A. Pendahuluan
Bangsa Indonesia memiliki bahasa nasional yaitu bahasa
Indonesia. Sebagai Negara kepulauan, bangsa Indonesia terdiri
atas berbagai suku bangsa yang mempunyai keanekaragaman
budaya serta latar belakang sosiokultur. Salah satu dari
keanekaragaman yang dimaksud adalah bahasa, dalam hal ini
bahasa daerah. Bahasa daerah tersebut berbeda-beda sistem
pembentukannya dengan yang lain. Dalam perkembangannya
B. Landasan Teori
1. Kata Sapaan
Secara sederhana sapaan berarti ucapan atau teguran
yang dipakai untuk menyebut atau memanggil seseorang.
Istilah sapaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
1) ajakan untuk bercakap; teguran; ucapan; 2) kata atau frasa
untuk saling merujuk dalam pembicaraan dan yang berbeda-
beda menurut sifat hubungan di antara pembicara itu, seperti
Anda, Ibu, Saudara, salam, ucapan salam.
Ada beberapa beberapa pendapat yang mengemukakan
definisi kata sapaan antara lain satuan bahasa mempunyai
sistem tutur sapa,2 yakni sistem yang mempertautkan
seperangkat kata-kata atau ungkapan-ungkapan yang dipakai
untuk menyebut dan memanggil para pelaku dalam suatu
peristiwa bahasa. Oleh karena itu, sapaan merupakan salah
satu cara penyampaian maksud dari yang menyapa kepada
yang disapa, baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk
perangkat kata-kata. Tutur sapa sebagai suatu sistem untuk
menyampaikan maksud mempunyai peranan penting karena
sistem sapaan yang berlaku dalam bahasa-bahasa tertentu
berbeda dengan sistem penyapa yang berlaku dalam bahasa
yang lain. Perbedaan itu tidak hanya terletak pada kosakata
sapaan, tetapi sikap penuturnya ketika proses sapaan
berlangsung.
Pendapat lain mengungkapkan bahwa kata sapaan
adalah kata yang dipergunakan untuk saling merujuk dalam
proses pembicaraan antar satu orang dengan yang lain. Kata
itu digunakan dengan memperhatikan kedudukan lawan
bicara, usia, hubungan keluarga dan juga jenis kelamin. 3 Ada
lagi yang berpendapat bahwa kata sapaan yaitu kata atau
istilah yang dipakai untuk menyapa lawan bicara.4 Sapaan
1988), h 38.
C. Metodogi Penelitian
Penelitian mengenai bentuk sapaan dalam bahasa banjar
ini, penulis membuat gambaran secara sistematis mengenai
hubungan-hubungan yang akan diteliti. Penelitian ini bertujuan
membuat deskripsi; gambaran, lukisan secara sistematis, faktual
dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-
fenomena yang diteliti. Berdasarkan tujuan dari penelitian
tersebut, penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif ini digunakan untuk
menggambarkan apa adanya hasil dari pengumpulan data yang
telah dilakukan oleh penulis. Penelitian deskriptif dipilih oleh
penulis karena metode ini dapat memberikan gambaran yang
secermat mungkin mengenai individu, keadaan bahasa, gejala
atau kelompok tertentu.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini akan
menggunakan metode cakap dan simak. Tekniknya adalah
teknik rekam dan teknik catat. Dalam pengumpulan data peneliti
akan melakukan percakapan langsung dengan informan. Selama
percakapan berlangsung peneliti akan merekam tuturan-tuturan
Kai/nini
Abah/uma
Anak
Cucu
Buyut
Intah
Cicit
E. Simpulan
Wujud sapaan Bahasa Banjar Hulu merujuk pada kata
atau ungkapan yang dipakai untuk menyebut dan memanggil
para pelaku dalam suatu peristiwa bahasa. Adapun pelaku yang
dimaksud merujuk pada pembicara, lawan bicara, serta orang
yang sedang dibicarakan. Wujud sapaan disini berfungsi untuk
memperjelas kepada siapa pembicaraan itu ditujukan.
Faktor yang melatarbelakangi terjadinya berbagai
macam wujud sapaan dalam Bahasa Banjar Hulu saat ini adalah
faktor sosial. Wujud sapaan ini tidak akan merusak bahasa jika
digunakan pada tempat dan waktu yang sesuai. Semua bentuk
sapaan yang unik ini merupakan kekayaan bahasa (budaya)
masyarakat Banjar Hulu yang membentuk komunikasi yang
khas dan dapat menciptakan penghargaan antar anggota
masyarakat sekaligus menciptakan keharmonisan hubungan
sebagai sesama anggota masyarakat. Namun sapaan yang
digunakan haruslah benar dan merupakan cara untuk
menghormati orang lain.
DAFTAR PUSTAKA