah kondisi tanah yang
tadinya keras dan padat menjadi tanah yang gembur dan lunak, agar dapt diproses selanjutnya. Alat untuk memecah
kondisi tanah ini adalah traktor.

2. Membalik
Membalik tanah pada pengolahan tanaman jagung adalah penggantian atau pemindahan posisi dari bagian tanah
sebelas atas menjadi sebelah bawah atau sebaliknya.
Hal ini dilakukan karena tiap komposisi tanah yang memiliki sifat yang berbeda-beda, baik kandungan unsure
maupun tingkat kesuburan tanahnya. Alat yang dipergunakan untuk membalik tanah adalah cangkul.

3. Meratakan tanah
Proses yang selanjutnya setelah tanah dipecah dan dibalik adalah dengan diratakan, agar proses perawatan yang
lain dapat berlangsung dengan mudah. Alat yang digunakan untuk meratakan adalah garu, dengan tenaga sapi atau
kerbau atau tenaga manusia.
Di bawah ini perlu kita ketahui susunan dari lapisan tanah secara horizontal yang terdiri dari 3 lapisan yang utama
yaitu:
a. Lapisan tanah atas/top soil
Lapisan tanah atas memiliki ciri-ciri antara lain:

Terletak pada bagian paling atas dari tanah


Sebagai tempat tumbuhnya berbagai tanaman
Berwarna gelap
Tempat tumbuh dan berkembangnya akar tanaman dengan mencari makan pada bagian top soil ini
Tempat hidup berbagai mikroorganisme
Tempat terjadinya humifikasi
Tanahnya gembur
Banyak mengandung unsure hara bagi tanaman
Porositas dan drainasenya sangat baik.
Ketebalannya dipengaruhi oleh kemiringan, ketinggian dan jumlah tumbuhan yang ada di atasnya

b. Lapisan tanah bawah/subsoil


Ciri-ciri lapisan tanah bawah/subsoil adalah sebagai berikut:

Berwarna lebih muda dan lebih terang


Porositas dan drainase rendah
Ikatan butiran tanah lebih stabil
Banyak mengalami pelapukan
Banyak mengandung tanah liat

c. Lapisan bahan atau batuan induk/bed rock


Lapisan batuan induk memiliki ciri-ciri antara lain:

Lapisan masih berupa batu yang belum mengalami pelapukan.


Tempat terdapatnya kantung-kantung air.
Tempat terjadinya proses pelapukan secara fisik, kimia dan bilogis dalam waktu yang lama.

Keadaan tanah yang diolah sebaiknya dalam keadaan tidak basah sebab akan lengket dan sukar digemburkan.
Selain itu juga tidak terlalu kering, sebab akan terasa keras, sehingga perlu tenaga yang besar. Jadi sebaiknya
dalam keadaan lembab agar mudah pengolahannya.

Cara pengolahan tanah untuk bertanam jagung, yaitu:

Setelah tanah diolah, maka tanah dibuat bedengan dengan ukuran yang sesuai dengan luas lahan.
Selain itu di antara bedengan dibuat parit untuk pengaturan pengairan, yang dalamnya 20 cm dan lebarnya
40 cm.
Segera dilakukan pembuatan lubang tanam dengan menggunakan tugal/batang kayu
Pembuatan jarak antara lubang tanam bergantung pada kesuburan tanah dan daya tumbuh benih.

4. Penanaman tanaman jagung


Penanaman jagung dilaksanakan pada awal atau akhir musim hujan, sehingga pada masa pertumbuhan tanaman
jagung masih tersedia air dari curahan hujan.
Penanaman dilakukan dengan cara mengisi lubang tanam dengan satu benih jagung disertai dengan furadan 1 g tiap
lubang. Tak lupa pada setiap lubang tanam ditutupi dengan jerami kering terlebih dahulu baru ditutup kembali
dengan tanah.

Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman jagung adalah proses yang penting, karena akan ikut menentukan hasil produksi dari
aktivitas kita bercocok tanam jagung.

Kegiatan pemeliharaan tanaman jagung meliputi:

1. Penyiraman
Cara yang paling mudah untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman jagung adalah dengan membuat saluran air
pada sekeliling lahan atau dari turunnya air hujan. Sebab, bila kita harus menyiram lahan yang begitu luas, akan
cukup merepotkan.

Air bagi tanaman jagung dibutuhkan untuk:

Saat awal pertumbuhan yaitu untuk perkecambahan


Saat pembentukan tongko

Akibat kekurangan air adalah:

Biji lama/gagal berkecambah


Tongkol jagung menjadi kerdil

Cara penyiraman lahan tanaman jagung adalah sebagai berikut:

Pada daerah yang cukup air, penyiraman dilakukan dengan cara menyalurkan air pada saluran air antara
barisan tanamannjagung.. tunggu sampai 3 jam, bila air masih sisa dalam sxaluran tadi, maka air harus
dibuang.
Pada lahan yang kering, penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor.
Waktu penyiraman tanaman jagung adalah:

Setelah masa tanam jagung selesai, dengan tujuan agar biji jagung segera berkecambah.
Setiap hari satu kali tanaman jagung disiram selama satu minggu.
Setelah istirahat, penyiraman kembali dilakukan setelah minggu ke-4.
Saat pembentukan tongkol, tanaman jagung disiram sehari sekali agar tumbuh dengan sempurna.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penyiraman tanaman jagung adalah:

Jangan menyiram tanaman jagung jika hari sudah hujan. Karena jika terlalu banyak air tanaman jagung
bisa membusuk dan akhirnya mati.
Penyiraman hanya dilakukan jika lahan kering saja.

2. Penyiangan
Penyiangan adalah kegiatannmembuang rumput liar/pengganggu yang ikut tumbuh bersama tanamanjagung, yang
sering disebut gulma.
Macam-macam rumput liar yang sering tumbuh dalam lahan jagung adalah:

Rumput teki
Alang-alang
Kaki/tapakmkuda
Meniran
Krokot

Cara penanggulanggan rumput liar atau gulma ini adalah dngan cara:

Langsung dicabut dengan tangan secara beramai-ramai.


Dengan menggunakan herbisida yaitu senyawa kimia yang digunakan untuk membasmi gulma.

3. Pembubunan
Pembumbunan adalah penimbunan tanah pada sekeliling tanaman jagung. Caranya adalah sebagai berikut:

Pertama-tama kita bersihkan rumput liar yang tumbuh disekitar tanaman jagung, dengan cara dicabut
Ambil hasil cabutan rumput liar tadi, dan timbun dengan tanah pada sekeliling tanaman jagung.

4. Pemberian pupuk
Pemberian pupuk yanmg dimaksudkan disini adalah pemupukan lanjutan, yaitu setelah tanaman jagung berumur 2
minggu, dengan cara ditaburkan pada larikan tanaman jagung
Pemberian urea juga diberikan setelah tanaman jagung berumur 40 hari, dengan tujuan menungkatkan jumlah dan
kualitas tongko, jagung.

5. Pemberian garam inggris


Tujuan pemberian garam inggris pada tanaman jagung adalah untuk:

Menambah kesempurnaan pertumbuhan sruktur daun


Menambah kesempurnaan pertumbuhan tongkol jagung
Memperkuat daya tahan tanaman jagung dari serangan penyakit, seperti bulai

Cara pemberian garam inggris pada tanaman jagung adalah sebagai berikut:

Larutkan garam inggris dalam air dengan perbandingan 4:1


Semprotkan pada bagian daun tanaman
Lakukan penyemprotan setiap semnggu sekali selama 4 minggu berturut-turut.

6. Pembuangan bunga jantan


Pembuangan bunga jantan pada tanaman jagung dilakukan pada saat bunga jantan keluar, tapi sebelum bunga
mekar, jadi belum terjadi penyerbukan.
Tujuan pembuangan bunga jantan adalah untuk:

Pengalihan kekuatan/tenaga pada pembuatan tongkol


gar tongkol jagung menjadi lebih besar
Agar tongkol menjadi lebih banyak

Pembuangan bunga jantan dilakukan setelah 40 hari penanaman, untuk tanaman jagung yang ditanam di dataran
rendah. Sedangkan untuk tanaman jagung yang ditanam di dataran tinggi, pembungaan bunga jantan dilakukan
setelah 50 hari penanaman, karena perbedaan intensitas cahaya matahari yang diterima.

Cara pembuangan bunga jantan adalah sebagai berikut:

Goyang-goyangkan batang secara perlahan, jangan terlalu keras sebab dapat merusak bunga,
Perhatikan pelepah daunnya, tunggu sampai pelepah daunnya melebar.
Jika pelepah daun sudah melebar, maka cavutlah tangkai bunga jantan pada tanman jagung dengan hati-
hati.

Pengendalian Hama dan Penyakit


Kegiatan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jagung dilakukan agar tanaman jagung tidak mengalami
gangguan kesehatan, yang akhirnya mengganggu hasil produksinya.
Pengendalian terhadap hama dan penyakit dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

1. Secara tradisional

Secara mekanisme atau penanganan secara langsung.

1. Ulat langsung diambil dan dibasmi


2. Tikus, dengan cara digeropyok beramai-ramai
3. Burung dengan diketapel

Tanaman liar dengan disiangi/dicabuti secara langsung


Mengusir burung, dengan dipasang orang-orangan untuk menakuti dan pergi jauh supaya tidak memakan
jagung.

Dengan penanaman secara serentak.


Dengan mengadakan rotasi tanaman agar terhimdar dari hama dan penyakit.

2. Modern

Untuk mencegah serangan penyakit digunakan fungisida/senyawa kimia pembasmi jamur/fungi. Misalnya,
manzate, DIthane, Antracol, Cobox, dan Vitigran Blue.
Untuk pengendalian hama digunakan insektisida/senyawa kimia pembasmi serangga/insekta, yang
berbentuk cairan yang disemprotkan.

Misalnya, Diazinon 60 EC, Baycard 500 EC, HOpcin 50 EC, Klitop 50 EC, Mipcin 50 WP, Azodrin 15 WSC,
Sedangkan yang berupa butiran adalah furadan 3G, Dharmafur, dan Curater.

1. Ulat daun (prodenia litura)


Gejala tanaman jagung yang diserang hama ulat daun adalah sebagai berikut:

1. Ulat dau menyerang bagian pucuk daun.


2. Umur tanaman yang diserang ulat daun sekitar 1 satu bulan
3. Daun tanaman bila sudah besar menjadi rusak.

Pencegahan dxengan penyemprotan insektisida folidol, basudin, diazinon dan agrocide dengan ukuran 1,5 cc dalam
tiap 1 liter air.

2. Lalat bibit
1. Disebabkan oleh lalat bibit (Atherigona exigua)
2. Gejala yang dialami tanaman jagung adalah ada bekas gigitan pada daun, pucuk daun layu, dan akhirnya
tanaman jagung mati.
3. Pengendalian dengan menghembuskan HCH 5% pada saat berumur 5 hari. Atau pengobatan dengan
penyemprotan insektisida Hostathion 40EC, sebanyak 2cc tiap liter air dengan volume semprotan 100 liter
tiap hektar lahan jagung.

3. Ulat agrotis
1. Gejala yang dialami pada bagian batang yang masih muda yaitu putus akhirnya tanaman jagung mati.
2. Agrotis sp. Melakukan penyerangan pada malam dan siang hari. Ada 3 macam ulat grayak/agrotis ini, yaitu:

Agrotis segetum, yang berwarna hitam, sering ditemukan didaerah dataran tinggi.
Agrotis ipsilon, berwarna hitam kecoklatan, di temukan di daerah dataran tinggi dan rendah
Agrotis interjection, berwarna hitam, banyak terdapat di pulau jawa

3. Pengendalian ulat ini dengan insektisida Dursban 20 EC, dengan dosis 2 ml tiap 1 liter air. Tiap hectare dapat
digunakan 500 liter larutan

4. Penggerek daun dan penggerek batang


1. Bagian tanaman jagung yang diserang oleh ulat sesamia inferens dan pyrasauta nubilasis adalah ruas
batang sebelah bawah dan titik tumbuh tunas daun tanaman jagung.
2. Gejala tanaman menjadi layu.
3. Penanggulangan dengan menggunakan insektisida Azodrin 15 WSC dengan dosis 30 liter dalam 10 liter air.

5. Ulat tongkol (Heliothis armigera)


1. Gejalanya dapat dilihat dengan adanya bekas gigitan pada biji dan adanya terowongan dalam tongkol
jagung.
2. Ulat tongkol menyerang/masuk dalam tanaman jagung melalui tongkol, baru memakan biji jagung.
3. Pengendalian dengan penyemprotan menggunakan Furadan 3G atau dengan membuat lubang dekat
tanaman, diberi insektisida dan ditutup lagi.
4. Dosis yang digunakan 10 gram tiap meter persegi.
5. Sebaiknya dilakukan pada saat tanaman jagung masih berbunga, jangan menjelang panen, sebab dapat
membahayakan kita yang ikut mengkonsumsi jagung karena residu dari insektisida tersebut.
6. Penyakit pada tanaman jagung, yaitu:

1. Hawar daun atau karat daun


Penyakit hawar daun dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
a. Hawar daun turcicum

Gejala penyakit ini berupa adanya bercak kecil berbentuk jorong, berwarna hijau kelabu. Lama kelamaan
bercak menjadi besar dan berwarna coklat. Bentuk seperti kumparan, bila parah daun seperti terbakar.
Penyebab penyakit ini adalah Helminthos porrirum turcicum.

b. Hawar daun maydis

Gejala yang dialami berupa bercak coklat abu-abu pada seluruh permukaan daun.
Bila parah dapat sampai ke jaringan tulang daun yang akhirnya jaringan dapat mati.

c. Hawar daun corbonum

Gejala berupa bercak coklat muda kekuningan bersudut-sudut memanjang yang dapat menyatu dan
mematikan daun.
Penyebabnya adalah cendawan Dreschslera zeicola yang tumbuh di daerah yang dingin, bersuhu rendah,
lembab dan di daerah dataran tinggi.
Pengendalian dengan fungisida atau dengan thiram dan karboxin, serta dengan pengasapan atau
perawatan suhu panas selama 17 menit dengan suhu 55 derajat celcius.

2. Bulai
Penyakit bulai pada daun jagung disebabkan oleh cendawan atau jamur sclerospora maydis
Gejala berupa daun tanaman jagung berwarna kuning keputih-putihan bergaris, sejajar dengan urat daun
dan tampak kaku.
Pencegahan dengan pemberian Ridomil 35 SD pada benih agar tidak tumbuh jamur pada biji jagung.

Tanaman jagung yang mengalami kekurangan zat makanan akan mengalami berbagaib gangguan antara lain:

1. Kekurangan nitrogen (N)


Akibat kekurangan unsure Nitrogen adalah tumbuhan menjadi kerdil, kurus, dan daun berwarna hijau kekuningan.
Akibat yang paling parah tumbuhan jagung tidak berbuah.

2. Kekurangan fosfor (P)


Kekurangan Fosfor juga menyebabkan tanaman menjadi kerdil, daun agak ungu dan kaku. Pertumbuhan tongkol
terganggu, sehingga barisan biji tidak teratur.

3. Kekurangan kalium (K)


Gejala yang tampak adalah ujung bagian bawah daun menguning dan mati. Tumbuhan menghasilkan buah yang
kecil dan ujungnya runcing.

4. Kekurangan Kalsium (K)


Kekurangan kalsium menyebabkan daun mudanya tidak muncul dari ujung tanaman, daun agak kaku, berwarna
kuning kehijauan dan kerdil.

5. Kekurangan Magnesium (Mg)


Tanaman jagung yang kekurangan magnesium, biasanya kerdil, bagian atas daun berwarna kuning. Dengan
bergaris-garis tak normal berwarna putih. Daun yang tua berubah warna menjadi ungu kemerahan pada bagian tepid
an ujung daun.

6. Kekurangan belerang (S)


Gejala yang tampak pada tanaman jagung yang kekurangan belerang adalah seluruh daunnya berubah warna
menjadi kuning, baik dari daun yang muda sampai yang tua. Gejala lain adalah tubuh tanaman jagung menjadi kerdil
dan tidak/terlambat berbunga.

7. Kekurangan Seng (Zn)


Gelala penyakit ini dilihat setelah tanaman berumur 2 minggu yaitu pada tengah daun terdapat garis kuning
sepanjang tulang daun, sedangkan bagian tepi daun tetap hijau

8. Kekurangan zat besi (Fe)


Gejala penyakit ini dapat dilihat pada daun tanaman jagung bagian atasnya hijau pucat sampai putih di antara urat-
urat daun.

9. Kekurangan tembaga (Cu)


Gejala penyakit ini muncul dengan diawali mengeringnya daun termuda, kemudian tanaman jagung menjadi kerdil
dan daun yang tua mati.
Gejala yang lain adalah batang jagung menjadi lunak sehingga mudah bengkok atau roboh terkena angin.

Anda mungkin juga menyukai