Tinjauan Pustaka Stase Manajemen Keperawatan
Tinjauan Pustaka Stase Manajemen Keperawatan
5
6
5. Expert (ahli)
Keahlian dalam melakukan dokumentasi proses keperawatan
sangat diperluakan oleh seorang perawat.
MASUKAN/INPUT HASIL/OUTPUT
PROSES
Personalia
Persediaan
Riset
Informasi ttg : Tujuan Sistem : Bentuk Klasifikasi Pasien : Kekuasaan : Kendali mutu :
Pasien Standar Organisasi : Penentuan Pemecahan Audit
Pegawai Kebijakan Uraian kebutuhan masalah Penampilan
Sumber- Budget jabatan / pegawai Pengambilan kerja
sumber pekerjaaan Penjadwalan keputusan Disiplin
Evaluasi Penugasan Mengatasi Hubungan kerja
pekerjaan Pengurangan konflik Komputer
Kerja Tim / absen Komunikasi dan sistem
kelompok Pengurangan sistem analisis
pindah transaksional
Pengembangan
pegawai
Sumber : Gillies, 1985
17
Pengkajian Evaluasi
Pengelolaan Kepegawaian
PROSES MANAJEMEN
Kepala Ruang
Pasien
20
2) Model Tim
Model ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan askep terhadap sekelompok pasien.
Perawat ruangan dibagi dalam group kecil yang saling membantu.
Kepala Ruang
Pasien Pasien
3) Model Primer
Model penugasan dimana 1 orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap askep pasien mulai dari pasien masuk
sampai keluar rumah sakit.
Primary Nurse
Pasien
4) Manajemen Kasus
Setiap perawat di tugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan
pasien saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda
untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat
oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus
biasa diterapkan 1 pasien 1 perawat, dan hal ini umumnya dilakukan
untuk perawat privat atau keperawatan khusus seperti isolasi dan
intensive care.
5) Model Tim Primer.
Pada model ini digunakan kombinasi dari kedua sistem.
Menurut Ratna S. Sudarsono (2000), penerapan model ini didasarkan
pada beberapa alasan yaitu :
Keperawatan primer tidak digunakan secara murni karena sebagai
perawat primer harus mempunyai latar belakang pendidikan S1
keperawatan atau setara.
Keperawatan tim tidak digunakan secara murni karena tanggung
jawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai
tim.
Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan kontinuitas
asuhan keprawatan dan accountabilitas asuhan keperawatan
terdapat pada primer.
Hal-hal yang perlu di pertimbangkan dalam penentuan pemilihan
metode pemberian asuhan keperawatan (Marquis & Houston, 1998),
yaitu :
1. Sesuai dengan visi dan misi institusi
2. Dapat diterapkannya proses keperawatan dalam askep
3. Efisien dan efektif dalam penggunaan biaya
4. Terpenuhinya kepuasan klie, keluarga dan masyarakat
5. Kepuasan kinerja perawat
6. Terlaksananya komunikasi yang adequate antara perawat dan tim
kesehatan lainnya.
22
3. Actuiting
a. Motivasi
Motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yg memberi
konstribusi pada tingkat komitmen seseorang, hal ini termasuk faktor
yang menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku
manusia dalam arah tekad tertentu (Stoner, Freman 11995). Motivasi
adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu
(Ngalim, 2000). Dari pengertian diatas dapat diambil 3 point penting
yaitu : kebutuhan, dorongan dan tujuan.
Kebutuhan muncul apabila seseorang merasakan sesuatu yg kurang
baik fisiologis maupun psikologis, dorongan merupakan arahan untuk
memenuhi kebutuhan tadi sedangkan tujuan adalah akhir dari satu siklus
motivasi. ( Luthan, 2000)
b. Sistem klasifikasi pasien
Sistem klasifikasi pasien adalah metode pengelompokan pasien
menurut jumlah dan kompleksitas persyaratan perawatan mereka. Di
dalam kebanyakan sistem klasifikasi, pasien dikelompokkan sesuai
dengan kebergantungan mereka pada pemberi perawatan atau sesuai
dengan waktu pemberian perawatan dan kemampuan yang diperlukan
untuk memberikan perawatan. Tujuan setiap sistem klasifikasi pasien
adalah untuk mengkaji pasien dan menghargai masing-masing nilai
angkanya yang mengukur volume usaha yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan perawatan pasien.
Untuk dapat mengembangkan sistem klasifikasi pasien yang akan
dijalankan, manajer perawat harus menentukan jumlah kategori
pembagian pasien; karakteristik pasien di masing-masing kategori,
jumlah dan jenis prosedur perawatan yang akan dibutuhkan oleh jenis
pasien di dalam masing-masing kategori, dan waktu yang dibutuhkan
untuk melakukan prosedur tersebut, memberikan dukungan emosional
serta memberikan pengajaran kesehatan kepada pasien masing-masing
kategori. Karena tujuan sistem klasifikasi pasien adalah menghasilkan
23
d. Penjadwalan
Penjadwalan adalah satu aspek dari fungsi kepegawaian.
Kepegawaian adalah perhimpunan dan persiapan pekerja yang
dibutuhkan untuk melakukan misi dari sebuah organisasi. Penjadwalan
adalah penentuan pola jam kerja masuk dan libur mendatang untuk
pekerja dalam sebuah unit, seksi atau divisi.
Agar supervisor dan kepala perawat dapat mengatur jadwal waktu
personil yang libur dan yang masuk secara adil, harus ada departemen
atau divisi yang mengatur kebijaksanaan penjadwalan untuk memandu
pembuatan keputusan. Apabila kebijaksanaan menyangkut persoalan
berikut tidak ada, maka manajer perawat harus bersatu sebagai sebuah
kelompok untuk menyusun :
1) Orang dengan jabatan yang bertanggung jawab mempersiapkan
jadwal waktu untuk personil di masing-masing unit.
2) Periode waktu untuk diliputi oleh masing-masing jadwal masuk /
libur.
3) Banyaknya pemberitahuan di muka yang diberikan para pekerja
menyangkut jadwal masuk/libur .
4) Waktu masuk/libur total yang diperlukan oleh masing-masing
pekerja per hari, minggu atau bulan.
5) Hari dimulainya minggu kerja
6) Dimulai dan diakhirinya waktu untuk masing-masing pergiliran
tugas.
7) Jumlah pergiliran yang harus dipergilirkan diantara masing-masng
pekerja.
8) Frekuensi yang diperlukan dari pergiliran pergantian.
9) Keperluan pergiliran dari satu unit ke lain unit dan frekuensi
pergiliran tersebut.
10) Keperluan penjadwalan dua hari libur per minggu atau rata-rata dua
hari libur per minggu.
11) Frekuensi libur akhir pekan untuk masing-masing kategori personil.
12) Definisi dari libur akhir pekan untuk personil tugas malam.
26
13) Perlunya perluasan hari libur yang berurutan dan yang tak berurutan.
14) Hari kerja berurutan maksimum yang diperbolehkan.
15) Jarak waktu minimum yang diharuskan antara urutan pergantian
tugas
16) Jumlah hari libur yang dibayar untuk diberikan pada masing-masing
pekerja.
17) Jumlah hari libur yang diharuskan per tahun saat pegawai harus
dijadwalkan libur kerja.
18) Panjangnya pemberitahuan dimuka untuk diberikan
pegawaimengenai jadwal tugas liburan masuk / libur.
19) Prosedur yang harus diikuti dalam meminta libur kerja pada hari
libur tertentu.
20) Jumlah hari-hari libur yang dibayar untuk di berikan pada masing-
masing pekerja.
21) Lamanya waktu pemberitahuan di muka untuk diberikan pegawai
mengenai jadwal liburan.
22) Prosedur yang diikuti dalam memohon waktu libur khusus.
23) Pembatasan pada penjadwalan liburan selama hari libur, natal, tahun
baru.
24) Jumlah personil masing-masing kategori yang akan dijadwalkan
untuk liburan atau hari libur pada saat tertentu.
25) Prosedur penyelesaian perselisihan antar personil sehubungan
dengan permintaan waktu liburan dan hari libur.
26) Prosedur pemrosesan permintaan darurat untuk penyesuaian
jadwal waktu.
e. Pengembangan Staff
Program pendidikan dan pelatihan dirancang untuk meningkatkan
prestasi kerja, mengurangi absensi dan perputaran, serta memperbaiki
kepuasan kerja. Ada beberapa metode pendidikan dan latihan yang akan
digunakan untuk meningkatkan prestasi kerja. (Moenir, 1994)
27
C. Lingkup Garapan
Lingkup garapan dari keperawatan adalah pemenuhan kebutuhan
dasar manusia berdasarkan fokus telaah medikal bedah. Maka lingkup
garapan keperawatan medikal bedah meliputi segala gangguan/hambatan
pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang terjadi akibat perubahan
fisiologis pada satu atau beberapa sistem tubuh yang dialami oleh individu.
Secara umum lingkup garapan keperawatan medikal bedah adalah :
1. Pemberian asuhan untuk memenuhi rasa nyaman klien selama dirawat
2. Pemberian bantuan kepada klien dalam meningkatkan dan memelihara
status kesehatan, deteksi penyakit, dan pencegahan penyakit.
3. Pemberian bantuan kepada klien untuk mencapai kemandirian sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal.
4. Pemberian bantuan kepada klien untuk meninggal dengan damai.
2. Pengelolaan
a. Menempatkan klien sesuai dengan diagnosa dan keinginan klien
b. Mengorientasikan klien dan keluarga terhadap ruangan dan bangsal
(kamar mandi, lemari, kantor perawat, depo farmasi, ruang panata
jasa)
c. Informed consent awal, yaitu menjelaskan kepada klien bahwa ia
harus dioperasi dan atau harus dirawat untuk perbaikan keadaan
umum sebelum dilakukan operasi.
d. Pengkajian awal meliputi pengkajian bio, psiko, sosio dan spiritual.
e. Pre conference dengan tim kesehatan berkaitan dengan kondisi klien
f. Pemenuhan kebutuhan klien sesuai dengan masalah yang ditemukan
pada pengkajian awal.
g. Pemeriksaan penunjang (laboratorium, EKG, USG, fungsi paru dan
X-ray)
h. Pembatasan diet
i. Persiapan operasi : daerah operasi (kosmetik, protesa), pemasangan
infus dan kateter wash out, kuras/lavage.
j. Informed consent akhir : diagnosa yang ditegakan, sifat dan luas
tindakan yang akan dilakukan, manfaat dan urgensi tindakan, resiko
tindakan, konsekuensi tindakan jika dilakukan dan tidak dilakukan,
biaya menyangkut tindakan, surat izin dari keluarga.
k. Konsul IPD dan anastesi
l. Persiapan mental
m. Premedikasi
2. Pengelolaan
a. Pengkajian awal post operasi termasuk monitoring keadaan umum,
tanda-tanda vital, aliran cairan IV, jumlah perdarahan, intake dan
output cairan dalam 24 jam pertama.
b. Pemenuhan KDM post operasi
c. Pemeriksaan penunjang post operasi (pemeriksaan darah)
d. Menginformasikan mengenai perkembangan keadaan klien kepada
keluarga dan klien.
e. Mencegah dan mendeteksi komplikasi post operasi.
f. Pencegahan infeksi (perawtan luka menggunakan teknik aseptik dan
antiseptik, pemberian profilaksis).
g. Memulihkan keadaan klien ke kesehatan maksimal dan
meminimalkan ketergantungan setelah operasi.
G. Lingkungan Fisik
1. Bagunan
a. Ruangan
Lingkungan kerja untuk pencapaian proses manajerial
keperawatan di ruang rawat inap bedah umum secara keseluruhan
mempunyai : ruang perawatan lengkap dengan tempat tidur dan
kamar mandi klien, ruang perasat, ruang perawat/nurse station
berada di tengah ruang perawatan, ruang kepala ruangan, ruang
tamu, kamar mandi, ruang peralatan, ruang ganti perawat, kamar
mandi perawat, ruang konferensi, mushola, ruang administrasi, ruang
spuelhoke, dapur dan gudang serta depo farmasi.
b. Letak
Jauh dari tempat keramaian seperti kantin, dekat dengan kamar
operasi dan pemeriksaan diagnostik, aman dan nyaman.
c. Posisi : dekat dengan nurse station.
d. Kondisi
Pencahayaan cukup dan sesuai dengan luas ruangan, besar ruangan,
sesuai dengan jumlah tempat tidur, jumlah dan ukuran jendela sesuai
dengan besar ruangan, warna cat lembut, tidak berjamur, bersih,
pintu pleksibel dan dapat dilalui brankar, bersih, letak terjangkau
oleh pasien, kasur bersih, dapat dirubah posisinya, terdapat side rails,
fasilitas ruangan tidak mengganggu delivery pasien.
2. Alat dan bahan
a. Alat tenun : Laken, boven laken, sarung bantal, sarung guling,
perlak, stik laken, selimut, baju pasien, wash lap, alas meja, alas
kaki, handuk, sarung buli-buli dan O2, sarung gorden.
b. Alat-alat perawatan luka : Kom besar, kom betadin, pinset anatomis,
pinset cirurgis, bengkok, gunting verban, gunting jaringan.
c. Alat-alat pemeriksaan tanda vital : Tensimeter, stetoskop,
termometer.
d. Alat-alat pemeriksaan fisik : Reflek hamer, tongue spatel, penlight,
midline.
35